Chapter 312: Aku Mencintai Sisi Dirimu yang Mana pun (1)
Penerjemah: Shira
Ulwiya
Duke Elgy menonjol di
jalanan yang kumuh.
Para pemabuk berbicara
omong kosong, geng-geng yang berkelahi demi menguasai wilayah, dan bahkan
penjaga kedai yang marah-marah sampai-sampai mengusir pelanggan yang mabuk, menutup
mulut mereka saat Duke Elgy lewat.
Dia jauh lebih tinggi
dari yang lain dan memiliki ekspresi arogan, dengan pakaian yang terlihat
sangat berkelas sehingga bahkan sulit untuk melihatnya. Di mata siapa pun, Duke
Elgy adalah bangsawan berstatus tinggi atau anggota keluarga kekaisaran.
Orang-orang di sini
tahu betul kalau tidak ada untungnya berselisih melawan bangsawan seperti itu.
Namun, seseorang
memiliki keberanian untuk melakukannya.
"Hei."
Orang itu sangat kecil
sehingga dia bahkan tidak bisa dianggap sebagai lawan. Ada orang yang meskipun
bertubuh pendek bertarung dengan baik, tetapi pria ini bahkan tidak terlihat
seperti itu.
Semua orang yang sedari
tadi menutup mulut mereka tertawa, bergumam kalau pria kurus itu punya nyali
besar, tetapi dia tidak tahu itu bunuh diri.
Namun, pria itu
mendekati Duke Elgy seolah-olah dia adalah seorang kenalan.
"Terima kasih
telah membantuku menemukan putriku."
“Aku membantumu
menemukan putrimu? Kapan aku melakukan itu?”
“Yah, tidak secara
langsung. Tapi bukankah kamu membuatku bisa bertemu Viscount Roteschu?”
Pria itu tersenyum
kecut dan terus berbicara dengan suara ramah.
“Bagaimanapun, aku
tahu kamu membantuku karena motif tersembunyi. Itu sebabnya kamu memintaku berpura-pura
tidak mengenalimu saat aku bertemu denganmu lagi. Jadi aku tidak akan menyapamu
lagi, atau membalas budi atas apa yang kamu lakukan.”
Itu adalah suara yang
lembut tapi jahat.
Sudut mulut Duke Elgy naik
dengan cara yang aneh, dan dia menatap pria berambut perak yang masih dekat
dengannya.
Pakaiannya sudah usang
tetapi tidak terlihat murahan, dan dia memiliki paras yang rupawan meskipun
kecil. Pria ini, yang akan cukup populer jika dia didandani dengan baik, adalah
ayah kandung Rashta.
Ketika Elgy
menatapnya, pria itu tersenyum lebih kecut. Kemudian, dengan tangan dimasukkan
ke dalam saku, dia bertanya pelan,
“Ngomong-ngomong, apa
hubunganmu dengan putriku? Hah? Yah, tidak masalah hubungan apa yang kamu
miliki dengannya. Yang penting adalah kamu menjual informasi tentang putriku,
bukan begitu?”
Pria itu mendekat ke
Elgy dan mengulurkan telapak tangannya.
“Jadi beri aku uang. Atau
aku akan memberi tahu putriku semua yang kamu lakukan di belakangnya. Aku butuh
uang untuk tutup mulut, oke?”
Dia menggoyangkan
jarinya dengan ekspresi nakal. Dia akan segera melihat putrinya untuk
mendapatkan uang darinya, dia tampak sangat senang bisa mendapatkan uang juga
sekarang.
"Kamu orang yang
hina."
Elgi terkejut.
Meskipun dia telah bertemu dengan segala macam orang jahat dalam petualangannya
yang berisiko, dia dapat menghitung orang-orang yang tidak tahu malu seperti
orang ini dengan jari.
Pria itu sepertinya
tidak peduli dengan apa yang Elgy pikirkan, dia terus merentangkan tangannya
dan mengejek dirinya.
"Ada masalah apa?
Kamu tampaknya memiliki banyak uang, tetapi kamu tidak suka membayar untuk
merahasiakan kalau kamu menjual informasi tentang putriku—”
Tapi sebelum pria itu
selesai berbicara. Elgy merenggut kepalanya dengan satu tangan dan
membantingnya ke dinding di dekatnya. Orang-orang di sekitar mereka melarikan
diri karena terkejut.
Pria itu berjuang
dengan kedua tangannya.
"Apa-apaan!
Lepaskan aku! Lepaskan aku!"
Elgy tidak melepaskannya.
Sebagai gantinya, dia mengulurkan tangannya yang lain dan mencengkeram leher
pria itu seolah ingin menghancurkannya.
"Katakan saja
sesukamu. Aku tidak peduli.”
Saat tenggorokannya
diremas dan kepalanya ditekan dengan kekuatan yang luar biasa, pria itu melambaikan
tangannya dengan panik. Dengan tergesa-gesa menggedor dinding tempat kepalanya dihantamkan,
pria itu memohon untuk dilepaskan.
Elgy melepaskan pria
itu tepat sebelum matanya benar-benar putih, dan berjalan pergi bahkan tanpa
mengancamnya.
Pria itu batuk
beberapa kali dan menyeka air mata dari matanya. Meskipun dia sangat ingin
mengutuk, Elgy sudah pergi jauh. Pria itu tersenyum canggung ketika dia melihat
punggungnya.
“Bagaimana bisa
seorang bangsawan memiliki mata seperti itu? Matanya terlihat seperti bajingan
pembunuh.”
Kemudian, pria itu
berkata dengan marah,
"Tidak apa-apa. Aku
akan melakukan apa yang kamu katakan. Aku akan memberi tahu putriku segalanya.
Putriku adalah Permaisuri! Putriku adalah Permaisuri!"
Suara keras pria itu
mencapai telinga Elgy.
"Aku bahkan tidak
perlu ikut campur."
Elgy menggelengkan
kepalanya pada teriakan percaya diri pria itu yang masih bisa dia dengar.
***
Hari ini adalah hari
dimana ayah kandungnya memutuskan untuk mengunjunginya. Rashta menghabiskan
sepanjang pagi dengan terkejut.
Rashta tidak hanya
membenci ayahnya karena dia menjadi budak, tetapi karena dia tidak pernah
memberinya kasih sayang.
‘Sekarang ayahku yang tak tahu malu akan muncul
di depanku.’
"Yang Mulia,
apakah tidak apa-apa tidak menyiapkan hidangan apa pun?"
"Tidak apa-apa.
Ini bukan tamu istimewa.”
Pelayan itu segera beranjak
pergi mendengar jawaban Rashta. Tapi ekspresinya dipenuhi dengan rasa ingin
tahu. Pelayan itu bertanya-tanya siapa yang datang, mengapa permaisuri begitu
termenung, dan mengapa dia tidak ingin teh dan makanan ringan disiapkan. Para
pelayan tidak tahu kalau orang yang akan datang mengunjungi permaisuri adalah
ayah kandungnya.
Rashta menggertakkan
giginya. Bahkan, sampai tadi malam, dia juga tidak tahu. Meskipun Viscount Roteschu
telah memberitahunya kalau ayahnya akan kembali, dia tidak menyangka akan
secepat ini.
Bahkan Rashta berpikir
kalau mungkin jika dia tidak mencarinya, dia tidak akan muncul. Tapi tadi
malam, seorang utusan yang dikirim dari Kediaman Roteschu menghancurkan harapan
Rashta.
Sementara dia
tenggelam dalam pikirannya, pelayan itu masuk lagi dan memberi tahu dia kalau
tamunya telah tiba.
"Bawa dia ke
ruang tamu."
Rashta menghitung
sampai seratus sebelum pergi ke ruang tamu. Begitu dia masuk, dia melihat seorang
pria duduk di sofa.
Punggungnya sedikit
membungkuk dan dia memberi kesan yang tidak menyenangkan. Dia memiliki paras
yang menawan, tetapi semuanya terkubur di bawah ekspresinya yang jahat.
Rashta mengepalkan
tinjunya dan memilih untuk mengambil napas dalam-dalam. Pria ini asing
sekaligus familiar baginya.
"Rashta,
putriku."
***
[Baca Remarried
Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment