Friday, December 31, 2021

Spoiler] Trash of the Count’s Family (#776)

 



[Chapter 776: Bisakah Aku Istirahat Sekarang? (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale menarik napas dalam-dalam dan Raon bertanya apa yang harus mereka lakukan dengan kuil itu. Cale mengatakan kalau mereka tidak dapat menghancurkannya. Tapi Super Rock dalam benaknya menyuruh Cale agar menghancurkannya. Kekuatan Kuno Api bersungut-sungut mendengar kata-kata absurd Super Rock. Kekuatan Kuno Api bergumam kalau Super Rock telah berubah dan Kekuatan Kuno Angin mengatakan kalau Super Rock jadi lebih buruk belakangan ini. Tapi Cale dan Super Rock mengabaikan mereka.

Cale mengatakan kalau dia harus pergi ke luar, tetapi Raon mengatakan jangan. Dia mungkin terlihat baik-baik saja, tetapi dia harus tetap beristirahat. CH mengatakan kalau mereka akan mengurusnya. Cale tersenyum cemberut dan berkata kalau kuil itu miliknya, jadi dia harus menanganinya. Keduanya terkejut dan Cale melihat kembali ke kuil. Super Rock mengatakan kalau semua jejak SG telah hilang, dan satu-satunya kekuatan yang membuat kuil itu melayang di udara adalah kekuatan Super Rock.

Cale berpikir kalau dia tidak perlu menjaga kuil itu tetap mengambang. Itu tidak ada gunanya baginya. Akan lebih baik menghancurkannya di tanah daripada di udara, dan menggunakan bahan-bahannya untuk membangun sesuatu yang lain. Cale berpikir kalau dia harus membiarkan Alberu menangani ini karena dia tidak ingin merepotkan dirinya dengan pekerjaan pasca-pemrosesan yang mengganggu. CH hendak membuka pintu, tetapi Cale menyuruhnya membuka jendela. CH bingung, tetapi Cale mengulanginya [Wkwk… Lama-lama Cale lebih terbiasa keluar dari jendela daripada pintu]. Cale mengenakan mantel dan meminta Raon untuk membawanya ke atap balai kota.

***

Ada orang-orang yang mengerjakan restorasi Puzzle City. Tapi di alun-alun, mereka menyuruh semua orang pergi karena mereka bisa melihat dan mendengar getaran kuil di atasnya. Pejabat yang bertanggung jawab atas pekerjaan restorasi merasa cemas dengan guncangan yang terus-menerus. Dia takut jika kuil itu meledak di kota. Orang-orang di mana-mana mulai penasaran atau cemas. Penduduk kota belum kembali, tetapi pejabat mereka telah kembali dan saat ini merasa khawatir.

Mereka telah melihat keadaan kota yang parah, tetapi masih merasa lega karena Alberu telah berjanji untuk memberi mereka dana untuk restorasi kota dan juga dukungan tambahan seperti pemotongan pajak. Tapi seseorang menunjuk ke atap. Mereka semua melihat Cale berdiri di sana. Angin musim dingin terasa dingin dan langit cerah, tetapi Cale berdiri tegak di atap dengan pakaian tipis (dia masih mengenakan piyama) dan mantel di atasnya. Di sebelahnya adalah CH.

Cale mengulurkan tangannya ke depan, dan getaran kuil berhenti. Super Rock mengatakan kalau mereka akan memulanyai, dan kuil perlahan mulai turun. Sebuah suara dengan sihir amplifikasi memperingatkan semua orang agar menjauh dari alun-alun. Ron-lah yang berbicara dengan pejabat yang bertanggung jawab atas pekerjaan restorasi. Pejabat itu memerintahkan stafnya untuk mengevakuasi orang-orang dari alun-alun.

Pejabat itu bertanya apakah Cale mengendalikan kuil itu sekarang, dan Ron memasang senyum lembut dan tatapan dingin ketika dia berpikir kalau Cale menggunakan kekuatannya tak lama setelah dia bangun. Jadi pejabat itu bertanya dengan hati-hati apakah Cale mengalami kesulitan. Ron menatap pejabat yang khawatir itu yang mengatakan kalau dia mendengar kalau Cale tidak sehat. Dia benar-benar ingin berterima kasih kepada Cale, dan kemudian bertanya kepada Ron apakah dia adalah pelayan Cale.

