Side Story 3: Jangan Usik Putra Mahkota
Penerjemah: Shira Ulwiya
Ini terjadi sebelum utara menginvasi wilayah Henituse. Kita diperkenalkan
dengan Chester sang Arsiparis (juru
arsip), seorang arsiparis yang ditugaskan untuk
bekerja pada Alberu untuk mencatat/mengarsipkan semua yang terjadi. Chester
berpikir kalau orang-orang tidak boleh mengusik putra mahkota. Sekarang bukan waktunya untuk
melakukannya. Tapi sesuatu yang besar terjadi beberapa waktu lalu pada
pertemuan dengan raja dan beberapa menteri. Alberu menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan di wilayah utara akan
menyerang mereka, dan bahwa Cale akan menjadi komandan Wilayah Timur Laut.
Saat Alberu dan Chester kembali ke
kantor, Alberu tersenyum padanya. Chester tahu kalau Alberu adalah orang yang
baik kepada mereka yang bekerja di istana kerajaan. Dia tidak membuat mereka bekerja berlebihan, dan selalu
memuji orang-orang bahkan untuk hal-hal paling kecil. Dia juga memberi orang-orang istana hadiah. Tetapi ketika mereka sampai di
kantor, mereka bertemu seseorang di dekat pintu. Dia adalah Jenderal Wetton, seorang
perwira militer yang telah memihak Alberu sejak awal. Chester menjadi cemas
karena dia berpikir kalau tidak ada yang boleh mengusik putra mahkota, terutama
hari ini. Tapi Alberu menganggapnya lucu karena dia tahu apa yang dipikirkan
Wetton.
Alberu dan Wetton berbicara sendirian
di kantor Alberu. Wetton mengatakan kalau dia mendengar dari Theus tentang
pernyataan Alberu mengenai Cale yang menjadi komandan. Theus adalah salah satu 'kaki tangan' Alberu yang bekerja sebagai utusan
untuk orang-orang yang memihak Alberu. Jadi Wetton tidak puas dengan penunjukan
itu karena dia juga berasal dari Wilayah
Timur Laut, dan ingin menjadi komandan dan bukannya Cale.
Wetton mencoba menghalangi Alberu
untuk menunjuk Cale, dimulai dengan memberikan pujian atas pencapaian Cale.
Tetapi dia menekankan kalau Cale tidak memiliki banyak pengalaman militer.
Singkatnya, dia dengan halus mengatakan kepada Alberu kalau 'bahkan jika Anda sangat
menghargai Cale, Anda tidak boleh memberikan posisi penting kepada anak seperti itu.
Jangan memutuskan posisi berdasarkan emosi Anda.’
Alberu tahu kalau Wetton adalah orang
yang lugas. Tapi dia hanya tersenyum ketika Wetton memintanya untuk
mempertimbangkan kembali keputusannya. Dia bertanya apakah ada pengganti yang
cocok untuk Cale, dan Wetton menunjuk dirinya sendiri: dia berasal dari Wilayah Timur Laut, dia adalah
satu-satunya jenderal yang memihak Alberu, dll. Alberu menyukai mereka yang
jujur tentang kemampuan mereka dan memamerkannya. Dia tahu kalau Wetton
adalah orang seperti itu. Wetton telah bersamanya sejak lama.
Ketika Alberu pertama kali menyatakan
niatnya untuk naik takhta, Wetton adalah satu-satunya jenderal yang berpihak kepadanya. Pejabat-pejabat lainnya netral
atau berpihak pada pangeran-pangeran lain, jadi mereka bingung dengan pilihan Wetton. Tapi sekarang,
dengan Alberu menjadi pesaing paling kuat, mereka iri pada Wetton. Dan saat
ini, Wetton meminta Alberu untuk memilihnya. Alberu bertanya apakah dia
memenuhi syarat untuk itu, dan dia menjawab ya.
Alberu hanya tertawa dan memiliki
senyum yang sangat cerah, sebelum mengatakan kalau itu sangat lucu. Wetton
mengerutkan kening dan Alberu mengaku kalau dia tahu sejak awal kalau Wetton
dikirim oleh pangeran ke-3. Wetton berkeringat dingin setelah menyadari
kalau Alberu tahu dari awal. Alberu menyeka bahu Wetton, seolah menyeka debu,
dan berkata kalau Wetton pasti tidak pernah mengira kalau Alberu tahu berapa
banyak debu yang Wetton miliki.
Wetton sekarang bisa melihat sorot mata dingin yang
tersembunyi di balik wajah tersenyum Alberu saat Alberu mengatakan dia tahu segalanya. Ia
merasakan tangan sang pangeran sangat berat. Dia terus berkeringat melihat
senyum sang pangeran. Alberu mengakui kalau Wetton memiliki kemampuan, tetapi
secara halus mengisyaratkan kalau Cale memiliki lebih banyak bakat daripada
dia. Wetton sedikit marah dan menganggap itu lelucon. Dan kemudian Alberu
mengucapkan dua kata: kesatria wyvern. Alberu
bertanya pada Wetton apakah dia bisa menghadapi para kesatria wyvern.
Wetton kebingungan ketika dia mengingat para kesatria dari
legenda. Alberu hanya tertawa dan mengejek kemampuannya. Wetton tergagap dan
berkata kalau musuh datang dengan kapal. Alberu menjawab kembali kalau
kenyataan lebih kejam daripada imajinasi. Tapi senyumnya menghilang saat dia
menuju ke jendela. Di luar mendung, dan Alberu mengatakan kalau dia menyukai
orang yang jujur. Dia kemudian bertanya pada Wetton apakah dia lebih
mementingkan posisi komandan daripada perang.
Wetton merasa Alberu berbeda hari ini.
Mulutnya terasa kering saat dia merasa seolah-olah pisau dingin ditaruh di depan
lehernya. Alberu mengatakan kalau Cale mempertaruhkan semua yang dia miliki.
Cale tidak tahu malu dan memperlakukan putra mahkota seperti teman dekat.
Tetapi Alberu tahu kalau Cale memanfaatkan segalanya untuk perang ini demi melindungi kampung halamannya,
hidupnya, dan keluarganya. Alberu juga berjuang untuk melindungi kerajaan.
Mereka adalah orang yang berpikiran sama, sehingga dia bisa memahami Cale.
Alberu terus memuji Cale di depan
Wetton, mengatakan kalau Cale mungkin memiliki kekuatan dan kehormatan, tetapi
dia tidak menginginkan hal lain. Dia hanya ingin kedamaian. Alberu menoleh ke
Wetton dan berkata kalau kerajaan berada di persimpangan jalan antara
kelangsungan hidup dan kehancuran. Wetton memejamkan matanya saat dia mengingat
informasi tentang para kesatria wyvern. Alberu menyuruhnya pergi dan memberi tahu pangeran
ke-3 kalau ‘Tidak akan ada raja jika kerajaan menghilang.’
Alberu duduk di kursinya dan tersenyum
cerah saat dia menyuruh Wetton pergi. Wetton yang berwajah pucat semakin pucat
ketika dia mendengar Alberu berkata kalau akan lebih baik jika dia tidak
melewati batas. Alberu menambahkan untuk menyampaikan kata-katanya kepada
pangeran ke-2 juga. Agar tidak melewati batas. Ini adalah peringatan dan perintah bagi
mereka yang mendukung pangeran-pangeran lainnya.
Setelah Wetton pergi, Alberu
merenungkan situasinya. Ketika Stans dan Gyerre berpihak padanya dan
pengaruhnya tumbuh, para pangeran lainnya akhirnya menyerah atas takhta. Tapi
tidak dengan orang-orang di bawahnya. Jadi Alberu berpikir untuk menjadikan
Wetton sebagai contoh. Lagipula dia sengaja membiarkan Theus menceritakan ini
pada Wetton.
Saat dia mendengar suara hujan, dia
menatap kalender dan menyadari
kalau saat itu adalah awal Februari. Salju turun dan biasanya dingin dan
berangin pada waktu seperti ini, tetapi anehnya, setiap kali peringatan
kematian ibunya semakin dekat, hujan selalu turun selama beberapa hari
alih-alih turun salju.
***
Keesokan harinya, Alberu bersama Chester dan orang-orang kepercayaannya di kantor.
Chester memperhatikan kalau cuaca hari ini cerah. Alberu terdiam saat Chester
menggumamkan kalau itu berbeda dari tahun lalu. Alberu terkejut dan Chester
menjelaskan kalau dia selalu mencatat cuaca hari itu. Alberu tahu kalau Chester itu
pemalu, namun orang yang baik, jadi dia selalu menyuruh Chester mendampinginya. Alberu mengatakan kalau cuacanya
bagus. Matahari bersinar cerah hari ini, dan tidak terasa dingin.
Chester merasa lega karena Alberu
merasa lebih baik hari ini. Dia mengingat desas-desus tentang apa yang terjadi
pada Wetton kemarin. Dia pikir para bangsawan, yang berada di bawah pangeran-pangeran lain, bodoh
karena mereka belum menyerah pada keserakahan mereka. Mereka ingin 'mengusik'
Alberu. Chester tahu kalau sebentar lagi peringatan kematian ibu Alberu, dan kemudian di awal musim semi,
ulang tahun Alberu. Keluarga kerajaan tidak memperingati hari kematian. Bahkan
raja dengan anehnya acuh tak acuh terhadap hal itu, seolah-olah dia sengaja
mengabaikannya.
Alberu biasanya mengunjungi makam
ibunya pada hari peringatan kematiannya, menghabiskan satu atau dua jam sendirian
di sana. Dan pada hari ulang tahunnya, istana kerajaan selalu mengirim hadiah
dan makanan, tetapi tidak ada perayaan resmi untuknya. Kembali ke masa
sekarang, Chester tahu kalau dua pangeran lainnya tidak akan mengusik Alberu.
Mereka tidak mencari gara-gara
dengannya, tetapi tidak dengan para bangsawan
dan pejabat di bawah mereka. Alberu kemudian mengatakan kalau kata-kata Chester
membuatnya merasa sedikit lebih baik.
Chester terkejut dan menatap Alberu
yang bertanya apakah dia ingin mengetahui sebuah rahasia. Alberu mengatakan kalau
itu adalah sesuatu yang akan disukai oleh para arsiparis. Chester tahu kalau
Alberu tidak berbicara omong kosong, jadi genggamannya pada kertas catatannya
menguat. Dia menelan ludah dan Alberu tersenyum melihat perilaku sang arsiparis, yang
dikenal menyukai rumor dan informasi.
Dia berbisik kalau ketika dia menjadi
raja, dia berencana untuk mengadakan perayaan pada peringatan kematian ibunya
dan hari ulang tahunnya. Chester gemetar ketakutan, dan Alberu tertawa lagi.
Chester memiliki fisik yang pendek, dan matanya gemetar mendengar kata-kata Alberu. Alberu bertanya dengan
bercanda tentang apa yang dia pikirkan. Dia mengatakan kalau Chester bisa
menuliskannya pada catatan sejarah tidak resmi. Dia juga bertanya-tanya dengan jail apakah si arsiparis dapat
menghasilkan uang jika mereka menambahkannya ke buku atau catatan tentang
sejarah rahasia atau catatan orang dalam.
Chester membungkuk dalam-dalam sebelum
menatap langsung ke Alberu dan menjawab kalau ketika Alberu menjadi raja, dia
akan menuliskannya di catatan resmi saat itu juga (Jika Cale punya Clopeh, Alberu punya Chester,
hahaha). Alberu tersenyum dan mengatakan kalau dia menyukai kata-kata Chester.
Mereka kemudian mendengar Theus mengetuk pintu dengan tergesa-gesa. Pada
saat yang sama, perangkat komunikasi video Alberu berdering untuk menandakan keadaan darurat.
Theus memasuki kantor dan berteriak kalau
utara menyatakan perang. Kantor menjadi kalang-kabut saat mendengar kata perang.
Tapi Alberu mengatakan kalau itu tidaklah mengejutkan. Dengan tampang yang teguh dia berkata kalau
mereka harus melakukan apa yang telah mereka persiapkan karena matahari akan
menyinari Kerajaan Roan. Chester menatap kosong pada Alberu saat sinar matahari menyinari
sang pangeran. Dia yakin momen ini pasti akan tercatat dalam sejarah sebagai
awal dari sebuah perubahan.
***
Ruang konferensi menjadi sunyi.
Setelah Aliansi Tak Terkalahkan menyatakan perang, Kerajaan Roan balik mendeklarasikan kalau
mereka akan menunjukkan kekuatan dari mereka yang bertahan hidup paling lama. Raja
telah mendelegasikan sebagian besar wewenang kepada Alberu beberapa waktu lalu.
Seorang pejabat yang bertanggung jawab atas departemen informasi bertanya
apakah tidak apa-apa tidak mengirim pasukan ke wilayah Henituse.
Alberu melihat sekeliling. Pejabat
tinggi dari setiap departemen berada di ruangan itu, yang meliputi departemen
keuangan, militer, pertahanan modal, pertahanan perbatasan, urusan luar negeri,
dan administrasi. Alberu menatap layar komunikasi video dan melihat perisai
perak yang menutupi kastil Henituse. Dia kemudian menjawab kalau wilayah
Henituse belum meminta bala bantuan.
Menteri keuangan mengatakan kalau
Henituse memang kaya, tetapi itu tidak akan cukup untuk sebuah perang. Jadi dia
cemas. Saat dia terus berbicara lebih banyak, Alberu menghentikannya dan
menceritakan asal usul keluarga Henituse, jadi mereka bukan keluarga yang hanya
memiliki kekayaan. Tiba-tiba, suara peringatan bergema di balik layar video, dan
Basen di ujung sana melaporkan kepada Alberu kalau invasi musuh telah dimulai.
Alberu mengepalkan tangannya saat dia
melihat brigade kesatria wyvern muncul. Dia menyatakan kepada para pelayan untuk
membuka pintu-pintu itu. Ruang konferensi berbentuk segi delapan, jadi total 8 pintu
dibuka. Di balik pintu ada pejabat dari setiap departemen yang menunggu
perintah. Beberapa pejabat tinggi berdiri sambil memegang perangkat komunikasi
video yang menggambarkan keadaan wilayah Henituse. Chester mulai dengan cepat
menuliskan kejadian sembari duduk di sebelah Alberu.
Pejabat tinggi dari departemen keuangan,
administrasi, dan urusan luar negeri tetap di sana. Pena Chester hampir terlepas ketika tangannya dibasahi oleh keringat. Saat para wyvern berusaha
memecahkan perisai perak, menteri luar negeri berteriak 'Beruang!' dan berdiri
dari tempat duduknya, menuju pintu. Dia menuju ke tempat dimana para penyihir
komunikasi dan diplomat ke berbagai belahan benua barat berada.
Menteri keuangan mengutuk dan tangan
Chester terus bergetar sambil menulis. Tetapi Alberu mengatakan kalau itu belum
berakhir. Dia tahu kalau Cale pasti sudah menyiapkan sesuatu. Dan jawabannya
datang dalam bentuk naga tulang dan banyak monster kerangka. Wilayah Henituse
memulai serangan balik mereka. Tetapi orang-orang di ruangan itu berteriak saat
melihat seorang necromancer.
Panggilan dari kuil juga terdengar.
Alberu mengingat pernyataan Henituse kalau
mereka akan mengabaikan semua komunikasi dari kuil. Alberu telah berjanji untuk
bertanggung jawab, jadi ketika salah satu pejabatnya memprotes kepadanya tentang si necromancer, Alberu
mengambil tanggung jawab. Dia bertanya kepada menteri luar negeri yang mengeluh
itu apakah dia
ingin mati atau hanya menonton orang mati.
Mata Alberu memerah. Senyumnya yang
cerah dan lembut sudah tidak ada lagi,
sebaliknya dia saat ini memiliki tatapan yang dingin dan sengit. Alberu
mengatakan kalau sekarang bukan waktunya untuk itu. Mereka harus melakukan
sesuatu untuk bertahan hidup. Hal yang sama berlaku untuk Henituse. Dia dengan
tegas mengatakan kalau necromancer
adalah bakat berharga yang sekarang melindungi mereka, jadi itu sudah cukup.
Menteri luar negeri mencoba memprotes,
tetapi Alberu melanjutkan kalau jika negara mereka dihancurkan, kekhawatiran
mereka akan sia-sia. Mereka tidak boleh kalah dalam perang ini. Sang menteri menutup
mulutnya, dan Alberu mengulangi kata-kata Cale kalau seluruh kerajaan akan
menjadi pahlawan. Alberu terus memberikan instruksi kepada orang-orang di
ruangan itu, sementara Chester buru-buru menulis untuk mencatat informasi yang
mengalir tanpa henti. Sosok Alberu yang penuh hasrat dan tekad membekas di mata Chester.
Keheningan menguasai ruangan ketika
mereka mendengar Basen berteriak kepada saudaranya. Mereka telah melihat
ledakan dan Cale yang nyaris tidak berdiri di depan musuh. Chester berpikir kalau
ini bukan pertarungan antar manusia. Musuh itu kuat, tetapi Cale memblokir
serangan mereka. Chester berpikir kalau skala perang lebih besar dari yang
dibayangkan. Dia tahu kalau dia bukan satu-satunya yang berpikir begitu karena keheningan di
ruangan itu menjadi buktinya.
Tapi Chester masih cemas karena perang
belum berakhir. Dia berhenti mencatat lantas mematung. Alberu kemudian memecah kesunyian
dan memanggil Basen. Dia bertanya kepada Basen tentang apa yang diperintahkan
Cale kepadanya. Dia memberitahu Basen agar tidak melupakan apa yang sedang dia lakukan.
Chester gemetar dan menatap Alberu yang memiliki mata merah dan ekspresi
serius. Tapi mata Alberu masih penuh dengan kehidupan, jadi Chester memperkuat
genggaman pada penanya.
Alberu memerintahkan para kesatria dan pasukan penyihir untuk menuju
ke wilayah Henituse. Jenderal yang bertanggung jawab atas mereka membungkuk dan
mengikuti perintahnya. Alberu menyuruh semua orang agar tidak berhenti
dan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Semua orang mulai bergerak dan
Chester melanjutkan catatannya. Dan akhirnya, mereka mendengar Cale mengatakan kalau
perisainya tidak rusak.
Chester tidak bisa menahan
kegembiraannya memikirkan kalau mereka telah menang. Tetapi ketika dia melirik
Alberu, emosinya yang melonjak mereda. Alberu mengatakan kalau itu baru saja
dimulai. Berita kalau musuh telah masuk dari berbagai penjuru kerajaan datang.
Alberu berkata untuk bergerak sesuai persiapan, dan kalau mereka akan menang
karena Cale sudah membuktikannya. Alberu berdiri dan mulai menuju ke kantornya.
Chester seharusnya mengikutinya juga, tetapi menambahkan satu kalimat lagi dalam
catatannya sebelum dia berdiri. 'Pangeran Alberu Crossman juga akan
membuktikannya.'
***
Kejadian beralih ke
saat setelah pertarungan di Puzzle City melawan WS
dan SG. Tasha meninggalkan kantor di Balai Kota Puzzle sementara Alberu sendirian
di ruangan itu, memandang ke luar kota yang hancur. Alberu mengingat
percakapannya dengan raja tentang penobatannya yang dijadwalkan pada musim semi. Dia
tersenyum lantas mendengar ketukan di pintu. Alberu menyuruh orang itu masuk, dan
melihat Chester dan seorang pelayan masuk.
Chester bisa melihat Alberu tersenyum
bahagia. Alberu memberi tahu Chester kalau dia akan mewarisi takhta di musim
semi. Chester dan pelayan itu terkejut dan berhenti berjalan. Chester mundur
selangkah, tetapi segera berjalan di depan Alberu, membungkuk. Dia bertanya
apakah dia bisa mencatat momen itu. Alberu baik-baik saja dengan itu, dan
tersenyum cerah.
Alberu kemudian mengatakan kalau
mereka harus melakukan hal berikutnya terlebih dahulu seraya memikirkan masa
depan. Pelayan berbicara kalau saat itu awal musim semi, jadi mereka harus bersiap untuk penobatan sebelum
hari ulang
tahun. Alberu dengan main-main tersenyum dan setuju. Chester dan si pelayan juga
tersenyum. Mereka tahu kalau senyum Alberu saat ini adalah senyum yang tulus.
Chester mengangkat penanya dan menulis
kalimat untuk draf buku yang dia tulis secara pribadi, bukan untuk catatan resmi.
'Kerajaan Roan telah bertahan, dan Alberu Crossman, salah satu protagonis dalam
prosesnya, akan menjadi matahari Roan yang sebenarnya di musim semi.' Tapi dia
segera mencoret kata-katanya dan menuliskan kalimat baru. Kata-kata barunya adalah
'Alberu Crossman sudah menjadi matahari Kerajaan Roan. Semua orang menantikan
saat matahari akan terbit.’
- Cerita sampingan berikutnya berjudul
'Apakah turun salju? Tepat sekali! Bahkan bunganya bermekaran!’
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
Side Story #4
===
Makasi banyak kak����������
ReplyDeleteKyaaaa matahari kerajaan roan kita! Kapan lagi ada penjelasan soal alberu lebih banyak ya kan. Side story selanjutnya tentang siapa ya? Turun salju? Hmm apa berarti setelah perang lawan WS. Oiya makasih buat spoiler tapi juga sebenernya penjelasan panjang dan bagusnya
ReplyDeleteAlberu sama cale jadi kek kakak adik kandung beneran. Mereka masing-masing punya orang yang ingin menuliskan kisah mereka dalam sejarah haha
ReplyDelete