Monday, March 29, 2021

Trash of the Count’s Family (#35)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 40 - 41)

Chapter 35: Berdiam Diri (2)

 

Rosalyn tersenyum.

“Aku dengar kau pembuat onar, tapi kurasa itu bohong.”

Hampir seketika itu juga Rosalyn berhenti menggunakan nada bicara formal, seperti yang Cale duga. Meskipun kebanyakan orang mungkin tidak tahu bagaimana rupa putri dari kerajaan lain, tapi lain halnya dengan bangsawan.

Bangsawan tingkat rendah mungkin kesulitan mengumpulkan informasi, tapi pada tingkat seorang Count, seperti keluarga Henituse, memiliki informasi tentang bangsawan dan keluarga kerajaan dari negara tetangga adalah pengetahuan dasar. Menjadi bangsawan itu bukan sekedar bermain-main dan bersenang-senang.

Cale membalas ucapan Rosalyn.

“Memang benar saya terkenal sebagai pembuat onar. Akan tetapi, seorang mage harus membuat penilaian mereka sendiri berdasarkan panca indera mereka.”

“Kau benar, tuan muda Cale. Kami hanya percaya pada hal-hal yang kami alami sendiri.”

Cale berpikir cara bicara Rosalyn agak aneh. Dia berbicara informal kepadanya sebagai seorang putri kerajaan, tapi ketika dia mengacu ke dirinya sebagai bagian dari komunitas mage dengan menggunakan sebutan ‘kami’, dia berbicara secara formal.* Identitasnya sebagai mage tampak sangat penting baginya.

“Tapi putri-nim.”

“Rosalyn.”

Kelihatannya dia tidak suka diperlakukan seperti seorang putri kerajaan.

“Okelah kalau begitu. Nona Rosalyn, apa Anda sudah selesai bertanya?”

“Ya. Sudah.”

Dia menjawab sambil tersenyum.

“Tuan muda Cale, sepertinya Anda tidak ingin terlibat dengan saya?”

Walaupun Cale tahu dia putri kerajaan, dia hanya memberitahunya untuk tinggal di sini semaunya lalu pergi. Rosalyn tidak menganggap itu kurang sopan atau apa. Malahan, dia lebih suka seperti ini. Jika dia menginginkan perlakuan khusus, dia pasti sudah mengungkap nama panjang dan identitasnya seketika itu juga.

Nanun, dia tidak ingin diperlakukan begitu. Lagi pula, dia merasa berterima kasih pada Cale karena sudah memberitahunya tentang kondisi Lock.

“Benarkah? Saya hanya bersikap begitu karena kelihatannya putri-nim lebih suka seperti ini.”

‘Bohong.’

Rosalyn menganggap perkataan Cale hanya sebagai alasan semata.

Seorang manusia yang bepergian bersama seekor naga. Dia dikenal sebagai pembuat onar oleh publik, tapi pada kenyataannya dia tidak seperti itu. Dia bisa dengan mudah mengungkap keberadaannya jika dia benar-benar ingin.

Dia berterima kasih pada Cale, yang tersenyum seolah-olah dia tidak tahu apa-apa.

“Tampaknya kau belum memberitahu keluarga kerajaan Roan. Terima kasih banyak.”

“Bukan masalah. Hal seperti itu harus berdasarkan keinginan orang yang bersangkutan sendiri.”

Cale berpikir putra mahkota akan menerobos masuk ke kediaman ini jika Cale melaporkannya ke istana.

“Kau benar, tuan muda Cale. Aku tidak ingin mengungkap jati diriku. Jika kerajaan ini membuatmu dalam masalah di masa mendatang, tolong beritahu mereka bahwa aku yang memintamu melakukannya. Aku akan mengirim pengantar pesan untuk mendukung ceritamu.”

“Mengerti.”

“Terima kasih sudah mengizinkanku tinggal di sini. Aku akan mengurus urusanku dan tidak akan membuatmu dalam masalah.”

‘Tidak membuatku dalam masalah.’

Cale berterima kasih pada Rosalyn, yang memberinya jawaban yang paling ingin dia dengar.

“Terima kasih banyak.”

“Tidak perlu khawatir, memang harusnya begitu.”

Rosalyn menolak ucapan terima kasih Cale lantas lanjut menyantap makanannya. Cale dan Rosalyn, mereka berdua tidak perlu berbicara lagi. Rosalyn hanya melirik si naga sesekali.

Mau tidak mau dia melakukannya. Sebagai mage, tatapannya terus mengarah pada si naga. Naga itu berhenti memakan sosis yang awalnya diperuntukkan bagi Cale lantas berpaling dan melihat Rosalyn. Setelah dari tadi mengabaikan lirikan Rosalyn, dia akhirnya berbicara.

“Makan makananmu sendiri. Ini punyaku.”

Naga Hitam menarik piring sosis ke dekatnya. Cale dengan santai menumpuk lebih banyak makanan ke piring itu untuk si naga. Naga Hitam itu ketagihan pada rasa steik, yang berbeda dari makan daging mentah, serta  makanan lain yang beraneka ragam di atas meja.

Rosalyn melirik Cale, dan Cale dengan sembunyi-sembunyi mengangkat empat jarinya tanpa sepengetahuan si naga. Empat tahun. Rosalyn tersenyum menyadari arti pesan Cale, dan menjawab si naga.

“Ya, naga-nim. Saya tidak akan berani mengincar makanan Anda.”

Naga Hitam itu kembali makan, begitu juga dengan Rosalyn dan Cale.

Itu adalah suasana makan yang tenang dan damai.

Setelah selesai, Cale naik ke atas kereta untuk pergi menemui bangsawan Wilayah Timur Laut. Bangsawan Wilayah Timur Laut hanya terdiri dari 10 keluarga bangsawan. Jumlahnya lebih jika kamu memasukkan baron dan di bawahnya, tapi pilar Wilayah Timur Laut adalah ke-10 keluarga ini. Dari 10 keluarga itu, tiga orang yang akan Cale temui hari ini berasal dari tiga keluarga yang dekat dengan keluarga Henituse sejak lama.

“Sungguh dilema.”

Itu sebabnya Cale merasa khawatir. Choi Han yang menemaninya sebagai penjaga, hati-hati bertanya.

“Apanya? Jika saya bisa membantu, silakan beritahu saya.”

“Bukan apa-apa. Kamu tidak perlu tahu.”

Cale menjawab singkat lantas mulai berpikir lagi. Choi Han mengamati Cale dan ikut merasa cemas. Ini pertama kalinya Choi Han melihat Cale secemas ini.

Cale tidak tahu harus melakukan apa.

Keributan macam apa yang harus dia perbuat agar terlihat seperti pembuat onar?

Cale menyadari setelah terjerat beban berat seperti Choi Han dan Naga Hitam. Dia merasa dilema tentang bagaimana cara hidup sebagai pembuat onar.

Bangsawan Wilayah Timur Laut pasti pernah melihat tingkah onar Cale di masa lalu. Mereka juga pasti sudah mendengar berita tentang perbuatan onar Cale di wilayah Henituse. Itu sebabnya dia harus jadi lebih waspada, tidak, dia harus lebih berulah lagi.

“Hmm.”

Cale melihat kedua tangannya. Bertingkah seperti orang brengsek? Itulah cara agar terlihat sebagai pembuat onar paling buruk. Sementara Cale berpikir tentang apa yang bisa dia lakukan untuk bertingkah buruk, kereta kuda itu berhenti di depan sebuah kediaman. Karena semua bangsawan Wilayah Timur Laut memiliki kediaman di area yang sama di ibu kota, letaknya tidak terlalu jauh.

“Selamat datang, tuan muda Cale-nim.”

Cale melihat kepala pelayan tua yang menyambutnya di gerbang, dan melihat bangunan di belakang kepala pelayan itu.

Ini adalah kediaman Count Wheelsman. Wilayah Count Wheelsman terletak di bagian awal Wilayah Timur Laut, dan dia tidak begitu berkuasa maupun sangat kaya. Itulah mengapa dia bisa membangun hubungan dekat dengan Count Henituse di Wilayah Timur Laut, di mana tidak terdapat Duke atau Marquis. Count Henituse menyukai pertemanan ini karena, bagi seseorang seperti dia, yang wilayahnya terletak jauh di pelosok Wilayah Timur Laut, mengenal seseorang yang wilayahnya dekat dengan ibu kota sangatlah bermanfaat.

Cale memikirkan tentang penerus Count Wheelsman.

‘Eric Wheelsman.’

Wakil kepala pelayan Hans telah hati-hati menasihati Cale sebelum dia berangkat ke pertemuan ini.

‘Tuan muda, memiliki hubungan baik dengan tuan muda Eric memang hal yang bagus, tapi saya membicarakan ini untuk bertanya apakah menurut Anda tidak bersikap terlalu dekat satu sama lain di depan bangsawan lain di pertemuan itu adalah tindakan yang lebih cerdas.’

Hal itu membuat Cale tahu bahwa Eric dan pemilik asli tubuh ini sangatlah dekat. Akan tetapi, informasi tentang Eric dari laporan informasi bangsawan menggambarkan Eric sebagai orang baik yang sedikit kaku.

“Tuan muda Cale, bolehkah saya mengantar Anda ke dalam?”

“Tentu.”

Cale mengikuti kepala pelayan tua ke dalam kediaman Wheelsman.

Eric Wheelsman, Gilbert Chetter, dan Amiru Ubarr. Mereka bertiga ada di dalam kediaman. Cale masih memikirkan tentang bagaimana dia harus bersikap di depan mereka seraya masuk ke dalam.

Pada akhirnya, dia justru tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.

“Cale. Setidaknya kau masih mendengarkan hyung ini. Benar, kan?”

Raut wajah Cale tampak bingung. Eric Wheelsman mendorong kacamatanya naik setelah melihat ekspresi Cale. Saat ini, Cale duduk di meja dengan dikelilingi tiga orang bangsawan seolah dia sedang diwawancara.

‘Ini aneh.’

Tapi suasananya lebih seperti mereka sedang menghiburnya daripada mewawancarainya. Eric Wheelsman lantas berbicara.

“Bukankah kau juga berpikir itu menjengkelkan?”

Putri Viscount Ubarr Amiru dan putra Baron Chetter Gilbert menukas.

“Dia benar. Tuan muda Cale, aku dengar kau tidak menyukai formalitas yang menjengkelkan.”

“Tuan muda Cale, menganggap sesuatu itu menjengkelkan tidaklah salah.”

Rasanya seperti mereka sedang menghibur seorang anak kecil. Pertama-tama, Cale merespons perkataan mereka.

“Ya, itu menjengkelkan.”

“Iya kan! Apa kubilang!”

Tap.

Eric menepuk meja dengan pelan. Kelihatannya bukan karena dia sedang marah, tapi lebih seperti gerakan tidak sadar.

Dia menatap Cale, yang dulunya adalah anak kecil yang menggemaskan hingga dia tumbuh besar menjadi pembuat onar, dan perlahan melanjutkan.

“Itu sebabnya kau tidak perlu mengatakan atau melakukan apapun. Diam saja! Diam saja dan kami akan mengurus semuanya untukmu. Toh kau benci hal-hal dan formalitas yang menjengkelkan.”

Cale balas menjawab dengan ekspresi tertarik.

“Aku sangat pandai berdiam diri.”

“Huh? Kau? Ah, ya. Kau memang seperti itu. Kau sangat pandai melakukannya.”

Eric dikenal kaku, tapi dia juga tipe orang yang mengkhawatirkan segala hal. Tapi itu karena dia senang memikirkan segala hal sebelum benar-benar terjadi.

Dia berbicara kepada Cale, yang menjadi kekhawatiran terbesarnya sejak kemarin, ketika dia tahu bahwa yang datang ke ibu kota memang benar Cale. Dua orang lainnya menatap Eric seakan-akan sedang menyemangatinya.

“Beberapa bangsawan Wilayah Timur Laut lain mungkin mencoba mengganggumu. Mereka yang bersekutu dengan Marquis Stan atau Duke lain pasti akan mencoba melakukannya. Tapi satu-satunya yang kau perlu lakukan adalah diam dan kami akan mengurus semuanya untukmu. Bagaimana menurutmu?”

Inilah yang Eric paling khawatirkan. Dari 10 pilar keluarga, hanya keempat keluarga ini yang tidak bersekutu dengan pihak manapun. Para bangsawan lain yang bersekutu dengan bangsawan berperingkat lebih tinggi dari wilayah luar pasti ingin menawarkan seluruh kelompok bangsawan di Wilayah Timur Laut masuk ke barisan mereka.

Mereka perlu waspada, waspada, dan bahkan lebih waspada. Kelompok empat bangsawan ini harus menjadi pusat. Begitulah cara mereka menjadi faksi terkuat di Wilayah Timur Laut, dan, untuk melakukan itu, keluarga Henituse yang kaya raya tidak boleh menyebabkan masalah di ibu kota.

Eric, serta dua orang lainnya, menunggu jawaban Cale tanpa suara.

“Itu akan bagus sekali.”

Cale menjawab sambil memasang senyum lembut di wajahnya. Eric  berpikir Cale masih tampak seperti anak baik di masa lalu, asalkan dia tidak minum-minum, lalu berbicara.

“Aku juga berencana memberi salam kepada putra mahkota. Aku yakin kau menganggap ini menjengkelkan dan ingin segera minum-minum, tapi itu akan sulit. Asalkan kau melakukan salam sapaan itu, kami akan mengurus SISANYA!”

‘Oh?’

Cale menyeringai. Dia menganggap suasana ini cukup menarik. Dia mengangkat gelas anggur di depannya. Cale dapat melihat Gilbert tersentak saat melihatnya melakukan itu.

Cale berpikir ini juga aneh. Dia mungkin pembuat onar yang bermasalah, tapi karena mereka di pihak yang sama, satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah melindunginya. Dia membasahi mulutnya dengan anggur itu, lantas berkata.

“Bagus sekali.”

“Iya, kan?”

Eric tersenyum cerah sementara gelasnya memantulkan cahaya dari lampu gantung.

Cale memutuskan untuk menerima tawaran ketiga bangsawan ini agar tidak berbuat apapun dan mendapat perlindungan mereka. Dia sangat menyukai rencana ini.

“Satu-satunya yang kau perlu lakukan hanya datang, duduk, dan bersantai.”

“Bagus sekali. Kedengarannya sempurna.”

Itu tawaran yang sangat bagus, tepat seperti yang Cale sukai. Dia dengan tenang menyantap makanan di depannya, seraya berpikir dia bersyukur datang ke sini hari ini. Namun, Eric, Gilbert, dan Amiru tidak melepas kewaspadaan mereka. Cale Henituse adalah seseorang yang bahkan pernah melempar botol saat pertemuan bangsawan-bangsawan Wilayah Timur Laut ketika semuanya tampak baik-baik saja.

Mereka terutama berhati-hati karena mereka datang ke sini untuk meyakinkan putra mahkota agar berinvestasi pada wilayah pantai Timur Laut, tempat keluarga Gilbert dan Amiru bermukim.

“Anggur dari wilayah Henituse memang sangat enak.”

Tentu saja, Cale tahu tentang keinginan kedua keluarga itu untuk mengajak putra mahkota berinvestasi dari informasi yang Hans serahkan kepadanya. Keempat keluarga itu berbagi informasi satu sama lain tanpa ada rahasia. Namun, Cale tahu bahwa investasi dari putra mahkota tidak mungkin terjadi.

‘Bagaimana dia bisa berinvestasi ketika perang akan meletus dari bagian selatan Kontinen Barat? Meskipun mungkin akan beda cerita jika investasi itu tentang angkatan laut.’

Keempat bangsawan itu berbincang-bincang sesekali seraya meneruskan santapan mereka. Ketiga bangsawan itu tampak sedikit rileks setelah Cale menyelesaikan acara makan itu tanpa membuat keributan.

Mereka semua merasa cukup puas dengan pertemuan ini.

***

Cale beristirahat sebentar setelah pulang ke kediamannya, lantas mendengar Choi Han sudah kembali, sehingga Cale memanggilnya ke kamar.

“Cale-nim, Anda memanggil saya?”

“Penginapan itu?”

“Baik-baik saja. Untunglah, anak-anak itu penuh semangat.”

Cale berubah pucat setelah memikirkan 10 anak Suku Serigala yang penuh semangat. Sebaliknya, Choi Han tampak lebih rileks dan bahagia.

“Jadi tidak ada hal lain yang perlu dilakukan?”

“Ya?”

Cale menganggukkan kepala lantas berdiri. Baru saat itulah Choi Han menyadari Cale tidak memakai piama atau bajunya yang biasa. Dia memakai baju yang sangat kasual.

Cale berjalan melewati tempat tidurnya seraya berkata.

“Aku akan berbaring di tempat tidur, jadi pergi beritahu Hans dia bisa berhenti berdiri di luar pintu dan pergi tidur. Dia akan pergi bahkan tanpa menengok sedikitpun.”

Choi Han menatap jendela beranda yang terbuka. Malam itu langit cerah. Dia lalu bertanya pada Cale.

“Apa Anda akan keluar?”

“Ya.”

Cale menjawab sambil tersenyum.

“Aku membiarkan beranda terbuka seperti sebelumnya, jadi datanglah ke kamarku.”

“Saya mengerti.”

Sorot mata Choi Han berubah. Dia teringat pada apa yang Cale katakan kemarin. Cale berkata dia akan memberitahu Choi Han bagaimana mencari mage peminum darah itu.

“Apakah hanya kita berdua, tanpa On atau Hong?”

Choi Han bertanya dengan ekspresi serius, tapi sebuah jawaban datang dari tempat lain.

“Aku juga akan pergi.”

Naga Hitam melepas sihir menghilangnya dan masuk melalui jendela beranda. Choi Han menatap Naga Hitam lantas menoleh kembali ke Cale. Cale menjawab dengan nada yang bahkan lebih santai dari sebelum-sebelumnya.

“Kita bertiga akan pergi.”

_____________________________

* Bahasa Korea memiliki gaya Bahasa formal dan informal yang khas, sehingga sulit untuk diterjemahkan dengan tepat ke dalam Bahasa Indonesia.

 

***

Proofreader: Tsura

 

 <<<

Chapter 34                   

>>>             

Chapter 36 

===

Daftar Isi 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment