Monday, May 31, 2021

Trash of the Count’s Family (#54)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 54: Sedang Berpikir (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Cale tidak ingin melihat wajah tersenyum Toonka. Tetapi, Amiru justru mulai menjelaskan dengan tenang.

“Bob berasal dari Kerajaan Whipper. Dia dari sebuah desa kecil di tepi laut dan sedang pergi menangkap ikan ketika entah bagaimana kapalnya akhirnya karam.”

“Itu benar. Saya hanya seseorang yang hidup sederhana sebagai nelayan di desa. Hahahaha. Saya tidak mengerti bagaimana saya berakhir seperti ini.”

‘Apanya yang hidup sederhana.’

Bukan main. Amiru tidak tahu tentang pikiran Cale, dan lanjut berbicara.

“Itu sebabnya dia ikut naik ke kapal dan membantu kami menyelidiki apa yang terjadi semalam.”

Mata Amiru tampak cerah saat dia melihat Toonka. Tetapi, ketika Cale melihat sekelilingnya, ada banyak pandangan negatif yang juga diarahkan ke Toonka.

Seorang penduduk desa dari Kerajaan Whipper. Pandangan mereka menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya tentang orang barbar ini. Cale melihat berkeliling sekilas sebelum membuat kontak mata dengan Toonka. Toonka mulai tersenyum.

“Saya dengar tuan muda melontarkan perisai besar di ibu kota untuk menyelamatkan semua orang. Saya meminta kepada nona muda untuk membawa saya bersamanya karena saya mendengar Anda adalah orang yang kuat.”

Pada saat itu mata Toonka menyipit. Mendadak Cale punya firasat buruk.

‘Ini sepertinya akan berbahaya.’

Itu sebabnya dia segera menjawab seperti berikut.

“Itulah mengapa saya sedang dalam masa pemulihan.”

“…Pemulihan?”

“Ya. Itu bukanlah kekuatan yang kuat. Kekuatan itu sangat lemah.”

Amiru menambahkan.

“Ya, Tuan muda Cale menggunakan kekuatannya secara berlebihan untuk menyelamatkan semua orang. Itulah kenapa dia sedang mengadakan perjalanan ke wilayah kami seraya memulihkan diri.”

Amiru memandang Cale dengan penuh simpati, kekaguman, dan bermacam emosi lainnya, tapi sikap Toonka berbeda.

“Ah, jadi begitu?”

Dia terlihat kehilangan minat. Dia kemudian memandangi Cale dari atas ke bawah sebelum berpaling.

‘Bagus. Memang begitulah harusnya Toonka bereaksi.’

Berkorban untuk orang lain? Pahlawan? Toonka tidak tertarik pada hal-hal semacam itu. Satu-satunya hal yang dia pedulikan dan obsesikan adalah kekuatan. Dia adalah tipe orang yang mengabaikan orang-orangnya sendiri apabila mereka lemah, dan bahkan membunuh mereka bila perlu.

Itulah mengapa dia disebut seorang tiran.

“Kalau begitu waktunya kita pergi?”

Cale mengangguk pada pertanyaan Amiru. Dia dapat mendengar gumaman Toonka di sampingnya.

“Ini aneh. Aku mencium bau orang kuat di sekitar sini.”

Dia benar-benar gila. Cale melihat ke arah langit-langit kosong di atasnya.

-    Aku tidak bau.

Cale dapat mendengar suara Naga Hitam yang tak kasatmata di kepalanya. Insting Toonka bahkan lebih kuat dari para Manusia Siluman. Cale memutuskan bahwa dia harus terlihat selemah mungkin ketika berada di sekitar Toonka hari ini.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Kami sedang menyelidiki mengapa pusaran air itu mendadak menghilang. Ayah saya dan penyihir wilayah kami juga akan segera tiba.”

Cale memandang laut yang tenang di sekitar pulau tengah dan berpura-pura setuju dengan perkataan Amiru.

“Benarkah? Syukurlah. Saya harap kita dapat segera mencari tahu apa yang terjadi.”

- Kamu benar-benar pandai berbohong.

Cale tidak menghiraukan ucapan Naga Hitam dan melihat laut dengan tatapan tenang. Keadaan di sana benar-benar semrawut. Semua nelayan desa berada di luar sini, begitu juga dengan orang-orang yang keluar untuk pembangunan pangkalan angkatan laut. Mereka melihat-lihat sekitar dan berbincang satu sama lain. Keadaan di sana bahkan menjadi lebih bising dikarenakan pusaran-pusaran air laut lain yang masih berada di sekitar pulau. Cale mengamati semua pemandangan ini lalu menambahkan.

“Saya berharap semua pusaran air laut lainnya juga dapat segera menghilang.”

- Manusia, lagi-lagi kamu berbohong. Bukannya kamu bilang akan membuat pusaran-pusaran air itu akan tetap ada selama setahun?

Sekali lagi Cale mengabaikan ucapan Naga Hitam. Amiru mengangguk pada kata-kata Cale dengan ekspresi yang penuh tekad.

“Ya. Kami pasti akan mencari tahu apa yang terjadi dan juga menyingkirkan pusaran air lainnya. Dengan kesempatan seperti ini di depan mata kita dan banyaknya orang yang membantu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin.”

Amiru yang bersemangat membuat Cale merasa sedikit bersalah kepadanya dan dia mulai berbicara.

“Saya yakin Anda dan keluarga Ubarr pasti akan berhasil melakukannya, nona muda Amiru.”

“…Terima kasih. Saya merasa jauh lebih baik setelah mendengar kata-kata penegasan Anda, tuan muda Cale.”

Tatapan hangat Amiru mengarah kepada Cale saat dia berdiri di sana dengan senyum tenang di wajahnya. Cale membalas perkataannya dengan ekspresi serius.

“Saya merasa sedikit pusing akibat sinar matahari ini, boleh saya pergi beristirahat sejenak di bawah tempat teduh?”

Cale dapat merasakan tatapan Toonka dari salah satu kapal. Toonka terus-menerus meliriknya berulang kali. Dia tampak masih mencari sumber aroma orang kuat yang dia rasakan. Tetapi, mustahil bagi Toonka untuk bisa menemukan Naga Hitam. Itu adalah batas dari seseorang yang tidak bisa merasakan aura ataupun mana.

“Ah, tentu saja. Silahkan beristirahat, karena Anda masih dalam masa pemulihan. Jangan memaksakan diri.”

“Terima kasih.”

Cale dengan santai berjalan menuju hutan di pulau tengah itu. Amiru memperhatikan diam-diam saat dia berjalan ke arah tempat yang teduh. Cale ini, yang masih melakukan tugas yang dibebankan padanya bahkan ketika dia sendiri masih dalam masa penyembuhan, benar-benar berbeda dengan Cale di masa lalu. Meskipun dia mengaku sakit, dia tidak terlihat sakit sama sekali. Dia hanya tampak lelah.

“Itulah yang membuat dia luar biasa.”

Sebagai seseorang yang bercita-cita untuk memimpin wilayah ini di masa depan, Amiru berpendapat dia perlu menjadi lebih bisa diandalkan seperti Cale. Tekad memenuhi tatapannya yang tenang saat dia berjalan menghampiri para penyelidik untuk turut membantu mereka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sementara itu, Cale sedang berjalan menuju sisi lain pulau. Karena tidak ada siapa pun di sana, itu akan menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu.

- Bukannya kamu takut dengan mayat di sebelah sana? Kamu itu lemah dan penakut.

Cale lagi-lagi mengabaikan Naga Hitam itu saat dia tiba di sisi lain pulau. Dia lalu berhenti berjalan setelah melihat pemandangan di depannya.

“Apa-apaan?”

- Bukan aku! Aku tidak melakukannya!

Naga Hitam menyangkal dengan tegas. Akan tetapi, kali ini, Cale tidak ada waktu untuk mendengarkan perkataan si Naga Hitam. Dia bergegas menuju batu besar tempat mayat duyung tergeletak kemarin. Mau tidak mau dia menghentikan langkahnya begitu dia sampai di sana.

‘…Apa Paseton yang melakukan ini?’

Batu besar itu hancur berkeping-keping.

“Bagaimana bisa mayat-mayat duyung itu menjadi seperti ini…..”

Mayat-mayat duyung itu berubah menjadi debu. Cale dapat mengetahui bahwa ini adalah mayat hanya karena dia pernah melihat mereka kemarin. Orang lain hanya akan berpikir jika ini adalah bagian dari batu besar yang hancur itu.

Kekuatan yang luar biasa ini.

Ini pastilah perbuatan seekor Paus.

Seekor Paus yang sangat marah.

Byur. Byur.

Tiba-tiba, air laut mulai bergolak. Naga Hitam mulai berbicara.

- Sesuatu meluncur ke atas dari dasar laut. Ia bergerak dengan sangat cepat!

Cale mendongak dan menatap ke arah laut. Dia lalu bergidik dan melangkah mundur ke belakang.

Byuuuurrrrr.

Sesuatu yang sangat besar muncul di permukaan air. Itu adalah makhluk hidup yang berwarna abu-abu tua. Ia kemudian menatap lurus ke arah Cale.

Itu adalah seekor Paus.

Itu adalah Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Manusia Siluman Paus Bungkuk dikenal sebagai penjaga lautan dan melindungi makhluk hidup yang lebih lemah. Dari generasi ke generasi, Raja Suku Paus berasal dari kalangan Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Bum. Bum. Bum.

Jantung Cale berdebar kencang. Tatapan Paus itu penuh dengan nafsu membunuh dan menyelidik, campuran insting dan akal sehat. Ini pertama kalinya Cale bertatapan mata langsung dengan makhluk kuat yang sedang marah kepadanya. Makhluk kuat ini memandang remeh Cale dan meneliti setiap hal tentang Cale.

Pada saat itulah.

- Paus dungu itu pasti sudah tidak waras!

Suara Naga Hitam yang marah terdengar di dalam pikiran Cale. Pada saat yang sama, kekuatan yang tidak kalah kuat mulai menyebabkan getaran-getaran di udara. Mata Paus itu, yang sedari tadi berfokus pada Cale, berpaling ke arah sumber getaran itu.

- Berani-beraninya kamu melihat manusia lemahku seperti itu!

Mana di udara mulai melonjak turun-naik dan air laut juga mulai bergolak. Tetapi, Paus Bungkuk itu tidak bergerak sedikit pun. Malahan, Paus sepanjang 15m ini mengangkat ekornya dan menghantamkannya ke air.

Byuuuuuurrrrrr!

Air laut bergolak dengan cepat.

Tindakannya ini membuat Cale yakin bahwa dia adalah manusia siluman.

Bum. Bum.

Cale menenangkan hatinya, saat Vitalitas Jantung mendeteksi bahaya dan mulai mengalirkan kekuatannya. Perisai Anti-Hancur juga meluncur keluar. Kekuatan kuno selalu mengutamakan keselamatan pemiliknya. Keduanya siap melindungi pemilik mereka kapan saja.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale memalingkan kepalanya ke arah udara kosong dimana mana sedang berkumpul dan hendak berbicara. Akan tetapi, suara lain mendahuluinya berbicara.

“Aku tidak ada niat berkelahi denganmu.”

Itu adalah sebuah suara yang seindah peri laut dari mitologi yunani. Cale memalingkan kepalanya dan melihat Paus Bungkuk itu menampakkan seluruh bagian kepalanya di atas air.

“Wow.”

Cale terkesiap. Kepala itu sangat besar dan menakutkan. Dia merasa kalau kepala Paus itu dapat membunuhnya dengan mudah hanya dengan sekali tepuk.

- Kenapa kamu mengangkat kepala bodohmu? Kamu bilang apa yang kamu lakukan sampai sekarang bukan untuk menantang berkelahi? Dasar Paus Lemah!

Cale mendesah mendengar perkataan Naga Hitam sebelum menjangkau ke arah sumber mana. Anak berumur 4 tahun yang marah bisa cukup berbahaya.

Mana itu, yang tampaknya siap menghancurkan apa pun dan segala sesuatunya, memberi jalan kepada tangan Cale. Paus itu terlihat terkejut melihat ini.

Tangan Cale akhirnya menjangkau sesuatu yang bundar. Itu adalah kepala si naga. Cale dengan tenang menepuk-nepuknya beberapa kali.

“Jangan marah. Nanti kamu bisa terluka.”

Mana itu mulai menghilang dengan cepat. Lalu Cale mendengar suara yang lirih.

- Aku tidak akan terluka. Aku kuat.

“Aku tahu, aku tahu. Tapi kamu tetap harus berhati-hati.”

Sulit untuk menenangkan anak berumur empat tahun. Tetapi, Naga Hitam sepertinya mengerti apa yang Cale coba katakan.

- Justru kamu yang harus berhati-hati, manusia lemah.

Mana milik si naga akhirnya menghilang sepenuhnya. Cale berpaling dan menatap Paus itu ketika mananya lenyap. Paus itu menurunkan kepala besarnya dengan pelan ke arah Cale. Cale terperanjat melihat ukuran kepala itu, tapi berhasil tetap berdiri tegak. Itu karena nafsu membunuh telah lenyap dari tatapan Paus itu.

Saat Paus Bungkuk itu menurunkan kepalanya sampai tepat di depan Cale, dia mulai berbicara.

“Ada yang ingin kutanyakan-.“

Pada saat itu.

Seekor Paus kecil berenang dengan sangat cepat dari ujung cakrawala. Paus itu melaju ke arah mereka berada. Paus itu tampak sangat lemah dan kecil dibandingkan Paus sepanjang 15m ini.

Paus itu mendekati mereka dengan cepat dan mulai berseru.

“Noona, kamu tidak boleh menggigit dan membunuhnya!”

Paus Bungkuk di depan Cale sontak memutar tubuhnya.

Byuuuuurrrrr!

Gerakan Paus itu membuat air laut terciprat dan mengguyur Cale.

Akan tetapi, Cale tidak punya waktu untuk memikirkannya. Dia menutup matanya.

‘Tidak salah lagi ini adalah Paus Bungkuk itu.’

Paus kecil yang mendekati mereka sudah pasti adalah Paseton. Itu berarti hanya ada satu orang yang dia panggil noona.

Putri Raja Paus saat ini dan calon Ratu Paus di masa mendatang.

Paus yang menempatkan dirinya di pasukan garis depan bersama Choi Han dan krunya di pertempuran melawan para duyung.

Cale dapat melihat luka berbentuk X di punggung Paus Bungkuk itu.

Witira.

Ini sudah pasti dia.

Wajah Paus besar itu mulai merengut. Cale perlahan-lahan mulai mundur ke belakang, karena dia tidak ingin terlibat dalam reuni Paus Bungkuk bersaudara ini.

Paus kecil itu berseru sekali lagi.

“Dia adalah seseorang yang tidak boleh kamu bunuh!”

Naga Hitam itu kembali berbicara dengan penuh kebingungan ke dalam kepala Cale.

- Apa yang Paus kecil itu bicarakan? Kita tidak sedang berkelahi.

Cale merasakan hal yang sama. Cale bersyukur semua orang terlalu fokus pada situasi di sisi lain pulau sehingga tidak mendengar suara Paus kecil ini. Jika tidak, semua orang pasti sudah datang ke sini setelah mendengar teriakan Paus kecil itu.

Tak berapa lama lagi, Paus itu akan segera bertemu. Akan tetapi, Naga Hitam pada saat itu menambahkan dengan santai.

- Ngomong-ngomong, asal kamu tahu, ada satu orang lagi yang menuju ke sini.

‘Apa? Ada lagi?’

Cale berhenti berjalan mundur dan berpaling ke arah hutan.

“Muhahahahhahah. Aku menciumnya, aku bisa menciumnya!”

B*jingan gila yang rambut cokelatnya terlihat seperti surai singa liar muncul.

“Aku mencium bau seseorang yang kuat!”

Cale meringkuk begitu dia melihat Toonka. Karena itu, Toonka dan Paus Bungkuk itu bertatap muka satu sama lain.

Cale berusaha merangkak keluar dari situasi ini sebelum orang lemah seperti dia bisa terluka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 53                  

>>>             

Chapter 55

===

Daftar Isi 


 

 

 

 

 

2 comments: