Side
Story 4: Apa Turun Salju? Benar! Bunga-Bunga Juga Bermekaran!
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Hal pertama yang Raon pelajari tentang manusia ialah bahwa manusia
itu jahat. Dia berpikir manusia pada dasarnya jahat, tetapi karena belas kasih
dan kebaikan hati manusia jugalah Raon dapat melarikan diri dari gua kecil dan
gelap itu. Sejak saat itu, sedikit demi sedikit Raon menyadari bahwa manusia itu
tidak mudah didefinisikan.
***
Inilah yang tertulis dalam buku anak-anak berjudul “Salju Pertama itu
Lembut!” yang Rosalyn berikan kepada Raon ketika dia pertama kali belajar
membaca:
-Beruang-beruang itu tampak bahagia berguling menuruni bukit yang
tertutup salju putih.
-“Salju tipis yang jatuh dari langit terasa dingin ketika
menyentuh kulit, tetapi menontonnya entah bagaimana membuat merasa tenang dan nyaman!”
kata Hodungi, teman beruang itu.
Dunia yang dilihat Raon sampai dia berusia 4 tahun hitam pekat.
Tentu saja, ada juga warna lain yang dia pernah lihat dari makanan, tetapi
ketika dia sendirian, semuanya hitam dan gelap. Tapi di buku anak-anak itu, si beruang
tersenyum cerah saat melihat dunia tertutup salju putih. Dunia serba putih.
Raon bertanya apakah dia bisa memiliki buku itu, Rosalyn mengiyakan. Raon
menyukai buku ini.
Dia telah membaca buku-buku lain seperti 'Sejarah Naga yang Agung',
'Pahlawan dan Rekan-Rekan Sang Naga', 'Sejarah Peperangan', 'Kedamaian dan
Konflik', 'Seni Bertarung', dan 'Sang Prajurit dan dan Namanya yang Agung' yang
menurutnya menarik, tetapi buku dengan dunia serba putih membuatnya terpikat.
Waktu berlalu dan sekarang awal Desember. Raon dan semuanya tinggal di sebuah
rumah di Desa Harris.
Raon menggebrak meja dengan kaki depannya sambil menceritakan apa
yang tertulis di buku itu tentang salju. Tapi Hong melirik gambar itu dan
perlahan menurunkan ekornya. Dia menatap Raon yang bersemangat dan bergumam
bahwa salju itu dingin. Hong melirik On yang juga melihat gambar itu. Dia teringat
pengalamannya dengan salju di masa lalu.
Salju yang dia lihat saat tinggal di desa suku Kucing Kabut bagaikan
hujan yang turun dari langit kelabu. Tidak seperti salju yang menumpuk di
gambar, salju yang dilihatnya membuat tanah menjadi berlumpur dan kotor. Tapi
dia memang pernah melihat salju seperti yang ada di gambar. Pada saat mereka
melarikan diri dari desa dan menuju ke wilayah Henituse saat musim dingin.
Dunia benar-benar menjadi putih. Namun, saat itu ia tidak mengindahkannya
karena dinginnya angin yang berhembus bersama salju.
Saat itu terlalu dingin. Jika bukan karena kakaknya, dia akan mati
membeku di salju. Dia tanpa sadar bergumam, "Musim dingin itu dingin ...
Sulit menemukan makanan ... Tidak ada bagus-bagusnya." Tiba-tiba terdengar
suara benda jatuh. Raon dan anak-anak kucing menoleh ke sumber suara. On
bertanya apakah Beacrox baik-baik saja karena yang lain menyuruhnya agar
berhati-hati dengan pisaunya. On dalam wujud kucingnya menuju ke Beacrox yang
mengerutkan kening mendengar pertanyaannya.
Beacrox tertegun lantas tanpa basa-basi menjawab agar mereka
jangan khawatir. Anak-anak merasa lega dan On kembali ke meja tempat yang lain
berada. Mereka memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di 'kamar mereka' di
lantai atas. Raon terbang sambil memeluk buku anak-anak itu, dan anak-anak
kucing mengikutinya. Beacrox tahu yang dimaksud 'kamar mereka' bukanlah kamar
mereka sendiri melainkan kamar Cale, meski begitu dia tidak repot-repot mengoreksinya.
Beacrox menghela napas dan mengambil pisau yang terjatuh di
lantai. Bilahnya memantulkan kerutan di wajahnya, kata-kata Hong tentang dinginnya
musim dingin terus terngiang di telinganya. Beacrox dengan asal meletakkan
pisaunya di atas talenan, melepas sarung tangannya sembari mengutuk. Dia
menggaruk telinganya lalu dia mendengar suara acuh tak acuh yang bertanya
apakah dia baik-baik saja.
Ada dua orang lagi di ruangan itu – Cale dan Ron. Beacrox
mengatakan dia baik-baik saja, dan Cale mengangguk. Cale sedang duduk di kursi
di seberang meja tempat anak-anak berada beberapa waktu yang lalu. Ron
tersenyum lembut dan bertanya kepada Cale apakah dia ingin minum lebih banyak
limun madu. Cale mencoba menolak, tetapi menyerah atas desakan Ron. Dia lalu memandangi
tempat anak-anak berada tadi dengan ekspresi gelisah lantas menengok langit
biru nan jernih di luar.
Sementara Cale tenggelam dalam pikirannya, dia tampak resah. Ron
menatapnya dengan senyum ramah sementara Beacrox mengeluarkan tepung dan mulai
menguleninya untuk membuat kue. Mata Ron berubah dingin ketika dia melihat
putranya dan Cale lantas mendongak ke langit. Cale berseru ringan ketika dia
melihat kerangka tulang milik Mary yang terbang di langit.
Dia lanjut memakan kuenya lantas berbicara kepada Ron. Dia bertanya
apakah wilayah Henitse menyimpan catatan cuaca tahunan. Ron menjawab iya, dan
Cale hendak menyuruhnya meminta catatan cuaca kepada Hans selama sepuluh tahun
terakhir, tetapi tersentak ketika dia melihat senyum ramah ‘pura-pura’ Ron.
Cale mengalihkan pandangannya dan mengerutkan kening lalu dia mendengar
seseorang memanggilnya.
Lock dan anak-anak suku serigala memasuki ruangan. Cale
mengerutkan kening melihat anak-anak suku serigala mengenakan baju lengan
pendek padahal sekarang awal musim dingin. Lalu dia tersentak ketika dia
melihat Choi Han masuk. Cale berpikir bahwa orang yang paling tahu tentang
cuaca ada di depannya. Dia berdiri dan pergi ke luar untuk pertama kalinya
dalam lima hari terakhir.
Ron menyelimuti Cale. Cale merinding melihat kebaikan lelaki tua
yang menakutkan itu, jadi dia beranjak pergi tanpa melirik Ron. Hans berseru
kaget karena Cale akhirnya pergi keluar, dan CH bertanya kepada Cale apakah ada
sesuatu yang mengganggunya. Cale menghela napas dengan wajah serius yang belum
pernah dilihat CH dan Ron baru-baru ini. Ron ingat terakhir kali dia melihat
Cale menghela napas dan mengerutkan kening. Saat dia kehilangan lengannya gara-gara
Arm dan pulang dalam keadaan terkena racun putri duyung.
Tatapan CH kosong sementara Beacrox memperhatikan Cale yang
beranjak keluar. CH berpikir ada sesuatu yang aneh ketika dia memeriksa status
Ron dan Cale. Keduanya tampak baik-baik saja, tetapi Beacrox bertingkah aneh.
Cale memanggil CH dan CH menjawab dengan mulut kering. Lock dan anak-anak suku
serigala menatap gugup. Cale berbicara sementara Mary terlihat menuju ke arah
mereka dengan monster kerangka terbang. Dia bertanya kapan biasanya salju
pertama turun di Hutan Kegelapan.
CH sejenak bingung sementara Cale menutupi wajahnya dengan kedua
tangan. Cale tampak resah dan tidak bisa berkata-kata, jadi CH melirik Ron
sebelum menjawab biasanya awal Desember. Dialah orang yang telah hidup paling
lama di hutan ini. CH berkata salju pertama mungkin akan turun hari ini,
sebulan lagi, atau mungkin tadi malam sudah turun salju.
Tetapi pada saat itu, mereka semua mendengar suara sesuatu yang
jatuh. Mereka berbalik dan melihat Raon dengan bukunya yang terjatuh. On
mengambil buku itu dan dengan ekspresi yang sangat sedih Raon bertanya kepada
CH yang 'pintar' apakah salju pertama sudah turun saat mereka tidur. CH
menjawab dalam beberapa tahun terakhir salju pertama turun pada malam hari
setelah matahari terbenam. Raon terdiam beberapa saat lantas berseru, “Itu
benar! Tentu saja, aku bisa melakukannya!” lantas memasuki rumah dengan
ekspresi serius.
Cale memegang kepalanya dan bergumam kepalanya sakit, sementara itu
CH kebingungan melihat sikap Cale. Cale beranjak masuk dan CH mencoba bertanya apa
yang terjadi kepada Ron, tetapi Ron hanya tersenyum lembut sebelum mengikuti
Cale masuk. CH semakin kebingungan. Dan pada saat itu, tidak ada yang menyadari
seberapa seriusnya Raon. Raon menggembungkan pipinya yang tembem dan mengingat
cerita di buku itu.
-Beruang itu mendekati ibu dan ayahnya, berkata, “Ibu, Ayah! Salju
pertama telah turun! Ayo kita buat manusia salju untuk keluarga kita bersama-sama!"
-"Oke, ayo kita lakukan."
-"Oke! Bagaimana kalau kita mulai dengan membuat beruang
salju yang menyerupai beruang kecil kita?”
-Keluarga beruang itu membuat tiga beruang salju, dan keluarga
beruang salju bersama dengan dunia putih itu bertahan tanpa mencair sedikit pun
sepanjang musim dingin.
Raon menyalakan perangkat komunikasi video dan memanggil Rosalyn
yang baik dan pintar. Dia saat ini berada di Kerajaan Breck untuk tujuan
negosiasi. Rosalyn tampak sedikit lelah, tetapi tersenyum cerah pada Raon
karena ini adalah pertama kalinya Raon menghubunginya seperti ini. Dia tidak
bisa menahan senyum melihat mata bulat dan biru tua yang menatapnya.
Rosalyn bertanya apa yang dia ingin ketahui. Raon menjawab kalau
dia hanya tahu cara menghancurkan. Dia tahu bagaimana melakukan hal-hal dengan kekuatan
penghancurnya yang tinggi, tetapi merasa sulit untuk melakukan sebaliknya.
Rosalyn bingung dan Raon bertanya padanya bagaimana membuat salju lembut.
Rosalyn yang kelelahan bergidik saat melihat sorot mata si naga muda yang
menyala-nyala.
Kemudian, Cale menyadari kalau Raon tidak ada dan menghela napas, berkata
itu lebih serius daripada yang dia pikirkan. Dia melihat buku anak-anak yang
dipegang Raon yang On berikan kepadanya. Ketika dia bertemu mata dengan On, On
menghindari tatapannya dan bergumam, "Aku harap Hong menyukai salju."
Cale tersenyum dan mereka mendengar suara Hong di luar. On melirik Cale sebelum
keluar kamar, bergumam menuruntnya itu akan menyenangkan.
Cale yang sekarang sendirian bertanya-tanya dengan ekspresi risau
apa kira-kira yang menyenangkan, tetapi tidak ada yang menjawabnya. Jadi dia
duduk kembali di sofa dan berpikir dia akan memikirkannya lagi setelah akhirnya
turun salju. Sementara itu, Raon sedang berbicara dengan Mary. Dia meminta maaf
padanya karena dia harus pergi sendiri hari ini. Keduanya sering berkeliling
hutan bersama, tetapi Raon menjelaskan kalau ada pekerjaan penting yang harus
dia lakukan mulai sekarang.
Mary berkata tidak apa-apa, lantas bertanya apa yang terjadi.
Anak-anak kucing juga penasaran karena Raon senang berjalan-jalan di hutan
bersama Mary dan memungut benda-benda aneh. Ini pertama kalinya Raon
menolaknya. Raon tertawa dan menjawab kalau dia hebat. Dia meninggalkan mereka,
setelah berujar "Nantikan saja." Setelah itu, dia menuju ke ruang
bawah tanah sendirian.
Ketiganya penasaran, tetapi tidak bertanya lebih jauh karena Raon
sepertinya ingin merahasiakannya. Meskipun mereka tahu bahwa dia sedang menuju
ke lab. Ruang bawah tanah di rumah itu berfungsi sebagai laboratorium Rosalyn.
Hong menarik ujung jubah Mary dan berkata dia akan pergi bersamanya. Mary
melirik On yang mengangguk setuju, jadi Hong menuju ke Hutan Kegelapan bersama
Mary.
***
Raon sadar bahwa dia sangat pintar. Dia secara naluriah menyadari
apa itu sihir dan apa yang bisa dia lakukan dengannya ketika dia pertama kali
dibebaskan dari belenggu yang mengikatnya, dan juga dengan cepat mempelajari
hal-hal yang diajarkan Rosalyn kepadanya. Raon ingat apa yang Rosalyn katakan
padanya tentang salju. Dia telah menjelaskan apa yang ingin dia lakukan, dan
Rosalyn tersenyum aneh mendengarnya.
Raon ingin membuat salju yang dingin tapi hangat. Dia memohon kepada
Rosalyn untuk mengajarinya karena dia adalah naga yang hebat, jadi dia akan
mempelajari semuanya dengan cepat. Senyum Rosalyn mengingatkan Raon pada senyum
yang CH dan Ron tunjukkan padanya juga. On juga tersenyum seperti itu sambil
mengelus kepalanya. Sedangkan Cale, dia tidak tersenyum dan hanya sesekali
berkata dengan acuh tak acuh, "Seperti yang diharapkan dari naga berusia 4
tahun yang hebat."
Rosalyn telah lama merenungkannya sebelum menjawab Raon bahwa apa
pun yang dibuat Raon akan menjadi salju pertama yang dia inginkan. Raon
tersenyum lebar sembari menulis sesuatu dalam huruf besar di atas kertas, yang
dia tempelkan di pintu depan lab lantas mengunci ruangan. Apa yang dia tulis
adalah – 'Raon Miru yang hebat sedang menggunakan ruangan ini! Dilarang masuk!’
Dia memulai eksperimennya, berhati-hati agar tidak menghancurkan
lab Rosalyn. Dia menutup matanya dan sekelilingnya gelap. Dia membayangkan
salju turun di kegelapan. Salju putih kecil berputar-putar di sekelilingnya,
dan dia membuka matanya. Dengan senyum yang menyerupai senyum Cale, dia sedikit
demi sedikit menyempurnakan mana dari sihir yang dia gunakan.
Keringat bercucuran di dahinya, dia berseru membuat salju yang
lembut itu lebih sulit. Bukan badai salju yang mengamuk tetapi salju yang lembek.
Dia terus membayangkan bagaimana rupa salju saat turun di hutan, desa, dan
wilayah Henituse. Baginya memanipulasi mana itu sulit, meskipun dia seekor
naga. Jauh lebih mudah menghancurkan musuh atau pulau. Tapi dia ingin
melakukannya dengan sempurna, seperti gambar di buku anak-anak.
Raon tanpa sadar tersenyum menikmati eksperimennya. Dia berpikir ini
tidak seberapa dibandingkan dengan ketidakberdayaannya ketika dia terjebak di
dalam gua. Saat itu, dia memiliki sedikit kesempatan untuk belajar, merasakan,
atau berpikir. Dia punya banyak kesempatan untuk memikirkan cara melarikan diri
dari para penculiknya, tetapi dia tidak melakukannya karena dia tidak menyadari
hal-hal yang baik maupun menyenangkan di dunia ini. Tapi sekarang, dia kerepotan
karena ada terlalu banyak hal yang dia bayangkan dan harapkan.
Raon terkejut ketika mana-nya habis. Dia meletakkan kaki depan di
perutnya yang gemuk, berseru, “Memang, perutku juga sama hebatnya! Ia sangat tepat
waktu!" Dia melirik jam dan menyadari waktunya makan camilan. Jadi dia
meninggalkan lab dan menuju ke dapur untuk mencari camilan. Namun, perilaku
Beacrox membuatnya bingung.
Biasanya, Beacrox tidak memberi Raon begitu banyak makanan ringan
sekaligus, tetapi saat ini, Beacrox meletakkan sekeranjang kue di atas meja di
depannya. Raon berseru itu aneh. Ada juga keranjang kue untuk anak-anak kucing,
tetapi keduanya tidak ada. Beacrox menghela napas dan menjelaskan kepada Raon
bahwa Hong bersama Mary dan On bersama Ron. Raon mengucapkan terima kasih untuk
informasinya, sementara itu perutnya keroncongan karena lapar.
Dengan wajah datar, Beacrox meletakkan teh madu hangat dan manis
di samping keranjang kue Raon. Raon bertanya apa yang sedang dilakukan
manusianya sekarang, dan Beacrox menjawab dia tidak tahu. Setelah mendengar anak-anak
kucing itu bersama yang lain, Raon terpikir untuk pergi ke Cale untuk makan
bersama, tapi ia lalu menggelengkan kepala dan mulai makan kue dan teh
sendirian. Dia tanpa sadar mengepakkan sayapnya saat dia makan, dan Beacrox hanya
menatapnya saja.
Sementara itu, Hong melihat ke langit yang berubah warna lalu
bertanya ke Mary apa dia pernah melihat salju. Nada Hong terdengar ceria,
tetapi telinga kucingnya terkulai. Mary menjawab dia belum pernah melihat
salju. Dia tidak memiliki kenangan masa kecil, dan di gurun tempat dia tinggal,
hujan turun tetapi tidak pernah turun salju. Mary menjawab dia pernah
membacanya di buku tentang dunia luar setelah dia menjadi necromancer.
Dia juga pernah membaca buku anak-anak yang diam-diam ditunjukkan
Raon padanya. Hong kemudian menghela napas dan berhenti berjalan. Mary juga
berhenti dan berjongkok di sampingnya. Hong melirik Mary yang dia anggap
sebagai orang dewasa yang paling nyaman diajak bergaul. Mary jelas lebih tua
darinya, tapi anehnya dia seperti seorang teman di saat-saat tertentu. Seorang
teman yang tidak banyak bicara tetapi mendengarkan apa yang ingin dia katakan.
Hong bergumam lirih bahwa salju tidak sebagus itu. Mary bertanya kenapa
begitu, dan Hong menjawab “….Emang begitu” Mary bertanya apa dia bisa tahu
alasan pastinya. Hong berjalan mendekati Mary dan bersandar padanya. Dia bercerita
ketika dia melarikan diri bersama kakaknya, mereka sangat menderita saat musim
dingin. Lebih sulit lagi saat salju turun karena sulit mencari makanan dan
terlalu dingin untuk tidur.
Dia ingat saat mereka mencari tempat untuk tidur di tengah badai
salju, dan lama bersembunyi di sana tanpa ketahuan. Pada saat itu, hanya ada dia
dan kakaknya di dunia putih itu. Hong dengan jujur mengatakan bahwa dia
membenci salju, meskipun dia merasa canggung mengatakannya di depan
orang-orang, terutama Raon dan On.
Mary berkata tidak apa-apa jika Hong tidak menyukainya. Hong
mengangkat kepala dan melihat senyum hangat di bibir Mary. Mary berkata ada
banyak hal yang tidak disukainya. Dia mengaku dia tidak menyukai dan membenci
malam hari. Hong terkejut karena seingatnya Mary sering pergi keluar untuk
melihat-lihat Hutan Kegelapan di malam hari bersama Raon dan kakaknya. Pada
hari-hari ketika bintang-bintang bersinar terang, mereka menghabiskan waktu yang
lama melihat langit malam.
Mary membelai bulu Hong dan berkata dia dulu membenci malam. Dia
tidak tahu kapan dia mulai membencinya. Tapi dia akhirnya menemukan sesuatu
yang dia lebih benci daripada malam. Jadi dia berujar sekarang dia sangat
menyukainya. Mary terus membelai rambut Hong seraya berbicara. Mary tertawa dan
berkata dengan suara hangat bahwa masalahnya bukan pada malam itu sendiri. Hong
memiringkan kepalanya dengan bingung.
Mary berkata bahwa mungkin, yang Hong permasalahkan bukanlah salju.
Dia berkata tidak apa-apa jika Hong tetap membenci salju. Hong mendongak ketika
Mary mengulangi bahwa itu tidak apa-apa. Dan ketika Hong bertanya apakah itu benar-benar
tidak apa-apa, Mary bertanya padanya apa yang akan dikatakan Cale jika dia
mendengar Hong mengatakan Hong membenci salju. Hong membayangkan dan mengucapkan
apa yang akan Cale katakan.
Cale akan berkata “Eh? Lakukan saja kalau itu maumu.” Dia kemudian
merasakan tangan Mary di bahunya. Mary menyampaikan perasaannya kepada Hong
yang sudah dia anggap sebagai adik dan keponakan. Mary mengatakan satu-satunya
hal yang dia harapkan dari Hong adalah agar dia tetap membuka pikiran dan
hatinya terlepas dari apakah dia menyukainya atau tidak. Hong bingung tetapi
akhirnya mengangguk melihat senyum hangat Mary. Dia berkata dia tidak mengerti,
tetapi akan tetap mengingatnya. Mary mengatakan tidak perlu terikat dengan
kata-katanya, tetapi Hong mengatakan dia akan tetap mengingatnya.
Hong mengangkat kedua kaki depannya dan Mary menggendongnya lalu
berdiri. Dia menatap langit kelabu tetapi dia tidak lagi merasa cemas, justru sekarang
dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan kakaknya dan Raon. Sementara itu,
Ron sedang menyeka belatinya. Dia meminta On agar berbicara jika dia ingin mengatakan
sesuatu, daripada terus minum teh.
On berada di sofa, minum teh. Itu adalah teh lemon madu yang
dibuat Ron. Sejak saat itu, On jadi suka minum limun dan teh lemon dengan madu.
Ron tahu alasannya. On menjawab dia datang ke sini hanya untuk minum the saja,
dan terus meminum tehnya seolah-olah itu adalah hal yang paling penting saat
ini.
Ron mendecakkan lidahnya dan menarik laci meja di samping kursi
mereka. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dan meletakkannya di atas meja. On
membukanya dan melihat buah beri merah kering di dalamnya. Itu adalah buah
favorit On. Buah selalu tersedia di rumah ini , dari yang baru dipetik hingga
yang dikeringkan, atau terkadang dalam bentuk minuman atau selai. On
melemparkan buah itu ke mulutnya dan berkata dia khawatir kalau dia mungkin
terlalu mengharapkan dan menyukai sesuatu.
Ron menjawab tidak baik bagi seorang anak kecil merasa terlalu
khawatir dan peduli. On tersentak dan memandangi Ron yang sedang menyeka belati
kelimanya. Dia terdiam beberapa saat sebelum bertanya apakah dia terlalu
kekanak-kanakan. Ron mengalihkan pandangannya dari belati dan menatap On.
Kucing itu mirip dengan anak yang dia kenal di masa lalu – Cale Henituse.
Itu sebelum Cale menjadi biang onar, meskipun On lebih dewasa dan
tahu dunia lebih baik daripada Cale yang masih anak-anak. Ron menoleh ke belatinya
dan On melanjutkan memakan buahnya. Tak lama kemudian dia mendengar Ron berkata
bahwa dia lebih baik daripada si biang onar itu. On tahu siapa yang dia maksud.
Dia menyadari Ron sangat menyayangi Cale seperti halnya Beacrox. Dia jelas
tidak mengatakannya dengan lantang, tetapi On tahu. Tetapi Ron ini mengatakan dia
lebih baik daripada Cale.
Namun, Ron menambahkan Cale juga tidak seburuk itu. On sontak
menahan tawanya dan Ron termangu sejenak lalu melanjutkan menyeka belatinya. On
tahu bahwa Ron malu ketika dia berkata jujur. Kecuali ketika dia berada di
depan Cale. Ron berpikir On tidak seperti seorang anak kecil sementara On terus
minum dan makan. Dia seperti anak kecil saat mengayunkan kaki di kursi, tetapi
juga tidak tampak begitu.
Dia tanpa sadar tersenyum saat memikirkan On. Orang-orang di rumah
itu tahu setiap kali On dalam kesulitan, merasa kesepian, atau ingin bersandar
pada seseorang, dia akan datang ke mereka. Jadi di kamar mereka, selalu ada
satu atau dua makanan favorit On untuk dia makan. Bahkan Lock bertanya kepada
Ron apa dia bisa mendapatkan sekotak buah-buahan kering karena dia tidak punya
apa-apa lagi untuk diberikan kepada On kapan pun dia datang. Lock yang pemalu
itu merasa sulit untuk mendekati Ron, tetapi tetap meminta kepadanya ketika menyangkut
On.
Lock cukup berani jika menyangkut anak-anak suku serigala, anak-anak
kucing, dan Raon, meskipun dia tidak menyadari fakta itu. Saat Ron
memperhatikan On menatapnya, dia bertanya mengapa. Dia menjawab teh dan buahnya
enak. Ron membuang muka dan berpikir dia harus memesan lebih banyak. Dia
melihat ke dalam kotak yang setengah kosong dan berpikir dalam hati akan memasukkan
buah kering ke dalam daftar hal-hal yang akan dia minta dari Hans. Ron melihat
sosok santai On yang bersenandung sambil makan buah lantas mengalihkan
pandangannya ke belati. Dia tidak menyadarinya, tetapi tangan yang menyeka
belatinya menjadi sangat ringan.
***
Raon menggosok matanya dengan kaki depannya. Dia mengantuk dan
kelopak matanya terasa ingin terpejam. Tapi dia segera menggelengkan kepalanya
dan menyeka mulutnya yang meneteskan air liur. Dia melihat sekeliling dengan
terkejut. Meskipun dia tahu bahwa tidak ada orang lain di lab, dia masih merasa
malu jika seseorang memergokinya ngiler saat tidur. Raon berdeham dan
menggelengkan kepalanya untuk membangunkan dirinya sendiri.
Dia teringat kata-kata tegas Cale bahwa dia harus tidur dan makan
dengan baik, tetapi dia mengesampingkannya sementara waktu dan melanjutkan
eksperimennya. Kepingan salju putih naik satu per satu di antara angin yang dia
buat, dan Raon tersenyum, berseru itu cantik. Dibandingkan dengan upaya
sebelumnya, salju itu lebih lembut dan lebih hening. Tapi kelopak matanya
menolak mematuhinya. Tidak peduli naga sehebat apa dia, dia tidak bisa
mengalahkan kelopak matanya yang perlahan terpejam.
Raon mencoba melawan rasa kantuknya dengan mengangkat kepalanya
yang terus merosot. Salju perlahan memudar, meninggalkan Raon yang duduk. Dia
terus melawan rasa kantuknya, tetapi akhirnya gagal. Saat berikutnya dia
mencoba membuka matanya, dia melihat sesuatu yang aneh. Dia merasakan getaran
di tubuhnya seolah-olah dia berada di atas kapal, tetapi segera menyadari dia
sedang dibawa oleh seseorang dengan tangan gemetar.
Dia membuka matanya dan terkejut melihat manusianya. Mereka berada
di tangga dan bukan di lab. Raon mengeluh dia menyuruh semua orang agar tidak
mengganggunya, tetapi Cale tetap diam. Raon mencoba menjelaskan kalau dia tidak
tidur, dan hanya memejamkan mata sejenak sebelum mendapati dirinya digendong
oleh Cale yang masih tidak menjawabnya. Raon menyuruhnya berhenti, tetapi Cale
hanya menghela napas.
Cale mengabaikan protes Raon dan membawa Raon ke lantai dasar,
menyuruhnya melihat ke luar. Raon berbalik ke pintu dan terdiam. Suara anak
kucing bisa terdengar di lantai dua. Cale dengan acuh menyuruhnya pergi ke
luar, dan Raon melakukannya. Malam itu gelap, tetapi sesuatu yang putih jatuh
dari langit. Itu adalah salju.
Hong juga menyaksikan salju itu saat dia tanpa sadar meringkuk di
pelukan Ron yang membawanya ke lantai dua. Mary kemudian terlihat di luar dan
melambai pada mereka. Hong melihat Raon menatapnya dengan mata berbinar cerah,
penuh kegembiraan. Raon tersenyum lebar dan berteriak, “Ini salju! Salju
pertama!" Naga itu menuju ke anak kucing Hong dan On yang berwujud manusia.
Hong melompat turun dari lengan Ron dan berlari keluar. Raon
terbang keluar dan bersukacita saat melihat salju. Bintang-bintang tidak
terlihat di langit, tetapi salju tampak seperti cahaya bintang baginya. Salju
dengan cepat mencair ketika menyentuhnya, meski begitu, dia tetap menganggapnya
indah. Raon berpaling ke arah rumah dan melihat sekeliling. Semua orang
terjaga, dari CH, Hans, anak-anak suku serigala, dan bahkan Hilsman, mereka
berdiri di dekat pintu depan dan tersenyum pada Raon.
Cale menyuruh Raon untuk mengeluarkan sihir cahaya agar semua
orang bisa melihat lebih jelas. Raon membuat cahaya dan semua orang melihat pemandangan
yang indah. Dia juga memberikan sihir yang memberi kehangatan kepada semua
orang, berkata setiap orang harus tetap merasa hangat dan agar tidak masuk
angin. Cale tersenyum dan berkata berkat Raon, semua orang bisa melihat salju
pertama dengan hangat.
Raon tersenyum mendengar kata-katanya, dan Mary menatap Hong
dengan bingung. Dia memegang jubah merah kecil di tangannya, yang telah dia
persiapkan untuk Hong, meskipun itu tidak lagi dibutuhkan berkat sihir penghangat
Raon. Mary kemudian berkata, "Jadi salju itu seperti ini." Hong
tersentak dan mengangguk, berujar, “Itu benar! Salju juga seperti ini!”
Hong memandang berkeliling dan melihat semua orang. Ron membangunkannya,
Mary menyiapkan jubah untuknya, dan Beacrox sedang menyiapkan kue dan teh panas
di dalam rumah. On mengajak Raon dan Hong untuk beranjak keluar. Ketiganya
berdiri bersama lantas menginjak salju yang menumpuk.
Raon berseru itu lembut. Itu tidak dingin sama sekali, meskipun
itu berkat sihirnya. Raon bertanya pada Cale apakah dia tidak tidur sambil
menunggu salju pertama. Sekarang sudah jam 11 malam, jadi aneh kalau manusia
yang selalu tidur saat matahari terbenam itu sekarang justru sudah bangun. Cale
menjawab dia bukan satu-satunya yang tidak tidur.
Ketiga anak itu melihat sekeliling dan menyadari semua orang juga
menunggunya. Anak-anak suku serigala tampaknya baru bangun tidur, dan mereka tersenyum
pada mereka bertiga. Hong dan Raon tidak sepenuhnya mengerti mengapa yang lain
tidak tidur. Tapi Hong menggelengkan kepala dan kepingan salju menghantam
wajahnya. Dia mengingat kata-kata Mary bahwa mungkin salju bukanlah masalahnya.
Hong berjalan ke Mary dan berkata dia ingin melihatnya bersama.
Hong masih tidak percaya diri untuk berlarian di atas salju atau
menyukainya. Tapi dia ingin berjalan di atas salju bersama Mary. Mary berjalan
ke arah anak-anak, dan Raon tiba-tiba berteriak bahwa mereka harus membuat
manusia salju. Raon tampak sangat gembira dan penuh harap. Dia berkata mereka
harus membuat keluarga manusia salju.
Cale menghela napas dan berjalan ke Raon sambil gemetaran.
Anak-anak suku serigala berlari di sekitar salju dengan riang gembira. Lock dan
Hilsman juga menggerutu, tetapi bergabung dengan mereka. CH dan Hans tersenyum
cerah lantas melangkah ke salju. On tersenyum melihat pemandangan itu. Dia
melihat orang-orang dewasa di sekitarnya. CH adalah pendekar pedang yang kuat
namun terkadang dingin. Ron adalah pembunuh yang menakutkan. Dia tidak tahu
banyak tentang Beacrox, tetapi dia adalah orang yang menakutkan dan acuh tak
acuh. Cale juga acuh tak acuh. Tetapi bagi dia dan adik-adiknya, mereka semua
adalah orang-orang yang sangat hangat.
Dia tersenyum seraya menuju ke adik-adiknya yang bersemangat. Ron
memberi mereka bertiga sarung tangan, dan senyum On semakin lebar. Keesokan
harinya, Raon bersikeras kalau dia tidak kecil tetapi besar karena manusianya
gemetaran ketika menggendongnya. Namun, Hong tidak setuju. Cale melihat mereka
menatapnya dan bertanya mengapa, tetapi Hong menjawab bukan apa-apa.
On bisa menebak apa yang mereka bicarakan, tapi pura-pura tidak
tahu. Sebagai gantinya, dia hanya memakan buah kering yang diberikan Ron
padanya. Jendela teras biasanya ditutup karena musim dingin, tetapi hari ini dibiarkan
setengah terbuka. Ron bertanya kepada Cale apakah mereka melakukannya dengan
baik seraya menunjuk ke luar. Cale bergidik mendengar suara dan senyum lembut
Ron. Dia menjawab ya sambil melihat ke luar dan menyaksikan manusia salju yang
jumlahnya sama dengan jumlah orang yang ada di rumah.
Dia menatapnya lama lalu kembali ke ekspresi acuh tak acuhnya.
Tapi On bisa melihat jelas sudut bibir Cale berkedut ke atas. Raon kemudian
mengayunkan kaki depannya di depan Cale dan bertanya apakah salju akan mencair
jika nanti udaranya hangat. Cale menjawab ya, dan sayap Raon terkulai mendengarnya.
Raon terpikir untuk menggunakan mantra pengawetan.
Dia sedih melihat manusia salju yang mereka buat tadi malam
menghilang. Kedua anak lainnya setuju dengannya, jadi Raon mulai mengumpulkan
mana. Tetapi Cale segera berbicara bahwa ketika semakin hangat, musim semi akan
datang. Raon dan Hong menoleh ke Cale yang memandangi kue sambil memegang
cangkir teh. Raon bertanya kepada Cale apakah bunga akan mekar ketika musim
semi tiba.
Cale mengambil kue itu dan berkata bahwa bunga-bunga akan bermekaran
di musim semi. Raon dan Hong lama saling pandang, dan akhirnya, Raon
menghentikan sihirnya dan menuju ke Cale untuk makan. Kaki depan Raon yang
gemuk mengambil kue sementara Hong diam-diam mengambil buah kering dari kotak
On. Ron memberi mereka minuman. Mereka melihat salju lagi sambil menyantap
camilan. Raon teringat ucapan si teman beruang di buku itu, dan setuju
dengannya. Dia memang merasa tenang dan nyaman saat melihat salju. Dia tertawa
sambil memakan kue itu.
Waktu berlalu dan Raon lagi-lagi merasa kagum. Manusia salju telah
mencair, tetapi sebagai gantinya, bunga-bunga liar yang polos tapi cantik
tumbuh, menandakan musim semi. Kedua anak kucing itu setuju bahwa pemandangan itu
indah dan menyaksikan bunga-bunga liar menari di angin musim semi yang hangat.
***
-Akan ada cerita sampingan khusus pada tanggal 9 April, berjudul
"Aku ingin tahu mengapa ulang tahun adalah hari yang istimewa!"
-Side Story 5 akan dirilis pada 30 April, berjudul "Mengapa
Archduke Kerajaan Breck pingsan?"
***
[Baca Spoiler TCF
Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber:
https://adarterra.wordpress.com/
<<<
Side Story #3
>>>
Special Side Story
===
Daftar Spoiler