Chapter 775: Bisakah Aku Istirahat Sekarang? (2)
Penerjemah: Shira
Ulwiya
Tasha bertanya kepada
Alberu apa yang harus mereka lakukan. Kanselir Caro bertanya apa yang terjadi,
dan menteri Askosan juga ingin mendengarnya karena mereka adalah sekutu. Alberu
melihat ke sekeliling ruangan dan berpikir kalau tidak mungkin menyembunyikan
berita tentang benda suci yang muncul di kuil Dewa Kematian. Sejauh ini, belum
ada catatan resmi kalau Dewa Kematian mengirimkan sesuatu ke kuilnya. Mereka
juga tidak memiliki Saint atau benda suci saat ini.
Kuil Dewa Kematian
tidak berpengaruh di kedua benua itu meskipun Dewa Kematian adalah dewa yang
menguasai kematian. Gereja Dewa Matahari yang dominan di benua barat telah
kehilangan kewenangannya dan sedang berusaha memulihkannya. Itu mungkin memakan
waktu cukup lama, jadi golongan agama yang lain ingin sekali menggantikan
gereja Dewa Matahari.
Alberu berpikir mau
bagaimana lagi dan menyuruh Tasha untuk membiarkan orang itu masuk. Dia memberi
tahu semua orang kalau mereka semua harus tahu tentang informasi ini. Litana
penasaran karena Alberu tidak pernah menggunakan nada tidak pasti seperti itu.
Saat dia menatap Alberu, dia memperhatikan kalau Alberu tampak kesal. Pendeta
itu masuk dan beberapa pendeta mengikutinya.
Clopeh terkejut
melihat pendeta itu mengenakan jubah uskup. Satu-satunya pendeta di Puzzle City
sekarang adalah para penyembuh. Ada beberapa Pendeta berpangkat tinggi, tetapi
tidak ada uskup. Jadi seorang uskup berada di sini berarti mereka buru-buru
menggunakan teleportasi untuk datang ke sini demi menyampaikan pesan. Menteri
Askosan juga kebingungan. Pendeta itu menyapa Alberu dan memperkenalkan dirinya
sebagai uskup dari kuil Dewa Kematian, mengabdi di ibu kota kerajaan.
Alberu memperhatikan kalau
mata uskup itu dipenuhi dengan kegilaan dan keserakahan. Mungkin uskup itu ingin
menjadi paus berikutnya. Uskup dengan banyak rambut putih itu berseru kalau
Dewa Kematian mengirimkan benda suci ke kuilnya di ibu kota Kerajaan Roan.
Keheningan memenuhi ruangan sejenak sebelum menjadi kisruh. Bahkan perwakilan
Kerajaan Breck dan Whipper yang pendiam mulai berbicara.
Uskup itu tersenyum
dan berkata kalau benda suci itu datang bersama firman dewa. Seseorang bertanya
apakah uskup mendengar firman dewa itu, tetapi dia menyangkalnya, dengan
mengatakan kalau firman dewa itu hanya ditulis di atas perkamen yang datang
bersama dengan benda suci. Alberu mendesaknya untuk memberi tahu mereka lebih
banyak. Uskup menutup matanya dan mulai menceritakan apa yang terjadi. (
Uskup mengatakan kalau
hari ini adalah hari doa bersama, jadi mereka berkumpul bersama untuk berdoa
kepada Dewa Kematian dan untuk semua makhluk hidup di dunia ini. Menteri
Askosan berkata, “Lalu?” dan uskup mengerutkan kening, tetapi melanjutkan. Dia
mengatakan kalau mereka berdoa untuk kesejahteraan benua timur dan barat.
Menteri Askosan berkata “Lalu?” lagi dan uskup berkata, “Ahem! Karena
itu!" dan mengabaikan menteri Askosan. (
Kegelapan tiba-tiba menyelimuti
kuil, dan cahaya terang jatuh di altar di tengah kuil. Askosan berkata, “Lalu?”
dan uskup terbatuk dan mengabaikan menteri itu lagi. Sebuah perkamen kemudian
muncul bersama dengan benda suci. Kanselir Caro tidak dapat menahan
ketidaksabarannya dan menanyakan benda seperti apa yang menjadi benda suci itu,
tetapi uskup menggelengkan kepalanya, dengan sedih mengatakan kalau ia tidak
dapat menyentuhnya.
Alberu memintanya untuk
mengklarifikasi, dan uskup mengatakan kalau ketika dia mencoba menyentuh benda
suci di altar, arus listrik padam. Dia pikir akan berbahaya jika dia
menyentuhnya sembarangan. Perwakilan Breck bertanya apa yang harus mereka
lakukan dengan benda tersebut. Uskup mengatakan kalau firman dewa menulis
tentang siapa yang akan memiliki benda suci itu.
Uskup berbicara dengan
suara tenang dan jelas kalau pemilik benda suci adalah satu-satunya orang yang
hidup meskipun jantungnya ditikam, dan orang yang menyelamatkan benua.
Seseorang menghela napas ketika mereka tahu siapa orang itu. Litana memejamkan
mata dan merinding ketika dia menyadari betapa hebatnya Cale.
Sementara itu, Clopeh
menggumamkan sesuatu seperti Dewa Kematian mengakui Cale dan memberinya benda
suci, namun orang-orang di sini mengatakan hal lain. Litana terdiam saat
mendengarnya dan membuka matanya. Dia melihat Clopeh dengan kepalan tangan bergetar
sambil memelototi orang-orang di ruangan itu dengan menakutkan. (Singkatnya,
Clopeh marah karena para perwakilan hanya ingin memberi Cale medali. Padahal,
bahkan Dewa Kematian saja memberi Cale benda suci!) Uskup dan para pendeta
membungkuk ke Alberu dan berkata kalau mereka harus bertemu Komandan Cale.
Alberu mengatakan kalau
Cale tidak dalam kondisi untuk bertemu siapa pun. Ekspresi Uskup menjadi muram karena
dia sudah mengetahuinya. Dia telah pergi ke paviliun tempat Cale berada, tetapi
kembali ketika para kesatria menyuruhnya pergi mencari Alberu terlebih dahulu.
Uskup dengan sungguh-sungguh memohon kepada Alberu karena hanya Cale yang bisa
mengetahui barang apa itu. Para pendeta juga membungkuk dan memohon pada
Alberu.
Alberu memberi tahu
mereka kalau bukan dia yang memutuskan, tetapi hanya Cale. Tetapi dia bertanya
apakah itu sesuatu yang bisa diterima Cale jika dia pergi ke kuil Dewa Kematian.
Dia bertanya karena dia tidak ingin menyusahkan Cale dengan masalah apa pun
dari kuil Dewa Kematian. Uskup menjawab kalau Cale bisa segera mendapatkannya.
Alberu mengangguk dan berpikir kalau Cale tidak akan mengalami masalah kalua begitu.
Namun, uskup
menambahkan kalau semua orang di benua itu akan senang melihatnya. Alberu
terkejut dan melihat uskup tersenyum cerah dan mengatakan dengan penuh semangat
apa yang dia bayangkan. Itu akan menjadi pemandangan yang luar biasa di mana
benda suci itu akan bertemu dengan pemiliknya, jadi semua orang harus
bersukacita dan merayakannya ketika mereka menyaksikannya. Uskup membayangkan
dalam benaknya kalau dia akan selangkah lebih dekat ke posisi paus.
Dia terus mengatakan kalau
orang-orang telah menderita perang selama beberapa tahun terakhir. Jadi
pemandangan seperti itu akan menjadi titik awal awal perdamaian. Uskup dengan
sungguh-sungguh mengungkapkan keinginannya yang kuat akan kekuasaan sambil
menutupinya sebagai tujuan mulia. Uskup berseru untuk memercayai dia dan golongan
agamanya karena mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk menjadikan
komandan sebagai tamu paling agung, dan memberi tahu orang-orang bahwa perdamaian
telah datang.
Alberu membalas dalam
pikirannya kalau mereka seharusnya tidak melakukan itu. Tasha berkomunikasi
dengan matanya kalau apa yang dipikirkan uskup tidak boleh dibiarkan. Alberu
berpikiran sama, karena jika itu terjadi, Cale lebih suka menyelinap ke kuil
dan mencuri benda suci dan firman dewa. Alberu berkata lagi kalau mereka harus
mendengar pendapat Cale terlebih dahulu.
Tapi tempat itu berguncang
keras dan Alberu menatap ke luar jendela. Seseorang berteriak 'kuil!' dan
mereka semua melihat kuil SG masih mengambang di udara. Kuil itu rusak di
sana-sini, dan masih memancarkan aura suci, tetapi kuil itu sekarang sedang berguncang.
***
Cale perlahan membuka
matanya dan ketakutan. Ron, CH, dan Raon senang melihatnya bangun, tetapi Cale
buru-buru memanggil Raon yang tersenyum cerah padanya. Raon berkata, “Manusia!
Ini adalah buku menjijikkan yang mengejutkan manusiaku dengan memukul wajahnya,
kan? Aku tidak akan membiarkan Dewa Kematian lolos begitu saja!” Raon hampir
melempar buku hitam itu ke arah bola api yang melayang di udara.
Tapi Cale dengan tegas
dan cepat berkata, "Tidak, itu berharga." Raon terkejut, dan Cale
tersenyum. Ron dan CH menyadari kalau itu adalah salah satu senyum lembut Cale
yang langka [Omo! Cale senang sekali bisa ketemu LSH ^^]. Cale
mengulangi kalau itu sangat berharga baginya. Raon mengatakan kalau dia tidak
tahu dan hanya mencoba menakut-nakuti Dewa Kematian. Cale berkata tidak apa-apa
dan menerima buku itu. Dia dengan hati-hati membukanya dan membalik halamannya.
Dia kemudian menemukan apa yang dia cari.
Tertulis dalam bahasa
Korea adalah kata 'Endable'. Itu berarti LSH bereinkarnasi di Kerajaan Endable.
Tetapi pada saat itu, Super Rock memanggil Cale. Super Rock berkata kalau
mereka harus mendaratkan kuil SG ke tanah, atau sekarang lebih tepatnya, kuil
milik Cale. Cale melihat ke luar jendela dan melihat kuil berguncang. Dia juga
merasakan jeritan sunyi dari kuil dan rasa sakitnya. Cale memejamkan mata karena
dia ingin pergi ke Endable saat ini juga, tetapi masih banyak pekerjaan yang
harus dilakukan.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment