Saturday, April 9, 2022

Remarried Empress (#327) / The Second Marriage




Chapter 327: Bawa Anak Pertamanya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Sayangku, pegang tangan ibu…. bayiku, bayiku yang manis…”

Gumaman terdengar dari semak-semak.

Viscount Roteschu hendak memasuki Istana Barat ketika dia tiba-tiba mendengar suara itu.

“Rashta?”

Itu terdengar seperti suara Rashta.

Viscount Roteschu berbalik dan menuju ke sumber suara.

Terlihat tempat kecil berbentuk melingkar di antara semak-semak dan rumput pendek. Rashta sedang duduk di sana di kursi sarang burung yang besar, menggendong boneka di pelukannya dan bergumam.

"Sayangku…"

Melihat Rashta bergumam sambil membelai boneka itu, Viscount Roteschu mendecakkan lidahnya dengan heran.

"Apa dia benar-benar sudah gila?"

Tiba-tiba, Rashta berhenti dan mendongak.

Ketika dia melihat Viscount Roteschu, matanya yang kusam menjadi hidup kembali. Kemudian, dia mendorong boneka itu dengan cemberut.

"Aku sedang berlatih cara menggendong bayi."

Viscount Roteschu merasa lebih tenang setelah mendengar suaranya yang tajam penuh kebencian.

“Aku tidak bisa menggendong bayiku. Aku tidak bisa menggendongnya dengan baik, jadi aku harus berlatih. Aku tidak boleh menjatuhkannya lagi. Kalau tidak, aku tidak akan bisa melihat wajahnya lagi.”

"Omong kosong apa yang kamu katakan?"

Setelah mendengarkan omongannya, Viscount Roteschu segera mendekatinya. Melihat sekelilingnya, dia berkata dengan suara rendah,

"Sadarlah. Aku punya informasi tentang putri Keluarga Isqua yang kamu minta.”

“Jangan mencarinya, tidak perlu. Apa kamu pikir aku tertarik menemukan putri orang lain?”

Rashta, yang berbicara dengan tegas, menatap Viscount Roteschu dan tertawa,

“Kamu malah mencari putri orang lain padahal putrimu sendiri juga hilang.”

Mata Viscount Roteschu memerah sesaat karena ejekan itu.

Rashta mengulurkan tangan, menampar pipi Viscount Roteschu dua kali, dan tersenyum.

“Kamu sedang dihukum. Aku kehilangan anakku karena kamu, jadi kamu juga kehilangan anak.”

"Apa kamu benar-benar sudah gila?"

“Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan. Rashta sedang sibuk, jadi cepatlah bicara lalu pergi.”

Viscount Roteschu mendengus cemberut.

'Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi sehingga dia jadi berubah sekali?'

Walaupun dia membenci Rashta, dia menganggapnya licik seperti rubah, meskipun dia terkadang naif dan kikuk. Namun, dia tidak melihatnya sama sekali pada diri Rashta saat ini.

Tetap saja, Viscount Roteschu tidak peduli dengan penderitaan Rashta.

Alih-alih bertanya kepada Rashta tentang apa yang sedang terjadi, dia buru-buru menceritakan apa yang telah dia temukan,

“Dia kemungkinan besar adalah putri asli Keluarga Isqua.”

"Dia? Navier?”

“Evely! Penyihir yang tinggal di Istana Selatan!”

“Evely? Penyihir?”

Sorot mata Rashta yang tadinya tak bersemangat menjadi penuh amarah.

"Dia orangnya?"

"Ya!"

Rashta menjatuhkan boneka itu dan mencengkeram leher Viscount Rostechu.

"Apa kamu yakin? Kamu tidak melakukan ini untuk mengerjai Rashta?”

“Untuk apa aku mengerjaimu? Tidak ada untungnya.”

'Kamu adalah sumber uangku!' Viscount Roteschu berujar dalam hati.

Mengapa dia menyampaikan informasi ini ketika dia begitu sibuk mencari Rivetti? Karena Rashta memang sumber uang dan masa depan keluarganya.

Namun, Rashta, yang harusnya memenangkan hati kaisar untuk mendapatkan uang darinya, tidak focus justru membuatnya marah.

Menemukan Rivetti butuh uang, uang, dan lebih banyak uang.

"Tidak mungkin."

Rashta meremas leher Viscount Roteschu, mendorongnya ke belakang, dan bergumam,

“Itu tidak mungkin dia! Itu tidak mungkin dia di antara begitu banyak orang! Tesnya, apa kamu suda melakukan tes?”

“Aku tidak bisa melakukan tes. Orang-orang di kuil menolak meskipun aku membawa darahnya. Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang akan diuji harus datang secara pribadi. Ada begitu banyak penyimpangan, seperti pertukaran darah, sehingga saat ini tidak ada tes yang dilakukan kecuali orang-orang yang terlibat hadir.”

“Kalau begitu itu tidak benar. Itu tidak benar."

Meskipun Rashta mengatakannya sambil tersenyum, di dalam hati dia gugup.

“Tidak mungkin gadis yang biasa memanggilku kakak adalah putri kandung mereka.”

“Rashta, kamu tidak bisa semata-mata mengatakan itu tidak benar. Kamu harus memeriksanya dengan benar, bahkan bila perlu membawanya ke kuil dengan paksa.”

“Apa gunanya memeriksanya? Kamu tahu tidak ada gunanya bagiku mencoba memeriksanya!”

Rashta, yang berteriak keras, tertawa terbahak-bahak, mengarahkan jarinya ke Viscount Roteschu dan berbicara dengan sinis seolah dia mengerti niatnya.

“Kamu berbohong untuk menyakiti Rashta, bukan? Bukankah aneh kamu menemukan putri yang tidak dapat ditemukan Viscount dan Viscountess Isqua selama bertahun-tahun hanya dalam beberapa minggu? Ya. Itu bohong. Itu tidak mungkin benar.”

“Aku juga tidak tahu mengapa mereka tidak dapat menemukannya selama bertahun-tahun. Apakah karena mereka mencari di negara lain, atau karena mereka tidak mencarinya sungguh-sungguh , atau karena mereka tidak punya otak? Pokoknya, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak tahu apakah Evely benar-benar putri mereka, tetapi pasti besar kemungkinannya.”

Sudut mata Rashta mulai memerah.

Terlepas dari penampilannya yang menyedihkan, Viscount Roteschu tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya saat ini.

Dia mengulurkan tangannya dengan cepat.

“Beri aku uang. Aku punya informan yang sangat terampil, tetapi dia menuntut banyak uang.”

“…”

“Kamu juga perlu mengirim uang ke rumah agar Alan bisa tetap sehat. Dia membesarkan putramu.”

Rashta melepaskan gelang permata dari pergelangannya dan menyerahkannya, dan Viscount Roteschu menerimanya tanpa ragu-ragu. Kemudian dia berbalik seolah-olah urusannya sudah selesai.

Begitu Viscount Roteschu keluar dari semak-semak, dia bisa mendengar di belakangnya lagi, "Sayangku, pegang tangan ibu ..."

Viscount Roteschu merinding, jadi dia menggosok-gosok lengannya.

"Apa dia benar-benar sudah tidak waras?"

***

"Kalung mana dicuri ?!"

"Ya."

"Kamu tidak tahu siapa yang melakukannya?"

"Saya sangat memperhatikan keamanannya, tetapi seseorang mengambilnya tanpa jejak."

Di sebelah Marquis Karl, penyihir istana terlihat seperti akan menangis.

Dia baru saja mulai menyelidiki satu petunjuk yang ditemukan terkait fenomena penurunan penyihir. Kalung itu telah hilang, jadi dia sangat kesal.

Sovieshu ingat Heinley menggunakan burung untuk bertukar surat dengan Navier.

"Mereka mampu mengendalikan burung-burung."

Marquis Karl bertanya,

"Apa yang harus kami lakukan, Yang Mulia?"

Sovieshu tidak segera menanggapi, tetapi malah menatap penyihir istana dan bertanya,

“Sudah jelas, sangat sulit untuk melanjutkan penyelidikan saat ini. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerugian kita sekarang?”

“Tidak pasti, tapi akan lebih baik menjauhi batu mana untuk saat ini.”

"Bukankah batu mana membuat kita lebih mudah menggunakan sihir?"

"Tepat sekali. Bahkan Nona Evely memulihkan mananya yang hilang dengan bantuan batu mana. Ada juga beberapa kasus peningkatan mana yang tiba-tiba. Namun, asisten saya kehilangan mana karena batu mana. Sejak itu, saya menyuruhnya tidak jauh-jauh dari kalung mana, tapi mananya tidak kembali…”

Penyihir istana, yang sedih memikirkan itu, berhasil menyelesaikan kata-katanya beberapa saat kemudian.

“Kami tidak tahu dalam kondisi apa mana menghilang dan meningkat, jadi yang terbaik adalah menjauhi batu mana.”

"Kamu benar. Kita akan melakukan persis seperti yang kau katakan. Marquis Karl, hubungi akademi sihir juga agar mereka mencegah murid-muridnya menggunakan batu mana untuk sementara waktu.”

"Ya, Yang Mulia."

Marquis Karl melirik sejenak ke sisi meja Sovieshu saat dia meninggalkan kantor bersama dengan penyihir istana.

Kaisar Sovieshu tidak membawa sang putri selama beberapa hari. Sebelumnya, dia selalu berusaha menempatkannya di sisinya. Apa yang membuatnya berubah pikiran?

Dia tidak menyingkirkan buaian bayi, tetapi buaian yang kosong itu membuat ini tampak lebih aneh.

Begitu berada di luar kantor, penyihir istana bertanya seolah-olah dia memiliki pemikiran yang sama.

"Bukankah Yang Mulia tidak membawa sang putri bersamanya akhir-akhir ini?"

“Sang putri masih sangat kecil dan terkadang menangis, pasti itu mengganggu pekerjaannya.”

Penyihir istana kali ini bertanya dengan suara meragukan.

“Yah, wajar bayi menangis. Bukankah ini karena berita Permaisuri Navier sedang hamil?”

Sebagai tanggapan, Marquis Karl dengan tegas menyangkalnya.

"Tidak sama sekali."

Karena sangat sedikit orang yang tahu pasti bahwa Sovieshu mengajukan gugatan cerai karena Navier mandul, penyihir istana langsung mengangguk,

"Ya. Anda benar."

Namun, raut wajah Marquis Karl menjadi lebih muram. Faktanya, dia sangat khawatir Sovieshu akan menjauh dari sang putri karena alasan itu. Dan kekhawatiran itu benar.

Sovieshu pertama-tama berkeliaran di sekitar kantor sambil melihat buaian yang kosong, lalu berkeliaran di sekitar koridor. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk pergi ke kamar bayi.

Di sana, sang putri tidur nyenyak di tempat tidurnya yang nyaman.

"Dia bayi yang sangat tenang."

Viscountess Verdi berkata dengan cepat.

Sovieshu melambaikan tangannya dan berjalan ke buaian. Dia menatap wajah bayi yang sedang tidur itu dan dengan lembut menyentuh pipinya.

Bayi itu membuka matanya perlahan, mengenali wajahnya, tersenyum manis dan mengeluarkan suara.

Dengan rasa sakit yang menyayat di dadanya, Sovieshu mengangkat bayi itu dengan wajah cemberut.

Bayi itu hanya terkikik ringan, menarik-narik pipi dan telinga Sovieshu.

Sovieshu berusaha menemukan kempiripan dirinya dengan sang putri sementara dia membiarkannya bermain-main dengan wajahnya.

Mata, hidung, mulut, rambut, tangan, kaki, kulit…

Tapi tidak ada. Bayi itu tidak mirip dengannya.

Hanya ada dua orang yang tampak seperti bayi itu. Rashta dan anak pertamanya.

Sovieshu teringat anak pertama Rashta, yang pernah sekilas dia amati. Sepengetahuannya, Viscount Roteschu yang membesarkannya.

‘Aku perlu melihat anak itu lebih teliti.’

Bagi Sovieshu, anak itu hanyalah anak pertama Rashta, jadi ketika dia melihat anak itu untuk pertama kalinya, dia tidak terlalu memperhatikannya meskipun dia melihat kemiripannya dengan Rashta.

Tapi sekarang…

Setelah menempatkan bayi di buaian, Sovieshu kembali ke kantornya dan memanggil seorang kesatria yang biasa bergerak sembunyi-sembunyi.

"Pergi ke rumah Viscount Roteschu dan bawa anak pertama Rashta, bersama dengan Viscount Roteschu."

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 

 

<<< 

Chapter 326          

>>>             

Chapter 328

===

Daftar Chapters 

 

Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover

 

9 comments: