Chapter 189: Masih Canggung (2)
Penerjemah: Shira Ulwiya
“Kenapa kalian berdua bersama…?”
“Kami kebetulan bertemu di depan pintu.”
Setelah penjelasan singkat, Heinley dengan
cepat memahami situasinya, "Ahh!"
Christa diam, tetapi begitu Heinley
melangkah keluar dari belakang mejanya, dia mengutarakan pikirannya.
"Yang Mulia, saya dengar Anda
berencana menyiapkan pernikahan Anda sendiri, apakah itu benar?"
Heinley berhenti di samping mejanya dan menatap
Christa dengan wajah serius.
"Iya. Jadi Anda sudah dengar, kakak
ipar."
Aku juga menatap Christa.
‘Dia datang ke sini untuk alasan yang sama
denganku.’
Christa tampak sedikit tegang.
Ketika dia melihat tatapan Heinley dan
tatapanku, dia tampak semakin tegang. Dia tersenyum canggung dan berbicara
dengan hati-hati,
“Yang Mulia, jika diperbolehkan. Saya ingin
Anda menyerahkan persiapan pernikahan kepada saya."
Alis Heinley terangkat.
"Kepada Kakak Ipar?"
“Mempersiapkan pernikahan Anda sendiri
adalah hal yang jarang dilakukan. Sebagai saudara ipar dan mantan ratu, saya
paling sesuai untuk mempersiapkan pernikahan atas nama Anda berdua. Itu yang
terbaik.”
Heinley tersenyum canggung dan membuka
mulutnya.
Dia sepertinya ingin menolaknya….
Aku mengatakannya lebih dulu, sebelum
Heinley dapat berbicara.
“Ini adalah pernikahan yang dimulai secara
berbeda dari yang lain, jadi alangkah baiknya membuat persiapannya secara berbeda
pula. Lakukan apa yang Anda putuskan dari awal, Heinley.”
Seandainya aku tidak ikut campur, Heinley juga
akan menolak, tetapi baginya, Christa adalah istri saudaranya yang meninggal muda.
Akan canggung baginya untuk menghadapi
Christa secara langsung. Aku pikir akan lebih baik jika aku yang melakukannya.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Christa menatapku dengan alis terangkat,
tidak membayangkan aku akan keberatan.
Dia tidak terlihat marah, tapi dia terlihat
sedikit terkejut.
Alih-alih berdebat, dia menurunkan
pandangannya dan bergumam, "Begitu ..." Lalu dia meminta maaf.
“Saya datang ke sini karena saya berpikir harusnya
saya yang menanganinya sebagai saudara ipar Anda dan mantan ratu. Rupanya, saya
tidak membaca suasananya dengan tepat. Maafkan saya."
Dia tampak tidak berdaya dan kecewa.
Wajahnya memucat.
Saat dia meminta maaf dengan tenang, itu
terasa aneh.
Alih-alih berbicara lebih jauh, dia
meninggalkan kantor tanpa berkata apa-apa.
Aku mengerutkan kening saat menatap pintu.
Aku merasa seolah-olah telah mengintimidasi
dia. Seolah-olah aku telah mendorong hewan lemah yang memperlihatkan gigi-giginya
tanpa daya.
Itu aneh.
Aku tidak pernah merasa seperti ini kepada
Rashta, yang berada dalam posisi yang lebih menyedihkan daripada Christa.
Di satu sisi, aku merasa sangat tidak enak
setelah menghadapi Christa, jadi aku mengerutkan kening.
Setelah dipikir-pikir, menurutku hal itu disebabkan
oleh perbedaan etiket.
Rashta sering membuat pernyataan di luar
akal sehatku.
Dia ingin pergi ke tempat-tempat yang tidak
seharusnya dia datangi, menyentuh barang-barangku, dan memintaku memperlakukan
dia seperti saudara perempuanku.
Bahkan ada saat-saat ketika dia meniruku
dengan begitu terang-terangan sampai-sampai membuatku merinding.
Tapi sisi lemah Christa masih masuk akal.
Mungkin itu sebabnya aku merasa sangat
tidak enak.
Tentu saja, pikiran manusia itu kompleks,
jadi sulit untuk mengetahui dengan jelas….
"Ratu?"
Aku rasa aku terlalu tenggelam dalam
pikiranku. Ketika Heinley mendekat dan memanggilku, aku spontan menatapnya
karena terkejut.
Heinley menatapku dengan ekspresi khawatir.
“Raut wajahmu muram, apa kamu baik-baik
saja?”
"Aku baik-baik saja."
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Heinley mengerutkan kening mendengar ucapanku,
seolah-olah aku sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.
“Kamu memintaku untuk tidak ikut campur…
tapi menurutku, Ratu. Aku rasa aku harus memberi tahu kakak ipar untuk tidak
datang ke kantorku. Apakah kamu tidak setuju?”
Heinley menanyakan pertanyaan itu dengan
hati-hati.
“Jangan mengkhawatirkan itu.”
Aku menggelengkan kepala.
Tidak baik baginya untuk terlibat dalam masalah
ini dengan cara apa pun.
Alih-alih berbicara tentang Christa, aku beralih
ke topik yang ingin kubahas.
"Ah. Aku juga datang ke sini terkait
sesuatu. "
“Ratu, apakah kamu ingin mempersiapkan
pernikahanmu sendiri?”
"Tidak juga. Aku datang untuk melihat
apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu."
“Yah, ini demi Ratu, jadi aku ingin
mengurusnya sendiri.”
"Aku mengerti…"
“Tentu saja kamu harus membantuku mengukur
gaun pengantinmu. Tidak mungkin kan memakai ukuranku."
Heinley menambahkan dengan main-main dan
tersenyum manis.
Tapi saat dia menyebutkan 'ukuran', aku
teringat tubuh telanjangnya di air mancur, yang telah aku lupakan sesaat ketika
aku melihat Christa, dan wajahku memanas.
Aku buru-buru menundukkan kepalaku, tapi
sudut pandanganku bahkan jadi lebih buruk. Akhirnya, aku mengangkat kepala dan
menoleh ke samping.
"Ratu, apakah kamu marah?"
Aku hanya perlu tetap seperti ini sebentar.
Heinley berjalan ke sampingku, menekuk
lututnya.
Dia kemudian menatap mataku dari dekat.
Saat aku melihat langsung ke mata ungunya,
wajahku semakin memanas.
Ketika aku menggigit bibir bawahku dan
menoleh ke samping lagi, Heinley bingung dan bergerak menghadapku lagi.
"Ratu? Apakah kamu benar-benar marah?”
“…”
"Ratu?"
Setelah berputar-putar, aku berpikir kalau
ini tidak akan menyelesaikan apa pun.
Itu benar. Aku tidak bisa terus-menerus
merasa malu seperti ini. Aku telah memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk
jujur.
Aku malu, tapi aku tidak bisa membiarkan
dia terus menipuku. Merahasiakannya akan menjengkelkan dan canggung bagi
Heinley sendiri.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Aku akhirnya memutuskan untuk angkat
bicara,
“Heinley. Apakah mungkin-"
Aku baru saja akan bertanya padanya apakah
dia membohongiku.
Tapi saat aku melihat ekspresinya yang penuh
kecemasan. Apa yang keluar dari mulutku benar-benar berbeda.
“Undang Grand Duke Kapmen.”
Ekspresi Heinley menjadi kaku.
"Apa?"
Nama Grand Duke, yang mendadak disebut,
sepertinya membuatnya bingung. Aku juga bingung.
Aku bermaksud untuk berbicara tentang Grand
Duke Kapmen setelah pernikahan.
Mengapa aku tiba-tiba menyebut dia?
Aku menyesalinya dalam hati, tetapi aku terlanjur
melakukannya.
Aku tampak tenang seolah-olah dari awal aku
bermaksud untuk mengemukakan topik ini, dan hanya mengatakan apa yang aku
rencanakan untuk dikatakan dalam waktu beberapa minggu ke depan.
“Apakah kamu ingat Grand Duke Kapmen? Aku yakin
kalian bertemu selama perayaan Tahun Baru."
"Bagaimana mungkin aku tidak
mengingatnya?"
Heinley bergumam dengan senyum aneh.
Mungkin karena Heinley hampir bertengkar dengannya.
Meskipun Heinley tidak bisa marah karena
dia ada di depanku, dia tidak bisa menahan wajahnya agar tidak berkerut.
“Ratu, apakah kamu ingin mengundangnya?”
“Ketika aku berada di Kekaisaran Timur,
kami bekerja sama untuk membangun perdagangan antar benua antara kedua negara.”
“Perdagangan… antar benua?”
Namun, raut wajahnya yang berkerut dengan
cepat berubah menjadi serius ketika aku menyebutkan perdagangan.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
"Coba teruskan."
Aku terus berbicara.
"Tapi hal itu gagal saat dia dan Yang
Mulia bertengkar."
“Ah, aku mendengar tentang itu. Selain
itu…"
Mata Heinley bergerak cepat ke kepalan
tanganku.
"Apa itu benar?"
Kemudian, dia menyentuhkan jari ke pipinya.
Dia sepertinya mengacu ke pukulan Grand
Duke Kapmen kepada Sovieshu.
"Iya."
“Meski aku bisa memahaminya, itu terlalu
sembrono.”
Grand Duke Kapmen, pada saat itu, berada di
bawah pengaruh ramuan cinta.
Kalau dipikir-pikir, apakah dia sudah bisa
menghilangkan efeknya?
Saat aku berpikir, Heinley meraih tanganku.
"Duduklah. Jangan berdiri."
Dia kemudian membawaku ke mejanya dan
memintaku untuk duduk di kursi, bersandar di tepi meja saat aku duduk.
Ini mungkin tidak disengaja, tetapi secara
alami tubuh bagian bawah Heinley sejajar dengan mataku.
"!"
Aku mengepalkan tangan dan memutar kursi ke
arah jendela. Sekali lagi, masalahnya adalah sudut pandanganku.
Aku bertanya, berpura-pura melihat ke luar
jendela melalui celah di antara tirai.
“Aku ingin menyelesaikan perdagangan itu.
Jika kamu mengundangnya, aku akan mencoba membuat perdagangan antara Rift dan
Kerajaan Barat berhasil."
Heinley bergumam dengan suara yang sedikit
teredam.
"Jika Ratu telah mengerjakannya, tentu
saja kemungkinan berhasilnya akan tinggi ..."
“Ini adalah perdagangan yang dipelopori
negara pertama dengan benua ini. Meskipun perdagangan langsung akan
menguntungkan dengan sendirinya, jika perdagangan dengan benua ini menjadi
populer, kita akan membuat Rift dan Kerajaan Barat menjadi negara-negara
perantara perdagangan. "
“…”
“Bahkan pedagang yang mengalami kesulitan
untuk terlibat dalam perdagangan akan merasa lebih nyaman terlibat dalam bisnis
yang dipelopori oleh negara, jadi akan lebih baik untuk mendapatkan investasi.”
Aku berbicara dengan penuh tekad ke arah
jendela. Peluang keberhasilan bisnis telah dipertimbangkan secara menyeluruh di
Kekaisaran Timur.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Pada saat itu, Heinley bergumam dengan
suara teredam.
“Tapi Ratu, apakah kamu harus melihat ke
sana untuk berbicara?”
"!"
"Tolong lihat aku saat berbicara."
“…”
"Jika kamu benar-benar tidak marah
padaku, aneh kalau kamu terus menghindari tatapanku."
"Aku ... aku tidak menghindari tatapanmu."
"Benarkah?"
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment