Chapter 3: Dulunya Kukira “Appraisal” adalah Cheat Skill
Penerjemah: Shira
Ulwiya
Aku seekor laba-laba.
Aku masih belum punya
nama.
Apa yang tiba-tiba aku
omongkan?
Aku hanya ingin
mengatakannya karena aku belum punya nama.
Apa yang aku maksudkan?
Untuk menjelaskannya, aku perlu melihat menceritakan apa yang terjadi.
Aku tercengang setelah
memastikan ukuran badanku.
Nah, bukankah itu
normal?
Terlahir sebagai
laba-laba saja sudah mengejutkanku, tapi justru, aku seekor monster.
Ini menyebalkan.
Orang yang normal
pasti sudah putus asa dan bunuh diri.
Yah, aku belum terpikir ingin mati.
Tapi aku tidak bisa
terus merasa sedih.
Jika di sini bukan
Bumi dan ini dunia yang berbeda, maka aku tidak tahu betapa berbahayanya dunia
ini.
Tidak ada jaminan
bahwa tidak ada monster lain selain laba-laba raksasa itu.
Laba-laba raksasa itu
mungkin panjangnya sekitar 30 meter dilihat dari ukuranku.
Bisakah seseorang
mengalahkan makhluk itu?
Aku berdoa agar si pemilik
jejak kaki tidak bertemu laba-laba raksasa itu.
Namun, lain halnya
jika mereka memiliki senjata api berat.
Selain itu, ada
kemungkinan ada sihir di dunia ini.
Jika benar begitu,
apakah mereka bisa melawan laba-laba raksasa itu?
Aku tidak tahu.
Tapi laba-laba itu jelas
terlihat seperti musuh yang tangguh, seperti bos monster dalam video game.
Atau malah, jika perkiraanku
salah, aku akan mati.
Beberapa waktu yang
lalu, aku berasumsi bahwa orang-orang akan bertarung dengan laba-laba raksasa
itu, tetapi bukankah itu bagus?
Lagipula, aku mungkin
anak dari laba-laba raksasa itu.
Aku adalah bayi
monster.
Ah, hm.
Sekarang bukan
waktunya bercanda.
Jika seseorang bertemu
denganku, bukankah sudah jelas kalau aku akan dibunuh?
Itu mungkin saja.
Atau malah,
kemungkinan aku terbunuh tinggi.
Apa yang harus aku
lakukan sekarang?
Meskipun aku menginginkan
beberapa informasi tentang manusia, aku akan dibunuh jika mereka menemukanku.
Hm.
Ini buruk.
Semakin sedikit
informasinya, semakin aku tidak mengerti.
Dunia macam apa ini?
Orang macam apa yang
hidup di dunia ini?
Bagaimana mereka
memperlakukan monster sepertiku di dunia ini?
Ada banyak hal yang
ingin aku ketahui tetapi aku tidak tahu caranya.
Ah, jika ini adalah novel maka harusnya ada skill "Appraisal" sehingga aku bisa mengumpulkan informasi.
<< Saat ini Anda memiliki 100 skill point. Skill Appraisal [LV1] dapat diperoleh dengan menghabiskan 100 poin skill. Apakah Anda ingin mendapatkannya? >>
.... Beneran?
Tiba-tiba, aku
mendengar suara yang terdengar seperti mesin di dalam kepalaku.
Oh, jadi begitu.
Ternyata ada.
Ada skill ‘Appraisal’!
Yuhu!
Aku senang sekali!
Entah bagaimana itu
menjadi seperti reinkarnasi dunia yang berbeda!
Jawaban tentu saja YA!
<< Appraisal [LV1] telah diperoleh. Skill point yang tersisa 0.
Meskipun aku menghabiskan
semua skill point-ku, poin seperti
itu pasti akan meningkat saat aku naik level jadi aku tidak perlu
mengkhawatirkannya.
Ngomong-Ngomong!
Aku harus memeriksa skill "Appraisal" milikku dengan menilai beberapa benda!
.... Bagaimana cara
menggunakannya?
Nah, untuk saat ini, aku
harus mencoba berfokus pada sebuah batu sambil mengucapkan "Appraisal" dalam benakku.
Mmmm!
Kurasa itu berhasil!
Informasi mengalir dengan
cepat ke dalam kepalaku.
[ Batu ]
........Hmm?
Hah?
Itu saja?
Tidak, tidak, tidak,
Nggak mungkin begitu, kan?
Kemungkinan besar aku
gagal karena ini pertama kalinya.
Mari kita coba lagi.
[ Batu ]
.........Eh?
Jangan bilang, hanya
itu?
Tidak, tidak, tidak,
tidak.
Pasti batu ini tidak
memiliki nilai informasi. Jadi, aku yakin itu hanya batu biasa.
Sekarang, aku akan
mencoba untuk menilai dinding.
Mungkin saja, aku bisa
tahu tempat macam apa ini.
Aku akan merasa tenang
jika ada nama dan penjelasan tentang gua itu setelah kunilai.
[ Dinding ]
...........
Aku tidak akan
mengatakan apa-apa kali ini.
[ Appraisal LV1 ] . Karena ada kata LV jadi kupikir aku perlu lebih
memikirkannya.
Dengan kata lain, skill tidak akan banyak berpengaruh di
LV1.
Padahal aku ingin
menaikkan LV, tapi aku tidak punya skill
point untuk digunakan.
Uwaa!
Aku telah
menyia-nyiakan semua skill point-ku!
Aku tidak tahu jenis skill apa yang ada selain "Appraisal" tetapi seharusnya ada skill yang jauh lebih berguna meskipun
baru LV1!
Tidak, aku harus
berpikir sebaliknya.
Jika "Appraisal" saja seperti ini, maka skill lain juga akan memiliki efek yang
tidak berguna di LV1.
Mari kita berpikir
seperti ini.
Kalau tidak, aku tidak
akan bisa maju.
Haaa.
Nggak mungkin!
Apa sekalian saja aku
menilai diriku sendiri?
[ Laba-laba
Tanpa nama ]
Hmm?
Seperti yang kuharapkan
bahwa laba-laba muncul setelah kunilai tapi ... tanpa nama?
Hanya itu informasi
yang ada. Tidak ada bedanya dengan di awal.
Tanpa nama.
Yah, aku punya nama di
kehidupanku sebelumnya jadi apakah itu berarti aku yang sekarang sebagai laba-laba
tidak punya nama?
Untuk saat ini, aku
akan menyingkirkan skill "Appraisal" yang tidak berguna ini.
Atau malah, aku harus
mengatakan skill "Appraisal"
ini membuat segalanya menjadi lebih rumit.
Skill point.
Aku mungkin bisa
memperoleh skill baru jika aku
menyimpan beberapa poin.
Tapi aku tidak tahu
bagaimana cara mendapatkan poin.
Jika dunia ini
menggunakan konsep LV, maka aku harusnya bisa mendapatkan poin dengan cara naik
level.
Kalau seperti itu.
Dunia ini seperti game
yang memiliki LV, skill dan poin.
Bukannya begini tidak
masalah?
Paling-paling, aku
hanya seekor monster laba-laba.
Aku tidak mungkin
hidup layak. Ah. Pertama-tama, aku hanyalah seekor laba-laba. Aku mungkin harus
hidup layaknya seekor laba-laba alih-alih seorang manusia.
Ngomong-ngomong, di
dunia seperti game ini, karena terlahir sebagai laba-laba, aku harus menjalani
hidupku sebagai laba-laba di dunia seperti ini bagaikan sedang bermain game.
Untuk saat ini, aku
lapar.
***
[Baca Kumo Desu Ga, Nani Ka? Bahasa Indonesia
di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://turb0translation.blogspot.com/
<<<
>>>
Chapter 004
===
Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover