Sunday, December 19, 2021

Remarried Empress (#283) / The Second Marriage




Chapter 283: Sang Iblis Menunjukkan Keramahannya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Dalam beberapa jam akan ada pesta teh.

Rashta mengatur poni yang menutupi bekas lukanya dan mengenakan gaun yang ringan dan nyaman yang tidak menekan perutnya buncit.

Belakangan ini, dia merasa tubuhnya lebih berat, kakinya mati rasa dan perutnya sering terasa ditarik-tarik. Dia pergi ke kamar mandi lebih sering dan anggota tubuhnya bengkak bahkan ketika dia tidak bergerak.

Terlepas dari upaya Viscountess Verdi untuk mengurangi ketidaknyamanannya, itu tidak berhasil.

"Bayiku. Sepertinya kamu akan segera lahir.”

Rashta berbisik kepada bayi itu saat dia membelai perutnya.

Akhir-akhir ini, dia juga mengkhawatirkan jenis kelamin bayinya.

Sejauh ini dia tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan. Tidak apa-apa jika dia laki-laki karena itu sekaligus akan memperkuat posisinya sebagai penerus, tetapi bahkan jika itu perempuan, dia bisa memiliki anak laki-laki nanti.

Sebaliknya, dia pikir akan lebih baik untuk punya anak perempuan dan kemudian anak laki-laki.

Namun, sekarang setelah dia jauh dari Sovieshu, dia tahu kalau bayinya haruslah laki-laki.

Kekaisaran Timur tidak pernah diperintah oleh seorang kaisar wanita.

Demi anaknya dan juga dirinya, bayi yang akan lahir haruslah laki-laki.

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu.

Itu adalah seorang pelayan.

“Seorang kesatria meminta saya untuk mengantarkan amplop ini kepada Anda.”

Pelayan itu mengulurkan amplop itu ke Rashta, lalu menambahkan dengan ragu-ragu,

"Dia meminta saya untuk menyerahkan amplop ini kepada Anda dan agar Yang Mulia membalasnya ... dia juga memberi saya uang untuk melakukan ini."

"Berapa banyak?"

"Sangat banyak."

Apa isi surat itu? Rashta membuka amplop dan mengeluarkan surat itu, sementara si pelayan menunggu di samping.

Matanya menelusuri surat itu dengan cepat. Setelah begitu banyak teguran dari Sovieshu, dia sekarang bisa membaca dan menulis dengan lancar.

Setelah membaca surat itu, senyum kegembiraan muncul di wajah Rashta.

“Apakah itu kabar baik?”

"Ini berita yang menyenangkan."

Rashta pergi ke mejanya dengan surat di tangannya, mengeluarkan selembar kertas kosong dan mencelupkan ujung pena ke dalam tinta.

[Aku tidak tahu pasti apakah Navier tidak subur. Namun, meskipun dia menikah untuk waktu yang lama dengan Yang Mulia Sovieshu, dia tidak dapat memiliki anak, itu sebabnya aku percaya. Yang pasti, alasan Yang Mulia menceraikan Navier adalah karena masalah ketidaksuburan].

'Jika Sovieshu mengira Navier tidak subur, dia tidak akan menceraikannya untuk menikah denganku.'

Rashta berpikir kalau perceraian Sovieshu dengan Navier adalah bukti nyata ketidaksuburannya.

Rashta merasa senang menulis ini.

Dia berpikir sejenak dan menulis kalimat terakhir yang terdengar sedikit lebih ramah.

[Tapi sayang sekali jika dia kehilangan posisinya hanya karena asumsi yang tidak pasti. Navier akan menjadi permaisuri yang baik, jadi aku harap dia tidak akan terpojok oleh ketidakpastian].

Setelah memasukkan surat itu ke dalam amplop dan membubuhkan segelnya, Rashta menyerahkannya kepada pelayan.

Viscountess Verdi mulai menyisir rambut Rashta lagi, sementara dia bersenandung dalam suasana hati yang lebih baik.

Namun, suasana hati itu berubah begitu dia menghadiri pesta teh.

Topik bayi yang akan segera lahir muncul ke permukaan, tetapi itu karena kata-kata seorang bangsawan yang berkata dengan prihatin,

“Saat bayinya lahir, semoga dia bisa tumbuh kuat…”

Itu terdengar seperti harapan, tetapi jika seseorang mendengarkan dengan seksama, seseorang dapat menyadari kedengkian dalam kata-katanya.

Bahkan bangsawan lain menambahkan,

“Keluarga Troby telah setia kepada Keluarga Kekaisaran selama beberapa generasi. Tapi mereka mungkin tidak akan setia kepada kaisar berikutnya.”

Apakah para bangsawan ini mengutuk masa depan anakku?

Jijik, Rashta menatap mereka dengan cemberut. Bangsawan yang mengangkat topik Keluarga Troby melambaikan tangannya dan berkata dengan cepat,

"Yah, itu hubungan yang sulit untuk ditangani."

Bahkan setelah alasan ini, Rashta masih dalam suasana hati yang buruk. Tapi di dalam hati, dia tahu orang itu benar.

Keluarga Troby tidak senang dengannya, jadi tentu saja mereka tidak akan setia kepada anaknya.

Bahkan ketika anak itu dibesarkan sebagai putra mahkota, atau bahkan ketika dia dewasa dan menjadi kaisar, mereka mungkin masih tidak senang dan menghalangi jalannya.

Rashta merasa merinding hanya dengan membayangkannya.

Meskipun anggota Keluarga Troby jarang bekerja sebagai pejabat pemerintah, mereka memiliki pengaruh besar di masyarakat kelas atas.

Juga, Marquis Farang. Bagaimana dengannya?

Dia mewarisi posisi marquis sejak masih muda, memiliki kepribadian pemberontak dan menyimpan dendam mendalam terhadap Rashta atas pengusiran temannya Koshar.

Pria ini juga tidak akan mendukung anaknya.

‘Aku harus mengurus ini.’

Begitu dia kembali ke kamarnya setelah pesta teh, Rashta tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia sudah melakukan beberapa hal buruk untuk bertahan hidup di istana kekaisaran. Dia tidak punya masalah menambahkan beberapa hal lagi ke daftar.

‘Aku akan melindungi bayiku.’

Dia akan melenyapkan siapa saja yang mungkin menghalangi jalan anaknya. Begitu Rashta mengambil keputusan, dia memanggil tentara bayaran Viscount Roteschu.

Tentara bayaran itu muncul kurang dari tiga jam kemudian. Rashta melemparkan kalung permata besar ke tentara bayaran itu dan memerintahkannya,

"Kamu bilang kamu juga membunuh demi uang, kan?"

"… Iya."

"Kamu bisa membunuh bangsawan?"

Tentara bayaran itu tertawa seolah-olah dia telah mendengar sebuah lelucon.

"Tidak ada perbedaan antara membunuh bangsawan atau rakyat jelata."

Rashta senang mendengar kata-kata itu.

"Kalau begitu bunuh Duke dan Duchess Troby."

"!"

“Mereka pergi ke Kekaisaran Barat untuk sementara waktu, tetapi mereka akan segera kembali. Kamu tidak perlu terburu-buru membunuh mereka. Lakukan saja sebelum bayi Rashta lahir. Jadi bunuh mereka sesukamu saat kamu siap.”

Tentara bayaran itu menjawab setelah berpikir sejenak.

“Jika Anda ingin saya membunuh Duke dan Duchess Troby, Anda harus membayar lebih. Ini lebih sulit dan berbahaya.”

“Jangan pedulikan uangnya.”

"Bayarannya sepuluh ribu krang."

"Sepuluh ribu krang?"

Rashta terkejut. Jumlahnya lebih tinggi dari yang dia harapkan.

"Apakah kamu mengatakan kalau untuk membunuh satu orang kamu membutuhkan sepuluh ribu krang?"

“Itu bukan satu orang, itu dua orang. Selain itu, ini tidak seperti membunuh dua orang yang sedang lewat. Pasti ada banyak penjaga di sekitar mereka, dan untuk membunuh mereka aku harus melewati mereka semua.”

'Tetap saja, bukankah sepuluh ribu krang terlalu banyak?'

Rashta menggigit bibir bawahnya.

Dia adalah tentara bayaran yang dibawa Viscount Roteschu, dan sayangnya dia sama serakahnya dengan si Viscount,

“Setelah aku membunuh mereka, aku juga harus melarikan diri, dan Keluarga Troby akan mengirim orang untuk membunuhku. Putri mereka, yang berada di Kekaisaran Barat, mungkin mencoba membunuhku juga. Jika Anda harus mempertaruhkan hidup Anda dan bahkan memikirkan keselamatan Anda setelah itu, sepuluh ribu krang benar-benar tidak seberapa, bukan?”

Dia tidak bisa menyangkalnya.

Rashta akhirnya mengirim tentara bayaran itu pergi dengan mengatakan kalau dia setujua.

'Sepuluh ribu krang ...'

Tapi sepuluh ribu krang masih jumlah yang terlalu banyak.

Ketika dia meminta uang kepada Baron Lant, dia akan segera memberikannya, tetapi jika dia mengatakan kepadanya kalau dia membutuhkan sepuluh ribu krang, dia akan menanyakan alasannya. Dia adalah pria yang menyebalkan.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Pada akhirnya, Rashta memutuskan untuk meminta bantuan Duke Elgy lagi. Tidak ada orang lain yang bisa memberinya uang sebanyak itu.

Untungnya, kali ini Duke Elgy meraih tangan Rashta sambil tersenyum,

"Tentu saja aku akan memberikannya padamu."

“Aku selalu menyesal…”

“Tidak apa-apa. Kamu akan membayarku kembali untuk semuanya, kan?”

"Tentu saja. Jangan khawatir."

Setiap kali Duke Elgy meminjamkan uangnya, dia memastikan untuk menuliskannya di sebuah dokumen.

Rashta menulis namanya di dokumen dan menatap Duke.

Ketika tatapan mereka bertemu, Duke Elgy bertanya sambil tersenyum, "Ada apa?"

Rashta menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya berpikir kalau Duke benar-benar tampan."

"Kamu juga cantik."

“Tidak, sebenarnya… jika iblis itu ada, aku pikir dia akan terlihat sepertimu.”

"Iblis?"

Sudut mulut Duke Elgy terangkat seolah-olah dia menganggapnya lucu.

"Tanpa bermaksud menyinggung. Hanya saja aku teringat apa yang aku dengar di suatu tempat. Iblis itu rupawan agar dia bisa memikat orang-orang…”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]


Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 282            

>>>             

Chapter 284

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment