Wednesday, March 30, 2022

Trash of the Count’s Family (#57)




Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 57: Sedang Berpikir (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale menanggapi kata-kata Toonka dengan menunjuk ke Toonka dan berujar.

"Memangnya kamu dan krumu tidak sama gilanya karena mencoba menjungkirbalikkan segalanya?"

Senyum Toonka akhirnya berubah menjadi tawa.

"Hahahaha-"

Tawanya sangat keras hingga bergema di sekitar pulau. Setelah beberapa saat, Toonka akhirnya berhenti tertawa dan mulai menggelengkan kepalanya seraya menanggapi Cale.

"Tidak. Tidak juga."

Dia berhenti tertawa dan memelototi Cale dengan dingin.

"Kami sama sekali tidak gila."

Cale tahu bahwa Toonka akan merespons seperti itu. Toonka yakin bahwa non-penyihir adalah pilihan yang tepat untuk masa depan Kerajaan Whipper. Dia akan membuktikannya dengan hasil nyata.

"Tentu saja. Aku juga tidak gila."

Toonka perlahan mengamati Cale, yang mengatakan bahwa dia juga tidak gila. Setelah mengamati Cale sebentar, dia akhirnya mulai berbicara.

“Datanglah sendiri untuk membelinya.”

Toonka tidak berkata dia tidak akan menghancurkan Menara Sihir atau dia tidak berencana menghancurkannya.

“Memang itu rencanaku.”

Cale menduga bawahan Toonka tidak akan membantah keputusan yang Toonka buat sendiri agar Cale datang untuk membeli Menara Sihir.

Kerajaan Whipper adalah sumber perangkat sihir terbesar di Benua Barat. Itu berarti tidak salah jika mengatakan bahwa uang kerajaan berasal dari para penyihir dan perangkat sihir.

Uang akan menjadi masalah terbesar setelah faksi non-penyihir memenangkan perang saudara. Malahan, mereka ingin menyingkirkan semua jejak sihir di Kerajaan Whipper.

Cale mengincar momen itu.

‘Putra mahkota akan menyukainya karena alasan yang berbeda.’

Menara Sihir yang menurut Toonka dan krunya tidak menyisakan apa pun lagi sebenarnya menyimpan harta karun yang sangat diinginkan oleh para non-penyihir.

"Tapi bagaimana kamu tahu aku bagian dari faksi non-penyihir?"

Haaahhh.

Cale kembali menghela napas panjang mendengar pertanyaan Toonka. Itu membuat Toonka tersentak, dan Cale tidak melewatkan momen itu untuk menjawab.

“Kamu seseorang dari Kerajaan Whipper yang saat ini berada di ambang perang saudara. Lalu kamu tampak seperti akan membunuhku jika aku mengatakan aku seorang penyihir. Siapa yang tidak akan menebak kamu dari faksi non-penyihir?”

"…Kurasa begitu?"

Cale berpaling dari Toonka setelah mendengar tanggapannya. Cale sedang memikirkan bagaimana Toonka bisa begitu bodoh secara nalar tapi juga begitu tajam dan cerdas secara naluriah dalam pertempuran.

Namun, Toonka tampaknya menjadi lebih tertarik, dia pun mendekati Cale.

“Kenapa kamu kemari?”

Toonka tidak berhenti mendekat meski mendengar pertanyaan blak-blakan Cale.

“Kelihatannya kamu akan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Aku ingin menontonnya.”

Dia benar-benar memiliki insting yang sangat hebat. Cale mengibaskan tangannya.

“Pergi saja ke sana dan bermain dengan pusaran air. Aku sibuk."

"Apa kamu beneran bangsawan?"

Toonka terus mengagumi Cale. Menurut Toonka, bangsawan yang bernama Amiru cukup santai untuk ukuran seorang bangsawan, tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan orang yang sekarang ada di hadapannya ini. Berbicara informal kepada seorang bangsawan biasanya akan menimbulkan banyak masalah, tetapi Toonka mau tidak mau berbicara informal kepada bangsawan di depannya.

“Aku memang seorang bangsawan. Sama seperti kamu yang seorang pejuang.”

Cale menanggapi dengan santai dan melihat sekeliling. Ada banyak hal yang harus dia lakukan hari ini. Pada saat yang sama, dia mendengar suara Toonka datang dari belakangnya.

"Menarik."

Cale mengerutkan kening dan pura-pura tidak mendengar Toonka. Dia lalu melepaskan perisai peraknya. Sayap-sayap perak muncul di samping perisai dan berkibar ringan. Pada saat itu, suara Naga Hitam terdengar di kepala Cale.

- Aku sangat tajam.

Tubuh Cale mulai melayang. Naga Hitam menggunakan sihirnya dengan tepat. Cale memutuskan untuk mengurus pusaran air lainnya terlebih dahulu.

“Bob.”

Cale memanggil nama alias Toonka. Bob masih merupakan nama resmi Toonka bagi semua orang saat ini.

"Apa?"

“Kau tahu semua ini rahasia, kan?”

"Tentu saja. Aku lebih suka menyimpan semua hal menyenangkan untuk diriku sendiri.”

Toonka yang menyeringai benar-benar tampak gila. Fisik, rambut, dan senyumnya membuatnya terlihat semakin menakutkan karena hari sudah gelap. Cale melayang ke udara dan mulai berbicara.

“Aku akan mencarikan kapal dan kru untukmu. Bukankah kamu harus cepat pulang?”

"Oh? Terima kasih."

Cale melambaikan tangannya ke arah Toonka yang bingung dan menuju ke awan-awan.

"Menanglah. Kamu bisa melakukannya."

Itulah satu-satunya cara bagi Cale untuk mendapatkan keuntungan darinya.

Cale berbalik ke sebuah pulau dengan pusaran air lain. Pada saat itu, dia bisa mendengar tawa keras Toonka. Tawanya lebih keras dari sebelumnya.

"Hahahaha!"

‘Apa b*jingan itu selalu tertawa?’

Cale bertanya-tanya saat dia tengah menuju ke pulau lain. Toonka menyaksikan Cale terbang sebentar lantas berpikir bahwa pusaran air tidak lagi menyenangkan, dan kembali ke kediamannya. Namun, Cale tidak tahu apa yang dilakukan Toonka

Sebaliknya, dia mulai berbicara dengan Naga Hitam.

"Apa kamu tahu kapan aku paling marah?"

- Kapan?

Naga Hitam bisa melihat senyum santai di wajah Cale.

“Ketika aku membuang sesuatu dengan harga murah karena aku pikir itu sampah, tapi ternyata adalah emas. Terutama ketika aku sangat membutuhkan emas itu.”

Sudut bibir Naga Hitam mulai berkedut.

- Aku belajar sesuatu yang bagus.

"Tidak. Masih ada lagi.”

- Lagi?

"Ya."

Cale melanjutkan dengan santai.

“Ini bahkan lebih buruk ketika aku harus membayar lebih dari harga yang pantas untuk membeli emas itu kembali.”

– …Itu pasti menyebalkan.

Cale menanggapi dengan senyum jahat dan mulai mengurus apa yang perlu dia lakukan. Dia mendarat di pulau berikutnya.

“Tidak ada seorang pun di sini.”

Cale meletakkan kedua telapak tangannya di tanah begitu Naga Hitam memastikan bahwa tidak ada seorang pun di sini.

Bum.

Cale bisa merasakan jantungnya berdetak kencang.

'Vitalitas Jantung benar-benar memperkuat Suara Angin.'

Cale bisa merasakan kekuatan angin bertiup dari kakinya ke telapak tangannya.

Semua itu terjadi kurang dari sedetik.

Swiiiiiiish.

Angin menderu di kedua telapak tangan Cale. Cale kemudian menggabungkan dua angin puyuh menjadi satu.

Sssssssss.

Kedua angin puyuh bergabung dengan suara mendesis dan mulai menghasilkan panas. Namun, karena tuan mereka sama, mereka akhirnya menjadi satu dan menjadi bola angin puyuh yang jauh lebih besar. Cale kemudian melayangkan bola itu ke udara.

Bum!

Dia kemudian membanting bola dengan Perisai Anti-Hancur. Bola angin itu jatuh ke pusaran air di bawah laut.

Swiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiish-

Bola angin dan gasing angin di dalam pusaran air mulai bercampur.

Cale berpaling dari pusaran air dan melayang kembali dengan sihir Naga Hitam. Kini pusaran air itu akan bertahan setidaknya selama enam bulan. Cale akan bisa merasakannya jika itu menghilang dalam waktu kurang dari setahun, dan akan menentukan apa yang harus dia lakukan pada saat itu.

"Ayo kita pergi ke pulau berikutnya."

Sayap Naga Hitam bergelebar begitu dia meningkatkan kecepatannya. Cale terus melemparkan bola angin ke pusaran air lantas bergerak untuk mengumpulkan air genangan bertuah.

Keesokan harinya, Cale berada di pelabuhan pagi-pagi sekali.

“Bob.”

Dia memperkenalkan Toonka ke kru kapal. Toonka menatap mereka sebentar lantas mulai berbicara.

“Datanglah setelah dua bulan. Dunia akan berbeda.”

Cale mulai berpikir bahwa dia sama sekali tidak boleh pergi ke Kerajaan Whipper dalam dua bulan ke depan. Dia bisa melihat kegembiraan di mata Toonka dan tahu bahwa dia akan mengamuk membabi buta.

“…Cepat pulang sana.”

Cale perlahan menjauh dari Toonka dan melihat ke arah kru untuk mendesak mereka pergi. Toonka memperhatikan Cale dan ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Apakah kamu lemah?"

"Ya."

Toonka tampak sangat bingung setelah mendengar jawaban Cale yang tajam dan lugas. Namun, dia lalu melangkah ke kapal.

“Pastikan kamu datang setelah dua bulan.”

“Ya, ya.”

Cale dengan santai melambai ke Toonka dan kemudian berpaling dari kapal. Pada saat itu, Toonka berteriak keras dari belakang Cale.

“Namaku Toonka! Jangan lupakan itu!”

Cale berbalik. Kapal berukuran sedang itu meninggalkan pelabuhan dengan matahari bersinar terang di atasnya sementara Toonka melambai padanya dari geladak.

Rasanya seperti adegan dari anime ketika karakter utama pergi. Cale mengira dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat dan berbalik badan tanpa penyesalan. Cale terus mendengar Toonka berteriak agar Cale tidak melupakan namanya, tetapi Cale berusaha tidak berbalik.

Tapi dia merasa puas hanya dengan memikirkan apa yang akan terjadi dua bulan kemudian. Dia akan bisa mendapatkan cukup uang untuk dibelanjakan seumur hidup dan juga mendapatkan cara untuk membangun kastil yang kokoh.

Cale kembali ke kediamannya untuk menyapa yang lain. Dia mulai membelai anak-anak kucing, On dan Hong, yang telah bersembunyi di dalam kediaman sejak mereka tiba di sini, dia pun mulai berujar.

"Kau tidak perlu datang menemuiku."

"Aku harus datang untuk berterima kasih dan juga meminta maaf karena membuatmu takut."

Mulut On dan Hong ternganga seraya menatap bengong ke arah Witira. Anak-anak kucing yang tidak banyak bereaksi saat melihat Paseton ini memiliki reaksi yang sama sekali berbeda terhadap Witira.

Witira mengamati ekspresi Cale lantas bertanya dengan hati-hati.

"Apa kamu merasa baik-baik saja, tuan muda Cale?"

“Eh, sama seperti biasanya.”

Cale selalu merasa prima berkat Vitalitas Jantung. Itu membuatnya merasa baik-baik saja, meskipun hanya tidur satu atau dua jam.

Dia lalu berkata kepada Witira, yang tiba-tiba berhenti berbicara, serta adik laki-lakinya Paseton yang berada di sebelahnya.

“Sudah cukup terima kasihnya. Jika kau berterima kasih kepadaku lagi, itu tidak akan terasa sungguh-sungguh. Sama dengan permintaan maaf.”

"Baiklah. Terima kasih banyak."

Cale melongo menatap Witira, yang berbicara formal kepadanya, tetapi juga sekaligus mengamatinya. Garis keturunan Raja Paus. Ini berbeda dari kepala suku Manusia Siluman lainnya, karena Raja Paus adalah orang yang menguasai separuh lautan. Hal itu menjadikan Raja Paus hampir setara dengan raja dari sebuah kerajaan.

Namun, Witira berbicara formal dan hormat kepada Cale. Dia bahkan tidak melakukannya pada Choi Han dalam novel.

'Mengapa dia menyembunyikan identitasnya, padahal dia mengungkapkan fakta bahwa dia adalah bagian dari suku Paus?'

Namun, Cale tidak mengutarakan pertanyaan di benaknya dengan keras. Cale berusaha menyembunyikan fakta bahwa dia tahu sedikit tentang Suku Paus.

“Kau baru saja berterima kasih padaku lagi.  Aku kan tidak usah.”

Cale terus berbicara dengan kedua kakak-beradik yang seolah-olah menjelma dari sebuah karya seni.

“Aku senang kalian kakak-beradik bisa bertemu kembali. Kalian bisa pergi sekarang.”

Dia telah mengirim Toonka pulang dan ingin bertemu dengan kepala wilayah Ubarr sebelum kembali ke wilayah Henituse. Tentu saja, ada hal-hal yang harus dia selesaikan di rumah, tetapi dia setidaknya bisa beristirahat sampai dia pergi ke Kerajaan Whipper.

Pada saat itulah.

"Permisi, tuan muda Cale."

Suara Witira, dan suara suku Paus pada umumnya, seindah suara peri laut yang legendaris, makhluk berbahaya yang memikat orang untuk terjun ke laut dengan suaranya yang indah.

Cale mulai merinding memikirkan makhluk legendaris itu. Dia menoleh perlahan untuk melihat Witira. Muncul firasat aneh di dalam benaknya.

“Kami memiliki musuh bebuyutan. Aku yakin kau sudah tahu karena kau menyembuhkan Paseton. Musuh kami itu adalah putri duyung.”

'Aku tahu. Aku tahu betul.

“Akan tetapi, adikku Paseton berhasil mengetahui bagaimana mereka bisa tiba-tiba menjadi lebih kuat.”

‘Apa yang dia bicarakan?’

Cale mengerutkan kening ketika Paseton menambahkan.

“Alasan putri duyung mengejarku adalah karena aku menemukan sumber peningkatan kekuatan mereka yang tiba-tiba.”

Paseton, Paus yang berdarah campuran, terbunuh saat dikejar oleh putri duyung. Ada alasan mengapa dia dikejar, dan informasi yang dia miliki sangat penting untuk perang antara putri duyung dan Paus.

"Aku dengar tuan muda berasal dari keluarga Henituse."

"…Lalu?"

Witira dan Paseton tidak langsung menjawab dan saling bertukar pandang. Tindakan itu membuat Cale semakin gugup. Witira akhirnya berbalik ke arah Cale dan mulai berbicara.

“Hutan Kegelapan. Aku ingin pergi ke sana. Tidak, aku harus pergi ke sana.”

Cale menjawab tanpa sadar setelah mendengar sesuatu yang tidak pernah dia duga.

“Wilayah kami?”

Hutan Kegelapan. Itu adalah tempat tinggal Choi Han selama puluhan tahun, serta salah satu dari lima lokasi paling berbahaya dan misterius di Benua Barat.

Itu juga tempat yang dijaga oleh keluarga Henituse demi kerajaan sejak sekian lama.

"Aku mohon. Kami juga menyiapkan kompensasi yang besar untukmu. Bolehkah kami pergi bersamamu?”

Baik si Paus besar maupun si Paus kecil, keduanya menatap Cale dengan tulus. On dan Hong mengetuk lutut Cale dengan cakar depan mereka. Itu adalah cara mereka meminta Cale untuk membawa kedua Paus itu bersama mereka. Pada saat yang sama, ada suara ketukan di pintu, lalu pintu pun terbuka. Itu adalah si anak Serigala, Maes.

"Tuan muda, ini teh dan makanan ringan Anda."

Dua anak Serigala lainnya datang dengan nampan dan teko. Beacrox berada di luar pintu menuntun mereka.

– Aku jauh lebih tampan dan cantik.

Cale mendengar Naga Hitam bergumam lantas memejamkan matanya. Dia merasa seperti sedang berdiri di tengah pusaran air yang kacau balau.

“Umm, tuan muda?”

Cale mengangkat tangannya ke arah Witira yang bertanya dengan hati-hati, yang membuat Witira berhenti berbicara. Begitu anak-anak Serigala pergi dan ruangan menjadi sunyi lagi, Cale perlahan membuka matanya kembali.

Dia tampak sangat tenang dengan punggung disandarkan ke sofa, saat dia duduk dengan rambut merahnya yang terlihat berantakan namun elok. Akan tetapi, sebaliknya, pupil cokelat tua Cale terlihat sangat dalam hingga ujungnya tidak terlihat.

Witira dan Paseton menatap mata Cale ketika mereka mendengar suaranya yang tenang.

"Pertama, jelaskan semuanya padaku."

***

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 56                  

>>>             

Chapter 58

===

Daftar Isi 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover


No comments:

Post a Comment