Sunday, May 2, 2021

Remarried Empress (#189) / The Second Marriage (Ep. 94 part 3 - Ep 95 part 1)

 


Chapter 189: Masih Canggung (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Kenapa kalian berdua bersama…?”

“Kami kebetulan bertemu di depan pintu.”

Setelah penjelasan singkat, Heinley dengan cepat memahami situasinya, "Ahh!"

Christa diam, tetapi begitu Heinley melangkah keluar dari belakang mejanya, dia mengutarakan pikirannya.

"Yang Mulia, saya dengar Anda berencana menyiapkan pernikahan Anda sendiri, apakah itu benar?"

Heinley berhenti di samping mejanya dan menatap Christa dengan wajah serius.

"Iya. Jadi Anda sudah dengar, kakak ipar."

Aku juga menatap Christa.

‘Dia datang ke sini untuk alasan yang sama denganku.’

Christa tampak sedikit tegang.

Ketika dia melihat tatapan Heinley dan tatapanku, dia tampak semakin tegang. Dia tersenyum canggung dan berbicara dengan hati-hati,

“Yang Mulia, jika diperbolehkan. Saya ingin Anda menyerahkan persiapan pernikahan kepada saya."

Alis Heinley terangkat.

"Kepada Kakak Ipar?"

“Mempersiapkan pernikahan Anda sendiri adalah hal yang jarang dilakukan. Sebagai saudara ipar dan mantan ratu, saya paling sesuai untuk mempersiapkan pernikahan atas nama Anda berdua. Itu yang terbaik.”

Heinley tersenyum canggung dan membuka mulutnya.

Dia sepertinya ingin menolaknya….

Aku mengatakannya lebih dulu, sebelum Heinley dapat berbicara.

“Ini adalah pernikahan yang dimulai secara berbeda dari yang lain, jadi alangkah baiknya membuat persiapannya secara berbeda pula. Lakukan apa yang Anda putuskan dari awal, Heinley.”

Seandainya aku tidak ikut campur, Heinley juga akan menolak, tetapi baginya, Christa adalah istri saudaranya yang meninggal muda.

Akan canggung baginya untuk menghadapi Christa secara langsung. Aku pikir akan lebih baik jika aku yang melakukannya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Christa menatapku dengan alis terangkat, tidak membayangkan aku akan keberatan.

Dia tidak terlihat marah, tapi dia terlihat sedikit terkejut.

Alih-alih berdebat, dia menurunkan pandangannya dan bergumam, "Begitu ..." Lalu dia meminta maaf.

“Saya datang ke sini karena saya berpikir harusnya saya yang menanganinya sebagai saudara ipar Anda dan mantan ratu. Rupanya, saya tidak membaca suasananya dengan tepat. Maafkan saya."

Dia tampak tidak berdaya dan kecewa.

Wajahnya memucat.

Saat dia meminta maaf dengan tenang, itu terasa aneh.

Alih-alih berbicara lebih jauh, dia meninggalkan kantor tanpa berkata apa-apa.

Aku mengerutkan kening saat menatap pintu.

Aku merasa seolah-olah telah mengintimidasi dia. Seolah-olah aku telah mendorong hewan lemah yang memperlihatkan gigi-giginya tanpa daya.

Itu aneh.

Aku tidak pernah merasa seperti ini kepada Rashta, yang berada dalam posisi yang lebih menyedihkan daripada Christa.

Di satu sisi, aku merasa sangat tidak enak setelah menghadapi Christa, jadi aku mengerutkan kening.

Setelah dipikir-pikir, menurutku hal itu disebabkan oleh perbedaan etiket.

Rashta sering membuat pernyataan di luar akal sehatku.

Dia ingin pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya dia datangi, menyentuh barang-barangku, dan memintaku memperlakukan dia seperti saudara perempuanku.

Bahkan ada saat-saat ketika dia meniruku dengan begitu terang-terangan sampai-sampai membuatku merinding.

Tapi sisi lemah Christa masih masuk akal.

Mungkin itu sebabnya aku merasa sangat tidak enak.

Tentu saja, pikiran manusia itu kompleks, jadi sulit untuk mengetahui dengan jelas….

"Ratu?"

Aku rasa aku terlalu tenggelam dalam pikiranku. Ketika Heinley mendekat dan memanggilku, aku spontan menatapnya karena terkejut.

Heinley menatapku dengan ekspresi khawatir.

“Raut wajahmu muram, apa kamu baik-baik saja?”

"Aku baik-baik saja."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Heinley mengerutkan kening mendengar ucapanku, seolah-olah aku sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.

“Kamu memintaku untuk tidak ikut campur… tapi menurutku, Ratu. Aku rasa aku harus memberi tahu kakak ipar untuk tidak datang ke kantorku. Apakah kamu tidak setuju?”

Heinley menanyakan pertanyaan itu dengan hati-hati.

“Jangan mengkhawatirkan itu.”

Aku menggelengkan kepala.

Tidak baik baginya untuk terlibat dalam masalah ini dengan cara apa pun.

Alih-alih berbicara tentang Christa, aku beralih ke topik yang ingin kubahas.

"Ah. Aku juga datang ke sini terkait sesuatu. "

“Ratu, apakah kamu ingin mempersiapkan pernikahanmu sendiri?”

"Tidak juga. Aku datang untuk melihat apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu."

“Yah, ini demi Ratu, jadi aku ingin mengurusnya sendiri.”

"Aku mengerti…"

“Tentu saja kamu harus membantuku mengukur gaun pengantinmu. Tidak mungkin kan memakai ukuranku."

Heinley menambahkan dengan main-main dan tersenyum manis.

Tapi saat dia menyebutkan 'ukuran', aku teringat tubuh telanjangnya di air mancur, yang telah aku lupakan sesaat ketika aku melihat Christa, dan wajahku memanas.

Aku buru-buru menundukkan kepalaku, tapi sudut pandanganku bahkan jadi lebih buruk. Akhirnya, aku mengangkat kepala dan menoleh ke samping.

"Ratu, apakah kamu marah?"

Aku hanya perlu tetap seperti ini sebentar.

Heinley berjalan ke sampingku, menekuk lututnya.

Dia kemudian menatap mataku dari dekat.

Saat aku melihat langsung ke mata ungunya, wajahku semakin memanas.

Ketika aku menggigit bibir bawahku dan menoleh ke samping lagi, Heinley bingung dan bergerak menghadapku lagi.

"Ratu? Apakah kamu benar-benar marah?”

“…”

"Ratu?"

Setelah berputar-putar, aku berpikir kalau ini tidak akan menyelesaikan apa pun.

Itu benar. Aku tidak bisa terus-menerus merasa malu seperti ini. Aku telah memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk jujur.

Aku malu, tapi aku tidak bisa membiarkan dia terus menipuku. Merahasiakannya akan menjengkelkan dan canggung bagi Heinley sendiri.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Aku akhirnya memutuskan untuk angkat bicara,

“Heinley. Apakah mungkin-"

Aku baru saja akan bertanya padanya apakah dia membohongiku.

Tapi saat aku melihat ekspresinya yang penuh kecemasan. Apa yang keluar dari mulutku benar-benar berbeda.

“Undang Grand Duke Kapmen.”

Ekspresi Heinley menjadi kaku.

"Apa?"

Nama Grand Duke, yang mendadak disebut, sepertinya membuatnya bingung. Aku juga bingung.

Aku bermaksud untuk berbicara tentang Grand Duke Kapmen setelah pernikahan.

Mengapa aku tiba-tiba menyebut dia?

Aku menyesalinya dalam hati, tetapi aku terlanjur melakukannya.

Aku tampak tenang seolah-olah dari awal aku bermaksud untuk mengemukakan topik ini, dan hanya mengatakan apa yang aku rencanakan untuk dikatakan dalam waktu beberapa minggu ke depan.

“Apakah kamu ingat Grand Duke Kapmen? Aku yakin kalian bertemu selama perayaan Tahun Baru."

"Bagaimana mungkin aku tidak mengingatnya?"

Heinley bergumam dengan senyum aneh. Mungkin karena Heinley hampir bertengkar dengannya.

Meskipun Heinley tidak bisa marah karena dia ada di depanku, dia tidak bisa menahan wajahnya agar tidak berkerut.

“Ratu, apakah kamu ingin mengundangnya?”

“Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, kami bekerja sama untuk membangun perdagangan antar benua antara kedua negara.”

“Perdagangan… antar benua?”

Namun, raut wajahnya yang berkerut dengan cepat berubah menjadi serius ketika aku menyebutkan perdagangan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

"Coba teruskan."

Aku terus berbicara.

"Tapi hal itu gagal saat dia dan Yang Mulia bertengkar."

“Ah, aku mendengar tentang itu. Selain itu…"

Mata Heinley bergerak cepat ke kepalan tanganku.

"Apa itu benar?"

Kemudian, dia menyentuhkan jari ke pipinya.

Dia sepertinya mengacu ke pukulan Grand Duke Kapmen kepada Sovieshu.

"Iya."

“Meski aku bisa memahaminya, itu terlalu sembrono.”

Grand Duke Kapmen, pada saat itu, berada di bawah pengaruh ramuan cinta.

Kalau dipikir-pikir, apakah dia sudah bisa menghilangkan efeknya?

Saat aku berpikir, Heinley meraih tanganku.

"Duduklah. Jangan berdiri."

Dia kemudian membawaku ke mejanya dan memintaku untuk duduk di kursi, bersandar di tepi meja saat aku duduk.

Ini mungkin tidak disengaja, tetapi secara alami tubuh bagian bawah Heinley sejajar dengan mataku.

"!"

Aku mengepalkan tangan dan memutar kursi ke arah jendela. Sekali lagi, masalahnya adalah sudut pandanganku.

Aku bertanya, berpura-pura melihat ke luar jendela melalui celah di antara tirai.

“Aku ingin menyelesaikan perdagangan itu. Jika kamu mengundangnya, aku akan mencoba membuat perdagangan antara Rift dan Kerajaan Barat berhasil."

Heinley bergumam dengan suara yang sedikit teredam.

"Jika Ratu telah mengerjakannya, tentu saja kemungkinan berhasilnya akan tinggi ..."

“Ini adalah perdagangan yang dipelopori negara pertama dengan benua ini. Meskipun perdagangan langsung akan menguntungkan dengan sendirinya, jika perdagangan dengan benua ini menjadi populer, kita akan membuat Rift dan Kerajaan Barat menjadi negara-negara perantara perdagangan. "

“…”

“Bahkan pedagang yang mengalami kesulitan untuk terlibat dalam perdagangan akan merasa lebih nyaman terlibat dalam bisnis yang dipelopori oleh negara, jadi akan lebih baik untuk mendapatkan investasi.”

Aku berbicara dengan penuh tekad ke arah jendela. Peluang keberhasilan bisnis telah dipertimbangkan secara menyeluruh di Kekaisaran Timur.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat itu, Heinley bergumam dengan suara teredam.

“Tapi Ratu, apakah kamu harus melihat ke sana untuk berbicara?”

"!"

"Tolong lihat aku saat berbicara."

“…”

"Jika kamu benar-benar tidak marah padaku, aneh kalau kamu terus menghindari tatapanku."

"Aku ... aku tidak menghindari tatapanmu."

"Benarkah?"

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 188                  

>>>             

Chapter 190

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#188) / The Second Marriage (Ep. 94 part 2)

 


Chapter 188: Masih Canggung (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Meskipun dia tidak bisa mendengar percakapan mereka, ekspresi mereka berdua tampak serius.

'Apa yang mereka bicarakan?'

Rashta menyaksikan adegan itu diam-diam.

Dia ingin mendekat untuk menguping, tapi tanahnya berumput jadi dia pasti akan membuat suara jika dia mencoba mendekat.

Rashta menyipitkan matanya.

Duke Elgy adalah seorang sosialita, tetapi desas-desus mengatakan bahwa dia adalah seorang playboy, dan dia kebanyakan bergaul dengan wanita.

Entah dia membuat skandal atau tidak, kebanyakan teman-temannya adalah wanita.

Setidaknya sejauh itulah yang dia tahu.

Bahkan tadi di pesta teh, bukankah dia hanya berbicara dengan para wanita?

Namun, orang yang dia ajak bicara sekarang adalah seorang pria bangsawan.

Mengapa dia datang jauh-jauh kemari untuk melakukan percakapan serius dengan seorang pria bangsawan?

Biasanya, dia akan berpikir itu aneh. Tapi, karena apa yang baru saja terjadi, hatinya terasa berat.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Tapi malam itu.

Ketika si pria bangsawan, yang mengungkit cerita tentang putri yang hilang di depan ayah palsunya, datang ke kamarnya untuk meminta maaf, hati Rashta langsung lega.

Karena dia sendiri menyebut nama Duke Elgy dalam permintaan maafnya.

“Duke Elgy sangat marah.”

“Duke Elgy?”

"Iya. Dia berkata bahwa saat di pesta teh saya bersikap tidak sopan tidak hanya terhadap ibu Anda, tetapi juga terhadap Nona Rashta.”

“... Tidak mengapa, hanya saja tiba-tiba kamu mengangkat topik yang menyakitkan dan itu menyakiti perasaan kami.”

"Saya minta maaf, Nona Rashta."

'Jadi itulah mengapa mereka bercakap-cakap dengan serius.'

Rashta merasa lega dan menghela napas lega.

Hanya ada satu orang yang bisa dia percayai sepenuhnya, dan itu adalah Duke Elgy.

Dia bertanya-tanya apakah dia seharusnya tidak memercayai Duke Elgy, orang yang telah dia ceritakan semua rahasianya. Untuk sesaat, dia merasa cemas.

Untungnya, kesalahpahaman itu sekarang telah terselesaikan.

Menyaksikan Rashta yang cantik menghela napas, bangsawan yang membuat komentar yang tidak pantas itu berkata dengan serius,

“Ngomong-ngomong, Duke Elgy sepertinya sangat menyukai Nona Rashta?”

"Maksud kamu apa?" tanya Rashta dengan ragu-ragu.

"Tidak apa-apa, dia hanya memintaku untuk datang meminta maaf kepada Anda tanpa pikir panjang..."

Bangsawan itu tersenyum sinis, seolah dia curiga ada sesuatu antara Rashta dan Elgy.

 “Yah, sangat mudah bagi wanita menawan seperti Nona Rashta untuk memikat hati pria mana pun.”

“…”

Rashta tidak menanggapinya. Namun, setelah bangsawan itu pergi, dia tersipu dan menundukkan kepalanya.

Bukankah Duke Elgy memiliki hubungan dengan Raja Heinley? Tidak? Apakah surat itu hanya lelucon antar teman? Yah, kalau dipikir-pikir, Duke Elgy dikabarkan terlibat skandal dengan banyak wanita. Jika dia memiliki hubungan seperti itu dengan Raja Heinley, dia tidak akan sering terlibat dalam skandal seperti itu.

’Juga ... Duke Elgy sangat baik padaku semenjak kami bertemu. Bahkan aku telah mendengar bahwa dia menyukaiku dari mulutnya sendiri, tapi aku hanya menganggapnya sebagai lelucon.’

Rashta melihat ke tanah karena malu dan menggigit bibirnya.

Kata-kata bangsawan tadi menggelitik telinganya.

‘Tidak, kurasa tidak.’

Saat dia merenungkannya dalam hati, Rashta semakin tersipu dan mengipasi dirinya sendiri dengan tangannya.

'Ngomong-ngomong, kapan pernikahannya akan diadakan?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Beliau berkata pernikahannya akan dilangsungkan secepat mungkin, beliau sendiri yang akan mengurusnya.”

Keesokan harinya, Rose, yang segera datang begitu fajar menyingsing, memberitahuku apa yang dia dengar dari saudara laki-lakinya saat dia menyajikanku makanan.

Makanan yang dibawanya terdiri dari sup labu kuning bening, telur orak-arik, dan tiga jenis selai dengan baguette [roti panjang khas Prancis] yang belum dipotong.

Saat aku melihat ke piring cantik yang dia letakkan di atas meja kecil, aku bertanya, "Apakah dia benar-benar mengatakan dia sendiri yang akan mempersiapkan acara pernikahan?"

Sebelumnya, dia telah memberi tahuku bahwa pernikahan kami harus dilangsungkan secepat mungkin dan aku setuju dengannya. Namun, agak mengejutkan mendengar bahwa Heinley sendiri yang akan mempersiapkan pernikahan kami.

"Iya."

Rose meletakkan semua hidangan di atas meja kecil dan bertanya dengan tenang, memperhatikan ekspresiku, "Apakah Anda ... apakah Anda ingin menyiapkannya sendiri?"

"Bukan itu."

“Lalu kenapa Anda begitu terkejut?”

"Yang Mulia sangat sibuk saat ini."

"Yah. Itu benar."

Tetapi dia tidak dapat menyerahkan persiapan pernikahan kepada Christa karena Christa mungkin akan memperluas kekuasaannya.

Aku tersenyum tanpa sadar ketika membayangkan dia merenung untuk sampai pada keputusan ini.

Tapi yang terlintas di benakku selanjutnya lagi-lagi pemandangan semalam, dan aku langsung memasang wajah serius.

"Yang Mulia, Anda benar-benar tidak ingin menyiapkannya sendiri ...?"

Rose bertanya lagi dengan cemas karena melihat ekspresi seriusku.

"Tidak."

Aku menjawab sambil tersenyum dan mengambil sendok.

Tapi sosok Heinley… yang sudah muncul di pikiranku tidak luntur.

Karena Heinley telah mengangkat topik pernikahan, aku harus bertemu dengannya untuk mencari tahu lebih banyak tentang itu.

Bagaimana aku bisa melakukan percakapan yang wajar dengannya sambil merasa sangat canggung?

Aku mencoba untuk tidak memikirkannya dan fokus untuk makan, tetapi bayangannya sekali lagi melintas di pikiranku dengan intensitas yang tak tertandingi saat aku melihat makananku.

Setelah meminum beberapa sendok sup bening, aku meletakkan sendok itu dan berdiri.

"Hanya itu yang akan Anda makan?”

“Ada hal yang aku pikirkan.”

“Ini bukan karena Anda tidak suka makanan Kerajaan Barat, kan?”

"Tentu saja tidak."

Aku sengaja tersenyum, dan memintanya untuk memberitahuku jam berapa sekarang karena aku hendak bertemu Heinley hari ini.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah menghabiskan sekitar dua jam di kamar, aku pergi pada waktunya untuk bertemu Heinley.

Aku masih malu melihat wajah Heinley, tapi apa boleh buat.

Aku berjalan berkeliling, menghitung berulang kali dalam benakku dari angka 1 hingga 100 dan dari 100 hingga angka 1.

Tetapi begitu aku tiba di depan kantor Heinley, rasa maluku lenyap ketika aku bertemu orang yang tidak terduga di depan pintu.

“Navier, lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?”

Itu adalah Christa, sang mantan ratu. Dia menatapku, lalu menatap Rose yang berdiri di belakangku sambil tersenyum.

Tapi aku tidak menanggapi pertanyaannya.

Kemudian, pintu terbuka, jadi kami berdua masuk ke kantor tanpa percakapan lebih lanjut.

Heinley berdiri dari mejanya dan matanya melebar, melihat kami berjalan masuk bersama.

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 187                   

>>>             

Chapter 189

===

Daftar Chapters 


Saturday, May 1, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#687)

 


Chapter 687: Janji (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Ledakan itu dengan tepat menghantam monster itu, dan imbasnya menyebar ke sekitarnya. Bangunan runtuh karena gempa susulan, dan semua orang menatap api bak lava merah yang menutupi tubuh monster itu. Namun, sisik dan perisai monster itu tidak terbakar sama sekali.

Cale menyesal membidik wajahnya karena naga singa mengangkat perisainya saat Cale melempar kancing itu. Dia berpikir sisik monster itu lebih keras daripada sisik naga. Ketika imbas ledakan itu mereda, Cale berdiri dan Alberu mendekatinya.

Cale tersenyum dan berbalik. Alberu memiringkan kepalanya ke samping ketika dia melihat Cale yang memasang ekspresi sangat puas. Cale mengatakan bahwa itu bukan serangan fatal bagi monster itu, tapi itu tetap saja tembakan yang bagus. Alberu lebih memiringkan kepalanya, dan bertanya apakah Cale baik-baik saja. Dia juga bertanya kepada Cale apa maksudnya dengan 'tembakan yang bagus', dan apakah Cale sedang bercanda dengannya. Tapi Cale berkata bahwa dia tidak bercanda.

Alberu menghela napas ketika Cale bertanya-tanya mengapa Alberu bersikap seperti itu. Alberu telah mengucapkan kata-kata itu sebelumnya dengan suara rendah, tapi si k*parat tidak sopan itu tidak bergeming mendengar suara rendahnya. Dia kemudian berpikir bahwa Cale dan naga singa adalah tipe yang tidak bergeming. CH melompat dari punggung Mila dan mendekati Cale.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

CH mengingatkan Cale tentang janjinya dengan Raon, tapi kemudian terdiam. Alberu juga bertanya pada Cale di mana dia terluka, tetapi juga tidak menyelesaikan ucapannya. Mila bertanya apakah itu darahnya, tetapi Cale menjawab bahwa dia akan mati jika berdarah seperti itu. Namun, Mila membalas bahwa Cale berdarah seperti itu tempo hari. Cale lalu bungkam dan mengangkat tangannya, mengatakan bahwa dia tidak terluka kecuali di telapak tangannya.

Cale kemudian berkata bahwa semua ini adalah lumpur dan bahwa itu bukan masalah besar sambil membersihkan pakaiannya. CH berkata bahwa itu bagus, dan tersenyum lembut. Alberu bertanya tentang WS, dan Cale menepuk dada kirinya di mana jantungnya berada, mengatakan bahwa WS ada di sana.

Alberu bertanya apakah dia sudah gila, dan keduanya tertegun mendengar kata-kata yang tanpa sadar diucapkan Alberu. Alberu juga terkejut dengan kata-kata yang dia ucapkan, dan tersenyum cerah sejenak sebelum memperbaikinya, bertanya dengan cara yang lebih sopan apakah Cale gila. Cale dengan canggung tersenyum dan mengeluarkan plakat emas.

Alberu bingung mengapa Cale tiba-tiba mengeluarkan plakat emas dalam situasi ini, tetapi Cale mengatakan bahwa dia mengurung WS di dalam plakat emas itu. Ekspresi Alberu berangsur-angsur berubah dari bingung, paham, dan akhirnya, tidak percaya. Setelah ekspresinya berubah tiga kali, dia tersenyum cerah dan mengatakan bahwa Cale mengurung b*jingan sialan itu dalam barang berharga yang diberikan oleh keluarga kerajaan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia bertanya pada dongsaengnya apakah dia benar-benar menyukai plakat emas ini. Cale dengan serius menjawab ya, dia menyukainya. Itu adalah benda yang dia lihat pertama kali, dan ukurannya juga cocok karena sangat pas di tangannya. Sorak-sorai kemudian membahana setelah ledakan berhenti, dan jelas untuk siapa orang-orang itu bersorak (komandan mereka muncul di medan perang dengan ledakan keras).

Mila berteriak dan Eruhaben menjauh. Perisai putih itu tiba-tiba menyerang mereka, jadi CH menyerang balik naga singa itu. Alberu menembakkan senjatanya, dan Cale bertanya apakah dia harus melakukan sesuatu, tetapi Alberu menjawab bahwa Cale tidak termasuk dalam rencana awalnya. Cale berkata itu bagus, dan dia akan mundur. Alberu mengangguk dan menutup matanya. Dia memikirkan strategi untuk mengalahkan naga singa (An Roman telah memberitahunya di bab sebelumnya).

Pikiran bahwa WS tidak lagi menjadi variabel dalam pertarungan ini membuat Alberu merasa nyaman. Dia membuka matanya dan menatap Cale lagi, berpikir bahwa Cale luar biasa. Aura menyeramkan di sekitar Cale menghilang, dan Cale kembali ke dirinya yang biasanya lemah dan pucat.

Eruhaben mengatakan bahwa sudah lama sejak terakhir kali dia melihat Cale. Eruhaben tahu bahwa Cale bersembunyi, tetapi dia masih tetap mengkhawatirkan Cale. Cale kemudian dengan santai mengatakan bahwa hidup itu berharga. Baik Eruhaben dan Alberu tertegun, dan Cale melanjutkan bahwa mereka harus hidup lama, dan masih banyak hal baik yang tersisa di dunia ini. Eruhaben diam, dan Cale menambahkan bahwa kendi itu telah diperbaiki.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Eruhaben menghela napas, dan Cale berkata bahwa Eruhaben harus berumur panjang. Naga itu menghela napas lagi dan berkata bahwa Cale orang yang gigih. Cale mengatakan bahwa meskipun hidupnya penuh dengan kemalangan, dia masih akan bertahan untuk waktu yang lama. Cale berbicara kepada Eruhaben dan dirinya sendiri, karena dia berpikir bahwa hidup pemalasnya sudah di depan mata. {Saya hampir tersedak membaca bagian ini,,, LOL}

Cale menggunakan kekuatan kuno anginnya dan berkata bahwa dia akan pergi. Dia perlahan turun ke tanah, dan Eruhaben melebarkan sayapnya. Eruhaben dan Alberu mulai melawan naga singa lagi, tetapi Cale tidak menyaksikan pertarungan mereka. Dia mendarat di tanah dan melihat sekeliling.

Litana mendekati Cale dan terkejut dengan penampilan Cale yang berlumuran darah ditambah wajahnya yang pucat dan kelelahan. Tapi Cale sebenarnya dalam kondisi yang baik karena dia tidak menggunakan terlalu banyak kekuatannya untuk melawan WS. Dia tersenyum ketika dia bertemu mata dengan Litana dan menyapanya. Namun, seseorang memanggil dan mendekatinya, menghalangi pandangannya pada Litana.

Cale mengumpat dalam hati ketika dia melihat bahwa itu adalah Clopeh Sekka. Clopeh memegang beberapa perangkat penyimpanan video di tangannya, dan Cale tertegun melihatnya. Kemudian Clopeh berbalik 540 derajat (1 putaran penuh adalah 360 derajat, dan setengah putaran adalah 180 derajat, jadi 360 + 180 = 540. Yang berarti Clopeh berbalik 1 setengah kali .... Kelihatannya rekaman video 360 derajat tidak cukup untuk Clopeh, hahaha).

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Bagi Clopeh, situasi saat ini adalah momen penting sehingga sulit baginya untuk tetap waras. Dia berkata, 'akhirnya, sebuah legenda-', tapi Cale buru-buru memotong ucapannya dengan memanggilnya 'Sir Clopeh Sekka' dan memegang bahu Clopeh. Cale merasa karena suatu alasan, dia tidak ingin mendengar apa yang akan dikatakan Clopeh. Cale kemudian mengatakan bahwa dia mendengar dari Alberu bahwa Clopeh telah diminta untuk menangani rumor tersebut.

Clopeh kemudian tertawa, yang membuat Cale mengerutkan kening saat dia merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dalam tawa itu. Clopeh meyakinkan Cale untuk tidak khawatir karena dia akan memutarbalikkan semuanya. Dunia akan segera mengetahui kebenaran, tentang hal-hal besar yang telah terjadi. Cale menafsirkan bahwa Clopeh melakukannya dengan baik, dan Clopeh mengatakan ya. Cale merasa tidak nyaman, tetapi dia tidak punya waktu untuk berdebat tentang tindakan Clopeh.

Sebaliknya, Cale berbisik kepada Clopeh untuk melakukan satu hal lagi untuknya. Clopeh mengiyakan karena jika itu demi legenda besar, bukan, mitos, dia akan mempertaruhkan segalanya. Litana dan sekutu lainnya berkumpul di sekitar Cale dan mendengarkan kata-katanya selanjutnya. Cale kemudian mengatakan bahwa dia telah menangkap WS, dan keheningan menyebar di sekitarnya.

Semua orang kaget, dan tangan Litana gemetar. Dia tahu bahwa Cale melawan WS, tetapi benar-benar menangkap WS? Dia tahu bahwa menangkap seseorang lebih sulit daripada membunuh. Cale kemudian menyuruh Clopeh untuk menyebarkan fakta ini ke seluruh benua barat. Clopeh kemudian tertawa 'kekeke' sebelum mengatakan bahwa dia akan melakukannya. Cale bertanya-tanya mengapa Clopeh tertawa seperti itu dan berpikir bahwa Clopeh adalah pria yang menakutkan. Dia kemudian dengan lembut menepuk bahu Clopeh sebelum pergi.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale kemudian berkata bahwa mereka harus melakukan pekerjaan mereka, dan begitu juga dengannya. Cale mengatakan bahwa dia akan berterima kasih kepada semua orang atas bantuan yang dia terima setelah ini selesai, tetapi Litana mengatakan bahwa bantuan yang mereka terima jauh lebih besar. Pangeran Valentino setuju dengan Litana, dan Cale tersenyum pada mereka. Senyum yang teguh, dan semua orang bertanya-tanya bagaimana Cale masih bisa tersenyum dalam situasi sulit seperti ini. Tapi kehadiran Cale sendiri meningkatkan moral para prajurit kerajaan.

Cale kemudian berpikir di mana dua orang lainnya bersembunyi. Tiga orang yang dipekerjakan oleh Deruth telah menghilang. Jika salah satunya adalah WS, lalu di mana dua lainnya? Cale mengira setidaknya satu dari mereka terlibat dalam penculikan Deruth. Sayeru pasti ada diantaranya. Cale yakin bahwa Sayeru akan segera mendengar tentang Cale yang menangkap WS.

Dia terus berjalan tanpa ragu, dan orang-orang menyambutnya. Lumpur merah tua yang mengeras jatuh dengan setiap langkahnya seolah-olah itu adalah noda darah, tetapi Cale tidak peduli tentang itu saat dia terus berpikir. Cale berpikir bahwa mereka harus bertukar sandera saat itu, karena Sayeru tidak bisa meninggalkan WS.

Cale bermaksud untuk menghancurkan semua yang ada di pihak WS karena mereka telah menyentuh keluarganya. Dia kemudian menuju ke balai kota dan memasuki ruangan tempat Raon dan kedua anak kucing berada. Raon menyapanya dan berpikir bahwa dia terluka, meskipun pada akhirnya dia menyadari itu bukanlah darah. Raon dan anak kucing berlari ke Cale dan mencoba memeluknya, tetapi dia menghindari ketiganya dan menuju ke jendela.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia menyentuh cintamani yang memperlihatkan pemandangan di luar dan bertanya apakah mereka dapat mendengarnya. LSH menjawab bahwa dia bisa mendengar KRS dengan baik. LSH kemudian secara bergantian memandang Cale dan pemandangan di luar jendela dengan ekspresi aneh. Ekspresinya tampak lelah, dan Cale menghindari tatapan LSH. Cale menoleh ke pria yang diikat yang tersenyum cerah.

Dia terlihat seperti Hilsman, tetapi adalah orang yang sama sekali berbeda. Cale mengatakan bahwa dia bisa menebak identitas asli pria itu, dan pria itu tersenyum mencurigakan. Cale mengeluarkan buku harian ibunya dan mengatakan bahwa pria itu bukan WS, tapi juga bukan seseorang yang dia pernah temui sebelumnya. Tapi pria itu bersahabat dengan Cale dan Deruth. Dia tidak tahu bagaimana pria itu bisa menyamar. Pria itu juga membiarkan dirinya ditangkap dengan mudah, dan tidak berniat menyerang.

Saat Cale mengatakan itu, dia perlahan menyentuh buku harian ibunya. Pria itu masih tersenyum ketika dia melihat buku harian itu sebelum beralih ke Cale. Pada saat itu, tembakan dan jeritan mengerikan terdengar di luar. Tetapi di tempat sunyi ini yang jauh dari medan perang, Cale berbicara dengan Hilsman palsu.

Hilsman palsu adalah satu variabel lagi dalam situasi sibuk dan mendesak ini, jadi Cale harus bertanya dan memverifikasi satu hal. Cale kemudian bertanya pada Hilsman palsu apakah nama belakangnya adalah 'Thames'.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 *** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 686                  

>>>            

Chapter 688 

===

Daftar Spoiler