Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 42 - 43)
Chapter 36: Berdiam Diri (3)
Choi Han menatap Naga Hitam lantas menoleh
kembali ke Cale dan bertanya.
“Apa kita akan menghancurkan semuanya?”
“Tidak. Tentu saja tidak.”
‘Kenapa pikirannya selalu ekstrem?’
Cale berbaring di tempat tidur dan melambaikan
tangan mengusir Choi Han pergi.
“Cepatlah dan segera kembali. Oh, dan pakai
topi.”
“Saya mengerti.”
Choi Han hanya membiarkan lampu cantelan tetap
menyala dan mematikan sisa lampu lainnya sebelum beranjak keluar dari kamar dan
mengatakan sesuatu pada Hans. Cale menutup matanya dan berpura-pura tidur.
Tak lama kemudian pintu kamar ditutup dan Hans
tidak masuk ke dalam. Naga Hitam, yang membuat dirinya tak kasatmata selama pintu
terbuka, melepas sihir menghilangnya dan mendarat di atas tempat tidur. Satu
sisi tempat tidur itu terbenam sementara si naga berbicara dengan suara
khawatir.
“Kau tidak boleh benaran tidur.”
Cale berpikir setelah mendengar ucapan naga
itu.
‘Apa aku terlihat seperti berumur 4 tahun oleh
naga ini?’
Cale menghela napas dan bangun dari tempat
tidur. Tak lama kemudian, Choi Han kembali memasuki kamar melalui jendela
dengan mengenakan jubah.
“Kamu sampai. Kurasa jubah pasti lebih baik
dari topi.”
Choi Han menganggukkan kepala dan berkata
kepada si naga saat Cale mengepak sebuah topi.
“Apa kau akan mengikuti kami seperti itu?”
“Aku akan menjadi tak terlihat.”
“...Aku dengar naga bisa berubah wujud. Tak
bisakah kau berubah jadi manusia? Kurasa itu akan lebih mudah.”
Sihir seekor naga adalah ekspresi dari
keinginannya. Itu sebabnya Choi Han berpikir kalau naga bisa dengan mudah
berubah wujud jika dia menginginkannya.
Naga Hitam itu mendengus mendengar perkataan
Choi Han.
“Aku benci manusia. Aku tidak ingin menjadi
seperti manusia. Dia bilang naga itu keren dan luar biasa.”
“Siapa bilang begitu?”
Mendengar pertanyaan Choi Han, Naga Hitam
melirik ke arah Cale lantas segera berpaling. Dia lalu berubah tak terlihat dan
terbang ke udara. Bagian tempat tidur yang tadi terbenam kembali ke bentuk
semula.
Cale dengan santai berkata kepada Choi Han,
yang melihatnya dengan ekspresi ganjil.
“Naga memang keren.”
“Itu benar.”
Choi Han menganggukkan kepala dan mengikuti di belakang Cale, yang
berjalan menuju beranda. Dia lalu melihat keluar jendela beranda dan berhenti
mendadak.
“Um, Cale-nim.”
“Apa?”
“...Apa saya harus menggendong Anda lagi?”
Cale mendengus mendengar Choi Han ragu-ragu
bertanya, dan menunjuk langit-langit dengan telunjuknya. Pada saat itu, tubuh
Cale perlahan-lahan terangkat dari lantai dan mulai menghilang.
Cale menyaksikan seluruh tubuhnya berubah tak
terlihat lantas mendongak ke langit-langit dan berujar.
“Naga memang hebat dan kuat.”
“Kau benar. Aku hebat dan kuat.”
Naga Hitam yang tak terlihat menjawab Cale.
Choi Han dapat melihat seringai jahat Cale muncul dengan cepat sebelum
menghilang. Choi Han menyadari bagaimana Cale mengendalikan naga itu lantas dia
juga berkata.
“Wow, naga memang hebat dan kuat.”
Begitu Choi Han mengucapkannya, dia juga
berubah tak terlihat, dan mereka dapat meninggalkan kediaman itu tanpa rasa
khawatir. Tentu saja, ada alat pendeteksi sihir di sekitar pagar kediaman, tapi
itu untuk mencegah penyusup masuk. Alat itu tidak bereaksi terhadap orang-orang
yang meninggalkan kediaman.
Choi Han berdiri di sebuah gang kecil tak
terlalu jauh dari kediaman, dan berkata.
“Mulai dari sini tidak apa-apa.”
Segera setelah dia mengatakan itu, sihir tak
terlihat pada Cale dan Choi Han dilepaskan. Cale, yang sihir melayangnya juga
telah dilepas, mendarat dengan pelan dari jarak 10 cm di atas tanah. Cale terkejut
menyaksikan rangkaian kejadian ini.
‘Sihir si Naga Hitam jauh lebih kuat dari yang
aku sangka. Apa mungkin itu berkaitan dengan karakteristik khususnya.”
Tingkatan sihir ini sudah sedikit lebih tinggi
dari mage tingkat tertinggi. Tidak heran kalau mereka mengatakan seekor naga
dewasa dapat dengan mudah menghancurkan seluruh kerajaan jika dia menginginkannya.
‘Tapi aku tidak akan membutuhkan bantuan
seperti ini begitu aku mendapatkan Suara Angin. Aku lalu bisa bergerak bebas
tanpa perlu ditemani Naga Hitam atau Choi Han.’
Suara Angin adalah kekuatan kuno ketiga yang
Cale berencana dapatkan. Akan tetapi, dia harus pergi ke pantai Timur Laut
Kerajaan Roan untuk mencari kekuatan itu.
‘Aku perlu pergi wilayah nona muda Amiru.’
Cale berencana pergi ke sana untuk mendapatkan
Suara Angin dalam perjalanan pulang dari ibu kota. Alasan yang akan dia berikan
ke orang lain adalah karena dia ingin pergi berlibur, sekalian dia bepergian
keluar. Lokasi kekuatan kuno yang berada di dalam laut itu membuatnya sedikit cemas, tapi Cale
memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya karena kekuatan itu bisa dia ambil
secara diam-diam.
‘Toh pada saat itu, kru Choi Han tidak akan
lagi bersamaku.’
Cale yakin kalau Suku Paus dan para duyung
muncul di pantai Timur Laut sekitar akhir jilid ke-4. Perang di lautan antara
Kontinen Timur dan Barat. Yang perlu dia lakukan hanyalah menghindari pantai
pada saat itu. Dia harus menghindari para duyung sinting itu, lebih dari para
paus.
Cale menutupi rambut merahnya dengan topinya,
lantas mengeluarkan sebuah peta dari sakunya. Dia lalu menunjukkan jalan.
“Ikuti aku.”
Naga Hitam yang masih tidak terlihat dan Choi
Han berjalan di kanan kiri Cale, mengikuti Cale keluar dari distrik selatan
kediaman bangsawan dan menuju pusat Huiss.
Semakin dekat mereka ke pusat Huiss, malam
menjadi seterang siang hari. Ada banyak lampu menyala terang di jalanan dengan
toko-toko yang menjual barang, dan bar-bar adalah yang paling ramai saat ini.
“Kehidupan malam di ibu kota sangat berbeda
dengan tempat lain.”
“Memang benar.”
Cale menganggukkan kepala mendengar ucapan
Choi Han lantas berjalan menuju Alun-Alun Keagungan di pusat Huiss. Mereka
dapat melihat alun-alun berbentuk bundar di depan mereka dengan air pancur di
keempat arah. Setiap air pancur dikelilingi sekelompok orang.
Mereka bertiga dapat melihat penduduk kota
bersantai bersama keluarga atau teman mereka setelah hari kerja yang panjang.
Karena sekarang sudah jam 9 malam, mereka akan terus bersenang-senang di
alun-alun sampai penjaga datang berpatroli jam 11 nanti.
Cale melihat ke sebelah kiri. Choi Han
termangu menyaksikan beberapa keluarga tertawa bersama di air pancur sebelah
timur.
Cale, yang dengan santai mengamati Choi Han
dan pemandangan di depan mereka, berkata.
“Buat agar tidak seorangpun dapat mendengar
kita.”
Begitu dia mengatakannya, kubah tak terlihat
muncul mengelilingi mereka. Hanya Cale, Choi Han, dan Naga Hitam, yang berada
di dalam kubah, yang dapat melhatnya.
Choi Han akhirnya menoleh untuk melihat Cale.
“Ada benda yang disebut bom sihir.”
“Bom?”
“Ya. Bom. Bom sihir dapat dibuat dalam berbagai
bentuk dan ukuran. Dengan Kontinen Barat yang memiliki sejarah panjang peperangan yang didominasi
sihir, bom ini telah lumayan berkembang.”
Choi Han diam mendengarkan cerita Cale.
“Namun, ada banyak batasan. Lokasi bom sihir,
bagaimana mengontrol mana yang mengalir di dalamnya, dan banyak faktor lain
menyebabkan bom-bom ini sangat rumit untuk digunakan.”
“Itu sebabnya mereka lebih memilih mage menggunakan sihir
mereka dalam perang daripada menggunakan bom sihir. Tapi bom sihir kali ini
berbeda dari yang pernah digunakan sebelumnya.”
“Dari bom-bom itu, bom sihir yang baru
dikembangkan akan meledak di sini, serta beberapa tempat di sekita sini, dalam
enam hari.”
Cale tidak berpikir kelima bom yang Choi Han
dan Rosalyn temukan di novel akan tetap sama. Ceritanya telah berubah. Artinya
situasi ini juga dapat dengan mudah berubah. Itu sebabnya Cale merancang
rencana baru.
Akan tetapi, dia masih yakin insiden teror bom
sihir akan tetap terjadi seperti yang digambarkan.
‘Karena aku bisa memastikan kalau mage sinting itu ada di
kerajaan ini.’
Mage sinting itulah yang menciptakan bom sihir
baru ini. Organisasi rahasia itu pada akhirnya akan mendistribusikan bom ini ke
wilayah-wilayah berbeda di Kerajaan Roan setelah insiden di ibu kota. Tentu
saja, mereka akan menyembunyikan identitas mereka sebagai organisasi rahasia.
“Anda bilang sebuah bom akan meledak di sini?”
“Ya.”
Choi Han melihat sekeliling air pancur dan
orang-orang di alun-alun kota. Sebuah suara yang dingin terdengar di telinganya
pada saat itu.
“Bom itu bisa ditanam di suatu tempat atau
bahkan dipasang pada seseorang. Tentu saja, orang itu tidak akan tahu itu bom
dan mengira itu benda lain, seperti gelang atau dompet dan membawanya bersama
mereka.”
Pada seseorang. Kalimat itu membuat Choi Han
memalingkan kepala untuk melihat Cale. Cale menjawab Choi Han dengan dingin.
“Itulah mengapa kita perlu mencegahnya.”
Tentu saja, Cale tidak akan melakukannya. Choi
Han, Rosalyn, dan Naga Hitam yang akan menanganinya. Cale berencana tidak akan
melakukan apa pun. Cale berencana sama sekali tidak melakukan apa pun di ibu kota.
“Bagaimana kita bisa mencegahnya?”’
“Sederhana.”
Cale menyilangkan kedua tangan sembari
bersandar ke sebuah pohon di alun-alun kota dan terus berbicara.
“Bom sihir, pada dasarnya, adalah gumpalan
mana. Itu sebabnya yang perlu kamu lakukan hanyalah memiliki seseorang dengan
sensitivitas mana yang tinggi untuk memeriksa area ini dan mencari lokasi yang
tampaknya memiliki mana berlimpah.”
Choi Han tersentak melihat sikap tenang Cale
lantas bertanya dengan hati-hati.
“Apakah sangat kuat hingga bisa dideteksi
dengan mudah?”
“Tidak. Hanya sedikit lebih kuat, sehingga mage
rata-rata akan sulit menyadarinya. Tapi gumpalan kecil mana itu dapat seketika
menarik mana di area sekitar untuk menciptakan ledakan besar.”
Choi Han tampak cemas. Sebagai pengguna pedang
dan aura, dia juga agak peka terhadap mana. Akan tetapi, dia tidak sepeka mage, dan tidak bisa
membantu.
“Cale-nim, saya rasa ini tidak akan mudah.”
“Ini sangat mudah.”
Cale menjawab begitu lantas bertanya.
“Iya, kan?”
Pada saat itu, sebuah jawaban terdengar dari
atas.
“Bisa dilakukan. Hanya saja merepotkan.”
Di samping Cale adalah si Naga Hitam, makhluk
yang disebut-sebut paling peka terhadap mana. Choi Han segera paham dan menganggukkan kepalanya. Dia
lupa kalau naga ini adalah makhluk yang hebat dan kuat.
Cale menyerahkan peta di tangannya kepada Choi
Han.
“Aku tidak tahu dengan orang-orang, tapi bom
yang dipasang di sebuah tempat akan dipasang setidaknya dua hari sebelum
insiden.”
Hari terjadinya insiden adalah ketika raja
tiba. Itu artinya keamanan akan berkali-kali lipat dibanding biasanya mulai
dari hari sebelumnya. Itulah mengapa mereka perlu memasang bom-bom itu
selambat-lambatnya dua hari sebelumnya.
“Aku tidak tahu mengenai lokasi lain, tapi aku
yakin setidaknya satu bom akan berada di dekat alun-alun ini. Ini adalah tempat
yang paling ramai orang.”
“Benar. Saya setuju.”
“Itu sebabnya, dengan alun-alun ini sebagai
titik pusat.”
Cale menunjuk Choi Han lalu ke atas langit.
“Choi Han, kamu dan si naga akan menjelajahi
sekitar ibu kota setiap malam untuk mencari bom-bom sihir itu.”
“Kami berdua?”
Cale menepuk pundak Choi Han dan menjawab
pertanyaan Choi Han. Cara menangani Naga Hitam dan Choi Han lumayan mirip.
“Ya. Choi Han, jika itu kamu, aku tahu kamu
bisa bergerak diam-diam tanpa disadari. Kamu sangat berbakat.”
Choi Han perlahan menganggukkan kepala dengan
ekspresi serius. Dia lantas bertanya.
“Apa yang harus kami lakukan saat
menemukannya?”
“Untuk sekarang biarkan saja.”
“…Tidak menyingkirkannya?”
“Kita akan menyingkirkannya pada hari
insiden.”
“Boleh saya bertanya kenapa?”
Cale menyeringai.
“Bukankah kamu ingin mencari mage itu?”
Itu bukanlah jawaban pertanyaan Choi Han, tapi
Choi Han menganggukkan kepalanya. Cale melihat sekeliling alun-alun. Setiap
orang terlihat gembira, tapi anggota organisasi rahasia mungkin membaur bersama
mereka. Cale tidak tahu di mana lokasi mage peminum darah itu. Mage itu mungkin
sedang bersembunyi di suatu tempat atau berkeliaran sambil menyamar.
“Seorang mage harus hadir untuk membuat bom
sihir itu meledak. Mage yang membuat bom itu harus melepas pengaman bom untuk
meledakkannya.”
“…Kalau begitu-“
Choi Han mulai berbicara ketika sebuah pikiran
melintas di kepalanya lantas berhenti berbicara dan melihat ke arah Cale. Cale
melanjutkan dengan suara yang tidak tertarik.
“Pertama, temukan bom-bom itu. Jika kamu
kebetulan beruntung dan menemukan orang-orang yang memasang bom-bom itu, ikuti
mereka tanpa ketahuan.”
Karena Naga Hitam akan menemaninya, Choi Han
akan berhenti tepat sebelum dia dideteksi oleh sihir. Tapi Cale berpikir akan
sulit bagi mereka untuk mencari orang-orang itu dalam prosesnya.
Butuh usaha panjang untuk mencari
lokasi-lokasi dengan fluktuasi mana yang sedikit meningkat untuk menemukan
bom-bom itu. Hal itu akan sangat sulit dan melelahkan. Itulah mengapa Cale
menyerahkan tugas ini kepada mereka berdua. Dia tidak akan bisa membantu
mereka, tapi, yang lebih penting, dia tidak ingin melakukannya.
“Kalau begitu kami hanya harus menjelajahi
area ini sampai dua hari sebelum acara?”
“Tidak. Kalian berdua juga harus datang sehari
sebelumnya.”
“Sehari sebelumnya?”
‘Bukankah akan sulit karena akan ada jauh
lebih banyak penjaga?’
Choi Han tidak menanyakan itu. Itu akan sulit,
tapi dia masih bisa mengusahakannya. Dia hanya perlu mengeluarkan sedikit usaha
lebih dan sedikit lebih berhati-hati.
Pada saat itu, Choi Han dapat sekali lagi
melihat Cale dengan seringai jahatnya,
Cale mengeluarkan sebuah bola hitam dari
sakunya dan menunjukkannya ke Choi Han.
“Ah.”
Choi Han berseru kaget. Dia familiar dengan
bola hitam ini. Itu adalah Alat Pengacau Mana. Cale sudah menggunakannya sekali
sebelumnya. Alat itu cukup kuat untuk menjangkau seluruh gunung.
Cale dengan santai tersenyum lantas berbicara.
Dia tahu kapan bom itu akan meledak.
“Banyak mage akan ada di sana hari itu, jadi
itu mungkin tidak akan bertahan 10 menit, tapi itu akan membantu. Alat itu akan
membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan sihir tidak berfungsi selama
durasi itu.”
10 menit sudah cukup.
Mereka hanya perlu menyelamatkan orang-orang
dari bom yang dipasang pada mereka dalam waktu 10 menit itu. Mereka akan
terlihat sangat jelas. Dan, pada saat itu, akan ada banyak manusia dan manusia
siluman yang akan bekerja, selain Choi Han dan naga itu.
Choi Han melihat bolak-balik antara bola hitam
dan Cale, lantas menelan ludah dan berbicara.
“…Cale-nim, Anda berencana untuk melakukan
semua ini sendiri-“
“Itulah mengapa.”
Cale tahu apa yang Choi Han akan katakan. Itu
sebabnya dia memotongnya dan berkata kepada Choi Han dan si naga.
“Pergi dan bekerjalah.”
Choi Han bengong menatap Cale. Cale menunjuk
bar yang terkenal dengan birnya dan melanjutkan.
“Aku akan menunggu kalian di sini.
Berkelilinglah sampai sekitar jam 11 lalu kembali untuk hari ini.”
Choi Han berpikir sejenak, lantas mengeluarkan
tawa yang terdengar seperti desahan dan menganggukkan kepala.
“Mengerti. Hari ini, si naga dan saya hanya
akan berkeliling di bagian dalam alun-alun lalu kembali.”
Awalnya Choi Han terpikir untuk bertanya
kenapa Cale tidak ikut bersama mereka. Akan tetapi, dia segera menyadarinya.
Cale hanya akan menjadi beban bagi Choi Han dan Naga Hitam saat mereka bekerja.
Cale itu lemah. Bahkan tidak secuil pun jejak mana
keluar dari tubuh Cale, dia juga tidak tampak pernah berlatih jenis seni bela
diri apa pun. Dia orang biasa, tapi pada saat yang sama, bukan orang yang
biasa.
“Aku akan bekerja keras, jadi tolong belikan
saya bir ketika saya kembali.”
“Tentu. Naga, terima kasih atas bantuanmu
juga.”
Naga Hitam itu menyingkirkan kubah kedap
suara, seolah untuk merespons perkataan Cale. Choi Han sedikit membungkukkan
kepala lantas bergerak menjauh dari Cale.
Dua jam kemudian, Cale kembali ke kediaman
dengan Choi Han dan Naga Hitam, yang tidak berhasil menemukan apa pun.
Mereka juga tidak berhasil menemukan apa pun
malam berikutnya.
Cale, yang tidak bisa tidur saat malam,
akhirnya terbangun di tengah hari. Walau begitu dia tidak merasa lelah, karena
Vitalitas Jantung membuat Cale sulit merasa lelah.
“Tuan muda, apa Anda sudah bangun?”
“…Ron.”
Tidur Cale yang pulas lenyap seperti sebuah
mimpi, tatkala dia kembali ke realitas.
“Saya telah kembali.”
Ron telah kembali. Dia lalu menyerahkan sebuah
surat kepada Cale. Cale memberi Ron perintah untuk pertama kalinya setelah
melihat surat itu.
“Ron, pergi bungkuskan botol anggur terbaik.”
Itu adalah surat dengan lambang Organisasi
Pedagang Flynn. Cale membuka surat itu dan menemukan sebuah kalimat.
[Tuan muda Cale, akankah Anda segera
mentraktir saya alkohol?]
Anak haram dari pemimpin Organisasi Pedagang
Flynn, Billos, akan segera tiba di ibu kota.
Surat itu membantu Cale menyadari tidak lama
lagi dia akan bertemu putra mahkota di dalam istana. Karena di sana ada banyak penjahat,
sudah tiba waktu baginya untuk sangat, sangat berdiam diri.
***
Proofreader: Tsura
<<<
Chapter 35
>>>
Chapter 37
===
Daftar Isi