Sunday, May 2, 2021

Remarried Empress (#189) / The Second Marriage (Ep. 94 part 3 - Ep 95 part 1)

 


Chapter 189: Masih Canggung (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Kenapa kalian berdua bersama…?”

“Kami kebetulan bertemu di depan pintu.”

Setelah penjelasan singkat, Heinley dengan cepat memahami situasinya, "Ahh!"

Christa diam, tetapi begitu Heinley melangkah keluar dari belakang mejanya, dia mengutarakan pikirannya.

"Yang Mulia, saya dengar Anda berencana menyiapkan pernikahan Anda sendiri, apakah itu benar?"

Heinley berhenti di samping mejanya dan menatap Christa dengan wajah serius.

"Iya. Jadi Anda sudah dengar, kakak ipar."

Aku juga menatap Christa.

‘Dia datang ke sini untuk alasan yang sama denganku.’

Christa tampak sedikit tegang.

Ketika dia melihat tatapan Heinley dan tatapanku, dia tampak semakin tegang. Dia tersenyum canggung dan berbicara dengan hati-hati,

“Yang Mulia, jika diperbolehkan. Saya ingin Anda menyerahkan persiapan pernikahan kepada saya."

Alis Heinley terangkat.

"Kepada Kakak Ipar?"

“Mempersiapkan pernikahan Anda sendiri adalah hal yang jarang dilakukan. Sebagai saudara ipar dan mantan ratu, saya paling sesuai untuk mempersiapkan pernikahan atas nama Anda berdua. Itu yang terbaik.”

Heinley tersenyum canggung dan membuka mulutnya.

Dia sepertinya ingin menolaknya….

Aku mengatakannya lebih dulu, sebelum Heinley dapat berbicara.

“Ini adalah pernikahan yang dimulai secara berbeda dari yang lain, jadi alangkah baiknya membuat persiapannya secara berbeda pula. Lakukan apa yang Anda putuskan dari awal, Heinley.”

Seandainya aku tidak ikut campur, Heinley juga akan menolak, tetapi baginya, Christa adalah istri saudaranya yang meninggal muda.

Akan canggung baginya untuk menghadapi Christa secara langsung. Aku pikir akan lebih baik jika aku yang melakukannya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Christa menatapku dengan alis terangkat, tidak membayangkan aku akan keberatan.

Dia tidak terlihat marah, tapi dia terlihat sedikit terkejut.

Alih-alih berdebat, dia menurunkan pandangannya dan bergumam, "Begitu ..." Lalu dia meminta maaf.

“Saya datang ke sini karena saya berpikir harusnya saya yang menanganinya sebagai saudara ipar Anda dan mantan ratu. Rupanya, saya tidak membaca suasananya dengan tepat. Maafkan saya."

Dia tampak tidak berdaya dan kecewa.

Wajahnya memucat.

Saat dia meminta maaf dengan tenang, itu terasa aneh.

Alih-alih berbicara lebih jauh, dia meninggalkan kantor tanpa berkata apa-apa.

Aku mengerutkan kening saat menatap pintu.

Aku merasa seolah-olah telah mengintimidasi dia. Seolah-olah aku telah mendorong hewan lemah yang memperlihatkan gigi-giginya tanpa daya.

Itu aneh.

Aku tidak pernah merasa seperti ini kepada Rashta, yang berada dalam posisi yang lebih menyedihkan daripada Christa.

Di satu sisi, aku merasa sangat tidak enak setelah menghadapi Christa, jadi aku mengerutkan kening.

Setelah dipikir-pikir, menurutku hal itu disebabkan oleh perbedaan etiket.

Rashta sering membuat pernyataan di luar akal sehatku.

Dia ingin pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya dia datangi, menyentuh barang-barangku, dan memintaku memperlakukan dia seperti saudara perempuanku.

Bahkan ada saat-saat ketika dia meniruku dengan begitu terang-terangan sampai-sampai membuatku merinding.

Tapi sisi lemah Christa masih masuk akal.

Mungkin itu sebabnya aku merasa sangat tidak enak.

Tentu saja, pikiran manusia itu kompleks, jadi sulit untuk mengetahui dengan jelas….

"Ratu?"

Aku rasa aku terlalu tenggelam dalam pikiranku. Ketika Heinley mendekat dan memanggilku, aku spontan menatapnya karena terkejut.

Heinley menatapku dengan ekspresi khawatir.

“Raut wajahmu muram, apa kamu baik-baik saja?”

"Aku baik-baik saja."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Heinley mengerutkan kening mendengar ucapanku, seolah-olah aku sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.

“Kamu memintaku untuk tidak ikut campur… tapi menurutku, Ratu. Aku rasa aku harus memberi tahu kakak ipar untuk tidak datang ke kantorku. Apakah kamu tidak setuju?”

Heinley menanyakan pertanyaan itu dengan hati-hati.

“Jangan mengkhawatirkan itu.”

Aku menggelengkan kepala.

Tidak baik baginya untuk terlibat dalam masalah ini dengan cara apa pun.

Alih-alih berbicara tentang Christa, aku beralih ke topik yang ingin kubahas.

"Ah. Aku juga datang ke sini terkait sesuatu. "

“Ratu, apakah kamu ingin mempersiapkan pernikahanmu sendiri?”

"Tidak juga. Aku datang untuk melihat apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu."

“Yah, ini demi Ratu, jadi aku ingin mengurusnya sendiri.”

"Aku mengerti…"

“Tentu saja kamu harus membantuku mengukur gaun pengantinmu. Tidak mungkin kan memakai ukuranku."

Heinley menambahkan dengan main-main dan tersenyum manis.

Tapi saat dia menyebutkan 'ukuran', aku teringat tubuh telanjangnya di air mancur, yang telah aku lupakan sesaat ketika aku melihat Christa, dan wajahku memanas.

Aku buru-buru menundukkan kepalaku, tapi sudut pandanganku bahkan jadi lebih buruk. Akhirnya, aku mengangkat kepala dan menoleh ke samping.

"Ratu, apakah kamu marah?"

Aku hanya perlu tetap seperti ini sebentar.

Heinley berjalan ke sampingku, menekuk lututnya.

Dia kemudian menatap mataku dari dekat.

Saat aku melihat langsung ke mata ungunya, wajahku semakin memanas.

Ketika aku menggigit bibir bawahku dan menoleh ke samping lagi, Heinley bingung dan bergerak menghadapku lagi.

"Ratu? Apakah kamu benar-benar marah?”

“…”

"Ratu?"

Setelah berputar-putar, aku berpikir kalau ini tidak akan menyelesaikan apa pun.

Itu benar. Aku tidak bisa terus-menerus merasa malu seperti ini. Aku telah memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk jujur.

Aku malu, tapi aku tidak bisa membiarkan dia terus menipuku. Merahasiakannya akan menjengkelkan dan canggung bagi Heinley sendiri.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Aku akhirnya memutuskan untuk angkat bicara,

“Heinley. Apakah mungkin-"

Aku baru saja akan bertanya padanya apakah dia membohongiku.

Tapi saat aku melihat ekspresinya yang penuh kecemasan. Apa yang keluar dari mulutku benar-benar berbeda.

“Undang Grand Duke Kapmen.”

Ekspresi Heinley menjadi kaku.

"Apa?"

Nama Grand Duke, yang mendadak disebut, sepertinya membuatnya bingung. Aku juga bingung.

Aku bermaksud untuk berbicara tentang Grand Duke Kapmen setelah pernikahan.

Mengapa aku tiba-tiba menyebut dia?

Aku menyesalinya dalam hati, tetapi aku terlanjur melakukannya.

Aku tampak tenang seolah-olah dari awal aku bermaksud untuk mengemukakan topik ini, dan hanya mengatakan apa yang aku rencanakan untuk dikatakan dalam waktu beberapa minggu ke depan.

“Apakah kamu ingat Grand Duke Kapmen? Aku yakin kalian bertemu selama perayaan Tahun Baru."

"Bagaimana mungkin aku tidak mengingatnya?"

Heinley bergumam dengan senyum aneh. Mungkin karena Heinley hampir bertengkar dengannya.

Meskipun Heinley tidak bisa marah karena dia ada di depanku, dia tidak bisa menahan wajahnya agar tidak berkerut.

“Ratu, apakah kamu ingin mengundangnya?”

“Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, kami bekerja sama untuk membangun perdagangan antar benua antara kedua negara.”

“Perdagangan… antar benua?”

Namun, raut wajahnya yang berkerut dengan cepat berubah menjadi serius ketika aku menyebutkan perdagangan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

"Coba teruskan."

Aku terus berbicara.

"Tapi hal itu gagal saat dia dan Yang Mulia bertengkar."

“Ah, aku mendengar tentang itu. Selain itu…"

Mata Heinley bergerak cepat ke kepalan tanganku.

"Apa itu benar?"

Kemudian, dia menyentuhkan jari ke pipinya.

Dia sepertinya mengacu ke pukulan Grand Duke Kapmen kepada Sovieshu.

"Iya."

“Meski aku bisa memahaminya, itu terlalu sembrono.”

Grand Duke Kapmen, pada saat itu, berada di bawah pengaruh ramuan cinta.

Kalau dipikir-pikir, apakah dia sudah bisa menghilangkan efeknya?

Saat aku berpikir, Heinley meraih tanganku.

"Duduklah. Jangan berdiri."

Dia kemudian membawaku ke mejanya dan memintaku untuk duduk di kursi, bersandar di tepi meja saat aku duduk.

Ini mungkin tidak disengaja, tetapi secara alami tubuh bagian bawah Heinley sejajar dengan mataku.

"!"

Aku mengepalkan tangan dan memutar kursi ke arah jendela. Sekali lagi, masalahnya adalah sudut pandanganku.

Aku bertanya, berpura-pura melihat ke luar jendela melalui celah di antara tirai.

“Aku ingin menyelesaikan perdagangan itu. Jika kamu mengundangnya, aku akan mencoba membuat perdagangan antara Rift dan Kerajaan Barat berhasil."

Heinley bergumam dengan suara yang sedikit teredam.

"Jika Ratu telah mengerjakannya, tentu saja kemungkinan berhasilnya akan tinggi ..."

“Ini adalah perdagangan yang dipelopori negara pertama dengan benua ini. Meskipun perdagangan langsung akan menguntungkan dengan sendirinya, jika perdagangan dengan benua ini menjadi populer, kita akan membuat Rift dan Kerajaan Barat menjadi negara-negara perantara perdagangan. "

“…”

“Bahkan pedagang yang mengalami kesulitan untuk terlibat dalam perdagangan akan merasa lebih nyaman terlibat dalam bisnis yang dipelopori oleh negara, jadi akan lebih baik untuk mendapatkan investasi.”

Aku berbicara dengan penuh tekad ke arah jendela. Peluang keberhasilan bisnis telah dipertimbangkan secara menyeluruh di Kekaisaran Timur.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat itu, Heinley bergumam dengan suara teredam.

“Tapi Ratu, apakah kamu harus melihat ke sana untuk berbicara?”

"!"

"Tolong lihat aku saat berbicara."

“…”

"Jika kamu benar-benar tidak marah padaku, aneh kalau kamu terus menghindari tatapanku."

"Aku ... aku tidak menghindari tatapanmu."

"Benarkah?"

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 188                  

>>>             

Chapter 190

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment