Showing posts with label Kumo Desu Ga Nani Ka?. Show all posts
Showing posts with label Kumo Desu Ga Nani Ka?. Show all posts

Tuesday, March 29, 2022

Kumo Desu Ga, Nani Ka? (#3)




Chapter 3: Dulunya Kukira “Appraisal” adalah Cheat Skill

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Aku seekor laba-laba.

Aku masih belum punya nama.

Apa yang tiba-tiba aku omongkan?

Aku hanya ingin mengatakannya karena aku belum punya nama.

Apa yang aku maksudkan?

Untuk menjelaskannya, aku perlu melihat menceritakan apa yang terjadi.

Aku tercengang setelah memastikan ukuran badanku.

Nah, bukankah itu normal?

Terlahir sebagai laba-laba saja sudah mengejutkanku, tapi justru, aku seekor monster.

Ini menyebalkan.

Orang yang normal pasti sudah putus asa dan bunuh diri.

Yah, aku belum terpikir ingin mati.

Tapi aku tidak bisa terus merasa sedih.

Jika di sini bukan Bumi dan ini dunia yang berbeda, maka aku tidak tahu betapa berbahayanya dunia ini.

Tidak ada jaminan bahwa tidak ada monster lain selain laba-laba raksasa itu.

Laba-laba raksasa itu mungkin panjangnya sekitar 30 meter dilihat dari ukuranku.

Bisakah seseorang mengalahkan makhluk itu?

Aku berdoa agar si pemilik jejak kaki tidak bertemu laba-laba raksasa itu.

Namun, lain halnya jika mereka memiliki senjata api berat.

Selain itu, ada kemungkinan ada sihir di dunia ini.

Jika benar begitu, apakah mereka bisa melawan laba-laba raksasa itu?

Aku tidak tahu.

Tapi laba-laba itu jelas terlihat seperti musuh yang tangguh, seperti bos monster dalam video game.

Atau malah, jika perkiraanku salah, aku akan mati.

Beberapa waktu yang lalu, aku berasumsi bahwa orang-orang akan bertarung dengan laba-laba raksasa itu, tetapi bukankah itu bagus?

Lagipula, aku mungkin anak dari laba-laba raksasa itu.

Aku adalah bayi monster.

Ah, hm.

Sekarang bukan waktunya bercanda.

Jika seseorang bertemu denganku, bukankah sudah jelas kalau aku akan dibunuh?

Itu mungkin saja.

Atau malah, kemungkinan aku terbunuh tinggi.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Meskipun aku menginginkan beberapa informasi tentang manusia, aku akan dibunuh jika mereka menemukanku.

Hm.

Ini buruk.

Semakin sedikit informasinya, semakin aku tidak mengerti.

Dunia macam apa ini?

Orang macam apa yang hidup di dunia ini?

Bagaimana mereka memperlakukan monster sepertiku di dunia ini?

Ada banyak hal yang ingin aku ketahui tetapi aku tidak tahu caranya.

Ah, jika ini adalah novel maka harusnya ada skill "Appraisal" sehingga aku bisa mengumpulkan informasi.

<< Saat ini Anda memiliki 100 skill point. Skill Appraisal [LV1] dapat diperoleh dengan menghabiskan 100 poin skill. Apakah Anda ingin mendapatkannya? >>

.... Beneran?

Tiba-tiba, aku mendengar suara yang terdengar seperti mesin di dalam kepalaku.

Oh, jadi begitu.

Ternyata ada.

Ada skill ‘Appraisal’!

Yuhu!

Aku senang sekali!

Entah bagaimana itu menjadi seperti reinkarnasi dunia yang berbeda!

Jawaban tentu saja YA!

<< Appraisal [LV1] telah diperoleh. Skill point yang tersisa 0.

Meskipun aku menghabiskan semua skill point-ku, poin seperti itu pasti akan meningkat saat aku naik level jadi aku tidak perlu mengkhawatirkannya.

Ngomong-Ngomong!

Aku harus memeriksa skill "Appraisal" milikku dengan menilai beberapa benda!

.... Bagaimana cara menggunakannya?

Nah, untuk saat ini, aku harus mencoba berfokus pada sebuah batu sambil mengucapkan "Appraisal" dalam benakku.

Mmmm!

Kurasa itu berhasil!

Informasi mengalir dengan cepat ke dalam kepalaku.

[ Batu ]

........Hmm?

Hah?

Itu saja?

Tidak, tidak, tidak,

Nggak mungkin begitu, kan?

Kemungkinan besar aku gagal karena ini pertama kalinya.

Mari kita coba lagi.

[ Batu ]

.........Eh?

Jangan bilang, hanya itu?

Tidak, tidak, tidak, tidak.

Pasti batu ini tidak memiliki nilai informasi. Jadi, aku yakin itu hanya batu biasa.

Sekarang, aku akan mencoba untuk menilai dinding.

Mungkin saja, aku bisa tahu tempat macam apa ini.

Aku akan merasa tenang jika ada nama dan penjelasan tentang gua itu setelah kunilai.

[ Dinding ]

...........

Aku tidak akan mengatakan apa-apa kali ini.

[ Appraisal LV1 ] . Karena ada kata LV jadi kupikir aku perlu lebih memikirkannya.

Dengan kata lain, skill tidak akan banyak berpengaruh di LV1.

Padahal aku ingin menaikkan LV, tapi aku tidak punya skill point untuk digunakan.

Uwaa!

Aku telah menyia-nyiakan semua skill point-ku!

Aku tidak tahu jenis skill apa yang ada selain "Appraisal" tetapi seharusnya ada skill yang jauh lebih berguna meskipun baru LV1!

Tidak, aku harus berpikir sebaliknya.

Jika "Appraisal" saja seperti ini, maka skill lain juga akan memiliki efek yang tidak berguna di LV1.

Mari kita berpikir seperti ini.

Kalau tidak, aku tidak akan bisa maju.

Haaa.

Nggak mungkin!

Apa sekalian saja aku menilai diriku sendiri?

[ Laba-laba

Tanpa nama ]

Hmm?

Seperti yang kuharapkan bahwa laba-laba muncul setelah kunilai tapi ... tanpa nama?

Hanya itu informasi yang ada. Tidak ada bedanya dengan di awal.

Tanpa nama.

Yah, aku punya nama di kehidupanku sebelumnya jadi apakah itu berarti aku yang sekarang sebagai laba-laba tidak punya nama?

Untuk saat ini, aku akan menyingkirkan skill "Appraisal" yang tidak berguna ini.

Atau malah, aku harus mengatakan skill "Appraisal" ini membuat segalanya menjadi lebih rumit.

Skill point.

Aku mungkin bisa memperoleh skill baru jika aku menyimpan beberapa poin.

Tapi aku tidak tahu bagaimana cara mendapatkan poin.

Jika dunia ini menggunakan konsep LV, maka aku harusnya bisa mendapatkan poin dengan cara naik level.

Kalau seperti itu.

Dunia ini seperti game yang memiliki LV, skill dan poin.

Bukannya begini tidak masalah?

Paling-paling, aku hanya seekor monster laba-laba.

Aku tidak mungkin hidup layak. Ah. Pertama-tama, aku hanyalah seekor laba-laba. Aku mungkin harus hidup layaknya seekor laba-laba alih-alih seorang manusia.

Ngomong-ngomong, di dunia seperti game ini, karena terlahir sebagai laba-laba, aku harus menjalani hidupku sebagai laba-laba di dunia seperti ini bagaikan sedang bermain game.

Untuk saat ini, aku lapar.

***

[Baca Kumo Desu Ga, Nani Ka? Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://turb0translation.blogspot.com/ 


<<<

Chapter 002          

>>>             

Chapter 004

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover


Kumo Desu Ga, Nani Ka? (#2)




Chapter 2: Tampaknya Aku Seekor Monster

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Yah, aku enggan mengatakannya tapi aku memang bereinkarnasi menjadi laba-laba.

Meskipun aku menerima kenyataan bahwa aku laba-laba, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Krauk! Krauk!

Anehnya, aku mendengar suara yang menakutkan.

Tidak baik berpaling dari kenyataan.

Di depan mataku, ada pasukan laba-laba yang mungkin bisa kuanggap sebagai saudara kandungku.

Suara itu hanya mungkin berasal dari mereka.

Aku menatap ke depan tanpa suara.

Krauk! Krauk!

Hogyaa!?

Apa yang mereka lakukan!?

Hah, mereka sedang makan apa?

Mereka memangsa satu sama lain!?

Satu-satunya yang bisa kulihat adalah perjuangan hidup-mati di antara saudara-saudaraku.

Tidak, tidak, tidak, tidak!

Ini buruk, ini sangat buruk!

Mengapa aku harus bertarung melawan saudara kandungku sendiri!?

Ah, itu demi makanan.

Mereka semua lapar.

Sebenarnya aku juga lapar.

Ha!?

Tidak, tidak.

Lagi-lagi aku lari dari kenyataan.

Di medan perang seperti itu, aku hanyalah seorang gadis lugu yang akan jatuh ke dalam cengkeraman pria dalam sekejap mata.

Ini hanya perumpamaan!

Bertarung atau melarikan diri?

Satu-satunya cara untuk melewati situasi ini adalah dengan mundur dari pertempuran.

Haruskah aku bertarung?

Mustahil.

Aku pencinta damai.

Tidak mungkin aku bisa bertarung dengan kelompok yang sadis seperti itu.

Ah! Penampilanku saat ini sama dengan mereka.

Ya.

Jika aku punya waktu memikirkan hal-hal yang tidak berguna, lebih baik aku melarikan diri

ZUN!

Sekarang apa lagi!?

Terdengar sebuah suara dan getaran dari belakang.

Ketika aku berbalik, ada seekor laba-laba raksasa.

Oh! Apakah itu ibu?

Atau itu ayah?

Entahlah.

Justru sekarang aku bingung.

Bukankah laba-laba itu terlalu BESAR!?

Ukurannya mungkin sepuluh kali lipat dariku.

Memangnya ada laba-laba sebesar itu di Bumi?

Kres, Krauk.

Ah.

Laba-laba raksasa itu menusuk laba-laba yang lebih kecil dengan kakinya lalu memakannya.

Seolah-olah sedang makan camilan.

Ibu, tega-teganya...!

Sepertinya ia tidak berpikir rasional.

Aku harus melarikan diri dari sini. Tujuanku saat ini hanya bertahan hidup!

Aku melarikan diri dengan kecepatan penuh.

Setelah lelah berlari bahkan sampai aku tidak bisa bergerak lagi, aku akhirnya bisa tenang.

Tidak ada laba-laba yang mengejar di belakangku.

Ah, kupikir aku akan mati.

Sama sekali tidak lucu jika aku mati begitu baru lahir.

Sekarang setelah menyadari situasiku, aku memikirkan berbagai hal.

Saat ini aku adalah laba-laba.

Itu fakta yang harus kuterima.

Yah, mana ada manusia yang bisa melompat melampaui tinggi badannya sendiri dengan mudah dan berlari menaiki dinding.

Apa yang aku bicarakan?

Ini cerita tentang pelarianku.

Dengan begitu banyaknya laba-laba di tempat itu, mustahil bisa melarikan diri dengan berlari lurus.

Jika aku harus mengumpamakannya, itu seperti menerobos kerumunan ibu-ibu saat ada obral.

Sungguh tindakan yang sembrono!

Yah, aku bahkan belum pernah menerobos kerumunan demi barang obralan.

Pokoknya, ketika aku kabur tadi, aku melompat dan berlari di dinding seperti ninja dan melarikan diri dari kepungan laba-laba.

Ketika tadi aku berlari, aku merasa aneh karena jumlah kakiku banyak tetapi entah bagaimana aku berhasil menggerakkannya dengan baik tanpa tersandung.

Apa itu yang disebut naluri alami?

Hm, yah, bagus sih kalau bisa menggerakan tubuh semauku.

Jadi jika aku laba-laba, lalu laba-laba super besar apa yang aku lihat tadi?

Hm.

Kalau coba kutebak, apa itu benar-benar ibu atau ayahku?

Aku tidak tahu banyak tentang ekologi laba-laba tetapi orang tua yang memakan anaknya sendiri seharusnya ada di alam liar.

Yah, laba-laba adalah ras yang memangsa satu sama lain begitu mereka baru lahir, sehingga tidak aneh jika orang tua memakan anaknya sendiri.

Jika laba-laba raksasa itu adalah orang tuaku, apa aku akan jadi sebesar itu suatu hari nanti?

Memikirkannya saja membuatku sakit kepala.

Tidak, laba-laba adalah serangga berguna yang membantu orang lain. Bukankah itu lebih baik daripada diriku di kehidupan sebelumnya?

Huh, aneh sekali, entah kenapa aku sekarang merasa sedih.

Ah, tidak, tidak.

Mari kita kembali ke pemikiran yang tadi.

Membandingkan diriku dengan laba-laba besar itu terlalu berlebihan.

Karena aku tidak tahu seberapa besar ukuran tubuhku.

Jika ukuran tubuhku hanya sebesar ujung jari, maka itu bagus.

Jika demikian, maka aku dapat memahami ukuran laba-laba raksasa itu.

Meski begitu, setidaknya ia seukuran tarantula.

Namun, jika ukuranku lebih besar lagi maka laba-laba raksasa itu seharusnya merupakan jenis baru yang belum ditemukan di bumi.

Kalau itu benar spesies baru yang belum ditemukan sih bukan masalah, tetapi aku mengalami reinkarnasi seperti dalam cerita fantasi sehingga berpikir optimis untuk saat ini mungkin tidak tepat.

Untuk mengkonfirmasinya, aku harus mencari tahu sesegera mungkin badanku sebesar apa.

Apakah ada yang bisa aku bandingkan dengan ukuran badanku?

Aku melihat sekeliling.

Sepertinya aku berada di dalam gua yang agak besar.

Meskipun tidak ada cahaya, pemandangannya bagus meskipun redup.

Aku melihat sekeliling dengan gelisah.

Oh, I-Ini!

Aku melihat jejak kaki orang di tanah.

Oh!

Jejak kaki beberapa orang terlihat jelas!

Dengan kata lain, itu berarti seseorang barusan datang ke sini.

Itu berarti ada manusia di dunia ini.

Aku sangat tersentuh ketika aku tahu ada seseorang di sini.

Sebaliknya, aku menyadari fakta yang mengerikan.

Tubuhku jauh lebih besar dari jejak kaki orang itu.

Hm.

Dengan asumsi bahwa tinggi orang tersebut sekitar 170 cm, berarti panjang badanku sekitar 1 m.

Aah, hm.

Aku sudah sedikit menduganya sejak melihat laba-laba raksasa itu.

Bagaimana aku memikirkannya, aku bukan seekor laba-laba yang hidup di Bumi,

Dengan kata lain, ini adalah dunia yang berbeda dari Bumi dan tidak peduli seberapa positif aku berpikir, aku pastilah seekor monster....Terima kasih banyak!

***

[Baca Kumo Desu Ga, Nani Ka? Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://turb0translation.blogspot.com/ 


<<<

Chapter 001          

>>>             

Chapter 003

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover


Kumo Desu Ga, Nani Ka? (#1)




Chapter 1: Prolog

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pertempuran antara Pahlawan dan Raja Iblis.

Pertempuran ini telah terjadi berulang kali di dunia ini.

Raja Iblis yang menguasai bangsa Iblis.

Hanya ada satu Raja Iblis di setiap era.

Ketika Raja Iblis di era saat ini dikalahkan, iblis dengan kekuatan luar biasa akan menjadi Raja Iblis baru di era berikutnya.

Begitulah cara dunia ini bekerja.

Oleh karena itu, silsilah Raja Iblis tidak akan pernah binasa.

Raja Iblis sanggup meratakan gunung dengan kekuatan mereka yang dahsyat.

Raja Iblis mampu menggunakan sihir dan ribuan teknik.

Memiliki rasa permusuhan yang kuat terhadap ras Manusia adalah hal yang lumrah bagi Raja Iblis.

Harapan umat manusia, sang Pahlawan yang melawan Raja Iblis.

Pertarungan antara Pahlawan dan Raja Iblis persis seperti jungkat-jungkit.

Jika Pahlawan bisa membunuh Raja Iblis, maka Raja Iblis bisa memukul mundur sang Pahlawan.

Mirip dengan Raja Iblis, keberadaan Pahlawan juga tidak bisa dimusnahkan.

Pertempuran keduanya berlanjut tanpa henti.

Inilah nasib dunia ini.

Jika ada tragedi, hubungan antara Pahlawan dan Raja Iblis akan saling menguntungkan.

Keduanya menguasai sihir dimensi langka.

Sihir yang setara dengan Dewa-Dewa yang mampu mengendalikan ruang dan dimensi.

Mereka menggunakan sihir mereka sesuai dengan cara mereka sendiri.

Saat bentrokan antara kedua sihir itu terjadi, dunia pun menjerit.

Baik Pahlawan dan Raja Iblis, keduanya binasa karena tidak mampu menahan kekuatan sihir mereka sendiri.

Dampak dari bentrokan sihir itu sampai ke dunia lain dari dimensi berbeda.

Ledakan besar itu meledak di dunia yang bernama Bumi, di sebuah negara bernama Jepang, di sebuah sekolah menengah.

Total 26 orang di dalam kelas, termasuk guru dan siswa-siswi, tewas setelah menerima serangan sihir yang telak menghantam mereka.

Kasus ini dilaporkan sebagai ledakan besar yang misterius.

Tetapi mereka yang meninggal tidak tahu tentang siaran itu.

Sekalipun mereka akan dilahirkan kembali.

Itu karena jiwa mereka telah mengalir mundur ke dunia dimana Pahlawan bertarung melawan Raja Iblis.

Jiwa mereka tersebar di dunia baru dan masing-masing dari mereka akan terlahir kembali dalam kehidupan yang baru.

Ini adalah kisah salah satu dari mereka.

Uguoga!

Aku mencoba mengerang tapi sepertinya aku tidak bisa.

Apakah tubuhku dalam kondisi kritis?

Oke, tenang.

Tubuhku tidak terasa sakit.

Aku ingat aku sedang mengikuti pelajaran bahasa Jepang kemudian tiba-tiba aku diserang rasa sakit yang luar biasa.

Aku mungkin pingsan setelah itu tetapi sekarang tidak terasa sakit.

Meskipun aku membuka mata, di sini gelap gulita jadi aku bahkan tidak tahu di mana aku berada.

Atau mungkin aku harus mengatakan bahwa aku bahkan tidak bisa bergerak dan aku bisa merasakan tubuhku ditutupi oleh sesuatu.

Apa ini yang disebut dengan koma!?

Uwaa.

Meskipun aku ingin menyangkalnya tetapi melihat situasi ini kemungkinannya tinggi.

Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu tetapi sepertinya aku dalam keadaan koma.

Nggak mungkin!

Aku sadar tapi tidak dapat menggerakkan tubuhku dan sepertinya panca inderaku tidak berfungsi.

Ini bisa membuatku gila.

Nggak mungkin!

Saat aku sedang memikirkannya itu, aku mendengar suara gemerisik yang samar.

Ini artinya indera pendengaranku masih ada.

Ya.

Sekalipun aku bisa mendengar, itu tidak mengubah situasi saat ini.

GAN!

Aduh!?

Apa itu tadi?

Apakah aku menabrak sesuatu?

Hmm?

Barusan terasa sakit jadi apakah itu berarti aku punya indra peraba?

Hah?

Aku harus tenang.

Aku mencoba berpikir logis. Aku merasa sedikit tidak nyaman tetapi sepertinya aku bisa menggerakkan tubuh!

Astaga, sepertinya aku salah mengira diriku koma.

Beberapa saat yang lalu, tubuhku tertutupi oleh sesuatu tapi sepertinya benda itu tidak sedikit pun bergeser.

Ahahaha.

Tidak, ini bukan hal yang lucu!?

Eh, apa-apaan situasi ini?

Aku diculik dan dimasukkan ke dalam karung?

Tidak, tidak.

Siapa yang akan mendapat untung dengan menculik wanita bereputasi buruk sepertiku?

Bagaimanapun juga, aku harus melarikan diri.

Krek!

Ketika aku mencoba mengerahkan kekuatan untuk menggerakkan tubuh, sesuatu yang menutupi tubuhku mulai retak.

Sepertinya itu bukan karung.

Aku ingin tahu apa itu?

Ini agak lembut sekaligus agak keras, terasa aneh.

Maa, aku cuma perlu terus bergerak untuk memecahkannya.

Aku akan memecahkannya dan segera melarikan diri!

Krek!

Terbuka!

Aku merangkak keluar.

Sekarang, aku bebas!

Di depan mataku, ada banyak laba-laba yang merayap.

Howaiii!?

Ueeeeeh!?

Kenapa ada pasukan laba-laba besar?

Tiap laba-laba itu sama besarnya denganku!?

Eh, sepertinya mereka keluar dari sesuatu yang terlihat seperti telur!

Jadi suara gemerisik yang kudengar adalah INI!!

Aku sontak melangkah mundur.

Sesuatu mengenai kakiku dan aku berbalik.

Huh?

Jangan-jangan ini…

Tadi aku merangkak keluar dari benda ini?

Entah bagaimana benda itu terlihat seperti telur pasukan laba-laba. Apa aku berkhayal?

Bukannya terlihat seperti telur, itu telur sungguhan?

Sekali lagi, aku memeriksa tubuhku.

Leherku tidak bisa digerakkan.

Tapi di ujung pandanganku, aku melihat sesuatu yang terlihat seperti kaki.

Kaki laba-laba.

Te…te…te…Tenaaaang!!!

Ja…jangan-jangan ini!?

Jangan-jangan ini beneran yang itu!?

Yang populer di internet!?

Tidak, tidak, tidak!

Seperti dalam novel, di mana ada pria seperti Dewa yang memberikan kekuatan spesial.

Aku tidak dapat apa-apa, jadi pasti bukan itu!

Dilihat bagaimanapun, pola cerita di mana biasanya Dewa muncul tidak terjadi.

Menjadi kandidat Pahlawan bagi pria dan putri penjahat bagi wanita juga merupakan salah satu polanya.

Aku sesaat melihat ke samping sekali lagi.

Mirip dengan laba-laba yang bergerak-gerak di hadapanku, aku punya kaki seperti kawat tipis.

Aku mencoba menggerakkan kakiku,

Kakiku bergerak seperti yang aku inginkan.

Meskipun aku seringkali melarikan diri dari kenyataan, tapi kali ini aku harus menguatkan hati untuk mengakuinya.

Sepertinya aku bereinkarnasi menjadi laba-laba.

***

[Baca Kumo Desu Ga, Nani Ka? Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://turb0translation.blogspot.com/ 


>>>             

Chapter 002

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover