Wednesday, May 5, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#688)

 


Chapter 688: Janji (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Fake Hilsman berkata bahwa dia bukan seorang Thames, meskipun dia tersenyum mencurigakan. On bergumam bahwa dia sepertinya bercanda. Hong menepuk kaki Cale, jadi Cale menggendongnya. Kemudian Hong berteriak dengan wajah terkejut melihat tangan Cale yang terluka. On dan Raon menoleh ke Cale sementara Hilsman palsu mendecakkan lidahnya dan mengatakan Cale itu kikuk seperti ibunya.

Semua orang mengalihkan pandangan ke Hilsman palsu lagi, dan pada saat yang sama Cale tersenyum. Cale mendekatinya dan berdiri tepat di depannya. Dia bisa melihat sorot matanya yang tampak usil, dan bertanya apakah dia adalah seorang pemburu. Hilsman palsu bertanya kenapa dan bagaimana jika dia adalah seorang pemburu. Cale dengan tenang menjawab bahwa dia tentu saja akan membereskannya.

Hilsman palsu tersenyum dan berkata bahwa Cale benar-benar memiliki darah Thames. Ekspresinya serius namun iseng, tapi kelihatannya dia juga tampak puas. Dia melanjutkan bahwa mereka yang memiliki darah Thames memiliki kebencian terhadap para pemburu. Sebaliknya, jika Thames tidak berhasrat untuk membantai para pemburu, maka Thames akan memanfaatkan mereka.

Cale tertegun mendengar ucapan pria itu dan terkejut mendengar kata 'pembantaian'. Dia hanya mengatakan bahwa dia akan menangani pemburu itu, yang artinya bernegosiasi agar dia tidak lagi berburu, atau membuat kesepakatan melalui perundingan. Jika Hilsman palsu menggunakan kekerasan, dia juga bisa mengikat tangan dan kakinya untuk mencegahnya mencoba berburu.

Cale berpikir dia mungkin keturunan Thames, tetapi dia tidak ingin melakukan apa yang dilakukan Thames terhadap para pemburu. Cale mengkhawatirkan CH. Meksipun CH kuat, dia tidak tahu seberapa kuat pemburu itu, jadi Cale mau tidak mau harus waspada terhadap para pemburu. Tapi ketika dia memikirkan ketiga bawahan Deruth yang menghilang, dia menduga Hilsman palsu itu bukan salah satu dari mereka karena Hilsman palsu bertemu dengan Violan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Hilsman palsu kemudian berkata bahwa dia sekarang mengerti apa yang dimaksud Cale dengan 'membereskannya', dan Cale mendadak merinding ketika dia melihat Hilsman palsu membisikkan itu tanpa tanda bermain-main. Cale secara naluriah merasa bahwa Hilsman palsu terlihat seperti Ron ketika dia pertama kali membuka matanya di dunia ini. Cale berpikir bahwa itu adalah perasaan yang mengerikan bagi seseorang yang bermimpi untuk menjalani kehidupan pemalas, jadi dia membuka mulutnya sambil tanpa sadar mengusap bagian belakang kepalanya.

Cale berkata bahwa Hilsman palsu tampaknya bukan seorang pemburu. Sebaliknya, pria itu sepertinya sangat membenci pemburu. Jadi Cale menduga pria itu entah seorang Thames atau seseorang yang berhubungan dengan keluarga Thames. Hilsman palsu mengangguk dan menegaskan bahwa dia bukan pemburu. On kemudian berpikir bahwa pria itu terlihat seperti Eruhaben ketika dia melihat tampang pria itu yang terlihat acuh tak acuh dan jenuh.

Dia mengingat ajaran Ron ketika dia duduk di pangkuannya. Ron menyuruhnya mengumpulkan informasi di masa depan. Untuk melakukan itu, dia perlu mengamati orang dengan baik terlebih dahulu. On juga mengingat kata-kata Cale saat dia dibelai di pangkuannya. Cale mengatakan bahwa jika dia suatu hari nanti bertemu dengan orang sinting, lebih baik mengabaikannya dan pergi. Keduanya adalah nasihat yang berguna, jadi On mengabaikan Hilsman palsu dan hanya menyimak percakapan mereka.

Hilsman palsu mengatakan bahwa dia datang ke sini untuk bertemu dengan Deruth. Ada sesuatu yang perlu dia beritahukan kepada Deruth dan juga sesuatu yang perlu dia ambil dari Deruth. Cale bertanya lagi apakah itu ayahnya, dan pria itu mengangguk dengan senyum nakal. Dia berkata bahwa jika Cale ingin tahu tentang identitas aslinya, dia harus mendengarnya dari Deruth. Cale bertanya apakah ayahnya mengenal pria itu, dan Hilsman palsu menjawab bahwa Deruth mungkin akan menyadari siapa dia.

Dia tersenyum dan menatap Cale dari atas ke bawah sebelum melanjutkan. Dia memberi tahu Cale untuk bertanya pada raja juga. Cale terkejut dan teringat akan sang raja, Zed Crossman. Zed adalah raja saat ini yang sekarang mempercayakan sebagian besar urusan kerajaan kepada Alberu. Raja tersebut telah naik takhta pada usia yang sangat muda. Cale kemudian teringat tentang sejarah keluarga Thames.

Keluarga Thames adalah keluarga bangsawan di kerajaan yang tiba-tiba menghilang. Tapi anehnya tidak ada informasi tentang mereka. Tetapi jika Zed Crossman terlibat dengan keluarga Thames, mungkin ada beberapa cerita tersembunyi di antara keduanya. Maka masuk akal mengapa tidak ada informasi tentang keluarga Thames. Selain itu, Deruth hanyalah seorang siswa saat pertama kali bertemu dengan Drew, tetapi dia tidak tahu apa-apa mengapa Thames menjadi bangsawan yang jatuh miskin.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale merasakan tengkuknya merinding ketika dia memikirkan semua ini. Sepertinya ini adalah rahasia yang serius. Dan dia merasa sejumlah besar pekerjaan tengah menghampirinya, sampai-sampai dia merasa lebih baik minum limun selama seminggu penuh. Cale merasa bahwa ini akan berdampak padanya bagaikan sebuah tabrakan planet. Jika dia menghindari tabrakan, dia akan hidup, dan jika bertabrakan dengannya, dia akan mati. Situasi ekstrim seperti itu bisa saja terjadi padanya.

Cale bergumam bahwa ini gila, dan semua orang menatapnya dengan bingung. Cale menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa ini gila. Bahwa dia harus berpikir seperti itu. Dia seharusnya tidak memikirkan pikiran buruk. Dia seharusnya hanya memikirkan pikiran yang baik dan hal-hal yang baik. Cale meletakkan Hong sejenak dan menyentuh plakat emas di dalam sakunya. Ketika dia memikirkan tentang WS yang marah dan terperangkap di dalamnya, sebuah senyum terukir di bibirnya.

Cale berkata bahwa dia harus memikirkan pikiran-pikiran yang baik agar pikirannya meraih kedamaian batin. Dia tersenyum dan berkata kepada pria itu bahwa dia tidak tahu bahwa mengetahui identitas pria itu ada hubungannya dengan raja. Pria itu bertanya apakah Cale penasaran, tetapi Cale menjawab tidak, mengatakan bahwa dia tidak perlu tahu. Cale dengan acuh tak acuh mengatakan itu, tetapi jauh di lubuk hatinya, itu adalah masalah yang tidak ingin dia ketahui. Dia tidak ingin tahu tentang rahasia sebesar itu.

Karena hyung-nya akan segera menjadi raja, dia bisa meminta Alberu untuk mengurusnya. Alberu adalah pekerja yang baik- tidak, hyung-nya adalah seseorang yang akan dengan baik hati memberitahu semua hal padanya sambil mengomel. Sedangkan si pemburu, itu mudah. Dia bisa mengurungnya seperti WS yang terkurung di dalam plakat emas. Cale tersenyum dan berkata bahwa sangat mudah untuk memecahkan masalah itu.

Dan saat melihat senyuman itu, Hilsman palsu merasakan ketakutan yang tidak dikenal. Pria itu berkata bahwa Cale benar-benar mirip dengan Drew Thames saat dia masih kecil. Saat Drew tersenyum begitu menakutkan seperti itu, akan terjadi bencana. Tapi kata-kata pria itu terputus ketika mereka semua mendengar suara bising di luar. Semua orang melihat ke luar jendela dan Raon berseru bahwa monster itu telah memasuki fase 2.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga singa itu menembakkan cahaya merah tua dari mulutnya saat mencoba menyerang Alberu dan Eruhaben. An Roman telah membagikan informasi kepada Alberu tentang cara mengalahkan naga singa. Pola serangan monster itu memiliki lima fase. Fase 1 adalah serangan yang hanya menggunakan perisai dan cakarnya. Fase 2 menembakkan cahaya merah tua dari mulutnya.

Cale menuju ke jendela dan mengambil cintamani di sebelahnya. LSH mengatakan bahwa sepertinya ini adalah masalah besar. Hilsman palsu mengatakan bahwa sementara putra mahkota dan naga itu menghindari serangan dan hanya mengarahkannya ke tempat kosong, apa yang akan terjadi jika ada sebuah kesalahan dan serangan itu justru terarah ke tempat yang penuh orang.

Monster itu terus menembakkan cahaya merah tua dari mulutnya, dan semua bangunan yang terkena serangannya hancur lebur. Hilsman palsu mengatakan bahwa walaupun ada penghalang, kekuatan monster itu bisa segera menghancurkannya. Raon mengatakan bahwa dia benci bagaimana Hilsman palsu berbicara, dan Hong setuju, mengatakan bahwa dia jahat.

Sementara itu, Rasheel dan Mila memandang Alberu. Rasheel mengutuk saat menghindari serangan itu. Dia tetap waras meski dalam situasi yang mendebarkan. Namun, Dodori yang menungganginya berseru bahwa mereka harus melakukannya seperti ibunya, Mila (maksudnya, menyerang monster seperti yang dilakukan Mila). Tapi Rasheel berteriak pada Dodori agar diam.

Eruhaben terus-menerus menghindari serangan monster itu sementara Alberu menembakkan peluru ke monster itu. Enam dari delapan sayap monster itu telah dihancurkan, sehingga monster itu tidak bisa lagi terbang ke langit. Tetapi bahkan dalam situasi ini, Rasheel mau tidak mau merasa cemas. Dia berteriak bahwa jika mereka terus seperti ini, manusia-manusia yang tidak penting itu semuanya akan mati karena monster itu hendak memasuki Fase 3.

Fase 2 adalah serangan terfokus pada musuh yang mengancam, tetapi Fase 3 adalah serangan kepada banyak orang (serangan AoE – Area of Effect = serangan skala besar). Rasheel berteriak bahwa serangan itu akan membunuh semua orang, dan siapa yang akan melindungi manusia rendahan itu. {Wkwk,,, Rasheel so sweet banget ^^} Dia meninggikan suaranya dan berkata bahwa mereka tidak dapat menggunakan sihir. Jika tidak ada alat pengganggu mana, kelima naga tersebut dapat menggunakan sihir mereka untuk melindungi orang-orang dan kota ketika monster itu memasuki Fase 3.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Selain itu, kekuatan monster itu bukanlah sihir. Ia tidak menggunakan mana sebagai sumber kekuatannya, jadi ia bisa dengan bebas meluncurkan berbagai serangan. Rasheel terus berteriak bahwa para manusia itu mungkin akan mati dan dia sudah mulai gelisah karenanya. Tetapi seseorang mengatakan tidak apa-apa, Rasheel menoleh dan melihat CH di punggung Mila. Alberu kemudian berteriak bahwa Fase 3 telah dimulai.

Mata naga singa itu menjadi hitam, dan dia menggumamkan bahwa sekarang dia akan menyatakan tempat itu sebagai zona berbahaya dan bersiap untuk mengebomnya tanpa pandang bulu. Rasheel mengutuk saat mendengar itu, tapi seseorang tiba-tiba memanggil Dodori. Itu adalah Alberu, dan Dodori yang terkejut menoleh padanya. CH dengan tenang mengatakan untuk tidak melihat ke arah Alberu, tetapi ke jendela di balai kota.

Dodori melihat Cale dan Raon di dekat jendela. Cale meminta Raon untuk menyampaikan kata-katanya kepada Dodori, jadi Dodori mendengar kata-kata Cale melalui Raon. Cale mengatakan bahwa mulai sekarang, kelas mereka akan dimulai, dan Dodori akan segera menggunakan atributnya. Dodori terkejut dan bingung karena mereka tiba-tiba akan mengadakan kelas dalam situasi ini, dan bahwa dia akan menggunakan atributnya. Tapi dia membuka matanya lebar-lebar dan berseru 'batu!'

Raon bertanya apakah Cale baik-baik saja, dan Cale menjawab bahwa dia baik-baik saja karena dia tidak menggunakan banyak energi untuk menangkap WS. Cale menyeringai saat mengingat sejarah Kota Puzzle, tentang bagaimana mereka membangun menara batu. Setiap rumah memiliki menara batu, jadi seluruh kota memiliki banyak karang dan batu di dalamnya. Cale menatap naga singa dan mendengar Super Rock mengatakan bahwa tempat ini adalah medan perang terbaik bagi mereka.

Batu yang tak terhitung jumlahnya melayang di udara. Jika penghalang yang dibangun tidak cukup untuk melindungi orang-orang, maka mereka akan menggunakan batu dari segala penjuru untuk melindungi semua orang. Di kota yang ditinggalkan oleh para dewa, mereka sekarang akan menggunakan batu yang dikumpulkan warganya untuk mengalahkan dan menghentikan seorang penjaga dewa.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Copin (penerjemah web-komik resmi berbahasa Inggris) telah memutuskan untuk menerjemahkan Alberu sebagai 'Alver Crossman.' Rupanya, Alver berasal dari bentuk varian Norse lama dari 'Alfr', yang berarti 'peri' atau 'makhluk supernatural.'

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 687                  

>>>            

Chapter 689

===

Daftar Spoiler

 

Monday, May 3, 2021

Trash of the Count’s Family (#48)



Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 48: Entah Bagaimana (6)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Seminggu kemudian, Cale turun dari kereta kuda. Di kereta itu terdapat lambang Kura-Kura Emas Henituse.

-Sudah lama ya.

Cale sepakat dengan apa yang Naga Hitam katakan di dalam kepalanya.

Cale saat ini berada di Alun-Alun Keagungan. Sebuah pagar besar tampak mengelilingi bagian utara alun-alun yang hancur akibat ledakan.

Cale terus berjalan, hanya melihat ke arah tempat duduknya. Brigade kesatria keluarga Henituse, dipimpin oleh Wakil Kapten, mengiringi Cale yang berada di tengah-tengah formasi mereka untuk melindunginya.

Saat Cale sedang berjalan, dia mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang membuatnya bergidik.

“Oh, tuan muda Cahaya Perak!”

Cale langsung mengernyit.

“Ahem, hem.”

Cale dapat melihat seringai di wajah Wakil Kapten saat dia berdehem dan Cale semakin mengernyit. Wakil Kapten menundukkan badannya sedikit untuk berbisik di telinga Cale.

“Tuan muda, saya rasa mereka sekarang memanggil Anda ‘tuan muda Cahaya Perak’. Ahem, orang keren seperti Anda pasti akan mendapat panggilan yang keren juga.”

‘Sialan.’

Cale mengumpat di dalam hati.

Tuan muda Cahaya Perak, tuan muda Perisai, dia tidak ingin mendengar hal yang norak dan memalukan itu. Namun, Cale tahu hal ini bisa jadi lebih buruk kalau bukan karena putra mahkota yang mengontrol rumor itu, jadi dia tidak bisa berkata apa pun.

Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berbicara dengan datar kepada Wakil Kapten, yang mengangkat bahunya.

“Aku yakin mereka akan berhenti jika aku minum dan bersikap seperti biasanya, kan?”

“Ahem, hem!”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Wakil Kapten tidak bisa mengatakan apa pun dan berpaling. Itu membuat Cale mulai tersenyum, tapi senyum itu segera lenyap. Itu karena apa yang Wakil Kapten katakan selanjutnya. 

“Saya pikir sebaiknya Anda menghindari alkohol, karena Anda masih dalam masa pemulihan.”

Cale secara resmi masih dalam masa pemulihan dan belum pulih 100 persen.

Cerita resmi yang beredar adalah dia terluka karena menggunakan kekuatan kuno melebihi batasnya demi melindungi orang-orang, menghasilkan keajaiban yang mencegah ledakan itu.

Cerita menakjubkan itu tentunya berasal dari putra mahkota. Itu sebabnya pegawai di kediaman Henituse sibuk melindungi Cale yang terluka.

Bukan hanya pegawai di ibu kota. Cale teringat ayahnya, Count Deruth, yang berencana datang ke ibu kota beberapa hari yang lalu. Inilah yang Deruth katakan melalui komunikasi video.

‘Cale, apa kau melihat wajah-wajah k*parat itu? Ayahmu akan membunuh mereka semua untukmu. Berani-beraninya mereka melakukan hal itu kepada seseorang yang bahkan tidak bisa mengayunkan pedang!’

Walaupun Deruth tahu Cale punya kekuatan kuno, fakta bahwa bahkan adik perempuan Cale lebih pandai menyayunkan pedang daripada Cale membuat Deruth menganggap Cale lemah.

‘Alasan keluarga Henituse tidak melakukan tindakan apa pun bukan karena kita lemah. Ingat ini, Cale. Kita tidak bertindak apa-apa sampai saat ini karena kita kuat. Tidak ada seorang pun yang akan berbuat seperti ini kepadamu di masa mendatang.’

Itulah yang Countess Violan katakan sembari menenangkan Count Deruth. Tapi itu pasti yang sebenarnya, karena tidak ada bangsawan yang mengirim pesan apa pun atau datang mencari Cale begitu Cale meninggalkan istana dan kembali ke kediamannya. Bahkan Eric dan teman-temannya tidak datang.

‘Justru jadi lebih mudah.’

Cale memanfaatkan waktu luang itu dengan sangat efisien. Cale, yang terus menatap lurus saat dia berjalan, dapat melihat kesatria dan prajurit yang menjaga pintu masuk.

“Ah, tuan muda Cale.”

“Apa kau perlu memeriksa identitasku?”

Kesatria itu menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Cale dan dengan sopan membuka pintu masuk. Cale harus masuk sendirian mulai dari sini. Orang-orang yang diizinkan untuk masuk kali ini jumlahnya jauh lebih sedikit daripada saat perayaan ulang tahun, tapi Cale adalah pengecualian.

“Tuan muda Cale-nim, silakan masuk.”

“Bagus sekali, terima kasih. Pertahankan kerja kerasmu.”

“…Ya tuan!”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale berpikir kemungkinan kesatria itu sudah terlalu banyak bekerja, jadi dia menepuk-nepuk pundak si kesatria saat kesatria itu membungkuk dan menjawab dengan bersemangat. Dia lalu berjalan masuk, tidak sadar kalau kesatria itu terus memandanginya berjalan untuk waktu yang sangat lama.

Cale terus berjalan dengan santai.

Alun-Alun Keagungan.

Raja berencana untuk menghormati para korban dan memberikan medali kepada beberapa orang atas tindakan mereka selama insiden teror alun-alun hari ini. Penerima medali diberikan hak untuk berdiri di panggung tertinggi kedua, tepat di bawah raja, di alun-alun hari ini.

Cale mengenakan pakaian hitam yang lebih megah dari biasanya dan tiba di tempat duduknya.

“Cale.”

“Hyung-nim, kau datang duluan.”

Cale tersenyum kepada Eric Wheelsman, yang memanggil namanya, lantas berdiri di tempat yang disediakan untuknya. Ini adalah tempat bagi para bangsawan. Cale sedang berdiri di sini. Tapi kenapa?

Eric Wheelsman, Amiru, Gilbert, dan semua bangsawan lain hanya memandangi Cale dalam diam. Itu karena mereka telah mendengar berita tentang Cale.

Cale Henituse telah menolak menerima medali penghargaan dan mempersembahkan medali itu kepada orang lain.

Selain itu, dia menyeret tubuhnya yang masih terluka untuk berpartisipasi dalam upacara penghargaan.

Amiru Ubarr melihat ke arah Cale, yang sedang menengadah ke langit.

“Hari ini hari yang indah. Mungkin karena kita di sini untuk menghormati para korban.”

Rambut merah Cale bergoyang oleh angin dan menciptakan perbandingan yang mencolok dengan pakaian hitamnya. Amiru memasang senyum ingin tahu setelah melihat Cale dengan sifat percaya dirinya yang biasa.

“Ini mungkin karena Anda, tuan muda Cale.”

“Aku?”

Cale menoleh ke Amiru dengan bingung. Amiru membalas dengan senyum yang tenang dan hangat. Cale merasa reaksinya itu aneh, tapi tetap mengatakan apa yang ingin dia katakan.

“Kau akan berangkat hari ini, nona muda Amiru?”

“Ya. Aku rasa kau akan pergi besok? Sampai ketemu di wilayah Ubarr kami.”

Cale hendak mengunjungi wilayah Ubarr setelah upacara ini.

“Ya. Aku ingin melihat laut.”

“Aku sudah dengar. Apa untuk memulihkan diri?”

“Ya. Menghirup udara segar akan bagus untukku.”

‘Memulihkan diri, apanya. Aku benar-benar sehat dan akan pergi ke sana agar jadi lebih kuat lagi.’

Namun, Cale mengiyakan ucapan Amiru dan menganggukkan kepalanya lantas melanjutkan.

“Tentu saja, itu bukan alasan satu-satunya.”

“Ah, benar juga.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Amiru, serta Gilbert dan Eric yang sedang menyimak, mereka semua mulai tersenyum. Senyum mereka mirip dengan senyum Cale. Setelah hari ini, para bangsawan akan mendengar apa yang sedang terjadi.

Pengembangan dan investasi untuk pangkalan militer di pesisir pantai Timur Laut. Itu sebabnya mengapa Amiru dan Gilbert terburu-buru pergi dari ibu kota malam ini. Demi mencegah informasi palsu bocor, juga karena kerajaan ingin segala sesuatunya berjalan secepat mungkin.

Tentu saja, hal ini memungkinkan karena keluarga Henituse setuju untuk meminjamkan sejumlah besar uang kepada wilayah Amiru dan Gilbert. Itulah alasan lain mengapa Cale perlu mengunjungi wilayah Amiru dan Gilbert.

‘Cale, kami berencana untuk mengirim seseorang juga, tapi jika toh kamu akan pergi ke sana, coba lihatlah sekalian kamu di sana.’

‘Ayah, bukankah lebih baik jika seorang pakar yang pergi?’

‘Memiliki lebih banyak pasang mata selalu lebih baik.’

Cale setuju melakukannya seperti yang Deruth minta.

“Mohon kerja samanya.”

“Mohon kerja samanya, tuan muda Cale.”

Cale melambaikan tangan pada Amiru dan Gilbert untuk mengatakan jangan mengkhawatirkan itu, saat dia menoleh kembali ke depan. Raja Zed telah sampai.

Upacara peringatan dan pemberian medali lalu dimulai.

Raja Zed berbicara dengan suara lantang yang lebih tegas dari sebelumnya. Masih ada banyak orang di alun-alun, tapi suasananya benar-benar berbeda. Suasananya sangat sunyi.

“Kita berkumpul kembali di sini hari ini untuk menunjukkan bahwa kita tidak akan meringkuk ketakutan.”

Raja Zed memanggil para penonton sekali lagi. Itu adalah peringatan kepada musuh, serta sesuatu untuk menggerakkan orang-orang. Raja Zed melihat ke alun-alun di bawahnya dari panggung tertinggi saat dia terus berbicara.

“Banyak orang telah menunjukkan tindakan kepahlawanan saat insiden itu. Kita mampu melindungi tanah ini seperti di masa lalu berkat keberanian mereka.”

Sepertinya Raja Zed membuat kontak mata dengan Cale pada saat itu, tapi Cale berharap dia salah lihat. Cale diam-diam berpaling untuk melihat ke arah langit di belakang Raja. Dia lalu teringat apa yang Naga Hitam katakan.

‘Berkat Dewa Matahari? Aku tidak merasakan kekuatan dewa apa pun dari manusia-manusia lemah itu. Satu-satunya yang spesial adalah si putra mahkota.’

Keyakinan bahwa keluarga Crossman diberkati oleh Dewa Matahari tidaklah benar. Cale, yang telah mengetahui kebenaran yang tidak berguna lainnya, memutuskan untuk berpura-pura kalau dia tidak tahu apa pun, seperti biasa. Naga Hitam tampak senang karena Cale memberitahunya untuk menjadikan itu sebagai rahasia di antara mereka berdua, dan mengiyakan dengan senang hati.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Untuk itu, kita sekarang akan menyerahkan medali kepada para individu yang gagah berani!”

Raja Zed memulai upacara penghadiahan medali dan semua orang berdiri satu demi satu untuk menerima medali mereka.

Waaaaaaaaa-

Sorak sorai membahana di alun-alun, seakan-akan tidak pernah sunyi sejak awal. Suara Naga Hitam sekali lagi memenuhi kepala Cale.

-Manusia itu menarik ya.

Whaaaaaaaaaaa-

Cale dapat mendengar suara Naga Hitam, begitu juga dengan sorak-sorai orang-orang kepada kesatria yang baru saja menerima medali. Cale merasa dia dapat menebak apa yang Naga Hitam anggap menarik.

Namun, karena Cale adalah manusia, dia memahami perasaan orang-orang yang masih hidup lebih baik daripada di Naga Hitam. Ada kalanya kita merasa sedih dan ada kalanya kita merasa senang.

Prok, prok, prok.

Itu sebabnya dia juga bertepuk tangan bagi para penerima medali. Suasananya jauh lebih baik sekarang. Semua orang menikmati upacara penghadiahan medali layaknya sebuah festival. Suasana yang gembira ini membuat siapa pun bisa mendekati Cale saat ini.

“Tuan muda Cale.”

Cale menoleh ke arah suara pelan yang memanggil namanya. Ada banyak bangsawan yang telah pulang ke rumah, berpikir kalau ibu kota adalah tempat yang berbahaya karena insiden teror itu. Itu sebabnya jumlah bangsawan di sini lebih sedikit dari sebelumnya, tapi salah satu bangsawan itu menghampiri Cale dan memanggil namanya.

“Ada apa, tuan muda Venion?”

Venion Stan masih di sini. Selain dia, pimpinan dari masing-masing kawasan juga masih di sini.

“Aku dengar kau menolak diberikan medali. Apa kau tidak akan menyesalinya?”

Tatapan para bangsawan yang sejak tadi melihat ke atas panggung berpaling ke arah Venion dan Cale. Cale tidak tahu mengapa Venion tersenyum dengan sangat lembut dan menanyakan pertanyaan itu padanya.

-Aku ingin membunuhnya.

Cale hanya khawatir kalau tubuh Venion akan meledak di sini. Cale berharap Naga Hitam akan bersikap tenang saat dia memikirkan tentang medali itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale telah menolak menerima medali. Alasannya sederhana. Dia tidak ingin ‘tercatat dalam sejarah’.

Terdapat catatan tentang semua raja kerajaan terdahulu di lantai paling tinggi di perpustakaan kerajaan. Di lantai di bawahnya tersimpan catatan tentang semua ‘pahlawan’ yang telah menerima medali kehormatan sepanjang sejarah kerajaan.

Kerajaan beralasan bahwa mereka perlu terus memberikan pahlawan-pahlawan ini uang hadiah mereka untuk mencari keberadaan dan melacak pahlawan-pahlawan ini.

‘Itu mungkin terdengar seperti ketenaran dan kehormatan bagi orang lain, tapi itu terdengar seperti rantai bagiku.’

Cale tidak ingin tercatat dalam sejarah di mana pun. Akan lebih gampang melupakan seseorang yang tidak tercatat dalam sejarah. Siapa yang akan mengingat insiden di alun-alun ini di masa depan nanti ketika perang akan segera meletus? Bahkan seandainya mereka mengingat insiden ini, mereka akan lebih dulu mengingat hal-hal lain.

Fakta bahwa dia tahu tentang ini adalah sebagian dari alasan Cale memutuskan untuk turun tangan selama insiden teror, serta alasan dia ingin menghindari dirinya tercatat dalam sejarah.

Cale tersenyum saat dia melihat ke arah Venion dan berkata.

“Apa yang akan aku sesali?”

Tidak ada yang Cale sesali. Dia telah menerima hadiah yang besar, dan yang lebih penting.

“Sudah cukup bahwa kita berhasil bertahan hidup.”

Dia dapat hidup tanpa terluka parah. Itu adalah kebenaran yang paling penting bagi Cale, tidak, bagi Kim Rok Soo. Area di sekitar Cale menjadi sunyi. Venion berujar setelah beberapa saat untuk memecah kesunyian.

“…Begitu.”

“Ya. Aku juga sangat pemalu. Aku terlalu malu naik ke sana untuk menerima medali.”

Ekspresi Venion berubah ganjil. Namun, Cale mengangkat bahunya dan berpaling untuk bertepuk tangan bagi orang lain yang sedang menerima medali.

Naga Hitam memperdebatkan bagaimana membunuh Venion dengan cepat dan sederhana, lantas dia melihat ke Cale dan orang-orang di sekeliling Cale dan menggelengkan kepalanya.

Ada terlalu banyak orang yang sedang melihat Cale saat ini. Para bangsawan dan orang-orang di bawah panggung sedang memandangi Cale. Naga Hitam berpikir keadaan akan jadi runyam dan menjengkelkan bagi Cale jika dia membunuh Venion sekarang, jadi dia memutuskan untuk bersikap seperti Cale dan berdiam diri, sangat berdiam diri, sambil menonton upacara itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Ini mengakhiri upacara hari ini. Akan tetapi, raja ini tidak akan melupakan momen ini. Aku akan mengingatnya hari demi hari agar tidak melupakan pahlawan-pahlawan yang gagah berani!”

Upacara berakhir dengan ucapan terakhir dari raja.

Swiiiiiish-

Angin kencang yang terdengar seperti hujan menyapu sepanjang alun-alun. Cale menyibak rambutnya yang berantakan.

Putra mahkota berkata kalau Cale tidak perlu datang ke acara peringatan hari ini. Namun, Cale tetap datang.

Itu karena dia tahu beratnya kematian seseorang.

Dia mengakhiri acara peringatannya sendiri dan menaruh tangan kanannya di dadanya. Hal ini membuat Eric waspada, dan berkata.

“Cale! Apa ini berlebihan untukmu? Apa jantungmu sakit?”

Cale menatap Eric dengan tidak percaya dan tatapan percaya diri Cale membuat Eric tersenyum canggung dan mundur perlahan-lahan. Eric terlihat sangat malu.

Cale tersenyum melihat reaksi Eric dan menepuk dadanya dua kali. Dia dapat merasakan plakat emas di dalam saku bagian dalamnya saat dia melakukan itu. Itu adalah hadiah yang dia terima dari putra mahkota.

‘Putra mahkota lebih murah hati dari yang aku duga.’

Plakat emas itu memberi Cale dua kesempatan untuk membeli apa pun, berapa pun harganya.

Tidak peduli apakah dia membeli dua potong roti atau dua buah gunung. Yang penting adalah dia hanya bisa menggunakannya dua kali. Cale akan memanfaatkan kedua kesempatan ini dengan sangat efektif di masa depan.

‘Aku yakin putra mahkota berpikir, ‘memangnya berapa banyak yang bisa kau habiskan’ saat doa memberikan ini padaku.

Entah itu, atau dia memberikannya kepada Cale untuk melihat apa yang Cale berhasil beli dengannya.

‘Sayang sekali dia salah.’

Cale mulai tersenyum. Ada banyak benda unik yang kamu bisa beli di dunia, selama kamu tahu bagaimana membelinya.

-Apa yang sedang kau rencanakan, manusia lemah? Berhati-hatilah.

Cale mengabaikan komentar cemas si Naga Hitam, yang telah melihat seringai di wajah Cale. Cale melihat sekeliling tempat dia berdiri dan membuat kontak mata dengan banyak orang.

Namun, dia percaya pandangan-pandangan ini akan lenyap setelah dia meninggalkan ibu kota.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Itu sebabnya Cale, yang telah selesai bersiap-siap untuk berangkat besok pagi-pagi sekali setelah kembali ke kediamannya, menyodorkan ke Naga Hitam sepotong steik dan tiga benda lainnya. Naga Hitam memegang piring berisi steik di atasnya, saat dia bertanya.

“Buat apa ini?”

Ketiga benda itu adalah bom sihir yang sumbu peledaknya sudah dilepas. Mana yang dipadatkan masih ada di dalam bom-bom ini. Untuk sekarang, Cale berencana untuk menggunakan salah satu dari ketiga bom ini. Seringai jahat muncul di wajah Cale.

“Menghancurkan pusaran air.”

Cale berencana untuk menjungkirbalikkan lautan Timur Laut Kerajaan Roan tanpa sepengetahuan siapa pun. Hal itu mungkin karena baik para duyung maupun Suku Paus harusnya sedang tidak berada di lautan Timur Laut.

***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 47                   

>>>             

Chapter 49 

===

Daftar Isi 


Sunday, May 2, 2021

Remarried Empress (#189) / The Second Marriage (Ep. 94 part 3 - Ep 95 part 1)

 


Chapter 189: Masih Canggung (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Kenapa kalian berdua bersama…?”

“Kami kebetulan bertemu di depan pintu.”

Setelah penjelasan singkat, Heinley dengan cepat memahami situasinya, "Ahh!"

Christa diam, tetapi begitu Heinley melangkah keluar dari belakang mejanya, dia mengutarakan pikirannya.

"Yang Mulia, saya dengar Anda berencana menyiapkan pernikahan Anda sendiri, apakah itu benar?"

Heinley berhenti di samping mejanya dan menatap Christa dengan wajah serius.

"Iya. Jadi Anda sudah dengar, kakak ipar."

Aku juga menatap Christa.

‘Dia datang ke sini untuk alasan yang sama denganku.’

Christa tampak sedikit tegang.

Ketika dia melihat tatapan Heinley dan tatapanku, dia tampak semakin tegang. Dia tersenyum canggung dan berbicara dengan hati-hati,

“Yang Mulia, jika diperbolehkan. Saya ingin Anda menyerahkan persiapan pernikahan kepada saya."

Alis Heinley terangkat.

"Kepada Kakak Ipar?"

“Mempersiapkan pernikahan Anda sendiri adalah hal yang jarang dilakukan. Sebagai saudara ipar dan mantan ratu, saya paling sesuai untuk mempersiapkan pernikahan atas nama Anda berdua. Itu yang terbaik.”

Heinley tersenyum canggung dan membuka mulutnya.

Dia sepertinya ingin menolaknya….

Aku mengatakannya lebih dulu, sebelum Heinley dapat berbicara.

“Ini adalah pernikahan yang dimulai secara berbeda dari yang lain, jadi alangkah baiknya membuat persiapannya secara berbeda pula. Lakukan apa yang Anda putuskan dari awal, Heinley.”

Seandainya aku tidak ikut campur, Heinley juga akan menolak, tetapi baginya, Christa adalah istri saudaranya yang meninggal muda.

Akan canggung baginya untuk menghadapi Christa secara langsung. Aku pikir akan lebih baik jika aku yang melakukannya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Christa menatapku dengan alis terangkat, tidak membayangkan aku akan keberatan.

Dia tidak terlihat marah, tapi dia terlihat sedikit terkejut.

Alih-alih berdebat, dia menurunkan pandangannya dan bergumam, "Begitu ..." Lalu dia meminta maaf.

“Saya datang ke sini karena saya berpikir harusnya saya yang menanganinya sebagai saudara ipar Anda dan mantan ratu. Rupanya, saya tidak membaca suasananya dengan tepat. Maafkan saya."

Dia tampak tidak berdaya dan kecewa.

Wajahnya memucat.

Saat dia meminta maaf dengan tenang, itu terasa aneh.

Alih-alih berbicara lebih jauh, dia meninggalkan kantor tanpa berkata apa-apa.

Aku mengerutkan kening saat menatap pintu.

Aku merasa seolah-olah telah mengintimidasi dia. Seolah-olah aku telah mendorong hewan lemah yang memperlihatkan gigi-giginya tanpa daya.

Itu aneh.

Aku tidak pernah merasa seperti ini kepada Rashta, yang berada dalam posisi yang lebih menyedihkan daripada Christa.

Di satu sisi, aku merasa sangat tidak enak setelah menghadapi Christa, jadi aku mengerutkan kening.

Setelah dipikir-pikir, menurutku hal itu disebabkan oleh perbedaan etiket.

Rashta sering membuat pernyataan di luar akal sehatku.

Dia ingin pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya dia datangi, menyentuh barang-barangku, dan memintaku memperlakukan dia seperti saudara perempuanku.

Bahkan ada saat-saat ketika dia meniruku dengan begitu terang-terangan sampai-sampai membuatku merinding.

Tapi sisi lemah Christa masih masuk akal.

Mungkin itu sebabnya aku merasa sangat tidak enak.

Tentu saja, pikiran manusia itu kompleks, jadi sulit untuk mengetahui dengan jelas….

"Ratu?"

Aku rasa aku terlalu tenggelam dalam pikiranku. Ketika Heinley mendekat dan memanggilku, aku spontan menatapnya karena terkejut.

Heinley menatapku dengan ekspresi khawatir.

“Raut wajahmu muram, apa kamu baik-baik saja?”

"Aku baik-baik saja."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Heinley mengerutkan kening mendengar ucapanku, seolah-olah aku sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.

“Kamu memintaku untuk tidak ikut campur… tapi menurutku, Ratu. Aku rasa aku harus memberi tahu kakak ipar untuk tidak datang ke kantorku. Apakah kamu tidak setuju?”

Heinley menanyakan pertanyaan itu dengan hati-hati.

“Jangan mengkhawatirkan itu.”

Aku menggelengkan kepala.

Tidak baik baginya untuk terlibat dalam masalah ini dengan cara apa pun.

Alih-alih berbicara tentang Christa, aku beralih ke topik yang ingin kubahas.

"Ah. Aku juga datang ke sini terkait sesuatu. "

“Ratu, apakah kamu ingin mempersiapkan pernikahanmu sendiri?”

"Tidak juga. Aku datang untuk melihat apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu."

“Yah, ini demi Ratu, jadi aku ingin mengurusnya sendiri.”

"Aku mengerti…"

“Tentu saja kamu harus membantuku mengukur gaun pengantinmu. Tidak mungkin kan memakai ukuranku."

Heinley menambahkan dengan main-main dan tersenyum manis.

Tapi saat dia menyebutkan 'ukuran', aku teringat tubuh telanjangnya di air mancur, yang telah aku lupakan sesaat ketika aku melihat Christa, dan wajahku memanas.

Aku buru-buru menundukkan kepalaku, tapi sudut pandanganku bahkan jadi lebih buruk. Akhirnya, aku mengangkat kepala dan menoleh ke samping.

"Ratu, apakah kamu marah?"

Aku hanya perlu tetap seperti ini sebentar.

Heinley berjalan ke sampingku, menekuk lututnya.

Dia kemudian menatap mataku dari dekat.

Saat aku melihat langsung ke mata ungunya, wajahku semakin memanas.

Ketika aku menggigit bibir bawahku dan menoleh ke samping lagi, Heinley bingung dan bergerak menghadapku lagi.

"Ratu? Apakah kamu benar-benar marah?”

“…”

"Ratu?"

Setelah berputar-putar, aku berpikir kalau ini tidak akan menyelesaikan apa pun.

Itu benar. Aku tidak bisa terus-menerus merasa malu seperti ini. Aku telah memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk jujur.

Aku malu, tapi aku tidak bisa membiarkan dia terus menipuku. Merahasiakannya akan menjengkelkan dan canggung bagi Heinley sendiri.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Aku akhirnya memutuskan untuk angkat bicara,

“Heinley. Apakah mungkin-"

Aku baru saja akan bertanya padanya apakah dia membohongiku.

Tapi saat aku melihat ekspresinya yang penuh kecemasan. Apa yang keluar dari mulutku benar-benar berbeda.

“Undang Grand Duke Kapmen.”

Ekspresi Heinley menjadi kaku.

"Apa?"

Nama Grand Duke, yang mendadak disebut, sepertinya membuatnya bingung. Aku juga bingung.

Aku bermaksud untuk berbicara tentang Grand Duke Kapmen setelah pernikahan.

Mengapa aku tiba-tiba menyebut dia?

Aku menyesalinya dalam hati, tetapi aku terlanjur melakukannya.

Aku tampak tenang seolah-olah dari awal aku bermaksud untuk mengemukakan topik ini, dan hanya mengatakan apa yang aku rencanakan untuk dikatakan dalam waktu beberapa minggu ke depan.

“Apakah kamu ingat Grand Duke Kapmen? Aku yakin kalian bertemu selama perayaan Tahun Baru."

"Bagaimana mungkin aku tidak mengingatnya?"

Heinley bergumam dengan senyum aneh. Mungkin karena Heinley hampir bertengkar dengannya.

Meskipun Heinley tidak bisa marah karena dia ada di depanku, dia tidak bisa menahan wajahnya agar tidak berkerut.

“Ratu, apakah kamu ingin mengundangnya?”

“Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, kami bekerja sama untuk membangun perdagangan antar benua antara kedua negara.”

“Perdagangan… antar benua?”

Namun, raut wajahnya yang berkerut dengan cepat berubah menjadi serius ketika aku menyebutkan perdagangan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

"Coba teruskan."

Aku terus berbicara.

"Tapi hal itu gagal saat dia dan Yang Mulia bertengkar."

“Ah, aku mendengar tentang itu. Selain itu…"

Mata Heinley bergerak cepat ke kepalan tanganku.

"Apa itu benar?"

Kemudian, dia menyentuhkan jari ke pipinya.

Dia sepertinya mengacu ke pukulan Grand Duke Kapmen kepada Sovieshu.

"Iya."

“Meski aku bisa memahaminya, itu terlalu sembrono.”

Grand Duke Kapmen, pada saat itu, berada di bawah pengaruh ramuan cinta.

Kalau dipikir-pikir, apakah dia sudah bisa menghilangkan efeknya?

Saat aku berpikir, Heinley meraih tanganku.

"Duduklah. Jangan berdiri."

Dia kemudian membawaku ke mejanya dan memintaku untuk duduk di kursi, bersandar di tepi meja saat aku duduk.

Ini mungkin tidak disengaja, tetapi secara alami tubuh bagian bawah Heinley sejajar dengan mataku.

"!"

Aku mengepalkan tangan dan memutar kursi ke arah jendela. Sekali lagi, masalahnya adalah sudut pandanganku.

Aku bertanya, berpura-pura melihat ke luar jendela melalui celah di antara tirai.

“Aku ingin menyelesaikan perdagangan itu. Jika kamu mengundangnya, aku akan mencoba membuat perdagangan antara Rift dan Kerajaan Barat berhasil."

Heinley bergumam dengan suara yang sedikit teredam.

"Jika Ratu telah mengerjakannya, tentu saja kemungkinan berhasilnya akan tinggi ..."

“Ini adalah perdagangan yang dipelopori negara pertama dengan benua ini. Meskipun perdagangan langsung akan menguntungkan dengan sendirinya, jika perdagangan dengan benua ini menjadi populer, kita akan membuat Rift dan Kerajaan Barat menjadi negara-negara perantara perdagangan. "

“…”

“Bahkan pedagang yang mengalami kesulitan untuk terlibat dalam perdagangan akan merasa lebih nyaman terlibat dalam bisnis yang dipelopori oleh negara, jadi akan lebih baik untuk mendapatkan investasi.”

Aku berbicara dengan penuh tekad ke arah jendela. Peluang keberhasilan bisnis telah dipertimbangkan secara menyeluruh di Kekaisaran Timur.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat itu, Heinley bergumam dengan suara teredam.

“Tapi Ratu, apakah kamu harus melihat ke sana untuk berbicara?”

"!"

"Tolong lihat aku saat berbicara."

“…”

"Jika kamu benar-benar tidak marah padaku, aneh kalau kamu terus menghindari tatapanku."

"Aku ... aku tidak menghindari tatapanmu."

"Benarkah?"

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 188                  

>>>             

Chapter 190

===

Daftar Chapters