Monday, May 3, 2021

Trash of the Count’s Family (#48)



Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 48: Entah Bagaimana (6)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Seminggu kemudian, Cale turun dari kereta kuda. Di kereta itu terdapat lambang Kura-Kura Emas Henituse.

-Sudah lama ya.

Cale sepakat dengan apa yang Naga Hitam katakan di dalam kepalanya.

Cale saat ini berada di Alun-Alun Keagungan. Sebuah pagar besar tampak mengelilingi bagian utara alun-alun yang hancur akibat ledakan.

Cale terus berjalan, hanya melihat ke arah tempat duduknya. Brigade kesatria keluarga Henituse, dipimpin oleh Wakil Kapten, mengiringi Cale yang berada di tengah-tengah formasi mereka untuk melindunginya.

Saat Cale sedang berjalan, dia mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang membuatnya bergidik.

“Oh, tuan muda Cahaya Perak!”

Cale langsung mengernyit.

“Ahem, hem.”

Cale dapat melihat seringai di wajah Wakil Kapten saat dia berdehem dan Cale semakin mengernyit. Wakil Kapten menundukkan badannya sedikit untuk berbisik di telinga Cale.

“Tuan muda, saya rasa mereka sekarang memanggil Anda ‘tuan muda Cahaya Perak’. Ahem, orang keren seperti Anda pasti akan mendapat panggilan yang keren juga.”

‘Sialan.’

Cale mengumpat di dalam hati.

Tuan muda Cahaya Perak, tuan muda Perisai, dia tidak ingin mendengar hal yang norak dan memalukan itu. Namun, Cale tahu hal ini bisa jadi lebih buruk kalau bukan karena putra mahkota yang mengontrol rumor itu, jadi dia tidak bisa berkata apa pun.

Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berbicara dengan datar kepada Wakil Kapten, yang mengangkat bahunya.

“Aku yakin mereka akan berhenti jika aku minum dan bersikap seperti biasanya, kan?”

“Ahem, hem!”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Wakil Kapten tidak bisa mengatakan apa pun dan berpaling. Itu membuat Cale mulai tersenyum, tapi senyum itu segera lenyap. Itu karena apa yang Wakil Kapten katakan selanjutnya. 

“Saya pikir sebaiknya Anda menghindari alkohol, karena Anda masih dalam masa pemulihan.”

Cale secara resmi masih dalam masa pemulihan dan belum pulih 100 persen.

Cerita resmi yang beredar adalah dia terluka karena menggunakan kekuatan kuno melebihi batasnya demi melindungi orang-orang, menghasilkan keajaiban yang mencegah ledakan itu.

Cerita menakjubkan itu tentunya berasal dari putra mahkota. Itu sebabnya pegawai di kediaman Henituse sibuk melindungi Cale yang terluka.

Bukan hanya pegawai di ibu kota. Cale teringat ayahnya, Count Deruth, yang berencana datang ke ibu kota beberapa hari yang lalu. Inilah yang Deruth katakan melalui komunikasi video.

‘Cale, apa kau melihat wajah-wajah k*parat itu? Ayahmu akan membunuh mereka semua untukmu. Berani-beraninya mereka melakukan hal itu kepada seseorang yang bahkan tidak bisa mengayunkan pedang!’

Walaupun Deruth tahu Cale punya kekuatan kuno, fakta bahwa bahkan adik perempuan Cale lebih pandai menyayunkan pedang daripada Cale membuat Deruth menganggap Cale lemah.

‘Alasan keluarga Henituse tidak melakukan tindakan apa pun bukan karena kita lemah. Ingat ini, Cale. Kita tidak bertindak apa-apa sampai saat ini karena kita kuat. Tidak ada seorang pun yang akan berbuat seperti ini kepadamu di masa mendatang.’

Itulah yang Countess Violan katakan sembari menenangkan Count Deruth. Tapi itu pasti yang sebenarnya, karena tidak ada bangsawan yang mengirim pesan apa pun atau datang mencari Cale begitu Cale meninggalkan istana dan kembali ke kediamannya. Bahkan Eric dan teman-temannya tidak datang.

‘Justru jadi lebih mudah.’

Cale memanfaatkan waktu luang itu dengan sangat efisien. Cale, yang terus menatap lurus saat dia berjalan, dapat melihat kesatria dan prajurit yang menjaga pintu masuk.

“Ah, tuan muda Cale.”

“Apa kau perlu memeriksa identitasku?”

Kesatria itu menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Cale dan dengan sopan membuka pintu masuk. Cale harus masuk sendirian mulai dari sini. Orang-orang yang diizinkan untuk masuk kali ini jumlahnya jauh lebih sedikit daripada saat perayaan ulang tahun, tapi Cale adalah pengecualian.

“Tuan muda Cale-nim, silakan masuk.”

“Bagus sekali, terima kasih. Pertahankan kerja kerasmu.”

“…Ya tuan!”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale berpikir kemungkinan kesatria itu sudah terlalu banyak bekerja, jadi dia menepuk-nepuk pundak si kesatria saat kesatria itu membungkuk dan menjawab dengan bersemangat. Dia lalu berjalan masuk, tidak sadar kalau kesatria itu terus memandanginya berjalan untuk waktu yang sangat lama.

Cale terus berjalan dengan santai.

Alun-Alun Keagungan.

Raja berencana untuk menghormati para korban dan memberikan medali kepada beberapa orang atas tindakan mereka selama insiden teror alun-alun hari ini. Penerima medali diberikan hak untuk berdiri di panggung tertinggi kedua, tepat di bawah raja, di alun-alun hari ini.

Cale mengenakan pakaian hitam yang lebih megah dari biasanya dan tiba di tempat duduknya.

“Cale.”

“Hyung-nim, kau datang duluan.”

Cale tersenyum kepada Eric Wheelsman, yang memanggil namanya, lantas berdiri di tempat yang disediakan untuknya. Ini adalah tempat bagi para bangsawan. Cale sedang berdiri di sini. Tapi kenapa?

Eric Wheelsman, Amiru, Gilbert, dan semua bangsawan lain hanya memandangi Cale dalam diam. Itu karena mereka telah mendengar berita tentang Cale.

Cale Henituse telah menolak menerima medali penghargaan dan mempersembahkan medali itu kepada orang lain.

Selain itu, dia menyeret tubuhnya yang masih terluka untuk berpartisipasi dalam upacara penghargaan.

Amiru Ubarr melihat ke arah Cale, yang sedang menengadah ke langit.

“Hari ini hari yang indah. Mungkin karena kita di sini untuk menghormati para korban.”

Rambut merah Cale bergoyang oleh angin dan menciptakan perbandingan yang mencolok dengan pakaian hitamnya. Amiru memasang senyum ingin tahu setelah melihat Cale dengan sifat percaya dirinya yang biasa.

“Ini mungkin karena Anda, tuan muda Cale.”

“Aku?”

Cale menoleh ke Amiru dengan bingung. Amiru membalas dengan senyum yang tenang dan hangat. Cale merasa reaksinya itu aneh, tapi tetap mengatakan apa yang ingin dia katakan.

“Kau akan berangkat hari ini, nona muda Amiru?”

“Ya. Aku rasa kau akan pergi besok? Sampai ketemu di wilayah Ubarr kami.”

Cale hendak mengunjungi wilayah Ubarr setelah upacara ini.

“Ya. Aku ingin melihat laut.”

“Aku sudah dengar. Apa untuk memulihkan diri?”

“Ya. Menghirup udara segar akan bagus untukku.”

‘Memulihkan diri, apanya. Aku benar-benar sehat dan akan pergi ke sana agar jadi lebih kuat lagi.’

Namun, Cale mengiyakan ucapan Amiru dan menganggukkan kepalanya lantas melanjutkan.

“Tentu saja, itu bukan alasan satu-satunya.”

“Ah, benar juga.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Amiru, serta Gilbert dan Eric yang sedang menyimak, mereka semua mulai tersenyum. Senyum mereka mirip dengan senyum Cale. Setelah hari ini, para bangsawan akan mendengar apa yang sedang terjadi.

Pengembangan dan investasi untuk pangkalan militer di pesisir pantai Timur Laut. Itu sebabnya mengapa Amiru dan Gilbert terburu-buru pergi dari ibu kota malam ini. Demi mencegah informasi palsu bocor, juga karena kerajaan ingin segala sesuatunya berjalan secepat mungkin.

Tentu saja, hal ini memungkinkan karena keluarga Henituse setuju untuk meminjamkan sejumlah besar uang kepada wilayah Amiru dan Gilbert. Itulah alasan lain mengapa Cale perlu mengunjungi wilayah Amiru dan Gilbert.

‘Cale, kami berencana untuk mengirim seseorang juga, tapi jika toh kamu akan pergi ke sana, coba lihatlah sekalian kamu di sana.’

‘Ayah, bukankah lebih baik jika seorang pakar yang pergi?’

‘Memiliki lebih banyak pasang mata selalu lebih baik.’

Cale setuju melakukannya seperti yang Deruth minta.

“Mohon kerja samanya.”

“Mohon kerja samanya, tuan muda Cale.”

Cale melambaikan tangan pada Amiru dan Gilbert untuk mengatakan jangan mengkhawatirkan itu, saat dia menoleh kembali ke depan. Raja Zed telah sampai.

Upacara peringatan dan pemberian medali lalu dimulai.

Raja Zed berbicara dengan suara lantang yang lebih tegas dari sebelumnya. Masih ada banyak orang di alun-alun, tapi suasananya benar-benar berbeda. Suasananya sangat sunyi.

“Kita berkumpul kembali di sini hari ini untuk menunjukkan bahwa kita tidak akan meringkuk ketakutan.”

Raja Zed memanggil para penonton sekali lagi. Itu adalah peringatan kepada musuh, serta sesuatu untuk menggerakkan orang-orang. Raja Zed melihat ke alun-alun di bawahnya dari panggung tertinggi saat dia terus berbicara.

“Banyak orang telah menunjukkan tindakan kepahlawanan saat insiden itu. Kita mampu melindungi tanah ini seperti di masa lalu berkat keberanian mereka.”

Sepertinya Raja Zed membuat kontak mata dengan Cale pada saat itu, tapi Cale berharap dia salah lihat. Cale diam-diam berpaling untuk melihat ke arah langit di belakang Raja. Dia lalu teringat apa yang Naga Hitam katakan.

‘Berkat Dewa Matahari? Aku tidak merasakan kekuatan dewa apa pun dari manusia-manusia lemah itu. Satu-satunya yang spesial adalah si putra mahkota.’

Keyakinan bahwa keluarga Crossman diberkati oleh Dewa Matahari tidaklah benar. Cale, yang telah mengetahui kebenaran yang tidak berguna lainnya, memutuskan untuk berpura-pura kalau dia tidak tahu apa pun, seperti biasa. Naga Hitam tampak senang karena Cale memberitahunya untuk menjadikan itu sebagai rahasia di antara mereka berdua, dan mengiyakan dengan senang hati.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Untuk itu, kita sekarang akan menyerahkan medali kepada para individu yang gagah berani!”

Raja Zed memulai upacara penghadiahan medali dan semua orang berdiri satu demi satu untuk menerima medali mereka.

Waaaaaaaaa-

Sorak sorai membahana di alun-alun, seakan-akan tidak pernah sunyi sejak awal. Suara Naga Hitam sekali lagi memenuhi kepala Cale.

-Manusia itu menarik ya.

Whaaaaaaaaaaa-

Cale dapat mendengar suara Naga Hitam, begitu juga dengan sorak-sorai orang-orang kepada kesatria yang baru saja menerima medali. Cale merasa dia dapat menebak apa yang Naga Hitam anggap menarik.

Namun, karena Cale adalah manusia, dia memahami perasaan orang-orang yang masih hidup lebih baik daripada di Naga Hitam. Ada kalanya kita merasa sedih dan ada kalanya kita merasa senang.

Prok, prok, prok.

Itu sebabnya dia juga bertepuk tangan bagi para penerima medali. Suasananya jauh lebih baik sekarang. Semua orang menikmati upacara penghadiahan medali layaknya sebuah festival. Suasana yang gembira ini membuat siapa pun bisa mendekati Cale saat ini.

“Tuan muda Cale.”

Cale menoleh ke arah suara pelan yang memanggil namanya. Ada banyak bangsawan yang telah pulang ke rumah, berpikir kalau ibu kota adalah tempat yang berbahaya karena insiden teror itu. Itu sebabnya jumlah bangsawan di sini lebih sedikit dari sebelumnya, tapi salah satu bangsawan itu menghampiri Cale dan memanggil namanya.

“Ada apa, tuan muda Venion?”

Venion Stan masih di sini. Selain dia, pimpinan dari masing-masing kawasan juga masih di sini.

“Aku dengar kau menolak diberikan medali. Apa kau tidak akan menyesalinya?”

Tatapan para bangsawan yang sejak tadi melihat ke atas panggung berpaling ke arah Venion dan Cale. Cale tidak tahu mengapa Venion tersenyum dengan sangat lembut dan menanyakan pertanyaan itu padanya.

-Aku ingin membunuhnya.

Cale hanya khawatir kalau tubuh Venion akan meledak di sini. Cale berharap Naga Hitam akan bersikap tenang saat dia memikirkan tentang medali itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale telah menolak menerima medali. Alasannya sederhana. Dia tidak ingin ‘tercatat dalam sejarah’.

Terdapat catatan tentang semua raja kerajaan terdahulu di lantai paling tinggi di perpustakaan kerajaan. Di lantai di bawahnya tersimpan catatan tentang semua ‘pahlawan’ yang telah menerima medali kehormatan sepanjang sejarah kerajaan.

Kerajaan beralasan bahwa mereka perlu terus memberikan pahlawan-pahlawan ini uang hadiah mereka untuk mencari keberadaan dan melacak pahlawan-pahlawan ini.

‘Itu mungkin terdengar seperti ketenaran dan kehormatan bagi orang lain, tapi itu terdengar seperti rantai bagiku.’

Cale tidak ingin tercatat dalam sejarah di mana pun. Akan lebih gampang melupakan seseorang yang tidak tercatat dalam sejarah. Siapa yang akan mengingat insiden di alun-alun ini di masa depan nanti ketika perang akan segera meletus? Bahkan seandainya mereka mengingat insiden ini, mereka akan lebih dulu mengingat hal-hal lain.

Fakta bahwa dia tahu tentang ini adalah sebagian dari alasan Cale memutuskan untuk turun tangan selama insiden teror, serta alasan dia ingin menghindari dirinya tercatat dalam sejarah.

Cale tersenyum saat dia melihat ke arah Venion dan berkata.

“Apa yang akan aku sesali?”

Tidak ada yang Cale sesali. Dia telah menerima hadiah yang besar, dan yang lebih penting.

“Sudah cukup bahwa kita berhasil bertahan hidup.”

Dia dapat hidup tanpa terluka parah. Itu adalah kebenaran yang paling penting bagi Cale, tidak, bagi Kim Rok Soo. Area di sekitar Cale menjadi sunyi. Venion berujar setelah beberapa saat untuk memecah kesunyian.

“…Begitu.”

“Ya. Aku juga sangat pemalu. Aku terlalu malu naik ke sana untuk menerima medali.”

Ekspresi Venion berubah ganjil. Namun, Cale mengangkat bahunya dan berpaling untuk bertepuk tangan bagi orang lain yang sedang menerima medali.

Naga Hitam memperdebatkan bagaimana membunuh Venion dengan cepat dan sederhana, lantas dia melihat ke Cale dan orang-orang di sekeliling Cale dan menggelengkan kepalanya.

Ada terlalu banyak orang yang sedang melihat Cale saat ini. Para bangsawan dan orang-orang di bawah panggung sedang memandangi Cale. Naga Hitam berpikir keadaan akan jadi runyam dan menjengkelkan bagi Cale jika dia membunuh Venion sekarang, jadi dia memutuskan untuk bersikap seperti Cale dan berdiam diri, sangat berdiam diri, sambil menonton upacara itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Ini mengakhiri upacara hari ini. Akan tetapi, raja ini tidak akan melupakan momen ini. Aku akan mengingatnya hari demi hari agar tidak melupakan pahlawan-pahlawan yang gagah berani!”

Upacara berakhir dengan ucapan terakhir dari raja.

Swiiiiiish-

Angin kencang yang terdengar seperti hujan menyapu sepanjang alun-alun. Cale menyibak rambutnya yang berantakan.

Putra mahkota berkata kalau Cale tidak perlu datang ke acara peringatan hari ini. Namun, Cale tetap datang.

Itu karena dia tahu beratnya kematian seseorang.

Dia mengakhiri acara peringatannya sendiri dan menaruh tangan kanannya di dadanya. Hal ini membuat Eric waspada, dan berkata.

“Cale! Apa ini berlebihan untukmu? Apa jantungmu sakit?”

Cale menatap Eric dengan tidak percaya dan tatapan percaya diri Cale membuat Eric tersenyum canggung dan mundur perlahan-lahan. Eric terlihat sangat malu.

Cale tersenyum melihat reaksi Eric dan menepuk dadanya dua kali. Dia dapat merasakan plakat emas di dalam saku bagian dalamnya saat dia melakukan itu. Itu adalah hadiah yang dia terima dari putra mahkota.

‘Putra mahkota lebih murah hati dari yang aku duga.’

Plakat emas itu memberi Cale dua kesempatan untuk membeli apa pun, berapa pun harganya.

Tidak peduli apakah dia membeli dua potong roti atau dua buah gunung. Yang penting adalah dia hanya bisa menggunakannya dua kali. Cale akan memanfaatkan kedua kesempatan ini dengan sangat efektif di masa depan.

‘Aku yakin putra mahkota berpikir, ‘memangnya berapa banyak yang bisa kau habiskan’ saat doa memberikan ini padaku.

Entah itu, atau dia memberikannya kepada Cale untuk melihat apa yang Cale berhasil beli dengannya.

‘Sayang sekali dia salah.’

Cale mulai tersenyum. Ada banyak benda unik yang kamu bisa beli di dunia, selama kamu tahu bagaimana membelinya.

-Apa yang sedang kau rencanakan, manusia lemah? Berhati-hatilah.

Cale mengabaikan komentar cemas si Naga Hitam, yang telah melihat seringai di wajah Cale. Cale melihat sekeliling tempat dia berdiri dan membuat kontak mata dengan banyak orang.

Namun, dia percaya pandangan-pandangan ini akan lenyap setelah dia meninggalkan ibu kota.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Itu sebabnya Cale, yang telah selesai bersiap-siap untuk berangkat besok pagi-pagi sekali setelah kembali ke kediamannya, menyodorkan ke Naga Hitam sepotong steik dan tiga benda lainnya. Naga Hitam memegang piring berisi steik di atasnya, saat dia bertanya.

“Buat apa ini?”

Ketiga benda itu adalah bom sihir yang sumbu peledaknya sudah dilepas. Mana yang dipadatkan masih ada di dalam bom-bom ini. Untuk sekarang, Cale berencana untuk menggunakan salah satu dari ketiga bom ini. Seringai jahat muncul di wajah Cale.

“Menghancurkan pusaran air.”

Cale berencana untuk menjungkirbalikkan lautan Timur Laut Kerajaan Roan tanpa sepengetahuan siapa pun. Hal itu mungkin karena baik para duyung maupun Suku Paus harusnya sedang tidak berada di lautan Timur Laut.

***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 47                   

>>>             

Chapter 49 

===

Daftar Isi 


1 comment:

  1. Kenyataannya mereka ada di sana, Cale. Btw, bentar lagi Toonka muncul ya?

    ReplyDelete