Thursday, April 29, 2021

Remarried Empress (#187) / The Second Marriage (Ep. 93 part 2 - Ep. 94 part 1)

 


Chapter 187: Bergerak (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Ketika Baron Lant mengunjunginya, Rashta sedang berbicara dengan orang tuanya.

“Kita berangkat sekarang, kan?”

“Mereka pasti punya banyak hal untuk dibicarakan, ayo pergi.”

Kedua orang tua palsu itu sedang bercengkerama dengan Rashta, tetapi begitu Baron Lant datang, mereka segera berdiri.

‘Mereka sangat perhatian.’

Rashta memandang mereka dengan puas, dia sangat menyukai mereka.

Mereka memperlakukan Rashta dengan penuh kasih sayang, seolah-olah dia adalah putri kandung mereka, tetapi tetap sopan dan hormat.

Dia menyukai cara mereka bersikap, dan semakin dia melihat mereka, semakin dia menyukai mereka.

"Sampai jumpa nanti, ibu, ayah."

Rashta mengucapkan salam perpisahan kepada mereka dengan penuh kasih sayang di depan Baron Lant. Namun, Baron Lant menghentikan pasangan yang hendak pergi itu.

“Ah, kalian tidak boleh pergi.”

Suami-istri itu berhenti dengan cemas di antara sofa dan meja kopi, tidak memahami kata-katanya.

Rashta juga menatap Baron Lant, tidak memahami situasinya.

"Kenapa?"

Ketika Rashta bertanya, Baron Lant menyeringai dan menyodorkannya perkamen kuning muda yang dipegangnya.

Rashta menerima perkamen itu dengan bingung.

Setelah membuka gulungan kertas itu, dia perlahan membaca apa yang tertulis di atasnya.

Orang tua palsunya menjadi semakin gugup dan menatap Rashta dengan cemas.

Setelah beberapa saat, mata Rashta membelalak ke arah Baron Lant. Dia kemudian menoleh ke orang tuanya dan berseru,

"Yang Mulia telah menunjuk ayah sebagai pejabat!"

Ayah palsu Rashta bertanya dengan bingung, "Seorang pejabat?" Mulutnya ternganga karena terkejut.

Ibu palsu Rashta menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menatap Baron Lant. Suami-istri bangsawan yang jatuh miskin, yang hampir tidak bisa mempertahankan gelar mereka, tidak pernah memegang jabatan apa pun.

Rashta melompat-lompat kegirangan.

‘Yang Mulia melakukan ini untuk menjadikanku Permaisuri.’

Rashta segera menyadari niat Sovieshu dan menitikkan air mata kebahagiaan.

Ibu palsunya juga turut menangis, tersenyum saat dia menyeka matanya yang memerah dengan sapu tangan.

“Inilah yang terjadi jika seseorang memiliki anak perempuan yang baik.”

"Kau adalah harta kami, Rashta."

Baron Lant menyeringai ketika dia melihat Rashta berpelukan dan bersukacita dengan kedua orang tua palsunya.

Sungguh disayangkan karena Permaisuri Navier sudah tidak ada lagi, tetapi selain itu, dia senang ketiganya bisa bersama-sama dan berharap semuanya baik-baik saja untuk mereka di masa depan.

Seorang gadis muda yang kehilangan orang tuanya saat kecil dan menjalani kehidupan yang sulit. Sepasang suami istri yang telah mencari putri mereka sampai-sampai menghabiskan semua kekayaan mereka.

Sebuah keluarga yang telah berpisah selama lebih dari sepuluh tahun secara dramatis bersatu kembali dan, mulai sekarang, jalan di depan mereka adalah jalan yang berbunga.

Itu bagaikan sandiwara yang mengharukan, dan Baron Lant akhirnya terisak-isak.

“Kenapa kau menangis Baron…”

Ketika Rashta tersenyum dan bertanya dengan bercanda, Baron Lant tersenyum canggung.

“Ya, saya menangis.”

"Baron…"

"Akan ada banyak hal baik yang akan terjadi, saya yakin."

Setelah Baron Lant pergi, Rashta meraih tangan orang tua palsunya dan bertanya kepada mereka,

“Besok akan ada pesta teh. Maukah kalian datang dan membagikan kabar baik ini?”

Sovieshu memberi orang tua palsunya sebuah jabatan, mungkin ingin memperteguh kedudukan mereka di masyarakat kelas atas.

Seperti yang dia inginkan, Rashta akan memperkenalkan status baru orang tua palsu mereka kepada para bangsawan dan memperlihatkan hubungan baiknya dengan orang tuanya di sana sini.

***

Keesokan harinya.

Orang tua palsu Rashta menghadiri pesta tehnya untuk pertama kalinya. Rashta merasa bangga, melihat bagaimana para bangsawan menyapa orang tuanya.

Suasananya secara keseluruhan sangat bagus.

Sekarang, dia duduk di tempat yang sama di mana Duchess Tuania biasa mengadakan pesta tehnya. Di sampingnya adalah orang tua palsunya yang mencintainya lebih dari siapa pun di dunia, atau setidaknya berpura-pura mencintainya, dan orang tuanya adalah bangsawan dengan jabatan resmi.

Permaisuri yang digulingkan yang menjengkelkan telah pergi ke negara lain dan menikah lagi, jadi dia tidak akan pernah kembali.

Rashta mengandung bayi pertama kaisar di dalam rahimnya. Sovieshu menjanjikannya posisi permaisuri, dan bayi di rahimnya akan menjadi kaisar berikutnya di masa depan.

Semuanya baik-baik saja.

Tapi masih ada masalah yang tersisa — periode yang dijanjikan sebagai permaisuri hanya setahun, dan keluarga Viscount Roteschu….

'Jika aku hamil lagi, periode sebagai permaisuri akan diperpanjang. Yang Mulia tidak ingin memiliki anak haram. Selain itu, dia mencintai Rashta.’

Sebenarnya, dia tidak terlalu mengkhawatirkan periode setahunnya, tetapi lebih mencemaskan Viscount Roteschu…

Semakin tinggi statusnya, keadaannya akan semakin merepotkan di masa depan….

'Aku harus menyingkirkan mulut bocor Rivetti, Alan yang menyedihkan, dan si sampah Viscount. Lalu bayinya ...’

Pada saat itu, dia tiba-tiba mendengar suara tangisan. Rashta tersadar dari lamunannya dan melihat ke sampingnya dengan wajah kaget. Ibu palsunya terisak-isak.

"Ibu?!"

Ketika Rashta memanggilnya dengan keheranan, bangsawan di seberangnya berkata dengan bingung,

"Ini ... Maafkan saya, saya berbicara tentang sesuatu yang tidak seharusnya ..."

“Apa yang kau bicarakan?”

“Tentang… tentang kedua putrinya yang hilang, dan putrinya yang masih ingin dia temukan…”

Bangsawan itu menundukkan kepalanya, merasa malu.

Rashta gelisah dan melihat ibu palsunya. Marsha, yang telah mencari putrinya sampai keluarganya jatuh miskin, mendengar kisah pedihnya sendiri. Wajahnya menjadi pucat dan sepertinya dia tidak akan berhenti menangis.

Mata para bangsawan tertuju pada Rashta. Mereka percaya bahwa Rashta adalah putri kandung Marsha, putri pertamanya, jadi mereka berasumsi bahwa Rashta akan menghibur ibunya.

Ayah palsunya memeluk istrinya dan menangis bersamanya. Rashta, meski agak enggan, bangkit dan memeluk ibu palsunya juga.

Anak perempuan mereka yang hilang tidak ada hubungannya dengan dia, tetapi orang lain mengira gadis itu adalah saudara perempuannya.

'Kelihatannya, jika aku ingin orang tua palsu ini menjadi seperti orang tua kandungku, aku juga harus bertindak seolah-olah aku ingin menemukan saudara perempuan palsuku.'

“Rashta tidak cukup perhatian, ibu. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah menemukan saudara perempuanku…”

Rashta terisak, memeluk ibu palsunya dan berjanji.

“Jangan khawatir. Rashta pasti akan menemukan saudara perempuan Rashta. "

Ibu palsu itu bertanya sambil menangis setelah mendengar janji Rashta.

"Benarkah? Kau benar-benar akan mencari saudara perempuanmu?"

‘Memangnya dia benar-benar saudaraku?’

Rashta dalam hati merasa kesal, tetapi buru-buru mengangguk .

"Tentu saja."

Setelah menenangkan keluarga palsunya, mata para bangsawan memerah dan mereka terisak. Mereka sepertinya menganggap adegan ini sangat mengharukan.

Melihat ini, Rashta duduk kembali seolah tidak ada yang terjadi.

Tetapi setelah itu, tidak peduli seberapa banyak dia tertawa dan mengobrol, dia merasa sulit untuk berkonsentrasi pada pesta teh itu.

Dia bahkan tidak ingin mendengar kabar tentang putranya sendiri. Gagasan untuk mencari saudara perempuan palsu yang tidak ada hubungan darah sedikit pun dengannya, dan orang yang tidak akan berguna, sangat menjengkelkan.

Jika itu adalah keinginannya sendiri atau Marsha memintanya secara pribadi, itu akan berbeda, tetapi dia membencinya karena itu adalah janji yang terpaksa dia buat pada saat itu.

Bahkan ibu palsunya yang menangis tersedu-sedu dalam situasi ini membuatnya kesal. Namun, Rashta tidak menyalahkannya. Itu adalah salah bangsawan yang pertama kali mengungkit cerita tentang putrinya yang hilang.

‘Apa harusnya aku menjadikan pasangan bangsawan yang dibawa oleh Baron Lant sebagai orang tuaku?’

Rashta menghela napas dalam hati, dan akhirnya bangkit dari kursinya, berkata dia akan pergi mencuci tangannya. Sebenarnya, dia ingin beristirahat sebentar untuk meredam kejengkelannya.

Tetapi saat berjalan untuk kedua kalinya di sekitar tempat itu, dia melihat Duke Elgy. Rashta segera mendekatinya.

Dia juga menghadiri pesta teh, tetapi duduk jauh dan hanya berbicara dengan wanita lain.

Dia hendak memintanya untuk duduk lebih dekat, tetapi Duke Elgy sedang berbicara dengan orang lain.

Rashta berhenti dan mengerutkan kening.

Pria yang diajak bicara oleh Duke Elgy adalah bangsawan yang mengungkit kisah putri ibu palsunya yang hilang.

*** 

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 186                   

>>>             

Chapter 188

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#186) / The Second Marriage (Ep. 93 part 1)

 


Chapter 186: Bergerak (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Aku membeku, tercengang menatap tubuh telanjangnya.

Tubuhnya terendam hingga paha di dalam air mancur, sementara seluruh tubuh bagian atasnya terlihat.

Tubuhnya berotot, seperti yang aku pernah duga ketika dia mengiringku.

Dia terlihat sangat berbeda dari saat dia memakai pakaian.

Perut, paha, tulang selangka, dan punggungnya yang lebar membuatnya terlihat seperti patung di kuil.

Kulit basahnya yang indah tampak agak sensual, dan wajahnya yang tampan sepenuhnya terlihat dengan rambut tersapu ke belakang.

Tetesan air berkilau di sekujur tubuhnya di bawah sinar bulan, membuatnya tampak seperti peri.

Namun, dia juga memiliki bagian aneh yang melekat di tubuhnya.

Bagian sebesar itu ... Kurasa tidak ada patung di kuil yang memilikinya, tidak juga peri.

'Ketika dia berubah menjadi burung, apa dia kehilangan pakaiannya?'

Aku sudah curiga bahwa Queen adalah Heinley. Namun, menyaksikannya dengan mata kepala sendiri membuat jantungku berdegup kencang. Terutama karena aku melihatnya dengan cara yang sangat merangsang.

'Meskipun aku telah menduga dia adalah seekor burung; Aku tidak menyangka dia akan telanjang ...’

Jadi, aku memeluk, mencium, dan menepuk pantat Heinley…!

Untuk mencegah diriku berteriak, aku menggigit lidahku dengan keras.

Melihat tubuh telanjang Heinley di depanku, aku teringat pada apa yang telah aku lakukan ketika aku memeluknya.

Aku harusnya marah pada Heinley karena menipuku, karena begitu kejam dan memisahkanku dari 'Queen'.

Tetapi ini terlalu mencengangkan sehingga aku bahkan tidak bisa merasa marah.

Selain itu, aku terlalu malu.

Saat aku menggigit bibirku, Heinley keluar dari air mancur dan pergi ke suatu tempat.

Setelah menunggu di sana sebentar, aku melihat sekeliling dan bergegas kembali ke istana terpisah.

'Marah ... harusnya aku marah.'

Segera setelah aku kembali ke kamarku, dan memeras otak mencoba untuk mengeluarkan amarah sebesar mungkin.

Aku harusnya marah padanya karena menipuku tanpa membiarkan dia tahu apa yang aku rasakan.

Wajar untuk merasa seperti ini.

Tetapi tidak peduli seberapa keras aku mencoba, satu-satunya yang bisa aku pikirkan hanyalah tubuh telanjangnya.

Tubuh telanjangnya meninggalkan… kesan yang kuat padaku. Ingatan tentang itu terus terbayang-bayang di benakku.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Aku ingin memberi Heinley kesempatan untuk jujur.

Karena dia mengatakan bahwa segala sesuatu tentang suku burung itu rahasia, aku tidak pernah mengira dia sengaja menipuku.

Jadi karena sekarang kami sudah menikah, aku ingin memberinya kesempatan untuk jujur.

Tetapi bagaimana jika dia mengakuinya dengan jujur?

Pastinya, dia akan teringat bagaimana aku memeluknya dan menepuk pantatnya… Sekali lagi, Heinley yang muncul di air mancur tampak seperti ilusi.

Akhirnya, aku membenamkan kepalaku ke dalam bantal.

'... Haruskah aku berpura-pura tidak tahu?'

 

***

 

Keesokan harinya.

Berita mengejutkan juga sampai ke Sovieshu di Kekaisaran Timur.

“Jadi Navier ada di Kerajaan Barat…”

Setelah menerima laporan dari bawahannya, Sovieshu tersenyum dan meletakkan tangan di keningnya.

“Apakah kamu yakin?”

"Ya, dia tinggal di istana kerajaan."

Sovieshu tertawa seolah sedang mendengarkan lelucon yang bagus.

Dengan jarak antara Kerajaan Barat dan Kekaisaran Timur, beberapa hari pasti telah berlalu sejak Navier tinggal di Istana Kerajaan Barat.

Dia terus tertawa terbahak-bahak dalam keputusasaan. Rasa pengkhianatan yang kuat membuatnya bergidik.

Betapapun marahnya dia, bagaimana ... bagaimana dia bisa segera menjadi ratu negara lain?

Dia sama sekali tidak bisa memahaminya.

Jika dia tidak memendam perasaan padanya sejak awal, bagaimana dia bisa menikah lagi secepat itu?

'Sialan.'

Dia menyesal membakar surat-suratnya dengan Heinley. Mungkin ada pesan rahasia yang tersembunyi dalam surat-surat yang terlihat biasa itu.

Sovieshu menekan amarahnya dan memerintahkan bawahannya untuk pergi. Begitu dia pergi, dia menggertakkan gigi dan menghentakkan kakinya.

Navier telah menjadi istrinya sejak usia yang sangat muda. Bukan selir, tapi seorang istri. Seorang istri yang selalu berada di sisinya dan harus terus berada di sisinya di masa depan.

Selain itu, Keluarga Navier adalah keluarga berkedudukan tinggi yang menghasilkan permaisuri.

Permaisuri tidak meninggalkan keluarga yang sama setiap saat untuk menghindari pernikahan antar kerabat dekat.

Tetapi di antara semua keluarga, keluarganyalah yang paling tinggi kedudukannya karena telah menghasilkan permaisuri paling banyak.

'Seorang wanita dari keluarga itu menikah dengan Raja Kerajaan Barat?'

Sovieshu mengepalkan tinjunya dan meninju dinding berulang kali.

Tentunya dia marah, tapi bukankah ada batas yang tidak boleh dilanggar?

Sovieshu menganggap tindakan Navier di luar batas.

"Marquis Karl."

Sovieshu pada akhirnya tidak bisa meredakan amarahnya, jadi dia memanggil Marquis Karl dan memerintahkan,

“Pernikahanku dengan Rashta harus dipercepat.”

“Apakah Anda… yakin?”

“Kita harus menyelenggarakan pernikahan sebelum bayinya lahir. Pernikahan itu juga melelahkan, jadi lebih baik melakukannya sebelum kehamilannya terlalu lama.”

"Itu benar."

"Aku ingin pernikahan yang semegah mungkin."

Marquis Karl mengangguk dan menatap Sovieshu dengan cemas. Baru sekarang dia menyadari bahwa Sovieshu lebih gelisah dari biasanya.

Marquis Karl juga memperhatikan bahwa area di sekitar mata Sovieshu sedikit memerah.

“Yang Mulia…?”

"Navier harus datang ke pernikahan ... aku akan membuatnya menyesal."

“Yang Mulia ...”

 

Sovieshu memejamkan matanya dengan erat.

Navier belum menggelar acara pernikahannya. Jika dia hendak melangsungkan pernikahan, undangannya pasti sudah tiba di sini.

Dia bermaksud menyelenggarakan pernikahannya sebelum pernikahan Navier, sehingga Navier akan menyesal ketika melihat pernikahannya yang mewah dan megah. [Wkwkwk,,,, Kekanak-kanakan banget Sovieshu, sampai aku malu sendiri bacanya]

Dia tahu ini memalukan, tapi dia tidak punya cara lain untuk meredakan amarahnya.

"Haahhhh…"

Setelah melampiaskan emosinya dalam hati, Sovieshu bertanya dengan santai saat dia berjuang untuk menenangkan pikirannya yang gelisah.

“Apa opini publik tentang Rashta sekarang?”

"Opini tentangnya selalu bagus, tapi sekarang lebih baik karena penolakan atas tindakan Navier."

“Begitu, itu melegakan.”

Orang-orang kelas atas berusaha terlihat baik di mata Rashta. Sovieshu tahu itu akan terjadi. Malahan, satu-satunya yang mereka coba lakukan hanyalah agar terlihat baik di belakang Rashta.

Bukan berarti mereka mengharapkan Rashta menjadi permaisuri. Sebaliknya, bahkan mereka yang dekat dengan Rashta justru akan lebih terkejut jika dia menjadi permaisuri.

Meski tidak banyak rakyat jelata yang menjadi permaisuri, para bangsawan selalu menentang mereka yang melakukannya.

Tentu saja, dia sekarang memiliki orang tua bangsawan, tapi citra awalnya tidak akan hilang begitu saja.

“Opini publik penting bagi Rashta.”

"Iya. Tapi ... Saya tidak tahu apakah opini publik saat ini akan tetap sama ketika akhirnya diumumkan bahwa Nona Rashta akan mengambil posisi permaisuri."

“Aku rasa tidak.”

Sovieshu, yang telah berulang kali mengepalkan dan mengulurkan tinjunya, akhirnya duduk di mejanya dan memerintahkan,

“Beri orang tua Rashta posisi kehormatan yang layak untuk menjaga citra mereka.”

*** 

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 185                   

>>>             

Chapter 187

===

Daftar Chapters 


Wednesday, April 28, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#685)

 


Chapter 685: Janji (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tapi senyum cerah Cale tidak sesuai dengan situasi saat ini. WS menggunakan kekuatan kuno pedang api, angin, dan air untuk memblokir batu-batu merah itu. Cale berjalan menuju WS seraya mengingat kata-kata LSH bahwa ada tiga syarat saat menggunakan kemampuan 'Embrace' pada seseorang.

Air dan batu bertabrakan, dan ledakan terjadi. Pecahan batu bercampur dengan air, mengubah air menjadi merah dan kental seperti darah. Tetapi batu-batu itu tidak menghalangi jalan Cale, meskipun Cale basah karenanya. Dia bahkan tidak menggunakan kemampuan 'Instan', tapi tubuhnya menjadi merah. WS dengan marah meneriakkan nama Cale. Dia tidak bisa melihat Cale mendekat, tetapi dia bisa merasakan aura yang mengerikan tengah mendekatinya.

Cale mengatakan bahwa WS tidak takut mati. Bahkan jika WS takut mati, dia telah mengatasinya karena dia telah mati berkali-kali. Tapi Cale mengatakan bahwa WS takut pada hal lain. Cale dengan jelas melihat wajah WS yang bahkan saat ini berkeringat. Cale bertanya kepada WS apakah dia lelah. Cale memperlambat langkahnya dan batu-batu merah membuat jalan untuknya.

WS terus-menerus menggunakan kekuatannya pada pedang api saat dia mencoba menghancurkan batu dan dinding merah. Alih-alih menyerang secara sembrono, WS berusaha menyingkirkan ruang itu menggunakan kekuatan maksimalnya. Karena dia merasakan banyak tekanan di tempat ini. Dia mendengar suara datar Cale saat Cale berjalan perlahan.

Cale mengatakan bahwa WS lelah, bahwa dia lelah karena bereinkarnasi setiap kali. Itulah mengapa dia mencoba menyelesaikan semuanya kali ini. Cale berpikir WS selalu terlihat lelah, jadi dia bertanya-tanya apakah WS telah benar-benar mengatasi rasa takut akan kematian ketika tampangnya seperti itu. WS hanya bertahan. Hidupnya berulang tanpa henti sementara dia mempertahankan ingatannya. Itu adalah kehidupan yang benar-benar terkutuk, dan Cale berpikir bahwa itu adalah kutukan yang mengerikan yang tidak pernah ingin dia alami.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale mengatakan bahwa WS takut hidup lagi, dan kemudian bertanya kepada WS apakah dia takut. WS dengan tenang menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa itu omong kosong. Tapi Cale tahu bahwa mata WS bergetar, dan WS melangkah mundur. WS takut. Cale kemudian mendekati WS dan berjalan mengitari WS.

Cale mengatakan bahwa dia selalu selangkah lebih maju dari apa pun yang dilakukan WS. Dia berkata bahwa WS membenci dirinya, bahwa dia ingin membunuhnya, dan dia ingin merebut segala sesuatunya. Itulah mengapa dia menjadi lebih takut pada Cale. Cale berhenti di depan pedang api dan angin WS saat dia menatap WS. Dia bertanya kepada WS apakah dia benar, tetapi WS dengan marah menjawab bahwa itu konyol.

Cale melangkah lebih dekat seolah-olah dia menganggap itu lucu, dan mengatakan bahwa WS takut Cale merebut tujuannya, bahwa WS takut kalau tahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya akan berakhir sia-sia karena Cale. Kemudian Cale bertanya pada WS lagi apakah dia takut. Cale mendekatkan wajahnya ke kekuatan kuno air WS, dan berpikir tentang bagaimana menakutkannya Dragon Fear itu, tetapi dia yakin bahwa auranya sekarang melebihi aura seekor naga. Itulah mengapa WS mencoba menghancurkan tempat ini alih-alih menyerang Cale. Dia ingin segera keluar dari sini.

Cale tersenyum dan berkata bahwa WS tidak takut dengan kekuatannya atau sekutu Cale. WS mengatakan itu adalah sesuatu yang jelas. Cale mengingat kata-kata LSH tentang tiga syarat saat menggunakan kemampuan Embrace pada manusia. Pertama, orang yang akan di-embrace harus takut pada pemilik kemampuan. WS mengumpulkan kekuatan di pedangnya dan menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan tempat ini.

LSH menjelaskan bahwa ketakutan terhadap target haruslah ketakutan akan keberadaan pemilik kemampuan. Cale mengambil langkah lain dan tetesan air dari kekuatan kuno air WS membasahi dahi Cale. Cale dengan bercanda berkata, 'Haruskah aku memberitahukanmu sebuah rahasia?' dan dengan tenang melanjutkan. Cale mengatakan bahwa WS mengira Cale adalah reinkarnator yang mencoba menghentikan WS selama ratusan tahun.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Itu adalah kesalahpahaman WS saat berada di Tanah Kematian {Land of Death} ketika Cale mencoba menipunya dengan rumor palsu tentang kekuatan kuno bumi. WS kemudian mengatakan bagaimana jika dia mencoba keluar sekarang dan memberi tahu semua orang bagaimana Cale telah mencoba menghalanginya begitu lama, apakah ada yang masih mengakui Cale sebagai pahlawan. WS dengan jahat mengatakan bahwa anggota keluarga tersayang Cale tidak akan mendukungnya, bahwa mereka akan membunuh Cale, bahwa semua orang akan muak pada Cale dan menganggapnya sebagai monster, dan bahwa dia menculik Deruth.

Tapi Cale tersenyum dan menyebut WS b*jingan bodoh. WS terkejut, dan pada saat Cale berhenti, semua batu merah berhenti bergerak dan jatuh ke lantai. Cale kemudian berkata bahwa dia baru berada di sini selama dua tahun. WS bingung dengan kata-kata Cale. Cale melanjutkan bahwa dia telah mencapai semua ini dalam dua tahun. WS berdiri diam dengan mulut ternganga dan menelan kata-katanya yang hendak keluar.

LSH mengatakan syarat kedua adalah orang tersebut harus merasa takjub, benar-benar tergugah atau terpesona oleh keberadaan seseorang yang lebih unggul atau mengagumkan. KRS saat itu mengatakan bahwa dua syarat pertama serupa. Jika seseorang benar-benar tergugah / takjub dengan keberadaan seseorang, bukankah mereka juga akan takut pada orang itu? (Maaf jika ini terdengar membingungkan. Kata Korea yang digunakan untuk 'tergugah' ​​bisa memiliki arti yang berbeda. Tapi untuk memperjelas, itu berarti jika Anda kagum pada seseorang yang lebih superior, Anda juga bisa merasa takut pada orang itu.)

LSH berkomentar bahwa KRS berpikiran sama dengan dirinya, namun KRS membalas agar LSH berhenti mengatakan hal-hal yang menggelikan. Kembali ke WS dan Cale, pikiran WS menjadi rumit. Dia mengira Cale adalah reinkarnator juga dan telah benar-benar menyiapkan diri selama ratusan tahun untuk mengganggu rencananya. Jadi dia tidak bisa berkata-kata ketika Cale mengatakan bahwa dia melakukan segalanya dalam dua tahun.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

WS mengatakan bahwa itu bohong, tetapi Cale dengan tenang bersikeras bahwa itu yang sebenarnya. Cale hanya berdiri diam sambil mengeluarkan aura yang menyeramkan dan mendominasi. WS berpikir bahwa kata-kata Cale tidak masuk akal, bahwa Cale tidak mungkin melakukan semua itu hanya dalam dua tahun, dan jika itu benar, maka itu berarti seluruh dunia membantu Cale.

WS dengan marah berteriak, 'Tidak mungkin!' dan keringat di wajahnya dan gemetarannya menghilang. Tetapi tidak seperti WS yang sepertinya sudah tidak punya tenaga lagi, Cale hanya berdiri diam saat dia mendominasi ruang itu. WS tidak tahan dengan fakta bahwa dia didominasi dan dia bergidik. Dia kini tanpa ragu mengayunkan pedangnya untuk menyingkirkan Cale dan ruang ini.

Sebuah suara lembut kemudian berkata bahwa dia takut, dan Cale tersenyum. Dinding air WS menghilang saat WS mengayunkan pedangnya. Tapi Cale tidak menggunakan kekuatannya. Kilas balik ke LSH lagi. LSH mengatakan bahwa yang terakhir adalah yang terpenting. Kemampuan Embrace bukanlah kemampuan serba bisa.

Dalam kasus ketika objek tempat di mana sesuatu disegel akhirnya dihancurkan, sesuatu atau orang itu akan bebas. Atau ada kasus ketika target yang disegel dilepaskan oleh pemilik kemampuan itu sendiri, itulah yang Cale rencanakan dengan WT palsu. LSH memperingatkan KRS bahwa begitu orang yang 'disegel itu dilepaskan, mereka akan menunggu si pemilik kemampuan. Mereka akan menunggu saat untuk membunuh si pemilik kemampuan.

Cale perlahan menggerakkan tangannya saat pedang WS menuju ke arahnya. LSH mengatakan bahwa jika dia memikirkan keselamatannya, akan lebih baik membunuh atau tidak membiarkan musuh menyerang daripada 'menyegel' musuh. WS meneriakkan nama Cale saat dia mengayunkan pedangnya. Dia merasa curiga karena Cale tidak melakukan apa-apa. Tapi Cale hanya menarik satu kancing dari pakaiannya. Kemudian pedang WS dan Cale berbenturan.

Tapi WS terkejut ketika dia tidak mendengar suara benturan. Pedang apinya yang kuat tersedot dan kemudian lenyap. Cale kemudian mengetuk kancing yang dia pegang di tangannya. Cale mengingat percakapannya dengan LSH lagi. KRS sempat bertanya pada LSH apakah ia pernah menggunakan Embrace pada orang, tapi LSH menjawab tidak. KRS mengatakan sering melihat LSH menggunakannya dalam pertempuran, namun LSH menjawab bahwa ia hanya 'menyegel' serangan dengan daya ledak yang kuat.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

KRS kemudian menanyakan apakah daya ledak itu harus dilepaskan kembali, dan dengan canggung LSH menjawab ya sambil menggaruk pipinya. Bagaimanapun, kembali ke topik utama mereka, alasan mengapa kemampuan Embrace bukan serba bisa adalah karena jika pemilik kemampuan 'menyegel' kekuatan kuat yang sudah diaktifkan, atau seseorang takut pada pemilik kemampuan, bahkan jika pemilik kemampuan berhasil 'menyegel' mereka, pemilik kemampuan masih harus melepaskannya dengan waktu maksimal 10 menit. Jika tidak, kemampuan 'Embrace' pada objek akan terlepas dengan sendirinya.

Cale mengingat kata-kata LSH. Kekuatan besar yang mungkin akan meledak (singkatnya, WS) akan 'disegel' dan disimpan di dalam plakat emas. Cale kemudian menggunakan kekuatan kuno anginnya untuk berlari menuju WS. Kepalanya berkeringat dan jantungnya berdebar kencang. Dia merasa demam, dan tubuhnya panas. Cale bertanya-tanya apakah itu karena dia telah menggunakan kemampuan Embrace dua kali.

Pedang api menghilang ke dalam kancing Cale. Hanya satu orang yang tersisa sekarang. Cale mengulurkan tangannya memegang plakat emas dan menyentuhkannya ke lengan WS. WS merasakan perasaan logam dingin dari plakat emas itu dan berteriak. Dia merasakan kekuatan yang luar biasa menarik tubuhnya. Pada saat yang sama, dia merasakan aura mengerikan yang dipenuhi rasa takut akan kematian mengalir melalui tubuhnya dan perlahan-lahan menyelubungi dirinya.

Cale Henituse lalu berkata dengan suara ramah, "Cale Barrow. Ikut denganku." WS mendengar nama aslinya dan merasakan lengannya tersedot ke dalam plakat emas. Cale memasang senyum ramah ketika dia menatap WS yang merasa takut akan keberadaannya.

***

Jadi untuk meringkas, tiga syarat kemampuan Embrace yang digunakan pada seseorang adalah sebagai berikut:

  • Orang tersebut harus takut akan keberadaan pemilik kemampuan.
  • Orang tersebut harus takjub / tergugah oleh keberadaan pemilik kemampuan.
  • Orang tersebut hanya bisa disegel atau di-‘embrace’ selama batas waktu 10 menit. Mereka akan secara otomatis dilepaskan / dibebaskan setelah 10 menit.

Adapun berapa kali Cale menggunakan kemampuan Embrace dalam pertarungan ini:

  • Lencana - Menggunakan kekuatan kuno Batu Berlumur-Darah untuk melawan WS, tapi tidak 'melepaskannya'.
  • Kancing baju Cale - Digunakan untuk 'menyegel' api dan pedang angin WS.
  • Plakat emas - Saat ini digunakan untuk 'menyegel' WS sendiri.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 684                  

>>>            

Chapter 686 

===

Daftar Spoiler