Sunday, May 9, 2021

Remarried Empress (#193) / The Second Marriage (Ep. 98 - Ep. 99 part 1)

 


Chapter 193: Mengetahui Kebenarannya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Nona Mastas menatap mataku dan bertanya, "Yang Mulia pergi dengan telanjang ...?"

Rose dan bahkan Mastas, kesatria Heinley, sepertinya tidak tahu bahwa Heinley bisa berubah menjadi burung.

Aku mengacak-acak rambutku karena situasi yang canggung ini. Aku berada dalam posisi yang memalukan.

Bagaimana aku harus menjawab?

Lebih buruk lagi, leher Rose memerah. Dia sepertinya membayangkan yang bukan-bukan.

Bukankah aku harus memberitahunya bahwa itu tidak seperti yang dia pikirkan? Tapi apa sebenarnya yang harus aku katakan untuk meyakinkannya? Kalau aku hanya melepas pakaiannya sebelum dia pergi, dan tidak ada hal lain lagi yang terjadi?

Itu ... akan membuatku terlihat lebih aneh.

Jadi aku menjawab dengan, "Tidak apa-apa, Itu tidak masalah."

"Apa?"

"Kami adalah pasangan yang sudah menikah."

"Apa?!"

“…”

Mastas melihat ke arah jendela dan bergumam perlahan, “Erm… Tentu saja, Anda berdua adalah pasangan yang sudah menikah. Tapi masalahnya, orang lain yang melihat Yang Mulia telanjang, tidak menikah dengannya."

Semakin banyak aku berbicara, aku dan Heinley tampak semakin aneh, jadi alih-alih melanjutkan, aku dengan cepat membungkuk dan memungut pakaian Heinley.

Jika itu hanya pakaian luarnya, aku akan meminta dayang-dayangku untuk memungutnya. Tetapi aku tidak dapat meminta mereka melakukan itu karena pakaian dalamnya juga termasuk di antara tumpukan bajunya.

Saat aku mendekap pakaiannya, aku mencium parfum yang biasa dipakai Heinley.

Pada saat itu, ekspresi sedih Queen muncul di benakku.

Beberapa hari sebelum ulang tahunku, dia berusaha keras membawakanku kue. Namun, ketika aku mengatakan itu terlalu berlebihan, dia menangis dan terbang pergi.

… Jadi Heinley yang menangis hari itu. Itu sebabnya matanya merah saat aku mengunjunginya.

Heinley… dia tampaknya memiliki hati yang sensitif. Aku ingin tahu apakah dia menangis lagi saat ini.

Saat memikirkan itu, hatiku menjadi berat karena khawatir. Tiba-tiba aku merasa sangat menyesal.

Aku ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, "Nona Mastas, apakah Yang Mulia pernah salah paham tentangmu?"

Mastas adalah salah satu kesatria Heinley, jadi dia pasti sudah familier dengan tingkah lakunya yang biasanya.

Mendengar pertanyaanku, Mastas berkedip dan menjawab, "Kesalahpahaman macam apa?"

"Yah, dia pikir aku marah padahal sebenarnya tidak ..."

"Saya pernah marah sebelumnya, tapi Yang Mulia tidak pernah peduli."

"!"

“Oh, jadi yang terjadi adalah Yang Mulia Raja salah menafsirkan situasinya dan mengira Yang Mulia Ratu marah. Jadi… dia keluar jendela karena syok?” Dia bertanya dengan mata lebar.

"…Hampir mirip."

"Uh ..." Dia mengalihkan pandangannya dan berbicara lagi, "Saya bisa membayangkan mengapa Yang Mulia Raja sangat terkejut ... Tidak apa-apa, saya tidak bisa membayangkan apa-apa, jadi jangan khawatir tentang itu ... Yang ingin saya katakan adalah Yang Mulia banyak tersenyum, itu saja, dia hanya tersenyum."

"Dia hanya tersenyum?"

"Iya. Terlepas dari apa yang dia pikirkan, dia menyembunyikan segala sesuatunya dengan senyuman. Saya belum pernah melihat Yang Mulia kaget," tambah Mastas, menatapku dengan hati-hati, "Jika Yang Mulia Raja begitu tertekan karena ratu marah sehingga dia keluarga jendela dengan telanjang, bukankah lebih baik jika Anda jujur ​​dan memberitahunya bahwa Anda tidak marah?"

Aku bingung dengan apa yang baru saja dikatakan Nona Mastas kepadaku. Aku pikir Heinley sangat emosional. Namun ternyata, ia tidak sering menunjukkan emosinya. Jadi apakah dia hanya menunjukkan emosinya yang sebenarnya di depanku?

Bagaimanapun juga, dia benar.

"Jujur saja ..." gumamku, mengangguk saat aku berjalan keluar dengan pakaiannya di tangan.

"Ratu!", teriaknya.

“Aku akan pergi menemui Yang Mulia. Aku harus jujur ​​dan menjernihkan kesalahpahaman di antara kami."

“Tidak, bukan itu, hanya saja… saya bisa melihat semuanya. Akan lebih baik jika Anda membungkus pakaian itu dengan selembar kain.”

"!"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sovieshu, yang baru saja berganti pakaian yang nyaman, sedang duduk di tempat tidur Rashta menyanyikan lagu untuk bayinya.

Rashta sedang berbaring di atas tumpukan bantal lembut yang empuk. Dia tidak bisa berhenti tersenyum saat Sovieshu bernyanyi.

Kaisar bernyanyi di dekat perutnya. Setahun yang lalu, ini sesuatu yang tak terbayangkan olehnya.

Rashta menggerakkan tangannya untuk membelai rambut hitam Sovieshu.

Bagaimana dia bisa begitu manis?

Alan bahkan menolak anaknya sendiri karena statusnya. Tetapi Sovieshu, yang memiliki status yang jauh lebih tinggi dari Alan, telah melakukan semua yang bisa dia untuk menghindari memiliki anak haram.

Untuk perawatan pranatal, dia kadang-kadang datang untuk berbicara kepada perutnya dan bernyanyi di malam hari. Setiap kali Rashta melihat upaya Sovieshu dalam merawat bayi yang belum lahir itu, dia merasa ingin menangis.

"Yang Mulia sangat pandai bernyanyi,", puji Rashta.

"Karena aku mempelajarinya."

“Apakah menyanyi termasuk dalam pendidikan keluarga kekaisaran?”

“Ini bukan hanya bagian dari pendidikan keluarga kekaisaran. Itu adalah pelajaran yang biasa diajarkan di masyarakat kelas atas."

"Bayi itu akan mengingat suara ayah mereka dengan baik."

Sovieshu tersenyum dan membelai perut Rashta dengan tangannya.

Tiba-tiba, ada ketukan di pintu.

"Siapa itu?" Sovieshu bertanya dengan tajam, melihat ke arah pintu. Semua jejak sikap kebapakan barunya menghilang.

Pelayan Delise masuk dan berkata, "Yang Mulia, Marquis Karl ada di sini."

Sovieshu melirik jam di dinding, "Pada jam segini?"

"Iya. Dia bilang dia punya sesuatu yang mendesak untuk ditunjukkan pada Anda ... "

“Katakan padanya untuk menunggu di ruang tamu."

Delise menjawab, "Baiklah," dan keluar.

Rashta memandang Sovieshu dengan mata lebar saat dia berdiri, "Apakah Anda akan pergi?"

“Marquis Karl tidak akan datang tanpa alasan yang bagus.”

Sovieshu menyelimutinya, menarik seprai ke lehernya, dan meninggalkan ruangan.

Marquis Karl dengan cemas mondar-mandir di kamar dengan koran di tangannya, tidak repot-repot duduk di sofa.

"Ada apa?" Sovieshu bertanya.

Marquis Karl dengan cepat menyodorkan koran itu kepada kaisar, "Lihat ini, Yang Mulia."

Dia mengerutkan kening dan menerima koran itu.

Itu adalah buletin dari Kerajaan Barat.

Isi surat kabar itu adalah…

Ekspresi Sovieshu membeku.

Dia berbicara dengan tidak percaya, "Navier tidak sengaja mendengar aku berjanji pada Rashta bahwa aku akan menceraikannya?"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sudah terlalu larut, jadi aku mencoba menenangkan jantungku yang berdebar kencang dan menunggu keesokan harinya untuk menemui Heinley. Aku segera berpakaian begitu fajar menyingsing dan meninggalkan istana ratu terpisah.

Aku ingin mengakhiri kesalahpahaman di antara kami sebelum dia memasuki ruang konferensi.

Tanpa diduga, kakakku keluar dari kantornya. Sepertinya dia baru saja mengunjungi Heinley.

Aku berlari ke arahnya karena terkejut, "Kakak?"

Mata kakakku membelalak dan dia mengulurkan tangannya, mengikuti gerakanku.

Aku memeluk kakakku yang balas memelukku erat. Dia menggumamkan beberapa kata yang tidak bisa kumengerti.

Aku mendongak saat aku merasakan bahunya gemetar, dia menangis.

Kakakku memelukku sebentar, akhirnya melepaskanku saat Mckenna keluar.

Dia mengeluarkan saputangan, menyeka matanya, dan tersenyum, "Akan lebih baik jika hanya ada kita berdua."

"Kakak…"

"Saat aku mendengar tentang perceraianmu, Navier, hatiku hancur."

“…”

"Hanya karena kamu menikah dengan Yang Mulia Heinley bukan berarti bekas luka yang tersisa dari perceraianmu akan hilang begitu saja."

“…”

Kakakku memelukku erat sekali lagi.

Setelah kami berpelukan untuk beberapa saat, McKenna berdehem dan kakakku melepaskan pelukannya.

"Kupikir aku akan bertemu denganmu begitu aku tiba di Kerajaan Barat.", kataku sedih.

Kakakku menanggapi nada bicaraku yang sedih saat dia melipat saputangan dan memasukkannya kembali ke sakunya, "Aku menghindarimu karena aku takut akan membuatmu kesusahan."

"Mengapa kau bilang begitu?"

"Itulah yang terjadi di Kekaisaran Timur. Aku tidak pernah berhenti memikirkannya sejak aku mendengar tentang perceraianmu. Itu mungkin terjadi karena kesalahanku. Jika saja aku tetap tenang, mungkin kamu tidak akan bercerai ..."

Meskipun apa yang dia katakan mungkin benar, aku tahu bahwa meskipun saudara laki-lakiku tidak melakukan apa-apa, Sovieshu akan tetap meninggalkanku.

Karena dia mencintai Rashta. Dia harus menyingkirkanku entah dengan cara apa jika dia ingin Rashta duduk di sisinya.

Malahan, setelah mengusirnya, Sovieshu memanfaatkan nama saudara laki-lakiku untuk menyingkirkanku.

Alih-alih membicarakannya lebih jauh, aku tersenyum dan sengaja bercanda, "Jadi kau selama ini menghindariku, tapi kau tetap bertemu dengan Heinley?"

"Yang Mulia berkata dia akan menambahkan namaku dalam 'Ekspedisi Kesatria' sebelum acara pernikahan."

"Ekspedisi Kesatria?"

“Itu adalah tradisi Kerajaan Barat. Tampaknya, para kesatria raja melakukan perjalanan melalui beberapa kota untuk memberikan dukungan kepada rakyat."

Ohh.... . Kalau dipikir-pikir, aku pernah mendengar yang serupa.

Kabarnya reputasi kesatria yang menangani situasi dengan baik akan langsung meroket.

"…Aku menghargai itu."

Aku bisa mengerti mengapa Heinley ingin kakakku berpartisipasi dalam ekspedisi para kesatria. Dia sepertinya berencana untuk meningkatkan reputasi kakakku di Kerajaan Barat.

Aku memeluk pakaian di tanganku lebih erat. Kakakku tersenyum canggung dan memujinya juga.

"Aku hanya mendengar rumor dangkal tentang dia. Namun, dia sangat bijaksana dalam banyak hal… ”

"Aku setuju."

“Kamu pasti menyukainya.”

"Itu ..."

Yah… Menyukai seseorang tidak selalu berarti bahwa seseorang sedang jatuh cinta.

"Betul sekali."

Sungguh memalukan.

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada kakakku, aku dengan hati-hati memasuki  kantornya.

Heinley berdiri dengan canggung di tengah kantor, memerah begitu mata kami bertemu.

"Ratu."

Dia tidak mendekatiku seperti biasa, sebaliknya, dia ragu-ragu. Aku telah menghindarinya sebelumnya, jadi dia sepertinya tidak yakin apakah dia harus mendekat.

Meski aku masih malu menatap matanya, kali ini aku mengumpulkan keberanian untuk mendekatinya.

Heinley mengatupkan kedua tangannya erat-erat dan menatapku dengan mata gemetar.

"Ratu, aku—"

Aku memotongnya, "Aku benar-benar tidak marah."

“Tapi kamu menghindariku. Ratu, aku- aku harap kamu tidak menghindariku lagi."

"Aku tidak menghindarimu karena aku marah," aku mengulangi ini padanya, menelan dorongan untuk berbalik dan pergi, "Apakah kamu ingin aku jujur ​​padamu tentang mengapa aku menghindarimu?"

Heinley menjawab dengan tergesa-gesa, “Ya. Jika kamu tidak marah padaku, tolong jujurlah."

"Kamu mungkin akan terkejut."

“Selama beberapa hari, aku merasa sangat cemas sehingga tidak bisa tidur di malam hari. Aku tidak ingin kamu membenciku, Ratu. Tolong beritahu aku."

Matanya gemetar, pupilnya tampak lebih gelap dari biasanya.

Aku menarik napas dalam-dalam dan memeluk pakaiannya seolah-olah itu adalah jimat.

Sulit untuk mengatakan yang sebenarnya, tetapi Heinley melakukannya, meskipun dia takut itu akan membuatku marah. Dia membuktikan keberaniannya, jadi aku harus membuktikan keberanianku.

Setelah menarik napas dalam-dalam, aku mengakuinya sesantai mungkin.

"Aku melihatmu telanjang."

"!"

“Itu sulit karena bayangan dirimu terus bermunculan di pikiranku.”

"!"

"Itu sebabnya aku tidak bisa menatap matamu. Aku terus-menerus mengingatnya."

"!"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 192                   

>>>             

Chapter 194

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#192) / The Second Marriage (Ep. 97 part 2)



Chapter 192: Mengetahui Kebenarannya (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya


McKenna mengangkat alisnya, "Apa dia sudah tahu?"

Heinley menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu."

Tapi tidak sulit untuk menebaknya. Terutama ketika dia bertanya kepadanya tentang identitas Queen setelah menanyakan tentang identitas McKenna. Navier pasti mengira Queen adalah bawahan Heinley. Tetapi Heinley sangat terkejut pada saat itu sehingga dia bereaksi dengan aneh.

Dia pikir Navier tidak akan memperhatikan karena dia tidak banyak bicara, tetapi dia tiba-tiba bersikap dingin dan menolak untuk menatap matanya. Ada kemungkinan besar dia marah setelah mengetahui kebenarannya.

“Jika itu sangat mengganggu Anda, kenapa Anda tidak memberitahunya?”

“Apakah kamu selalu seperti ini? Jika ada sesuatu yang mengganggumu, apakah kamu langsung bertindak?"

McKenna merenungkan pertanyaan itu sejenak, lalu menjawab, “Saya… saya berkonsultasi dengan Yang Mulia.”

"Apa yang akan aku katakan?"

“Jika itu mengganggu Anda, katakan yang sebenarnya.”

"Yah. Aku harus melatih kata-kataku,” Heinley mendesah dan berdiri.

Toh hanya masalah waktu sampai dia harus mengaku.

"Aku ingin kami memilih gaun bersama ..."

“Oh. Anda pergi untuk memilih gaun dan diusir?"

Heinley mendengus dan perlahan meraih bantal sofa. McKenna buru-buru meletakkan kertas yang dia pegang dan bergegas keluar.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah Heinley pergi, aku mondar-mandir di kamar dengan cemas, menyesali tindakanku.

Tentu saja, aku melakukannya secara tidak sengaja, tetapi itu hanya dari sudut pandangku. Dari sudut pandang Heinley, aku telah mendorongnya dengan serampangan.

Dia pasti kaget dan malu. Selain itu, ada orang lain di sekitar kami…

Aku menekan pipiku dengan kedua tangan dan menarik napas dalam-dalam.

'Aku harus minta maaf.'

"Nona Rose", seruku.

"Ya, Yang Mulia."

“… Aku akan menemui Yang Mulia Raja, bisakah kau membawakanku sesuatu untuk dikenakan?”

Rose tampak lega mendengar permintaanku dan segera membawakanku jubah kuning. Dia tampak khawatir kalau-kalau Heinley dan aku bertengkar.

Namun, ketika aku bersiap untuk pergi, Heinley tiba di depan pintuku.

Saat melihatnya, perutku menegang, ini pasti kabar buruk. Aku meminta kedua dayangku untuk pergi dan memasang wajah datar.

Meski sudah larut malam, dia tetap mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia kenakan pada siang hari. Dia mungkin sangat terkejut sehingga dia bahkan tidak berpikir untuk mengganti pakaiannya.

Kami saling memandang sejenak.

Heinley-lah yang pertama yang memecah keheningan, "Ada yang harus aku akui."

"?"

'Apa maksudnya?'

Jika dia datang menemuiku di tengah malam, itu pasti tentang sesuatu yang serius, bukan?

Ketegangan di perutku bertambah.

Aku tidak tahu bagaimana dia akan merespons apa yang aku lakukan padanya sebelumnya.

Namun, apa yang keluar dari mulut Heinley benar-benar berbeda dari yang kuharapkan.

"Aku adalah Queen."

“…”

Aku pikir dia akan mengeluh dan mengekspresikan dirinya secara negatif. Bukan berarti dia akan mengakhiri pernikahan kami karena ini, tetapi setidaknya dia akan mengatakan dia sedikit menyesal.

Aku tidak percaya dia baru saja mengungkapkan identitasnya kepadaku.

Heinley tersenyum canggung dan bergumam, "Dilihat dari ekspresimu, sepertinya kamu sudah tahu, bukan?"

'!'

“Maafkan aku, Ratu. Aku tidak bermaksud untuk menipumu."

Heinley meminta maaf berulang kali, menatapku dengan tulus. Sepertinya matanya mencoba memberitahuku betapa dia benar-benar menyesal.

“Ratu, di suku kami, kami tidak diizinkan untuk mengungkapkan identitas kami, kecuali kepada keluarga kami. Itu sebabnya aku tidak bisa memberitahumu, tetapi aku tidak punya niat untuk menipumu lagi. Aku serius."

Aku menggelengkan kepalaku dan mencoba memberitahunya bahwa itu tidak apa-apa. Aku juga harus meminta maaf karena telah mendorongnya tadi.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

"Heinley," kataku saat aku mengulurkan tangan ke arahnya.

Tiba-tiba, Heinley berubah menjadi burung besar, dan aku termangu.

Aku bingung. Mengapa dia berubah begitu tiba-tiba?

Heinley, yang telah berubah menjadi burung, berkedip pelan saat dia menatap mataku.

Dia terlihat sangat manis.

Apakah dia mencoba menggunakan penampilannya yang menawan sebagai taktik untuk menenangkan 'amarah'-ku?

Heinley, tidak, Queen, yang menatapku dengan segala macam ekspresi manis, membuka lebar mata besarnya.

Dia benar-benar tampak menawan.

Ketika Queen mendekatiku dengan ragu-ragu dan memiringkan kepalanya, aku hampir mengulurkan tangan untuk memeluknya karena kebiasaan.

Sebelumnya, aku lebih khawatir jika dia adalah bawahan Heinley karena itu berarti aku telah memeluk, mencium, dan menepuk pantat salah satu bawahan suamiku.

Mungkin karena aku berasumsi yang terburuk, aku tidak terlalu marah ketika aku mengetahui Heinley adalah Queen. Aku paham bahwa dia tidak dapat memberitahuku karena itu rahasia.

Tapi…

Aku berbalik, menarik tanganku dan berkata,

"Aku tidak marah, Heinley. Sungguh."

Wajahku memanas lagi.

Meskipun Queen yang bertengger di depanku sekarang tampak seperti burung yang lucu dan cantik, aku juga tahu bahwa dalam sekejap dia bisa berubah menjadi Heinley.

Aku tidak bisa memeluknya setelah mengetahui hal ini. Jika aku memeluk burung itu, itu akan seperti memeluk Heinley… telanjang.

- Gu ...

"Sungguh. Aku tidak marah… hanya sedikit.”

Mata Queen berlinang air mata.

Dengan enggan, aku mengulurkan tangan dan membelai kepalanya. Queen menutup matanya dan menggosok-gosokkan kepalanya ke tanganku.

Sikapnya manis sekali.

Bahkan jika itu adalah Heinley yang menggosokkan kepalanya ke tanganku, itu akan tetap menyenangkan…

'Ya ampun! Apa yang aku pikirkan ?!"

Aku menarik tanganku darinya dan memohon, "Tidak apa-apa, aku tidak marah. Aku berkata jujur. Tapi kembali ... kembali ke bentuk normalmu lagi di mana aku tidak dapat melihatmu."

-!

Aku duduk di sana selama hampir setengah jam setelah Heinley pergi, lalu membuka pintu dan berjalan keluar.

Rose, yang sedang mengajari Nona Mastas sesuatu, melihatku keluar sendirian dan bertanya dengan heran, “Ratu? Mengapa Yang Mulia keluar sendirian?"

Nona Mastas segera melihat ke belakang dan menjadi bingung juga.

"Yang Mulia Heinley keluar lewat jendela," jawabku tanpa basa-basi.

Begitu aku menjawab, mereka berdua ternganga karena tidak percaya. Tapi itu dengan cepat berubah menjadi ekspresi keheranan setelah mereka memasuki kamarku.

“Oh, Ratu! Pakaian Yang Mulia Heinley ada di sini ... "

'!'

"Yang Mulia Heinley benar-benar keluar dari jendela!"

Pikiranku yang linglung tiba-tiba kembali normal seolah seember air dingin telah mengguyur tubuhku.

'Apakah Heinley begitu terkejut sehingga dia tidak membawa pakaiannya?'

Aku bergegas kembali ke kamarku dan menemukan semua pakaian Heinley berserakan di karpet. Bahkan celana dalamnya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 191                   

>>>             

Chapter 193

===

Daftar Chapters 



Saturday, May 8, 2021

[Spoiler] Trash of the Count's Family (#689)



Chapter 689: Menara Batu Yang Hancur (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Rasheel terkejut melihat bebatuan yang tak terhitung jumlahnya melayang di udara dan menutupi langit kota. Sementara itu, naga singa memasuki fase 3 dan mulai bergerak. Fase 3 adalah serangan brutal. Alberu memerintahkan semua orang untuk mundur. Rasheel juga memutuskan untuk mundur karena atributnya tidak benar-benar membantu dalam situasi ini. 

Tetapi pada saat itu, dia mengerutkan kening. Dodori mencengkeram erat tanduknya seolah ingin meremasnya. Rasheel berteriak pada Dodori agar melepaskannya, tapi Dodori dalam keadaan tidak sadar. Perisai besar melewati hidung Rasheel, dan Rasheel mengutuk naga singa yang tiba-tiba menyerangnya. Monster itu melangkah maju dan mengayunkan perisai dan cakarnya yang tajam ke segala arah. Segala sesuatu yang terkena serangannya akhirnya hancur.

Alberu diam-diam memperhatikan monster itu dan mengingat kata-kata An Roman. Pada fase 3, monster itu akan menggunakan kekuatan fisiknya, perisainya, dan dua kemampuan khususnya. Eruhaben berteriak kepada Mila dan Rasheel agar tidak membiarkan serangan monster itu mencapai para manusia. Mereka harus menghentikan monster itu agar tidak pergi ke penghalang tempat manusia berkumpul. 

An Roman telah memberi tahu Alberu bahwa setelah fase 3, itu akan menjadi saat yang tepat baginya untuk menyerang dengan Taerang. Dan ada banyak orang bisa membantunya pada saat itu. Tetapi dalam fase 3 ketika mana di kota saat ini terganggu, hanya Cale yang bisa membantunya. Dia berpikir bahwa dia benar-benar tidak membutuhkan bantuan Cale, tetapi karena tidak adanya sihir, dia tidak punya pilihan selain menerima bantuan Cale. Meskipun skala bantuan itu tidak main-main. 

Alberu berteriak bahwa fase 3 akan berlangsung selama 30 menit, jadi mereka harus bertahan sampai saat itu. An Roman mengatakan bahwa monster ini seperti mesin, jadi dia bisa menyerang dalam waktu yang lama. Tapi Rasheel terkejut dengan kata-kata Alberu. Dia berteriak bahwa para manusia kecil itu tidak akan bisa bertahan dengan mudah selama 30 menit dan itu terlalu lama. 

Eruhaben menertawakan Rasheel, tapi Rasheel serius. Namun, dia merasakan Dodori menarik tanduk di kepalanya lagi, dan mencoba memanggil Dodori. Tapi tinju monster itu hampir mengenai wajah Rasheel. Rasheel berhasil menghindarinya, tetapi hatinya mencelos ketika dia melihat monster itu berlari ke penghalang tempat orang-orang berada. 

Rasheel merasa gila karena monster itu tiba-tiba bergerak cepat, jadi dia dan Mila mengejar monster itu. Adapun orang-orang di dalam penghalang, mereka dilanda ketakutan melihat monster besar yang mendekati mereka. Saat itu malam, dan penampakan monster yang mendekat di bawah cahaya suci yang diciptakan Alberu terlihat menakutkan. 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Beberapa orang panik, tetapi pemimpin mereka berteriak bahwa mereka harus mundur dan masuk ke dalam penghalang. Monster itu melompat dan menyerang penghalang dengan perisainya. Tetapi para prajurit itu merasa tenang ketika mereka melihat sang putra mahkota. Alberu telah memberi tahu mereka untuk 'tetap tenang' sebelumnya. Perisai menghantam penghalang, dan suara keras meraung. Kegelapan datang tetapi semua orang menyadari kenapa sekitar mereka menjadi gelap. 

Itu karena bebatuan. Ribuan bebatuan menutupi langit malam. Bebatuan itu bersatu dan menjadi layaknya perisai di atas kepala orang-orang. Kemudian, bebatuan itu pecah dan berubah menjadi bubuk, jatuh dari langit seperti salju. Tapi lebih banyak batu terbang ke langit, jadi monster itu mundur. Orang-orang kemudian menyadari bahwa perisai batu ini telah memblokir perisai monster itu. 

Mereka lega dan tersenyum kecil saat mengingat pertempuran di wilayah Henituse dan kata-kata 'perisai tidak pecah'. Alberu dan CH menyerang naga singa sementara para naga menyerang monster itu dengan tubuh mereka. Monster itu menembakkan cahaya merah dari mulutnya, tapi kali ini jauh lebih cepat dan lebih dahsyat. Tapi bebatuan yang tak terhitung jumlahnya berkumpul dan membentuk perisai besar yang memblokir serangan monster itu. 

Batu-batu itu kembali menghilang setelah terkena serangan, dan semua orang mendengar suara riang seorang pria, mengatakan bahwa jika seekor monster muncul, maka akan ada seorang pahlawan, dan pahlawan itu akan menjadi orang nomor dua setelah dewa. Orang-orang berpaling kepada orang itu, dan mereka menyadari bahwa pria itu adalah Clopeh Sekka. Bebatuan muncul lagi dari tanah dan semua orang tanpa sadar berpaling ke balai kota. Mereka melihat seorang pria berambut merah berdiri di dekat jendela. Batu-batu itu bergerak mengikuti gerakan tangan orang itu. 

Cale mengatakan bahwa dia bisa melakukan ini selama 30 menit. Cale tidak merasakan banyak tekanan atau beban karena menggunakan kekuatan kuno batu miliknya untuk memblokir serangan monster itu. Seseorang kemudian mengetuk pintu, dan Raon membukanya. Itu adalah Lock yang melaporkan bahwa dia dan suku serigala telah memblokir semua rute pelarian di atas dan di bawah tanah. 

Seekor burung gagak kemudian mendarat di dekat jendela, dan Gashan melaporkan bahwa dia menemukan suku beruang di hutan dekat Kota Puzzle. Terakhir, Ron dan Beacrox muncul di belakang Lock, dan melaporkan bahwa mereka menemukan tempat Deruth ditahan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 688                  

>>>            

Chapter 690

===

Daftar Spoiler