Sunday, May 23, 2021

Remarried Empress (#199) / The Second Marriage (Ep. 102 part 2 - Ep. 103 part 1)

 


Chapter 199: Titik Puncak (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Hatiku dipenuhi dengan begitu banyak kegembiraan sehingga aku menggenggam seprai begitu bangun tidur dan membentangkannya berulang kali.

Faktanya, semua orang bertanya-tanya mengapa Kerajaan Barat tidak memproklamasikan dirinya sebagai Kekaisaran. Aku juga tidak tahu jawabannya.

Namun, semua orang meyakini bahwa Kerajaan Barat memiliki kekuatan dan kekayaan untuk menjadi Kekaisaran.

Jantungku berdegup kencang, hari pernikahan kami akan menjadi saat Kerajaan menjadi Kekaisaran. Tak diragukan lagi, peristiwa ini akan terukir dalam sejarah. Sungguh luar biasa mengetahui bahwa aku akan menjadi bagian dari sejarah itu. Sungguh menakjubkan dan mengagumkan melihat Heinley, yang selama ini jauh dari takhta, bergerak maju dengan cara ini.

'Aku harus menjadi permaisuri yang baik.'

Walau sebenarnya meskipun tidak menjadi kerajaan, aku tetap harus menjadi ratu yang baik.

Sebagai Permaisuri pertama yang Menikah Kembali dan Permaisuri Kekaisaran Barat pertama, aku harus lebih berhati-hati dengan tindakanku dan fokus pada peran Permaisuri.

'Tidak, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu.'

Aku buru-buru turun dari tempat tidur dan mengambil buku yang aku baca setiap hari sejak aku tiba di sini. Dalam buku ini, juru tulis Kerajaan Barat mencatat pertemuan raja selama sekitar dua puluh tahun.

Setelah beberapa saat, para dayang datang untuk membantuku berganti pakaian untuk sarapan, tetapi kecuali untuk waktu-waktu itu, aku tidak pernah berhenti membaca buku itu.

Aku begitu asyik dengan buku itu sehingga aku bahkan tidak menyadari waktu berlalu.

Rose memanggilku, “Yang Mulia. Mondrae, jurnalis dari Blue Newspaper, ingin bertemu dengan Yang Mulia Ratu.”

"Blue Newspaper?"

"Itu salah satu dari tiga surat kabar yang memiliki izin untuk mengakses istana kerajaan."

Begitu aku mendengarnya, aku tahu apa yang sedang terjadi. Tiga surat kabar yang memiliki izin untuk mengakses istana kerajaan pasti sedang bersaing satu sama lain, tetapi aku hanya memberikan dua wawancara kepada salah satu dari mereka.

Jadi wartawan ini pasti datang ke sini dalam keadaan cemas.

Masalahnya adalah… dia terlambat mewawancaraiku, jadi dia ingin menulis artikel yang sesensasional mungkin. Itu berarti kemungkinan dia akan mengajukan pertanyaan yang tidak menyenangkan.

"Apa yang ingin Anda lakukan?"

Setelah memikirkannya beberapa saat, aku menjawab, "Biarkan dia masuk."

Lagi pula aku tidak bisa menghindarinya selamanya. Rose pergi dengan wajah cemas, dan segera jurnalis bernama Mondrae masuk.

Mondrae memiliki sosok seorang pria kekar.

Melihat dia masuk dengan wajah penuh tekad, dia sepertinya sudah siap.

Namun aku menyapanya dengan senyuman seolah-olah aku tidak menyadarinya. Setelah menyapa, Mondrae memberikan beberapa pujian formal.

Aku pikir dia akan menanyakan pertanyaan yang sulit, tetapi wawancara itu dimulai dengan normal.

"Reputasi Yang Mulia dikenal luas, kami telah banyak mendengar tentang kemampuan Anda. Jadi, Yang Mulia pasti akan menjadi ratu yang baik untuk Kerajaan Barat."

Apa yang dia sembunyikan di balik kata-katanya itu?

Dia melanjutkan, "Tapi saya juga sedikit khawatir."

Ini dia.

“Reputasi Yang Mulia dapatkan sebagai Permaisuri, pada dasarnya, karena kecintaan Anda yang besar pada Kekaisaran Timur.”

“…”

Tampaknya pertanyaan sulit yang dia pilih sedikit lebih sulit dari yang kuharapkan.

Aku tidak dapat berbicara tanpa berpikir, jadi Mondrae melanjutkan dengan wajah yang sangat cemas, “Itu tidak akan menjadi masalah selama Kerajaan Timur dan Kerajaan Barat tidak berkonflik tetapi… jika kedua negara itu suatu hari nanti bersaing untuk mendapatkan keuntungan, apa yang akan Yang Mulia lakukan dalam posisi yang canggung ini?”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sovieshu gelisah, dia tidak bisa berhenti bertanya-tanya apakah surat yang dia kirim ke Navier telah sampai ke tangannya tanpa kendala.

'Apakah kesatria yang membawa surat itu tiba-tiba tersesat? Mungkinkah dia bertemu dengan bandit yang sangat kuat yang mencuri surat itu? Bagaimana jika kesatria itu tidak dapat menyerahkan surat itu karena serangan jantung mendadak?'

Sovieshu terlalu khawatir dia mungkin kehilangan surat itu. Bahkan jika bandit yang sangat kuat muncul, dia tidak akan bisa mencuri surat itu, tapi saat ini Sovieshu tidak bisa berhenti membayangkan yang tidak-tidak. Hanya membayangkan bahwa sesuatu yang buruk bisa terjadi pada surat itu membuatnya bergidik.

Dia yakin bahwa ketika surat itu sampai ke tangan Navier, semuanya akan kembali seperti semula.

Namun, meski gelisah, dia tetap harus masuk ke ruang audiensi.

'Aku pasti sudah gila'.

Dia terlanjur merasa risau, tetapi ada banyak permintaan hari ini untuk memberkati pasangan yang akan menikah.

Sovieshu tidak ingin melihat satu pun dari mereka, jadi suasananya secara alami terasa berat.

Namun, pasangan yang mengajukan permintaan ini menganggap suasana yang berat itu sebagai dampak dari wibawa kaisar.

Ini karena Sovieshu mengatur ekspresi wajahnya dengan baik dan tersenyum ramah setiap saat meskipun dia memberikan restu yang tidak tulus.

Untungnya, orang terakhir yang dia lihat di ruang audiensi hari ini bukanlah pasangan yang sedang jatuh cinta, yang akan menikah. Mereka adalah pasangan suami istri dengan seorang gadis berusia sekitar empat belas tahun.

“Gadis ini akan menjadi putri kami mulai hari ini. Kami mohon untuk memberkati gadis ini, Yang Mulia."

Sama seperti saat membawa bayi yang baru lahir untuk diberkati, mereka membawa putri angkat mereka untuk diberkati.

Kali ini, Sovieshu dengan tulus memberkati masa depan gadis itu.

Kemudian dia tiba-tiba teringat anak yatim piatu yang disponsori Navier.

Setelah menyelesaikan tugasnya di ruang audiensi, Sovieshu pergi ke koridor dan memerintahkan Marquis Karl.

"Bawa ajudan Navier ke kantor."

Saat dia pergi ke kantor dan memeriksa beberapa gugatan, dua ajudan Navier masuk.

"Kamu ajudan Navier?", tanyanya.

Kedua ajudan itu menjadi gugup karena panggilan mendadak Sovieshu, dan mereka menjadi lebih cemas ketika Sovieshu menyebutkan mantan permaisuri.

Mereka takut kaisar akan melampiaskan amarahnya kepada mereka.

"Ya, Yang Mulia."

“Ada seorang yatim piatu yang Navier asuh sendiri. Siapa yang bertanggung jawab untuk itu?"

Ketika Sovieshu menyebutkan anak yatim piatu yang diasuh Navier, salah satu ajudannya melangkah maju, bingung, "Itu adalah tugas saya, Yang Mulia."

'Mengapa kaisar menanyakan pertanyaan seperti itu?', pikir ajudan itu. Ekspresinya membeku, tidak dapat memahami situasinya.

Sovieshu meneruskan apa yang ingin dia katakan, "Gadis itu, aku mendengar mana-nya menghilang."

"Itu benar, Yang Mulia."

"Bagaimana kabarnya sekarang, bagaimana dengan tunjangannya?"

“Dia masih di Akademi Sihir, dan sejauh yang saya tahu, dia menerima tunjangan dari Duke Troby…”

"Kamu tidak lagi bertanggung jawab untuk itu?"

"Saya bekerja di departemen lain sekarang," jawab ajudan itu, memelototi Sovieshu.

Setelah perceraian Navier, otomatis dia beralih departemen. Sovieshu mengangguk dan memerintahkan, "Duke Troby tidak lagi perlu mendanai dia."

Ajudan itu terkejut dengan kata-kata Sovieshu dan langsung bertanya, "Maaf?"

“Gadis itu, tahukah kamu bagaimana rupanya?”

"Iya. Saya biasa bertemu dengannya secara berkala untuk melihat keadaannya."

"Aku ingin melihatnya, jadi bawa dia ke sini."

Ajudan itu bahkan lebih bingung.

Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa gadis itu karena Navier sangat menyukainya, jadi dia ingin mensponsorinya secara langsung.

Namun, Sovieshu menentang untuk meninggalkan gadis itu, yang kehilangan mananya, di Akademi Sihir.

Jika dia tetap di tempat itu, gadis itu akan terus menyesali kehilangan mananya dan berpikir bahwa dia tidak berguna.

Cepat atau lambat dia harus menghadapi kenyataan, jadi dia lebih suka membawanya dan membantunya menemukan masa depan yang lain.

Sovieshu bahkan akan mengizinkannya tinggal di ibu kota jika gadis itu setuju.

Kemudian, ketika Navier kembali suatu hari nanti, dia akan merasa lega dan bahagia.

Namun, para ajudan itu merasa tidak nyaman karena mereka tidak dapat membayangkan bahwa Sovieshu, yang dengan terang-terangan meninggalkan permaisuri, akan menjaga gadis yang sangat disayangi Navier.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Kedua ajudan itu bukan satu-satunya yang bingung dengan tindakan Sovieshu.

"Apakah dia memerintahkan untuk membawa seorang wanita?" Rashta bertanya dengan tercengang ketika dia mendengar dari Viscount Roteschu bahwa Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa seorang wanita.

“Bicaralah dengan jelas. Seorang wanita atau seorang gadis?"

“Aku tidak tahu. Tapi, sebagai murid Akademi Sihir, dia pasti seumuran dengan Rivetti.”

"Akademi Sihir ...", Rashta mengerang.

Dia merasa sakit hati karena Sovieshu telah memerintahkan untuk membawa seorang gadis yang berbakat dalam sihir.

Setelah menyingkirkan Navier seorang bangsawan yang agung, kepalanya berputar memikirkan seorang penyihir yang datang kali ini.

Dia pikir Sovieshu tidak akan pernah selingkuh darinya. Apakah itu kesalahpahaman?

Orang lain mungkin berpikir Sovieshu berselingkuh dengan Rashta, tetapi Rashta tidak menganggap cinta Sovieshu padanya adalah perselingkuhan yang sederhana.

Sovieshu dan Navier menikah karena alasan politik. Baik Sovieshu maupun Navier tidak saling mencintai.

Rashta mengerutkan kening saat dia menggosok kedua tangannya.

Dia membawa seorang gadis sebelum pernikahan. Bagaimana jika Sovieshu berubah pikiran dan menjadikan gadis lain itu sebagai permaisuri? Dia merasa cemas. Bahkan jika saat ini dia belum dewasa, dia akan menjadi dewasa dalam waktu sekitar satu tahun jika dia seumuran dengan Rivetti.

Karena perbedaan usia antara Sovieshu dan gadis itu tidak terlalu besar, dia bisa menjadi pasangannya tanpa masalah.

Tidak seperti Rashta, Viscount Roteschu berkata dengan optimis, “Belum diketahui dia dibawa untuk alasan apa. Kita lihat saja."

“…”

Tapi kata-katanya berikutnya kontradiktif, "Lagi pula, bukankah aku sudah memberitahumu? Kau perlu berhati-hati sebelumnya."

Rashta meletakkan kedua tangan di perutnya.

Viscount Roteschu terus menambahkan bahan bakar ke dalam api, “Mungkin sekarang hanyalah kesalahpahaman. Tapi itu mungkin menjadi kenyataan suatu hari nanti."

"Berhentilah mencoba memprovokasi Rashta, dan pikirkan tentang bagaimana mempersiapkan momen itu."

"Hmmm, tapi aku tidak bisa memikirkan hal yang lain ..." Viscount Roteschu bersenandung nakal atas teguran Rashta.

Alasan utama dia datang menemui Rashta adalah untuk membuatnya merasa cemas, untuk membuatnya menyadari betapa dia membutuhkannya. Semakin Rashta merasa cemas, semakin baik baginya.

Setelah Viscount Roteschu pergi, Rashta akhirnya bersandar di sofa, menyandarkan kepala di atasnya, dan memejamkan mata.

Dia ingin segera berlari ke Sovieshu dan bertanya tentang gadis yang dibawanya. Jika dia membawanya untuk tujuan pekerjaan, Rashta akan menjadi sangat lega.

Namun, Rashta khawatir Sovieshu akan menganggap interogasinya sebagai kecemburuan yang menjengkelkan.

Kecemburuan yang sedang mungkin membuatmu lebih dekat dengan pasanganmu, tetapi kecemburuan yang berlebihan bisa membuat pasanganmu lelah.

Setelah melihat Viscount Roteschu pergi, Delise dengan hati-hati berbicara kepada Rashta, "Um ... Rashta."

Dia melanjutkan, “Yang Mulia Kaisar bukanlah orang seperti itu. Jangan terlalu khawatir.”

Dia telah mendengar seluruh percakapan antara Rashta dan Viscount Roteschu sambil menunggu di samping.

Namun, Rashta tidak merasa lebih baik dengan penghiburan Delise.

Dia tahu bahwa Delise jelas menyukai Sovieshu, jadi sangat menjengkelkan melihatnya berpihak padanya.

Rashta menggerutu dengan tatapan serius, "Aku tidak tahu seberapa baik kamu pikir kamu mengenal Yang Mulia, tetapi apakah kamu pikir kamu mengenal Yang Mulia lebih baik daripada Rashta, istrinya?"

Delise menyadari bahwa Rashta tersinggung atas ucapannya dan segera menutup mulutnya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 198                   

>>>             

Chapter 200

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment