Wednesday, May 26, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#694)

 


Chapter 694: Bagaimana Aku Bisa Di Sini? (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Asap hitam mengepul dari naga singa. Darah mengalir dari monster itu, tetapi tidak membasahi tanah karena darah itu berubah menjadi asap hitam dan membubung ke udara. Alberu menarik napas dalam saat keringat membasahi keningnya. Taerang melaporkan bahwa mana di area tersebut telah stabil. Alberu tahu bahwa Cale berhasil menyelamatkan Deruth dan menangkap para penculik.

Alberu juga tahu bahwa sekarang Cale hanya akan mengawasi medan perang karena mereka tidak membutuhkan bantuan Cale. Taerang memberi tahu Alberu bahwa mana-nya kurang dari 20%. Alberu teringat kata-kata An Roman tentang fase 5. Dia menundukkan kepalanya dan melihat dirinya sendiri. Dia terburu-buru keluar dengan piyamanya, tapi penampilannya yang sangat acak-acakan dan berantakan bukanlah sesuatu yang dia harapkan.

Alberu selalu tampil sebagai pangeran yang sempurna, jadi akan mengejutkan jika warga kerajaan melihatnya sekarang. Dia kemudian mendengar sebuah suara letih, menanyakan apakah saat ini mereka hanya perlu melakukan satu hal lagi. Dia adalah Eruhaben yang tubuhnya penuh dengan luka kecil karena dialah yang paling sering bentrok dengan naga singa.

Mila juga mengalami banyak luka ringan, namun berkat dia, Alberu bisa bertarung tanpa mengkhawatirkan perisai naga singa. Rasheel sedang mengejar Sayeru sekarang, jadi dia tidak ada di sana. Karena itu, Mila bertanggung jawab atas perisai monster itu. Eruhaben akan menyerang monster itu setiap kali dia melihat celah, dan Alberu akan menembakkan peluru di antara celah itu.

Upaya gabungan Raon, Rosalyn, dan Mary sebelumnya membantu mempercepat proses pertarungan. CH bertindak sebagai pendukung. Dia kerap memeriksa kondisi Mila dan Eruhaben, dan tanpa ragu terjun jika diperlukan serangan lebih lanjut. Alberu berkomentar kalau penampilan CH juga berantakan, tapi CH menjawab kalau itu tidak separah sang pangeran. Alberu menyadari bahwa aura di pedang CH lebih lemah dari sebelumnya.

CH, Alberu, dan para naga telah melakukan yang terbaik untuk melawan monster tersebut, sehingga naga singa akhirnya memasuki fase 5. An Roman mengatakan bahwa akhir dari pertarungan itu tidaklah indah. Itu buruk. Alberu saat itu menjawab bahwa itu sudah jelas, karena tidak ada pertarungan yang indah di dunia ini. Yang penting adalah selamat dari pertarungan. CH pindah ke punggung Eruhaben, dan mereka memulai pertarungan terakhir mereka.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga singa berdiri dengan satu lutut, dan bernapas dengan berat. Eruhaben berhenti di depan singa naga. Dia bertanya apakah ini akan berbahaya, tetapi Alberu menjawab bahwa itu tetaplah tugasnya, dan bahwa CH juga bersamanya. CH menjawab singkat 'tentu saja', dan Alberu berkomentar bahwa CH jadi lebih tidak sopan. Alberu menambahkan bahwa Eruhaben-lah yang akan mengalami kesulitan, dan CH setuju dengan Alberu.

Eruhaben menertawakan jawaban mereka, dan melirik Mila sebelum berkata bahwa dia masih akan hidup untuk waktu yang lama. Dia kemudian turun sampai dia dan mata monster itu bertemu, dan memberi isyarat kepada dua orang lainnya untuk menyerang. Pada saat itu, Alberu dan CH melompat turun, dan Eruhaben meraung. Karena alat gangguan mana telah dihentikan, para naga dapat menggunakan mana mereka kembali.

Debu emas mulai berhamburan di udara, dan Eruhaben menubruk naga singa itu lagi. Dia menggunakan kakinya untuk mencengkeram perisai monster itu. Mila menahan anggota tubuh monster itu. Alberu dan CH menggunakan tombak dan pedang mereka masing-masing untuk menusuk monster itu dan mencegah diri mereka jatuh.

Alberu teringat kata-kata An Roman bahwa di fase 5, monster itu akan menggunakan semua kemampuannya dan memeras sisa kekuatan fisiknya. Monster itu hanya akan mati setelah jantungnya ditusuk, dan mereka perlu menggunakan Taerang untuk itu. Alberu dan CH mendarat di punggung monster itu, dan CH menembakkan auranya. Tangan CH gemetar, karena dia juga telah mencapai batas kemampuannya.

Tugas CH adalah membuka luka-luka naga singa untuk menyingkap jantung monster itu. Dia menggunakan yong hitamnya untuk membuat celah di lukanya. Naga singa itu meronta-ronta kesakitan, tetapi kedua naga itu terus menahannya. Tubuh mereka tergores, tetapi mereka tidak peduli dan menggunakan sisa kekuatan mereka.

Yong hitam memasuki lukanya dan mengguncang kuat bagian dalam monster itu. Tulang naga singa adalah satu-satunya yang menghalangi jantungnya, tapi itu tidak jadi masalah karena ada Alberu di sana. Taerang bertanya apakah Alberu ingin menggunakan sisa mananya, dan Alberu berkata untuk menggunakan semuanya sampai tersisa 1%. Alberu menembak tulang naga singa, dan jantung monster itu akhirnya tersingkap.

Itu adalah jantung putih yang tersembunyi di tengah-tengah tubuh bagian atas monster itu, tapi tidak berdetak seperti jantung manusia. Itu seperti patung berbentuk hati. Alberu mengembalikan Taerang menjadi tombak, dan monster itu meronta-ronta, entah karena rasa sakit di dekat jantungnya atau merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Tapi kedua naga itu menggunakan mana untuk menahannya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga-naga itu menyuruh Alberu untuk bergegas, jadi Alberu bersiap untuk melemparkan tombak ke jantungnya. Mana-nya hanya 18%, dan Taerang memberitahunya bahwa dia harus menggunakan seluruhnya jika dia ingin menghancurkan jantung naga singa itu. Alberu mengangguk, dan menyuruh CH untuk menyelubungi dirinya nanti. Karena setelah mana-nya habis, sihir yang mengubah warna rambutnya mungkin akan lenyap, jadi dia harus bersiap. Alberu senang menjadi seperempat dark elf, tapi sekarang bukan waktunya untuk mengungkapkannya.

CH dengan tenang menjawab agar jangan khawatir, dan Alberu memercayainya. Alberu kemudian mengisi mana mati ke dalam tombak, dan akhirnya, dia menggunakan seluruh mananya dan menembakkan tombak ke arah jantung monster itu. Naga singa itu menjerit, dan jantungnya mulai retak. Alberu melihat kulitnya mulai berubah menjadi cokelat tua.

Cahaya hitam menyembur dari jantung yang retak. Taerang melaporkan 'Penghancuran target selesai' dan 'Anda telah mengalahkan monster Naga Singa’. Alberu tersenyum mendengar kata-kata Taerang, karena dia berpikir bahwa mereka akhirnya membunuh monster itu. Tapi tidak seperti mulutnya yang tersenyum, pandangannya kabur.

Taerang melaporkan bahwa dia tidak memiliki mana yang tersisa, jadi demi keamanan pemiliknya, ia akan memasuki mode perlindungan untuk sementara. Mode perlindungan berarti Alberu akan pingsan. Alberu terkejut akan hal itu, dan penglihatannya menjadi gelap. Alberu terkejut bahwa dia akan segera pingsan, dan CH segera mendekatinya.

CH menutupi seluruh tubuh Alberu dengan jubahnya dan mencoba memanggil namanya, tetapi Alberu tidak lagi menjawab. Pikiran terakhir Alberu adalah bahwa dia akhirnya mengerti bagaimana perasaan Cale selama ini. Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, dia pingsan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 *** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 693              

>>>            

Chapter 695

===

Daftar Spoiler

Monday, May 24, 2021

Trash of the Count’s Family (#53)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 53: Sedang Berpikir (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Cale mulai berpikir.

‘Haruskah aku kabur?’

Tapi kedua mata Paus itu menatapnya dengan saksama. Dia juga tampak memberi kekuatan pada kedua tangannya, karena Cale dapat melihat Paus itu membenamkan jari-jarinya ke dalam tanah. Kekuatannya bukan main meskipun dia tampak hampir mati.

Dia punya satu pertanyaan di pikirannya.

‘Seorang anggota suku Paus terluka oleh racun duyung?’

Sebuah jawaban segera terlintas di pikiran Cale.

Darah campuran.

Hanya itu satu-satunya jawaban yang mungkin.

Cale segera mengingat isi novel ‘Kelahiran Pahlawan’. Tidak ada karakter berdarah campuran di Suku Paus yang jumlah anggotanya hampir sama sedikitnya dengan naga.

‘Tapi ada satu yang sudah meninggal.’

 Cale mulai mengerutkan dahi dan merasa khawatir.

“Ugh.”

Paus itu tidak mampu merangkak lagi. Tubuhnya mulai gemetar tanpa bisa melakukan apa pun lagi. Saat itulah, Cale mendengar suara Naga Hitam di kepalanya.

-    Manusia, apa kamu tidak akan membantunya?

Naga Hitam bertanya dengan ragu-ragu. Cale tidak merespon pertanyaan itu dan berdiri tegak. Dia benci memiliki perasaan yang tidak perlu dan mengulurkan bantuan tanpa alasan. Akan tetapi.

“Hei.”

Cale menghampiri Paus berdarah campuran itu dan berjongkok di hadapannya. Siluman Paus yang gemetaran di tanah perlahan-lahan mengangkat kepalanya.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Laki-laki berambut panjang ini benar-benar sesuai dengan cerita tentang bagaimana para Paus sangat rupawan sampai-sampai membuat Elf terlihat seperti cumi-cumi. Laki-laki berparas elok itu menatap Cale.

“…Selamatkan-“

Cale menjawab tanpa emosi dalam suaranya.   

“Ya. Aku akan menyelamatkanmu.”

Siluman Paus berdarah campuran. Cale tahu bahwa lebih menyakitkan bagi Paus ini untuk hidup daripada mati tidak beberapa lama lagi. Dia yakin bahwa Paus ini juga mengetahui hal ini.

Cale teringat percakapan antara Raja Paus dan Lock di novel.

< “Kamu adalah Serigala berdarah murni.”

“Kenapa Anda berkata seperti itu?”

“Anakku tidak berdarah murni.”

“Hmm? Noona bukan Paus berdarah murni?”

“Bukan dia. Aku punya anak laki-laki yang berdarah campuran. Itu sebabnya…. dia banyak mengalami kesulitan. Dia terlalu lemah untuk hidup di lautan.”

“Lalu apa dia hidup di darat?”

“Tidak. Anak laki-lakiku itu meninggalkan dunia ini sebelum aku.” >

Raja Suku Paus sekaligus mediator dunia laut adalah seseorang dengan rambut dan mata berwarna biru. Meskipun Cale tidak bisa mengatakan dengan pasti karena saat itu gelap, wajah Paus yang sekarang sedang menatapnya itu agak mirip dengan wajah Raja Paus seperti yang digambarkan di novel.

Cale menatap ke arah sepasang mata berwarna biru laut dan mulai berbicara.

“Tidurlah sejenak. Semuanya akan baik-baik saja saat kamu bangun nanti.”

Kedua mata biru itu mengerjap beberapa kali sebelum perlahan-lahan menutup. Cale mengamati Paus berdarah campuran yang tidak sadarkan diri itu, sebelum menghampirinya dan memeriksa kedua kakinya.

“Bagaimana menurutmu?”

Naga Hitam menampakkan dirinya ketika Paus berdarah campuran itu jatuh tak sadarkan diri dan segera medekati Paus itu. Dia kemudian membuat bola cahaya kecil dengan sihir agar mereka dapat melihat kakinya lebih baik.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Lukanya parah.” 

Kulit Suku Paus sangat tebal dan keras. Sekalipun terlihat tanpa cela dan elok, kulit mereka juga sangat keras. Sayangnya, Paus berdarah campuran ini tidak memiliki keistimewaan itu. Itu sebabnya tubuhnya terpengaruh oleh serangan duyung dan terkena racun. Naga Hitam memandang Cale dengan ekspresi aneh di wajahnya sementara Cale mengamati Paus itu.

“…Kamu benar-benar manusia yang aneh. Kamu sangat lemah dan aneh.”

“Hentikan omong kosongmu.”

Cale menunjuk ke arah Paus itu dan memberi perintah kepada Naga Hitam.

“Celupkan tubuhnya ke dalam air.”

 “…Apa kamu membohonginya?”

Naga Hitam tampak benar-benar terkejut. Ekspresi terkejut pada wajah reptil ini terlihat cukup serius.

“Manusia, kamu bilang kamu akan menyelamatkannya! Kamu memang lemah, tapi kamu selalu menepati janjimu sampai saat ini! Jadi mengapa kamu menyuruhku mencelupkannya ke dalam air?! Apa kamu mencoba membuatnya mati lemas?!”

Haaahhh.

Cale menghela napas panjang. Dia lalu meraih bola cahaya yang mengapung di udara. Bola itu tidak terasa panas.

“Aku melakukan ini untuk menolongnya.”

Dia kemudian menambahkan.

“Setelah kamu memasukkannya ke dalam air, kamu ingat mayat yang kamu lihat sebelumnya, kan?”

“…Sebenarnya kamu mencoba menyuruhku melakukan apa?”

“Tidak banyak. Pergi dan bawakan aku sebuah lengan.”

Naga Hitam tercengang. Cale tidak memedulikannya dan berjalan ke dalam gua. Itu karena Naga Hitam tidak membantah perintahnya, meskipun dia benar-benar tampak kaget.

“…Aku akan melakukan apa yang kamu suruh untuk saat ini.”

Naga Hitam itu benar-benar penurut. Cale tidak menoleh ke belakang dan terus berjalan ke depan. Dia perlu menyelesaikan urusannya dan kembali sebelum penduduk desa menjadi gaduh.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Gua itu tidaklah dalam, dan Cale berhasil mencapai ujung gua dengan cepat.  

‘Ketemu.’

Benda berharga yang Toonka temukan adalah sebuah “Genangan Air Kecil’. Cale mengeluarkan salah satu benda yang dia bawa bersamanya. Benda itu adalah sebuah alarm. Alarm itu akan memberitahu Cale jika ada orang lain yang mendekati lokasi ini.

‘Aku hanya perlu mengambilnya sebelum aku pergi.’

Cale menciduk sedikit air genangan itu ke dalam sebuah botol kecil.

‘Air Pemadam-Api.’

Air selalu lebih kuat dari api, tapi kekuatan air ini sedikit berbeda. Jika Cale mencelupkan benda yang akan didapatkan Lock untuknya ke dalam air ini, ini akan menjadi benda yang sangat berharga.

Ini akan menjadi barang berharga yang akan menyelamatkan hutan yang sekarat.

Cale kembali ke pintu masuk gua. Naga Hitam sepertinya sudah kembali dengan membawa sebuah lengan, dia menyerahkan lengan itu kepada Cale dengan ekspresi tak menentu. Cale melihat tubuh Paus berdarah campuran yang basah kuyup itu.

“Mari kita pulang.”

Naga Hitam mendesah lantas mengangkat Paus berdarah campuran, sebuah lengan duyung, dan Cale ke udara lalu terbang kembali ke rumah.

Cale mendapat sambutan yang tidak biasa dari On dan Hong setibanya di kamar.

“Kau pulang tepat waktu!”

“Kepala pelayan itu menggendor pintu dari tadi!”

Cale sudah tahu bahkan tanpa kedua bayi kucing itu memberitahukannya. Dia dapat mendengar suara Hans di luar pintu. Hans terdengar seperti akan menangis.

“Tuan muda, saya tidak berani masuk karena Anda bilang Anda akan membunuh saya jika saya membangunkan Anda. Itu sebabnya saya hanya akan terus menggendor pintu. Bisakah Anda membuka pintunya tuan muda?”

Cale melepas pakaian selam dan melemparnya ke sudut kamar sebelum mengeluarkan sebuah alat dari kotak sihir dan melemparkannya ke arah Naga Hitam. Dia kemudian mengenakan mantel mandinya dan membuka pintu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Tuan muda, nona muda Amiru meminta saya untuk memastikan bahwa Anda aman. Jadi tolong bangun dan buka-“

“Kamu mau apa?”

“Oh! Tuan muda! … Apa Anda sedang mandi?”

Cale menyapu rambut basahnya ke belakang dan dengan santai menjawab pertanyaan Hans.

“Aku tidak bisa tidur, jadi aku berendam di pemandian air laut.”

“Ah, Anda tadi berada di kamar mandi. Berarti saya tidak perlu mengkhawatirkan nyawa saya, karena Anda tidak sedang tidur.”

“….Entahlah.”

“Maafkan saya, tuan muda.”

Ahem, hem. Hans berdehem lantas mengamati Cale dan mulai berbicara.

“Apa Anda baik-baik saja? Keadaan di luar sedang kacau saat ini. Ledakan keras terdengar beberapa kali tadi. Saya rasa sesuatu telah terjadi di laut.”

Cale melihat keluar jendela yang dia masuki tadi. Desa itu kini sudah sepenuhnya terang oleh cahaya, meskipun ini masih tengah malam. Dia juga dapat melihat beberapa cahaya bergerak ke arah laut.

Tampaknya Amiru  telah membuat keputusan berani untuk mengirim orang ke laut, meskipun adanya bahaya pusaran air, karena rencana pengembangan sudah di depan mata.

 “Ada suara keras, tapi mereka belum memastikan penyebabnya?”

“Nona muda Amiru mengatakan orang-orang akan pergi ke laut. Saya yakin penyebabnya pasti akan segera diketahui cepat atau lambat.”

Menurut pendapat Cale, Amiru akan merasa senang karena puasaran air di pulau tengah telah lenyap. Hal itu saja akan meningkatkan nilai pesisir pantai ini secara melonjak.

“Benarkah?”

“Ya, tuan.”

“Kalau begitu kamu bisa pergi sekarang.”

Hans membungkuk dengan hormat kepada Cale sebelum segera keluar dari ruangan. Pada saat yang sama, Naga Hitam mematikan alat tak kasatmata, menampakkan dirinya dan Paus berdarah campuran yang masih tak sadarkan diri, begitu juga dengan lengan duyung di atas tubuhnya.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

On dan Hong tidak bergerak dari sudut ruangan setelah melihat lengan duyung itu. Kedua bayi kucing ini merasa takut terhadap banyak hal konyol.

Cale pergi ke kamar mandi dan menyendok air laut dari bak mandi. Naga Hitam mengamatinya dengan rasa penasaran saat Cale mencelupkan satu sisi lengan duyung itu ke dalam air laut.

Ssssshhhh-

Bunyi seperti sesuatu terbakar dapat terdengar, tapi kenyataanya, lengan yang mengering itu justru kembali ke bentuk semula dengan cepat. Perubahan mendadak mayat itu membuat On dan Hong lari dan bersembunyi di bawah tempat tidur. Lengan mayat itu sepenuhnya kembali normal tidak lama kemudian. Cale melihat ke arah kaki manusia Paus itu. Tidak seperti sebelumnya, cairan hijau itu bercampur dengan air laut.

Cale mengeluarkan sebuah pisau.

Pada saat itu, kelopak mata laki-laki yang tidak sadarkan diri itu mulai berkedut dan tubuhnya mulai bergerak.

“Sepertinya dia akan segera bangun. Manusia, singkirkan pisau itu!”

Naga Hitam berteriak dan laki-laki itu membuka matanya. Hal pertama yang dilihat laki-laki itu adalah Cale yang sedang mengangkat pisau di atas kepalanya. Cale tersenyum kepada manusia Paus itu untuk memberitahunya agar rileks saat keduanya membuat kontak mata. Mata manusia Paus itu mulai bergetar ketika pisau itu bergerak.

Jleb.

Pisau itu menikam lengan duyung dan merobek kulitnya. Cairan mulai mengalir keluar dari lengan yang terpotong itu. Itu adalah darah duyung. Ketika lengan itu kembali normal, begitu juga dengan darahnya.

Cale mulai berbicara kepada laki-laki yang gemetar itu,

“Bagus.”

Darah mengucur keluar dan jatuh ke kaki laki-laki itu.

Sssshhhhh.

Cairan hijau di kaki laki-laki itu mulai mengeluarkan suara seperti desisan ketika bersentuhan dengan darah duyung itu.

Cale menyerahkan lengan berdarah kepada laki-laki itu.

“Minum darah ini sebelum kering. Itu cara terbaik.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Jilid ke-5. Ini adalah metode penyembuhan yang Rosalyn temukan untuk mengobati Lock, yang terluka setelah bertarung melawan seekor duyung. Metode ini masih belum diketahui di dunia ini.

Mata laki-laki ini, yang terlihat berumur awal 20-an, kembali bergetar. Begitu juga dengan On, Hong dan Naga Hitam.

Pada akhirnya, laki-laki itu terlihat lebih baik. Dia memutuskan untuk meminum darah itu setelah melihat darah yang menetes tadi berhasil menyembuhkan kakinya secara perlahan.

Cale lanjut berbicara sambil melihat ekspresi kebingungan di wajah Paus berdarah campuran itu

“Apa? Bukannya kamu yang telah membunuh duyung ini?”

Ekspresi laki-laki itu mengeras. Cale mencemooh setelah melihat ekspresi itu. Sangat aneh melihat Paus itu menjadi sangat gugup setelah ditanya jika dia telah membunuh seekor duyung.

Cale lalu kembali menuang sisa darah ke atas kaki siluman Paus itu, sebelum menaruh lengan itu kembali ke dalam air. Lengan itu mulai luruh di dalam air di bawah pandangan Cale.

Cale terus memperhatikan lengan itu meluruh saat dia mulai berbicara kepada siluman Paus itu.

“Jika kamu seekor Paus, kamu mungkin perlu kembali ke laut sebelum pagi agar bisa sembuh sepenuhnya. Tidurlah sebentar dan kembalilah sendiri ke tempat asalmu.”

Wajah laki-laki itu berubah aneh. Itu adalah tatapan garang yang berbeda dari Choi Han. Ini adalah seseorang yang selalu diremehkan, seseorang yang selalu diingatkan bahwa dia tidak sebaik anggota sukunya yang lain. Ini adalah tatapan garang yang hanya mungkin dimiliki oleh seseorang seperti itu.

“Bagaimana kamu tahu aku seekor Paus?”

“Siapa lagi yang bisa membunuh tiga duyung?”

“…Aku harus segera pulang.”

Cale merasa dia akan berakhir mendengarkan cerita yang tidak penting, jadi dia segera melambaikan tangannya.

“Aku tidak ingin mendengar cerita tidak pentingmu.”

Itu sebabnya Cale tidak menanyakan nama Paus itu atau membiarkan Hans melihat Paus itu.

“Aku hanya menyelamatkanmu karena aku bilang begitu ketika kamu memintaku menolongmu.”

Cale berbaring di atas tempat tidur. Dia perlu mandi, tetapi saat ini dia terlalu lelah.

“Aku akan tidur. Jangan berisik saat kau pulang nanti.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale menutup matanya. Tidak ada hal yang dia perlu khawatirkan karena naga itu ada bersamanya. Dia kemudian teringat kata-kata terakhir Raja Paus yang dia ucapkan kepada Lock di dalam novel.

< “Itu sebabnya aku tidak mau kehilangan anggota keluarga lagi.” >

Ini alasan mengapa kali ini Kim Rok Soo memilih untuk mengambil langkah ini. Dia sendiri telah mengalami kehilangan seluruh anggota keluarganya. Tentu saja, dia tidak punya rencana menderita kerugian dari pengalaman ini.

< ”Jika anak itu masih hidup, aku akan menyerahkan takhta kepada putriku dan hidup di dunia manusia bersamanya. Aku merasa anak itu akan senang jika kami melakukannya.”

“Mm, aku juga berpikir noona akan menjadi Ratu yang baik. Tetapi karena noona adalah orang yang juga penuh kasih sayang, bukannya dia juga akan ingin hidup bersama Anda, Tuan?”

“Tentu saja. Dia mencari di sepanjang lautan ketika putraku menghilang.”

“Aku yakin seluruh lautan akan kacau balau jika noona yang melakukan pencarian. Hei tuan, siapa nama putramu?”

“…Nama putraku adalah Paseton.” >

Penyelamat putra raja. Baik Raja Paus yang sekarang maupun Ratu Paus di masa depan, bukankah dia akan bisa memanfaatkan hal ini nantinya?

Tetapi, yang paling penting, Suku Paus harus memenangi perang melawan para duyung. Cale jatuh tertidur dengan pikiran tenang. Ketika dia terbangun keesokan paginya, Paseton sudah menghilang.

Kucing merah Hong memberi laporan.

“Dia bilang dia akan kembali malam nanti.”

“Sama sekali tidak ada alasan baginya untuk melakukan-.”

Cale hanya mengangkat bahu tanpa menyelesaikan kalimatnya. Tetapi, beberapa saat kemudian, perasaan ‘apakah ini benar-benar perlu’, yang lebih besar memenuhi pikirannya.

“Tuan muda Cale! Saya minta maaf karena datang sepagi ini, tapi saya perlu memberitahu Anda sebuah berita yang sangat luar biasa!”

Nona muda Amiru tersenyum cerah. Sangat jarang melihat Amiru yang biasanya tenang seperti ini. Dia sepertinya langsung datang dari laut, melihat dia masih mengenakan jas hujan dan beberapa orang datang bersamanya.

“Apa Anda tahu apa itu?”

“Sama sekali tidak.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dibandingkan dengan Amiru yang bersemangat, Cale justru tenang. Tidak, dia hampir tanpa emosi.

“Pusaran air, pusaran air di depan pulau tengah telah lenyap! Ia lenyap dalam semalam tanpa menyisakan jejak sedikitpun!”

‘Aku yang membuatnya begitu.’

Cale tidak dapat memberitahunya bahwa dialah yang telah melakukannya, jadi dia hanya mengalihkan pandangan. Di dekat Amiru adalah nelayan veteran dan beberapa kesatria, termasuk Toonka.

Seperti yang digambarkan di novel, Toonka memiliki rambut cokelat panjang seperti surai singa. Laki-laki dengan penampilan berbahaya ini yang tampaknya dia bisa dan akan mengirim orc terbang dengan satu tamparan, mendecak lidahnya dan mulai berbicara sendiri.

“Mengecewakan. Aku ingin mencoba melompat ke dalam pusaran air itu. Haruskah aku melompat ke pusaran yang lain sebagai gantinya?”

Dia benar-benar b*jingan gila.

Pada saat itu, Amiru mulai berbicara dengan bersemangat kepada Cale sekali lagi.

“Tuan muda Cale! Sebagai ganti investasi keluarga Henituse, saya ingin menunjukkan pada Anda pemandangan laut Ubarr yang tenang. Maukah Anda pergi ke pulau tengah bersama saya?”

Cale perlu menunjukkan ketulusan dalam proyek ini sampai seseorang tiba dari wilayah Henituse. Cale tersenyum lembut kepada Amiru dan bertanya.

“Apakah semua orang di sini akan pergi?”

“Ya.”

Ujung bibir Cale gemetar mendengar jawaban pendek Amiru.

Amiru, yang tidak melihat itu dan hanya melihat senyum lembutnya, menunjuk Toonka dan terus berbicara.

“Ah, ini pertama kalinya Anda bertemu orang ini, kan? Orang ini adalah orang yang hampir terjebak di pusaran air itu. Tuan Bob, ini adalah tuan muda Cale Henituse.”

‘Bob?’

Cale menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya.

Toonka berusaha tersenyum dengan seringainya yang mengerikan. Itu bahkan lebih menakutkan daripada melihat ogre tersenyum.

“Senang bertemu denganmu. Namaku Bob.”

Bob. Toonka benar-benar menggunakan nama yang cocok sebagai alias. Nama itu sama konyolnya dengan dirinya.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 52                   

>>>             

Chapter 54 

===

Daftar Isi 


 

Sunday, May 23, 2021

Remarried Empress (#199) / The Second Marriage (Ep. 102 part 2 - Ep. 103 part 1)

 


Chapter 199: Titik Puncak (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Hatiku dipenuhi dengan begitu banyak kegembiraan sehingga aku menggenggam seprai begitu bangun tidur dan membentangkannya berulang kali.

Faktanya, semua orang bertanya-tanya mengapa Kerajaan Barat tidak memproklamasikan dirinya sebagai Kekaisaran. Aku juga tidak tahu jawabannya.

Namun, semua orang meyakini bahwa Kerajaan Barat memiliki kekuatan dan kekayaan untuk menjadi Kekaisaran.

Jantungku berdegup kencang, hari pernikahan kami akan menjadi saat Kerajaan menjadi Kekaisaran. Tak diragukan lagi, peristiwa ini akan terukir dalam sejarah. Sungguh luar biasa mengetahui bahwa aku akan menjadi bagian dari sejarah itu. Sungguh menakjubkan dan mengagumkan melihat Heinley, yang selama ini jauh dari takhta, bergerak maju dengan cara ini.

'Aku harus menjadi permaisuri yang baik.'

Walau sebenarnya meskipun tidak menjadi kerajaan, aku tetap harus menjadi ratu yang baik.

Sebagai Permaisuri pertama yang Menikah Kembali dan Permaisuri Kekaisaran Barat pertama, aku harus lebih berhati-hati dengan tindakanku dan fokus pada peran Permaisuri.

'Tidak, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu.'

Aku buru-buru turun dari tempat tidur dan mengambil buku yang aku baca setiap hari sejak aku tiba di sini. Dalam buku ini, juru tulis Kerajaan Barat mencatat pertemuan raja selama sekitar dua puluh tahun.

Setelah beberapa saat, para dayang datang untuk membantuku berganti pakaian untuk sarapan, tetapi kecuali untuk waktu-waktu itu, aku tidak pernah berhenti membaca buku itu.

Aku begitu asyik dengan buku itu sehingga aku bahkan tidak menyadari waktu berlalu.

Rose memanggilku, “Yang Mulia. Mondrae, jurnalis dari Blue Newspaper, ingin bertemu dengan Yang Mulia Ratu.”

"Blue Newspaper?"

"Itu salah satu dari tiga surat kabar yang memiliki izin untuk mengakses istana kerajaan."

Begitu aku mendengarnya, aku tahu apa yang sedang terjadi. Tiga surat kabar yang memiliki izin untuk mengakses istana kerajaan pasti sedang bersaing satu sama lain, tetapi aku hanya memberikan dua wawancara kepada salah satu dari mereka.

Jadi wartawan ini pasti datang ke sini dalam keadaan cemas.

Masalahnya adalah… dia terlambat mewawancaraiku, jadi dia ingin menulis artikel yang sesensasional mungkin. Itu berarti kemungkinan dia akan mengajukan pertanyaan yang tidak menyenangkan.

"Apa yang ingin Anda lakukan?"

Setelah memikirkannya beberapa saat, aku menjawab, "Biarkan dia masuk."

Lagi pula aku tidak bisa menghindarinya selamanya. Rose pergi dengan wajah cemas, dan segera jurnalis bernama Mondrae masuk.

Mondrae memiliki sosok seorang pria kekar.

Melihat dia masuk dengan wajah penuh tekad, dia sepertinya sudah siap.

Namun aku menyapanya dengan senyuman seolah-olah aku tidak menyadarinya. Setelah menyapa, Mondrae memberikan beberapa pujian formal.

Aku pikir dia akan menanyakan pertanyaan yang sulit, tetapi wawancara itu dimulai dengan normal.

"Reputasi Yang Mulia dikenal luas, kami telah banyak mendengar tentang kemampuan Anda. Jadi, Yang Mulia pasti akan menjadi ratu yang baik untuk Kerajaan Barat."

Apa yang dia sembunyikan di balik kata-katanya itu?

Dia melanjutkan, "Tapi saya juga sedikit khawatir."

Ini dia.

“Reputasi Yang Mulia dapatkan sebagai Permaisuri, pada dasarnya, karena kecintaan Anda yang besar pada Kekaisaran Timur.”

“…”

Tampaknya pertanyaan sulit yang dia pilih sedikit lebih sulit dari yang kuharapkan.

Aku tidak dapat berbicara tanpa berpikir, jadi Mondrae melanjutkan dengan wajah yang sangat cemas, “Itu tidak akan menjadi masalah selama Kerajaan Timur dan Kerajaan Barat tidak berkonflik tetapi… jika kedua negara itu suatu hari nanti bersaing untuk mendapatkan keuntungan, apa yang akan Yang Mulia lakukan dalam posisi yang canggung ini?”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sovieshu gelisah, dia tidak bisa berhenti bertanya-tanya apakah surat yang dia kirim ke Navier telah sampai ke tangannya tanpa kendala.

'Apakah kesatria yang membawa surat itu tiba-tiba tersesat? Mungkinkah dia bertemu dengan bandit yang sangat kuat yang mencuri surat itu? Bagaimana jika kesatria itu tidak dapat menyerahkan surat itu karena serangan jantung mendadak?'

Sovieshu terlalu khawatir dia mungkin kehilangan surat itu. Bahkan jika bandit yang sangat kuat muncul, dia tidak akan bisa mencuri surat itu, tapi saat ini Sovieshu tidak bisa berhenti membayangkan yang tidak-tidak. Hanya membayangkan bahwa sesuatu yang buruk bisa terjadi pada surat itu membuatnya bergidik.

Dia yakin bahwa ketika surat itu sampai ke tangan Navier, semuanya akan kembali seperti semula.

Namun, meski gelisah, dia tetap harus masuk ke ruang audiensi.

'Aku pasti sudah gila'.

Dia terlanjur merasa risau, tetapi ada banyak permintaan hari ini untuk memberkati pasangan yang akan menikah.

Sovieshu tidak ingin melihat satu pun dari mereka, jadi suasananya secara alami terasa berat.

Namun, pasangan yang mengajukan permintaan ini menganggap suasana yang berat itu sebagai dampak dari wibawa kaisar.

Ini karena Sovieshu mengatur ekspresi wajahnya dengan baik dan tersenyum ramah setiap saat meskipun dia memberikan restu yang tidak tulus.

Untungnya, orang terakhir yang dia lihat di ruang audiensi hari ini bukanlah pasangan yang sedang jatuh cinta, yang akan menikah. Mereka adalah pasangan suami istri dengan seorang gadis berusia sekitar empat belas tahun.

“Gadis ini akan menjadi putri kami mulai hari ini. Kami mohon untuk memberkati gadis ini, Yang Mulia."

Sama seperti saat membawa bayi yang baru lahir untuk diberkati, mereka membawa putri angkat mereka untuk diberkati.

Kali ini, Sovieshu dengan tulus memberkati masa depan gadis itu.

Kemudian dia tiba-tiba teringat anak yatim piatu yang disponsori Navier.

Setelah menyelesaikan tugasnya di ruang audiensi, Sovieshu pergi ke koridor dan memerintahkan Marquis Karl.

"Bawa ajudan Navier ke kantor."

Saat dia pergi ke kantor dan memeriksa beberapa gugatan, dua ajudan Navier masuk.

"Kamu ajudan Navier?", tanyanya.

Kedua ajudan itu menjadi gugup karena panggilan mendadak Sovieshu, dan mereka menjadi lebih cemas ketika Sovieshu menyebutkan mantan permaisuri.

Mereka takut kaisar akan melampiaskan amarahnya kepada mereka.

"Ya, Yang Mulia."

“Ada seorang yatim piatu yang Navier asuh sendiri. Siapa yang bertanggung jawab untuk itu?"

Ketika Sovieshu menyebutkan anak yatim piatu yang diasuh Navier, salah satu ajudannya melangkah maju, bingung, "Itu adalah tugas saya, Yang Mulia."

'Mengapa kaisar menanyakan pertanyaan seperti itu?', pikir ajudan itu. Ekspresinya membeku, tidak dapat memahami situasinya.

Sovieshu meneruskan apa yang ingin dia katakan, "Gadis itu, aku mendengar mana-nya menghilang."

"Itu benar, Yang Mulia."

"Bagaimana kabarnya sekarang, bagaimana dengan tunjangannya?"

“Dia masih di Akademi Sihir, dan sejauh yang saya tahu, dia menerima tunjangan dari Duke Troby…”

"Kamu tidak lagi bertanggung jawab untuk itu?"

"Saya bekerja di departemen lain sekarang," jawab ajudan itu, memelototi Sovieshu.

Setelah perceraian Navier, otomatis dia beralih departemen. Sovieshu mengangguk dan memerintahkan, "Duke Troby tidak lagi perlu mendanai dia."

Ajudan itu terkejut dengan kata-kata Sovieshu dan langsung bertanya, "Maaf?"

“Gadis itu, tahukah kamu bagaimana rupanya?”

"Iya. Saya biasa bertemu dengannya secara berkala untuk melihat keadaannya."

"Aku ingin melihatnya, jadi bawa dia ke sini."

Ajudan itu bahkan lebih bingung.

Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa gadis itu karena Navier sangat menyukainya, jadi dia ingin mensponsorinya secara langsung.

Namun, Sovieshu menentang untuk meninggalkan gadis itu, yang kehilangan mananya, di Akademi Sihir.

Jika dia tetap di tempat itu, gadis itu akan terus menyesali kehilangan mananya dan berpikir bahwa dia tidak berguna.

Cepat atau lambat dia harus menghadapi kenyataan, jadi dia lebih suka membawanya dan membantunya menemukan masa depan yang lain.

Sovieshu bahkan akan mengizinkannya tinggal di ibu kota jika gadis itu setuju.

Kemudian, ketika Navier kembali suatu hari nanti, dia akan merasa lega dan bahagia.

Namun, para ajudan itu merasa tidak nyaman karena mereka tidak dapat membayangkan bahwa Sovieshu, yang dengan terang-terangan meninggalkan permaisuri, akan menjaga gadis yang sangat disayangi Navier.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Kedua ajudan itu bukan satu-satunya yang bingung dengan tindakan Sovieshu.

"Apakah dia memerintahkan untuk membawa seorang wanita?" Rashta bertanya dengan tercengang ketika dia mendengar dari Viscount Roteschu bahwa Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa seorang wanita.

“Bicaralah dengan jelas. Seorang wanita atau seorang gadis?"

“Aku tidak tahu. Tapi, sebagai murid Akademi Sihir, dia pasti seumuran dengan Rivetti.”

"Akademi Sihir ...", Rashta mengerang.

Dia merasa sakit hati karena Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa seorang gadis yang berbakat dalam sihir.

Setelah menyingkirkan Navier seorang bangsawan yang agung, kepalanya berputar memikirkan seorang penyihir yang datang kali ini.

Dia pikir Sovieshu tidak akan pernah selingkuh darinya. Apakah itu kesalahpahaman?

Orang lain mungkin berpikir Sovieshu berselingkuh dengan Rashta, tetapi Rashta tidak menganggap cinta Sovieshu padanya adalah perselingkuhan yang sederhana.

Sovieshu dan Navier menikah karena alasan politik. Baik Sovieshu maupun Navier tidak saling mencintai.

Rashta mengerutkan kening saat dia menggosok kedua tangannya.

Dia membawa seorang gadis sebelum pernikahan. Bagaimana jika Sovieshu berubah pikiran dan menjadikan gadis lain itu sebagai permaisuri? Dia merasa cemas. Bahkan jika saat ini dia belum dewasa, dia akan menjadi dewasa dalam waktu sekitar satu tahun jika dia seumuran dengan Rivetti.

Karena perbedaan usia antara Sovieshu dan gadis itu tidak terlalu besar, dia bisa menjadi pasangannya tanpa masalah.

Tidak seperti Rashta, Viscount Roteschu berkata dengan optimis, “Belum diketahui dia dibawa untuk alasan apa. Kita lihat saja."

“…”

Tapi kata-katanya berikutnya kontradiktif, "Lagi pula, bukankah aku sudah memberitahumu? Kau perlu berhati-hati sebelumnya."

Rashta meletakkan kedua tangan di perutnya.

Viscount Roteschu terus menambahkan bahan bakar ke dalam api, “Mungkin sekarang hanyalah kesalahpahaman. Tapi itu mungkin menjadi kenyataan suatu hari nanti."

"Berhentilah mencoba memprovokasi Rashta, dan pikirkan tentang bagaimana mempersiapkan momen itu."

"Hmmm, tapi aku tidak bisa memikirkan hal yang lain ..." Viscount Roteschu bersenandung nakal atas teguran Rashta.

Alasan utama dia datang menemui Rashta adalah untuk membuatnya merasa cemas, untuk membuatnya menyadari betapa dia membutuhkannya. Semakin Rashta merasa cemas, semakin baik baginya.

Setelah Viscount Roteschu pergi, Rashta akhirnya bersandar di sofa, menyandarkan kepala di atasnya, dan memejamkan mata.

Dia ingin segera berlari ke Sovieshu dan bertanya tentang gadis yang dibawanya. Jika dia membawanya untuk tujuan pekerjaan, Rashta akan menjadi sangat lega.

Namun, Rashta khawatir Sovieshu akan menganggap interogasinya sebagai kecemburuan yang menjengkelkan.

Kecemburuan yang sedang mungkin membuatmu lebih dekat dengan pasanganmu, tetapi kecemburuan yang berlebihan bisa membuat pasanganmu lelah.

Setelah melihat Viscount Roteschu pergi, Delise dengan hati-hati berbicara kepada Rashta, "Um ... Rashta."

Dia melanjutkan, “Yang Mulia Kaisar bukanlah orang seperti itu. Jangan terlalu khawatir.”

Dia telah mendengar seluruh percakapan antara Rashta dan Viscount Roteschu sambil menunggu di samping.

Namun, Rashta tidak merasa lebih baik dengan penghiburan Delise.

Dia tahu bahwa Delise jelas menyukai Sovieshu, jadi sangat menjengkelkan melihatnya berpihak padanya.

Rashta menggerutu dengan tatapan serius, "Aku tidak tahu seberapa baik kamu pikir kamu mengenal Yang Mulia, tetapi apakah kamu pikir kamu mengenal Yang Mulia lebih baik daripada Rashta, istrinya?"

Delise menyadari bahwa Rashta tersinggung atas ucapannya dan segera menutup mulutnya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 198                   

>>>             

Chapter 200

===

Daftar Chapters