Ron mengatakan ya, dan pejabat itu memintanya untuk menyampaikan kepada Cale kalau dia bersyukur dan kalau dia berdoa untuk kesembuhan Cale. Dia menambahkan kalau Puzzle City adalah kampung halamannya, jadi dia merasa sedih melihat kota itu seperti ini, tetapi dia merasa lega karena dia masih bisa kembali ke sini. Dia sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Cale. Senyum lembut Ron semakin dalam, dan pejabat itu tersentak. Ron mengatakan kalau dia pasti akan mengatakan itu kepada Cale.

Ron lalu pergi dan senyumnya menghilang. Tapi dia berpikir 'Tuan muda bak anak anjingku pasti lupa cara beristirahat.' dan menambahkan 'Kalau begitu aku harus mengajarinya caranya.' Tatapan Ron berubah dingin. Kuil perlahan turun dan orang-orang bersorak. Sementara itu, Cale menggerakkan kuil dengan satu tangannya, dan menjentikkan jari di tangan lainnya.

Itu adalah sinyal bagi Raon untuk memulai. Kastil hitam dikelilingi oleh mana hitam dan mulai diteleportasi kembali ke Hutan Kegelapan. Raon mengatakan kalau dia akan kembali nanti dan pergi bersama kastil itu. Semua orang yang menyaksikan mengagumi kastil hitam yang telah menghilang dan kuil yang telah mendarat. Cale melihat ke bawah dan mendengar seseorang bertanya apakah Cale telah menyelesaikan masalah mendesak saat ini.

Dia adalah Alberu yang tidak berada di kursi rodanya dan berjalan ke Cale sambil mengenakan jubah yang menutupi dirinya untuk menyembunyikan identitasnya. Alberu berkata kalau dia akan merasa cemas jika dia tidak mendengar kabar dari Ron. Sebelumnya, Ron telah memberi tahu komandan kesatria tentang rencana mereka untuk memindahkan kuil dan kastil hitam. Jadi Alberu bisa meninggalkan ruang konferensi dan pergi ke Cale sambil menyembunyikan penampilannya.

Alberu bertanya apakah semua orang baik-baik saja, dan Cale menjawab ya. ParanNaga baik-baik saja, dan Eruhaben bahkan akan hidup lebih lama. On, Hong, dan Rosalyn sedang menuju ke kamar Cale, dan Raon akan kembali setelah dia memindahkan kastil hitam dan menyapa naga lainnya. Alberu mengatakan kalau dia mendengar sesuatu dari Ron. Alberu menahan tawanya dan bertanya apakah Cale telah dirampok.

Cale menghela napas dan CH menyentuh gagang pedangnya. Alberu menahan tawanya dan bertanya apakah Cale akan segera pergi ke Hutan Kegelapan. Karena dia yakin siapa pun yang merampok Cale akan segera kerepotan. Dia tidak ragu kalau Cale akan pergi ke Hutan Kegelapan atau rumah Henituse. Tetapi Cale mengatakan kalau dia akan pergi ke Kerajaan Endable.

Alberu terkejut dan bingung karena Endable berada dalam kondisi yang lebih parah daripada Puzzle City. Jadi dia menghela napas dan mengungkapkan perasaannya yang terdalam. “Istirahat saja. Apa yang akan aku lakukan denganmu-" Tapi Cale menegang dan menjawab, "Yang Mulia. Aku akan beristirahat.” Alberu membalas, “Kamu? Kapan?" Cale tidak dapat menjawabnya. CH memandang Cale dengan kasihan dan memperkuat cengkeraman pada pedangnya.

Alberu menghela napas saat dia teringat kalau ada upacara pemberian benda suci di kuil Dewa Kematian. Ada juga perjamuan, festival, dan upacara penghargaan. Dan Deruth berpikir untuk membuat Cale tinggal di wilayah mereka untuk tujuan penyembuhan. Tapi Cale sekarang berencana untuk pergi ke Endable. Alberu ingin memberi tahu Cale yang sebenarnya, tetapi Cale mencoba berbicara.

Cale berpikir kalau setelah mengkonfirmasi reinkarnasi LSH dan mendapatkan info tentang para pemburu, dia akan beristirahat. Saat dia mencoba mengatakan kalau dia ingin beristirahat, punggungnya tiba-tiba terasa dingin. Dia mendengar teriakan Hong saat kucing itu memanjat atap. Cale memiliki firasat buruk. Hong mengatakan kalau Billos ada di sini dan dalam kondisi buruk. Billos juga tampaknya telah diracun.

Cale buru-buru kembali ke kamarnya dan melihat Billos berbaring di tempat tidurnya. Billos ditutupi bintik-bintik merah seolah-olah dia telah diracuni oleh sesuatu. Pakaiannya sobek dan kotor, dan rambutnya acak-acakan. Dia mengulurkan tangannya yang gemetar ke Cale. Billos adalah seseorang yang tampak seperti celengan, tetapi dia sekarang hanya seorang buronan yang kehilangan berat badan dan terlihat buruk.

Cale menegang melihat penampilannya dan Billos mencoba berbicara dengan suara yang sangat lirih dan lemah seolah-olah dia akan mati kapan saja, meskipun ada api di matanya. Billos meminta Cale untuk menghancurkan keluarga Flynn, dan Cale meraih tangannya dan menurunkannya. Tapi Cale kemudian bertanya, "Apakah kamu seorang pemburu?" Mata 'Billos' melebar, dan tatapan Cale menjadi dingin sambil tersenyum. Cale mengatakan kalau itu tidak dapat dihindari karena dia berpikir kalau dia harus menunda istirahatnya untuk sementara waktu.

***

 

CATATAN PENULIS

Halo.

Akhirnya… Akhirnya… Setelah bab ke-200, bab ke-300, bab ke-400, ke-500, ke-600, ke-700, dan sebelum bab ke-800…! Akhirnya…! Yoo Ryeo Han ini menyapa kalian di akhir, maksud saya, penyelesaian Bagian 1 <Birth of a Hero – Kelahiran Seorang Pahlawan>.

Hahahahaha, hahaha, hahaha…

Saya pikir itu akan keren, tapi perasaan pahit apa ini?

Karena masih ada Part 2, sudut bibirku perlahan berkedut dan naik ke atas.

Saya benar-benar menghabiskan banyak waktu dalam seri ini sejak saya mulai menulisnya pada tahun 2018.

Digit pertama usiaku berubah, dan berat badanku… Ugh. Bagaimanapun, saya bersyukur atas semua kenangan dan emosi yang saya alami.

Saya ingin menulis lebih banyak kata di sini, tetapi ceritanya belum selesai dan hanya Bagian 1 yang selesai, jadi sampai jumpa di Bagian 2 dan tidak berpanjang-panjang kata untuk saat ini. Ha ha ha!

Yang terpenting, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para pembaca <Trash of the Count’s Family> yang bersama saya dan selalu bersama saya.

Terima kasih banyak.

Percayakah Anda jika saya mengatakan kalau wajah dan suara pembaca saya yang tidak dikenal muncul di benak saya saat saya menulis catatan ini?

Tetapi kata-kata penghargaan dan dukungan yang ditinggalkan oleh pembaca saya juga ada di pikiran saya, dan rasanya agak berlebihan.

Terima kasih sekali lagi.

1. Bagian 2 <Law of Hunting - Hukum Berburu> akan dimulai pada 1 Juli 2022. Cale dan rekan-rekannya akan kembali.

2. Mulai hari terakhir setiap bulan, dari 31 Desember 2021 hingga 30 Juni 2022, beberapa cerita sampingan akan diserialkan. Akan ada 7 cerita sampingan, masing-masing sekitar 3-5 bab. Cerita sampingan akan mulai serialisasi pada 31 Desember. Yang akan berjudul <New Employee Kim Rok Soo - Karyawan Baru Kim Rok Soo>. Cerita sampingan terutama berhubungan dengan cerita yang telah diatur tetapi belum ditulis, karena fokus sejauh ini adalah pada cerita utama. Saya pikir hal-hal yang kalian ingin ketahui akan diselesaikan melalui cerita sampingan.

3. Buku… tahun ini… adalah target saya… Saya pikir itu akan jadi awal tahun depan. Penyelesaian Part 1 lebih lambat dari yang diharapkan, jadi jadwalnya molor karena saya fokus pada penyelesaian Part 1 dan hanya fokus pada serialisasi. Saya harap kalian memakluminya.

Setelah musim dingin yang tertutup salju berlalu, dan bunga-bunga cerah bermekaran di musim semi…

Saya akan menemui kalian semua di musim panas yang diselimuti warna hijau segar.

Tentu saja, saya juga akan meninggalkan salam dari penulis di cerita sampingan. Ha ha ha!

Terima kasih.

-Penulis Yoo Ryeo Han.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 

 

<<< 

Chapter 775      

>>>            

Side Story #1

===

Daftar Spoiler 

 

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#775)

 



Chapter 775: Bisakah Aku Istirahat Sekarang? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tasha bertanya kepada Alberu apa yang harus mereka lakukan. Kanselir Caro bertanya apa yang terjadi, dan menteri Askosan juga ingin mendengarnya karena mereka adalah sekutu. Alberu melihat ke sekeliling ruangan dan berpikir kalau tidak mungkin menyembunyikan berita tentang benda suci yang muncul di kuil Dewa Kematian. Sejauh ini, belum ada catatan resmi kalau Dewa Kematian mengirimkan sesuatu ke kuilnya. Mereka juga tidak memiliki Saint atau benda suci saat ini.

Kuil Dewa Kematian tidak berpengaruh di kedua benua itu meskipun Dewa Kematian adalah dewa yang menguasai kematian. Gereja Dewa Matahari yang dominan di benua barat telah kehilangan kewenangannya dan sedang berusaha memulihkannya. Itu mungkin memakan waktu cukup lama, jadi golongan agama yang lain ingin sekali menggantikan gereja Dewa Matahari.

Alberu berpikir mau bagaimana lagi dan menyuruh Tasha untuk membiarkan orang itu masuk. Dia memberi tahu semua orang kalau mereka semua harus tahu tentang informasi ini. Litana penasaran karena Alberu tidak pernah menggunakan nada tidak pasti seperti itu. Saat dia menatap Alberu, dia memperhatikan kalau Alberu tampak kesal. Pendeta itu masuk dan beberapa pendeta mengikutinya.

Clopeh terkejut melihat pendeta itu mengenakan jubah uskup. Satu-satunya pendeta di Puzzle City sekarang adalah para penyembuh. Ada beberapa Pendeta berpangkat tinggi, tetapi tidak ada uskup. Jadi seorang uskup berada di sini berarti mereka buru-buru menggunakan teleportasi untuk datang ke sini demi menyampaikan pesan. Menteri Askosan juga kebingungan. Pendeta itu menyapa Alberu dan memperkenalkan dirinya sebagai uskup dari kuil Dewa Kematian, mengabdi di ibu kota kerajaan.

Alberu memperhatikan kalau mata uskup itu dipenuhi dengan kegilaan dan keserakahan. Mungkin uskup itu ingin menjadi paus berikutnya. Uskup dengan banyak rambut putih itu berseru kalau Dewa Kematian mengirimkan benda suci ke kuilnya di ibu kota Kerajaan Roan. Keheningan memenuhi ruangan sejenak sebelum menjadi kisruh. Bahkan perwakilan Kerajaan Breck dan Whipper yang pendiam mulai berbicara.

Uskup itu tersenyum dan berkata kalau benda suci itu datang bersama firman dewa. Seseorang bertanya apakah uskup mendengar firman dewa itu, tetapi dia menyangkalnya, dengan mengatakan kalau firman dewa itu hanya ditulis di atas perkamen yang datang bersama dengan benda suci. Alberu mendesaknya untuk memberi tahu mereka lebih banyak. Uskup menutup matanya dan mulai menceritakan apa yang terjadi. (

Uskup mengatakan kalau hari ini adalah hari doa bersama, jadi mereka berkumpul bersama untuk berdoa kepada Dewa Kematian dan untuk semua makhluk hidup di dunia ini. Menteri Askosan berkata, “Lalu?” dan uskup mengerutkan kening, tetapi melanjutkan. Dia mengatakan kalau mereka berdoa untuk kesejahteraan benua timur dan barat. Menteri Askosan berkata “Lalu?” lagi dan uskup berkata, “Ahem! Karena itu!" dan mengabaikan menteri Askosan. (

Kegelapan tiba-tiba menyelimuti kuil, dan cahaya terang jatuh di altar di tengah kuil. Askosan berkata, “Lalu?” dan uskup terbatuk dan mengabaikan menteri itu lagi. Sebuah perkamen kemudian muncul bersama dengan benda suci. Kanselir Caro tidak dapat menahan ketidaksabarannya dan menanyakan benda seperti apa yang menjadi benda suci itu, tetapi uskup menggelengkan kepalanya, dengan sedih mengatakan kalau ia tidak dapat menyentuhnya.

Alberu memintanya untuk mengklarifikasi, dan uskup mengatakan kalau ketika dia mencoba menyentuh benda suci di altar, arus listrik padam. Dia pikir akan berbahaya jika dia menyentuhnya sembarangan. Perwakilan Breck bertanya apa yang harus mereka lakukan dengan benda tersebut. Uskup mengatakan kalau firman dewa menulis tentang siapa yang akan memiliki benda suci itu.

Uskup berbicara dengan suara tenang dan jelas kalau pemilik benda suci adalah satu-satunya orang yang hidup meskipun jantungnya ditikam, dan orang yang menyelamatkan benua. Seseorang menghela napas ketika mereka tahu siapa orang itu. Litana memejamkan mata dan merinding ketika dia menyadari betapa hebatnya Cale.

Sementara itu, Clopeh menggumamkan sesuatu seperti Dewa Kematian mengakui Cale dan memberinya benda suci, namun orang-orang di sini mengatakan hal lain. Litana terdiam saat mendengarnya dan membuka matanya. Dia melihat Clopeh dengan kepalan tangan bergetar sambil memelototi orang-orang di ruangan itu dengan menakutkan. (Singkatnya, Clopeh marah karena para perwakilan hanya ingin memberi Cale medali. Padahal, bahkan Dewa Kematian saja memberi Cale benda suci!) Uskup dan para pendeta membungkuk ke Alberu dan berkata kalau mereka harus bertemu Komandan Cale.

Alberu mengatakan kalau Cale tidak dalam kondisi untuk bertemu siapa pun. Ekspresi Uskup menjadi muram karena dia sudah mengetahuinya. Dia telah pergi ke paviliun tempat Cale berada, tetapi kembali ketika para kesatria menyuruhnya pergi mencari Alberu terlebih dahulu. Uskup dengan sungguh-sungguh memohon kepada Alberu karena hanya Cale yang bisa mengetahui barang apa itu. Para pendeta juga membungkuk dan memohon pada Alberu.

Alberu memberi tahu mereka kalau bukan dia yang memutuskan, tetapi hanya Cale. Tetapi dia bertanya apakah itu sesuatu yang bisa diterima Cale jika dia pergi ke kuil Dewa Kematian. Dia bertanya karena dia tidak ingin menyusahkan Cale dengan masalah apa pun dari kuil Dewa Kematian. Uskup menjawab kalau Cale bisa segera mendapatkannya. Alberu mengangguk dan berpikir kalau Cale tidak akan mengalami masalah kalua begitu.

Namun, uskup menambahkan kalau semua orang di benua itu akan senang melihatnya. Alberu terkejut dan melihat uskup tersenyum cerah dan mengatakan dengan penuh semangat apa yang dia bayangkan. Itu akan menjadi pemandangan yang luar biasa di mana benda suci itu akan bertemu dengan pemiliknya, jadi semua orang harus bersukacita dan merayakannya ketika mereka menyaksikannya. Uskup membayangkan dalam benaknya kalau dia akan selangkah lebih dekat ke posisi paus.

Dia terus mengatakan kalau orang-orang telah menderita perang selama beberapa tahun terakhir. Jadi pemandangan seperti itu akan menjadi titik awal awal perdamaian. Uskup dengan sungguh-sungguh mengungkapkan keinginannya yang kuat akan kekuasaan sambil menutupinya sebagai tujuan mulia. Uskup berseru untuk memercayai dia dan golongan agamanya karena mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk menjadikan komandan sebagai tamu paling agung, dan memberi tahu orang-orang bahwa perdamaian telah datang.

Alberu membalas dalam pikirannya kalau mereka seharusnya tidak melakukan itu. Tasha berkomunikasi dengan matanya kalau apa yang dipikirkan uskup tidak boleh dibiarkan. Alberu berpikiran sama, karena jika itu terjadi, Cale lebih suka menyelinap ke kuil dan mencuri benda suci dan firman dewa. Alberu berkata lagi kalau mereka harus mendengar pendapat Cale terlebih dahulu.

Tapi tempat itu berguncang keras dan Alberu menatap ke luar jendela. Seseorang berteriak 'kuil!' dan mereka semua melihat kuil SG masih mengambang di udara. Kuil itu rusak di sana-sini, dan masih memancarkan aura suci, tetapi kuil itu sekarang sedang berguncang.

***

Cale perlahan membuka matanya dan ketakutan. Ron, CH, dan Raon senang melihatnya bangun, tetapi Cale buru-buru memanggil Raon yang tersenyum cerah padanya. Raon berkata, “Manusia! Ini adalah buku menjijikkan yang mengejutkan manusiaku dengan memukul wajahnya, kan? Aku tidak akan membiarkan Dewa Kematian lolos begitu saja!” Raon hampir melempar buku hitam itu ke arah bola api yang melayang di udara.

Tapi Cale dengan tegas dan cepat berkata, "Tidak, itu berharga." Raon terkejut, dan Cale tersenyum. Ron dan CH menyadari kalau itu adalah salah satu senyum lembut Cale yang langka [Omo! Cale senang sekali bisa ketemu LSH ^^]. Cale mengulangi kalau itu sangat berharga baginya. Raon mengatakan kalau dia tidak tahu dan hanya mencoba menakut-nakuti Dewa Kematian. Cale berkata tidak apa-apa dan menerima buku itu. Dia dengan hati-hati membukanya dan membalik halamannya. Dia kemudian menemukan apa yang dia cari.

Tertulis dalam bahasa Korea adalah kata 'Endable'. Itu berarti LSH bereinkarnasi di Kerajaan Endable. Tetapi pada saat itu, Super Rock memanggil Cale. Super Rock berkata kalau mereka harus mendaratkan kuil SG ke tanah, atau sekarang lebih tepatnya, kuil milik Cale. Cale melihat ke luar jendela dan melihat kuil berguncang. Dia juga merasakan jeritan sunyi dari kuil dan rasa sakitnya. Cale memejamkan mata karena dia ingin pergi ke Endable saat ini juga, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 774      

>>>            

Chapter 776

===

Daftar Spoiler 

Thursday, December 30, 2021

Remarried Empress (#287) / The Second Marriage

 



Chapter 287: Navier Marah (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Aku merasa dua kali lebih bersalah. Kata-kata, 'Apakah kamu berakting lagi?' muncul di ujung lidahku, tetapi keinginan untuk menarik bibirnya yang imut bersama dengan betapa tampannya dia membuatku tidak bisa berbicara.

Heinley, mungkin berpikir aku masih 'marah', mengangkat tangan kananku dengan kedua tangannya dan dengan lembut menggosok pipinya ke telapak tanganku.

“Jangan marah. Ya?"

Bagaimana aku bisa marah melihat wajahnya yang tampan? Akhirnya, aku memutuskan.

"Aku tidak marah."

"Apakah kamu serius?"

“Hanya saja…”

Setelah ragu-ragu, aku mengaku dengan jujur,

"Aku pikir apa yang kamu katakan saat itu mungkin benar."

Aku baru saja memikirkan hal ini. Aku berusaha keras untuk tidak mencintai Heinley, tetapi mau tidak mau aku merasa dia tampan. Dalam arti tertentu, bukankah aku sangat menyukai tubuhnya? Tapi kemudian, karena aku merasakan beban ini di hatiku…

Sedikit ersenyum, Heinley menggerakkan bibirnya beberapa kali. Kemudian, tepat ketika dia akhirnya akan mengatakan sesuatu, sebuah teriakan datang entah dari mana. "Tuan Muda, Anda tidak bisa pergi ke sana!"

Begitu aku melihat ke arah datangnya suara dengan rasa ingin tahu, seorang anak kecil muncul dari semak-semak.

Siapa dia?

Aku menatap bingung pada bocah lelaki yang belum pernah kulihat sebelumnya, dan Heinley berkata, 'Ah,' mengerutkan kening.

"Apakah kamu kenal dia?"

Ketika aku bertanya kepadanya dengan bingung, Heinley menjawab dengan kepala miring, “Ya. Aku pernah melihatnya sebelumnya…”. Meskipun anak itu tampak tidak asing, dia tidak mengingatnya dengan baik.

Sebaliknya, anak itu langsung mengenali Heinley dan berteriak,

"Ayah!"

… Ayah?

Melihat Heinley dengan bingung, dia menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa dan berseru seolah dia ingat,

"Ah. Ini keponakan McKenna!”

"Jadi kamu…"

"Tidak, anak ini tidak ada hubungannya denganku."

Terlepas dari kata-katanya yang kasar, Heinley tersenyum dan segera menggendong anak itu ketika dia berlari, berseru, "Ayah!"

“Bagaimana kabarmu, Selly?”

"Namaku bukan Selly."

Tapi sepertinya dia bahkan tidak ingat namanya.

"Jadi, namamu Sen?"

Saat itu sebuah suara datang dari belakang, "Ini Sebastian, Yang Mulia."

Saat aku menoleh, McKenna muncul dengan tangan di pinggang, seolah dia kesal.

Anak itu juga berteriak kepada McKenna, "Ayah!"

“Maaf, Yang Mulia Permaisuri. Dia keponakanku, dia tidak ada hubungannya dengan Kaisar. Dia ingin melihat istana kekaisaran, jadi aku mengizinkannya pergi ke tempat-tempat tertentu. Aku tidak tahu bagaimana dia sampai di sini.”

Memanggil McKenna dengan sebutan ayah, anak itu berlari ke arahnya. McKenna menggendongnya dan mencoba menenangkan anak yang gelisah di pelukannya sambil mengatakan bahwa bocah lelaki itu suka menghentikan orang lain untuk menikah. Kata-katanya tidak baik, tapi jelas dia mencintai keponakannya.

Saat aku tersenyum berpikir itu adalah pemandangan yang lucu, kali ini anak kecil itu memanggil aku, "Ayah!"

Heinley berbisik, "Ayah," tertawa seolah-olah dia menganggapnya lucu.

Setelah melirik Heinley dengan dingin, aku berjalan ke arah anak dalam pelukan McKenna dan mengelus kepalanya, lalu anak itu merengek meminta McKenna untuk menurunkannya, dan kali ini dia mendatangiku. Dia adalah anak yang sangat baik.

"Nak, berapa umurmu?"

“Dua belas tahun…”

“Kenapa kamu malah lagi-lagi berbohong? Yang Mulia, dia berusia tiga tahun.”

“Dua belas tahun!”

"Kamu berusia tiga tahun!"

Saat aku melihat McKenna berdebat dengan keponakannya, seorang wanita yang belum pernah aku lihat sebelumnya dibawa secara paksa oleh para kesatria.

Dia berulang kali mengklaim, "Aku benar-benar bukan orang yang mencurigakan!" Tetapi ketika dia melihat McKenna, dia berteriak dengan wajah yang sepertinya akan menangis, "Tuan!"

"Bagaimana bisa kamu ditangkap lagi?"

"Saya ditangkap karena membuat keributan di istana kekaisaran saat mengejar tuan muda, tuan, tolong beri tahu para kesatria ini kalau saya bukan orang yang mencurigakan!"

Semua anggota Keluarga McKenna bersuara lantang.

Mau tak mau aku tertawa ketika McKenna mengungkapkan identitas anak dan wanita itu kepada para kesatria.

Setelah beberapa saat, McKenna meminta maaf kepada kami, membawa anak dan wanita itu ke tempat lain. Saat aku melihat mereka pergi, mataku tiba-tiba tertuju pada Heinley.

Sovieshu tidak sabar untuk memiliki anak. Bagaimana dengan Heinley? Dari cara dia menggendong anak yang namanya bahkan tidak bisa dia ingat dengan baik, mungkinkah Heinley juga menginginkannya?

Ketika aku mengkhawatirkan apakah aku bisa punya bayi, Heinley memberi tahuku tentang rahasia ranjang mana dan kata-katanya membuatku berpikir kalau, bahkan jika aku benar-benar tidak subur, kali ini aku bisa punya bayi. Namun, meski sudah sering berhubungan intim, masih belum ada tanda-tanda kehamilan.

Tanpa sadar, aku meletakkan tanganku di perutku. Itu datar ... datar.

Aku bergidik saat mengingat kata-kata Sovieshu. Hanya karena tempat tidur mana memulihkan tubuh, bisakah aku benar-benar hamil? Saudara laki-laki Heinley dan Christa tidak pernah bisa punya bayi, kan?

Jika kami juga tidak bisa memiliki anak…

***

Seorang bayi…

Duduk di kursi goyang, aku meletakkan tangan di perut dan mencoba memikirkan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu.

Aku tidak bisa membayangkannya. Apakah akan berbeda jika aku memiliki adik perempuan? Aku juga tidak menghabiskan banyak waktu dengan anak kecil.

Tiba-tiba, aku ingat betapa bahagianya Heinley ketika dia menggendong bocah lelaki itu, yang namanya bahkan tidak aku ketahui.

Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, apakah Heinley jauh di lubuk hatinya menginginkan seorang anak sebesar Sovieshu? Dengan adanya seorang penerus, tahtanya akan semakin kokoh, bukan?

"Yang Mulia, Kaisar ada di sini."

"Sekarang?"

Ini saat yang tepat, tapi... kenapa dia datang tiba-tiba?

Kami baru saja mengadakan pertemuan tentang Whitemond. Ini bahkan belum waktunya untuk makan malam bersama.

Tidak apa-apa jika dia datang untuk mencoba mengakhiri suasana canggung, tapi... Mau tak mau aku merasa sedikit gugup. Sama seperti Grand Duke Kapmen tiba-tiba datang dengan berita buruk tentang tim yang dikirim ke Whitemond, Heinley mungkin memiliki sesuatu yang mendesak untuk diberitahukan kepadaku, kan?

Dugaanku benar.

"Ratuku, ada sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus kukatakan padamu."

Heinley duduk di seberangku dan membuka mulutnya dengan susah payah.

"Ini tentang wanita itu."

Rashtalah yang disebut Heinley sebagai 'wanita itu'. Dan Heinley biasanya tidak membicarakan Rashta atau Sovieshu di depanku kecuali itu penting.

Meluruskan posisi dudukku, aku menahan kecemasan yang tumbuh.

"Apa yang terjadi?"

"Wanita itu menyewa tentara bayaran untuk membunuh."

Fakta bahwa Heinley memberitahuku ini…

"Apakah dia menargetkanku?"

Tanyaku, merasa bingung dan tidak bisa berkata-kata. Tapi Heinley menggelengkan kepalanya.

"Dia menargetkan ayah dan ibu."

"Maksudmu ayah dan ibuku?"

Terkejut, suaraku naik secara otomatis.

Tidak masuk akal jika Rashta ingin membunuhku, tetapi tampaknya lebih tidak masuk akal baginya untuk ingin membunuh orang tuaku.

"Mengapa?"

“Itu aku tidak tahu. Mereka bahkan bukan tipe orang yang akan menghadapi wanita itu secara terbuka.”

Heinley benar. Orang tua aku adalah tipe orang yang akan tinggal di rumah mereka jika mereka tidak ingin melihat Rashta dan Sovieshu. Itu sebabnya itu terasa aneh bagiku. Mengapa orang tuaku? Dan kenapa sekarang?

Hari-hari ketika Rashta seorang selir dan aku adalah permaisuri adalah masa lalu. Aku, aku sudah berada di Kekaisaran Barat, dan dia telah mengambil posisi Permaisuri Kekaisaran Timur. Kenapa dia harus menyerang orang tuaku sekarang….. Ah.

"Dia berpikir kalau keluargaku akan menghalangi anaknya."

"Aku pikir juga itu masalahnya."

"Apakah tentara bayaran itu sangat terampil?"

Aku bertanya dengan tergesa-gesa, sangat khawatir. Tapi kemudian, Heinley berkata sambil tersenyum tipis, seolah membuatku tenang,

“Jangan khawatir, Ratuku. Informanku menukar tentara bayaran yang disewa oleh wanita itu dengan bawahannya.”

“Seorang informan?”

"Ya. Berkat dia aku bisa mengetahui hal itu.”

“Ah.”

Aku menekan tanganku ke jantungku. Mendengar kata-kata Heinley sedikit menenangkan jantungku yang berdebar kencang.

“Batas waktunya juga cukup lama sehingga kamu bisa tenang untuk saat ini.”

Suara Heinley meyakinkanku, tetapi dia masih terlihat serius.

"Tapi wanita itu mungkin telah menyewa lebih dari satu tentara bayaran, jadi tidak ada salahnya untuk mengambil tindakan pencegahan."

“Aku harus memberitahu orang tuaku. Perlu untuk memperkuat keamanan mereka.”

Aku menjawab setenang mungkin, tetapi nyala api membara di dalam diriku.

Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, aku mengabaikan tindakan Rashta karena dia berada di bawah tanggung jawab Sovieshu.

Sovieshu memiliki kewenangan yang jauh lebih besar daripada Rashta, dan dialah yang menjadikannya selirnya, jadi Sovieshu harus bertanggung jawab atas tindakan dan kata-kata Rashta.

Selain itu, jika aku menggunakan semua kewenanganku untuk menekan Rashta, aku akan dianggap sebagai permaisuri yang jahat. Pada akhirnya, orang-orang bersimpati dengan orang yang lemah.

Namun, Rashta sekarang dalam posisi untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Tapi apa yang dia lakukan begitu dia memiliki kekuasaan adalah mencoba membunuh orang tuaku?

“Aku tidak bisa hanya berdiam diri.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 286          

>>>             

Chapter 288

===

Daftar Chapters