Friday, May 7, 2021

Trash of the Count’s Family (#49)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 49: Entah Bagaimana (7)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Pada awalnya, Cale tidak berencana menghancurkan pusaran air. Dia berencana mengatasinya dengan menggunakan Perisai Anti-Hancur dan Vitalitas Jantung.

‘Tapi itu ketika belum ada si Naga Hitam.’

Tidak ada alasan baginya untuk bekerja keras ketika ada si Naga Hitam.

Cale menjejali Naga Hitam, On, dan Hong dengan banyak makanan lantas mengirim keluar ketiga Manusia Siluman yang berusia rata-rata 7 tahun itu dan menyapa tamu pertamanya.

“Saya tidak tahu apa yang Anda curi, tapi Anda melakukan sesuatu yang luar biasa.”

Dia adalah Billos.

“Aku rasa aku memang lumayan terkenal belakangan ini.”

Billos menggeleng-gelengkan kepalanya kepada Cale, yang tidak tampak terluka sama sekali. Dia dapat melihat Cale mulai minum sementara mengeklaim dirinya masih terluka.

“Anda memang sangat terkenal, tuan muda Cale. Tapi apa tidak apa-apa jika Anda minum?”

“Tidak ada alasan bagiku untuk berbohong di depanmu.”

Billos tersenyum saat dia mengisi gelas kosong Cale. Dia lalu menyerahkan sebuah kotak sihir kepada Cale.

“Ini benda-benda yang Anda minta. Terima kasih sudah mengembalikan benda-benda dari waktu sebelumnya.”

Cale telah mengembalikan benda-benda lain kepada Billos melalui Choi Han. Cale mengusap-usap kotak barang baru ini dan melihat ke arah Billos.

Cale telah memutuskan bagaimana memanfaatkan kesempatan pertama untuk menggunakan plakat emas itu.

Dia memutuskan untuk membeli* waktu (mengulur waktu). {Sepertinya penulis sengaja menggunakan kata ‘buy=membeli’, jadi saya menerjemahkannya di sini secara literal}

Cale memutuskan untuk mengulur waktu untuk momen ketika para Kesatria Utara, yang tidak hanya berbahaya bagi Kerajaan Roan tapi juga Kerajaan Breck dan kerajaan-kerajaan tengah-utara lainnya, mulai menuju ke selatan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Lebih spesifiknya, selain Kesatria Utara, ada juga Kekaisaran di tengah-tengah Kontinen Barat, si pembantai mage, dan Ratu Hutan Rimba Selatan. Cale memutuskan untuk mengulur-ngulur waktu untuk menghindar dari mereka. Tidak masalah jika dia seorang diri, tapi kini ada orang-orang lain yang perlu dia jaga.

“Billos.”

 “Apa kau mengurus properti juga?”

“Tidak, tapi saya tahu apa yang tengah terjadi belakangan ini.”

Billos benar-benar seorang pedagang. Dia memperoleh informasi dengan sangat cepat.

“Kontinen Barat sedang di ambang huru-hara, dan itu adalah saat yang tepat bagi pedagang seperti saya untuk menghasilkan uang.”

“Pedagang akan berlari ke arah apa pun yang bisa menghasilkan keuntungan.”

Billos menyukai Cale, yang sangat memahami pedagang. Dia juga menyukai Cale karena dia tidak suka bertele-tele dan langsung ke pokok pembicaraan.

“Kerajaan Whipper akan segera porak-poranda. Aku yakin kamu sudah menduganya?”

Billos menganggukkan kepalanya. Para non-mage dan mage sudah tidak dapat lagi hidup berdampingan di Kerajaan Whipper.

“Itu sebabnya saya sedang mencari tahu apa yang bisa saya manfaatkan untuk menghasilkan uang dalam kekisruhan itu. Tuan muda Cale, menurut Anda investasi apa yang paling menguntungkan di sana?”

Cale menjawab pertanyaan Billos dengan gampang.

“Orang-orang.”

Para mage akan kalah dalam perang saudara itu dan Menara Sihir akan dihancurkan. Lalu apa yang akan terjadi pada mage yang tersisa? Tidak semua mage akan tewas di akhir perang saudara.

Kerajaan Whipper adalah penyedia alat sihir terbesar di Kontinen Barat. Ada banyak mage yang menjauhi kekuasaan dan politik, tapi tidak akan ada tempat bagi para mage itu di Kerajaan Whipper setelah perang saudara.

Di dalam novel, Putra Mahkota Alberu Crossman hendak menargetkan permasalahan itu. Sedangkan untuk Menara Sihir yang hancur, Rosalyn adalah mage level tertinggi yang memutuskan untuk menciptakan Menara Sihir yang baru di lokasi berbeda.

Billos adalah orang yang pemikirannya sangat tajam.

“Anda berpikir para mage akan mencari rumah baru.”

Cale tidak memberi Billos jawaban langsung.

Para mage harus kalah di Kerajaan Whipper. Itulah satu-satunya cara agar Kerajaan Whipper bisa menuju masa depan yang lebih baik.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Namun, Cale tidak terlalu memikirkan hal-hal itu.

Apa yang dia inginkan adalah sesuatu yang lain.

Penyedia terbesar alat-alat sihir level tertinggi di Kontinen Barat. Cale membutuhkan benda-benda yang akan tersisa setelah perang saudara.

“Segera kabari aku begitu Menara Sihir dihancurkan.”

“…Boleh saya tanya kenapa?”

Cale mengangkat bahunya dan menjawab ringan.

“Kau akan tahu saat itu terjadi.”

Menara Sihir.

Cale berencana membelinya.

Menara Sihir akan penuh dengan alat-alat sihir rusak yang tidak akan dapat diperbaiki setelah perang saudara. Cale juga tahu metode untuk membeli Menara Sihir ini. Alberu juga tidak akan bisa melakukan apa pun mengenai tindakan Cale.

“Saya menantikannya.”

Cale menganggukkan kepalanya mengiyakan. Dia juga menantikannya.

Membeli Menara Sihir akan membantunya mengulur waktu. Itu akan memberinya waktu untuk melindungi dirinya sendiri dari bahaya. Itu akan sangat mahal, tapi…

‘Toh itu bukan uangku.’

Billos melihat seringai jahat di wajah Cale dan ekspektasinya meningkat.

“Kalau begitu saya akan menghubungi Anda saat itu terjadi.”

“Oke. Aku tunggu.”

Cale mengucapkan sampai jumpa kepada Billos, tamu pertamanya. Dia lalu menyapa tamu kedua dan terakhirnya. Yah, tamu keduanya masuk dengan lebih tergesa-gesa ke kamarnya.

Cale melihat ke arah jendela beranda yang terbuka, lantas terkesiap melihat makhluk yang menyerbu masuk melalui jendela.

“Apa ini?”

Sebuah boneka tanah liat seukuran telapak tangannya memanjat masuk melalui jendela. On dan Hong melompat ke dalam pelukan Cale karena ketakutan.

Itu karena ekspresi boneka tanah liat itu mengerikan. Ia lebih terlihat seperti zombi daripada sebuah boneka. Pada saat itu, Naga Hitam berbicara ke dalam kepala Cale dengan sihir seperti biasa.

-Aku merasakan kekuatan dewa.

“Ah.”

Cale menyerukan nama seseorang.

Si pendeta gila.

“Cage.”

Begitu dia melakukannya, boneka tanah liat yang tidak punya mata ataupun telinga dan hanya sebuah mulut mulai berbicara.

“Sudah saya duga Anda akan mengenaliku, tuan muda Cale. Boneka ini terhubung denganku. Ini adalah benda sekali pakai yang hanya bisa mendengar dan berbicara.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia benar-benar cukup hebat untuk menjadi seorang necromancer.

Cale melihat ke arah Naga Hitam. Naga Hitam berbicara ke dalam benak Cale, tapi tidak membuat dirinya menghilang. Tampaknya dia langsung tahu kalau boneka itu bisa mendengar dan berbicara, tapi tidak bisa melihat.

‘Sebenarnya seberapa kuat naga ini?’

Cale tiba-tiba mempertanyakan kekuatan si Naga Hitam.

Namun, boneka tanah liat itu mulai berbicara dan mencegahnya berpikir terlalu lama.

“Kami akan meninggalkan ibu kota hari ini. Saya yakin tuan muda Cale tidak suka jika kami menghubungi Anda seperti ini.”

‘Benar. Tepat sekali.’

“Akan tetapi, Taylor bilang dia punya sesuatu yang ingin dia katakan kepada Anda.”

“‘Tuan muda Cale ketika saya pergi untuk merebut kembali posisi saya {posisi penerus}, tidak, ketika saya satu tingkat lebih tinggi dari posisi awal saya {posisi Marquis}, saya akan kembali untuk membalas budi atas pertolongan Anda.’, itulah yang dia ingin katakan kepada Anda.”

“Tidak perlu memberitahuku.”

“Saya tahu.”

Cale melihat ke dalam rongga mata kosong milik boneka tanah liat itu.

“Meskipun begitu, Taylor dan saya perlu seseorang untuk berbagi berita ketika kami mendapatkan apa yang kami inginkan.”

“Lakukan apa pun yang kalian mau.”

Boneka tanah liat itu tersenyum mendengar ucapan Cale lantas ia mulai meleleh. On dan Hong semakin membenamkan diri ke dalam pakaian Cale untuk bersembunyi setelah melihat boneka itu meleleh.

“Kalau begitu semoga Anda tetap sehat, tuan muda Cale.”

Boneka tanah liat itu lenyap tanpa meninggalkan jejak. Naga Hitam menatap tempat kosong di mana boneka tanah liat itu sebelumnya berdiri untuk sejenak lantas menoleh ke Cale.

“Kalau begitu itukah saat aku bisa membalaskan dendamku?” (Tanda petik ketika Naga Hitam berbicara langsung, tanda penghubung {-} ketika dia berbicara di dalam benak Cale.)

Begitu Taylor Stan kembali berkuasa dan menjadi tuan di kediaman Marquis Stan, Marquis saat ini dan Venion, keduanya akan menghadapi murka Naga Hitam ini.

“Ya. Kau bisa melakukan apa pun semaumu pada saat itu.”

“Bagus sekali.”

Naga Hitam membulatkan pikirannya tentang kapan dia akan membalaskan dendamnya setelah mendengar tentang situasi kediaman Marquis Stan saat ini dari Cale.

Naga Hitam akan menyerang Venion dan Marquis ketika mereka berada di titik terendah hidup mereka. Dia akan menunjukkan apa itu keputusasaan kepada mereka dan membuat mereka menderita.

Naga Hitam mengepak-ngepakkan sayapnya dengan gembira. Dia benar-benar makhluk yang sadis.

Cale mendengar Naga Hitam menggumamkan rencana balas dendamnya di dalam kepalanya dan menganggapnya sebagai lagu pengantar tidur yang mengerikan saat dia beranjak tidur. Tentu saja, komentar-komentar sadis itu membuatnya tidak bisa terlelap dengan mudah. Keesokan paginya, Cale berdiri di depan kereta kuda pagi-pagi sekali.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Rosalyn, Choi Han, dan Lock mengantarnya pergi. Cale melihat mereka bertiga dengan ekspresi datar.

“Cale-nim, jika Anda pikir Anda melihat mage k*parat itu, tolong suruh si naga untuk langsung membunuhnya. Yang perlu Anda katakan kepadanya hanyalah untuk meledakkan kepalanya agar dia tidak menjadi orang tidak berguna seperti saya, yang hanya bisa memotong sebelah lengannya.”

Choi Han melontarkan ucapan sadis sejak pagi-pagi buta.

“Aku pasti akan menjadi lebih kuat dan kembali! Jadi pastikan kalian mendengarkan tuan muda selama aku pergi. Pikirkan dengan serius tentang hal yang aku katakan kepada kalian terakhir kali. Ini demi masa depan kalian. Sekarang kita semua harus menjadi lebih kuat.”

Lock dikelilingi oleh kesepuluh adik-adiknya dan memberi tahu mereka apa yang ada di pikirannya. Rosalyn sedang berbisik dengan Naga Hitam di dalam kereta, dan suaranya sangat kecil sehingga tidak dapat didengar bahkan oleh Cale.

“Naga-nim, ini buku teks tentang alfabet Kerajaan Roan, dan ini berisi bahasa umum kontinen.”

“Terima kasih, manusia. Aku hebat dan kuat, jadi aku akan belajar dengan cepat.”

“Pastinya. Naga-nim hebat dan kuat. Saya mendoakan agar Anda dapat memikirkan nama yang keren untuk diri Anda.”

“Aku akan memintanya untuk memikirkan nama untukku.”

“…Saya yakin Cale-nim akan tahu maksud Anda dengan memintanya melakukan itu.”

“Hmph.”

Cale tidak tahu apa yang mereka sedang bicarakan, tapi dia menatap Rosalyn, yang sedang mengamati Naga Hitam dengan senyum puas di wajahnya, dan mulai mengernyit. Dia lalu berpaling ke Choi Han dan mulai berbicara.  Choi Han masih terus membicarakan apa yang Cale harus lakukan agar tetap hidup tanpa keberadaan dirinya.

“Cale-nim, peluang bertahan hidup Anda akan naik jika Anda menghancurkan apa saja dalam satu serangan lalu kabur. Juga-.”

“Cukup dengan omong kosong itu.”

Cale terus berbicara dengan datar kepada Choi Han, yang segera tutup mulut.

“Pastikan dirimu tidak terluka.”

“…Ya. Saya pasti akan melakukannya.”

Cale tidak ingin melihat senyum polos Choi Han lagi, jadi dia naik ke kereta. Rosalyn turun begitu Cale naik.

Cale merasakan bobot Naga Hitam yang tak kasatmata, serta On dan Hong, di pangkuannya saat dia melihat keluar jendela ke arah Hans.

“Ayo berangkat.”

Para pegawai, yang berada di luar kediaman untuk mengantar keberangkatan mereka, mengucapkan selamat tinggal kepada Cale. Cale tidak mengerti kenapa para pegawai ini mau menunda pekerjaan mereka dan keluar untuk mengantarnya. Dia memberi tahu bahwa mereka tidak perlu mengantarnya, tapi mereka tetap ingin datang dan mengantarnya.

“Tuan muda-nim, semoga Anda pulang dengan selamat!”

“Kami senang dapat melayani Anda, tuan muda-nim!”

“Kami harap dapat bertemu Anda lagi di masa mendatang!”

‘Sungguh omong kosong yang buruk.’

Cale tidak punya rencana untuk kembali ke ibu kota. Dia melambaikan tangan pada mereka dengan santai lalu menutup tirai kereta.

Tindakannya itu adalah tanda untuk berangkat. Rombongan Cale mempunyai tambahan dua kereta dibanding saat mereka datang, mereka meninggalkan ibu kota dan menuju ke Wilayah Timur Laut.

Ubarr. Cale sedang menuju lautan yang dipenuhi dengan pusaran-pusaran air selama ratusan tahun.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Hufh! Baunya asin! Apa ini laut?”

Si kucing merah Hong melihat keluar jendela kereta yang terbuka dan membaui udara. Cale menganggukkan kepalanya saat dia menerima benda kecil bundar yang disodorkan Naga Hitam kepadanya.

“Ini mana yang dipadatkan dari bom itu?”

Naga Hitam menganggukkan kepalanya pada pertanyaan Cale dan menjawab.

“Ya. Kita bisa membuat bom sihir baru sekarang.”

Cale merasa senang mendengar konfirmasi ini dan membuka jendela kereta lebar-lebar. Semilir angin laut yang dingin masuk ke dalam kereta saat dia melihat keluar ke arah lautan Timur Laut. Ada banyak pulau tak terlihat di lautan. Lautan Timur Laut memiliki cukup banyak pulau kecil.

Si kucing perak On juga lumayan bersemangat.

“Oh! Lihat tebing terjal itu!”

Tebing terjal itu menimbulkan kekaguman sekaligus ketakutan ketika mereka tengah melewati jalan yang dibuat di atas tebing itu.

Cale melihat ke arah ‘Tebing Angin’, pemandangan yang paling indah di wilayah Ubarr. Ada banyak pulau kecil di dekat tebing itu.

Di antara tebing itu dan pulau-pulau tampak sejumlah pusaran air yang bergolak. Pusaran-pusaran air itu adalah biang kerok kenapa lautan di wilayah Ubarr sangat berbahaya.

‘Si pembantai mage mendarat di salah satu pulau itu setelah kapalnya karam oleh pusaran air, dan pada akhirnya menemukan ‘Suara Angin’.’

Si pembantai mage dikenal sebagai orang barbar yang cerdas. Dia bahkan lebih kuat dari Lock, anggota Suku Serigala Biru dan calon Raja Serigala, dan memegang gelar individu terkuat di Kontinen Barat. Nama si pembantai mage itu adalah Toonka, dikenal sebagai Toonka Sang Tiran.

‘Aku hanya perlu mendapatkannya sebelum dia.’

