Friday, December 31, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#775)

 



Chapter 775: Bisakah Aku Istirahat Sekarang? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tasha bertanya kepada Alberu apa yang harus mereka lakukan. Kanselir Caro bertanya apa yang terjadi, dan menteri Askosan juga ingin mendengarnya karena mereka adalah sekutu. Alberu melihat ke sekeliling ruangan dan berpikir kalau tidak mungkin menyembunyikan berita tentang benda suci yang muncul di kuil Dewa Kematian. Sejauh ini, belum ada catatan resmi kalau Dewa Kematian mengirimkan sesuatu ke kuilnya. Mereka juga tidak memiliki Saint atau benda suci saat ini.

Kuil Dewa Kematian tidak berpengaruh di kedua benua itu meskipun Dewa Kematian adalah dewa yang menguasai kematian. Gereja Dewa Matahari yang dominan di benua barat telah kehilangan kewenangannya dan sedang berusaha memulihkannya. Itu mungkin memakan waktu cukup lama, jadi golongan agama yang lain ingin sekali menggantikan gereja Dewa Matahari.

Alberu berpikir mau bagaimana lagi dan menyuruh Tasha untuk membiarkan orang itu masuk. Dia memberi tahu semua orang kalau mereka semua harus tahu tentang informasi ini. Litana penasaran karena Alberu tidak pernah menggunakan nada tidak pasti seperti itu. Saat dia menatap Alberu, dia memperhatikan kalau Alberu tampak kesal. Pendeta itu masuk dan beberapa pendeta mengikutinya.

Clopeh terkejut melihat pendeta itu mengenakan jubah uskup. Satu-satunya pendeta di Puzzle City sekarang adalah para penyembuh. Ada beberapa Pendeta berpangkat tinggi, tetapi tidak ada uskup. Jadi seorang uskup berada di sini berarti mereka buru-buru menggunakan teleportasi untuk datang ke sini demi menyampaikan pesan. Menteri Askosan juga kebingungan. Pendeta itu menyapa Alberu dan memperkenalkan dirinya sebagai uskup dari kuil Dewa Kematian, mengabdi di ibu kota kerajaan.

Alberu memperhatikan kalau mata uskup itu dipenuhi dengan kegilaan dan keserakahan. Mungkin uskup itu ingin menjadi paus berikutnya. Uskup dengan banyak rambut putih itu berseru kalau Dewa Kematian mengirimkan benda suci ke kuilnya di ibu kota Kerajaan Roan. Keheningan memenuhi ruangan sejenak sebelum menjadi kisruh. Bahkan perwakilan Kerajaan Breck dan Whipper yang pendiam mulai berbicara.

Uskup itu tersenyum dan berkata kalau benda suci itu datang bersama firman dewa. Seseorang bertanya apakah uskup mendengar firman dewa itu, tetapi dia menyangkalnya, dengan mengatakan kalau firman dewa itu hanya ditulis di atas perkamen yang datang bersama dengan benda suci. Alberu mendesaknya untuk memberi tahu mereka lebih banyak. Uskup menutup matanya dan mulai menceritakan apa yang terjadi. (

Uskup mengatakan kalau hari ini adalah hari doa bersama, jadi mereka berkumpul bersama untuk berdoa kepada Dewa Kematian dan untuk semua makhluk hidup di dunia ini. Menteri Askosan berkata, “Lalu?” dan uskup mengerutkan kening, tetapi melanjutkan. Dia mengatakan kalau mereka berdoa untuk kesejahteraan benua timur dan barat. Menteri Askosan berkata “Lalu?” lagi dan uskup berkata, “Ahem! Karena itu!" dan mengabaikan menteri Askosan. (

Kegelapan tiba-tiba menyelimuti kuil, dan cahaya terang jatuh di altar di tengah kuil. Askosan berkata, “Lalu?” dan uskup terbatuk dan mengabaikan menteri itu lagi. Sebuah perkamen kemudian muncul bersama dengan benda suci. Kanselir Caro tidak dapat menahan ketidaksabarannya dan menanyakan benda seperti apa yang menjadi benda suci itu, tetapi uskup menggelengkan kepalanya, dengan sedih mengatakan kalau ia tidak dapat menyentuhnya.

Alberu memintanya untuk mengklarifikasi, dan uskup mengatakan kalau ketika dia mencoba menyentuh benda suci di altar, arus listrik padam. Dia pikir akan berbahaya jika dia menyentuhnya sembarangan. Perwakilan Breck bertanya apa yang harus mereka lakukan dengan benda tersebut. Uskup mengatakan kalau firman dewa menulis tentang siapa yang akan memiliki benda suci itu.

Uskup berbicara dengan suara tenang dan jelas kalau pemilik benda suci adalah satu-satunya orang yang hidup meskipun jantungnya ditikam, dan orang yang menyelamatkan benua. Seseorang menghela napas ketika mereka tahu siapa orang itu. Litana memejamkan mata dan merinding ketika dia menyadari betapa hebatnya Cale.

Sementara itu, Clopeh menggumamkan sesuatu seperti Dewa Kematian mengakui Cale dan memberinya benda suci, namun orang-orang di sini mengatakan hal lain. Litana terdiam saat mendengarnya dan membuka matanya. Dia melihat Clopeh dengan kepalan tangan bergetar sambil memelototi orang-orang di ruangan itu dengan menakutkan. (Singkatnya, Clopeh marah karena para perwakilan hanya ingin memberi Cale medali. Padahal, bahkan Dewa Kematian saja memberi Cale benda suci!) Uskup dan para pendeta membungkuk ke Alberu dan berkata kalau mereka harus bertemu Komandan Cale.

Alberu mengatakan kalau Cale tidak dalam kondisi untuk bertemu siapa pun. Ekspresi Uskup menjadi muram karena dia sudah mengetahuinya. Dia telah pergi ke paviliun tempat Cale berada, tetapi kembali ketika para kesatria menyuruhnya pergi mencari Alberu terlebih dahulu. Uskup dengan sungguh-sungguh memohon kepada Alberu karena hanya Cale yang bisa mengetahui barang apa itu. Para pendeta juga membungkuk dan memohon pada Alberu.

Alberu memberi tahu mereka kalau bukan dia yang memutuskan, tetapi hanya Cale. Tetapi dia bertanya apakah itu sesuatu yang bisa diterima Cale jika dia pergi ke kuil Dewa Kematian. Dia bertanya karena dia tidak ingin menyusahkan Cale dengan masalah apa pun dari kuil Dewa Kematian. Uskup menjawab kalau Cale bisa segera mendapatkannya. Alberu mengangguk dan berpikir kalau Cale tidak akan mengalami masalah kalua begitu.

Namun, uskup menambahkan kalau semua orang di benua itu akan senang melihatnya. Alberu terkejut dan melihat uskup tersenyum cerah dan mengatakan dengan penuh semangat apa yang dia bayangkan. Itu akan menjadi pemandangan yang luar biasa di mana benda suci itu akan bertemu dengan pemiliknya, jadi semua orang harus bersukacita dan merayakannya ketika mereka menyaksikannya. Uskup membayangkan dalam benaknya kalau dia akan selangkah lebih dekat ke posisi paus.

Dia terus mengatakan kalau orang-orang telah menderita perang selama beberapa tahun terakhir. Jadi pemandangan seperti itu akan menjadi titik awal awal perdamaian. Uskup dengan sungguh-sungguh mengungkapkan keinginannya yang kuat akan kekuasaan sambil menutupinya sebagai tujuan mulia. Uskup berseru untuk memercayai dia dan golongan agamanya karena mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk menjadikan komandan sebagai tamu paling agung, dan memberi tahu orang-orang bahwa perdamaian telah datang.

Alberu membalas dalam pikirannya kalau mereka seharusnya tidak melakukan itu. Tasha berkomunikasi dengan matanya kalau apa yang dipikirkan uskup tidak boleh dibiarkan. Alberu berpikiran sama, karena jika itu terjadi, Cale lebih suka menyelinap ke kuil dan mencuri benda suci dan firman dewa. Alberu berkata lagi kalau mereka harus mendengar pendapat Cale terlebih dahulu.

Tapi tempat itu berguncang keras dan Alberu menatap ke luar jendela. Seseorang berteriak 'kuil!' dan mereka semua melihat kuil SG masih mengambang di udara. Kuil itu rusak di sana-sini, dan masih memancarkan aura suci, tetapi kuil itu sekarang sedang berguncang.

***

Cale perlahan membuka matanya dan ketakutan. Ron, CH, dan Raon senang melihatnya bangun, tetapi Cale buru-buru memanggil Raon yang tersenyum cerah padanya. Raon berkata, “Manusia! Ini adalah buku menjijikkan yang mengejutkan manusiaku dengan memukul wajahnya, kan? Aku tidak akan membiarkan Dewa Kematian lolos begitu saja!” Raon hampir melempar buku hitam itu ke arah bola api yang melayang di udara.

Tapi Cale dengan tegas dan cepat berkata, "Tidak, itu berharga." Raon terkejut, dan Cale tersenyum. Ron dan CH menyadari kalau itu adalah salah satu senyum lembut Cale yang langka [Omo! Cale senang sekali bisa ketemu LSH ^^]. Cale mengulangi kalau itu sangat berharga baginya. Raon mengatakan kalau dia tidak tahu dan hanya mencoba menakut-nakuti Dewa Kematian. Cale berkata tidak apa-apa dan menerima buku itu. Dia dengan hati-hati membukanya dan membalik halamannya. Dia kemudian menemukan apa yang dia cari.

Tertulis dalam bahasa Korea adalah kata 'Endable'. Itu berarti LSH bereinkarnasi di Kerajaan Endable. Tetapi pada saat itu, Super Rock memanggil Cale. Super Rock berkata kalau mereka harus mendaratkan kuil SG ke tanah, atau sekarang lebih tepatnya, kuil milik Cale. Cale melihat ke luar jendela dan melihat kuil berguncang. Dia juga merasakan jeritan sunyi dari kuil dan rasa sakitnya. Cale memejamkan mata karena dia ingin pergi ke Endable saat ini juga, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 774      

>>>            

Chapter 776

===

Daftar Spoiler 

No comments:

Post a Comment