Chapter 243: Perlihatkan Wajahnya (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Pesta teh kecil dan jamuan makan diadakan
untuk para tamu kehormatan yang masih tinggal di istana kekaisaran.
Namun, perayaan pernikahan yang resmi
sudah berakhir, jadi aku meluangkan waktu untuk membuat daftar tugas.
……
1. Periksa Anggaran Istana Kekaisaran.
Lihatlah buku besar akun. ☆☆
2. Periksa jumlah karyawan, posisi,
gaji dan tugas mereka.
3. Periksa kebijakan kesejahteraan sosial di Kekaisaran
Barat.
4. Buat persiapan untuk berdagang dengan Rwibt — Di
mana aku harus memulai? Bagaimana cara menghubungi Grand Duke Kapmen? Surat? Mengirim
seseorang? Aku tidak tahu.
5. Selidiki situasi keluarga Nona Mullaney.
6. Kirim hadiah ulang tahun untuk Putri Soju.
7. Kirim hadiah terima kasih kepada Imam
Besar. Bisakah berupa sumbangan?
8. Pelajari lebih lanjut tentang sejarah
Kekaisaran Barat. Ada hal-hal yang aku masih tidak mengerti.
9. Aku butuh asisten.
10. Aku butuh kantor!
……
Namun, ketika aku menulis apa yang
terlintas dalam pikiran, aku merasakan tatapan seseorang.
Itu adalah Mastas. Dia sedang menatap
buku catatan dengan mulut setengah terbuka.
"Ada apa?"
Ketika aku bertanya, Mastas
tersenyum canggung dan berkata,
"Karena ada begitu banyak tanda
tanya."
“Ah, ini bukan dokumen resmi. Aku hanya
menulis apa pun yang muncul di pikiranku.”
"Oh, begitu."
Mastas menatap daftarku dengan takjub, dan begitu aku menepuk lengannya agar berhenti melakukannya,
dia berkata dengan malu-malu, “Ahh. Ini tidak sopan,” dan segera beranjak ke
tempat lain.
Tak lama, dia kembali dengan keranjang putih.
Keranjang itu dipenuhi dengan segala macam
amplop.
"Apa ini?"
Tanyaku sambil meletakkan pena, Mastas menjelaskan sambil tersenyum.
"Ini adalah surat untuk Yang Mulia
Permaisuri."
“Surat?”
Aku tahu apa artinya itu.
“Ini dikirim oleh nona bangsawan yang naksir
kakakku, kan?”
Aku seketika tersenyum.
Aku teringat kakakku, yang merasa tidak nyaman di antara para wanita muda yang berpakaian
indah.
Tetapi Mastas segera menjawab, “Saya rasa bukan.”
"Bukan?"
“Tanda tangan pengirimnya berasal dari wanita bangsawan seperti ini.”
Mastas segera mengulurkan surat
dari keranjang kepadaku
untuk dikonfirmasi.
"Wanita bangsawan?"
Apakah para nona bangsawan meyakinkan
ibu mereka untuk mengirimiku surat?
Apakah mereka ingin aku mendekati keluarga
mereka untuk melakukan pernikahan?
Pertama-tama, aku membuka amplop
emas dan mengeluarkan suratnya.
Ketika aku membuka surat yang
dilipat menjadi tiga bagian, tulisan tangan yang jelas dan tanpa cela terungkap.
“…”
"Apa isinya?"
Aku berujar ke Mastas, “Sebentar,” lalu aku mengeluarkan surat lain dan membacanya.
“…”
Setelah melakukannya beberapa kali lagi, Rose
menjulurkan kepalanya
karena penasaran.
Rose, yang membawa keranjang lain, bersikap sama seperti Mastas.
Mereka tidak tahu apa-apa.
Setelah membaca hampir dua puluh surat, aku berkata
dengan percaya diri.
“Masta kamu benar. Surat-surat ini dikirim
oleh para wanita
bangsawan.”
Surat-suratnya ramah dan bersahabat, penuh
ucapan selamat atas pernikahan dan kesediaan untuk menjalin kedekatan.
Segera setelah pengumuman kekaisaran,
keluarga-keluarga yang dekat dengan Heinley sangat baik kepadaku, jadi aku berharap
para wanita bangsawan dari keluarga-keluarga itu mengirimiku
surat semacam ini.
Tapi bukankah ini terlalu banyak?!
Aku juga merasa aneh karena wanita kelas atas lainnya melihatku pada hari
terakhir resepsi dan memutuskan 'untuk tidak langsung menolakku'.
Yang aku pahami setengah dari masyarakat kelas atas ada di pihak Christa. Tidak peduli
seberapa hati-hati aku bertindak, mereka akan berprasangka terhadapku...
Ini aneh.
Meski
begitu, untuk saat ini aku harus memberi balasan.
"Nona Laura, kupikir aku perlu lebih
banyak alat tulis."
"Baik, Yang Mulia."
"Nona Rose, bisakah kau menyelidiki
masalah ini?"
"Baik. Jangan
khawatir."
Apa pun tujuannya, jika mereka benar-benar
bermaksud baik, aku akan berterima kasih.
Namun, jika yang mereka kejar adalah
mendekatiku untuk kemudian mencoba menusukku dari belakang, aku harus
berhati-hati.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Sesampainya di Istana Kekaisaran Timur, Rashta
memerintahkan Viscount Roteschu untuk datang ke istana besok pukul 10 pagi
melalui seorang pembawa
pesan.
“Sebuah perintah?”
Viscount Roteschu merasa kesal dengan pesan
Rashta, tetapi mengunjunginya pada jam sepuluh keesokan paginya seperti yang
diperintahkan.
Rashta bertanya padanya dengan dingin ketika
dia tiba.
“Sertifikat perdagangan budak. Di mana itu sekarang?"
Sertifikat itu awalnya ditinggalkan di
perusahaan dagang. Namun, Koshar pergi untuk mengambilnya setelah memotong telinga
Roteschu.
Viscount Roteschu terang-terangan berpura-pura
tidak menyadari fakta ini.
"Tentu saja itu ada di tanganku."
"Benarkah?"
Rashta menyipitkan matanya, menggigit kukunya.
Sementara Roteschu terus berpura-pura memilikinya.
"Tentu saja. Siapa lagi yang bisa
memilikinya?
"Itu tidak hilang?"
"Tidak."
"Benarkah?"
"Ya!"
"Bohong!"
Ketika Rashta berteriak dan melemparkan cangkir
ke dinding, Viscount Roteschu tersentak dan mengangkat bahu seperti seekor kura-kura.
Cangkir yang terlempar menabrak dinding
dan hancur berkeping-keping. Pecahan-pecahannya berhamburan di lantai.
"A-Apa kamu gila?"
Keheranannya sedemikian rupa sehingga Viscount
Roteschu mendecakkan lidahnya, tetapi segera menutup mulutnya setelah melihat
wajah Rashta.
"Apa kamu yakin?"
Rashta memiringkan kepalanya dan bertanya
dengan suara yang dalam, dia bersiap untuk melempar yang cangkir lainnya ke wajahnya alih-alih ke dinding jika dia
mengatakan hal yang salah.
Viscount
Roteschu bungkam.
Dia percaya
bahwa Rashta akan sedikit berubah setelah memiliki kekuasaan. Itu terjadi
secara alami pada semua orang.
Tapi dia
tidak menduga Rashta berubah begitu banyak atau begitu cepat ...
Viscount
Roteschu mendecakkan lidahnya tanpa berpikir untuk mencoba menempatkan Rashta
di tempatnya, seperti di masa lalu, dengan mengatakan, 'Kamu bahkan tidak dalam
jangkauan putraku'.
"Bagaimana
Yang Mulia tahu tentang sertifikat itu?"
Viscount
Roteschu tidak bisa menunjukkan kemarahannya, jadi dia tersenyum paksa.
“Itu semua
karena Koshar itu. Dialah yang mencuri sertifikat itu.”
Rashta
menatap Viscount Roteschu dengan dingin dan memerintahkannya,
“Aku tidak
ingin melihatmu. Keluar!"
“…”
"Aku
bilang keluar!"
Viscount
Roteschu bangkit dengan enggan.
Rashta
memelototinya, menarik cincin dari jarinya dan melemparkannya ke kakinya.
"Ambil
itu."
Cincin
permata itu berkilau indah saat berguling di atas karpet.
Viscount
Roteschu membungkuk, mengambil cincin itu dan meninggalkan ruangan sambil
tersenyum.
Tapi begitu
dia melangkah keluar ke koridor, ekspresinya berubah sangat dingin.
'Beraninya
dia begitu sombong?'
Meskipun
orang lain menganggapnya sebagai 'harapan rakyat jelata' atau 'dongeng nyata',
bagi Viscount Roteschu, Rashta tidak lebih dari seorang budak yang bisa dia manfaatkan.
Tidak
peduli seberapa tinggi posisinya, Viscount Roteschu tidak bisa menganggapnya
sebagai bangsawan.
Pikiran
sempit itu memicu kemarahan Viscount Roteschu.
‘Aku
harus memberinya pelajaran.’
Dia tidak
melakukan apa pun untuk memperbaiki perilaku Rashta akhir-akhir ini, tetapi
Viscount Roteschu bertekad untuk menekan semangat Rashta sekarang.
Begitu dia
tiba di kediamannya, dia memberi instruksi pada Alan.
“Alan.
Minta audiensi.”
Alan
bertanya dengan bingung, "Audiensi?"
Baik orang
biasa atau bangsawan, jika seseorang meminta audiensi, seseorang dapat
berbicara dengan kaisar.
Akibatnya,
ada begitu banyak orang yang melamar audiensi sehingga antriannya sangat
panjang.
Mereka yang
melamar audiensi harus bersabar dengan antrean panjang itu sebelum mereka
diterima.
Mengapa sekarang
aku harus melamar untuk audiensi?
“Kenapa minta
audiensi?”
"Bukankah
Rashta berpartisipasi dalam audiensi?"
Mendengar
nama Rashta, Alan menegang. Roteschu tersenyum dan berkata,
“Aku yakin
dia akan ingin melihat putranya. Bawa Ahn dan perlihatkan wajah mungilnya ke Rashta.”
***
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===