Sunday, May 30, 2021

Remarried Empress (#202) / The Second Marriage (Ep. 105 part 2)

 


Chapter 202: Penderitaan Kapmen (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

"Uh begitu ... baguslah," gumam Christa dengan senyum pahit setelah mengetahui bahwa salah satu komandan Kesatria Supranasional datang untuk melayani Navier. Dia bahkan mengatakan bahwa Navier adalah penyelamatnya.

Sebagai Ratu Kerajaan Barat, dia juga berpikir bahwa ini adalah hal yang baik untuk negaranya. Namun, dia benar-benar kesal karena bukan dia orangnya.

Setelah berpikir sejenak, Christa pergi ke taman bunga yang dia rawat sendiri dan memerintahkan dayang-dayangnya,

“Buatlah keranjang bunga dengan bunga-bunga itu dan berikan pada Navier.”

"Astaga. Apakah Anda ingin mengiriminya hadiah lebih dulu?”, para dayang bertanya dengan marah.

Sebagai musuh potensial Christa, dayang-dayang Christa sejak awal tidak menyukai Navier. Dan setelah bawahan Navier dengan terang-terangan menghina salah satu dari mereka, mereka benar-benar membenci Navier dan dayang-dayangnya.

Mereka tidak percaya bahwa dia ingin mengirim hadiah kepada Navier.

“Mengapa Anda melakukan ini, Ratu?”

“Suka atau tidak, itu tidak masalah.”

“Yang Mulia ...”

“Selama Navier tidak melakukan kesalahan apa pun, sebagai mantan ratu, aku harus menunjukkan keramahan kepada ratu saat ini,” Christa menghela napas dan menambahkan, “Selain itu, salah satu komandan Kesatria Supranasional datang ke sini untuk berada di sisinya. Apa gunanya bertengkar?"

Akhirnya, salah satu dayang dengan enggan mulai memetik bunga kesayangan Christa dan menaruhnya di keranjang.

Sementara dia membuat keranjang bunga, dayang-dayang lain terus berbicara dengan Christa tentang Navier.

"Ratu, tidak ada gunanya bagi Anda mencoba bergaul dengannya."

"Betul sekali." yang lain menambahkan, "Orang itu sudah menganggap ratu sebagai musuh."

"Apa Anda tidak mendengar bahwa dia menghubungi Nona Mullaney?"

Christa mengerutkan kening saat dia tanpa daya memainkan pita di keranjang bunga.

“Nona Mullaney?”

Kandidat kedua belas untuk menjadi Ratu Heinley.

Wanita muda itulah yang memberi tahu Christa di hadapannya bahwa dia harus meninggalkan istana kerajaan karena dia bukan lagi ratu.

Adapun Christa, dia pastinya tidak menyukai orang itu.

Tapi apakah Navier memanggilnya?

“Navier mencoba untuk menarik Lady Mullaney ke pihaknya.”

Christa menghela napas lagi, bergumam dengan ekspresi kaku, "Navier benar-benar melihatku sebagai musuh..."

"Betul sekali. Kalau tidak, dia akan tetap diam sampai acara pernikahan, memanfaatkan kecerdasannya untuk kepentingan negara.”

"Jika dia memanggil Nona Mullaney, itu berarti dia ingin menyingkirkan Christa."

“Anda harus melakukan sesuatu, Ratu.”

Para dayang mendesak Christa dengan gelisah.

Christa bukan satu-satunya yang kehilangan kekuasaan sejak kedatangan Navier. Para dayang ratu juga mengalami hal yang sama.

Jika Heinley menikahi seorang wanita muda dari Kerajaan Barat, mereka akan berada dalam posisi yang lebih baik daripada sekarang, karena tidak ada wanita muda yang dapat melampaui pengaruh mereka dalam masyarakat kelas atas.

Selain itu, Raja Heinley adalah seorang playboy. Seorang playboy yang bisa memiliki lusinan selir di masa depan.

Ratu yang menikah karena alasan politik akan kesepian dan terpinggirkan. Tanpa hati raja atau kekuasaan dalam masyarakat kelas atas, dia hanya akan menjadi ratu sebatas gelar saja.

Pada saat itu, para dayang mendengus kesal, "Anda harus melakukan sesuatu tentang ini, Christa."

“Meskipun tidak mungkin untuk menyingkirkannya, setidaknya Anda harus menaklukkannya.”

"Anda tidak boleh membiarkan wanita itu mengambil posisi Anda di masyarakat kelas atas."

Christa tersenyum sedih dengan wajah pucat dan menjawab, “Apa yang harus aku lakukan? Jika hubungan kami buruk di depan umum, negara dan orang lain akan menertawakan kami. Yang Mulia tidak akan suka jika aku memusuhi dia secara pribadi. Lagi pula, aku bahkan tidak punya kewenangan sekarang ... "

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sementara Nian sedang berbincang dengan para dayang. Viscount Langdel sendiri tiba-tiba datang menemuiku.

“Ratu Navier.”

Mata Viscount Langdel berkedut ketika dia menatapku, lalu dia dengan canggung berlutut untuk menyapaku.

"Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini," kataku padanya.

Dia ragu-ragu seolah tidak tahu harus berkata apa.

Aku hendak bangkit dari tempat dudukku untuk membantunya berdiri, tetapi Viscount Langdel menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Saya datang untuk membalas kebaikan Anda."

Aku tidak melakukannya dengan harapan dia akan membalas budi padaku, tetapi alih-alih menolak, aku menerima tawarannya, "Terima kasih."

Meskipun aku tidak yakin apa yang dapat dilakukan Viscount Langdel untuk membantuku, aku sudah bersyukur memiliki orang-orang yang dekat denganku di negara asing seperti ini.

“Aku sangat senang kau dan Lady Nian ada di sini. Itu sudah cukup bagiku.”

Namun, ternyata 'pembalasan budi’ Viscount Langdel jauh melebihi harapanku.

“Saya telah memimpin kesatria saya ke sini. Tolong izinkan kami menjadi kesatria pribadi Anda,” pintanya.

Viscount Langdel datang dengan para kesatria?

Itu mengejutkanku.

Viscount Langdel adalah seorang bangsawan tanpa wilayah. Meskipun dia memiliki rumah besar di ibu kota, tidak ada bangsawan tanpa wilayah yang dapat membangun pasukan pribadi hanya dengan sebuah rumah besar.

Tapi Viscount Langdel memiliki kesatrianya sendiri ...

Aku mengetahui apa yang dia maksud dari seorang petugas yang dikirim oleh Heinley setelah Viscount Langdel dan Nian pergi.

Para kesatria yang dipimpin oleh Viscount Langdel bukanlah kesatria pribadi biasa, tetapi Kesatria Supranasional.

“Ksatria Supranasional!” teriak Mastas.

Dia melompat kegirangan begitu mendengarnya.

“Saya selalu ingin bertanding dengan mereka! Baguslah!"

"Nona Mastas, itu sikap tidak sopan kepada Ratu," tegur salah salah satu dayangku.

Dia menepisnya, "Menurut saya itu bukan sikap tidak sopan, saya bisa diam-diam meminta duel tidak resmi."

Mastas tertawa terbahak-bahak. Dayang-dayang lain mencoba menenangkannya sementara dia bertanya-tanya butuh berapa hari untuk melawan mereka satu per satu setiap dua hari sekali.

Duduk di sofa, aku bergumam, dipenuhi dengan kegembiraan, "Aku menerima lebih dari yang aku berikan."

Rose juga bertanya dengan ekspresi gembira, “Tapi Yang Mulia, Lady Nian, tidakkah dia datang sebagai dayang Anda? Seperti Countess Jubel dan Laura?”

Aku menjawab sambil tertawa, "Nian tidak bisa bekerja sebagai dayang."

Nian suka bersosialisasi. Dia adalah seorang wanita yang menarik perhatian masyarakat kelas atas dan itu membuatnya merasa hidup.

Menjadi dayang pasti akan membatasi jumlah orang yang bisa dia temui.

Betapapun terhormatnya posisi ini, itu tidak cocok untuknya.

Mungkin memikirkan hal yang sama, Laura dan Countess Jubel, yang mengenal Nian dengan baik, tertawa terbahak-bahak.

Namun, saat kami tertawa dan mengobrol, tamu lain datang.

Setelah bertemu teman-teman dari Kekaisaran Timur satu demi satu, aku ingin melihat apakah orang ini juga dari Kekaisaran Timur, jadi aku cepat-cepat berkata, "Biarkan dia masuk."

Tamu itu memang dari Kekaisaran Timur. Namun, dia bukanlah seorang teman.

Aku kenal wajahnya, tapi…

"Navier, saya datang untuk memberi Anda salam atas perintah Yang Mulia Kaisar."

Begitu tamu itu berbicara, wajah Laura dan Countess Jubel membeku.

Tamu itu tersenyum getir seolah-olah dia telah mengantisipasi suasana ini.

Lalu dia memelintir bibirnya seolah ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

Melihat ini, aku meminta dayang-dayangku untuk mundur dan bertanya, "Untuk apa sebenarnya kamu datang kemari?"

Asumsiku bahwa dia datang untuk tujuan lain ternyata benar.

Tamu itu dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya kepadaku.

Itu adalah sebuah surat.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 201                  

>>>             

Chapter 203

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment