Monday, May 31, 2021

Trash of the Count’s Family (#54)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 54: Sedang Berpikir (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Cale tidak ingin melihat wajah tersenyum Toonka. Tetapi, Amiru justru mulai menjelaskan dengan tenang.

“Bob berasal dari Kerajaan Whipper. Dia dari sebuah desa kecil di tepi laut dan sedang pergi menangkap ikan ketika entah bagaimana kapalnya akhirnya karam.”

“Itu benar. Saya hanya seseorang yang hidup sederhana sebagai nelayan di desa. Hahahaha. Saya tidak mengerti bagaimana saya berakhir seperti ini.”

‘Apanya yang hidup sederhana.’

Bukan main. Amiru tidak tahu tentang pikiran Cale, dan lanjut berbicara.

“Itu sebabnya dia ikut naik ke kapal dan membantu kami menyelidiki apa yang terjadi semalam.”

Mata Amiru tampak cerah saat dia melihat Toonka. Tetapi, ketika Cale melihat sekelilingnya, ada banyak pandangan negatif yang juga diarahkan ke Toonka.

Seorang penduduk desa dari Kerajaan Whipper. Pandangan mereka menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya tentang orang barbar ini. Cale melihat berkeliling sekilas sebelum membuat kontak mata dengan Toonka. Toonka mulai tersenyum.

“Saya dengar tuan muda melontarkan perisai besar di ibu kota untuk menyelamatkan semua orang. Saya meminta kepada nona muda untuk membawa saya bersamanya karena saya mendengar Anda adalah orang yang kuat.”

Pada saat itu mata Toonka menyipit. Mendadak Cale punya firasat buruk.

‘Ini sepertinya akan berbahaya.’

Itu sebabnya dia segera menjawab seperti berikut.

“Itulah mengapa saya sedang dalam masa pemulihan.”

“…Pemulihan?”

“Ya. Itu bukanlah kekuatan yang kuat. Kekuatan itu sangat lemah.”

Amiru menambahkan.

“Ya, Tuan muda Cale menggunakan kekuatannya secara berlebihan untuk menyelamatkan semua orang. Itulah kenapa dia sedang mengadakan perjalanan ke wilayah kami seraya memulihkan diri.”

Amiru memandang Cale dengan penuh simpati, kekaguman, dan bermacam emosi lainnya, tapi sikap Toonka berbeda.

“Ah, jadi begitu?”

Dia terlihat kehilangan minat. Dia kemudian memandangi Cale dari atas ke bawah sebelum berpaling.

‘Bagus. Memang begitulah harusnya Toonka bereaksi.’

Berkorban untuk orang lain? Pahlawan? Toonka tidak tertarik pada hal-hal semacam itu. Satu-satunya hal yang dia pedulikan dan obsesikan adalah kekuatan. Dia adalah tipe orang yang mengabaikan orang-orangnya sendiri apabila mereka lemah, dan bahkan membunuh mereka bila perlu.

Itulah mengapa dia disebut seorang tiran.

“Kalau begitu waktunya kita pergi?”

Cale mengangguk pada pertanyaan Amiru. Dia dapat mendengar gumaman Toonka di sampingnya.

“Ini aneh. Aku mencium bau orang kuat di sekitar sini.”

Dia benar-benar gila. Cale melihat ke arah langit-langit kosong di atasnya.

-    Aku tidak bau.

Cale dapat mendengar suara Naga Hitam yang tak kasatmata di kepalanya. Insting Toonka bahkan lebih kuat dari para Manusia Siluman. Cale memutuskan bahwa dia harus terlihat selemah mungkin ketika berada di sekitar Toonka hari ini.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Kami sedang menyelidiki mengapa pusaran air itu mendadak menghilang. Ayah saya dan penyihir wilayah kami juga akan segera tiba.”

Cale memandang laut yang tenang di sekitar pulau tengah dan berpura-pura setuju dengan perkataan Amiru.

“Benarkah? Syukurlah. Saya harap kita dapat segera mencari tahu apa yang terjadi.”

- Kamu benar-benar pandai berbohong.

Cale tidak menghiraukan ucapan Naga Hitam dan melihat laut dengan tatapan tenang. Keadaan di sana benar-benar semrawut. Semua nelayan desa berada di luar sini, begitu juga dengan orang-orang yang keluar untuk pembangunan pangkalan angkatan laut. Mereka melihat-lihat sekitar dan berbincang satu sama lain. Keadaan di sana bahkan menjadi lebih bising dikarenakan pusaran-pusaran air laut lain yang masih berada di sekitar pulau. Cale mengamati semua pemandangan ini lalu menambahkan.

“Saya berharap semua pusaran air laut lainnya juga dapat segera menghilang.”

- Manusia, lagi-lagi kamu berbohong. Bukannya kamu bilang akan membuat pusaran-pusaran air itu akan tetap ada selama setahun?

Sekali lagi Cale mengabaikan ucapan Naga Hitam. Amiru mengangguk pada kata-kata Cale dengan ekspresi yang penuh tekad.

“Ya. Kami pasti akan mencari tahu apa yang terjadi dan juga menyingkirkan pusaran air lainnya. Dengan kesempatan seperti ini di depan mata kita dan banyaknya orang yang membantu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin.”

Amiru yang bersemangat membuat Cale merasa sedikit bersalah kepadanya dan dia mulai berbicara.

“Saya yakin Anda dan keluarga Ubarr pasti akan berhasil melakukannya, nona muda Amiru.”

“…Terima kasih. Saya merasa jauh lebih baik setelah mendengar kata-kata penegasan Anda, tuan muda Cale.”

Tatapan hangat Amiru mengarah kepada Cale saat dia berdiri di sana dengan senyum tenang di wajahnya. Cale membalas perkataannya dengan ekspresi serius.

“Saya merasa sedikit pusing akibat sinar matahari ini, boleh saya pergi beristirahat sejenak di bawah tempat teduh?”

Cale dapat merasakan tatapan Toonka dari salah satu kapal. Toonka terus-menerus meliriknya berulang kali. Dia tampak masih mencari sumber aroma orang kuat yang dia rasakan. Tetapi, mustahil bagi Toonka untuk bisa menemukan Naga Hitam. Itu adalah batas dari seseorang yang tidak bisa merasakan aura ataupun mana.

“Ah, tentu saja. Silahkan beristirahat, karena Anda masih dalam masa pemulihan. Jangan memaksakan diri.”

“Terima kasih.”

Cale dengan santai berjalan menuju hutan di pulau tengah itu. Amiru memperhatikan diam-diam saat dia berjalan ke arah tempat yang teduh. Cale ini, yang masih melakukan tugas yang dibebankan padanya bahkan ketika dia sendiri masih dalam masa penyembuhan, benar-benar berbeda dengan Cale di masa lalu. Meskipun dia mengaku sakit, dia tidak terlihat sakit sama sekali. Dia hanya tampak lelah.

“Itulah yang membuat dia luar biasa.”

Sebagai seseorang yang bercita-cita untuk memimpin wilayah ini di masa depan, Amiru berpendapat dia perlu menjadi lebih bisa diandalkan seperti Cale. Tekad memenuhi tatapannya yang tenang saat dia berjalan menghampiri para penyelidik untuk turut membantu mereka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sementara itu, Cale sedang berjalan menuju sisi lain pulau. Karena tidak ada siapa pun di sana, itu akan menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu.

- Bukannya kamu takut dengan mayat di sebelah sana? Kamu itu lemah dan penakut.

Cale lagi-lagi mengabaikan Naga Hitam itu saat dia tiba di sisi lain pulau. Dia lalu berhenti berjalan setelah melihat pemandangan di depannya.

“Apa-apaan?”

- Bukan aku! Aku tidak melakukannya!

Naga Hitam menyangkal dengan tegas. Akan tetapi, kali ini, Cale tidak ada waktu untuk mendengarkan perkataan si Naga Hitam. Dia bergegas menuju batu besar tempat mayat duyung tergeletak kemarin. Mau tidak mau dia menghentikan langkahnya begitu dia sampai di sana.

‘…Apa Paseton yang melakukan ini?’

Batu besar itu hancur berkeping-keping.

“Bagaimana bisa mayat-mayat duyung itu menjadi seperti ini…..”

Mayat-mayat duyung itu berubah menjadi debu. Cale dapat mengetahui bahwa ini adalah mayat hanya karena dia pernah melihat mereka kemarin. Orang lain hanya akan berpikir jika ini adalah bagian dari batu besar yang hancur itu.

Kekuatan yang luar biasa ini.

Ini pastilah perbuatan seekor Paus.

Seekor Paus yang sangat marah.

Byur. Byur.

Tiba-tiba, air laut mulai bergolak. Naga Hitam mulai berbicara.

- Sesuatu meluncur ke atas dari dasar laut. Ia bergerak dengan sangat cepat!

Cale mendongak dan menatap ke arah laut. Dia lalu bergidik dan melangkah mundur ke belakang.

Byuuuurrrrr.

Sesuatu yang sangat besar muncul di permukaan air. Itu adalah makhluk hidup yang berwarna abu-abu tua. Ia kemudian menatap lurus ke arah Cale.

Itu adalah seekor Paus.

Itu adalah Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Manusia Siluman Paus Bungkuk dikenal sebagai penjaga lautan dan melindungi makhluk hidup yang lebih lemah. Dari generasi ke generasi, Raja Suku Paus berasal dari kalangan Manusia Siluman Paus Bungkuk.

Bum. Bum. Bum.

Jantung Cale berdebar kencang. Tatapan Paus itu penuh dengan nafsu membunuh dan menyelidik, campuran insting dan akal sehat. Ini pertama kalinya Cale bertatapan mata langsung dengan makhluk kuat yang sedang marah kepadanya. Makhluk kuat ini memandang remeh Cale dan meneliti setiap hal tentang Cale.

Pada saat itulah.

- Paus dungu itu pasti sudah tidak waras!

Suara Naga Hitam yang marah terdengar di dalam pikiran Cale. Pada saat yang sama, kekuatan yang tidak kalah kuat mulai menyebabkan getaran-getaran di udara. Mata Paus itu, yang sedari tadi berfokus pada Cale, berpaling ke arah sumber getaran itu.

- Berani-beraninya kamu melihat manusia lemahku seperti itu!

Mana di udara mulai melonjak turun-naik dan air laut juga mulai bergolak. Tetapi, Paus Bungkuk itu tidak bergerak sedikit pun. Malahan, Paus sepanjang 15m ini mengangkat ekornya dan menghantamkannya ke air.

Byuuuuuurrrrrr!

Air laut bergolak dengan cepat.

Tindakannya ini membuat Cale yakin bahwa dia adalah manusia siluman.

Bum. Bum.

Cale menenangkan hatinya, saat Vitalitas Jantung mendeteksi bahaya dan mulai mengalirkan kekuatannya. Perisai Anti-Hancur juga meluncur keluar. Kekuatan kuno selalu mengutamakan keselamatan pemiliknya. Keduanya siap melindungi pemilik mereka kapan saja.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale memalingkan kepalanya ke arah udara kosong dimana mana sedang berkumpul dan hendak berbicara. Akan tetapi, suara lain mendahuluinya berbicara.

“Aku tidak ada niat berkelahi denganmu.”

Itu adalah sebuah suara yang seindah peri laut dari mitologi yunani. Cale memalingkan kepalanya dan melihat Paus Bungkuk itu menampakkan seluruh bagian kepalanya di atas air.

“Wow.”

Cale terkesiap. Kepala itu sangat besar dan menakutkan. Dia merasa kalau kepala Paus itu dapat membunuhnya dengan mudah hanya dengan sekali tepuk.

- Kenapa kamu mengangkat kepala bodohmu? Kamu bilang apa yang kamu lakukan sampai sekarang bukan untuk menantang berkelahi? Dasar Paus Lemah!

Cale mendesah mendengar perkataan Naga Hitam sebelum menjangkau ke arah sumber mana. Anak berumur 4 tahun yang marah bisa cukup berbahaya.

Mana itu, yang tampaknya siap menghancurkan apa pun dan segala sesuatunya, memberi jalan kepada tangan Cale. Paus itu terlihat terkejut melihat ini.

Tangan Cale akhirnya menjangkau sesuatu yang bundar. Itu adalah kepala si naga. Cale dengan tenang menepuk-nepuknya beberapa kali.

“Jangan marah. Nanti kamu bisa terluka.”

Mana itu mulai menghilang dengan cepat. Lalu Cale mendengar suara yang lirih.

- Aku tidak akan terluka. Aku kuat.

“Aku tahu, aku tahu. Tapi kamu tetap harus berhati-hati.”

Sulit untuk menenangkan anak berumur empat tahun. Tetapi, Naga Hitam sepertinya mengerti apa yang Cale coba katakan.

- Justru kamu yang harus berhati-hati, manusia lemah.

Mana milik si naga akhirnya menghilang sepenuhnya. Cale berpaling dan menatap Paus itu ketika mananya lenyap. Paus itu menurunkan kepala besarnya dengan pelan ke arah Cale. Cale terperanjat melihat ukuran kepala itu, tapi berhasil tetap berdiri tegak. Itu karena nafsu membunuh telah lenyap dari tatapan Paus itu.

Saat Paus Bungkuk itu menurunkan kepalanya sampai tepat di depan Cale, dia mulai berbicara.

“Ada yang ingin kutanyakan-.“

Pada saat itu.

Seekor Paus kecil berenang dengan sangat cepat dari ujung cakrawala. Paus itu melaju ke arah mereka berada. Paus itu tampak sangat lemah dan kecil dibandingkan Paus sepanjang 15m ini.

Paus itu mendekati mereka dengan cepat dan mulai berseru.

“Noona, kamu tidak boleh menggigit dan membunuhnya!”

Paus Bungkuk di depan Cale sontak memutar tubuhnya.

Byuuuuurrrrr!

Gerakan Paus itu membuat air laut terciprat dan mengguyur Cale.

Akan tetapi, Cale tidak punya waktu untuk memikirkannya. Dia menutup matanya.

‘Tidak salah lagi ini adalah Paus Bungkuk itu.’

Paus kecil yang mendekati mereka sudah pasti adalah Paseton. Itu berarti hanya ada satu orang yang dia panggil noona.

Putri Raja Paus saat ini dan calon Ratu Paus di masa mendatang.

Paus yang menempatkan dirinya di pasukan garis depan bersama Choi Han dan krunya di pertempuran melawan para duyung.

Cale dapat melihat luka berbentuk X di punggung Paus Bungkuk itu.

Witira.

Ini sudah pasti dia.

Wajah Paus besar itu mulai merengut. Cale perlahan-lahan mulai mundur ke belakang, karena dia tidak ingin terlibat dalam reuni Paus Bungkuk bersaudara ini.

Paus kecil itu berseru sekali lagi.

“Dia adalah seseorang yang tidak boleh kamu bunuh!”

Naga Hitam itu kembali berbicara dengan penuh kebingungan ke dalam kepala Cale.

- Apa yang Paus kecil itu bicarakan? Kita tidak sedang berkelahi.

Cale merasakan hal yang sama. Cale bersyukur semua orang terlalu fokus pada situasi di sisi lain pulau sehingga tidak mendengar suara Paus kecil ini. Jika tidak, semua orang pasti sudah datang ke sini setelah mendengar teriakan Paus kecil itu.

Tak berapa lama lagi, Paus itu akan segera bertemu. Akan tetapi, Naga Hitam pada saat itu menambahkan dengan santai.

- Ngomong-ngomong, asal kamu tahu, ada satu orang lagi yang menuju ke sini.

‘Apa? Ada lagi?’

Cale berhenti berjalan mundur dan berpaling ke arah hutan.

“Muhahahahhahah. Aku menciumnya, aku bisa menciumnya!”

B*jingan gila yang rambut cokelatnya terlihat seperti surai singa liar muncul.

“Aku mencium bau seseorang yang kuat!”

Cale meringkuk begitu dia melihat Toonka. Karena itu, Toonka dan Paus Bungkuk itu bertatap muka satu sama lain.

Cale berusaha merangkak keluar dari situasi ini sebelum orang lemah seperti dia bisa terluka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 53                  

>>>             

Chapter 55

===

Daftar Isi 


 

 

 

 

 

Sunday, May 30, 2021

Remarried Empress (#202) / The Second Marriage (Ep. 105 part 2)

 


Chapter 202: Penderitaan Kapmen (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

"Uh begitu ... baguslah," gumam Christa dengan senyum pahit setelah mengetahui bahwa salah satu komandan Kesatria Supranasional datang untuk melayani Navier. Dia bahkan mengatakan bahwa Navier adalah penyelamatnya.

Sebagai Ratu Kerajaan Barat, dia juga berpikir bahwa ini adalah hal yang baik untuk negaranya. Namun, dia benar-benar kesal karena bukan dia orangnya.

Setelah berpikir sejenak, Christa pergi ke taman bunga yang dia rawat sendiri dan memerintahkan dayang-dayangnya,

“Buatlah keranjang bunga dengan bunga-bunga itu dan berikan pada Navier.”

"Astaga. Apakah Anda ingin mengiriminya hadiah lebih dulu?”, para dayang bertanya dengan marah.

Sebagai musuh potensial Christa, dayang-dayang Christa sejak awal tidak menyukai Navier. Dan setelah bawahan Navier dengan terang-terangan menghina salah satu dari mereka, mereka benar-benar membenci Navier dan dayang-dayangnya.

Mereka tidak percaya bahwa dia ingin mengirim hadiah kepada Navier.

“Mengapa Anda melakukan ini, Ratu?”

“Suka atau tidak, itu tidak masalah.”

“Yang Mulia ...”

“Selama Navier tidak melakukan kesalahan apa pun, sebagai mantan ratu, aku harus menunjukkan keramahan kepada ratu saat ini,” Christa menghela napas dan menambahkan, “Selain itu, salah satu komandan Kesatria Supranasional datang ke sini untuk berada di sisinya. Apa gunanya bertengkar?"

Akhirnya, salah satu dayang dengan enggan mulai memetik bunga kesayangan Christa dan menaruhnya di keranjang.

Sementara dia membuat keranjang bunga, dayang-dayang lain terus berbicara dengan Christa tentang Navier.

"Ratu, tidak ada gunanya bagi Anda mencoba bergaul dengannya."

"Betul sekali." yang lain menambahkan, "Orang itu sudah menganggap ratu sebagai musuh."

"Apa Anda tidak mendengar bahwa dia menghubungi Nona Mullaney?"

Christa mengerutkan kening saat dia tanpa daya memainkan pita di keranjang bunga.

“Nona Mullaney?”

Kandidat kedua belas untuk menjadi Ratu Heinley.

Wanita muda itulah yang memberi tahu Christa di hadapannya bahwa dia harus meninggalkan istana kerajaan karena dia bukan lagi ratu.

Adapun Christa, dia pastinya tidak menyukai orang itu.

Tapi apakah Navier memanggilnya?

“Navier mencoba untuk menarik Lady Mullaney ke pihaknya.”

Christa menghela napas lagi, bergumam dengan ekspresi kaku, "Navier benar-benar melihatku sebagai musuh..."

"Betul sekali. Kalau tidak, dia akan tetap diam sampai acara pernikahan, memanfaatkan kecerdasannya untuk kepentingan negara.”

"Jika dia memanggil Nona Mullaney, itu berarti dia ingin menyingkirkan Christa."

“Anda harus melakukan sesuatu, Ratu.”

Para dayang mendesak Christa dengan gelisah.

Christa bukan satu-satunya yang kehilangan kekuasaan sejak kedatangan Navier. Para dayang ratu juga mengalami hal yang sama.

Jika Heinley menikahi seorang wanita muda dari Kerajaan Barat, mereka akan berada dalam posisi yang lebih baik daripada sekarang, karena tidak ada wanita muda yang dapat melampaui pengaruh mereka dalam masyarakat kelas atas.

Selain itu, Raja Heinley adalah seorang playboy. Seorang playboy yang bisa memiliki lusinan selir di masa depan.

Ratu yang menikah karena alasan politik akan kesepian dan terpinggirkan. Tanpa hati raja atau kekuasaan dalam masyarakat kelas atas, dia hanya akan menjadi ratu sebatas gelar saja.

Pada saat itu, para dayang mendengus kesal, "Anda harus melakukan sesuatu tentang ini, Christa."

“Meskipun tidak mungkin untuk menyingkirkannya, setidaknya Anda harus menaklukkannya.”

"Anda tidak boleh membiarkan wanita itu mengambil posisi Anda di masyarakat kelas atas."

Christa tersenyum sedih dengan wajah pucat dan menjawab, “Apa yang harus aku lakukan? Jika hubungan kami buruk di depan umum, negara dan orang lain akan menertawakan kami. Yang Mulia tidak akan suka jika aku memusuhi dia secara pribadi. Lagi pula, aku bahkan tidak punya kewenangan sekarang ... "

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sementara Nian sedang berbincang dengan para dayang. Viscount Langdel sendiri tiba-tiba datang menemuiku.

“Ratu Navier.”

Mata Viscount Langdel berkedut ketika dia menatapku, lalu dia dengan canggung berlutut untuk menyapaku.

"Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini," kataku padanya.

Dia ragu-ragu seolah tidak tahu harus berkata apa.

Aku hendak bangkit dari tempat dudukku untuk membantunya berdiri, tetapi Viscount Langdel menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Saya datang untuk membalas kebaikan Anda."

Aku tidak melakukannya dengan harapan dia akan membalas budi padaku, tetapi alih-alih menolak, aku menerima tawarannya, "Terima kasih."

Meskipun aku tidak yakin apa yang dapat dilakukan Viscount Langdel untuk membantuku, aku sudah bersyukur memiliki orang-orang yang dekat denganku di negara asing seperti ini.

“Aku sangat senang kau dan Lady Nian ada di sini. Itu sudah cukup bagiku.”

Namun, ternyata 'pembalasan budi’ Viscount Langdel jauh melebihi harapanku.

“Saya telah memimpin kesatria saya ke sini. Tolong izinkan kami menjadi kesatria pribadi Anda,” pintanya.

Viscount Langdel datang dengan para kesatria?

Itu mengejutkanku.

Viscount Langdel adalah seorang bangsawan tanpa wilayah. Meskipun dia memiliki rumah besar di ibu kota, tidak ada bangsawan tanpa wilayah yang dapat membangun pasukan pribadi hanya dengan sebuah rumah besar.

Tapi Viscount Langdel memiliki kesatrianya sendiri ...

Aku mengetahui apa yang dia maksud dari seorang petugas yang dikirim oleh Heinley setelah Viscount Langdel dan Nian pergi.

Para kesatria yang dipimpin oleh Viscount Langdel bukanlah kesatria pribadi biasa, tetapi Kesatria Supranasional.

“Ksatria Supranasional!” teriak Mastas.

Dia melompat kegirangan begitu mendengarnya.

“Saya selalu ingin bertanding dengan mereka! Baguslah!"

"Nona Mastas, itu sikap tidak sopan kepada Ratu," tegur salah salah satu dayangku.

Dia menepisnya, "Menurut saya itu bukan sikap tidak sopan, saya bisa diam-diam meminta duel tidak resmi."

Mastas tertawa terbahak-bahak. Dayang-dayang lain mencoba menenangkannya sementara dia bertanya-tanya butuh berapa hari untuk melawan mereka satu per satu setiap dua hari sekali.

Duduk di sofa, aku bergumam, dipenuhi dengan kegembiraan, "Aku menerima lebih dari yang aku berikan."

Rose juga bertanya dengan ekspresi gembira, “Tapi Yang Mulia, Lady Nian, tidakkah dia datang sebagai dayang Anda? Seperti Countess Jubel dan Laura?”

Aku menjawab sambil tertawa, "Nian tidak bisa bekerja sebagai dayang."

Nian suka bersosialisasi. Dia adalah seorang wanita yang menarik perhatian masyarakat kelas atas dan itu membuatnya merasa hidup.

Menjadi dayang pasti akan membatasi jumlah orang yang bisa dia temui.

Betapapun terhormatnya posisi ini, itu tidak cocok untuknya.

Mungkin memikirkan hal yang sama, Laura dan Countess Jubel, yang mengenal Nian dengan baik, tertawa terbahak-bahak.

Namun, saat kami tertawa dan mengobrol, tamu lain datang.

Setelah bertemu teman-teman dari Kekaisaran Timur satu demi satu, aku ingin melihat apakah orang ini juga dari Kekaisaran Timur, jadi aku cepat-cepat berkata, "Biarkan dia masuk."

Tamu itu memang dari Kekaisaran Timur. Namun, dia bukanlah seorang teman.

Aku kenal wajahnya, tapi…

"Navier, saya datang untuk memberi Anda salam atas perintah Yang Mulia Kaisar."

Begitu tamu itu berbicara, wajah Laura dan Countess Jubel membeku.

Tamu itu tersenyum getir seolah-olah dia telah mengantisipasi suasana ini.

Lalu dia memelintir bibirnya seolah ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

Melihat ini, aku meminta dayang-dayangku untuk mundur dan bertanya, "Untuk apa sebenarnya kamu datang kemari?"

Asumsiku bahwa dia datang untuk tujuan lain ternyata benar.

Tamu itu dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya kepadaku.

Itu adalah sebuah surat.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 201                  

>>>             

Chapter 203

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#201) / The Second Marriage (Ep. 104 part 2 - Ep. 105 part 1)

 


Chapter 201: Membalas Kebaikan Navier (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Duchess Tuania balas memelukku dengan mata memerah saat aku mengulurkan tangan dan memeluknya.

Dia memelukku erat-erat sebelum melepaskanku dan tersenyum, "Saya bukan lagi 'Duchess Tuania'."

Oh. Benar juga.

Tapi aku harus memanggilnya apa? Viscountess Langdel? Apakah dia sudah menikah dengan Viscount Langdel?

Saat aku ragu-ragu, dia berbisik dengan senyum menawan, "Panggil saya Nian."

Nian adalah nama aslinya.

Jika dia ingin aku memanggilnya dengan nama aslinya, itu berarti ...

“Saya jemu dengan pernikahan,” ujar Duchess Tuania, tidak, Nian sambil mengangkat bahu.

“Jadi, apa yang terjadi dengan Viscount Langdel…?”

Aku pikir dia akan menikah dengan Viscount. Dalam surat yang dikirim sebelum dia meninggalkan ibu kota, dia tampak bertekad untuk menerima Viscount Langdel.

Nian tertawa main-main, “Kami adalah sepasang kekasih. Seandainya saya hamil, maka saya akan berpikir untuk menikah. Saya tidak ingin anak saya jadi anak haram. Tapi jika tidak, saya lebih suka tetap seperti itu."

Dia sepertinya merasa sangat dikhianati oleh Duke Tuania, yang segera mengajukan gugatan cerai tanpa memercayainya.

Aku mengerti bagaimana perasaannya. Aku memeluknya sekali lagi tanpa berkata apa-apa.

Setelah itu, kami berdua duduk dan mengobrol sambil minum kopi dan makan makanan ringan.

Nian bercerita tentang hari-harinya di luar ibu kota.

“Saya bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Saya mengembara ke seluruh negeri."

“Bukankah itu sulit?,” tanyaku.

“Akan sulit jika saya melakukannya selama beberapa tahun, tetapi ini baru beberapa bulan. Rasanya menyenangkan."

"Aku senang mendengarnya."

“Setelah meninggalkan Kekaisaran Timur, Anda tahu apa yang paling mengejutkan saya?”

"Apa?"

“Saat saya mendengar tentang pernikahan Anda dengan Raja Heinley.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat kami selesai bertukar kabar.

Nian bertanya padaku dengan mata berbinar, “Jika Anda bersusah payah menggunakan koran untuk memanggil saya, pasti ada yang ingin Anda minta dari saya, kan? Apa itu?"

Seperti yang diharapkan, dia datang menemuiku setelah membaca artikel di koran. Jadi, aku mengatakan kepadanya dengan jujur, "Kakak laki-laki Heinley, mantan raja, meninggal muda, jadi Christa, mantan ratu, juga masih sangat muda. Dia tampaknya telah menjalankan tugasnya sebagai ratu dengan baik."

"Hmm. Tidak ada ibu suri di kerajaan barat, kan?”

"Tepat sekali. Selain itu, selama Heinley masih lajang, Christa terus menjalankan peran sebagai ratu sampai aku datang.”

Nian langsung mengerti maksudku dan mendecakkan lidahnya, “Pasti dia punya banyak pengikut.”

"Iya. Itu sebabnya aku memanggilmu ke sini, Lady Nian."

Aku memegang tangannya dengan erat dan bertanya, “Aku butuh bantuanmu. Gunakan keahlianmu untuk menaklukkan masyarakat kelas atas Kerajaan Barat."

Nian tertawa terang-terangan, "Itu mudah."

Sikapnya membuat hatiku yang berat sedikit lebih ringan.

"Terima kasih."

Nian tersenyum setelah aku mengucapkan terima kasih dan berkata, "Saya pernah bilang saya pasti akan membalas kebaikan Anda."

"…Terima kasih banyak."

"Ah. Ratu."

"?"

“Viscount Langdel juga berterima kasih. Dia juga akan mendukung Anda, Ratu."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Tidak seperti Navier yang bahagia, Heinley justru cemberut.

Navier sibuk dengan Laura dan Countess Jubel selama jam makan siang. Dan di malam hari, dia sibuk dengan Duchess Tuania, jadi dia bahkan belum bisa bertemu dengannya hari ini.

Dia mengerti Navier ingin bersama teman-temannya setelah mereka menghabiskan waktu lama tanpa bertemu satu sama lain.

Tapi meski dia mengerti, dia juga ingin bersama Navier.

McKenna menatapnya dan mendecakkan lidahnya, "Anda akan melihatnya selama sisa hidup Anda, mengapa Anda begitu gelisah karena tidak bisa melihatnya selama satu hari?"

“Bukankah kami pengantin baru?”

Mendengar jawaban Heinley, McKenna sepertinya merasa menyesal dan bergumam, "Mengapa kita tidak mengambil kesempatan untuk keluar dan menjernihkan pikiran kita, Yang Mulia."

Saat keduanya bercakap-cakap, salah satu ajudan Heinley mengetuk pintu, meminta untuk segera menemuinya.

Kecuali ajudan itu sedang bertugas, dia seharusnya sudah pulang atau bersiap untuk pergi pada waktu selarut ini.

Apa yang ingin dia laporkan begitu tiba-tiba?

“Biarkan dia masuk.”

Dia bingung, tetapi Heinley mengizinkannya masuk.

Begitu ajudan itu masuk, dia melaporkan dengan wajah pucat, "Yang Mulia, kesatria-kesatria tak dikenal ditempatkan di dekat ibukota, bersiap siaga."

“Kesatria-kesatria tak dikenal?”

Heinley mengerutkan kening.

Jika Kekaisaran Timur dikenal dengan pasukan penyihirnya, Kerajaan Barat terkenal dengan infanteri {pasukan bersenjata} dan kavalerinya {pasukan berkuda}. Ada batasan untuk peningkatan jumlah penyihir, tetapi batasan seperti itu tidak berlaku untuk kekuatan militer murni.

Bahkan jika mereka berhadapan dengan kesatria yang tidak dikenal, mustahil bagi ribuan orang untuk berkumpul entah dari mana.

Dia tidak mengerti mengapa ajudannya terlihat sangat pucat tentang beberapa kesatria.

"Mengapa kamu tidak mencari tahu siapa mereka, dan biarkan mereka pergi jika kamu menganggap mereka berbahaya."

Mendengar jawaban ringan Heinley, ajudan itu menjawab dengan berat, "Saya tidak bisa melakukan itu ... mereka tampaknya para Kesatria Supranasional."

Saat mendengar kata 'Kesatria Supranasional', suasana hati Heinley dan McKenna menjadi berat pada saat bersamaan.

Setelah memberi tahu ajudannya bahwa dia bisa pergi, McKenna buru-buru bertanya kepada Heinley ketika mereka sendirian lagi, “Yang Mulia, mungkinkah mereka menyadari sesuatu?”

“…”

"Jika mereka menyadari bahwa kita terlibat dalam penurunan jumlah penyihir ..."

Di Benua Wol, terdapat Aliansi Wol, tempat sebagian besar negara-negara di Benua Wol bersekutu. Tidak hanya Kekaisaran Timur yang menjadi bagian dari aliansi itu, tetapi juga Kerajaan Barat. Kesatria Supranasional dikelola oleh Aliansi Wol.

Julukan mereka tepatnya adalah 'Kesatria Bayangan’, dan secara resmi, mereka bekerja untuk menjaga perdamaian.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Namun, mereka terkenal karena tindakan yang mereka ambil untuk menghentikan setiap 'ancaman terhadap perdamaian' dari ujung pangkalnya demi menjamin perdamaian.

Walaupun fenomena penurunan penyihir terjadi secara alami, Heinley-lah yang mempercepatnya.

Dia pasti akan mendapat masalah jika Kesatria Supranasional menyadarinya. Mau tidak mau dia merasa gugup mengetahui mereka ditempatkan di luar ibu kota.

“McKenna.”

"Ya, Yang Mulia."

“Cari tahu dan selidiki secara langsung apa yang terjadi.”

“Dimengerti,” jawab McKenna dengan wajah kaku dan bergegas keluar.

Heinley duduk dengan cemas di mejanya, menunggu McKenna kembali. Meskipun Kerajaan Barat adalah negara yang cukup kuat untuk menjadi sebuah kekaisaran, bukan berarti ia mampu berperang melawan seluruh dunia. Hal yang sama berlaku untuk Kekaisaran Timur.

Selama aliansi tidak pecah atau sekadar nama di atas kertas, negara-negara yang terlibat harus saling menghormati.

'Ini masalah serius.'

Setelah sekitar dua setengah jam, McKenna kembali. Untungnya, McKenna tidak memiliki ekspresi yang muram, tetapi Heinley bertanya dengan tergesa-gesa, "Apa yang terjadi? Apakah mereka benar-benar Kesatria Supranasional?”

“Ini… Ini sedikit aneh.”

“Apa yang kamu maksud dengan aneh?”

“Mereka memang Kesatria Supranasional. Tapi mereka sepertinya tidak mengincar kita."

“Mereka tidak mengincar kita?”

Heinley menjadi lebih bingung.

Jadi, apakah itu berarti mungkin ada bahaya serius di dalam ibu kota?

Kesatria Supranasional melakukan sebagian besar misi mereka secara rahasia. Bahkan Heinley tidak tahu untuk apa mereka ada di sini.

“Bahkan ada yang lebih aneh.”

“Lebih aneh?”

“Orang yang memimpin Kesatria Supranasional adalah Viscount Langdel, Yang Mulia.”

"Apa!?"

Alis Heinley terangkat.

Viscount Langdel… Heinley bertemu dengannya di pesta perayaan Tahun Baru. Bukankah dia pemuda yang mengejar-ngejar Duchess Tuania seperti bayangan?

 “Apakah dia benar-benar bayangan?”

"Apa?"

“Bukankah dia telah diasingkan karena menikam Rashta?”

"Betul sekali."

Heinley tertawa keras.

Dia ingat wajah naif pria itu. Terlebih lagi, Langdel tampak seperti akan mati karena cinta.

Bagaimana dia bisa menjadi kesatria supranasional dengan wajah seperti itu ...

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Keesokan harinya, ketika Heinley bertemu dengan para pejabatnya, Viscount Langdel secara resmi meminta audiensi atas nama Kesatria Supranasional.

Sejak dia diberi tahu bahwa dia sedang menunggu di luar ibu kota, Heinley berasumsi ini akan terjadi, jadi dia membiarkan Viscount Langdel masuk.

Dia ingin tahu apa yang membawanya ke sini.

“Dia adalah Kesatria Supranasional?”

“Pria semuda dia?”

Para pejabat yang berkumpul di ruang konferensi saling berbisik ketika mereka menyaksikan Viscount Langdel masuk dengan ekspresi ramah.

Meskipun Kesatria Supranasional terkenal kejam, mereka jarang menunjukkan diri mereka di hadapan orang lain.

Oleh karena itu, para pejabat yang berkumpul di sini terkejut melihat seseorang dari Kesatria Supranasional di ruang konferensi di siang bolong.

Heinley tersenyum melihat Viscount Langdel, dan berkata, "Lama tidak bertemu."

"Nama saya Langdel, Komandan Divisi 5 Kesatria Bayangan," Viscount Langdel memberi hormat dengan sopan tetapi tidak tersenyum.

Namun, dengan senyum lembut, Heinley bertanya, “Aku telah diberitahu bahwa Kesatria Supranasional ditempatkan di luar ibu kota. Apa alasannya? Orang-orangku merasa tidak nyaman dengan keberadaan pasukanmu. Tergantung dari tanggapanmu, Anda harus bersiap untuk pergi.”

Para pejabat memandang Raja Heinley dengan heran atas kata-kata kasarnya. Tetapi tanggapan Viscount Langdel benar-benar tidak terduga oleh Heinley.

"Ratu menyelamatkan hidup saya di masa lalu."

Para pejabat sekali lagi terkejut. Ini adalah cerita yang bahkan tidak diketahui oleh Heinley, jadi dia mengangkat alisnya, "Istriku?"

“Benar, saya ingin membalas kebaikan itu. Saya meminta Anda mengizinkan saya dan kesatria saya untuk melayani beliau sebagai kesatria pribadi ratu sampai pengawal resminya ditentukan."

Pemimpin aliansi memiliki wewenang untuk segera memanggil divisi Kesatria Supranasional, tiga di antaranya hanya menjalankan perintah langsung dari pemimpin aliansi.

Namun, tujuh divisi ksatria yang tersisa bertindak secara independen meskipun memiliki nama Kesatria Supranasional.

Ini adalah pertama kalinya mereka ingin menjadi kesatria pribadi.

Bisikan-bisikan semakin keras terdengar.

Apakah Heinley mengetahui ini sebelumnya?

Tatapan mereka yang hadir terfokus pada Heinley.

Heinley tidak tahu apa-apa tentang itu, tetapi dengan santai tersenyum dan berkata, "Tanyakan sendiri padanya."

 [Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 200                  

>>>             

Chapter 202

===

Daftar Chapters