Monday, March 29, 2021

Trash of the Count’s Family (#36)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 42 - 43)

Chapter 36: Berdiam Diri (3)

 

Choi Han menatap Naga Hitam lantas menoleh kembali ke Cale dan bertanya.

“Apa kita akan menghancurkan semuanya?”

“Tidak. Tentu saja tidak.”

‘Kenapa pikirannya selalu ekstrem?’

Cale berbaring di tempat tidur dan melambaikan tangan mengusir Choi Han pergi.

“Cepatlah dan segera kembali. Oh, dan pakai topi.”

“Saya mengerti.”

Choi Han hanya membiarkan lampu cantelan tetap menyala dan mematikan sisa lampu lainnya sebelum beranjak keluar dari kamar dan mengatakan sesuatu pada Hans. Cale menutup matanya dan berpura-pura tidur.

Tak lama kemudian pintu kamar ditutup dan Hans tidak masuk ke dalam. Naga Hitam, yang membuat dirinya tak kasatmata selama pintu terbuka, melepas sihir menghilangnya dan mendarat di atas tempat tidur. Satu sisi tempat tidur itu terbenam sementara si naga berbicara dengan suara khawatir.

“Kau tidak boleh benaran tidur.”

Cale berpikir setelah mendengar ucapan naga itu.

‘Apa aku terlihat seperti berumur 4 tahun oleh naga ini?’

Cale menghela napas dan bangun dari tempat tidur. Tak lama kemudian, Choi Han kembali memasuki kamar melalui jendela dengan mengenakan jubah.

“Kamu sampai. Kurasa jubah pasti lebih baik dari topi.”

Choi Han menganggukkan kepala dan berkata kepada si naga saat Cale mengepak sebuah topi.

“Apa kau akan mengikuti kami seperti itu?”

“Aku akan menjadi tak terlihat.”

“...Aku dengar naga bisa berubah wujud. Tak bisakah kau berubah jadi manusia? Kurasa itu akan lebih mudah.”

Sihir seekor naga adalah ekspresi dari keinginannya. Itu sebabnya Choi Han berpikir kalau naga bisa dengan mudah berubah wujud jika dia menginginkannya.

Naga Hitam itu mendengus mendengar perkataan Choi Han.

“Aku benci manusia. Aku tidak ingin menjadi seperti manusia. Dia bilang naga itu keren dan luar biasa.”

“Siapa bilang begitu?”

Mendengar pertanyaan Choi Han, Naga Hitam melirik ke arah Cale lantas segera berpaling. Dia lalu berubah tak terlihat dan terbang ke udara. Bagian tempat tidur yang tadi terbenam kembali ke bentuk semula.

Cale dengan santai berkata kepada Choi Han, yang melihatnya dengan ekspresi ganjil.

“Naga memang keren.”

“Itu benar.”

Choi Han menganggukkan kepala dan mengikuti di belakang Cale, yang berjalan menuju beranda. Dia lalu melihat keluar jendela beranda dan berhenti mendadak.

“Um, Cale-nim.”

“Apa?”

“...Apa saya harus menggendong Anda lagi?”

Cale mendengus mendengar Choi Han ragu-ragu bertanya, dan menunjuk langit-langit dengan telunjuknya. Pada saat itu, tubuh Cale perlahan-lahan terangkat dari lantai dan mulai menghilang.

Cale menyaksikan seluruh tubuhnya berubah tak terlihat lantas mendongak ke langit-langit dan berujar.

“Naga memang hebat dan kuat.”

“Kau benar. Aku hebat dan kuat.”

Naga Hitam yang tak terlihat menjawab Cale. Choi Han dapat melihat seringai jahat Cale muncul dengan cepat sebelum menghilang. Choi Han menyadari bagaimana Cale mengendalikan naga itu lantas dia juga berkata.

“Wow, naga memang hebat dan kuat.”

Begitu Choi Han mengucapkannya, dia juga berubah tak terlihat, dan mereka dapat meninggalkan kediaman itu tanpa rasa khawatir. Tentu saja, ada alat pendeteksi sihir di sekitar pagar kediaman, tapi itu untuk mencegah penyusup masuk. Alat itu tidak bereaksi terhadap orang-orang yang meninggalkan kediaman.

Choi Han berdiri di sebuah gang kecil tak terlalu jauh dari kediaman, dan berkata.

“Mulai dari sini tidak apa-apa.”

Segera setelah dia mengatakan itu, sihir tak terlihat pada Cale dan Choi Han dilepaskan. Cale, yang sihir melayangnya juga telah dilepas, mendarat dengan pelan dari jarak 10 cm di atas tanah. Cale terkejut menyaksikan rangkaian kejadian ini.

‘Sihir si Naga Hitam jauh lebih kuat dari yang aku sangka. Apa mungkin itu berkaitan dengan karakteristik khususnya.”

Tingkatan sihir ini sudah sedikit lebih tinggi dari mage tingkat tertinggi. Tidak heran kalau mereka mengatakan seekor naga dewasa dapat dengan mudah menghancurkan seluruh kerajaan jika dia menginginkannya.

‘Tapi aku tidak akan membutuhkan bantuan seperti ini begitu aku mendapatkan Suara Angin. Aku lalu bisa bergerak bebas tanpa perlu ditemani Naga Hitam atau Choi Han.’

Suara Angin adalah kekuatan kuno ketiga yang Cale berencana dapatkan. Akan tetapi, dia harus pergi ke pantai Timur Laut Kerajaan Roan untuk mencari kekuatan itu.

‘Aku perlu pergi wilayah nona muda Amiru.’

Cale berencana pergi ke sana untuk mendapatkan Suara Angin dalam perjalanan pulang dari ibu kota. Alasan yang akan dia berikan ke orang lain adalah karena dia ingin pergi berlibur, sekalian dia bepergian keluar. Lokasi kekuatan kuno yang berada di dalam laut itu membuatnya sedikit cemas, tapi Cale memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya karena kekuatan itu bisa dia ambil secara diam-diam.

‘Toh pada saat itu, kru Choi Han tidak akan lagi bersamaku.’

Cale yakin kalau Suku Paus dan para duyung muncul di pantai Timur Laut sekitar akhir jilid ke-4. Perang di lautan antara Kontinen Timur dan Barat. Yang perlu dia lakukan hanyalah menghindari pantai pada saat itu. Dia harus menghindari para duyung sinting itu, lebih dari para paus.

Cale menutupi rambut merahnya dengan topinya, lantas mengeluarkan sebuah peta dari sakunya. Dia lalu menunjukkan jalan.

“Ikuti aku.”

Naga Hitam yang masih tidak terlihat dan Choi Han berjalan di kanan kiri Cale, mengikuti Cale keluar dari distrik selatan kediaman bangsawan dan menuju pusat Huiss.

Semakin dekat mereka ke pusat Huiss, malam menjadi seterang siang hari. Ada banyak lampu menyala terang di jalanan dengan toko-toko yang menjual barang, dan bar-bar adalah yang paling ramai saat ini.

“Kehidupan malam di ibu kota sangat berbeda dengan tempat lain.”

“Memang benar.”

Cale menganggukkan kepala mendengar ucapan Choi Han lantas berjalan menuju Alun-Alun Keagungan di pusat Huiss. Mereka dapat melihat alun-alun berbentuk bundar di depan mereka dengan air pancur di keempat arah. Setiap air pancur dikelilingi sekelompok orang.

Mereka bertiga dapat melihat penduduk kota bersantai bersama keluarga atau teman mereka setelah hari kerja yang panjang. Karena sekarang sudah jam 9 malam, mereka akan terus bersenang-senang di alun-alun sampai penjaga datang berpatroli jam 11 nanti.

Cale melihat ke sebelah kiri. Choi Han termangu menyaksikan beberapa keluarga tertawa bersama di air pancur sebelah timur.

Cale, yang dengan santai mengamati Choi Han dan pemandangan di depan mereka, berkata.

“Buat agar tidak seorangpun dapat mendengar kita.”

Begitu dia mengatakannya, kubah tak terlihat muncul mengelilingi mereka. Hanya Cale, Choi Han, dan Naga Hitam, yang berada di dalam kubah, yang dapat melhatnya.

Choi Han akhirnya menoleh untuk melihat Cale.

“Ada benda yang disebut bom sihir.”

“Bom?”

“Ya. Bom. Bom sihir dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Dengan Kontinen Barat yang memiliki sejarah panjang peperangan yang didominasi sihir, bom ini telah lumayan berkembang.”

Choi Han diam mendengarkan cerita Cale.

“Namun, ada banyak batasan. Lokasi bom sihir, bagaimana mengontrol mana yang mengalir di dalamnya, dan banyak faktor lain menyebabkan bom-bom ini sangat rumit untuk digunakan.”

“Itu sebabnya mereka lebih memilih mage menggunakan sihir mereka dalam perang daripada menggunakan bom sihir. Tapi bom sihir kali ini berbeda dari yang pernah digunakan sebelumnya.”

“Dari bom-bom itu, bom sihir yang baru dikembangkan akan meledak di sini, serta beberapa tempat di sekita sini, dalam enam hari.”

Cale tidak berpikir kelima bom yang Choi Han dan Rosalyn temukan di novel akan tetap sama. Ceritanya telah berubah. Artinya situasi ini juga dapat dengan mudah berubah. Itu sebabnya Cale merancang rencana baru.

Akan tetapi, dia masih yakin insiden teror bom sihir akan tetap terjadi seperti yang digambarkan.

‘Karena aku bisa memastikan kalau mage sinting itu ada di kerajaan ini.’

Mage sinting itulah yang menciptakan bom sihir baru ini. Organisasi rahasia itu pada akhirnya akan mendistribusikan bom ini ke wilayah-wilayah berbeda di Kerajaan Roan setelah insiden di ibu kota. Tentu saja, mereka akan menyembunyikan identitas mereka sebagai organisasi rahasia.

“Anda bilang sebuah bom akan meledak di sini?”

“Ya.”

Choi Han melihat sekeliling air pancur dan orang-orang di alun-alun kota. Sebuah suara yang dingin terdengar di telinganya pada saat itu.

“Bom itu bisa ditanam di suatu tempat atau bahkan dipasang pada seseorang. Tentu saja, orang itu tidak akan tahu itu bom dan mengira itu benda lain, seperti gelang atau dompet dan membawanya bersama mereka.”

Pada seseorang. Kalimat itu membuat Choi Han memalingkan kepala untuk melihat Cale. Cale menjawab Choi Han dengan dingin.

“Itulah mengapa kita perlu mencegahnya.”

Tentu saja, Cale tidak akan melakukannya. Choi Han, Rosalyn, dan Naga Hitam yang akan menanganinya. Cale berencana tidak akan melakukan apa pun. Cale berencana sama sekali tidak melakukan apa pun di ibu kota.

“Bagaimana kita bisa mencegahnya?”’

“Sederhana.”

Cale menyilangkan kedua tangan sembari bersandar ke sebuah pohon di alun-alun kota dan terus berbicara.

“Bom sihir, pada dasarnya, adalah gumpalan mana. Itu sebabnya yang perlu kamu lakukan hanyalah memiliki seseorang dengan sensitivitas mana yang tinggi untuk memeriksa area ini dan mencari lokasi yang tampaknya memiliki mana berlimpah.”

Choi Han tersentak melihat sikap tenang Cale lantas bertanya dengan hati-hati.

“Apakah sangat kuat hingga bisa dideteksi dengan mudah?”

“Tidak. Hanya sedikit lebih kuat, sehingga mage rata-rata akan sulit menyadarinya. Tapi gumpalan kecil mana itu dapat seketika menarik mana di area sekitar untuk menciptakan ledakan besar.”

Choi Han tampak cemas. Sebagai pengguna pedang dan aura, dia juga agak peka terhadap mana. Akan tetapi, dia tidak sepeka mage, dan tidak bisa membantu.

“Cale-nim, saya rasa ini tidak akan mudah.”

“Ini sangat mudah.”

Cale menjawab begitu lantas bertanya.

“Iya, kan?”

Pada saat itu, sebuah jawaban terdengar dari atas.

“Bisa dilakukan. Hanya saja merepotkan.”

Di samping Cale adalah si Naga Hitam, makhluk yang disebut-sebut paling peka terhadap mana. Choi Han segera paham dan menganggukkan kepalanya. Dia lupa kalau naga ini adalah makhluk yang hebat dan kuat.

Cale menyerahkan peta di tangannya kepada Choi Han.

“Aku tidak tahu dengan orang-orang, tapi bom yang dipasang di sebuah tempat akan dipasang setidaknya dua hari sebelum insiden.”

Hari terjadinya insiden adalah ketika raja tiba. Itu artinya keamanan akan berkali-kali lipat dibanding biasanya mulai dari hari sebelumnya. Itulah mengapa mereka perlu memasang bom-bom itu selambat-lambatnya dua hari sebelumnya.

“Aku tidak tahu mengenai lokasi lain, tapi aku yakin setidaknya satu bom akan berada di dekat alun-alun ini. Ini adalah tempat yang paling ramai orang.”

“Benar. Saya setuju.”

“Itu sebabnya, dengan alun-alun ini sebagai titik pusat.”

Cale menunjuk Choi Han lalu ke atas langit.

“Choi Han, kamu dan si naga akan menjelajahi sekitar ibu kota setiap malam untuk mencari bom-bom sihir itu.”

“Kami berdua?”

Cale menepuk pundak Choi Han dan menjawab pertanyaan Choi Han. Cara menangani Naga Hitam dan Choi Han lumayan mirip.

“Ya. Choi Han, jika itu kamu, aku tahu kamu bisa bergerak diam-diam tanpa disadari. Kamu sangat berbakat.”

Choi Han perlahan menganggukkan kepala dengan ekspresi serius. Dia lantas bertanya.

“Apa yang harus kami lakukan saat menemukannya?”

“Untuk sekarang biarkan saja.”

  “…Tidak menyingkirkannya?”

“Kita akan menyingkirkannya pada hari insiden.”

“Boleh saya bertanya kenapa?”

Cale menyeringai.

“Bukankah kamu ingin mencari mage itu?”

Itu bukanlah jawaban pertanyaan Choi Han, tapi Choi Han menganggukkan kepalanya. Cale melihat sekeliling alun-alun. Setiap orang terlihat gembira, tapi anggota organisasi rahasia mungkin membaur bersama mereka. Cale tidak tahu di mana lokasi mage peminum darah itu. Mage itu mungkin sedang bersembunyi di suatu tempat atau berkeliaran sambil menyamar.

“Seorang mage harus hadir untuk membuat bom sihir itu meledak. Mage yang membuat bom itu harus melepas pengaman bom untuk meledakkannya.”

“…Kalau begitu-“

Choi Han mulai berbicara ketika sebuah pikiran melintas di kepalanya lantas berhenti berbicara dan melihat ke arah Cale. Cale melanjutkan dengan suara yang tidak tertarik.

“Pertama, temukan bom-bom itu. Jika kamu kebetulan beruntung dan menemukan orang-orang yang memasang bom-bom itu, ikuti mereka tanpa ketahuan.”

Karena Naga Hitam akan menemaninya, Choi Han akan berhenti tepat sebelum dia dideteksi oleh sihir. Tapi Cale berpikir akan sulit bagi mereka untuk mencari orang-orang itu dalam prosesnya.

Butuh usaha panjang untuk mencari lokasi-lokasi dengan fluktuasi mana yang sedikit meningkat untuk menemukan bom-bom itu. Hal itu akan sangat sulit dan melelahkan. Itulah mengapa Cale menyerahkan tugas ini kepada mereka berdua. Dia tidak akan bisa membantu mereka, tapi, yang lebih penting, dia tidak ingin melakukannya.

“Kalau begitu kami hanya harus menjelajahi area ini sampai dua hari sebelum acara?”

“Tidak. Kalian berdua juga harus datang sehari sebelumnya.” 

“Sehari sebelumnya?”

‘Bukankah akan sulit karena akan ada jauh lebih banyak penjaga?’

Choi Han tidak menanyakan itu. Itu akan sulit, tapi dia masih bisa mengusahakannya. Dia hanya perlu mengeluarkan sedikit usaha lebih dan sedikit lebih berhati-hati.

Pada saat itu, Choi Han dapat sekali lagi melihat Cale dengan seringai jahatnya,

Cale mengeluarkan sebuah bola hitam dari sakunya dan menunjukkannya ke Choi Han.

“Ah.”

Choi Han berseru kaget. Dia familiar dengan bola hitam ini. Itu adalah Alat Pengacau Mana. Cale sudah menggunakannya sekali sebelumnya. Alat itu cukup kuat untuk menjangkau seluruh gunung.

Cale dengan santai tersenyum lantas berbicara. Dia tahu kapan bom itu akan meledak.

“Banyak mage akan ada di sana hari itu, jadi itu mungkin tidak akan bertahan 10 menit, tapi itu akan membantu. Alat itu akan membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan sihir tidak berfungsi selama durasi itu.”

10 menit sudah cukup.

Mereka hanya perlu menyelamatkan orang-orang dari bom yang dipasang pada mereka dalam waktu 10 menit itu. Mereka akan terlihat sangat jelas. Dan, pada saat itu, akan ada banyak manusia dan manusia siluman yang akan bekerja, selain Choi Han dan naga itu.

Choi Han melihat bolak-balik antara bola hitam dan Cale, lantas menelan ludah dan berbicara.

“…Cale-nim, Anda berencana untuk melakukan semua ini sendiri-“

“Itulah mengapa.”

Cale tahu apa yang Choi Han akan katakan. Itu sebabnya dia memotongnya dan berkata kepada Choi Han dan si naga.

“Pergi dan bekerjalah.”

Choi Han bengong menatap Cale. Cale menunjuk bar yang terkenal dengan birnya dan melanjutkan.

“Aku akan menunggu kalian di sini. Berkelilinglah sampai sekitar jam 11 lalu kembali untuk hari ini.”

Choi Han berpikir sejenak, lantas mengeluarkan tawa yang terdengar seperti desahan dan menganggukkan kepala.

“Mengerti. Hari ini, si naga dan saya hanya akan berkeliling di bagian dalam alun-alun lalu kembali.”

Awalnya Choi Han terpikir untuk bertanya kenapa Cale tidak ikut bersama mereka. Akan tetapi, dia segera menyadarinya. Cale hanya akan menjadi beban bagi Choi Han dan Naga Hitam saat mereka bekerja.

Cale itu lemah. Bahkan tidak secuil pun jejak mana keluar dari tubuh Cale, dia juga tidak tampak pernah berlatih jenis seni bela diri apa pun. Dia orang biasa, tapi pada saat yang sama, bukan orang yang biasa.

“Aku akan bekerja keras, jadi tolong belikan saya bir ketika saya kembali.”

“Tentu. Naga, terima kasih atas bantuanmu juga.”

Naga Hitam itu menyingkirkan kubah kedap suara, seolah untuk merespons perkataan Cale. Choi Han sedikit membungkukkan kepala lantas bergerak menjauh dari Cale.

Dua jam kemudian, Cale kembali ke kediaman dengan Choi Han dan Naga Hitam, yang tidak berhasil menemukan apa pun.

Mereka juga tidak berhasil menemukan apa pun malam berikutnya.

Cale, yang tidak bisa tidur saat malam, akhirnya terbangun di tengah hari. Walau begitu dia tidak merasa lelah, karena Vitalitas Jantung membuat Cale sulit merasa lelah.

“Tuan muda, apa Anda sudah bangun?”

“…Ron.”

Tidur Cale yang pulas lenyap seperti sebuah mimpi,  tatkala dia kembali ke realitas.

“Saya telah kembali.”

Ron telah kembali. Dia lalu menyerahkan sebuah surat kepada Cale. Cale memberi Ron perintah untuk pertama kalinya setelah melihat surat itu.

“Ron, pergi bungkuskan botol anggur terbaik.”

Itu adalah surat dengan lambang Organisasi Pedagang Flynn. Cale membuka surat itu dan menemukan sebuah kalimat.

[Tuan muda Cale, akankah Anda segera mentraktir saya alkohol?]

Anak haram dari pemimpin Organisasi Pedagang Flynn, Billos, akan segera tiba di ibu kota.

Surat itu membantu Cale menyadari tidak lama lagi dia akan bertemu putra mahkota di dalam istana. Karena di sana ada banyak penjahat, sudah tiba waktu baginya untuk sangat, sangat berdiam diri.

 

***

Proofreader: Tsura

 

 <<<

Chapter 35                   

>>>             

Chapter 37 

===

Daftar Isi 


 

 

 

No comments:

Post a Comment