Sunday, May 30, 2021

Remarried Empress (#200) / The Second Marriage (Ep. 103 part 2 - Ep. 104 part 1)

 


Chapter 200: Membalas Kebaikan Navier (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Delise meninggalkan kamar Rashta membawa piring-piring kotor. Dalam perjalanan, dia bertemu Arian, pelayan Rashta lainnya.

Berbeda dengan Delise yang baru pertama kali bekerja sebagai pelayan, Arian sangat berpengalaman. Dia selalu bersedia membantu Delise yang memiliki banyak kekurangan dan seringkali melakukan kesalahan.

“Erm… Arian,” katanya. Karena mereka memiliki hubungan seperti ini, Delise memutuskan untuk memberi tahu Arian tentang apa yang baru saja terjadi untuk meminta nasihat, "Sepertinya Rashta marah kepadaku karena aku mengekspresikan diri dengan buruk."

"Betulkah?"

"Iya. Jadi tentang liburan singkat yang akan aku lakukan sore ini… Haruskah aku tetap pergi? Bukankah dia akan lebih marah jika aku pergi berlibur di tengah situasi ini?"

Arian tersenyum tipis melihat ekspresi khawatir Delise.

“Saat persiapan pernikahan sedang ramai-ramainya, kita akan lebih sibuk. Sibuk dengan persiapan pernikahan, sibuk selama acara berlangsung, bahkan semakin sibuk setelah acara pernikahan. Kita akan bekerja keras selama beberapa bulan, jadi pergilah dan nikmati sejenak waktu istirahatmu."

Delise sedikit lega setelah mendengar nasihat baik itu  dan menjawab, "Ya."

Saat malam tiba, meskipun dia masih khawatir, dia memercayai Arian dan kembali ke rumah sesuai rencana semula.

Dia tinggal di ibu kota, jadi rumahnya tidak terlalu jauh. Kakak Delise, Joanson, dengan antusias menggoda adiknya ketika dia kembali setelah sekian lama.

“Kenapa wajahmu jadi lebih murung padahal kamu bekerja di istana kekaisaran? Semua orang di istana kekaisaran wajahnya berseri-seri, kenapa adik perempuanku malah lesu?"

Tapi saat wajah Delise berubah sangat murung, Joanson bertanya dengan heran, "Ada apa? Apakah pekerjaanmu terlalu berat?”

“Tidak, bukan itu…”

Delise ragu-ragu sebelum mengakui secara garis besar tentang apa yang terjadi dengan Rashta.

"Rashta sepertinya marah padaku."

"Mengapa?"

"Aku mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, tapi suasana hatinya memburuk karena itu."

“Apakah kamu mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kamu katakan?”

“Sepertinya begitu…”

“Dia pasti hanya sedang sensitif saat itu. Mau bagaimana lagi. Tunggu saja dan itu akan berlalu.”

"Ck. Aku tahu. Tapi kalau tidak. Apa ada cara lain?”

“Jangan khawatir. Jangan khawatir tentang itu."

Delise mendecakkan lidahnya berulang kali, marah karena kakaknya tidak memihaknya, dan kemudian bertanya dengan cemberut, "Apakah kamu sangat menyukai Rashta ketika kamu bertemu dengannya sebelumnya?"

Joanson adalah jurnalis rakyat jelata yang dibawa Duke Elgy untuk mewawancarai Rashta.

Delise bertanya karena dia juga tahu bahwa saudara laki-lakinya dan Rashta telah bertemu.

Joanson mengakuinya dengan wajah bahagia, "Ya. Rashta berkata bahwa dia akan berada di pihak rakyat jelata tanpa rasa takut, dan dengan sangat bangga, seolah-olah dia tidak peduli dengan pendapat para bangsawan."

“Serius?”

"Iya. Dia orang yang luar biasa. "

“…”

“Para bangsawan mungkin mengabaikannya. Meskipun dia adalah seorang bangsawan sekarang, dia tumbuh sebagai orang biasa. Dia akan menjadi harapan rakyat jelata. Dia menyatakan begitu."

"Yah…

“Jadi, sebagai saudara, kita harus mendukungnya dia dari dalam dan luar. Oke, Delise?”

Joanson berbicara dengan mata berbinar, kelihatan jelas dia sangat menyukai Rashta.

Delise khawatir dengan suara sarkastik Rashta, tapi akhirnya setuju, "Baiklah."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Apa yang akan Yang Mulia lakukan jika Kekaisaran Timur dan Kerajaan Barat suatu hari bersaing untuk mendapatkan keuntungan?

Kemarin. Jurnalis Mondrae menanyakan pertanyaan provokatif ini kepadaku.

Aku menjawab, "Itu akan sangat jarang, tetapi bahkan jika itu terjadi, itu bukanlah sesuatu yang bisa saya pilih."

Ini mungkin tampak seperti jawaban yang mengelak, tapi itulah kebenarannya. Seorang Ratu atau Permaisuri terutama bertanggung jawab atas urusan internal. Meskipun aku telah berencana untuk mengundang Grand Duke Kapmen ke sini untuk memimpin perdagangan antarbenua, aku rasa ini bukan pertanyaan, 'berpihak ke mana', seperti yang coba ditonjolkan oleh jurnalis itu.

Meskipun akan sangat disayangkan bagi Kekaisaran Timur nantinya, Sovieshu-lah yang memutuskan negosiasi dengan Grand Duke Kapmen sejak awal.

Namun demikian, pertanyaannya menyebabkan pergolakan kecil dalam diriku.

Aku merenung sejenak, sampai kabar baik itu datang.

Itu adalah berita tentang Laura dan Countess Jubel, dayang-dayangku dari Kekaisaran Timur.

“Mereka tiba di Kerajaan Barat?”, tanyaku.

Rose menjawab, “Ya, Yang Mulia. Mereka akan datang berkunjung secepatnya."

Berita yang dibawa Rose membuat jantungku berdegup kencang. Bahkan sulit untuk berkonsentrasi pada buku yang asyik aku baca selama beberapa hari terakhir ini. Tentu saja, aku menyukai Rose dan Mastas, tetapi aku punya rasa sayang khusus pada Laura dan Countess Jubel karena tahun-tahun yang kami habiskan bersama. Mereka bahkan ada untukku ketika aku melalui waktu tersulit…

Jadi aku ingin melihat mereka segera.

Ketika mereka berdua datang menemuiku beberapa jam kemudian. Kami berpelukan dan berbagi kasih sayang yang dalam di negara yang jauh ini.

"Saya terlambat karena orang tua saya tidak ingin saya datang," kata Laura.

“Saya sedikit terlambat karena saya memiliki banyak hal yang harus diselesaikan, Yang Mulia Permaisuri,” Countess Jubel, yang memanggil saya Yang Mulia Permaisuri, mengangkat alisnya dan bergumam, “Oh tidak.” sebelum menambahkan, "Sekarang Yang Mulia Ratu, kan? Saya belum terbiasa dengan itu."

'Kamu bisa memanggilku 'Yang Mulia Permaisuri' lagi setelah acara pernikahan,' kata-kata ini hampir keluar dari mulutku, tetapi aku menahan diri dan tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun.

Heinley memintaku untuk merahasiakan ini. Hanya sedikit orang yang mengetahuinya, dan itu akan diungkapkan kepada semua orang di acara pernikahan.

“Selamat datang, Nona Laura, Countess Jubel.”

Mereka berdua memelukku berulang kali, senang melihatku, dan akhirnya menyapa Rose dan Mastas juga.

Pertukaran salam yang canggung di antara mereka berempat agak lucu untuk ditonton.

Terutama Mastas yang tidak terbiasa berinteraksi dengan wanita bangsawan. Sayangnya dia membeku.

Tetapi begitu dia menyadari bahwa Laura sangat riang dan ceria, dia mulai berbicara tanpa kesulitan. Rose juga tampaknya cocok dengan kepribadian Countess Jubel.

Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, aku meratapi semua hal buruk yang terjadi satu demi satu sejak kemunculan Rashta.

Sebaliknya, hal-hal baik secara mengejutkan terjadi satu demi satu sejak aku tiba di Kerajaan Barat.

Sekitar sore hari. Seseorang datang mengunjungiku dan aku senang melihatnya.

“Duchess Tuania!”, aku tersentak.

Itu adalah Duchess Tuania, yang aku harap bisa kubawa ke sini melalui wawancara.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 199                   

>>>             

Chapter 201

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment