Showing posts with label Trash of the Count's Family. Show all posts
Showing posts with label Trash of the Count's Family. Show all posts

Wednesday, March 30, 2022

Trash of the Count’s Family (#57)




Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 57: Sedang Berpikir (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale menanggapi kata-kata Toonka dengan menunjuk ke Toonka dan berujar.

"Memangnya kamu dan krumu tidak sama gilanya karena mencoba menjungkirbalikkan segalanya?"

Senyum Toonka akhirnya berubah menjadi tawa.

"Hahahaha-"

Tawanya sangat keras hingga bergema di sekitar pulau. Setelah beberapa saat, Toonka akhirnya berhenti tertawa dan mulai menggelengkan kepalanya seraya menanggapi Cale.

"Tidak. Tidak juga."

Dia berhenti tertawa dan memelototi Cale dengan dingin.

"Kami sama sekali tidak gila."

Cale tahu bahwa Toonka akan merespons seperti itu. Toonka yakin bahwa non-penyihir adalah pilihan yang tepat untuk masa depan Kerajaan Whipper. Dia akan membuktikannya dengan hasil nyata.

"Tentu saja. Aku juga tidak gila."

Toonka perlahan mengamati Cale, yang mengatakan bahwa dia juga tidak gila. Setelah mengamati Cale sebentar, dia akhirnya mulai berbicara.

“Datanglah sendiri untuk membelinya.”

Toonka tidak berkata dia tidak akan menghancurkan Menara Sihir atau dia tidak berencana menghancurkannya.

“Memang itu rencanaku.”

Cale menduga bawahan Toonka tidak akan membantah keputusan yang Toonka buat sendiri agar Cale datang untuk membeli Menara Sihir.

Kerajaan Whipper adalah sumber perangkat sihir terbesar di Benua Barat. Itu berarti tidak salah jika mengatakan bahwa uang kerajaan berasal dari para penyihir dan perangkat sihir.

Uang akan menjadi masalah terbesar setelah faksi non-penyihir memenangkan perang saudara. Malahan, mereka ingin menyingkirkan semua jejak sihir di Kerajaan Whipper.

Cale mengincar momen itu.

‘Putra mahkota akan menyukainya karena alasan yang berbeda.’

Menara Sihir yang menurut Toonka dan krunya tidak menyisakan apa pun lagi sebenarnya menyimpan harta karun yang sangat diinginkan oleh para non-penyihir.

"Tapi bagaimana kamu tahu aku bagian dari faksi non-penyihir?"

Haaahhh.

Cale kembali menghela napas panjang mendengar pertanyaan Toonka. Itu membuat Toonka tersentak, dan Cale tidak melewatkan momen itu untuk menjawab.

“Kamu seseorang dari Kerajaan Whipper yang saat ini berada di ambang perang saudara. Lalu kamu tampak seperti akan membunuhku jika aku mengatakan aku seorang penyihir. Siapa yang tidak akan menebak kamu dari faksi non-penyihir?”

"…Kurasa begitu?"

Cale berpaling dari Toonka setelah mendengar tanggapannya. Cale sedang memikirkan bagaimana Toonka bisa begitu bodoh secara nalar tapi juga begitu tajam dan cerdas secara naluriah dalam pertempuran.

Namun, Toonka tampaknya menjadi lebih tertarik, dia pun mendekati Cale.

“Kenapa kamu kemari?”

Toonka tidak berhenti mendekat meski mendengar pertanyaan blak-blakan Cale.

“Kelihatannya kamu akan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Aku ingin menontonnya.”

Dia benar-benar memiliki insting yang sangat hebat. Cale mengibaskan tangannya.

“Pergi saja ke sana dan bermain dengan pusaran air. Aku sibuk."

"Apa kamu beneran bangsawan?"

Toonka terus mengagumi Cale. Menurut Toonka, bangsawan yang bernama Amiru cukup santai untuk ukuran seorang bangsawan, tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan orang yang sekarang ada di hadapannya ini. Berbicara informal kepada seorang bangsawan biasanya akan menimbulkan banyak masalah, tetapi Toonka mau tidak mau berbicara informal kepada bangsawan di depannya.

“Aku memang seorang bangsawan. Sama seperti kamu yang seorang pejuang.”

Cale menanggapi dengan santai dan melihat sekeliling. Ada banyak hal yang harus dia lakukan hari ini. Pada saat yang sama, dia mendengar suara Toonka datang dari belakangnya.

"Menarik."

Cale mengerutkan kening dan pura-pura tidak mendengar Toonka. Dia lalu melepaskan perisai peraknya. Sayap-sayap perak muncul di samping perisai dan berkibar ringan. Pada saat itu, suara Naga Hitam terdengar di kepala Cale.

- Aku sangat tajam.

Tubuh Cale mulai melayang. Naga Hitam menggunakan sihirnya dengan tepat. Cale memutuskan untuk mengurus pusaran air lainnya terlebih dahulu.

“Bob.”

Cale memanggil nama alias Toonka. Bob masih merupakan nama resmi Toonka bagi semua orang saat ini.

"Apa?"

“Kau tahu semua ini rahasia, kan?”

"Tentu saja. Aku lebih suka menyimpan semua hal menyenangkan untuk diriku sendiri.”

Toonka yang menyeringai benar-benar tampak gila. Fisik, rambut, dan senyumnya membuatnya terlihat semakin menakutkan karena hari sudah gelap. Cale melayang ke udara dan mulai berbicara.

“Aku akan mencarikan kapal dan kru untukmu. Bukankah kamu harus cepat pulang?”

"Oh? Terima kasih."

Cale melambaikan tangannya ke arah Toonka yang bingung dan menuju ke awan-awan.

"Menanglah. Kamu bisa melakukannya."

Itulah satu-satunya cara bagi Cale untuk mendapatkan keuntungan darinya.

Cale berbalik ke sebuah pulau dengan pusaran air lain. Pada saat itu, dia bisa mendengar tawa keras Toonka. Tawanya lebih keras dari sebelumnya.

"Hahahaha!"

‘Apa b*jingan itu selalu tertawa?’

Cale bertanya-tanya saat dia tengah menuju ke pulau lain. Toonka menyaksikan Cale terbang sebentar lantas berpikir bahwa pusaran air tidak lagi menyenangkan, dan kembali ke kediamannya. Namun, Cale tidak tahu apa yang dilakukan Toonka

Sebaliknya, dia mulai berbicara dengan Naga Hitam.

"Apa kamu tahu kapan aku paling marah?"

- Kapan?

Naga Hitam bisa melihat senyum santai di wajah Cale.

“Ketika aku membuang sesuatu dengan harga murah karena aku pikir itu sampah, tapi ternyata adalah emas. Terutama ketika aku sangat membutuhkan emas itu.”

Sudut bibir Naga Hitam mulai berkedut.

- Aku belajar sesuatu yang bagus.

"Tidak. Masih ada lagi.”

- Lagi?

"Ya."

Cale melanjutkan dengan santai.

“Ini bahkan lebih buruk ketika aku harus membayar lebih dari harga yang pantas untuk membeli emas itu kembali.”

– …Itu pasti menyebalkan.

Cale menanggapi dengan senyum jahat dan mulai mengurus apa yang perlu dia lakukan. Dia mendarat di pulau berikutnya.

“Tidak ada seorang pun di sini.”

Cale meletakkan kedua telapak tangannya di tanah begitu Naga Hitam memastikan bahwa tidak ada seorang pun di sini.

Bum.

Cale bisa merasakan jantungnya berdetak kencang.

'Vitalitas Jantung benar-benar memperkuat Suara Angin.'

Cale bisa merasakan kekuatan angin bertiup dari kakinya ke telapak tangannya.

Semua itu terjadi kurang dari sedetik.

Swiiiiiiish.

Angin menderu di kedua telapak tangan Cale. Cale kemudian menggabungkan dua angin puyuh menjadi satu.

Sssssssss.

Kedua angin puyuh bergabung dengan suara mendesis dan mulai menghasilkan panas. Namun, karena tuan mereka sama, mereka akhirnya menjadi satu dan menjadi bola angin puyuh yang jauh lebih besar. Cale kemudian melayangkan bola itu ke udara.

Bum!

Dia kemudian membanting bola dengan Perisai Anti-Hancur. Bola angin itu jatuh ke pusaran air di bawah laut.

Swiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiish-

Bola angin dan gasing angin di dalam pusaran air mulai bercampur.

Cale berpaling dari pusaran air dan melayang kembali dengan sihir Naga Hitam. Kini pusaran air itu akan bertahan setidaknya selama enam bulan. Cale akan bisa merasakannya jika itu menghilang dalam waktu kurang dari setahun, dan akan menentukan apa yang harus dia lakukan pada saat itu.

"Ayo kita pergi ke pulau berikutnya."

Sayap Naga Hitam bergelebar begitu dia meningkatkan kecepatannya. Cale terus melemparkan bola angin ke pusaran air lantas bergerak untuk mengumpulkan air genangan bertuah.

Keesokan harinya, Cale berada di pelabuhan pagi-pagi sekali.

“Bob.”

Dia memperkenalkan Toonka ke kru kapal. Toonka menatap mereka sebentar lantas mulai berbicara.

“Datanglah setelah dua bulan. Dunia akan berbeda.”

Cale mulai berpikir bahwa dia sama sekali tidak boleh pergi ke Kerajaan Whipper dalam dua bulan ke depan. Dia bisa melihat kegembiraan di mata Toonka dan tahu bahwa dia akan mengamuk membabi buta.

“…Cepat pulang sana.”

Cale perlahan menjauh dari Toonka dan melihat ke arah kru untuk mendesak mereka pergi. Toonka memperhatikan Cale dan ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Apakah kamu lemah?"

"Ya."

Toonka tampak sangat bingung setelah mendengar jawaban Cale yang tajam dan lugas. Namun, dia lalu melangkah ke kapal.

“Pastikan kamu datang setelah dua bulan.”

“Ya, ya.”

Cale dengan santai melambai ke Toonka dan kemudian berpaling dari kapal. Pada saat itu, Toonka berteriak keras dari belakang Cale.

“Namaku Toonka! Jangan lupakan itu!”

Cale berbalik. Kapal berukuran sedang itu meninggalkan pelabuhan dengan matahari bersinar terang di atasnya sementara Toonka melambai padanya dari geladak.

Rasanya seperti adegan dari anime ketika karakter utama pergi. Cale mengira dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat dan berbalik badan tanpa penyesalan. Cale terus mendengar Toonka berteriak agar Cale tidak melupakan namanya, tetapi Cale berusaha tidak berbalik.

Tapi dia merasa puas hanya dengan memikirkan apa yang akan terjadi dua bulan kemudian. Dia akan bisa mendapatkan cukup uang untuk dibelanjakan seumur hidup dan juga mendapatkan cara untuk membangun kastil yang kokoh.

Cale kembali ke kediamannya untuk menyapa yang lain. Dia mulai membelai anak-anak kucing, On dan Hong, yang telah bersembunyi di dalam kediaman sejak mereka tiba di sini, dia pun mulai berujar.

"Kau tidak perlu datang menemuiku."

"Aku harus datang untuk berterima kasih dan juga meminta maaf karena membuatmu takut."

Mulut On dan Hong ternganga seraya menatap bengong ke arah Witira. Anak-anak kucing yang tidak banyak bereaksi saat melihat Paseton ini memiliki reaksi yang sama sekali berbeda terhadap Witira.

Witira mengamati ekspresi Cale lantas bertanya dengan hati-hati.

"Apa kamu merasa baik-baik saja, tuan muda Cale?"

“Eh, sama seperti biasanya.”

Cale selalu merasa prima berkat Vitalitas Jantung. Itu membuatnya merasa baik-baik saja, meskipun hanya tidur satu atau dua jam.

Dia lalu berkata kepada Witira, yang tiba-tiba berhenti berbicara, serta adik laki-lakinya Paseton yang berada di sebelahnya.

“Sudah cukup terima kasihnya. Jika kau berterima kasih kepadaku lagi, itu tidak akan terasa sungguh-sungguh. Sama dengan permintaan maaf.”

"Baiklah. Terima kasih banyak."

Cale melongo menatap Witira, yang berbicara formal kepadanya, tetapi juga sekaligus mengamatinya. Garis keturunan Raja Paus. Ini berbeda dari kepala suku Manusia Siluman lainnya, karena Raja Paus adalah orang yang menguasai separuh lautan. Hal itu menjadikan Raja Paus hampir setara dengan raja dari sebuah kerajaan.

Namun, Witira berbicara formal dan hormat kepada Cale. Dia bahkan tidak melakukannya pada Choi Han dalam novel.

'Mengapa dia menyembunyikan identitasnya, padahal dia mengungkapkan fakta bahwa dia adalah bagian dari suku Paus?'

Namun, Cale tidak mengutarakan pertanyaan di benaknya dengan keras. Cale berusaha menyembunyikan fakta bahwa dia tahu sedikit tentang Suku Paus.

“Kau baru saja berterima kasih padaku lagi.  Aku kan tidak usah.”

Cale terus berbicara dengan kedua kakak-beradik yang seolah-olah menjelma dari sebuah karya seni.

“Aku senang kalian kakak-beradik bisa bertemu kembali. Kalian bisa pergi sekarang.”

Dia telah mengirim Toonka pulang dan ingin bertemu dengan kepala wilayah Ubarr sebelum kembali ke wilayah Henituse. Tentu saja, ada hal-hal yang harus dia selesaikan di rumah, tetapi dia setidaknya bisa beristirahat sampai dia pergi ke Kerajaan Whipper.

Pada saat itulah.

"Permisi, tuan muda Cale."

Suara Witira, dan suara suku Paus pada umumnya, seindah suara peri laut yang legendaris, makhluk berbahaya yang memikat orang untuk terjun ke laut dengan suaranya yang indah.

Cale mulai merinding memikirkan makhluk legendaris itu. Dia menoleh perlahan untuk melihat Witira. Muncul firasat aneh di dalam benaknya.

“Kami memiliki musuh bebuyutan. Aku yakin kau sudah tahu karena kau menyembuhkan Paseton. Musuh kami itu adalah putri duyung.”

'Aku tahu. Aku tahu betul.

“Akan tetapi, adikku Paseton berhasil mengetahui bagaimana mereka bisa tiba-tiba menjadi lebih kuat.”

‘Apa yang dia bicarakan?’

Cale mengerutkan kening ketika Paseton menambahkan.

“Alasan putri duyung mengejarku adalah karena aku menemukan sumber peningkatan kekuatan mereka yang tiba-tiba.”

Paseton, Paus yang berdarah campuran, terbunuh saat dikejar oleh putri duyung. Ada alasan mengapa dia dikejar, dan informasi yang dia miliki sangat penting untuk perang antara putri duyung dan Paus.

"Aku dengar tuan muda berasal dari keluarga Henituse."

"…Lalu?"

Witira dan Paseton tidak langsung menjawab dan saling bertukar pandang. Tindakan itu membuat Cale semakin gugup. Witira akhirnya berbalik ke arah Cale dan mulai berbicara.

“Hutan Kegelapan. Aku ingin pergi ke sana. Tidak, aku harus pergi ke sana.”

Cale menjawab tanpa sadar setelah mendengar sesuatu yang tidak pernah dia duga.

“Wilayah kami?”

Hutan Kegelapan. Itu adalah tempat tinggal Choi Han selama puluhan tahun, serta salah satu dari lima lokasi paling berbahaya dan misterius di Benua Barat.

Itu juga tempat yang dijaga oleh keluarga Henituse demi kerajaan sejak sekian lama.

"Aku mohon. Kami juga menyiapkan kompensasi yang besar untukmu. Bolehkah kami pergi bersamamu?”

Baik si Paus besar maupun si Paus kecil, keduanya menatap Cale dengan tulus. On dan Hong mengetuk lutut Cale dengan cakar depan mereka. Itu adalah cara mereka meminta Cale untuk membawa kedua Paus itu bersama mereka. Pada saat yang sama, ada suara ketukan di pintu, lalu pintu pun terbuka. Itu adalah si anak Serigala, Maes.

"Tuan muda, ini teh dan makanan ringan Anda."

Dua anak Serigala lainnya datang dengan nampan dan teko. Beacrox berada di luar pintu menuntun mereka.

– Aku jauh lebih tampan dan cantik.

Cale mendengar Naga Hitam bergumam lantas memejamkan matanya. Dia merasa seperti sedang berdiri di tengah pusaran air yang kacau balau.

“Umm, tuan muda?”

Cale mengangkat tangannya ke arah Witira yang bertanya dengan hati-hati, yang membuat Witira berhenti berbicara. Begitu anak-anak Serigala pergi dan ruangan menjadi sunyi lagi, Cale perlahan membuka matanya kembali.

Dia tampak sangat tenang dengan punggung disandarkan ke sofa, saat dia duduk dengan rambut merahnya yang terlihat berantakan namun elok. Akan tetapi, sebaliknya, pupil cokelat tua Cale terlihat sangat dalam hingga ujungnya tidak terlihat.

Witira dan Paseton menatap mata Cale ketika mereka mendengar suaranya yang tenang.

"Pertama, jelaskan semuanya padaku."

***

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 56                  

>>>             

Chapter 58

===

Daftar Isi 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover


Trash of the Count’s Family (#56) / Ep. 76--78




Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 56: Sedang Berpikir (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale merasakan semua tatapan terpusat padanya, lantas bangkit perlahan.

