Wednesday, December 22, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#771)




Chapter 771: Lahirnya Seorang Pahlawan? (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Bendahara memanggil raja karena dia tidak bisa masuk tanpa izin raja. Zed memandang orang-orang di luar pintu dan berkata kalau hanya dua orang yang bisa masuk. Saat dia mengatakan itu, bendahara dan seorang kesatria memasuki ruangan. Tasha juga mencoba memasuki ruangan setelah menghubungi Raon. Dia memandang Alberu, dan Zed tersenyum padanya, menyuruhnya masuk juga.

Tasha curiga pada raja, tetapi memasuki kamar tidur. Pintu ditutup, dan Tasha terkejut ketika mana biru menyebar dari sang bendahara. Bendahara telah memberikan sihir peredam suara ke seluruh kamar tidur. Tasha menyadari kalau bendahara itu adalah penyihir tingkat tinggi. Dia tidak sekuat Rosalyn, tapi lebih kuat dari Alberu. Selain itu, Tasha mengira dia adalah orang biasa, jadi dia tidak pernah membayangkan kalau bendahara itu seahli ini.

Dia melihat ke arah kesatria dan mengingat apa yang CH diam-diam katakan padanya setelah menghubungi Raon. CH mengatakan kalau kesatria itu kuat, jadi jika CH sendiri yang mengatakan itu, itu berarti kesatria itu setidaknya seorang ahli pedang. Tapi Tasha tidak bisa merasakan kekuatan/aura kesatria itu. Dia bingung mengetahui kalau ada master pedang lain di kerajaan, dan kalau dia adalah ajudan terdekat raja.

Tasha memutuskan untuk waspada dan tidak menganggap enteng raja. Dia tidak bisa memercayai orang yang mengabaikan Alberu. Tasha mempersiapkan dirinya untuk melindungi Alberu kapan saja. Zed memanggil Alberu dengan namanya dan bertanya, "Mengapa kamu tidak naik ke posisi ini sekarang?" Tasha terkejut karena raja pada dasarnya menyuruh Alberu menjadi raja.

Alberu sedang melihat ke luar jendela. Dia menjawab kalau dia ingin tetap di posisinya sedikit lebih lama. Dia menoleh ke raja dan penasaran mengapa Zed tiba-tiba datang ke Puzzle City. Mengapa raja tiba-tiba mencari Cale dan mengungkapkan kekuatannya? Mengapa Zed menyuruhnya menjadi raja ketika Zed tampaknya belum mau melepaskan kekuasaannya yang sebenarnya? Apa yang raja rencanakan? Jadi Alberu masih waspada terhadap Zed.

Zed dengan tenang menjawab kalau dia akan meninggalkan istana. Alberu terkejut. Biasanya jarang raja berikutnya naik takhta sementara raja saat ini masih hidup. Jadi Alberu ingin naik takhta setelah semua konflik selesai. Dia berpikir kalau itu adalah tindakan terbaik, jadi dia saat ini merasa Zed aneh.

Ketika seorang raja biasanya mengundurkan diri, mereka akan tinggal di istana terpisah di dalam kompleks istana kerajaan, atau tinggal di istana terpisah di daerah lain di dalam kerajaan. Tapi Zed ingin meninggalkan istana itu sendiri, termasuk istana terpisah. Alberu meminta klarifikasi, dan Zed mengulangi kalau dia akan meninggalkan istana itu sendiri. Zed mengatakan kalau tidak baik jika dia tinggal di istana.

Alberu bertanya-tanya apa yang dia bicarakan, tetapi segera mengerti apa yang dimaksud Zed. Alasan mengapa raja-raja sebelumnya dikirim untuk tinggal di istana terpisah bukan hanya karena raja saat ini bersikap baik kepada orang tua mereka. Ada sisi politiknya juga. Jadi ketika Zed mengatakan kalau dia akan pergi, itu berarti dia akan bisa bergerak bebas, bebas dari kekuasaan raja baru.

Alberu mengatakan kalau sebagai seorang anak, dia harus merawat ayahnya. Zed menjawab apakah Alberu berencana untuk memata-matai atau memantaunya. Alberu mengatakan tidak, tetapi Zed tersenyum dan dengan acuh tak acuh mengatakan kalau untuk mencegah raja sebelumnya menjadi raja lagi, raja saat ini harus mengawasi mereka. Itu tidak berbeda dengan memata-matai atau memantau. Alberu terkejut karena raja berbicara terus terang.

Zed menambahkan kalau dia juga akan membawa orang-orang yang mengawalnya, orang-orang yang menjaganya seperti bayangan. Alberu tidak terlalu mengenal mereka, jadi dia menatap bendahara dan kesatria di ruangan itu. Zed berkata kalau mereka berdua adalah pengawalnya, dan bendahara membungkuk pada Alberu sementara kesatria itu terus melihat ke luar jendela.

Alberu mengatakan kalau dia masih perlu tahu di mana raja berada. Dan Zed tersenyum dan menjawab kalau dia akan berada di dalam Kerajaan Roan. Dia akan pergi selama setengah tahun, dan memberi tahu Alberu kalau dia tidak akan melarikan diri karena perbatasan sudah berada dalam kendali Alberu. Ada Henituse Wilayah Timur Laut, Stan di Wilayah Barat Laut, dan Gyerre di Wilayah Barat Daya. Bahkan jika dia lari ke negara lain melalui sihir, dia tetap akan tertangkap. Alberu diam-diam setuju dengan itu.

Alberu mengatakan kalau setengah tahun adalah waktu yang lama, jadi Zed harus menghubunginya sekali setiap tiga bulan. Zed menegang ketika Alberu mengatakan itu, karena tatapan Alberu bukan sekadar dirinya yang memikirkan politik. Tatapannya juga memperlihatkan perasaannya sebagai seorang anak. Zed mencoba mengatakan sesuatu tetapi menelan kata-katanya. Alberu mengalihkan pandangannya.

Setelah hening beberapa saat, keduanya kembali berhadapan sebagai raja dan putra mahkota. Zed berbicara kalau penobatan harus dilakukan di musim semi. Alberu tersenyum dan bertanya, “Bukankah Anda menyuruhku naik secepat mungkin?” Masih ada waktu sebelum musim semi tiba. Zed menjawab kalau dia punya satu pekerjaan terakhir yang harus dilakukan. Alberu bingung karena Zed dikenal sebagai raja yang tidak memiliki prestasi tertentu. Jadi dia ingin bertanya apa pekerjaan terakhir itu.

Zed lalu berkata "Tikus." Pada saat itu, Alberu merasakan mana dari bendahara berfluktuasi. Mana itu bergejolak dengan tajam layaknya pisau, seolah bereaksi terhadap emosi yang intens seperti kemarahan dan kegembiraan. Kesatria yang melihat ke luar jendela menoleh ke Zed. Raja berbicara dengan suara rendah, "Aku hanya akan menangkap tikus." Alberu memperhatikan bilah tajam yang tersembunyi dalam kata-kata itu. Dia ingin bertanya siapa tikus itu.

Tetapi seseorang mengetuk pintu, dan Zed segera berdiri. Biasanya, tidak ada yang bisa mengganggu percakapan seorang raja dan putra mahkota. Tetapi Zed memandang bendahara, mengatakan kalau dia akhirnya bisa berbicara dengan Cale sekarang (artinya Zed tahu siapa yang mengetuk). Bendahara menghapus sihir kedap suara dan membuka pintu. Dia bertanya apakah Cale sudah bangun saat ini, dan Ron dengan sopan menjawab ya.

Zed mengatakan kalau dia akan pergi dan meninggalkan ruangan tanpa ragu-ragu. Alberu memperhatikan mereka pergi sampai hanya dia dan Tasha yang tersisa di ruangan itu. Dia berkata "Selidiki" dan beberapa dark elf dari langit-langit turun. Alberu melihat ke langit-langit dan bertanya pada Tasha apakah raja pura-pura tidak tahu tentang dark elf yang ada di sana.

Tasha berkata kalau raja menyadari mereka. Bahkan bendahara dan kesatria menyadari mereka. Zed hanya pura-pura tidak menyadari dark elf yang bersembunyi. Alberu menghela napas dan memikirkan Cale, bertanya-tanya apa yang akan dibicarakan raja dan Cale.

***

Zed meminta maaf karena mengganggu Cale karena Cale tidak terlihat baik. Cale mencoba bangun dari tempat tidurnya, tetapi raja menyuruhnya duduk dengan nyaman. Zed duduk di kursi di samping tempat tidur. Dia tampak ramah kepada Cale seolah-olah mereka sudah bertemu beberapa kali. Zed bertanya tentang kondisi Cale, dan Cale menjawab kalau dia akan hidup.

Cale tersenyum tipis dan berusaha berpura-pura selemah dan semenyedihkan mungkin. Zed memandang Cale seolah dia menyesal, lalu bertanya kepada Komandan Cale Henituse tentang apa mimpinya. Cale bingung mengapa raja bersikap seperti ini, tetapi menjawab selemah mungkin. Dia menjawab tanpa ragu, seolah putus asa, kalau mimpinya adalah memiliki rumah di tempat yang tenang, dan beristirahat di sana, sesekali bercocok tanam di kebun sayur untuk mengisi waktu luangnya.

Dia terus mengatakan kalau dia menginginkan kehidupan yang benar-benar damai, tetapi menutup mulutnya ketika dia menyadari kalau nadanya semakin menguat (Cale menyadari kalau dia tidak lagi berpura-pura lemah, hahaha. Dia segitu putus asanya agar dapat hidup bermalas-malasan, hahaha). Zed mengangguk mengerti. Dia kemudian mengatakan kalau Duke Deruth memberitahunya kalau Cale akan segera pergi ke kediaman milik mereka dan memulihkan diri di sana.

Cale tersentak saat ayahnya disebut, tetapi tidak menunjukkannya. Zed melanjutkan kalau Duke Deruth ingin Zed mengurus urusannya sendiri (raja). Zed mengatakan kalau dia telah sejak lama memperhatikan kalau Duke takut pada apa pun yang berhubungan dengan bawahan raja. Cale bingung dengan apa yang Zed bicarakan.

Zed bertanya kepada Cale apakah dia tahu apa mimpinya (Zed), dan Cale tiba-tiba teringat Alberu dan Zed dalam tes ilusi. Zed terus berbicara pada dirinya sendiri, mengatakan kalau Duke Deruth benar, kalau dia harus mengurus urusannya sendiri. Dia memandang Cale dan tersenyum lembut. Cale merasakan senyum raja menakutkan. Zed mengatakan kalau urusannya adalah Duke Orsena.

Cale mengingat banyak hal ketika dia mendengar nama itu. Ada ibunya, Drew Thames, dan Hilsman palsu yang tampaknya adalah kerabatnya. Hilsman palsu telah memberi tahu Cale tentang Flynn Merchant Guild yang memiliki banyak dana yang mungkin berasal dari para pemburu. Billos juga hilang dan dalam bahaya. Ada juga Karin Orsena yang bergandengan tangan dengan penerus Flynn.

Cale kemudian mengesampingkan aktingnya yang menyedihkan dan bertanya dengan ekspresi acuh tak acuh tentang siapa Duke Orsena itu. Zed tersenyum dan berkata ya, Cale akan penasaran. Tapi mata Zed tidak tersenyum sama sekali. Zed akhirnya berbicara kalau Duke Orsena adalah anjing pemburu yang dia besarkan.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 770     

>>>            

Chapter 772

===

Daftar Spoiler 


Sunday, December 19, 2021

Remarried Empress (#283) / The Second Marriage




Chapter 283: Sang Iblis Menunjukkan Keramahannya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Dalam beberapa jam akan ada pesta teh.

Rashta mengatur poni yang menutupi bekas lukanya dan mengenakan gaun yang ringan dan nyaman yang tidak menekan perutnya buncit.

Belakangan ini, dia merasa tubuhnya lebih berat, kakinya mati rasa dan perutnya sering terasa ditarik-tarik. Dia pergi ke kamar mandi lebih sering dan anggota tubuhnya bengkak bahkan ketika dia tidak bergerak.

Terlepas dari upaya Viscountess Verdi untuk mengurangi ketidaknyamanannya, itu tidak berhasil.

"Bayiku. Sepertinya kamu akan segera lahir.”

Rashta berbisik kepada bayi itu saat dia membelai perutnya.

Akhir-akhir ini, dia juga mengkhawatirkan jenis kelamin bayinya.

Sejauh ini dia tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan. Tidak apa-apa jika dia laki-laki karena itu sekaligus akan memperkuat posisinya sebagai penerus, tetapi bahkan jika itu perempuan, dia bisa memiliki anak laki-laki nanti.

Sebaliknya, dia pikir akan lebih baik untuk punya anak perempuan dan kemudian anak laki-laki.

Namun, sekarang setelah dia jauh dari Sovieshu, dia tahu kalau bayinya haruslah laki-laki.

Kekaisaran Timur tidak pernah diperintah oleh seorang kaisar wanita.

Demi anaknya dan juga dirinya, bayi yang akan lahir haruslah laki-laki.

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu.

Itu adalah seorang pelayan.

“Seorang kesatria meminta saya untuk mengantarkan amplop ini kepada Anda.”

Pelayan itu mengulurkan amplop itu ke Rashta, lalu menambahkan dengan ragu-ragu,

"Dia meminta saya untuk menyerahkan amplop ini kepada Anda dan agar Yang Mulia membalasnya ... dia juga memberi saya uang untuk melakukan ini."

"Berapa banyak?"

"Sangat banyak."

Apa isi surat itu? Rashta membuka amplop dan mengeluarkan surat itu, sementara si pelayan menunggu di samping.

Matanya menelusuri surat itu dengan cepat. Setelah begitu banyak teguran dari Sovieshu, dia sekarang bisa membaca dan menulis dengan lancar.

Setelah membaca surat itu, senyum kegembiraan muncul di wajah Rashta.

“Apakah itu kabar baik?”

"Ini berita yang menyenangkan."

Rashta pergi ke mejanya dengan surat di tangannya, mengeluarkan selembar kertas kosong dan mencelupkan ujung pena ke dalam tinta.

[Aku tidak tahu pasti apakah Navier tidak subur. Namun, meskipun dia menikah untuk waktu yang lama dengan Yang Mulia Sovieshu, dia tidak dapat memiliki anak, itu sebabnya aku percaya. Yang pasti, alasan Yang Mulia menceraikan Navier adalah karena masalah ketidaksuburan].

'Jika Sovieshu mengira Navier tidak subur, dia tidak akan menceraikannya untuk menikah denganku.'

Rashta berpikir kalau perceraian Sovieshu dengan Navier adalah bukti nyata ketidaksuburannya.

Rashta merasa senang menulis ini.

Dia berpikir sejenak dan menulis kalimat terakhir yang terdengar sedikit lebih ramah.

[Tapi sayang sekali jika dia kehilangan posisinya hanya karena asumsi yang tidak pasti. Navier akan menjadi permaisuri yang baik, jadi aku harap dia tidak akan terpojok oleh ketidakpastian].

Setelah memasukkan surat itu ke dalam amplop dan membubuhkan segelnya, Rashta menyerahkannya kepada pelayan.

Viscountess Verdi mulai menyisir rambut Rashta lagi, sementara dia bersenandung dalam suasana hati yang lebih baik.

Namun, suasana hati itu berubah begitu dia menghadiri pesta teh.

Topik bayi yang akan segera lahir muncul ke permukaan, tetapi itu karena kata-kata seorang bangsawan yang berkata dengan prihatin,

“Saat bayinya lahir, semoga dia bisa tumbuh kuat…”

Itu terdengar seperti harapan, tetapi jika seseorang mendengarkan dengan seksama, seseorang dapat menyadari kedengkian dalam kata-katanya.

Bahkan bangsawan lain menambahkan,

“Keluarga Troby telah setia kepada Keluarga Kekaisaran selama beberapa generasi. Tapi mereka mungkin tidak akan setia kepada kaisar berikutnya.”

Apakah para bangsawan ini mengutuk masa depan anakku?

Jijik, Rashta menatap mereka dengan cemberut. Bangsawan yang mengangkat topik Keluarga Troby melambaikan tangannya dan berkata dengan cepat,

"Yah, itu hubungan yang sulit untuk ditangani."

Bahkan setelah alasan ini, Rashta masih dalam suasana hati yang buruk. Tapi di dalam hati, dia tahu orang itu benar.

Keluarga Troby tidak senang dengannya, jadi tentu saja mereka tidak akan setia kepada anaknya.

Bahkan ketika anak itu dibesarkan sebagai putra mahkota, atau bahkan ketika dia dewasa dan menjadi kaisar, mereka mungkin masih tidak senang dan menghalangi jalannya.

Rashta merasa merinding hanya dengan membayangkannya.

Meskipun anggota Keluarga Troby jarang bekerja sebagai pejabat pemerintah, mereka memiliki pengaruh besar di masyarakat kelas atas.

Juga, Marquis Farang. Bagaimana dengannya?

Dia mewarisi posisi marquis sejak masih muda, memiliki kepribadian pemberontak dan menyimpan dendam mendalam terhadap Rashta atas pengusiran temannya Koshar.

Pria ini juga tidak akan mendukung anaknya.

‘Aku harus mengurus ini.’

Begitu dia kembali ke kamarnya setelah pesta teh, Rashta tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia sudah melakukan beberapa hal buruk untuk bertahan hidup di istana kekaisaran. Dia tidak punya masalah menambahkan beberapa hal lagi ke daftar.

‘Aku akan melindungi bayiku.’

Dia akan melenyapkan siapa saja yang mungkin menghalangi jalan anaknya. Begitu Rashta mengambil keputusan, dia memanggil tentara bayaran Viscount Roteschu.

Tentara bayaran itu muncul kurang dari tiga jam kemudian. Rashta melemparkan kalung permata besar ke tentara bayaran itu dan memerintahkannya,

"Kamu bilang kamu juga membunuh demi uang, kan?"

"… Iya."

"Kamu bisa membunuh bangsawan?"

Tentara bayaran itu tertawa seolah-olah dia telah mendengar sebuah lelucon.

"Tidak ada perbedaan antara membunuh bangsawan atau rakyat jelata."

Rashta senang mendengar kata-kata itu.

"Kalau begitu bunuh Duke dan Duchess Troby."

"!"

“Mereka pergi ke Kekaisaran Barat untuk sementara waktu, tetapi mereka akan segera kembali. Kamu tidak perlu terburu-buru membunuh mereka. Lakukan saja sebelum bayi Rashta lahir. Jadi bunuh mereka sesukamu saat kamu siap.”

Tentara bayaran itu menjawab setelah berpikir sejenak.

“Jika Anda ingin saya membunuh Duke dan Duchess Troby, Anda harus membayar lebih. Ini lebih sulit dan berbahaya.”

“Jangan pedulikan uangnya.”

"Bayarannya sepuluh ribu krang."

"Sepuluh ribu krang?"

Rashta terkejut. Jumlahnya lebih tinggi dari yang dia harapkan.

"Apakah kamu mengatakan kalau untuk membunuh satu orang kamu membutuhkan sepuluh ribu krang?"

“Itu bukan satu orang, itu dua orang. Selain itu, ini tidak seperti membunuh dua orang yang sedang lewat. Pasti ada banyak penjaga di sekitar mereka, dan untuk membunuh mereka aku harus melewati mereka semua.”

'Tetap saja, bukankah sepuluh ribu krang terlalu banyak?'

Rashta menggigit bibir bawahnya.

Dia adalah tentara bayaran yang dibawa Viscount Roteschu, dan sayangnya dia sama serakahnya dengan si Viscount,

“Setelah aku membunuh mereka, aku juga harus melarikan diri, dan Keluarga Troby akan mengirim orang untuk membunuhku. Putri mereka, yang berada di Kekaisaran Barat, mungkin mencoba membunuhku juga. Jika Anda harus mempertaruhkan hidup Anda dan bahkan memikirkan keselamatan Anda setelah itu, sepuluh ribu krang benar-benar tidak seberapa, bukan?”

Dia tidak bisa menyangkalnya.

Rashta akhirnya mengirim tentara bayaran itu pergi dengan mengatakan kalau dia setujua.

'Sepuluh ribu krang ...'

Tapi sepuluh ribu krang masih jumlah yang terlalu banyak.

Ketika dia meminta uang kepada Baron Lant, dia akan segera memberikannya, tetapi jika dia mengatakan kepadanya kalau dia membutuhkan sepuluh ribu krang, dia akan menanyakan alasannya. Dia adalah pria yang menyebalkan.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Pada akhirnya, Rashta memutuskan untuk meminta bantuan Duke Elgy lagi. Tidak ada orang lain yang bisa memberinya uang sebanyak itu.

Untungnya, kali ini Duke Elgy meraih tangan Rashta sambil tersenyum,

"Tentu saja aku akan memberikannya padamu."

“Aku selalu menyesal…”

“Tidak apa-apa. Kamu akan membayarku kembali untuk semuanya, kan?”

"Tentu saja. Jangan khawatir."

Setiap kali Duke Elgy meminjamkan uangnya, dia memastikan untuk menuliskannya di sebuah dokumen.

Rashta menulis namanya di dokumen dan menatap Duke.

Ketika tatapan mereka bertemu, Duke Elgy bertanya sambil tersenyum, "Ada apa?"

Rashta menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya berpikir kalau Duke benar-benar tampan."

"Kamu juga cantik."

“Tidak, sebenarnya… jika iblis itu ada, aku pikir dia akan terlihat sepertimu.”

"Iblis?"

Sudut mulut Duke Elgy terangkat seolah-olah dia menganggapnya lucu.

"Tanpa bermaksud menyinggung. Hanya saja aku teringat apa yang aku dengar di suatu tempat. Iblis itu rupawan agar dia bisa memikat orang-orang…”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]


Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 282            

>>>             

Chapter 284

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#282) / The Second Marriage




Chapter 282: Sang Iblis Menunjukkan Keramahannya (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tubuh kecil Queen terbaring lemah di tempat tidur, lebih terentang dari biasanya, dengan paruhnya yang sedikit terbuka dan kepalanya yang terkulai. Dia tampak seperti rumput laut.

“Heinley. Heinley? Heinley!”

Aku mencoba membangunkannya beberapa kali, tetapi Queen tidak bergerak sedikit pun. Aku pindah dari tempat tidur berlutut dengan Queen di lenganku. Dokter istana! Dokter istana!

Tidak, bukan dokter istana! Saat ini Heinley bukanlah Heinley! Tapi itu rahasia, aku tidak bisa mengungkapkan kalau dia adalah seekor burung.

Jadi, haruskah aku membawa dokter hewan? Apakah tubuh Queen sama dengan burung biasa? Apa yang biasanya dilakukan dalam situasi ini? Biasanya… McKenna!

McKenna juga bisa berubah menjadi burung. Karena itu, dia pastinya tahu siapa yang biasanya merawat Heinley ketika dia terluka dalam wujud burungnya.

Aku segera meninggalkan kamar tidur bersama setelah menempatkan Heinley kembali di antara bantal-bantal.

“Nona Rose, tolong panggil McKenna. Cepatlah."

Sementara Rose pergi mencari McKenna, aku segera mandi, mengganti pakaianku yang berbau alkohol, dan mengikat rambutku. Tak lama setelah aku mulai mondar-mandir di sekitar ruangan, McKenna muncul.

“Yang Mulia, ada apa? Saya diberitahu kalau ini adalah masalah yang mendesak.”

Setelah meminta Rose pergi, aku berkata kepada McKenna,

“Tunggu di sini sebentar.”

"Hah?"

Aku segera bergegas ke kamar tidur bersama, memeluk Queen, dan kembali ke kamarku.

Melihat Queen tak berdaya, McKenna terkejut,

"Ya ampun, Yang Mulia mabuk!"

Hah?

Mabuk?

Aku masih belum menjelaskan apa saja yang telah terjadi.

Saat aku menatapnya dengan keheranan, McKenna mengangkat alisnya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Ups, tidak mabuk?"

Ketika aku memberi tahu dia detailnya, alis McKenna mengendur dan dia melepaskan tangannya dari mulutnya,

“Jadi, dia benar-benar mabuk. Dia seringkali berubah menjadi burung ketika dia mabuk. Yah, itu jauh lebih baik daripada orang yang berubah menjadi anjing pemarah.”

"Meski begitu, bagaimana bisa dia masih tidak sadarkan diri setelah satu hari berlalu?"

“Kadang-kadang ini terjadi ketika dia minum dalam wujud burungnya.”

Minum dalam wujud burungnya? Apakah itu mungkin?

"Jika Anda membiarkannya seperti itu, dia akan bangun dengan sendirinya."

McKenna menertawakanku.

"Anda tidak perlu khawatir, Yang Mulia."

Baru saat itulah aku merasa lega.

"Terima kasih."

“Tidak perlu. Ini sudah tugas saya.”

Setelah McKenna pergi, aku membawa Queen kembali ke kamar tidur bersama, menidurkannya, dan kembali lagi ke kamarku untuk meminta Countess Jubel membawakan sup bening.

Sup disiapkan dengan cepat. Ketika aku memasuki kamar tidur membawa sup, Queen masih terbaring lemas di tempat tidur.

Aku meninggalkan mangkuk sup di meja samping tempat tidur, lalu duduk di sebelah Queen dan dengan hati-hati menyentuh tubuhnya.

Melihatnya dari dekat, aku senang. Jelas kalau dia tertidur lelap karena pengaruh alkohol.

Melihat betapa nyamannya dia, aku spontan tersenyum.

Tidak… tidak mungkin.

Aku dalam masalah. Siapa pun bisa tahu kalau aku semakin jatuh cinta pada Heinley setiap harinya.

Jika dari awal aku lebih mengamatinya dengan teliti, aku akan menyadari kalau itu karena dia mabuk. Aku bahkan tidak menyadarinya, jadi aku segera memanggil McKenna.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Meskipun aku bertanya dengan suara keras, Heinley sedang tertidur, jadi dia tidak akan bisa menjawab.

Aku membungkuk dan menyandarkan kepalaku dengan pelan di dadanya. Saat kehangatan tubuhnya mencapai dahiku, mataku terpejam sendiri.

“Apa yang harus aku lakukan, Heinley? Kamu punya begitu banyak rahasia. Jika aku mencintaimu, itu pasti akan sulit untuk kutanggung.”

Ini semua karena kamu licik, Heinley.

Setelah memastikan kalau dia tertidur lelap, aku membelai punggungnya, dan mencium keningnya yang lembut.

* * *

Seperti yang dikatakan McKenna, Heinley bangun tiga jam kemudian.

Sangat lucu dan menyenangkan melihatnya mengepakkan sayapnya sambil bertanya dengan matanya apa yang terjadi.

Tapi sejak hari itu, aku benar-benar menyibukkan diri dengan bekerja.

Aku mencoba untuk tetap sibuk dengan pikiran aku agar tidak jatuh cinta sepenuhnya pada Heinley.

Bahkan jika aku menyukainya, tidak mencintainya, atau bahkan jika aku mencintainya hanya sampai pada titik agar tidak menderita, aku ingin mempertahankan garis itu.

Untungnya, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, jadi aku tidak perlu membuat-buatnya.

Perdagangan dengan Rwibt juga berkembang pesat, dan tiga tim penguji pertama dibentuk.

Sekarang kami harus menunggu hasil yang akan mereka bawa, dan berdasarkan hasil tersebut menentukan tindakan korektif yang akan diambil.

Setelah aku menyampaikan harapan baikku kepada tiga tim penguji sebelum mereka berangkat ke Rwibt, aku kembali ke kantor dengan kelelahan.

Setelah bekerja selama beberapa hari dengan hanya tidur tiga jam, rasa lelah mulai menguasaiku. Aku minum dua cangkir kopi kental, tetapi kelopak mataku masih terasa sangat berat.

Pada akhirnya, aku sepertinya tertidur. Ketika aku membuka mata, tubuhku miring ke satu sisi.

Mengapa aku tidak terjatuh? Aku sedang bersandar pada apa?

Mendongak, aku bisa melihat kalau aku sedang bersandar di bahu Heinley.

“Heinley?”

Kapan dia sampai di sini? Begitu aku memanggilnya dengan kebingungan, Heinley terkejut dan secara tidak sengaja membenturkan kepalaku dengan kepalanya.

“Itu tidak seberapa.”

"Hah?"

“Apakah kamu merasa terganggu melihatku pingsan seperti itu karena alkohol?”

"Mengapa kamu bilang begitu?"

"Kamu menghindariku sejak hari aku pingsan karena terlalu banyak minum alkohol."

“Aku tidak menghindarimu. Kita selalu bertemu satu sama lain di malam hari.”

“Hanya di malam hari.”

“…”

“Setiap kali aku mengunjungimu di siang hari, kamu sibuk.”

“Aku benar-benar sibuk.”

Itu benar. Aku tidak berusaha menghindari Heinley, aku hanya berusaha menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin.

"Aku mengerti."

Heinley menatapku dengan cemberut dan berkata,

“Kamu mencoba menghindariku dengan menjadi sibuk, kan? Kamu mengerjakan hal-hal yang bisa dikerjakan nanti.”

"…Itu tidak benar."

Ketika aku menjawab lagi, Heinley memegang tanganku dengan kuat dan bertanya,

"Jadi, apakah itu mengganggumu kalau aku menjadi Queen saat mabuk?"

Saat dia memegang tanganku dengan kuat, dia membelai bagian belakang tanganku dengan ibu jarinya, tetapi dia memasang ekspresi yang sangat khawatir.

"Sama sekali tidak."

Aku menyangkalnya lagi, Heinley menutup mulutnya dan menurunkan pandangannya.

Aku tidak ingin menyakitinya. Sungguh, aku tidak begitu. Aku hanya ingin menjaga garis agar aku tidak hanyut oleh arus.

Hatiku hancur melihat Heinley sedih, aku merasa bersalah.

Haruskah aku mengungkapkan perasaanku dengan lebih jelas? Tapi bagaimana caranya? Aku pikir aku mencintaimu, tetapi aku hanya ingin mencintaimu sekadarnya saja, haruskah aku mengatakan itu?

Tidak dapat menahan dorongan hati, aku menciumnya, meletakkan tanganku di rambut pirang lembutnya dan membelainya, memiringkan kepalaku dan menyandarkan dahiku ke dahinya.

“Kamu sangat tampan, Heinley.”

Aku berbisik, mencium lembut wajahnya.

"Ratuku ... Navier."

Saat aku menyelipkan tanganku ke bajunya dan menggigit daun telinganya, Heinley mengerang pelan.

Aku memasukkan perasaanku ke dalam kotak dengan paksa, tetapi akhirnya keluar, tiba-tiba merasa pria ini sangat manis sehingga sulit untuk kutahan.

Perlahan aku menggerakkan tanganku ke bawah ke arah celananya saat aku membelai seluruh tubuhnya.

“Heinley. Lebarkan kakimu."

Tapi sebelum aku bisa mencapai hartaku, Heinley mengencangkan kakinya dan berbalik ke belakang.

Saat aku bertanya-tanya mengapa dia melakukan ini, dia menatapku dengan pandangan kecewa.

“Heinley?”

Begitu aku menyebut namanya, mulutnya membuka dan menutup beberapa kali.

Aku tidak tahu mengapa, tetapi dia memiliki ekspresi yang sangat rumit. Setelah beberapa saat, Heinley menutupi wajahnya dan bertanya,

“Ratuku. Apakah kamu hanya… tertarik dengan tubuhku?”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 281           

>>>             

Chapter 283

===

Daftar Chapters