Chapter 326: Bawa Anak Pertamanya (1)
Penerjemah: Shira Ulwiya
Duke Zemensia sedang dilema.
Dia harus memilih antara dirinya atau putrinya.
Jika dia membuat keputusan demi hidupnya sendiri, dia tidak akan
ragu-ragu. Tentu saja dia akan menyelamatkan putrinya.
Masalahnya adalah jika dia mengakui dia sengaja menyiapkan makanan
untuk menyakiti keluarga kekaisaran, seluruh keluarganya juga akan berada dalam
bahaya. Istrinya, putranya, dan bahkan dua cucunya yang menawan….
"Yang Mulia benar-benar kejam."
Sang Duke itu bergumam kaget.
Meskipun dia telah menyiapkan makanan yang berbahaya bagi bayi
dalam kandungan permaisuri, dia bahkan tidak tahu pasti kalau permaisuri hamil.
Sekalipun dia yakin permaisuri hamil, dia tidak melakukannya
dengan maksud agar permaisuri memakannya.
Dia hanya ingin Kaisar dan Permaisuri sedikit merasakan penghinaan
publik. Dia ingin semua orang menyadari bahwa di balik kedok manis kaisar hanya
ada racun.
Meskipun ini juga bukan hal yang baik, bukankah balas dendam ini
lebih ringan dibandingkan dengan apa yang diderita putrinya karena dikurung di
rumah terpencil seperti binatang?
Ini tidak lebih dari perselisihan biasa antara bangsawan
masyarakat tinggi. Namun, kaisar yang kejam ini mengancam akan membunuh seorang
manusia untuk meredakan ketidaksenangannya yang sesaat.
'Bagaimana dia bisa begitu acuh tak acuh dengan nyawa manusia?'
Bagi Duke Zemensia, yang terbiasa dengan raja terdahulu yang sabar
dan baik hati, Kaisar Heinley tampak seperti seorang tiran keji yang akan
menghancurkan negara.
Dia lebih suka Heinley menggunakan pedang. Tetapi kaisar ini malah
memaksanya untuk menggunakan pedang dan memilih siapa yang akan dia tikam.
Bukankah itu kejam?
Ketika mata mereka bertemu, sudut mulut kaisar sedikit terangkat.
Ekspresi Duke berubah.
Dengan wajah itu, Kaisar membuat orang berpikir, 'Yang Mulia
terlalu lembut.'
Dengan wajah itu!
Tetapi Sang Duke harus memilih. Dia harus memilih antara
mengorbankan Christa atau keluarganya.
“Surat itu… tidak ditulis olehku.”
Matanya memerah karena marah.
"Sayang sekali."
Kaisar Heinley berbisik pelan, "Ini benar-benar disayangkan,"
dan mendorong patung di atas meja dengan satu tangan.
Patung itu hancur berserakan di lantai.
***
Ayahku, yang akhirnya berhenti menangis, sekarang benar-benar
fokus memilih hadiah untuk bayiku.
Tahu-tahu, desainernya sudah ada di sini, dan pakaian-pakaian bayi
yang modis memenuhi ruangan. Ada banyak juga album desain baju bayi.
Saat aku mengamati pakaian itu dengan cermat, aku hampir tidak
berhasil melepaskan diri dari godaan yang menyelimutiku.
Karena dokter istana memberitahuku untuk beristirahat dengan baik,
sekarang aku tidak melakukan apa-apa. Kemarin juga sama. Tapi itu membuatku
merasa tidak enak karena Heinley bekerja sementara aku bersenang-senang.
"Yang Mulia ada di dalam?"
Namun, ekspresi McKenna di depan kantor itu aneh. Ketika dia
melihatku, dia gugup dan tersenyum canggung.
“Yah, Yang Mulia sangat sibuk saat ini. Beliau tampaknya punya
banyak pekerjaan. Hmm… Omong-omong, kehamilannya sudah diumumkan. Hah… Apa itu?
Apakah itu pakaian Yang Mulia Heinley?”
"Ini pakaian bayi."
“Oh, pakaian bayi ukurannya mirip dengan Yang Mulia Heinley. Anda
mengerti maksud saya, bukan? Saat dia dalam wujud burung.”
Tidak, aku pikir Heinley lebih besar. Bagaimanapun, perbandingan itu
tidak masuk akal meski demi berpura-pura.
'Kenapa dia bertingkah seperti ini?'
Ketika aku melihat pria yang keluar dari pintu kantor beberapa
saat kemudian, aku tahu jawaban dari pertanyaan itu.
Duke Zemensia …
Itu karena ayah Christa, pria yang kemarin mengecam kami di depan
umum karena menyembunyikan fakta bahwa aku hamil dalam upaya membuat jebakan
bagi para bangsawan.
McKenna khawatir aku akan bertemu dengannya.
Duke Zemensia, yang melangkah gontai, melihat ke arahku.
Matanya tertuju padaku, dan pada keranjang pakaian bayi yang
kupegang.
Kemudian tatapannya berubah sengit dan matanya yang besar
menyipit.
Dia menatapku seolah-olah aku adalah musuh yang telah mengusir
Christa. Begitu McKenna terbatuk, dia mengibaskan jubahnya dengan kuat dan pergi
dengan enggan.
Viscount Langdel, yang berdiri di belakangku, berkata dengan suara
rendah,
“Tatapannya tidak bagus. Kami perlu memperkuat penjagaan Anda
untuk saat ini, Yang Mulia.”
"Ya…"
Aku ingin tahu apakah Heinley menekannya dengan keras gara-gara
kemarin. Ekspresinya menjadi sangat ganas dalam sehari.
Saat aku melihat punggungnya yang menjauh, Heinley juga keluar
dari kantornya.
“Ratuku!”
Memanggilku dengan sayang, dia bergegas ke sisiku, mengeluarkan
pakaian yang ada di keranjang, dan bertanya padaku.
"Apakah ini milikku?"
Apa yang sedang terjadi? Apa yang Heinley bicarakan dengan Duke hingga
membuat semua orang bertingkah aneh?
***
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan
dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
Ingin
memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover
No comments:
Post a Comment