Tadinya dia menyemangati Witira setelah melihatnya mengirim Toonka terbang, tetapi dia bergegas mengeluarkan perisainya karena dia tidak ingin para kesatria terluka.

Karena hal itu, bagian dalam perisai sengaja terarah ke arah Cale, bukan para kesatria. Untungnya, para kesatria tidak terluka, tetapi meski tidak sengaja, pada akhirnya dia juga menyelamatkan Toonka.

Cale tampak tenang saat beranjak berdiri, tetapi kakinya mati rasa karena terlalu lama berjongkok.

"Ah."

Saat mencoba berdiri, wajah Cale merengut. Dia tersandung gara-gara kaki kirinya mati rasa.

"Tuan muda Cale!"

Amiru bergegas menghampiri dengan ekspresi terkejut. Paseton, yang sama terkejutnya, meraih lengan Cale. Namun, Cale mendorong Paseton menjauh dan berdiri tegak. Raut wajah Amiru tampak panik saat berlari ke Cale.

“Tuan muda Cale! Anda tidak perlu menggunakan kekuatan Anda! Kenapa Anda melakukannya?"

Mengapa? Sebenarnya Cale tidak ingin melakukannya.

Tapi jika regu investigasi terluka segalanya akan menjadi rumit. Berkat Cale, masalahnya tidak bertambah gawat, tetapi seandainya tadi Toonka melukai para kesatria di wilayah itu, segalanya akan menjadi jauh lebih ruwet. Cale tidak bisa membiarkan itu terjadi karena Toonka harus kembali ke Kerajaan Whipper pada waktu yang tepat.

‘Kalau tidak begitu, aku yang akan rugi.’

Amiru memeriksa keadaan Cale dengan prihatin sekaligus kecewa.

“Dan kenapa Anda begitu basah kuyup seperti ini? Apakah Anda baik-baik saja? Anda sedang dalam pemulihan, apa yang akan Anda lakukan jika Anda masuk angin?! Tuan muda Cale! Anda ini benar-benar!"

Kata-kata Amiru membuat Paseton dan Witira tersentak. Ini terutama berlaku untuk Witira, yang menggigit bibirnya dan memeriksa keadaan Cale juga. Dia ingat bagaimana ekornya tadi membuat Cale basah kuyup, dan teringat ekspresi di wajah Cale sebelumnya ketika dia mendongak ke atas sambil berjongkok.

Pada saat itu, Cale mulai berbicara kepada mereka bertiga. Suaranya pelan dan terdengar sangat lelah.

"Bukankah tidak apa-apa, toh tidak ada yang terluka?"

Suaranya tidak terdengar hangat, seolah-olah dia sedang frustrasi. Dia jelas sedang frustrasi. Pakaiannya yang basah kuyup tidak terasa nyaman, dan sekarang dia ingin menjauh dari para pembuat onar ini dan beristirahat.

Paseton menundukkan kepalanya sementara Witira melihat sekeliling. Dia bisa melihat garis pantai yang telah dia hancurkan beberapa saat lalu, dan menggigit bibirnya sekali lagi. Amiru ragu-ragu sejenak lantas mulai berbicara.

“…Tuan muda Cale, sangat sulit untuk memahamimu. Sangat sulit."

Cale hanya bisa terdiam setelah melihat bahwa situasi yang mirip dengan insiden alun-alun kota akan terjadi lagi. Semuanya menjengkelkan.

Amiru berpaling dari Cale dan melihat ke arah kedua anggota Suku Paus. Tatapannya ke arah mereka tampak tenang, tapi juga marah.

"Dan Anda siapa?"

Ini adalah bagian dari Kerajaan Roan, tapi ini adalah wilayah keluarganya. Amiru tidak berniat membiarkan begitu saja insiden seperti itu terjadi di wilayah Ubarr.

"Dan Bob."

Amiru menatap tajam ke arah Toonka, yang berdiri melongo di sampingnya.

"Siapa kamu?"

Tak satu pun dari ketiganya menjawab pertanyaan Amiru. Toonka sepertinya mengkhawatirkan sesuatu, sementara Paseton memikirkan apa yang harus dikatakan. Sedangkan Witira, dia hanya bisa menundukkan kepala setelah melihat apa yang telah dia lakukan.

Pada saat itu, Amiru mendengar suara.

“Hacchiii!”

Hidung Cale gatal dan membuatnya bersin. Dia mendorong rambut yang jatuh di wajahnya ke belakang lantas mendongak. Dia tidak memeduulikan apa pun yang di hadapannya dan mengabaikan semua tatapan yang terfokus padanya lantas berbicara.

"Ayo kita kembali dulu."

Tidak ada yang bisa mengatakan tidak padanya.

***

Cale menjelaskan seluruh situasi sebelum keluar dari kediaman Amiru dan melihat tiga orang di belakangnya. Witira, Paseton, dan Toonka. Dia kemudian melakukan kontak mata dengan Amiru, yang baru saja keluar di belakang mereka.

Dia melihat Cale sebelum berbicara dengan tegas kepada Toonka.

“Kau harus pergi besok. Kau harusnya berterima kasih satu-satunya hukumanmu hanyalah diusir dari wilayah kami.”

Amiru menuntut agar Toonka meninggalkan wilayahnya besok. Karena sudah sangat jelas bahwa dia bukan seorang nelayan, dan karena dialah biang kerok pertempuran itu.

“Kalian berdua akan menerima hukuman yang sama jika kalian menyebabkan masalah lagi di wilayahku.”

Kedua Paus bersaudara itu membungkuk ke arah Amiru dengan ekspresi tenang. Cale mengamati kedua kakak-beradik yang tidak mengungkapkan hubungan mereka dengan sang Raja Paus, lantas menoleh.

"Tuan muda Cale, Anda sepertinya masuk angin, jadi silakan masuk ke dalam."

"Baiklah."

Tatapan Amiru berubah tajam saat dia berpaling ke Toonka.

"Kau membalas kemurahan hati kami dengan tindakan seperti itu."

Cale dengan lembut mulai berbicara.

“Itulah mengapa Anda mengusirnya.”

Mengusir Toonka. Itulah yang Cale suruh Amiru lakukan.

"Tuan muda Cale, Anda benar-benar ..."

Amiru sudah mendengar dari Paseton bagaimana Cale menyelamatkan hidupnya, serta bagaimana Cale tidak bersalah, tetapi malah terseret ke dalam kekacauan.

"Nona muda Amiru, itu tidak seberapa."

Ekspresi wajah Cale tampak lemah lembut.

– Bukankah tadi kamu tanya apa aku bisa mengalahkan Toonka?

Seperti biasa, Cale mengabaikan si Naga Hitam.

Setelah memberi tahu Amiru berulang kali kalau dia baik-baik saja, Cale mengalihkan pandangannya ke arah Toonka. Toonka juga menatap Cale. Sejak tadi eskpresi wajah Toonka tampak kosong, tidak, itu lebih menyerupai ekspresi yang rumit.

Kekuatan kuno.

Itu adalah satu-satunya jenis kekuatan yang diakui oleh non-penyihir, yang berfokus pada kekuatan fisik, sebagai kekuatan. Itu karena mereka menganggap kekuatan seseorang yang diturunkan dari generasi ke generasi adalah sebuah berkah.

Cale menatap Toonka dengan datar.

Dia adalah bajingan gila yang akhirnya menjadi pahlawan, tetapi juga menunjukkan tanda-tanda penghancuran diri di jilid ke-5.

Kedua Paus itu mendekati Cale, dan Witira dengan hati-hati bertanya.

"Apakah tidak apa-apa kami pergi bersamamu?"

“Kalian kan tidak punya tempat yang bisa dikunjungi. Aku bisa memberi kalian tempat bermalam.”

Cale naik ke kereta dan memerintahkan Paus kakak-beradik itu untuk mengikutinya. Dia kemudian menutup pintu kereta dan mulai berpikir.

Setidaknya Toonka akan kembali ke Kerajaan Whipper.

Cale, tidak, gaya Kim Rok Soo adalah tidak menciptakan hubungan yang mendalam dengan seseorang yang tidak bisa dia ajak berkomunikasi. Ini berbeda dengan menghindari seseorang untuk menghindari masalah yang rumit.

‘Apa aku perlu menghubungi putra mahkota?’

Bagaimana reaksi putra mahkota jika Cale mengatakan mereka harus membawa kembali “sarang berisi madu” yang tersisa di Kerajaan Whipper? Dia bisa menebak tanggapan putra mahkota karena mereka mirip satu sama lain.

Putra mahkota akan sangat senang.

Cale bermimpi membawa “sarang” itu kembali dan menjalani kehidupan santai yang menyenangkan di masa depan.

Cale perlu menyapa wakil kepala pelayan Hans, Beacrox, Wakil Kapten, sepuluh anak Serigala, On, dan Hong begitu dia kembali.

Mulanya Hans mendekati Cale seperti biasanya, tetapi mulutnya ternganga setelah melihat si Paus bersaudara. Lantas dia segera menenangkan dirinya dan mulai mendekati Cale lagi.

“Tuan muda, apakah Anda baik-baik saja? Saya sudah dengar apa yang terjadi.”

"Aku baik-baik saja. Oh, dan antarkan kedua orang ini ke sebuah kamar.”

Cale menyerahkan kedua Paus bersaudara itu ke Hans lantas berpaling ke Beacrox. Beacrox, yang berpakaian sempurna, seperti biasa, mulai mengerutkan kening begitu dia melihat Cale. Melihat Cale tampak berantakan oleh debu bebatuan dan air laut yang sudah mengering, Beacrox menoleh ke arah Maes dan mulai berbicara.

“Panaskan airnya.”

"Baik."

Maes merespons dengan tenang lantas mendekati Cale.

“Tuan muda, saya dengar Anda terseret ke dalam pertempuran mereka dan hampir terluka.”

Cale memandang ke arah Maes, serta anak-anak Serigala lainnya yang memandanginya, dan menjawab dengan santai.

"Tidak juga. Aku tidak akan mungkin terluka.”

"… Saya mengerti."

Anak-anak Serigala yang sangat cerdas dan polos itu terlihat tenang, tidak seperti diri mereka yang biasa. Cale tidak terlalu mengindahkannya dan terus memperhatikan anak-anak, yang dengan cepat bergegas pergi untuk memanaskan air mandi, lantas melihat kembali ke Beacrox. Beacrox mulai berbicara begitu mereka bertatapan.

"Tuan muda, silakan mandi dulu."

Cale tahu kalau Beacrox tidak tahan dengan penampilan dekil Cale, jadi dia menganggukkan kepalanya. Dia hendak menuju kamar mandi tetapi sebuah suara memanggilnya.

"Tuan muda."

"Ada apa?"

Itu Paseton dan Witira. Paseton yang memanggilnya, tetapi Witira yang pertama berbicara.

"Bolehkah kami mengunjungi Anda setelah Anda beristirahat sebentar?"

Raja Paus. Karena mereka adalah anak-anaknya, keduanya memiliki peringkat yang hampir sama dengan bangsawan kerajaan. Namun, mereka berdua menyembunyikan fakta bahwa mereka terkait dengan Raja Paus. Sejujurnya, tidak ada alasan untuk menyembunyikannya. Toh manusia tidak akan tahu kalau mereka adalah bangsawan. Sangat jarang menemukan orang yang bahkan tahu tentang keberadaan Siluman Paus.

"Datanglah besok."

Cale menjawab singkat lantas berbalik. Dia bisa mendengar suara Naga Hitam di kepalanya. Naga Hitam cerewet sekali sejak tadi.

- Kamu bersin! Apa kamu bisa beraksi malam ini? Bukankah seharusnya kamu istirahat? Kenapa kamu begitu lemah hingga membuatku sangat khawatir?! Manusia! Ini sangat membuat frustrasi!

‘Akulah yang justru frustrasi.’

Cale memutuskan untuk memanfaatkan fakta bahwa tidak ada yang percaya kalau dia benar-benar sehat. Dia mengatakan kepada semua orang agar tidak mendatanginya malam ini karena dia butuh istirahat, lalu berujar ke Naga Hitam.

"Ayo pergi."

“…Untuk saat ini, aku akan menurutimu.”

On dan Hong mengantar mereka pergi saat Cale menuju ke pulau Ubarr dengan Naga Hitam.

Hari ini adalah hari yang dia butuhkan untuk memperpanjang umur pusaran air ini agar bertahan setahun lagi.

– Aku tidak paham kenapa kamu melakukan ini padahal kamu sedang tidak sehat. Otak naga cerdasku ini tidak bisa mengerti.

Cale dengan santai menanggapi omelan seorang anak berusia 4 tahun.

"Aku harus melakukannya hari ini."

Penyihir wilayah akan tiba besok, membuat Cale lebih sulit untuk bergerak. Dia harus mengurus genangan air dan pusaran air itu hari ini.

Cale melihat lampu-lampu di pulau tengah masih menyala dan mendarat di pulau yang lebih jauh. Ini lokasi pusaran air terkuat kedua, bukan, ini sekarang menjadi pusaran air paling kuat.

"Hahh."

Dia lalu menghela napas.

– Mengapa bajingan itu berenang di sini? Tunggu, kenapa bajingan itu ada di sini? Aku tidak mengerti.

Cale bisa mendengar suara cemas Naga Hitam. Tidak ada seorang pun di pulau tempat Cale dan Naga Hitam mendarat. Namun, ada seseorang di pusaran air di depan pulau.

Pusaran air itu bergejolak kuat sehingga kita tidak mungkin bisa melihat orang yang ada di dalamnya saat terbang di udara.

"Dia pasti benar-benar orang gila."

Malam itu gelap, karena bulan baru saja menyelesaikan siklusnya. Cale mulai berpikir setelah melihat Toonka, yang melompat ke pusaran air pada malam seperti itu. Cale ingin tahu apa yang dipikirkan bajingan gila itu.

Pada saat itu, Toonka melompat keluar dari pusaran air dan bergegas ke pulau itu.

"Sudah kuduga! Sudah kuduga!"

Toonka terus menatap Cale seraya mendekat.

“Aku tahu kamu bukan sekadar orang biasa. Aku tahu aku mencium bau orang kuat di dekatku. Apa kamu penyihir? Bagaimana kamu bisa terbang melintasi langit?”

Mata Toonka mulai bergetar setelah mengucapkan kata penyihir. Dia berencana melawan Cale jika dia mengatakan dirinya seorang penyihir, dan membunuh Cale jika dia lemah. Menurut Toonka, penyihir adalah racun bagi dunia. Dia terus berjalan cepat menuju Cale.

“Apa kamu mengabaikanku karena kamu penyihir bercelana mewah? Hmm?"

Toonka melihat Cale menghela napas. Cale melihat ke arahnya lantas menjawab dengan santai.

"Aku sedang berpikir."

Cale sedang berpikir bagaimana menghadapi si bego ini.

'Apa sebaiknya aku menghajarnya atau memanfaatkannya?'

Itulah yang dipikirkan Cale. Cale mengamati Toonka, yang sepertinya ingin bergegas dan menyerangnya.

"Memangnya apa yang kamu pikirkan hingga mengabaikanku?"

Cale selesai berpikir tepat saat Toonka mengucapkan kata-kata terakhir itu. Dia lalu segera beraksi.

‘Akan kulakukan dua-duanya.’

Bum!

“Ugh!”

Toonka, yang tidak siap, terlempar dan mendarat di air. Pusaran air mengelilingi tubuh Toonka.

"Apa yang sedang terjadi?!"

Toonka, yang memiliki ketahanan sihir yang tinggi, merasa sulit menghadapi angin ini. Angin dan air yang berputar tanpa henti dari laut menyedot Toonka bagaikan rawa.

Cale menciptakan pusaran air di kedua tangannya sembari mendekati Toonka.

Ceplas. Ceplas.

Terdengar suara Cale yang melangkah ke dalam air.

Dia kemudian menatap Toonka, yang tersedot ke laut oleh serangan mendadak. Tidak peduli seberapa tinggi seseorang, akan selalu ada kesempatan untuk memandang mereka dari atas (memandang rendah).

"Penyihir tidak bisa memiliki kekuatan kuno."

Toonka bisa merasakan angin di sekitarnya menghilang ketika dia mendongak ke Cale.

“Bob, prajurit sepertimu seharusnya mengerti maksudku, kan?”

Kekuatan yang diturunkan dari manusia yang menciptakan kekuatan itu.

Toonka pernah mendengar tentang kekuatan kuno, tetapi ini pertama kalinya dia melihat itu digunakan. Dia terdiam beberapa saat lantas akhirnya mulai berbicara.

“…Kalau begitu kamu bukan penyihir?”

"Benar."

Toonka mengajukan pertanyaan lain setelah mendengar tanggapan Cale yang tegas, tapi juga sangat lugas.

“Lalu bagaimana kamu tahu tentang faksi non-penyihir?”

Toonka merasa bangsawan di depannya ini semakin aneh semakin sering dia bertemu dengannya.

'Ya. Dia memang aneh.’

Bangsawan ini tidak peduli meski dia tidak menggunakan bahasa formal. Dia juga bekerja keras menyelamatkan orang lain padahal dia sendiri sedang sakit. Dia juga orang aneh yang memiliki aroma orang kuat di sekelilingnya, meskipun dia sendiri tidaklah kuat.

Seseorang yang terus memperlihatkan kekuatan unik setiap kali bertemu dengannya. Dia juga seseorang yang mencoba menyelamatkannya.

Ini pertama kalinya Toonka melihat orang seperti itu.

Namun, kata-kata Cale berikutnya lagi-lagi mengejutkan Toonka.

Cale tidak menjawab pertanyaan Toonka. Sebaliknya, dia mengajukan pertanyaannya sendiri.

"Apa kamu berpikir untuk menghancurkan Menara Sihir?"

"Apa? Apa katamu?"

Mata Toonka terbuka lebar karena terkejut. Ekspresinya seakan bertanya bagaimana Cale tahu tentang itu.

Menghancurkan Menara Sihir. Itu adalah salah satu tujuan dari faksi non-penyihir sejak awal. Cale terus berbicara.

"Jika kamu berencana melakukannya, tolong jangan terlalu dihancurkan."

Toonka tanpa sadar melontarkan pikirannya.

"...Bajingan gila, apa yang kamu bicarakan?"

“Ah, tapi tolong usir semua penyihir itu.”

Toonka akhirnya bisa membuat keputusan tentang Cale setelah mendengar apa yang Cale katakan. Cale mulai tersenyum sambil menatap Toonka.

Non-penyihir yang memenangkan Perang Saudara memimpin Kerajaan Whipper hingga berkembang sebelum akhirnya runtuh dengan cepat. Meskipun naluri alami melengserkan rasionalitas yang dikenal sebagai sihir, keberadaan tanpa rasionalitas tidak jauh berbeda dengan seekor hewan.

Rencana Cale adalah mengambil alih keuntungan yang pada akhirnya akan dilewatkan oleh hewan-hewan itu.

“Aku berencana untuk membeli Menara Sihir itu. Bagaimana menurutmu?"

Toonka mulai tersenyum seraya menatap Cale.

"Dasar bajingan gila."

Toonka telah mengambil keputusan tentang Cale.

***

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/] 

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 55                  

>>>             

Chapter 57

===

Daftar Isi 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover


 

Monday, June 7, 2021

Trash of the Count’s Family (#55) / Ep. 75-76

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 55: Sedang Berpikir (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Toonka, yang punya tatapan gila di matanya, sedang memegang tongkat pemukul bisbol di tangannya yang membuat bunyi menakutkan saat membelah udara. Cale tidak tahu dari mana dia mendapatkan benda seperti itu.

“Apa kamu orangnya?”

Toonka menjilat bibirnya sebelum menghampiri Paus Bungkuk itu. Bahkan Toonka yang hampir setinggi 2m tampak mungil di depan Paus itu.

“Hehe, ini pertama kalinya aku bertarung dengan seekor paus.”

Toonka sepertinya tidak tahu bahwa Paus ini adalah Manusia Siluman. Dia cuma ingin bertarung dengannya karena ia terlihat kuat. Satu-satunya yang ada di kepalanya hanyalah kekuatan dan perkelahian.

Itu sebabnya Paus Bungkuk itu menatap Toonka dengan pandangan mencemooh.

Cale terus meringkuk di sudut saat dia mengamati mereka.

- Apa yang kamu lakukan?

Naga Hitam bertanya dengan penuh rasa penasaran dalam kepala Cale, tapi Cale telah bergerak mundur ke jarak yang aman sebelum berjongkok.

‘Seekor udang akan terluka jika para paus berkelahi.’

Cale, yang lebih lemah dari seekor udang, tidak ingin terluka gara-gara perkelahian mereka.

“Bisakah kamu memukuli seekor paus sampai mati?”

Mata Toonka mulai berbinar. Dia lalu menendang tanah dengan kakinya. Saat dia melakukannya, tubuhnya serta-merta memelesat ke atas.   

“Wow.”

Cale menyaksikan dengan takjub lantas berjalan semakin mundur ke belakang.

Tongkat pemukul Toonka mulai mengayun ke arah Paus Bungkuk itu. Saat itulah Cale dapat melihat bagaimana seekor Paus menyeringai. Satu sudut bibir Paus Bungkuk itu naik saat Paus itu mulai bergerak.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Tubuh besar sepanjang 15m itu sontak berputar sebelum ekor besarnya terbanting ke arah Toonka. Akan tetapi, Toonka berhasil mengubah arah di udara sebelum mendarat kembali dengan selamat.

Bum!

Batu besar tempat pijakan untuk Toonka melompat hancur oleh ekor Paus itu.

Byuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrr-

Serangan Paus itu menyebabkan sebuah ombak besar yang mengguyur Cale dan semua yang berada di sepanjang garis pantai.

‘Sial. Aku terlihat seperti seekor tikus yang basah kuyup oleh hujan.’

Namun, Cale menutup mulutnya rapat-rapat. Dampak dari batu yang hancur dan Toonka yang menggila terlalu mencengangkan.

“Muhahahaha. Bagus, bagus sekali. Ayo sini!”

Toonka melompat naik-turun untuk memancing agar Paus itu menyerang lagi. Toonka berlari dengan cepat ke arah ekor Paus itu dan mengayunkan tongkat pemukulnya sekali lagi. Alih-laih menghindari serangan itu, Paus itu justru mengangkat ekornya untuk menyerang Toonka.

Bum!

Itu bukanlah suara yang akan terdengar ketika seorang manusia berbenturan dengan seekor Paus.

Bum!

Dengan suara gaduh yang keras, Toonka kembali turun ke tanah. Tongkat pemukul di tangannya telah hancur menjadi debu.

“Sudah kuduga tidak seharusnya aku menggunakan sesuatu seperti tongkat pemukul. Berkelahi itu lebih bagus jika menggunakan tanganmu sendiri! Hahahha!”

Cale mulai berpikir saat melihat si gila ini terus bertarung.

‘Jika begini terus semua orang akan datang ke sini.’

Cale menduga orang-orang mungkin sudah tahu sesuatu sedang terjadi. Apa yang dia bisa lakukan dengan masalah ini? Apa yang bisa dia lakukan untuk menyelinap diam-diam dari sini? Cale tidak peduli apakah mereka berdua bertarung atau tidak.

Pada saat itulah.

“Noona! Jika kamu terus berkelahi, lelaki dermawan itu akan terluka!”

Paus kecil itu akhirnya tiba di pulau.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Toonka sontak terperangah.

“…Paus mungil itu berbicara?”

Komentar itu membuat si Paus Bungkuk mulai bermuka masam dan menatap Toonka dengan tajam. Sebuah suara yang indah lalu terdengar.

“Kamu menyebut adik laki-lakiku mungil?”

Tonnka bahkan menjadi lebih terkejut lalu berseru.

“Yang satu ini juga bisa bicara?”

Situasi ini benar-benar semrawut. Cale dapat melihat bahu Toonka bergerak naik-turun karena kegirangan.

“Oho, kalian pasti Manusia Siluman! Manusia Siluman! Ini akan jadi seru!”

Toonka sudah tidak lagi tertawa terbahak-bahak. Meskipun begitu, senyum di wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang sangat girang bukan kepalang.

Pada saat itu, Cale dapat melihat si Paus Bungkuk sekilas melirik ke arahnya. Dia lalu melihat mata Paus itu mulai bergetar.

Cale, seorang manusia yang sedang meringkuk di tanah, yang sekujur badannya basah kuyup oleh air laut dan penuh debu sedang menatap Witira, seorang Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Hatinya mulai goyah sebagai penjaga lautan yang melindungi makhluk yang lemah.

Paseton menghambur di antara keduanya dan mulai berbicara.

“Noona, aku masih hidup.”

“Paseton.”

Paus Bungkuk itu mulai mengerutkan wajahnya. Matanya mulai berlinang.

Paseton menoleh ke arah Toonka sebelum buru-buru mengeluarkan siripnya dari air dan menggunakannya untuk menunjuk ke arah Cale.

Byur. Byur.

Air laut memercik seiring gerakan Paseton, dan tetesan-tetesan air mengenai wajah Cale.

“Tuan ini adalah orang yang telah menyelamatkanku ketika aku hampir mati oleh racun duyung.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Mata Paus Bungkuk besar itu bergetar. Paus kecil itu berenang sedekat mungkin ke arah pulau untuk dapat memeriksa keadaan Cale.

“Oh tidak, seluruh badan Anda basah kuyup. Aku juga minta maaf atas debu-debu dari batu ini. Aku berencana mengunjungi Anda malam ini untuk berterima kasih.”

Cale menyapu debu dari tubuhnya lalu menjawab.

“Tidak apa-apa. Apa kamu sudah lebih baik sekarang?”

“Ya, tuan. Saya hampir sembuh total sekarang berkat Anda.”

  Mulut Paus Bungkuk yang merasa khawatir itu sedikit ternganga. Saat itulah.

“Kamu tidak boleh mengalihkan perhatianmu ketika kamu bertarung melawanku! Kamu mau mati?”

Toonka meloncat ke arah si Manusia Siluman Paus Bungkuk, Witira, dan mengayunkan tinjunya. Sayangnya, tinjunya tidak dapat menyentuh Paus Bungkuk itu. Itu karena Paus itu lenyap.

Shhhhhhhhhh.

Uap air memenuhi area di mana Paus Bungkuk itu tadi berada. Seorang wanita melangkah ke atas pulau dari dalam uap air itu.

Tap. Tap.

Wanita yang melangkah maju dengan bunyi hentakan tumitnya itu adalah Witira dalam bentuk manusia.

“Noona!”

Paseton memanggil Witira.

Cale sedikit terperangah pada saat itu.

‘Ini sih bukan lagi pada level membuat Elf terlihat seperti cumi-cumi!’

Witiran adalah apa yang kamu sebut dengan elok jelita. Dia amat cantik sehingga dia bahkan bisa membuat Elf terlihat seperti kecoa. Kecantikannya membuat Cale bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa begitu rupawan.

Rambut biru dan mata biru. Jika ada kontes bagi makhluk paling rupawan di lautan, pemenangnya mungkin adalah orang di hadapan Cale saat ini.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga Hitam mulai berbicara ke dalam kepala Cale pada saat itu.

-….Naga bahkan lebih keren. Ketika naga berubah menjadi manusia, aku yakin mereka pasti bahkan lebih tampan dan lebih cantik. Bentuk manusia dari naga mungkin adalah yang terbaik di dunia.

Cale sama sekali tidak menghiraukan Naga Hitam dan mundur ke belakang. Lupakan tentang cantik dan tampan, bentuk manusia dari Manusia Siluman Paus masih sama kuat dan bengisnya. Witira mulai berbicara sementara Cale mulai terlihat cemas.

“…Tolong jangan melarikan diri. Aku tidak akan menyakitimu.”

“Kakakku adalah seseorang yang menepati janjinya.”

Paseton lantas bertransformasi dan turut menghampiri Cale. Witira dapat melihat celana Paseton robek di sekitar kedua betisnya, dan dia bisa melihat bekas luka di bawahnya. Amarah kembali memenuhi matanya.

Toonka juga perlahan-lahan berjalan mendekat.

“Berhenti memperhatikan orang tidak berguna seperti itu. Cepat lawan aku. Itu lebih seru!”

Cale dan Toonka membuat kontak mata pada saat itu. Toonka mulai mencemooh Cale.

“Sepertinya berandal ini kerjaannya hanya berkeliling menyelamatkan orang-orang.”

Ckck. Cale berdecak saat mendengar kata ‘berandal’. Pada saat ini sepertinya Toonka sudah membuang nama alias konyolnya, ‘Bob’. Inilah Toonka yang sebenarnya. Tidak peduli apakah lawannya seorang bangsawan atau orang kuat, dia bersikap semaunya.

Cale lebih terbiasa dengan versi Toonka yang ini.  Itu karena rasanya sebuah karakter di novel menjadi hidup. Tentu saja, Cale masih tidak berniat membiarkan hal ini lewat begitu saja.

‘Dia baru akan kapok setelah menyesal menjual Menara Sihir kepadaku di masa mendatang.’

Cale percaya diri karena dia tahu tentang apa yang akan segera terjadi, tidak, apa yang Cale akan wujudkan sendiri di masa depan.

Nama alias Bob. Sebenarnya ini nama yang bagus sebagai nama samaran. Itu karena dia akan menjadi nasi untuk Cale ambil di masa depan. (Bahasa Korea untuk nasi adalah Bap. Bob dan Bap punya ejaan yang sama dalam Bahasa Korea).

Namun, Naga Hitam mulai berbicara ke dalam pikiran Cale dengan penuh rasa marah.

- Menolong atau menyelamatkan seseorang adalah perbuatan mulia! Itu adalah sesuatu yang harus dibanggakan. Dan berbicara buruk tentang seseorang itu jahat. Berandal ini sama buruknya dengan Venion!

…Bagaimana Naga Hitam menjadi seperti ini ketika naga seharusnya adalah makhluk yang hanya peduli tentang diri mereka sendiri? Cale mulai bertanya-tanya apa yang telah membuat Naga Hitam ini berubah dari sikap normal seekor naga. Dia kemudian bergerak mundur perlahan-lahan ke belakang Witira. Dia sedikit takut kalau-kalau Toonka mungkin akan membunuhnya karena menganggapnya orang lemah dan menjengkelkan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“…Jangan meremehkan tindakan heroik seperti itu.”

Akan tetapi, Witita justru tampak marah. Cale juga menjauh dari Witira setelah mendengar apa yang dia katakan. Witira menyadari apa yang Cale lakukan dan dengan tenang mulai berbicara.

“Terima kasih banyak. Aku akan menyampaikan rasa terima kasihku dengan pantas ke depannya.”

Namun, matanya masih terbakar amarah. Ini adalah wanita yang menempatkan dirinya di barisan terdepan saat berperang melawan para duyung. Dia bukanlah tipe yang menghindari pertarungan atau bahkan sekadar provokasi kecil.

“Oh, aku suka tatapan matamu. Apa kamu akhirnya siap bertarung?”

Toonka mulai mengernyit dan menjilat bibirnya. Dia lalu melemaskan lengannya dan memindahkan berat tubuh ke kaki depannya. Ini adalah posisi bertarung Toonka.

Witira mulai tersenyum.

“Kamu pikir aku akan bertarung dengan orang sepertimu?”

Itu adalah senyum mengejek.

Dia lalu membuat sebuah bola cahaya yang terlihat cukup kuat.

Witira membuka tangan kanannya.

Byuuuurrrrr.

Pilar-pilar air memelesat dari telapak tangannya dan sebuah cambuk air panjang muncul di kedua tangannya.  Dia mengibaskan cambuknya ke arah lautan.

Cambuk ini, yang sekurang-kurangnya memiliki panjang dua meter, membelah air laut dan menyebabkan air laut bergejolak. Witira menatap Toonka dengan pandangan dingin lalu mulai berbicara.

“Lucu. Ini bukanlah sebuah pertempuran.”

Dia menjentikkan jarinya pada Toonka seraya melanjutkan kata-katanya.

“Ini adalah sebuah pelajaran.”

“Kamu akan memberiku pelajaran? Hahaha!”

Toonka mengeluarkan tawa keras yang tampaknya cukup kuat untuk menyebabkan gempa bumi dan melihat ke arah Witira dengan wajah tanpa emosi.

“Kurasa aku perlu merobek mulutmu.”

Dia lalu langsung berlari ke arah Witira. Ketika Toonka mulai berlari ke arahnya, Witira melambaikan tangan kirinya ke arah Cale. Sebuah perisai air mengelilingi Cale dan Paseton untuk melindungi mereka.

Cetar!

Pada saat yang sama, cambuk di tangan kanannya memelesat garang menuju Toonka.

Bum!

Tinju Toonka bertubrukan dengan cambuk itu. Witira mulai tersenyum.

“Setidaknya akan menyenangkan untuk memberimu pelajaran.”

“Ugh, ini tidak ada apa-apanya!”

Witira menggerakkan cambuknya untuk membungkus tubuh Toonka seperti sebuah ular dan mengangkatnya ke udara. Toonka mulai tersenyum saat dia memegang cambuk air dengan kedua tangannya.

“Muahaha, adu kekuatan adalah keahlianku!”

Toonka memutus cambuk yang seperti ular itu dengan kedua tangannya. Perbuatannya ini membuat Witira mengangkat satu alisnya. Walaupun demikian, Toonka masih tidak sepadan dengan calon Ratu Paus ini.

Witira menjentikkan tangan kanannya dengan ringan dan cambuk itu dengan cepat menyerang tubuh Toonka.

Dampak serangan itu membuat Toonka melayang ke arah hutan.

Pada saat itulah.

“…Apa yang sedang terjadi?”

Amiru Ubarr, regu investigasi, dan para kesatria muncul di hutan. Toonka terbang ke arah mereka.

Mata Witira melebar saat dia dengan tergesa menembakkan seutar air dengan tangan kirinya.

Namun, Toonka bergerak terlalu cepat.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Semuanya, pasang tameng kalian!”

Amiru memutuskan bahwa mereka tidak akan sempat menghindar, dan bergegas memerintahkan para kestarianya untuk bertahan. Para kestaria itu segera memasang tameng mereka. Toonka melihat apa yang mereka lakukan dan berteriak kepada mereka.

“Tahan dengan benar! Badanku sangat kuat, jadi kalian mungkin akan terluka! Muhahaha!”

Kelihatannya sangat mungkin bagi para kestaria itu terluka akibat tubrukan ini karena mereka memakai pakaian pelindung dari kulit. Paseton si Manusia Siluman Paus berdarah campuran menyaksikan semua kejadian ini ketika dia mendengar sebuah desahan yang berasal dari belakang dirinya.

“Hah, menyebalkan sekali.”

Suara itu terdengar kesal sekaligus tenang. Mata Paseton terbuka lebar saat dia berpaling ke sumber suara itu.

Bum!

Toonka menabrak sebuah perisai. Namun, Toonka tidak menabrak siapa pun dan tidak ada seorang pun yang terluka. Toonka menoleh untuk melihat sebuah perisai perak yang tampak suci bertubrukan dengan punggungnya. Juga ada dua sayap yang mengelilinginya. 

“…Apa-apaan…”

Perisai itu perlahan-lahan berubah transparan sebelum menghilang. Seutas air milik Witira yang muncul untuk membuat sebuah perisai lenyap di udara. Dia memutar badannya dengan terkejut.

Perisai perak yang menghilang tersambung dengan laki-laki yang menundukkan kepalanya saat dia mendesah untuk kedua kalinya.

“Hah.”

Cale terlihat tenang saat dia menyisir rambut basahnya ke belakang. Sebaliknya, dia mengerutkan keningnya dengan rasa frustasi.

Alih-alih seekor udang yang terluka dalam perkelahian antara paus, udang itu justru harus menggunakan kekuatannya dalam perkelahian itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 54                 

>>>             

Chapter 56

===

Daftar Isi 


 

  

 

Monday, May 31, 2021

Trash of the Count’s Family (#54)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 54: Sedang Berpikir (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Cale tidak ingin melihat wajah tersenyum Toonka. Tetapi, Amiru justru mulai menjelaskan dengan tenang.

“Bob berasal dari Kerajaan Whipper. Dia dari sebuah desa kecil di tepi laut dan sedang pergi menangkap ikan ketika entah bagaimana kapalnya akhirnya karam.”

“Itu benar. Saya hanya seseorang yang hidup sederhana sebagai nelayan di desa. Hahahaha. Saya tidak mengerti bagaimana saya berakhir seperti ini.”

‘Apanya yang hidup sederhana.’

Bukan main. Amiru tidak tahu tentang pikiran Cale, dan lanjut berbicara.

“Itu sebabnya dia ikut naik ke kapal dan membantu kami menyelidiki apa yang terjadi semalam.”

Mata Amiru tampak cerah saat dia melihat Toonka. Tetapi, ketika Cale melihat sekelilingnya, ada banyak pandangan negatif yang juga diarahkan ke Toonka.

Seorang penduduk desa dari Kerajaan Whipper. Pandangan mereka menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya tentang orang barbar ini. Cale melihat berkeliling sekilas sebelum membuat kontak mata dengan Toonka. Toonka mulai tersenyum.

“Saya dengar tuan muda melontarkan perisai besar di ibu kota untuk menyelamatkan semua orang. Saya meminta kepada nona muda untuk membawa saya bersamanya karena saya mendengar Anda adalah orang yang kuat.”

Pada saat itu mata Toonka menyipit. Mendadak Cale punya firasat buruk.

‘Ini sepertinya akan berbahaya.’

Itu sebabnya dia segera menjawab seperti berikut.

“Itulah mengapa saya sedang dalam masa pemulihan.”

“…Pemulihan?”

“Ya. Itu bukanlah kekuatan yang kuat. Kekuatan itu sangat lemah.”

Amiru menambahkan.

“Ya, Tuan muda Cale menggunakan kekuatannya secara berlebihan untuk menyelamatkan semua orang. Itulah kenapa dia sedang mengadakan perjalanan ke wilayah kami seraya memulihkan diri.”

Amiru memandang Cale dengan penuh simpati, kekaguman, dan bermacam emosi lainnya, tapi sikap Toonka berbeda.

“Ah, jadi begitu?”

Dia terlihat kehilangan minat. Dia kemudian memandangi Cale dari atas ke bawah sebelum berpaling.

‘Bagus. Memang begitulah harusnya Toonka bereaksi.’

Berkorban untuk orang lain? Pahlawan? Toonka tidak tertarik pada hal-hal semacam itu. Satu-satunya hal yang dia pedulikan dan obsesikan adalah kekuatan. Dia adalah tipe orang yang mengabaikan orang-orangnya sendiri apabila mereka lemah, dan bahkan membunuh mereka bila perlu.

Itulah mengapa dia disebut seorang tiran.

“Kalau begitu waktunya kita pergi?”

Cale mengangguk pada pertanyaan Amiru. Dia dapat mendengar gumaman Toonka di sampingnya.

“Ini aneh. Aku mencium bau orang kuat di sekitar sini.”

Dia benar-benar gila. Cale melihat ke arah langit-langit kosong di atasnya.

-    Aku tidak bau.

Cale dapat mendengar suara Naga Hitam yang tak kasatmata di kepalanya. Insting Toonka bahkan lebih kuat dari para Manusia Siluman. Cale memutuskan bahwa dia harus terlihat selemah mungkin ketika berada di sekitar Toonka hari ini.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Kami sedang menyelidiki mengapa pusaran air itu mendadak menghilang. Ayah saya dan penyihir wilayah kami juga akan segera tiba.”

Cale memandang laut yang tenang di sekitar pulau tengah dan berpura-pura setuju dengan perkataan Amiru.

“Benarkah? Syukurlah. Saya harap kita dapat segera mencari tahu apa yang terjadi.”

- Kamu benar-benar pandai berbohong.

Cale tidak menghiraukan ucapan Naga Hitam dan melihat laut dengan tatapan tenang. Keadaan di sana benar-benar semrawut. Semua nelayan desa berada di luar sini, begitu juga dengan orang-orang yang keluar untuk pembangunan pangkalan angkatan laut. Mereka melihat-lihat sekitar dan berbincang satu sama lain. Keadaan di sana bahkan menjadi lebih bising dikarenakan pusaran-pusaran air laut lain yang masih berada di sekitar pulau. Cale mengamati semua pemandangan ini lalu menambahkan.

“Saya berharap semua pusaran air laut lainnya juga dapat segera menghilang.”

- Manusia, lagi-lagi kamu berbohong. Bukannya kamu bilang akan membuat pusaran-pusaran air itu akan tetap ada selama setahun?

Sekali lagi Cale mengabaikan ucapan Naga Hitam. Amiru mengangguk pada kata-kata Cale dengan ekspresi yang penuh tekad.

“Ya. Kami pasti akan mencari tahu apa yang terjadi dan juga menyingkirkan pusaran air lainnya. Dengan kesempatan seperti ini di depan mata kita dan banyaknya orang yang membantu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin.”

Amiru yang bersemangat membuat Cale merasa sedikit bersalah kepadanya dan dia mulai berbicara.

“Saya yakin Anda dan keluarga Ubarr pasti akan berhasil melakukannya, nona muda Amiru.”

“…Terima kasih. Saya merasa jauh lebih baik setelah mendengar kata-kata penegasan Anda, tuan muda Cale.”

Tatapan hangat Amiru mengarah kepada Cale saat dia berdiri di sana dengan senyum tenang di wajahnya. Cale membalas perkataannya dengan ekspresi serius.

“Saya merasa sedikit pusing akibat sinar matahari ini, boleh saya pergi beristirahat sejenak di bawah tempat teduh?”

Cale dapat merasakan tatapan Toonka dari salah satu kapal. Toonka terus-menerus meliriknya berulang kali. Dia tampak masih mencari sumber aroma orang kuat yang dia rasakan. Tetapi, mustahil bagi Toonka untuk bisa menemukan Naga Hitam. Itu adalah batas dari seseorang yang tidak bisa merasakan aura ataupun mana.

“Ah, tentu saja. Silahkan beristirahat, karena Anda masih dalam masa pemulihan. Jangan memaksakan diri.”

“Terima kasih.”

Cale dengan santai berjalan menuju hutan di pulau tengah itu. Amiru memperhatikan diam-diam saat dia berjalan ke arah tempat yang teduh. Cale ini, yang masih melakukan tugas yang dibebankan padanya bahkan ketika dia sendiri masih dalam masa penyembuhan, benar-benar berbeda dengan Cale di masa lalu. Meskipun dia mengaku sakit, dia tidak terlihat sakit sama sekali. Dia hanya tampak lelah.

“Itulah yang membuat dia luar biasa.”

Sebagai seseorang yang bercita-cita untuk memimpin wilayah ini di masa depan, Amiru berpendapat dia perlu menjadi lebih bisa diandalkan seperti Cale. Tekad memenuhi tatapannya yang tenang saat dia berjalan menghampiri para penyelidik untuk turut membantu mereka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sementara itu, Cale sedang berjalan menuju sisi lain pulau. Karena tidak ada siapa pun di sana, itu akan menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu.

- Bukannya kamu takut dengan mayat di sebelah sana? Kamu itu lemah dan penakut.

Cale lagi-lagi mengabaikan Naga Hitam itu saat dia tiba di sisi lain pulau. Dia lalu berhenti berjalan setelah melihat pemandangan di depannya.

“Apa-apaan?”

- Bukan aku! Aku tidak melakukannya!

Naga Hitam menyangkal dengan tegas. Akan tetapi, kali ini, Cale tidak ada waktu untuk mendengarkan perkataan si Naga Hitam. Dia bergegas menuju batu besar tempat mayat duyung tergeletak kemarin. Mau tidak mau dia menghentikan langkahnya begitu dia sampai di sana.

‘…Apa Paseton yang melakukan ini?’

Batu besar itu hancur berkeping-keping.

“Bagaimana bisa mayat-mayat duyung itu menjadi seperti ini…..”

Mayat-mayat duyung itu berubah menjadi debu. Cale dapat mengetahui bahwa ini adalah mayat hanya karena dia pernah melihat mereka kemarin. Orang lain hanya akan berpikir jika ini adalah bagian dari batu besar yang hancur itu.

Kekuatan yang luar biasa ini.

Ini pastilah perbuatan seekor Paus.

Seekor Paus yang sangat marah.

Byur. Byur.

Tiba-tiba, air laut mulai bergolak. Naga Hitam mulai berbicara.

- Sesuatu meluncur ke atas dari dasar laut. Ia bergerak dengan sangat cepat!

Cale mendongak dan menatap ke arah laut. Dia lalu bergidik dan melangkah mundur ke belakang.

Byuuuurrrrr.

Sesuatu yang sangat besar muncul di permukaan air. Itu adalah makhluk hidup yang berwarna abu-abu tua. Ia kemudian menatap lurus ke arah Cale.

Itu adalah seekor Paus.

Itu adalah Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Manusia Siluman Paus Bungkuk dikenal sebagai penjaga lautan dan melindungi makhluk hidup yang lebih lemah. Dari generasi ke generasi, Raja Suku Paus berasal dari kalangan Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Bum. Bum. Bum.

Jantung Cale berdebar kencang. Tatapan Paus itu penuh dengan nafsu membunuh dan menyelidik, campuran insting dan akal sehat. Ini pertama kalinya Cale bertatapan mata langsung dengan makhluk kuat yang sedang marah kepadanya. Makhluk kuat ini memandang remeh Cale dan meneliti setiap hal tentang Cale.

Pada saat itulah.

- Paus dungu itu pasti sudah tidak waras!

Suara Naga Hitam yang marah terdengar di dalam pikiran Cale. Pada saat yang sama, kekuatan yang tidak kalah kuat mulai menyebabkan getaran-getaran di udara. Mata Paus itu, yang sedari tadi berfokus pada Cale, berpaling ke arah sumber getaran itu.

- Berani-beraninya kamu melihat manusia lemahku seperti itu!

Mana di udara mulai melonjak turun-naik dan air laut juga mulai bergolak. Tetapi, Paus Bungkuk itu tidak bergerak sedikit pun. Malahan, Paus sepanjang 15m ini mengangkat ekornya dan menghantamkannya ke air.

Byuuuuuurrrrrr!

Air laut bergolak dengan cepat.

Tindakannya ini membuat Cale yakin bahwa dia adalah manusia siluman.

Bum. Bum.

Cale menenangkan hatinya, saat Vitalitas Jantung mendeteksi bahaya dan mulai mengalirkan kekuatannya. Perisai Anti-Hancur juga meluncur keluar. Kekuatan kuno selalu mengutamakan keselamatan pemiliknya. Keduanya siap melindungi pemilik mereka kapan saja.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale memalingkan kepalanya ke arah udara kosong dimana mana sedang berkumpul dan hendak berbicara. Akan tetapi, suara lain mendahuluinya berbicara.

“Aku tidak ada niat berkelahi denganmu.”

Itu adalah sebuah suara yang seindah peri laut dari mitologi yunani. Cale memalingkan kepalanya dan melihat Paus Bungkuk itu menampakkan seluruh bagian kepalanya di atas air.

“Wow.”

Cale terkesiap. Kepala itu sangat besar dan menakutkan. Dia merasa kalau kepala Paus itu dapat membunuhnya dengan mudah hanya dengan sekali tepuk.

- Kenapa kamu mengangkat kepala bodohmu? Kamu bilang apa yang kamu lakukan sampai sekarang bukan untuk menantang berkelahi? Dasar Paus Lemah!

Cale mendesah mendengar perkataan Naga Hitam sebelum menjangkau ke arah sumber mana. Anak berumur 4 tahun yang marah bisa cukup berbahaya.

Mana itu, yang tampaknya siap menghancurkan apa pun dan segala sesuatunya, memberi jalan kepada tangan Cale. Paus itu terlihat terkejut melihat ini.

Tangan Cale akhirnya menjangkau sesuatu yang bundar. Itu adalah kepala si naga. Cale dengan tenang menepuk-nepuknya beberapa kali.

“Jangan marah. Nanti kamu bisa terluka.”

Mana itu mulai menghilang dengan cepat. Lalu Cale mendengar suara yang lirih.

- Aku tidak akan terluka. Aku kuat.

“Aku tahu, aku tahu. Tapi kamu tetap harus berhati-hati.”

Sulit untuk menenangkan anak berumur empat tahun. Tetapi, Naga Hitam sepertinya mengerti apa yang Cale coba katakan.

- Justru kamu yang harus berhati-hati, manusia lemah.

Mana milik si naga akhirnya menghilang sepenuhnya. Cale berpaling dan menatap Paus itu ketika mananya lenyap. Paus itu menurunkan kepala besarnya dengan pelan ke arah Cale. Cale terperanjat melihat ukuran kepala itu, tapi berhasil tetap berdiri tegak. Itu karena nafsu membunuh telah lenyap dari tatapan Paus itu.

Saat Paus Bungkuk itu menurunkan kepalanya sampai tepat di depan Cale, dia mulai berbicara.

“Ada yang ingin kutanyakan-.“

Pada saat itu.

Seekor Paus kecil berenang dengan sangat cepat dari ujung cakrawala. Paus itu melaju ke arah mereka berada. Paus itu tampak sangat lemah dan kecil dibandingkan Paus sepanjang 15m ini.

Paus itu mendekati mereka dengan cepat dan mulai berseru.

“Noona, kamu tidak boleh menggigit dan membunuhnya!”

Paus Bungkuk di depan Cale sontak memutar tubuhnya.

Byuuuuurrrrr!

Gerakan Paus itu membuat air laut terciprat dan mengguyur Cale.

Akan tetapi, Cale tidak punya waktu untuk memikirkannya. Dia menutup matanya.

‘Tidak salah lagi ini adalah Paus Bungkuk itu.’

Paus kecil yang mendekati mereka sudah pasti adalah Paseton. Itu berarti hanya ada satu orang yang dia panggil noona.

Putri Raja Paus saat ini dan calon Ratu Paus di masa mendatang.

Paus yang menempatkan dirinya di pasukan garis depan bersama Choi Han dan krunya di pertempuran melawan para duyung.

Cale dapat melihat luka berbentuk X di punggung Paus Bungkuk itu.

Witira.

Ini sudah pasti dia.

Wajah Paus besar itu mulai merengut. Cale perlahan-lahan mulai mundur ke belakang, karena dia tidak ingin terlibat dalam reuni Paus Bungkuk bersaudara ini.

Paus kecil itu berseru sekali lagi.

“Dia adalah seseorang yang tidak boleh kamu bunuh!”

Naga Hitam itu kembali berbicara dengan penuh kebingungan ke dalam kepala Cale.

- Apa yang Paus kecil itu bicarakan? Kita tidak sedang berkelahi.

Cale merasakan hal yang sama. Cale bersyukur semua orang terlalu fokus pada situasi di sisi lain pulau sehingga tidak mendengar suara Paus kecil ini. Jika tidak, semua orang pasti sudah datang ke sini setelah mendengar teriakan Paus kecil itu.

Tak berapa lama lagi, Paus itu akan segera bertemu. Akan tetapi, Naga Hitam pada saat itu menambahkan dengan santai.

- Ngomong-ngomong, asal kamu tahu, ada satu orang lagi yang menuju ke sini.

‘Apa? Ada lagi?’

Cale berhenti berjalan mundur dan berpaling ke arah hutan.

“Muhahahahhahah. Aku menciumnya, aku bisa menciumnya!”

B*jingan gila yang rambut cokelatnya terlihat seperti surai singa liar muncul.

“Aku mencium bau seseorang yang kuat!”

Cale meringkuk begitu dia melihat Toonka. Karena itu, Toonka dan Paus Bungkuk itu bertatap muka satu sama lain.

Cale berusaha merangkak keluar dari situasi ini sebelum orang lemah seperti dia bisa terluka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 53                  

>>>             

Chapter 55

===

Daftar Isi