Sunday, May 2, 2021

Remarried Empress (#188) / The Second Marriage (Ep. 94 part 2)

 


Chapter 188: Masih Canggung (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Meskipun dia tidak bisa mendengar percakapan mereka, ekspresi mereka berdua tampak serius.

'Apa yang mereka bicarakan?'

Rashta menyaksikan adegan itu diam-diam.

Dia ingin mendekat untuk menguping, tapi tanahnya berumput jadi dia pasti akan membuat suara jika dia mencoba mendekat.

Rashta menyipitkan matanya.

Duke Elgy adalah seorang sosialita, tetapi desas-desus mengatakan bahwa dia adalah seorang playboy, dan dia kebanyakan bergaul dengan wanita.

Entah dia membuat skandal atau tidak, kebanyakan teman-temannya adalah wanita.

Setidaknya sejauh itulah yang dia tahu.

Bahkan tadi di pesta teh, bukankah dia hanya berbicara dengan para wanita?

Namun, orang yang dia ajak bicara sekarang adalah seorang pria bangsawan.

Mengapa dia datang jauh-jauh kemari untuk melakukan percakapan serius dengan seorang pria bangsawan?

Biasanya, dia akan berpikir itu aneh. Tapi, karena apa yang baru saja terjadi, hatinya terasa berat.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Tapi malam itu.

Ketika si pria bangsawan, yang mengungkit cerita tentang putri yang hilang di depan ayah palsunya, datang ke kamarnya untuk meminta maaf, hati Rashta langsung lega.

Karena dia sendiri menyebut nama Duke Elgy dalam permintaan maafnya.

“Duke Elgy sangat marah.”

“Duke Elgy?”

"Iya. Dia berkata bahwa saat di pesta teh saya bersikap tidak sopan tidak hanya terhadap ibu Anda, tetapi juga terhadap Nona Rashta.”

“... Tidak mengapa, hanya saja tiba-tiba kamu mengangkat topik yang menyakitkan dan itu menyakiti perasaan kami.”

"Saya minta maaf, Nona Rashta."

'Jadi itulah mengapa mereka bercakap-cakap dengan serius.'

Rashta merasa lega dan menghela napas lega.

Hanya ada satu orang yang bisa dia percayai sepenuhnya, dan itu adalah Duke Elgy.

Dia bertanya-tanya apakah dia seharusnya tidak memercayai Duke Elgy, orang yang telah dia ceritakan semua rahasianya. Untuk sesaat, dia merasa cemas.

Untungnya, kesalahpahaman itu sekarang telah terselesaikan.

Menyaksikan Rashta yang cantik menghela napas, bangsawan yang membuat komentar yang tidak pantas itu berkata dengan serius,

“Ngomong-ngomong, Duke Elgy sepertinya sangat menyukai Nona Rashta?”

"Maksud kamu apa?" tanya Rashta dengan ragu-ragu.

"Tidak apa-apa, dia hanya memintaku untuk datang meminta maaf kepada Anda tanpa pikir panjang..."

Bangsawan itu tersenyum sinis, seolah dia curiga ada sesuatu antara Rashta dan Elgy.

 “Yah, sangat mudah bagi wanita menawan seperti Nona Rashta untuk memikat hati pria mana pun.”

“…”

Rashta tidak menanggapinya. Namun, setelah bangsawan itu pergi, dia tersipu dan menundukkan kepalanya.

Bukankah Duke Elgy memiliki hubungan dengan Raja Heinley? Tidak? Apakah surat itu hanya lelucon antar teman? Yah, kalau dipikir-pikir, Duke Elgy dikabarkan terlibat skandal dengan banyak wanita. Jika dia memiliki hubungan seperti itu dengan Raja Heinley, dia tidak akan sering terlibat dalam skandal seperti itu.

’Juga ... Duke Elgy sangat baik padaku semenjak kami bertemu. Bahkan aku telah mendengar bahwa dia menyukaiku dari mulutnya sendiri, tapi aku hanya menganggapnya sebagai lelucon.’

Rashta melihat ke tanah karena malu dan menggigit bibirnya.

Kata-kata bangsawan tadi menggelitik telinganya.

‘Tidak, kurasa tidak.’

Saat dia merenungkannya dalam hati, Rashta semakin tersipu dan mengipasi dirinya sendiri dengan tangannya.

'Ngomong-ngomong, kapan pernikahannya akan diadakan?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Beliau berkata pernikahannya akan dilangsungkan secepat mungkin, beliau sendiri yang akan mengurusnya.”

Keesokan harinya, Rose, yang segera datang begitu fajar menyingsing, memberitahuku apa yang dia dengar dari saudara laki-lakinya saat dia menyajikanku makanan.

Makanan yang dibawanya terdiri dari sup labu kuning bening, telur orak-arik, dan tiga jenis selai dengan baguette [roti panjang khas Prancis] yang belum dipotong.

Saat aku melihat ke piring cantik yang dia letakkan di atas meja kecil, aku bertanya, "Apakah dia benar-benar mengatakan dia sendiri yang akan mempersiapkan acara pernikahan?"

Sebelumnya, dia telah memberi tahuku bahwa pernikahan kami harus dilangsungkan secepat mungkin dan aku setuju dengannya. Namun, agak mengejutkan mendengar bahwa Heinley sendiri yang akan mempersiapkan pernikahan kami.

"Iya."

Rose meletakkan semua hidangan di atas meja kecil dan bertanya dengan tenang, memperhatikan ekspresiku, "Apakah Anda ... apakah Anda ingin menyiapkannya sendiri?"

"Bukan itu."

“Lalu kenapa Anda begitu terkejut?”

"Yang Mulia sangat sibuk saat ini."

"Yah. Itu benar."

Tetapi dia tidak dapat menyerahkan persiapan pernikahan kepada Christa karena Christa mungkin akan memperluas kekuasaannya.

Aku tersenyum tanpa sadar ketika membayangkan dia merenung untuk sampai pada keputusan ini.

Tapi yang terlintas di benakku selanjutnya lagi-lagi pemandangan semalam, dan aku langsung memasang wajah serius.

"Yang Mulia, Anda benar-benar tidak ingin menyiapkannya sendiri ...?"

Rose bertanya lagi dengan cemas karena melihat ekspresi seriusku.

"Tidak."

Aku menjawab sambil tersenyum dan mengambil sendok.

Tapi sosok Heinley… yang sudah muncul di pikiranku tidak luntur.

Karena Heinley telah mengangkat topik pernikahan, aku harus bertemu dengannya untuk mencari tahu lebih banyak tentang itu.

Bagaimana aku bisa melakukan percakapan yang wajar dengannya sambil merasa sangat canggung?

Aku mencoba untuk tidak memikirkannya dan fokus untuk makan, tetapi bayangannya sekali lagi melintas di pikiranku dengan intensitas yang tak tertandingi saat aku melihat makananku.

Setelah meminum beberapa sendok sup bening, aku meletakkan sendok itu dan berdiri.

"Hanya itu yang akan Anda makan?”

“Ada hal yang aku pikirkan.”

“Ini bukan karena Anda tidak suka makanan Kerajaan Barat, kan?”

"Tentu saja tidak."

Aku sengaja tersenyum, dan memintanya untuk memberitahuku jam berapa sekarang karena aku hendak bertemu Heinley hari ini.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah menghabiskan sekitar dua jam di kamar, aku pergi pada waktunya untuk bertemu Heinley.

Aku masih malu melihat wajah Heinley, tapi apa boleh buat.

Aku berjalan berkeliling, menghitung berulang kali dalam benakku dari angka 1 hingga 100 dan dari 100 hingga angka 1.

Tetapi begitu aku tiba di depan kantor Heinley, rasa maluku lenyap ketika aku bertemu orang yang tidak terduga di depan pintu.

“Navier, lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?”

Itu adalah Christa, sang mantan ratu. Dia menatapku, lalu menatap Rose yang berdiri di belakangku sambil tersenyum.

Tapi aku tidak menanggapi pertanyaannya.

Kemudian, pintu terbuka, jadi kami berdua masuk ke kantor tanpa percakapan lebih lanjut.

Heinley berdiri dari mejanya dan matanya melebar, melihat kami berjalan masuk bersama.

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 187                   

>>>             

Chapter 189

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment