Saturday, April 9, 2022

Remarried Empress (#327) / The Second Marriage




Chapter 327: Bawa Anak Pertamanya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Sayangku, pegang tangan ibu…. bayiku, bayiku yang manis…”

Gumaman terdengar dari semak-semak.

Viscount Roteschu hendak memasuki Istana Barat ketika dia tiba-tiba mendengar suara itu.

“Rashta?”

Itu terdengar seperti suara Rashta.

Viscount Roteschu berbalik dan menuju ke sumber suara.

Terlihat tempat kecil berbentuk melingkar di antara semak-semak dan rumput pendek. Rashta sedang duduk di sana di kursi sarang burung yang besar, menggendong boneka di pelukannya dan bergumam.

"Sayangku…"

Melihat Rashta bergumam sambil membelai boneka itu, Viscount Roteschu mendecakkan lidahnya dengan heran.

"Apa dia benar-benar sudah gila?"

Tiba-tiba, Rashta berhenti dan mendongak.

Ketika dia melihat Viscount Roteschu, matanya yang kusam menjadi hidup kembali. Kemudian, dia mendorong boneka itu dengan cemberut.

"Aku sedang berlatih cara menggendong bayi."

Viscount Roteschu merasa lebih tenang setelah mendengar suaranya yang tajam penuh kebencian.

“Aku tidak bisa menggendong bayiku. Aku tidak bisa menggendongnya dengan baik, jadi aku harus berlatih. Aku tidak boleh menjatuhkannya lagi. Kalau tidak, aku tidak akan bisa melihat wajahnya lagi.”

"Omong kosong apa yang kamu katakan?"

Setelah mendengarkan omongannya, Viscount Roteschu segera mendekatinya. Melihat sekelilingnya, dia berkata dengan suara rendah,

"Sadarlah. Aku punya informasi tentang putri Keluarga Isqua yang kamu minta.”

“Jangan mencarinya, tidak perlu. Apa kamu pikir aku tertarik menemukan putri orang lain?”

Rashta, yang berbicara dengan tegas, menatap Viscount Roteschu dan tertawa,

“Kamu malah mencari putri orang lain padahal putrimu sendiri juga hilang.”

Mata Viscount Roteschu memerah sesaat karena ejekan itu.

Rashta mengulurkan tangan, menampar pipi Viscount Roteschu dua kali, dan tersenyum.

“Kamu sedang dihukum. Aku kehilangan anakku karena kamu, jadi kamu juga kehilangan anak.”

"Apa kamu benar-benar sudah gila?"

“Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan. Rashta sedang sibuk, jadi cepatlah bicara lalu pergi.”

Viscount Roteschu mendengus cemberut.

'Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi sehingga dia jadi berubah sekali?'

Walaupun dia membenci Rashta, dia menganggapnya licik seperti rubah, meskipun dia terkadang naif dan kikuk. Namun, dia tidak melihatnya sama sekali pada diri Rashta saat ini.

Tetap saja, Viscount Roteschu tidak peduli dengan penderitaan Rashta.

Alih-alih bertanya kepada Rashta tentang apa yang sedang terjadi, dia buru-buru menceritakan apa yang telah dia temukan,

“Dia kemungkinan besar adalah putri asli Keluarga Isqua.”

"Dia? Navier?”

“Evely! Penyihir yang tinggal di Istana Selatan!”

“Evely? Penyihir?”

Sorot mata Rashta yang tadinya tak bersemangat menjadi penuh amarah.

"Dia orangnya?"

"Ya!"

Rashta menjatuhkan boneka itu dan mencengkeram leher Viscount Rostechu.

"Apa kamu yakin? Kamu tidak melakukan ini untuk mengerjai Rashta?”

“Untuk apa aku mengerjaimu? Tidak ada untungnya.”

'Kamu adalah sumber uangku!' Viscount Roteschu berujar dalam hati.

Mengapa dia menyampaikan informasi ini ketika dia begitu sibuk mencari Rivetti? Karena Rashta memang sumber uang dan masa depan keluarganya.

Namun, Rashta, yang harusnya memenangkan hati kaisar untuk mendapatkan uang darinya, tidak focus justru membuatnya marah.

Menemukan Rivetti butuh uang, uang, dan lebih banyak uang.

"Tidak mungkin."

Rashta meremas leher Viscount Roteschu, mendorongnya ke belakang, dan bergumam,

“Itu tidak mungkin dia! Itu tidak mungkin dia di antara begitu banyak orang! Tesnya, apa kamu suda melakukan tes?”

“Aku tidak bisa melakukan tes. Orang-orang di kuil menolak meskipun aku membawa darahnya. Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang akan diuji harus datang secara pribadi. Ada begitu banyak penyimpangan, seperti pertukaran darah, sehingga saat ini tidak ada tes yang dilakukan kecuali orang-orang yang terlibat hadir.”

“Kalau begitu itu tidak benar. Itu tidak benar."

Meskipun Rashta mengatakannya sambil tersenyum, di dalam hati dia gugup.

“Tidak mungkin gadis yang biasa memanggilku kakak adalah putri kandung mereka.”

“Rashta, kamu tidak bisa semata-mata mengatakan itu tidak benar. Kamu harus memeriksanya dengan benar, bahkan bila perlu membawanya ke kuil dengan paksa.”

“Apa gunanya memeriksanya? Kamu tahu tidak ada gunanya bagiku mencoba memeriksanya!”

Rashta, yang berteriak keras, tertawa terbahak-bahak, mengarahkan jarinya ke Viscount Roteschu dan berbicara dengan sinis seolah dia mengerti niatnya.

“Kamu berbohong untuk menyakiti Rashta, bukan? Bukankah aneh kamu menemukan putri yang tidak dapat ditemukan Viscount dan Viscountess Isqua selama bertahun-tahun hanya dalam beberapa minggu? Ya. Itu bohong. Itu tidak mungkin benar.”

“Aku juga tidak tahu mengapa mereka tidak dapat menemukannya selama bertahun-tahun. Apakah karena mereka mencari di negara lain, atau karena mereka tidak mencarinya sungguh-sungguh , atau karena mereka tidak punya otak? Pokoknya, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak tahu apakah Evely benar-benar putri mereka, tetapi pasti besar kemungkinannya.”

Sudut mata Rashta mulai memerah.

Terlepas dari penampilannya yang menyedihkan, Viscount Roteschu tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya saat ini.

Dia mengulurkan tangannya dengan cepat.

“Beri aku uang. Aku punya informan yang sangat terampil, tetapi dia menuntut banyak uang.”

“…”

“Kamu juga perlu mengirim uang ke rumah agar Alan bisa tetap sehat. Dia membesarkan putramu.”

Rashta melepaskan gelang permata dari pergelangannya dan menyerahkannya, dan Viscount Roteschu menerimanya tanpa ragu-ragu. Kemudian dia berbalik seolah-olah urusannya sudah selesai.

Begitu Viscount Roteschu keluar dari semak-semak, dia bisa mendengar di belakangnya lagi, "Sayangku, pegang tangan ibu ..."

Viscount Roteschu merinding, jadi dia menggosok-gosok lengannya.

"Apa dia benar-benar sudah tidak waras?"

***

"Kalung mana dicuri ?!"

"Ya."

"Kamu tidak tahu siapa yang melakukannya?"

"Saya sangat memperhatikan keamanannya, tetapi seseorang mengambilnya tanpa jejak."

Di sebelah Marquis Karl, penyihir istana terlihat seperti akan menangis.

Dia baru saja mulai menyelidiki satu petunjuk yang ditemukan terkait fenomena penurunan penyihir. Kalung itu telah hilang, jadi dia sangat kesal.

Sovieshu ingat Heinley menggunakan burung untuk bertukar surat dengan Navier.

"Mereka mampu mengendalikan burung-burung."

Marquis Karl bertanya,

"Apa yang harus kami lakukan, Yang Mulia?"

Sovieshu tidak segera menanggapi, tetapi malah menatap penyihir istana dan bertanya,

“Sudah jelas, sangat sulit untuk melanjutkan penyelidikan saat ini. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerugian kita sekarang?”

“Tidak pasti, tapi akan lebih baik menjauhi batu mana untuk saat ini.”

"Bukankah batu mana membuat kita lebih mudah menggunakan sihir?"

"Tepat sekali. Bahkan Nona Evely memulihkan mananya yang hilang dengan bantuan batu mana. Ada juga beberapa kasus peningkatan mana yang tiba-tiba. Namun, asisten saya kehilangan mana karena batu mana. Sejak itu, saya menyuruhnya tidak jauh-jauh dari kalung mana, tapi mananya tidak kembali…”

Penyihir istana, yang sedih memikirkan itu, berhasil menyelesaikan kata-katanya beberapa saat kemudian.

“Kami tidak tahu dalam kondisi apa mana menghilang dan meningkat, jadi yang terbaik adalah menjauhi batu mana.”

"Kamu benar. Kita akan melakukan persis seperti yang kau katakan. Marquis Karl, hubungi akademi sihir juga agar mereka mencegah murid-muridnya menggunakan batu mana untuk sementara waktu.”

"Ya, Yang Mulia."

Marquis Karl melirik sejenak ke sisi meja Sovieshu saat dia meninggalkan kantor bersama dengan penyihir istana.

Kaisar Sovieshu tidak membawa sang putri selama beberapa hari. Sebelumnya, dia selalu berusaha menempatkannya di sisinya. Apa yang membuatnya berubah pikiran?

Dia tidak menyingkirkan buaian bayi, tetapi buaian yang kosong itu membuat ini tampak lebih aneh.

Begitu berada di luar kantor, penyihir istana bertanya seolah-olah dia memiliki pemikiran yang sama.

"Bukankah Yang Mulia tidak membawa sang putri bersamanya akhir-akhir ini?"

“Sang putri masih sangat kecil dan terkadang menangis, pasti itu mengganggu pekerjaannya.”

Penyihir istana kali ini bertanya dengan suara meragukan.

“Yah, wajar bayi menangis. Bukankah ini karena berita Permaisuri Navier sedang hamil?”

Sebagai tanggapan, Marquis Karl dengan tegas menyangkalnya.

"Tidak sama sekali."

Karena sangat sedikit orang yang tahu pasti bahwa Sovieshu mengajukan gugatan cerai karena Navier mandul, penyihir istana langsung mengangguk,

"Ya. Anda benar."

Namun, raut wajah Marquis Karl menjadi lebih muram. Faktanya, dia sangat khawatir Sovieshu akan menjauh dari sang putri karena alasan itu. Dan kekhawatiran itu benar.

Sovieshu pertama-tama berkeliaran di sekitar kantor sambil melihat buaian yang kosong, lalu berkeliaran di sekitar koridor. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk pergi ke kamar bayi.

Di sana, sang putri tidur nyenyak di tempat tidurnya yang nyaman.

"Dia bayi yang sangat tenang."

Viscountess Verdi berkata dengan cepat.

Sovieshu melambaikan tangannya dan berjalan ke buaian. Dia menatap wajah bayi yang sedang tidur itu dan dengan lembut menyentuh pipinya.

Bayi itu membuka matanya perlahan, mengenali wajahnya, tersenyum manis dan mengeluarkan suara.

Dengan rasa sakit yang menyayat di dadanya, Sovieshu mengangkat bayi itu dengan wajah cemberut.

Bayi itu hanya terkikik ringan, menarik-narik pipi dan telinga Sovieshu.

Sovieshu berusaha menemukan kempiripan dirinya dengan sang putri sementara dia membiarkannya bermain-main dengan wajahnya.

Mata, hidung, mulut, rambut, tangan, kaki, kulit…

Tapi tidak ada. Bayi itu tidak mirip dengannya.

Hanya ada dua orang yang tampak seperti bayi itu. Rashta dan anak pertamanya.

Sovieshu teringat anak pertama Rashta, yang pernah sekilas dia amati. Sepengetahuannya, Viscount Roteschu yang membesarkannya.

‘Aku perlu melihat anak itu lebih teliti.’

Bagi Sovieshu, anak itu hanyalah anak pertama Rashta, jadi ketika dia melihat anak itu untuk pertama kalinya, dia tidak terlalu memperhatikannya meskipun dia melihat kemiripannya dengan Rashta.

Tapi sekarang…

Setelah menempatkan bayi di buaian, Sovieshu kembali ke kantornya dan memanggil seorang kesatria yang biasa bergerak sembunyi-sembunyi.

"Pergi ke rumah Viscount Roteschu dan bawa anak pertama Rashta, bersama dengan Viscount Roteschu."

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 

 

<<< 

Chapter 326          

>>>             

Chapter 328

===

Daftar Chapters 

 

Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover

 

Remarried Empress (#326) / The Second Marriage




Chapter 326: Bawa Anak Pertamanya (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Duke Zemensia sedang dilema.

Dia harus memilih antara dirinya atau putrinya.

Jika dia membuat keputusan demi hidupnya sendiri, dia tidak akan ragu-ragu. Tentu saja dia akan menyelamatkan putrinya.

Masalahnya adalah jika dia mengakui dia sengaja menyiapkan makanan untuk menyakiti keluarga kekaisaran, seluruh keluarganya juga akan berada dalam bahaya. Istrinya, putranya, dan bahkan dua cucunya yang menawan….

"Yang Mulia benar-benar kejam."

Sang Duke itu bergumam kaget.

Meskipun dia telah menyiapkan makanan yang berbahaya bagi bayi dalam kandungan permaisuri, dia bahkan tidak tahu pasti kalau permaisuri hamil.

Sekalipun dia yakin permaisuri hamil, dia tidak melakukannya dengan maksud agar permaisuri memakannya.

Dia hanya ingin Kaisar dan Permaisuri sedikit merasakan penghinaan publik. Dia ingin semua orang menyadari bahwa di balik kedok manis kaisar hanya ada racun.

Meskipun ini juga bukan hal yang baik, bukankah balas dendam ini lebih ringan dibandingkan dengan apa yang diderita putrinya karena dikurung di rumah terpencil seperti binatang?

Ini tidak lebih dari perselisihan biasa antara bangsawan masyarakat tinggi. Namun, kaisar yang kejam ini mengancam akan membunuh seorang manusia untuk meredakan ketidaksenangannya yang sesaat.

'Bagaimana dia bisa begitu acuh tak acuh dengan nyawa manusia?'

Bagi Duke Zemensia, yang terbiasa dengan raja terdahulu yang sabar dan baik hati, Kaisar Heinley tampak seperti seorang tiran keji yang akan menghancurkan negara.

Dia lebih suka Heinley menggunakan pedang. Tetapi kaisar ini malah memaksanya untuk menggunakan pedang dan memilih siapa yang akan dia tikam. Bukankah itu kejam?

Ketika mata mereka bertemu, sudut mulut kaisar sedikit terangkat.

Ekspresi Duke berubah.

Dengan wajah itu, Kaisar membuat orang berpikir, 'Yang Mulia terlalu lembut.'

Dengan wajah itu!

Tetapi Sang Duke harus memilih. Dia harus memilih antara mengorbankan Christa atau keluarganya.

“Surat itu… tidak ditulis olehku.”

Matanya memerah karena marah.

"Sayang sekali."

Kaisar Heinley berbisik pelan, "Ini benar-benar disayangkan," dan mendorong patung di atas meja dengan satu tangan.

Patung itu hancur berserakan di lantai.

***

Ayahku, yang akhirnya berhenti menangis, sekarang benar-benar fokus memilih hadiah untuk bayiku.

Tahu-tahu, desainernya sudah ada di sini, dan pakaian-pakaian bayi yang modis memenuhi ruangan. Ada banyak juga album desain baju bayi.

Saat aku mengamati pakaian itu dengan cermat, aku hampir tidak berhasil melepaskan diri dari godaan yang menyelimutiku.

Karena dokter istana memberitahuku untuk beristirahat dengan baik, sekarang aku tidak melakukan apa-apa. Kemarin juga sama. Tapi itu membuatku merasa tidak enak karena Heinley bekerja sementara aku bersenang-senang.

"Yang Mulia ada di dalam?"

Namun, ekspresi McKenna di depan kantor itu aneh. Ketika dia melihatku, dia gugup dan tersenyum canggung.

“Yah, Yang Mulia sangat sibuk saat ini. Beliau tampaknya punya banyak pekerjaan. Hmm… Omong-omong, kehamilannya sudah diumumkan. Hah… Apa itu? Apakah itu pakaian Yang Mulia Heinley?”

"Ini pakaian bayi."

“Oh, pakaian bayi ukurannya mirip dengan Yang Mulia Heinley. Anda mengerti maksud saya, bukan? Saat dia dalam wujud burung.”

Tidak, aku pikir Heinley lebih besar. Bagaimanapun, perbandingan itu tidak masuk akal meski demi berpura-pura.

'Kenapa dia bertingkah seperti ini?'

Ketika aku melihat pria yang keluar dari pintu kantor beberapa saat kemudian, aku tahu jawaban dari pertanyaan itu.

Duke Zemensia …

Itu karena ayah Christa, pria yang kemarin mengecam kami di depan umum karena menyembunyikan fakta bahwa aku hamil dalam upaya membuat jebakan bagi para bangsawan.

McKenna khawatir aku akan bertemu dengannya.

Duke Zemensia, yang melangkah gontai, melihat ke arahku.

Matanya tertuju padaku, dan pada keranjang pakaian bayi yang kupegang.

Kemudian tatapannya berubah sengit dan matanya yang besar menyipit.

Dia menatapku seolah-olah aku adalah musuh yang telah mengusir Christa. Begitu McKenna terbatuk, dia mengibaskan jubahnya dengan kuat dan pergi dengan enggan.

Viscount Langdel, yang berdiri di belakangku, berkata dengan suara rendah,

“Tatapannya tidak bagus. Kami perlu memperkuat penjagaan Anda untuk saat ini, Yang Mulia.”

"Ya…"

Aku ingin tahu apakah Heinley menekannya dengan keras gara-gara kemarin. Ekspresinya menjadi sangat ganas dalam sehari.

Saat aku melihat punggungnya yang menjauh, Heinley juga keluar dari kantornya.

“Ratuku!”

Memanggilku dengan sayang, dia bergegas ke sisiku, mengeluarkan pakaian yang ada di keranjang, dan bertanya padaku.

"Apakah ini milikku?"

Apa yang sedang terjadi? Apa yang Heinley bicarakan dengan Duke hingga membuat semua orang bertingkah aneh?

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 

 

<<< 

Chapter 325          

>>>             

Chapter 327

===

Daftar Chapters 

 

Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover

 

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (Special Side Story)

 


Special Side Story : Aku Penasaran Kenapa Hari Ulang Tahun itu Hari yang Istimewa!

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Hong diusir oleh seorang pedagang. Sebuah batu yang dilempar nyaris mengenainya, membuatnya merasa takut. Tapi dia juga merasakan kehangatan di punggungnya. Itu adalah kakaknya, On. Pedagang yang marah mengejar kedua anak kucing itu ke gang yang gelap dan terus melempari batu, menyebut mereka pencuri. Keduanya akhirnya menjauh dari pria itu dan berhenti berlari. On memeriksa apa Hong mengalami cedera sambil mewaspadai sekeliling mereka.

 

Hong meminta maaf kepada kakaknya atas apa yang terjadi. Mereka kesulitan berburu setelah memasuki kota, jadi mereka kekurangan makanan. Hong tadi melihat roti di toko. Selagi dia berjalan berkeliling kota untuk mencari sisa makanan, roti di rak toko itu terlihat sangat lezat sehingga tanpa sadar dia mendekati dan menyentuhnya. Di matanya rroti itu terlihat hangat. Akibatnya, si pemilik toko mengusir mereka.

 

On memberi tahu Hong kalau dia baik-baik saja. Hong berjongkok dan berpikir kalau dia merasa lapar. Tapi dia tidak bisa mengatakannya dengan keras karena kakaknya yang lebih sering bepergian mungkin akan lebih lapar darinya. Keduanya tiba-tiba mendengar suara seorang pria yang terkejut melihat anak-anak kucing tetapi akhirnya berbalik dan membuka pintu gerbang rumahnya.

 

Pria itu adalah pemilik properti tempat anak-anak kucing itu bersembunyi saat ini. Matahari terbenam, jadi mereka menetap di tempat ini untuk tidur, tetapi berhati-hati agar tidak membuat marah pemilik tempat itu. Pintu rumah terbuka, dan keluarlah seorang anak perempuan yang berteriak 'ayah!' Pria itu tersenyum dan memeluk gadis bernama Sophia.

 

Sophia senang melihat hadiah dari ayahnya, dan ayahnya menggodanya dengan berkata kalau putrinya lebih senang dengan hadiah itu daripada merindukan ayahnya. Sang ibu menggelengkan kepalanya melihat pemandangan itu, dan sang ayah menyerahkan hadiah itu kepada Sophia. Orang tua Sophia mengucapkan selamat ulang tahun lantas memasuki rumah. Hong menyaksikan seluruh adegan itu. Dia menoleh ke On dan bertanya apa itu hari ulang tahun.

 

Hong ingin bertanya apakah hari ulang tahun harus dirayakan. Tapi dia menambahkan pertanyaan lain. Dia bertanya kepada kakaknya kapan ulang tahunnya, atau kapan ulang tahun On. On terdiam dan  mengingat masa lalu. Ada saat ketika dia merayakan ulang tahunnya seperti Sophia, tetapi karena dia masih sangat muda saat itu, dia tidak dapat mengingat hari ulang tahunnya dengan tepat.

 

Dia hanya ingat saat itu musim panas setelah musim hujan berakhir dan udara semakin panas. Dan dia hanya samar-samar tahu kalau adiknya lahir di awal musim gugur. Ada kalanya dia bertanya-tanya apakah ulang tahunnya hari ini karena dia tidak mengingatnya.

 

Pada saat mereka sudah cukup besar untuk bisa menghitung hari dan tahu angka, tidak ada yang merayakan ulang tahun mereka karena mereka sudah menjadi orang buangan dari sukunya. On bisa melihat emosi polos di mata adik laki-lakinya, tetapi dia berbalik dan diam-diam menjawab kalau dia tidak ingat hari ulang tahun mereka. Sejak itu, keduanya tidak membicarakan hari ulang tahun.

 

***

 

Topik itu kembali dibahas gara-gara Raon. Naga muda itu bertanya apa itu raja. Raon berujar dirinya hebat, tetapi dia tidak mengerti mengapa hari ulang tahun seorang raja itu penting dan mengapa dirayakan seperti itu. Saat itu beberapa hari sebelum ulang tahun ke-50 Raja Zed. Anak-anak melihat ke luar pemandangan malam kota. Hong tidak menjawab pertanyaan Raon dan hanya duduk diam di sampingnya.

 

Raon kemudian berkata, "Aku ingin tahu mengapa ulang tahun adalah hari yang istimewa!" Cale sedang berbaring di tempat tidur dan melihat peta ibu kota, dia melirik anak-anak dengan tatapan acuh tak acuh. Cale tidak menganggap ulang tahun KRS sebagai hari yang penting. Dia tidak tahu apakah dia merasa seperti itu ketika dia masih muda, tetapi dia tidak memedulikannya ketika dia sudah dewasa. Tetapi ada saat-saat ketika itu menjadi penting.

 

Raon berkata dia tidak berulang tahun karena dia tidak tahu kapan dia lahir. Di gua gelap tempat dia berasal, dia tidak menyadari berlalunya waktu. Dia hanya tahu berapa tahun usianya dari keluhan orang-orang yang menahannya. Hong menatap Raon sebelum menjawab kalau dia juga tidak tahu hari ulang tahunnya. Dia menepuk Raon dan berkata kalau itu tidak penting.

Tetapi ketika Hong mengingat pemandangan Sophia dan keluarganya, dan melihat mata Raon yang agak kosong, dia hanya bisa tersenyum. Cale dengan acuh tak acuh setuju dengan Hong bahwa ulang tahun itu tidak penting. Itulah yang dipikirkan Cale. Saat masih KRS, dia ingat disuguhi sup rumput laut di panti asuhannya (Fun fact: Sup rumput laut adalah hidangan ulang tahun tradisional di Korea).

 

Tetapi ketika dia tumbuh dewasa, hari ulang tahunnya hanya membuatnya merasa khawatir bagaimana dia akan hidup. Dia mengingat percakapan dengan seseorang yang bertanya apakah dia masih hidup tahun ini. Dia menjawab orang itu dengan dingin, dan orang itu mengeluh mengapa dia acuh tak acuh dengan hari ulang tahunnya. Tapi ada saat-saat spesial (saat-saat dia bersama Soos), meskipun itu sekarang hanya tinggal kenangan.

 

Cale memberikan pendapatnya tentang hari ulang tahun. Dia mengatakan ulang tahun itu spesial untuknya karena membuatnya sadar bahwa dia masih hidup. Raon dan Hong memiringkan kepala mereka bersamaan sementara On tersenyum. Cale melanjutkan kalau perayaan ulang tahun tidak harus pada hari ulang tahun mereka yang sebenarnya. Mereka hanya perlu menetapkan sendiri tanggal ulang tahun mereka.

 

Telinga Hong terangkat mendengar kata-kata itu dan dia menuju ke Cale. Dia mengingat Sophia, dan bertanya kepada Cale apakah benar-benar boleh membuat hari untuk diri mereka sendiri. Raon juga bertanya pada Cale apakah itu tidak apa-apa. Cale segera menjawab mengapa tidak. Mereka berada di dunia di mana seorang raja mengadakan festival di hari ulang tahunnya yang ke-50, meskipun itu juga dunia di mana seseorang ingin meledakkan bom sihir pada hari itu.

 

Jadi tidak ada salahnya menentukan tanggal ulang tahun mereka sendiri. Raon menjawab kalau begitu dia akan memikirkannya. Dia tidak segera menetapkan tanggal. Dia ingat saat dia pertama kali melihat langit malam, tetapi berpikir mungkin ada hari yang lebih baik dari hari itu, jadi dia ingin memikirkannya sedikit lagi. Dia menganggap dirinya hebat, jadi dia akan mengatur tanggal lahirnya sendiri.

 

Hong setuju dengannya dan menggosok-gosokkan tubuhnya ke saudara perempuannya dan berseru bahwa mereka harus melakukan semuanya bersama-sama. On terdiam dan Cale menghela napas lantas menyuruh mereka tidur. Saat On berbaring di tempat tidur, dia mengingat kenangan dulu sekali. Itu adalah percakapan dengan orang tuanya yang memberitahunya kapan dia dilahirkan.

 

Dia bertanya-tanya mengapa sekarang dia teringat itu, dan mengira itu pasti karena keduanya tidak lagi melarikan diri, jadi dia bisa mengingatnya sekarang karena hidup mereka sudah tenang. Orang tuanya mengatakan Hong lahir ketika musim panas berlalu dan embun mulai terbentuk di dedaunan. Dia tidak dapat mengingat tanggal pastinya, tetapi dapat mengingat hangatnya hari itu dengan jelas. Jadi dia berpikir ide untuk menetapkan tanggal untuk ulang tahun mereka sendiri bukanlah ide yang buruk. Menurutnya tidak ada salahnya memperingati masa kini ketika dia dan Hong masih hidup.

 

Hong menggosokkan kepalanya ke kaki Cale, mengatakan dia ingin tahu tentang ulang tahun semua orang karena dia ingin memberi selamat kepada mereka. Mata On berbinar, dia penasaran dan ingin memberi selamat kepada mereka juga karena mereka semua tinggal bersama sekarang. Cale mengatakan bahwa jika mereka ingin tahu mereka harus bertanya langsung.

 

Tapi dia mengerutkan kening karena dia tidak tahu apakah ulang tahunnya dirayakan di kediaman Henituse. Dia tidak tahu kapan ulang tahun Cale. Jika dia bahkan melupakan hari ulang tahunnya, itu diluar perilaku onarnya. Cale mengerutkan kening karena frustrasi dan berpikir nanti juga dia akan mengetahuinya. Pengeboman alun-alun sudah di depan mata, dan dia kesulitan bertanya kepada seseorang kapan ulang tahun Cale dan diperlakukan bagai orang bodoh. Dia berpikir kalau dia harus diam-diam bertanya pada Hans atau orang lain.

 

***

 

Anak-anak yang berusia rata-rata 9 tahun akhirnya bisa menentukan tanggal ulang tahun mereka. Tapi sekarang mereka sibuk gara-gara WS, jadi mereka akan membicarakannya nanti. Tetapi mereka khawatir karena sekarang ada banyak hari untuk dirayakan. Hong mengatakan itu menyenangkan baginya. Hong menyerahkan daftar yang diminta On. Daftar itu berisi nama-nama orang dan tanggal lahir mereka, termasuk Cale dan Alberu.

 

Daftarnya dimulai dengan Cale dan sebagai berikut:

Lock: 1 Oktober

Rosalyn: 5 April

Beacrox: 17 Desember

Ron: 19 Februari

Mary: Kami memutuskan untuk merayakannya bersama!

(Ya, penulis sengaja menghilangkan ulang tahun Cale dan Alberu dari daftar.)

 

***

 

CATATAN PENULIS:

Salam, ini Yoo Ryeo Han.

Hari ini adalah ulang tahun ke-4 dari serialisasi pertama Trash of the Count’s Family.

Sudah hampir 4 tahun sejak saya mulai menulis pada tahun 2018.

Meskipun saat ini ada jeda sebelum bagian kedua, saya ingin tetap menghidupkan seri ini, jadi saya menambahkan cerita sampingan.

Terima kasih karena telah bersama kami.

Sungguh.

Yah… begitu… Saya berpikir untuk menghabiskan hari ini dengan makan yang banyak. Saya sudah makan tiga kali sehari. Tapi saya serius masih mau makan… hehe.

Kalau begitu, sampai jumpa lagi dengan cerita sampingan lainnya di hari terakhir bulan April.

Saya berharap hari Anda menyenangkan!

*Harap dicatat bahwa saya akan memberi tahu Anda tentang karakter yang ulang tahunnya belum muncul di seri utama atau di postingan terpisah.

-Akhir dari catatan penulis-

*** 


[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 

 

<<< 

Side Story #4      

>>>            

Side Story #5

===

Daftar Spoiler 

 

Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover

 

Tuesday, April 5, 2022

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (Side Story #4)

 




Side Story 4: Apa Turun Salju? Benar! Bunga-Bunga Juga Bermekaran!

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Hal pertama yang Raon pelajari tentang manusia ialah bahwa manusia itu jahat. Dia berpikir manusia pada dasarnya jahat, tetapi karena belas kasih dan kebaikan hati manusia jugalah Raon dapat melarikan diri dari gua kecil dan gelap itu. Sejak saat itu, sedikit demi sedikit Raon menyadari bahwa manusia itu tidak mudah didefinisikan.

***

Inilah yang tertulis dalam buku anak-anak berjudul “Salju Pertama itu Lembut!” yang Rosalyn berikan kepada Raon ketika dia pertama kali belajar membaca:

-Beruang-beruang itu tampak bahagia berguling menuruni bukit yang tertutup salju putih.

-“Salju tipis yang jatuh dari langit terasa dingin ketika menyentuh kulit, tetapi menontonnya entah bagaimana membuat merasa tenang dan nyaman!” kata Hodungi, teman beruang itu.

Dunia yang dilihat Raon sampai dia berusia 4 tahun hitam pekat. Tentu saja, ada juga warna lain yang dia pernah lihat dari makanan, tetapi ketika dia sendirian, semuanya hitam dan gelap. Tapi di buku anak-anak itu, si beruang tersenyum cerah saat melihat dunia tertutup salju putih. Dunia serba putih. Raon bertanya apakah dia bisa memiliki buku itu, Rosalyn mengiyakan. Raon menyukai buku ini.

Dia telah membaca buku-buku lain seperti 'Sejarah Naga yang Agung', 'Pahlawan dan Rekan-Rekan Sang Naga', 'Sejarah Peperangan', 'Kedamaian dan Konflik', 'Seni Bertarung', dan 'Sang Prajurit dan dan Namanya yang Agung' yang menurutnya menarik, tetapi buku dengan dunia serba putih membuatnya terpikat. Waktu berlalu dan sekarang awal Desember. Raon dan semuanya tinggal di sebuah rumah di Desa Harris.

Raon menggebrak meja dengan kaki depannya sambil menceritakan apa yang tertulis di buku itu tentang salju. Tapi Hong melirik gambar itu dan perlahan menurunkan ekornya. Dia menatap Raon yang bersemangat dan bergumam bahwa salju itu dingin. Hong melirik On yang juga melihat gambar itu. Dia teringat pengalamannya dengan salju di masa lalu.

Salju yang dia lihat saat tinggal di desa suku Kucing Kabut bagaikan hujan yang turun dari langit kelabu. Tidak seperti salju yang menumpuk di gambar, salju yang dilihatnya membuat tanah menjadi berlumpur dan kotor. Tapi dia memang pernah melihat salju seperti yang ada di gambar. Pada saat mereka melarikan diri dari desa dan menuju ke wilayah Henituse saat musim dingin. Dunia benar-benar menjadi putih. Namun, saat itu ia tidak mengindahkannya karena dinginnya angin yang berhembus bersama salju.

Saat itu terlalu dingin. Jika bukan karena kakaknya, dia akan mati membeku di salju. Dia tanpa sadar bergumam, "Musim dingin itu dingin ... Sulit menemukan makanan ... Tidak ada bagus-bagusnya." Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Raon dan anak-anak kucing menoleh ke sumber suara. On bertanya apakah Beacrox baik-baik saja karena yang lain menyuruhnya agar berhati-hati dengan pisaunya. On dalam wujud kucingnya menuju ke Beacrox yang mengerutkan kening mendengar pertanyaannya.

Beacrox tertegun lantas tanpa basa-basi menjawab agar mereka jangan khawatir. Anak-anak merasa lega dan On kembali ke meja tempat yang lain berada. Mereka memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di 'kamar mereka' di lantai atas. Raon terbang sambil memeluk buku anak-anak itu, dan anak-anak kucing mengikutinya. Beacrox tahu yang dimaksud 'kamar mereka' bukanlah kamar mereka sendiri melainkan kamar Cale, meski begitu dia tidak repot-repot mengoreksinya.

Beacrox menghela napas dan mengambil pisau yang terjatuh di lantai. Bilahnya memantulkan kerutan di wajahnya, kata-kata Hong tentang dinginnya musim dingin terus terngiang di telinganya. Beacrox dengan asal meletakkan pisaunya di atas talenan, melepas sarung tangannya sembari mengutuk. Dia menggaruk telinganya lalu dia mendengar suara acuh tak acuh yang bertanya apakah dia baik-baik saja.

Ada dua orang lagi di ruangan itu – Cale dan Ron. Beacrox mengatakan dia baik-baik saja, dan Cale mengangguk. Cale sedang duduk di kursi di seberang meja tempat anak-anak berada beberapa waktu yang lalu. Ron tersenyum lembut dan bertanya kepada Cale apakah dia ingin minum lebih banyak limun madu. Cale mencoba menolak, tetapi menyerah atas desakan Ron. Dia lalu memandangi tempat anak-anak berada tadi dengan ekspresi gelisah lantas menengok langit biru nan jernih di luar.

Sementara Cale tenggelam dalam pikirannya, dia tampak resah. Ron menatapnya dengan senyum ramah sementara Beacrox mengeluarkan tepung dan mulai menguleninya untuk membuat kue. Mata Ron berubah dingin ketika dia melihat putranya dan Cale lantas mendongak ke langit. Cale berseru ringan ketika dia melihat kerangka tulang milik Mary yang terbang di langit.

Dia lanjut memakan kuenya lantas berbicara kepada Ron. Dia bertanya apakah wilayah Henitse menyimpan catatan cuaca tahunan. Ron menjawab iya, dan Cale hendak menyuruhnya meminta catatan cuaca kepada Hans selama sepuluh tahun terakhir, tetapi tersentak ketika dia melihat senyum ramah ‘pura-pura’ Ron. Cale mengalihkan pandangannya dan mengerutkan kening lalu dia mendengar seseorang memanggilnya.

Lock dan anak-anak suku serigala memasuki ruangan. Cale mengerutkan kening melihat anak-anak suku serigala mengenakan baju lengan pendek padahal sekarang awal musim dingin. Lalu dia tersentak ketika dia melihat Choi Han masuk. Cale berpikir bahwa orang yang paling tahu tentang cuaca ada di depannya. Dia berdiri dan pergi ke luar untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir.

Ron menyelimuti Cale. Cale merinding melihat kebaikan lelaki tua yang menakutkan itu, jadi dia beranjak pergi tanpa melirik Ron. Hans berseru kaget karena Cale akhirnya pergi keluar, dan CH bertanya kepada Cale apakah ada sesuatu yang mengganggunya. Cale menghela napas dengan wajah serius yang belum pernah dilihat CH dan Ron baru-baru ini. Ron ingat terakhir kali dia melihat Cale menghela napas dan mengerutkan kening. Saat dia kehilangan lengannya gara-gara Arm dan pulang dalam keadaan terkena racun putri duyung.

Tatapan CH kosong sementara Beacrox memperhatikan Cale yang beranjak keluar. CH berpikir ada sesuatu yang aneh ketika dia memeriksa status Ron dan Cale. Keduanya tampak baik-baik saja, tetapi Beacrox bertingkah aneh. Cale memanggil CH dan CH menjawab dengan mulut kering. Lock dan anak-anak suku serigala menatap gugup. Cale berbicara sementara Mary terlihat menuju ke arah mereka dengan monster kerangka terbang. Dia bertanya kapan biasanya salju pertama turun di Hutan Kegelapan.

CH sejenak bingung sementara Cale menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Cale tampak resah dan tidak bisa berkata-kata, jadi CH melirik Ron sebelum menjawab biasanya awal Desember. Dialah orang yang telah hidup paling lama di hutan ini. CH berkata salju pertama mungkin akan turun hari ini, sebulan lagi, atau mungkin tadi malam sudah turun salju.

Tetapi pada saat itu, mereka semua mendengar suara sesuatu yang jatuh. Mereka berbalik dan melihat Raon dengan bukunya yang terjatuh. On mengambil buku itu dan dengan ekspresi yang sangat sedih Raon bertanya kepada CH yang 'pintar' apakah salju pertama sudah turun saat mereka tidur. CH menjawab dalam beberapa tahun terakhir salju pertama turun pada malam hari setelah matahari terbenam. Raon terdiam beberapa saat lantas berseru, “Itu benar! Tentu saja, aku bisa melakukannya!” lantas memasuki rumah dengan ekspresi serius.

Cale memegang kepalanya dan bergumam kepalanya sakit, sementara itu CH kebingungan melihat sikap Cale. Cale beranjak masuk dan CH mencoba bertanya apa yang terjadi kepada Ron, tetapi Ron hanya tersenyum lembut sebelum mengikuti Cale masuk. CH semakin kebingungan. Dan pada saat itu, tidak ada yang menyadari seberapa seriusnya Raon. Raon menggembungkan pipinya yang tembem dan mengingat cerita di buku itu.

-Beruang itu mendekati ibu dan ayahnya, berkata, “Ibu, Ayah! Salju pertama telah turun! Ayo kita buat manusia salju untuk keluarga kita bersama-sama!"

-"Oke, ayo kita lakukan."

-"Oke! Bagaimana kalau kita mulai dengan membuat beruang salju yang menyerupai beruang kecil kita?”

-Keluarga beruang itu membuat tiga beruang salju, dan keluarga beruang salju bersama dengan dunia putih itu bertahan tanpa mencair sedikit pun sepanjang musim dingin.

Raon menyalakan perangkat komunikasi video dan memanggil Rosalyn yang baik dan pintar. Dia saat ini berada di Kerajaan Breck untuk tujuan negosiasi. Rosalyn tampak sedikit lelah, tetapi tersenyum cerah pada Raon karena ini adalah pertama kalinya Raon menghubunginya seperti ini. Dia tidak bisa menahan senyum melihat mata bulat dan biru tua yang menatapnya.

Rosalyn bertanya apa yang dia ingin ketahui. Raon menjawab kalau dia hanya tahu cara menghancurkan. Dia tahu bagaimana melakukan hal-hal dengan kekuatan penghancurnya yang tinggi, tetapi merasa sulit untuk melakukan sebaliknya. Rosalyn bingung dan Raon bertanya padanya bagaimana membuat salju lembut. Rosalyn yang kelelahan bergidik saat melihat sorot mata si naga muda yang menyala-nyala.

Kemudian, Cale menyadari kalau Raon tidak ada dan menghela napas, berkata itu lebih serius daripada yang dia pikirkan. Dia melihat buku anak-anak yang dipegang Raon yang On berikan kepadanya. Ketika dia bertemu mata dengan On, On menghindari tatapannya dan bergumam, "Aku harap Hong menyukai salju." Cale tersenyum dan mereka mendengar suara Hong di luar. On melirik Cale sebelum keluar kamar, bergumam menuruntnya itu akan menyenangkan.

Cale yang sekarang sendirian bertanya-tanya dengan ekspresi risau apa kira-kira yang menyenangkan, tetapi tidak ada yang menjawabnya. Jadi dia duduk kembali di sofa dan berpikir dia akan memikirkannya lagi setelah akhirnya turun salju. Sementara itu, Raon sedang berbicara dengan Mary. Dia meminta maaf padanya karena dia harus pergi sendiri hari ini. Keduanya sering berkeliling hutan bersama, tetapi Raon menjelaskan kalau ada pekerjaan penting yang harus dia lakukan mulai sekarang.

Mary berkata tidak apa-apa, lantas bertanya apa yang terjadi. Anak-anak kucing juga penasaran karena Raon senang berjalan-jalan di hutan bersama Mary dan memungut benda-benda aneh. Ini pertama kalinya Raon menolaknya. Raon tertawa dan menjawab kalau dia hebat. Dia meninggalkan mereka, setelah berujar "Nantikan saja." Setelah itu, dia menuju ke ruang bawah tanah sendirian.

Ketiganya penasaran, tetapi tidak bertanya lebih jauh karena Raon sepertinya ingin merahasiakannya. Meskipun mereka tahu bahwa dia sedang menuju ke lab. Ruang bawah tanah di rumah itu berfungsi sebagai laboratorium Rosalyn. Hong menarik ujung jubah Mary dan berkata dia akan pergi bersamanya. Mary melirik On yang mengangguk setuju, jadi Hong menuju ke Hutan Kegelapan bersama Mary.

***

Raon sadar bahwa dia sangat pintar. Dia secara naluriah menyadari apa itu sihir dan apa yang bisa dia lakukan dengannya ketika dia pertama kali dibebaskan dari belenggu yang mengikatnya, dan juga dengan cepat mempelajari hal-hal yang diajarkan Rosalyn kepadanya. Raon ingat apa yang Rosalyn katakan padanya tentang salju. Dia telah menjelaskan apa yang ingin dia lakukan, dan Rosalyn tersenyum aneh mendengarnya.

Raon ingin membuat salju yang dingin tapi hangat. Dia memohon kepada Rosalyn untuk mengajarinya karena dia adalah naga yang hebat, jadi dia akan mempelajari semuanya dengan cepat. Senyum Rosalyn mengingatkan Raon pada senyum yang CH dan Ron tunjukkan padanya juga. On juga tersenyum seperti itu sambil mengelus kepalanya. Sedangkan Cale, dia tidak tersenyum dan hanya sesekali berkata dengan acuh tak acuh, "Seperti yang diharapkan dari naga berusia 4 tahun yang hebat."

Rosalyn telah lama merenungkannya sebelum menjawab Raon bahwa apa pun yang dibuat Raon akan menjadi salju pertama yang dia inginkan. Raon tersenyum lebar sembari menulis sesuatu dalam huruf besar di atas kertas, yang dia tempelkan di pintu depan lab lantas mengunci ruangan. Apa yang dia tulis adalah – 'Raon Miru yang hebat sedang menggunakan ruangan ini! Dilarang masuk!’

Dia memulai eksperimennya, berhati-hati agar tidak menghancurkan lab Rosalyn. Dia menutup matanya dan sekelilingnya gelap. Dia membayangkan salju turun di kegelapan. Salju putih kecil berputar-putar di sekelilingnya, dan dia membuka matanya. Dengan senyum yang menyerupai senyum Cale, dia sedikit demi sedikit menyempurnakan mana dari sihir yang dia gunakan.

Keringat bercucuran di dahinya, dia berseru membuat salju yang lembut itu lebih sulit. Bukan badai salju yang mengamuk tetapi salju yang lembek. Dia terus membayangkan bagaimana rupa salju saat turun di hutan, desa, dan wilayah Henituse. Baginya memanipulasi mana itu sulit, meskipun dia seekor naga. Jauh lebih mudah menghancurkan musuh atau pulau. Tapi dia ingin melakukannya dengan sempurna, seperti gambar di buku anak-anak.

Raon tanpa sadar tersenyum menikmati eksperimennya. Dia berpikir ini tidak seberapa dibandingkan dengan ketidakberdayaannya ketika dia terjebak di dalam gua. Saat itu, dia memiliki sedikit kesempatan untuk belajar, merasakan, atau berpikir. Dia punya banyak kesempatan untuk memikirkan cara melarikan diri dari para penculiknya, tetapi dia tidak melakukannya karena dia tidak menyadari hal-hal yang baik maupun menyenangkan di dunia ini. Tapi sekarang, dia kerepotan karena ada terlalu banyak hal yang dia bayangkan dan harapkan.

Raon terkejut ketika mana-nya habis. Dia meletakkan kaki depan di perutnya yang gemuk, berseru, “Memang, perutku juga sama hebatnya! Ia sangat tepat waktu!" Dia melirik jam dan menyadari waktunya makan camilan. Jadi dia meninggalkan lab dan menuju ke dapur untuk mencari camilan. Namun, perilaku Beacrox membuatnya bingung.

Biasanya, Beacrox tidak memberi Raon begitu banyak makanan ringan sekaligus, tetapi saat ini, Beacrox meletakkan sekeranjang kue di atas meja di depannya. Raon berseru itu aneh. Ada juga keranjang kue untuk anak-anak kucing, tetapi keduanya tidak ada. Beacrox menghela napas dan menjelaskan kepada Raon bahwa Hong bersama Mary dan On bersama Ron. Raon mengucapkan terima kasih untuk informasinya, sementara itu perutnya keroncongan karena lapar.

Dengan wajah datar, Beacrox meletakkan teh madu hangat dan manis di samping keranjang kue Raon. Raon bertanya apa yang sedang dilakukan manusianya sekarang, dan Beacrox menjawab dia tidak tahu. Setelah mendengar anak-anak kucing itu bersama yang lain, Raon terpikir untuk pergi ke Cale untuk makan bersama, tapi ia lalu menggelengkan kepala dan mulai makan kue dan teh sendirian. Dia tanpa sadar mengepakkan sayapnya saat dia makan, dan Beacrox hanya menatapnya saja.

Sementara itu, Hong melihat ke langit yang berubah warna lalu bertanya ke Mary apa dia pernah melihat salju. Nada Hong terdengar ceria, tetapi telinga kucingnya terkulai. Mary menjawab dia belum pernah melihat salju. Dia tidak memiliki kenangan masa kecil, dan di gurun tempat dia tinggal, hujan turun tetapi tidak pernah turun salju. Mary menjawab dia pernah membacanya di buku tentang dunia luar setelah dia menjadi necromancer.

Dia juga pernah membaca buku anak-anak yang diam-diam ditunjukkan Raon padanya. Hong kemudian menghela napas dan berhenti berjalan. Mary juga berhenti dan berjongkok di sampingnya. Hong melirik Mary yang dia anggap sebagai orang dewasa yang paling nyaman diajak bergaul. Mary jelas lebih tua darinya, tapi anehnya dia seperti seorang teman di saat-saat tertentu. Seorang teman yang tidak banyak bicara tetapi mendengarkan apa yang ingin dia katakan.

Hong bergumam lirih bahwa salju tidak sebagus itu. Mary bertanya kenapa begitu, dan Hong menjawab “….Emang begitu” Mary bertanya apa dia bisa tahu alasan pastinya. Hong berjalan mendekati Mary dan bersandar padanya. Dia bercerita ketika dia melarikan diri bersama kakaknya, mereka sangat menderita saat musim dingin. Lebih sulit lagi saat salju turun karena sulit mencari makanan dan terlalu dingin untuk tidur.

Dia ingat saat mereka mencari tempat untuk tidur di tengah badai salju, dan lama bersembunyi di sana tanpa ketahuan. Pada saat itu, hanya ada dia dan kakaknya di dunia putih itu. Hong dengan jujur ​​mengatakan bahwa dia membenci salju, meskipun dia merasa canggung mengatakannya di depan orang-orang, terutama Raon dan On.

Mary berkata tidak apa-apa jika Hong tidak menyukainya. Hong mengangkat kepala dan melihat senyum hangat di bibir Mary. Mary berkata ada banyak hal yang tidak disukainya. Dia mengaku dia tidak menyukai dan membenci malam hari. Hong terkejut karena seingatnya Mary sering pergi keluar untuk melihat-lihat Hutan Kegelapan di malam hari bersama Raon dan kakaknya. Pada hari-hari ketika bintang-bintang bersinar terang, mereka menghabiskan waktu yang lama melihat langit malam.

Mary membelai bulu Hong dan berkata dia dulu membenci malam. Dia tidak tahu kapan dia mulai membencinya. Tapi dia akhirnya menemukan sesuatu yang dia lebih benci daripada malam. Jadi dia berujar sekarang dia sangat menyukainya. Mary terus membelai rambut Hong seraya berbicara. Mary tertawa dan berkata dengan suara hangat bahwa masalahnya bukan pada malam itu sendiri. Hong memiringkan kepalanya dengan bingung.

Mary berkata bahwa mungkin, yang Hong permasalahkan bukanlah salju. Dia berkata tidak apa-apa jika Hong tetap membenci salju. Hong mendongak ketika Mary mengulangi bahwa itu tidak apa-apa. Dan ketika Hong bertanya apakah itu benar-benar tidak apa-apa, Mary bertanya padanya apa yang akan dikatakan Cale jika dia mendengar Hong mengatakan Hong membenci salju. Hong membayangkan dan mengucapkan apa yang akan Cale katakan.

Cale akan berkata “Eh? Lakukan saja kalau itu maumu.” Dia kemudian merasakan tangan Mary di bahunya. Mary menyampaikan perasaannya kepada Hong yang sudah dia anggap sebagai adik dan keponakan. Mary mengatakan satu-satunya hal yang dia harapkan dari Hong adalah agar dia tetap membuka pikiran dan hatinya terlepas dari apakah dia menyukainya atau tidak. Hong bingung tetapi akhirnya mengangguk melihat senyum hangat Mary. Dia berkata dia tidak mengerti, tetapi akan tetap mengingatnya. Mary mengatakan tidak perlu terikat dengan kata-katanya, tetapi Hong mengatakan dia akan tetap mengingatnya.

Hong mengangkat kedua kaki depannya dan Mary menggendongnya lalu berdiri. Dia menatap langit kelabu tetapi dia tidak lagi merasa cemas, justru sekarang dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan kakaknya dan Raon. Sementara itu, Ron sedang menyeka belatinya. Dia meminta On agar berbicara jika dia ingin mengatakan sesuatu, daripada terus minum teh.

On berada di sofa, minum teh. Itu adalah teh lemon madu yang dibuat Ron. Sejak saat itu, On jadi suka minum limun dan teh lemon dengan madu. Ron tahu alasannya. On menjawab dia datang ke sini hanya untuk minum the saja, dan terus meminum tehnya seolah-olah itu adalah hal yang paling penting saat ini.

Ron mendecakkan lidahnya dan menarik laci meja di samping kursi mereka. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dan meletakkannya di atas meja. On membukanya dan melihat buah beri merah kering di dalamnya. Itu adalah buah favorit On. Buah selalu tersedia di rumah ini , dari yang baru dipetik hingga yang dikeringkan, atau terkadang dalam bentuk minuman atau selai. On melemparkan buah itu ke mulutnya dan berkata dia khawatir kalau dia mungkin terlalu mengharapkan dan menyukai sesuatu.

Ron menjawab tidak baik bagi seorang anak kecil merasa terlalu khawatir dan peduli. On tersentak dan memandangi Ron yang sedang menyeka belati kelimanya. Dia terdiam beberapa saat sebelum bertanya apakah dia terlalu kekanak-kanakan. Ron mengalihkan pandangannya dari belati dan menatap On. Kucing itu mirip dengan anak yang dia kenal di masa lalu – Cale Henituse.

Itu sebelum Cale menjadi biang onar, meskipun On lebih dewasa dan tahu dunia lebih baik daripada Cale yang masih anak-anak. Ron menoleh ke belatinya dan On melanjutkan memakan buahnya. Tak lama kemudian dia mendengar Ron berkata bahwa dia lebih baik daripada si biang onar itu. On tahu siapa yang dia maksud. Dia menyadari Ron sangat menyayangi Cale seperti halnya Beacrox. Dia jelas tidak mengatakannya dengan lantang, tetapi On tahu. Tetapi Ron ini mengatakan dia lebih baik daripada Cale.

Namun, Ron menambahkan Cale juga tidak seburuk itu. On sontak menahan tawanya dan Ron termangu sejenak lalu melanjutkan menyeka belatinya. On tahu bahwa Ron malu ketika dia berkata jujur. Kecuali ketika dia berada di depan Cale. Ron berpikir On tidak seperti seorang anak kecil sementara On terus minum dan makan. Dia seperti anak kecil saat mengayunkan kaki di kursi, tetapi juga tidak tampak begitu.

Dia tanpa sadar tersenyum saat memikirkan On. Orang-orang di rumah itu tahu setiap kali On dalam kesulitan, merasa kesepian, atau ingin bersandar pada seseorang, dia akan datang ke mereka. Jadi di kamar mereka, selalu ada satu atau dua makanan favorit On untuk dia makan. Bahkan Lock bertanya kepada Ron apa dia bisa mendapatkan sekotak buah-buahan kering karena dia tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan kepada On kapan pun dia datang. Lock yang pemalu itu merasa sulit untuk mendekati Ron, tetapi tetap meminta kepadanya ketika menyangkut On.

Lock cukup berani jika menyangkut anak-anak suku serigala, anak-anak kucing, dan Raon, meskipun dia tidak menyadari fakta itu. Saat Ron memperhatikan On menatapnya, dia bertanya mengapa. Dia menjawab teh dan buahnya enak. Ron membuang muka dan berpikir dia harus memesan lebih banyak. Dia melihat ke dalam kotak yang setengah kosong dan berpikir dalam hati akan memasukkan buah kering ke dalam daftar hal-hal yang akan dia minta dari Hans. Ron melihat sosok santai On yang bersenandung sambil makan buah lantas mengalihkan pandangannya ke belati. Dia tidak menyadarinya, tetapi tangan yang menyeka belatinya menjadi sangat ringan.

***

Raon menggosok matanya dengan kaki depannya. Dia mengantuk dan kelopak matanya terasa ingin terpejam. Tapi dia segera menggelengkan kepalanya dan menyeka mulutnya yang meneteskan air liur. Dia melihat sekeliling dengan terkejut. Meskipun dia tahu bahwa tidak ada orang lain di lab, dia masih merasa malu jika seseorang memergokinya ngiler saat tidur. Raon berdeham dan menggelengkan kepalanya untuk membangunkan dirinya sendiri.

Dia teringat kata-kata tegas Cale bahwa dia harus tidur dan makan dengan baik, tetapi dia mengesampingkannya sementara waktu dan melanjutkan eksperimennya. Kepingan salju putih naik satu per satu di antara angin yang dia buat, dan Raon tersenyum, berseru itu cantik. Dibandingkan dengan upaya sebelumnya, salju itu lebih lembut dan lebih hening. Tapi kelopak matanya menolak mematuhinya. Tidak peduli naga sehebat apa dia, dia tidak bisa mengalahkan kelopak matanya yang perlahan terpejam.

Raon mencoba melawan rasa kantuknya dengan mengangkat kepalanya yang terus merosot. Salju perlahan memudar, meninggalkan Raon yang duduk. Dia terus melawan rasa kantuknya, tetapi akhirnya gagal. Saat berikutnya dia mencoba membuka matanya, dia melihat sesuatu yang aneh. Dia merasakan getaran di tubuhnya seolah-olah dia berada di atas kapal, tetapi segera menyadari dia sedang dibawa oleh seseorang dengan tangan gemetar.

Dia membuka matanya dan terkejut melihat manusianya. Mereka berada di tangga dan bukan di lab. Raon mengeluh dia menyuruh semua orang agar tidak mengganggunya, tetapi Cale tetap diam. Raon mencoba menjelaskan kalau dia tidak tidur, dan hanya memejamkan mata sejenak sebelum mendapati dirinya digendong oleh Cale yang masih tidak menjawabnya. Raon menyuruhnya berhenti, tetapi Cale hanya menghela napas.

Cale mengabaikan protes Raon dan membawa Raon ke lantai dasar, menyuruhnya melihat ke luar. Raon berbalik ke pintu dan terdiam. Suara anak kucing bisa terdengar di lantai dua. Cale dengan acuh menyuruhnya pergi ke luar, dan Raon melakukannya. Malam itu gelap, tetapi sesuatu yang putih jatuh dari langit. Itu adalah salju.

Hong juga menyaksikan salju itu saat dia tanpa sadar meringkuk di pelukan Ron yang membawanya ke lantai dua. Mary kemudian terlihat di luar dan melambai pada mereka. Hong melihat Raon menatapnya dengan mata berbinar cerah, penuh kegembiraan. Raon tersenyum lebar dan berteriak, “Ini salju! Salju pertama!" Naga itu menuju ke anak kucing Hong dan On yang berwujud manusia.

Hong melompat turun dari lengan Ron dan berlari keluar. Raon terbang keluar dan bersukacita saat melihat salju. Bintang-bintang tidak terlihat di langit, tetapi salju tampak seperti cahaya bintang baginya. Salju dengan cepat mencair ketika menyentuhnya, meski begitu, dia tetap menganggapnya indah. Raon berpaling ke arah rumah dan melihat sekeliling. Semua orang terjaga, dari CH, Hans, anak-anak suku serigala, dan bahkan Hilsman, mereka berdiri di dekat pintu depan dan tersenyum pada Raon.

Cale menyuruh Raon untuk mengeluarkan sihir cahaya agar semua orang bisa melihat lebih jelas. Raon membuat cahaya dan semua orang melihat pemandangan yang indah. Dia juga memberikan sihir yang memberi kehangatan kepada semua orang, berkata setiap orang harus tetap merasa hangat dan agar tidak masuk angin. Cale tersenyum dan berkata berkat Raon, semua orang bisa melihat salju pertama dengan hangat.

Raon tersenyum mendengar kata-katanya, dan Mary menatap Hong dengan bingung. Dia memegang jubah merah kecil di tangannya, yang telah dia persiapkan untuk Hong, meskipun itu tidak lagi dibutuhkan berkat sihir penghangat Raon. Mary kemudian berkata, "Jadi salju itu seperti ini." Hong tersentak dan mengangguk, berujar, “Itu benar! Salju juga seperti ini!”

Hong memandang berkeliling dan melihat semua orang. Ron membangunkannya, Mary menyiapkan jubah untuknya, dan Beacrox sedang menyiapkan kue dan teh panas di dalam rumah. On mengajak Raon dan Hong untuk beranjak keluar. Ketiganya berdiri bersama lantas menginjak salju yang menumpuk.

Raon berseru itu lembut. Itu tidak dingin sama sekali, meskipun itu berkat sihirnya. Raon bertanya pada Cale apakah dia tidak tidur sambil menunggu salju pertama. Sekarang sudah jam 11 malam, jadi aneh kalau manusia yang selalu tidur saat matahari terbenam itu sekarang justru sudah bangun. Cale menjawab dia bukan satu-satunya yang tidak tidur.

Ketiga anak itu melihat sekeliling dan menyadari semua orang juga menunggunya. Anak-anak suku serigala tampaknya baru bangun tidur, dan mereka tersenyum pada mereka bertiga. Hong dan Raon tidak sepenuhnya mengerti mengapa yang lain tidak tidur. Tapi Hong menggelengkan kepala dan kepingan salju menghantam wajahnya. Dia mengingat kata-kata Mary bahwa mungkin salju bukanlah masalahnya. Hong berjalan ke Mary dan berkata dia ingin melihatnya bersama.

Hong masih tidak percaya diri untuk berlarian di atas salju atau menyukainya. Tapi dia ingin berjalan di atas salju bersama Mary. Mary berjalan ke arah anak-anak, dan Raon tiba-tiba berteriak bahwa mereka harus membuat manusia salju. Raon tampak sangat gembira dan penuh harap. Dia berkata mereka harus membuat keluarga manusia salju.

Cale menghela napas dan berjalan ke Raon sambil gemetaran. Anak-anak suku serigala berlari di sekitar salju dengan riang gembira. Lock dan Hilsman juga menggerutu, tetapi bergabung dengan mereka. CH dan Hans tersenyum cerah lantas melangkah ke salju. On tersenyum melihat pemandangan itu. Dia melihat orang-orang dewasa di sekitarnya. CH adalah pendekar pedang yang kuat namun terkadang dingin. Ron adalah pembunuh yang menakutkan. Dia tidak tahu banyak tentang Beacrox, tetapi dia adalah orang yang menakutkan dan acuh tak acuh. Cale juga acuh tak acuh. Tetapi bagi dia dan adik-adiknya, mereka semua adalah orang-orang yang sangat hangat.

Dia tersenyum seraya menuju ke adik-adiknya yang bersemangat. Ron memberi mereka bertiga sarung tangan, dan senyum On semakin lebar. Keesokan harinya, Raon bersikeras kalau dia tidak kecil tetapi besar karena manusianya gemetaran ketika menggendongnya. Namun, Hong tidak setuju. Cale melihat mereka menatapnya dan bertanya mengapa, tetapi Hong menjawab bukan apa-apa.

On bisa menebak apa yang mereka bicarakan, tapi pura-pura tidak tahu. Sebagai gantinya, dia hanya memakan buah kering yang diberikan Ron padanya. Jendela teras biasanya ditutup karena musim dingin, tetapi hari ini dibiarkan setengah terbuka. Ron bertanya kepada Cale apakah mereka melakukannya dengan baik seraya menunjuk ke luar. Cale bergidik mendengar suara dan senyum lembut Ron. Dia menjawab ya sambil melihat ke luar dan menyaksikan manusia salju yang jumlahnya sama dengan jumlah orang yang ada di rumah.

Dia menatapnya lama lalu kembali ke ekspresi acuh tak acuhnya. Tapi On bisa melihat jelas sudut bibir Cale berkedut ke atas. Raon kemudian mengayunkan kaki depannya di depan Cale dan bertanya apakah salju akan mencair jika nanti udaranya hangat. Cale menjawab ya, dan sayap Raon terkulai mendengarnya. Raon terpikir untuk menggunakan mantra pengawetan.

Dia sedih melihat manusia salju yang mereka buat tadi malam menghilang. Kedua anak lainnya setuju dengannya, jadi Raon mulai mengumpulkan mana. Tetapi Cale segera berbicara bahwa ketika semakin hangat, musim semi akan datang. Raon dan Hong menoleh ke Cale yang memandangi kue sambil memegang cangkir teh. Raon bertanya kepada Cale apakah bunga akan mekar ketika musim semi tiba.

Cale mengambil kue itu dan berkata bahwa bunga-bunga akan bermekaran di musim semi. Raon dan Hong lama saling pandang, dan akhirnya, Raon menghentikan sihirnya dan menuju ke Cale untuk makan. Kaki depan Raon yang gemuk mengambil kue sementara Hong diam-diam mengambil buah kering dari kotak On. Ron memberi mereka minuman. Mereka melihat salju lagi sambil menyantap camilan. Raon teringat ucapan si teman beruang di buku itu, dan setuju dengannya. Dia memang merasa tenang dan nyaman saat melihat salju. Dia tertawa sambil memakan kue itu.

Waktu berlalu dan Raon lagi-lagi merasa kagum. Manusia salju telah mencair, tetapi sebagai gantinya, bunga-bunga liar yang polos tapi cantik tumbuh, menandakan musim semi. Kedua anak kucing itu setuju bahwa pemandangan itu indah dan menyaksikan bunga-bunga liar menari di angin musim semi yang hangat.

***

-Akan ada cerita sampingan khusus pada tanggal 9 April, berjudul "Aku ingin tahu mengapa ulang tahun adalah hari yang istimewa!"

-Side Story 5 akan dirilis pada 30 April, berjudul "Mengapa Archduke Kerajaan Breck pingsan?"

 

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 

 

<<< 

Side Story #3      

>>>            

Special Side Story 

===

Daftar Spoiler