Wednesday, June 9, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#699)

 


Chapter 699: Tidak Sesuai Rencana (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tangga putih itu mengarah ke kuil, dan cukup lebar untuk dinaiki 4-5 orang berdampingan. Alberu mengumumkan bahwa grup pertama akan segera berangkat. Alberu naik terlebih dahulu, diikuti beberapa orang. Cale diam-diam menatap grup pertama. Rosalyn mengatakan bahwa semua orang {di grup pertama} mengajukan diri untuk ini seraya menepuk bahu Cale lantas berjalan melewatinya.

Cale melihat ke bola biru itu. Temanya adalah kesedihan, meski begitu orang-orang ini terus menaiki tangga. Litana mendekatinya dan menyuruhnya agar tidak bekerja terlalu keras. Cale adalah orang terakhir yang menaiki tangga. Cale mulai mempercepat langkahnya, dan Rosalyn bertanya padanya mengapa. Cale menjawab bahwa dia harus berbicara sebentar dengan yang lain.

Rosalyn adalah orang pertama yang menjadi sukarelawan untuk grup tersebut. Dia sebelumnya mengatakan bahwa dia memiliki paling banyak sihir di antara manusia yang ada di sini, dan bahwa dia pandai menanggapi keadaan darurat. Dia juga memiliki kemauan yang kuat karena dia memilih untuk meninggalkan posisinya untuk mengikuti jalan sihir. Pejabat dari Kerajaan Breck pada awalnya menentangnya, tetapi segera menutup mulut ketika Rosalyn mengucapkan kata-kata itu.

Rosalyn adalah seorang penantang, tapi dia tidak sembrono. Dia rasional dan berkepala dingin. Jadi dia bergabung sebagai orang pertama di grup. Orang berikutnya yang dilewati Cale adalah Toonka. Dia adalah satu-satunya sekutu kerajaan yang bergabung dengan grup pertama. Tetapi para pejabat dari Kerajaan Whipper merasa gugup.

Toonka tertawa seraya menyapa temannya, Cale. Ketika dia melihat Cale menghela napas, Toonka bertanya apakah Cale berpikir dia tidak bisa melakukannya. Cale menjawab bahwa dia peduli pada Toonka. Tapi Toonka hanya tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Dia tahu mengapa semua orang berusaha menahannya. Kuil itu adalah tempat yang berbahaya bagi orang bodoh dan emosional seperti dirinya.

Tapi Toonka merasa dia harus pergi. Karena dia tidak terlalu khawatir tentang ketidaktahuannya. Kejujurannya setara dengan tindakan berdasarkan emosinya. Dan dia bisa mengatasi rintangan mental dari ujian itu. Dia memiliki banyak pengalaman bertempur. Pertempuran dan perang bukan hanya pertempuran fisik. Seseorang juga mengalami berbagai emosi, terutama tragedi. Dan Toonka adalah seseorang yang berhasil menanggung semua emosi itu.

Cale mengatakan bahwa dia peduli pada Toonka sebelum dia melewatinya. Toonka tersenyum lebih bersemangat pada kata-kata Cale. Cale kemudian melewati orang lain dengan sangat cepat, tetapi orang tersebut memanggilnya dari belakang. Cale berpura-pura bergerak cepat dan tidak mendengar orang itu. Dia adalah Clopeh Sekka, dan Cale bertanya-tanya mengapa k*parat itu termasuk dalam grup ini.

Itu adalah hal pertama yang terlintas di benaknya ketika dia melihat daftar orang di grup pertama. Menurutnya Clopeh agak gila, tapi mungkin itu akan membantunya dalam pertempuran ini karena dia adalah sebuah variable {orang yang tidak dapat ditebak}. Cale menggelengkan kepalanya dan berhenti memikirkan Clopeh, dan itulah mengapa dia tidak melihat mata Clopeh yang berbinar.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Clopeh menggumamkan sesuatu tentang memberi tahu seluruh dunia. Toonka yang mendengar Clopeh terkejut, tapi menggelengkan kepalanya dan berkata, 'Bahkan dewa tidak bisa mengalahkan orang gila.' Tapi Cale tidak menyadari semua ini saat dia menghadapi sekelompok orang. Mereka adalah Jack dan beberapa penyembuh dan mage. Mereka bersiaga untuk keadaan darurat apa pun, dan Hannah yang mengawal mereka. Cale terus berjalan.

Dia kemudian bertanya kepada salah satu dari dua orang di depannya apakah dia baik-baik saja. Yang pertama menjawab adalah Mary, yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Cale telah mendengar bahwa Mary adalah orang pertama yang mengangkat tangannya ketika mereka memutuskan siapa yang akan pergi. Mary berkata bahwa dia adalah orang yang tangguh dan luar biasa. Dia telah menanggung banyak kesulitan saat dia masih muda, dan dia bangga akan hal itu.

Dan kemudian ada CH. Cale bertanya apakah dia baik-baik saja, dan CH menjawab bahwa Cale tahu atributnya. Yakni keputusasaan dan harapan. Dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di Hutan Kegelapan, tapi dia merangkul keputusasaan itu dan terus menyimpan harapan. Ketika mereka sampai di dekat pintu, Alberu-lah yang bertanya pada Cale apakah dia baik-baik saja.

Tetapi alih-alih menjawabnya, dia bergerak ke sisi Alberu dan bertanya tentang bola merah dengan suara rendah. Alberu mengaku agak khawatir dengan hal itu. Bagaimanapun, Alberu memberi tahu grup pertama bahwa mereka harus benar-benar keluar dalam lima menit. Semua orang setuju dengan itu. Alberu menyuruh Cale untuk mengingat itu, dan Cale berkata bahwa dia akan mengingatnya.

Cale lalu memanggil Raon. Dia telah berbicara kepada Raon dan anak-anak kucing sebelum menuju tangga. Dia memberi tahu Raon bahwa dia tidak bisa pergi ke kuil. Raon berkata bahwa dia tidak akan pergi dan hanya akan menunggu 5 menit berakhir. Jika Cale tidak keluar setelah itu, dia akan menghancurkan segala sesuatu di luar kuil.

Ahn Roh Man pernah berkata bahwa setiap serangan terhadap kuil itu tidak akan efektif. Untuk mengujinya, para naga pernah sekali melempar batu ke kuil. Batu itu segera berubah menjadi bubuk dan bahkan tidak menggores kuil sedikit pun. Tapi tatapan tajam Raon pada saat itu membuatnya tampak seakan-akan dia bisa menghancurkan kuil itu. Jadi dia berjanji pada Raon bahwa dia akan keluar dalam 5 menit.

Alberu curiga dengan kata-kata Cale, tetapi Cale benar-benar tulus tentang itu. Dia benar-benar ingin memeriksa apakah tidak ada yang bisa memasuki kuil dalam waktu 24 jam setelah seseorang masuk. Karena dia ingin bergerak sendirian. Saat ini dia pergi ke kuil untuk memeriksa fakta itu. Jadi ketika dia memasuki kuil besok, dia tidak akan keluar (untuk melaksanakan rencananya membunuh WS sendirian).

Cale bertekad dan tidak berniat untuk mengubah rencananya, meskipun dia khawatir tentang apa yang akan dikatakan anak-anak. Tapi dia tidak ingin menunjukkan penampilannya yang berdarah di depan anak-anak. Semua orang berhenti di depan pintu putih kuil. Alberu berterima kasih kepada grup pertama, dan CH berkata jangan khawatir. Grup pertama memasuki kuil. Mereka adalah Cale, CH, Mary, Rosalyn, Clopeh, dan Toonka.

Rosalyn bertanya kepada semua orang apakah mereka membawa perangkat penyimpanan video dan jam tangan mereka. Ahn Roh Man mengatakan bahwa serangan mempan melawan benda-benda / orang dalam ilusi, tetapi itu tidak akan menghancurkan ilusi itu sendiri atau kuil. Ilusi hanya bisa diatasi secara mental. Saat keenam orang itu berdiri di depan kuil, pintu secara otomatis terbuka.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Di dalam tampak gelap, tapi CH masuk terlebih dahulu. Mary mengikutinya, dan begitu juga dengan yang lain. Cale menoleh sejenak, dan melihat Eruhaben dan Rasheel yang terbang di sekitar kuil sebagai penjaga. Para naga adalah bagian dari grup kedua (saya tidak yakin tentang bagian ini). Cale mendengar Raon memanggilnya, dan dia melambaikan tangannya ke arah di mana dia mendengar suara Raon sebelum memasuki kuil.

Pintu kuil tertutup setelah Cale masuk. Dia melihat cahaya biru di dalamnya, tapi cahaya biru itu kemudian menghilang. Pemandangan berubah, dan dia mendapati dirinya berada di tengah-tengah desa biasa. Dia mengeluarkan arloji saku, dan memastikan bahwa arloji itu berfungsi dengan baik. Tapi Cale merasa aneh dan menyadari apa 'kesedihan' ini baginya.

Dia menuju ke air mancur terdekat dan menundukkan kepalanya. Dia melihat ke dalam air mancur dan menyadari bahwa dia tidak terpantul di dalam air. Dia melihat ke bawah tubuhnya, dan tidak ada bayangan. Dia mengalihkan pandangannya ke dinding batu desa. Ada hutan di balik tembok itu. Tempat ini adalah Desa Harris.

Dia menolehkan kepalanya dan melihat beberapa penduduk desa memanggil seseorang. Itu adalah Choi Han, dan dia memberikan tanaman obat kepada seorang wanita tua. Tidak seperti CH yang dikenal Cale, CH terlihat sedikit pemalu dan polos. CH yang memasuki desa membawa beberapa tumbuhan obat di tangannya. Wanita tua itu bertanya kepada CH apakah kepala desa telah mengajarinya menulis, dan CH menjawab ya, dan itu menyenangkan. Wanita tua itu kemudian berkata bahwa dia akan memanggang roti nanti, jadi dia harus datang mengambilnya. CH dengan riang menjawab ya.

Cale menghela napas tetapi tidak ada yang mendengarnya. CH mendekati Cale, tapi dia menembus Cale. Dan Cale menyadari bahwa dia seperti hantu, bukan, seorang pengamat. CH yang dilihatnya sekarang adalah CH sebelum Cale bertemu CH. Ini adalah waktu ketika penduduk Desa Harris masih hidup. Waktu ketika CH keluar dari Hutan Kegelapan dan mulai mengenal orang-orang.

Cale kemudian sadar apa yang sedang ditunjukkan oleh kesedihan di kuil itu kepadanya. Kuil itu ingin dia menonton. Untuk menonton kisah asli Kelahiran Pahlawan. Itu adalah kesedihan bagi Cale sekarang. Cale berpikir ini akan agak sulit. On dan Hong tidak muncul di Kelahiran Pahlawan. Mereka melarikan lari begitu saja dalam keadaan lusuh.

CH menderita dalam waktu yang lama setelah insiden Desa Harris. Dan Mary mungkin bahkan tidak akan muncul di sini. Sedangkan Raon, Cale menghela napas. Dia berkata bahwa akan sulit untuk sekadar menonton. Dia hanyalah pengamat dalam ujian ini. Dia pikir ilusi itu terasa begitu nyata. Tapi tidak seperti yang lain, dia tidak bisa menyentuh apa pun.

Cale kemudian memeriksa arloji saku. Sekitar 4 menit dan 50 detik telah berlalu. Dia tidak tahu ilusi berdasarkan emosi lainnya akan seperti apa, tetapi dia berpikir bahwa pengintaian ini adalah keuntungan yang bagus. Ketika arloji menunjuk ke 3 detik sebelum 5 menit berakhir, Cale membuka mulutnya dan mencoba mengatakan sesuatu.

Namun, tanah tiba-tiba bergetar, dan dia merasakan jantungnya berdebar kencang. Cale memiringkan kepalanya sejenak sebelum dia mencoba berbicara lagi. Dia berkata, 'Aku menyerah', tetapi tidak ada yang terjadi. Dia mencoba mengatakannya lagi, tetapi dia masih di tempat ini. Cale kemudian menyadari bahwa ujian ini berbeda dari ujian di Bumi 3. Dia mengerutkan alisnya dan mengkhawatirkan yang lain.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Di luar kuil, lima menit telah berlalu. Orang-orang berseru ketika mereka melihat bola menjadi merah. Alberu berseru 'sialan' dan menyuruh semua orang untuk membuka pintu kuil, tetapi pintu itu tidak mau terbuka.

***

Mary melihat sekeliling. Dia berada di bekas rumahnya di Tanah Kematian. Dia menatap kalender dan berkata bahwa ini sebelum dia bertemu Cale dan Raon. Dia bertanya-tanya akan seperti apa kesedihannya, tetapi menyadarinya ketika dia melihat tanggalnya. Dia berkata bahwa itu akan segera terjadi. Ini bukan tentang masa lalunya yang jauh. Itu adalah waktu ketika dia akan melihat kerabatnya yang lain.

***

Rosalyn melihat sekeliling dan menyadari bahwa dia berada di istana Kerajaan Breck. Itu adalah saat ketika dia bersiap untuk pergi ke menara sihir Kerajaan Whipper. Dia hendak menuju ke Roan pada saat itu. Dia bertanya-tanya tentang apa kesedihannya, tapi kemudian tersenyum. Dia berkata, 'Aku menyerah', tetapi ketika dia tahu bahwa dia tidak bisa kembali, matanya berbinar. Dia kemudian berpikir ada sesuatu yang aneh.

***

Clopeh bergumam saat dia melihat dirinya sendiri dengan baju besi putih. Dia berkata bahwa itu adalah masa lalu ketika dia tidak tahu-menahu tentang legenda yang sesungguhnya, dan mencari jalannya dengan sia-sia. Saat dia tidak tahu jalan yang benar adalah kesedihan baginya. Tetapi dia berkata tidak apa-apa karena dia bisa pergi dan melihat dewa yang sebenarnya. Kerinduan yang aneh melintas di matanya.

***

Toonka mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menyerah, maka dia harus bertarung lagi. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengingat tanggalnya. Dia menyadari bahwa ini adalah waktu sebelum dia mencapai pantai Kerajaan Roan. Dia terdiam beberapa saat sebelum mengambil keputusan. Dia memutuskan bahwa dia harus pergi langsung ke Roan dan melihat wajah temannya. Setelah itu, Toonka tertawa terbahak-bahak.

***

CH tersenyum cerah saat dia menuju ke rumah kepala desa. Dia bergumam bahwa dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan melihat pemandangan ini lagi. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa mengatasi kesedihannya jika dia bisa menyelamatkan semua orang kali ini. Sedikit kesedihan tampak di matanya.

***

Tapi mata Cale membelalak saat melihat CH. Karena dia mendengar apa yang CH gumamkan tentang mengatasi kesedihannya. Cale tanpa sadar meraih bahu CH, tapi tangannya menembus CH. Cale menyadari bahwa CH yang dilihatnya sekarang adalah CH asli yang mengikuti ujian. Cale berpikir bahwa situasi ini tidak masuk akal. Ujian itu seharusnya menunjukkan ilusi yang berbeda kepada setiap orang.

CH lalu bergumam pada saat itu. Tidak ada salah dengan tidak menyerah. Dia hanya harus mengatasinya. Sebelum memasuki desa, CH telah menebak isi dari ujian tersebut dan berteriak bahwa dia menyerah. Tapi dia tidak dibiarkan keluar, jadi dia tidak punya pilihan selain memasuki desa. Tetapi ketika Cale mendengar gumaman CH, dia berseru 'aigoo' dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 698              

>>>            

Chapter 700

===

Daftar Spoiler 


Monday, June 7, 2021

Trash of the Count’s Family (#55) / Ep. 75-76

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 55: Sedang Berpikir (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Toonka, yang punya tatapan gila di matanya, sedang memegang tongkat pemukul bisbol di tangannya yang membuat bunyi menakutkan saat membelah udara. Cale tidak tahu dari mana dia mendapatkan benda seperti itu.

“Apa kamu orangnya?”

Toonka menjilat bibirnya sebelum menghampiri Paus Bungkuk itu. Bahkan Toonka yang hampir setinggi 2m tampak mungil di depan Paus itu.

“Hehe, ini pertama kalinya aku bertarung dengan seekor paus.”

Toonka sepertinya tidak tahu bahwa Paus ini adalah Manusia Siluman. Dia cuma ingin bertarung dengannya karena ia terlihat kuat. Satu-satunya yang ada di kepalanya hanyalah kekuatan dan perkelahian.

Itu sebabnya Paus Bungkuk itu menatap Toonka dengan pandangan mencemooh.

Cale terus meringkuk di sudut saat dia mengamati mereka.

- Apa yang kamu lakukan?

Naga Hitam bertanya dengan penuh rasa penasaran dalam kepala Cale, tapi Cale telah bergerak mundur ke jarak yang aman sebelum berjongkok.

‘Seekor udang akan terluka jika para paus berkelahi.’

Cale, yang lebih lemah dari seekor udang, tidak ingin terluka gara-gara perkelahian mereka.

“Bisakah kamu memukuli seekor paus sampai mati?”

Mata Toonka mulai berbinar. Dia lalu menendang tanah dengan kakinya. Saat dia melakukannya, tubuhnya serta-merta memelesat ke atas.   

“Wow.”

Cale menyaksikan dengan takjub lantas berjalan semakin mundur ke belakang.

Tongkat pemukul Toonka mulai mengayun ke arah Paus Bungkuk itu. Saat itulah Cale dapat melihat bagaimana seekor Paus menyeringai. Satu sudut bibir Paus Bungkuk itu naik saat Paus itu mulai bergerak.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Tubuh besar sepanjang 15m itu sontak berputar sebelum ekor besarnya terbanting ke arah Toonka. Akan tetapi, Toonka berhasil mengubah arah di udara sebelum mendarat kembali dengan selamat.

Bum!

Batu besar tempat pijakan untuk Toonka melompat hancur oleh ekor Paus itu.

Byuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrr-

Serangan Paus itu menyebabkan sebuah ombak besar yang mengguyur Cale dan semua yang berada di sepanjang garis pantai.

‘Sial. Aku terlihat seperti seekor tikus yang basah kuyup oleh hujan.’

Namun, Cale menutup mulutnya rapat-rapat. Dampak dari batu yang hancur dan Toonka yang menggila terlalu mencengangkan.

“Muhahahaha. Bagus, bagus sekali. Ayo sini!”

Toonka melompat naik-turun untuk memancing agar Paus itu menyerang lagi. Toonka berlari dengan cepat ke arah ekor Paus itu dan mengayunkan tongkat pemukulnya sekali lagi. Alih-laih menghindari serangan itu, Paus itu justru mengangkat ekornya untuk menyerang Toonka.

Bum!

Itu bukanlah suara yang akan terdengar ketika seorang manusia berbenturan dengan seekor Paus.

Bum!

Dengan suara gaduh yang keras, Toonka kembali turun ke tanah. Tongkat pemukul di tangannya telah hancur menjadi debu.

“Sudah kuduga tidak seharusnya aku menggunakan sesuatu seperti tongkat pemukul. Berkelahi itu lebih bagus jika menggunakan tanganmu sendiri! Hahahha!”

Cale mulai berpikir saat melihat si gila ini terus bertarung.

‘Jika begini terus semua orang akan datang ke sini.’

Cale menduga orang-orang mungkin sudah tahu sesuatu sedang terjadi. Apa yang dia bisa lakukan dengan masalah ini? Apa yang bisa dia lakukan untuk menyelinap diam-diam dari sini? Cale tidak peduli apakah mereka berdua bertarung atau tidak.

Pada saat itulah.

“Noona! Jika kamu terus berkelahi, lelaki dermawan itu akan terluka!”

Paus kecil itu akhirnya tiba di pulau.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Toonka sontak terperangah.

“…Paus mungil itu berbicara?”

Komentar itu membuat si Paus Bungkuk mulai bermuka masam dan menatap Toonka dengan tajam. Sebuah suara yang indah lalu terdengar.

“Kamu menyebut adik laki-lakiku mungil?”

Tonnka bahkan menjadi lebih terkejut lalu berseru.

“Yang satu ini juga bisa bicara?”

Situasi ini benar-benar semrawut. Cale dapat melihat bahu Toonka bergerak naik-turun karena kegirangan.

“Oho, kalian pasti Manusia Siluman! Manusia Siluman! Ini akan jadi seru!”

Toonka sudah tidak lagi tertawa terbahak-bahak. Meskipun begitu, senyum di wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang sangat girang bukan kepalang.

Pada saat itu, Cale dapat melihat si Paus Bungkuk sekilas melirik ke arahnya. Dia lalu melihat mata Paus itu mulai bergetar.

Cale, seorang manusia yang sedang meringkuk di tanah, yang sekujur badannya basah kuyup oleh air laut dan penuh debu sedang menatap Witira, seorang Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Hatinya mulai goyah sebagai penjaga lautan yang melindungi makhluk yang lemah.

Paseton menghambur di antara keduanya dan mulai berbicara.

“Noona, aku masih hidup.”

“Paseton.”

Paus Bungkuk itu mulai mengerutkan wajahnya. Matanya mulai berlinang.

Paseton menoleh ke arah Toonka sebelum buru-buru mengeluarkan siripnya dari air dan menggunakannya untuk menunjuk ke arah Cale.

Byur. Byur.

Air laut memercik seiring gerakan Paseton, dan tetesan-tetesan air mengenai wajah Cale.

“Tuan ini adalah orang yang telah menyelamatkanku ketika aku hampir mati oleh racun duyung.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Mata Paus Bungkuk besar itu bergetar. Paus kecil itu berenang sedekat mungkin ke arah pulau untuk dapat memeriksa keadaan Cale.

“Oh tidak, seluruh badan Anda basah kuyup. Aku juga minta maaf atas debu-debu dari batu ini. Aku berencana mengunjungi Anda malam ini untuk berterima kasih.”

Cale menyapu debu dari tubuhnya lalu menjawab.

“Tidak apa-apa. Apa kamu sudah lebih baik sekarang?”

“Ya, tuan. Saya hampir sembuh total sekarang berkat Anda.”

  Mulut Paus Bungkuk yang merasa khawatir itu sedikit ternganga. Saat itulah.

“Kamu tidak boleh mengalihkan perhatianmu ketika kamu bertarung melawanku! Kamu mau mati?”

Toonka meloncat ke arah si Manusia Siluman Paus Bungkuk, Witira, dan mengayunkan tinjunya. Sayangnya, tinjunya tidak dapat menyentuh Paus Bungkuk itu. Itu karena Paus itu lenyap.

Shhhhhhhhhh.

Uap air memenuhi area di mana Paus Bungkuk itu tadi berada. Seorang wanita melangkah ke atas pulau dari dalam uap air itu.

Tap. Tap.

Wanita yang melangkah maju dengan bunyi hentakan tumitnya itu adalah Witira dalam bentuk manusia.

“Noona!”

Paseton memanggil Witira.

Cale sedikit terperangah pada saat itu.

‘Ini sih bukan lagi pada level membuat Elf terlihat seperti cumi-cumi!’

Witiran adalah apa yang kamu sebut dengan elok jelita. Dia amat cantik sehingga dia bahkan bisa membuat Elf terlihat seperti kecoa. Kecantikannya membuat Cale bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa begitu rupawan.

Rambut biru dan mata biru. Jika ada kontes bagi makhluk paling rupawan di lautan, pemenangnya mungkin adalah orang di hadapan Cale saat ini.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga Hitam mulai berbicara ke dalam kepala Cale pada saat itu.

-….Naga bahkan lebih keren. Ketika naga berubah menjadi manusia, aku yakin mereka pasti bahkan lebih tampan dan lebih cantik. Bentuk manusia dari naga mungkin adalah yang terbaik di dunia.

Cale sama sekali tidak menghiraukan Naga Hitam dan mundur ke belakang. Lupakan tentang cantik dan tampan, bentuk manusia dari Manusia Siluman Paus masih sama kuat dan bengisnya. Witira mulai berbicara sementara Cale mulai terlihat cemas.

“…Tolong jangan melarikan diri. Aku tidak akan menyakitimu.”

“Kakakku adalah seseorang yang menepati janjinya.”

Paseton lantas bertransformasi dan turut menghampiri Cale. Witira dapat melihat celana Paseton robek di sekitar kedua betisnya, dan dia bisa melihat bekas luka di bawahnya. Amarah kembali memenuhi matanya.

Toonka juga perlahan-lahan berjalan mendekat.

“Berhenti memperhatikan orang tidak berguna seperti itu. Cepat lawan aku. Itu lebih seru!”

Cale dan Toonka membuat kontak mata pada saat itu. Toonka mulai mencemooh Cale.

“Sepertinya berandal ini kerjaannya hanya berkeliling menyelamatkan orang-orang.”

Ckck. Cale berdecak saat mendengar kata ‘berandal’. Pada saat ini sepertinya Toonka sudah membuang nama alias konyolnya, ‘Bob’. Inilah Toonka yang sebenarnya. Tidak peduli apakah lawannya seorang bangsawan atau orang kuat, dia bersikap semaunya.

Cale lebih terbiasa dengan versi Toonka yang ini.  Itu karena rasanya sebuah karakter di novel menjadi hidup. Tentu saja, Cale masih tidak berniat membiarkan hal ini lewat begitu saja.

‘Dia baru akan kapok setelah menyesal menjual Menara Sihir kepadaku di masa mendatang.’

Cale percaya diri karena dia tahu tentang apa yang akan segera terjadi, tidak, apa yang Cale akan wujudkan sendiri di masa depan.

Nama alias Bob. Sebenarnya ini nama yang bagus sebagai nama samaran. Itu karena dia akan menjadi nasi untuk Cale ambil di masa depan. (Bahasa Korea untuk nasi adalah Bap. Bob dan Bap punya ejaan yang sama dalam Bahasa Korea).

Namun, Naga Hitam mulai berbicara ke dalam pikiran Cale dengan penuh rasa marah.

- Menolong atau menyelamatkan seseorang adalah perbuatan mulia! Itu adalah sesuatu yang harus dibanggakan. Dan berbicara buruk tentang seseorang itu jahat. Berandal ini sama buruknya dengan Venion!

…Bagaimana Naga Hitam menjadi seperti ini ketika naga seharusnya adalah makhluk yang hanya peduli tentang diri mereka sendiri? Cale mulai bertanya-tanya apa yang telah membuat Naga Hitam ini berubah dari sikap normal seekor naga. Dia kemudian bergerak mundur perlahan-lahan ke belakang Witira. Dia sedikit takut kalau-kalau Toonka mungkin akan membunuhnya karena menganggapnya orang lemah dan menjengkelkan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“…Jangan meremehkan tindakan heroik seperti itu.”

Akan tetapi, Witita justru tampak marah. Cale juga menjauh dari Witira setelah mendengar apa yang dia katakan. Witira menyadari apa yang Cale lakukan dan dengan tenang mulai berbicara.

“Terima kasih banyak. Aku akan menyampaikan rasa terima kasihku dengan pantas ke depannya.”

Namun, matanya masih terbakar amarah. Ini adalah wanita yang menempatkan dirinya di barisan terdepan saat berperang melawan para duyung. Dia bukanlah tipe yang menghindari pertarungan atau bahkan sekadar provokasi kecil.

“Oh, aku suka tatapan matamu. Apa kamu akhirnya siap bertarung?”

Toonka mulai mengernyit dan menjilat bibirnya. Dia lalu melemaskan lengannya dan memindahkan berat tubuh ke kaki depannya. Ini adalah posisi bertarung Toonka.

Witira mulai tersenyum.

“Kamu pikir aku akan bertarung dengan orang sepertimu?”

Itu adalah senyum mengejek.

Dia lalu membuat sebuah bola cahaya yang terlihat cukup kuat.

Witira membuka tangan kanannya.

Byuuuurrrrr.

Pilar-pilar air memelesat dari telapak tangannya dan sebuah cambuk air panjang muncul di kedua tangannya.  Dia mengibaskan cambuknya ke arah lautan.

Cambuk ini, yang sekurang-kurangnya memiliki panjang dua meter, membelah air laut dan menyebabkan air laut bergejolak. Witira menatap Toonka dengan pandangan dingin lalu mulai berbicara.

“Lucu. Ini bukanlah sebuah pertempuran.”

Dia menjentikkan jarinya pada Toonka seraya melanjutkan kata-katanya.

“Ini adalah sebuah pelajaran.”

“Kamu akan memberiku pelajaran? Hahaha!”

Toonka mengeluarkan tawa keras yang tampaknya cukup kuat untuk menyebabkan gempa bumi dan melihat ke arah Witira dengan wajah tanpa emosi.

“Kurasa aku perlu merobek mulutmu.”

Dia lalu langsung berlari ke arah Witira. Ketika Toonka mulai berlari ke arahnya, Witira melambaikan tangan kirinya ke arah Cale. Sebuah perisai air mengelilingi Cale dan Paseton untuk melindungi mereka.

Cetar!

Pada saat yang sama, cambuk di tangan kanannya memelesat garang menuju Toonka.

Bum!

Tinju Toonka bertubrukan dengan cambuk itu. Witira mulai tersenyum.

“Setidaknya akan menyenangkan untuk memberimu pelajaran.”

“Ugh, ini tidak ada apa-apanya!”

Witira menggerakkan cambuknya untuk membungkus tubuh Toonka seperti sebuah ular dan mengangkatnya ke udara. Toonka mulai tersenyum saat dia memegang cambuk air dengan kedua tangannya.

“Muahaha, adu kekuatan adalah keahlianku!”

Toonka memutus cambuk yang seperti ular itu dengan kedua tangannya. Perbuatannya ini membuat Witira mengangkat satu alisnya. Walaupun demikian, Toonka masih tidak sepadan dengan calon Ratu Paus ini.

Witira menjentikkan tangan kanannya dengan ringan dan cambuk itu dengan cepat menyerang tubuh Toonka.

Dampak serangan itu membuat Toonka melayang ke arah hutan.

Pada saat itulah.

“…Apa yang sedang terjadi?”

Amiru Ubarr, regu investigasi, dan para kesatria muncul di hutan. Toonka terbang ke arah mereka.

Mata Witira melebar saat dia dengan tergesa menembakkan seutar air dengan tangan kirinya.

Namun, Toonka bergerak terlalu cepat.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Semuanya, pasang tameng kalian!”

Amiru memutuskan bahwa mereka tidak akan sempat menghindar, dan bergegas memerintahkan para kestarianya untuk bertahan. Para kestaria itu segera memasang tameng mereka. Toonka melihat apa yang mereka lakukan dan berteriak kepada mereka.

“Tahan dengan benar! Badanku sangat kuat, jadi kalian mungkin akan terluka! Muhahaha!”

Kelihatannya sangat mungkin bagi para kestaria itu terluka akibat tubrukan ini karena mereka memakai pakaian pelindung dari kulit. Paseton si Manusia Siluman Paus berdarah campuran menyaksikan semua kejadian ini ketika dia mendengar sebuah desahan yang berasal dari belakang dirinya.

“Hah, menyebalkan sekali.”

Suara itu terdengar kesal sekaligus tenang. Mata Paseton terbuka lebar saat dia berpaling ke sumber suara itu.

Bum!

Toonka menabrak sebuah perisai. Namun, Toonka tidak menabrak siapa pun dan tidak ada seorang pun yang terluka. Toonka menoleh untuk melihat sebuah perisai perak yang tampak suci bertubrukan dengan punggungnya. Juga ada dua sayap yang mengelilinginya. 

“…Apa-apaan…”

Perisai itu perlahan-lahan berubah transparan sebelum menghilang. Seutas air milik Witira yang muncul untuk membuat sebuah perisai lenyap di udara. Dia memutar badannya dengan terkejut.

Perisai perak yang menghilang tersambung dengan laki-laki yang menundukkan kepalanya saat dia mendesah untuk kedua kalinya.

“Hah.”

Cale terlihat tenang saat dia menyisir rambut basahnya ke belakang. Sebaliknya, dia mengerutkan keningnya dengan rasa frustasi.

Alih-alih seekor udang yang terluka dalam perkelahian antara paus, udang itu justru harus menggunakan kekuatannya dalam perkelahian itu.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 54                 

>>>             

Chapter 56

===

Daftar Isi