Jika hal-hal berjalan sama seperti di novel, masih terlalu cepat bagi Toonka untuk datang ke sini. Cale berpikir tidak mungkin dia akan bertemu Toonka saat dia melihat ke arah lautan dengan rasa puas. Perjalanan ini akan mulus, selama dia menghindari Toonka.

Cale, yang sejak tadi melihat keluar jendela dengan puas, dapat melihat sesuatu jauh di cakrawala.

“Hmm?”

Cale menggosok matanya sejenak, tapi itu masih tetap sama.

“…Bukankah itu seekor paus?”

Segerombolan paus besar sedang menembakkan air ke udara sambil menyeberangi Lautan Timur Laut menuju selatan. Cale mendadak punya firasat buruk, dan mencengkeram bahan bom sihir di tangannya.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Para paus cenderung tinggal di lautan Utara. Sama halnya dengan Suku Paus. Suku Paus datang ke selatan hanya saat berperang dengan para duyung.

‘Aku yakin itu hanya gerombolan paus yang lewat. Ribuan paus menuju selatan. Tidak mungkin, kan?’

Suara Naga Hitam menggema di telinga Cale.

“Aku merasakan aura yang kuat.”

Gema itu menusuk tepat ke dalam otak Cale.

Itu sebabnya mengapa Cale mengernyit ketika dia tiba di sebuah desa kecil tak jauh dari Tebing Angin.

“Tuan muda, apa Anda merasa sakit sepanjang perjalanan?”

Cale menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Hans.

“Tidak, hanya saja perasaanku tidak enak.”

“Ah, Anda merasa takut karena tebing-tebing itu. Tetapi, pengemudi kita seorang veteran, jadi tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.”

Cale mengabaikan komentar tidak berguna dari Hans dan mengulurkan tangannya kepada orang yang menghampirinya.

“Lama tidak bertemu, nona muda Amiru.”

“Halo, tuan muda Cale.”

Amiru memasang senyum tenang khasnya di wajahnya saat dia menyambut Cale dan krunya.

Ini adalah desa tepi laut kecil di wilayah Ubarr. Desa kecil ini, yang tidak punya sesuatu yang spesial dan membuat para penduduknya dapat hidup damai dan tenang sampai saat ini, tiba-tiba sibuk didatangi banyak pengunjung.

Desa itu berubah dengan cepat setiap hari. Namun, mereka akan segera berhadapan dengan peluang yang akan membuat desa mereka berubah drastis di masa depan. Besok malam akan menjadi momen itu. Besok malam, Cale berencana untuk meledakkan sebuah bom sihir jauh di dalam lautan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Akan tetapi, sesuatu yang, dalam pandangan Cale, seharusnya tidak terjadi malah terjadi. Situasi buruk ini bermulai ketika salah satu kesatria Amiru datang melapor ke Amiru. Kesatria itu bergegas menghampiri Amiru dan melapor dengan suara pelan.

“Nona, orang yang kita selamatkan telah sadar.”

“Oh, benarkah?”

‘Selamatkan?’

Kata itu membuat Cale teringat pada seseorang.

Saat Cale mengernyit dengan keraguan dalam benaknya, Amiru menyadari ekspresi Cale dan mulai menjelaskan.

“Kami sedang menginspeksi pesisir pantai dan pulau sekitar untuk pangkalan Angkatan laut yang baru ketika kami menyelamatkan seseorang yang kapalnya karam. Sepertinya dia telah sadar.”

‘Perasaanku tidak enak.’

“Kami memperdebatkan apa yang harus dilakukan ketika kami melihat dia tidak sadarkan diri dan terseret ke dalam pusaran air, tapi aku teringat apa yang kau lakukan di alun-alun dan memutuskan kalau kami perlu menyelamatkannya.”

Amiru terus berbicara kepada Cale.

“Karena nyawa seseorang itu berharga, iya kan, tuan muda Cale?”

Cale menjawab pertanyaan itu setelah terdiam sejenak.

“…Tentu saja.”

“Sudah kuduga tuan muda Cale akan menjawab begitu.”

Cale bahkan tidak dapat memikirkan tentang wajah tersenyum Amiru saat ini. Satu-satunya yang ada di benaknya sekarang adalah penjelasan tentang bagaimana novel itu menggambarkan situasi Toonka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 48                   

>>>             

Chapter 50

===

Daftar Isi 


 

 

 

1 comment: