Chapter 283: Sang Iblis Menunjukkan Keramahannya (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Dalam
beberapa jam akan ada pesta teh.
Rashta
mengatur poni yang menutupi bekas lukanya dan mengenakan gaun yang ringan dan
nyaman yang tidak menekan perutnya buncit.
Belakangan
ini, dia merasa tubuhnya lebih berat, kakinya mati rasa dan perutnya sering terasa
ditarik-tarik. Dia pergi ke kamar mandi lebih sering dan anggota tubuhnya
bengkak bahkan ketika dia tidak bergerak.
Terlepas
dari upaya Viscountess Verdi untuk mengurangi ketidaknyamanannya, itu tidak
berhasil.
"Bayiku.
Sepertinya kamu akan segera lahir.”
Rashta
berbisik kepada bayi itu saat dia membelai perutnya.
Akhir-akhir
ini, dia juga mengkhawatirkan jenis kelamin bayinya.
Sejauh ini
dia tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan. Tidak apa-apa jika dia
laki-laki karena itu sekaligus akan memperkuat posisinya sebagai penerus,
tetapi bahkan jika itu perempuan, dia bisa memiliki anak laki-laki nanti.
Sebaliknya,
dia pikir akan lebih baik untuk punya anak perempuan dan kemudian anak
laki-laki.
Namun,
sekarang setelah dia jauh dari Sovieshu, dia tahu kalau bayinya haruslah
laki-laki.
Kekaisaran
Timur tidak pernah diperintah oleh seorang kaisar wanita.
Demi
anaknya dan juga dirinya, bayi yang akan lahir haruslah laki-laki.
Pada saat
itu, seseorang mengetuk pintu.
Itu adalah
seorang pelayan.
“Seorang kesatria
meminta saya untuk mengantarkan amplop ini kepada Anda.”
Pelayan itu
mengulurkan amplop itu ke Rashta, lalu menambahkan dengan ragu-ragu,
"Dia
meminta saya untuk menyerahkan amplop ini kepada Anda dan agar Yang Mulia
membalasnya ... dia juga memberi saya uang untuk melakukan ini."
"Berapa
banyak?"
"Sangat banyak."
Apa isi surat
itu? Rashta membuka amplop dan mengeluarkan surat itu, sementara si pelayan
menunggu di samping.
Matanya menelusuri surat itu dengan cepat. Setelah begitu banyak teguran dari Sovieshu, dia sekarang bisa membaca dan menulis dengan lancar.
Setelah
membaca surat itu, senyum kegembiraan muncul di wajah Rashta.
“Apakah itu
kabar baik?”
"Ini
berita yang menyenangkan."
Rashta
pergi ke mejanya dengan surat di tangannya, mengeluarkan selembar kertas kosong
dan mencelupkan ujung pena ke dalam tinta.
[Aku tidak
tahu pasti apakah Navier tidak subur. Namun, meskipun dia menikah untuk waktu
yang lama dengan Yang Mulia Sovieshu, dia tidak dapat memiliki anak, itu
sebabnya aku percaya. Yang pasti, alasan Yang Mulia menceraikan Navier adalah
karena masalah ketidaksuburan].
'Jika
Sovieshu mengira Navier tidak subur, dia tidak akan menceraikannya untuk
menikah denganku.'
Rashta
berpikir kalau perceraian Sovieshu dengan Navier adalah bukti nyata
ketidaksuburannya.
Rashta
merasa senang menulis ini.
Dia
berpikir sejenak dan menulis kalimat terakhir yang terdengar sedikit lebih
ramah.
[Tapi
sayang sekali jika dia kehilangan posisinya hanya karena asumsi yang tidak
pasti. Navier akan menjadi permaisuri yang baik, jadi aku harap dia tidak akan
terpojok oleh ketidakpastian].
Setelah
memasukkan surat itu ke dalam amplop dan membubuhkan segelnya, Rashta
menyerahkannya kepada pelayan.
Viscountess
Verdi mulai menyisir rambut Rashta lagi, sementara dia bersenandung dalam
suasana hati yang lebih baik.
Namun,
suasana hati itu berubah begitu dia menghadiri pesta teh.
Topik bayi
yang akan segera lahir muncul ke permukaan, tetapi itu karena kata-kata seorang
bangsawan yang berkata dengan prihatin,
“Saat
bayinya lahir, semoga dia bisa tumbuh kuat…”
Itu terdengar
seperti harapan, tetapi jika seseorang mendengarkan dengan seksama, seseorang
dapat menyadari kedengkian dalam kata-katanya.
Bahkan
bangsawan lain menambahkan,
“Keluarga
Troby telah setia kepada Keluarga Kekaisaran selama beberapa generasi. Tapi mereka
mungkin tidak akan setia kepada kaisar berikutnya.”
Apakah para
bangsawan ini mengutuk masa depan anakku?
Jijik,
Rashta menatap mereka dengan cemberut. Bangsawan yang mengangkat topik Keluarga
Troby melambaikan tangannya dan berkata dengan cepat,
"Yah,
itu hubungan yang sulit untuk ditangani."
Bahkan
setelah alasan ini, Rashta masih dalam suasana hati yang buruk. Tapi di dalam
hati, dia tahu orang itu benar.
Keluarga
Troby tidak senang dengannya, jadi tentu saja mereka tidak akan setia kepada
anaknya.
Bahkan
ketika anak itu dibesarkan sebagai putra mahkota, atau bahkan ketika dia dewasa
dan menjadi kaisar, mereka mungkin masih tidak senang dan menghalangi jalannya.
Rashta
merasa merinding hanya dengan membayangkannya.
Meskipun
anggota Keluarga Troby jarang bekerja sebagai pejabat pemerintah, mereka
memiliki pengaruh besar di masyarakat kelas atas.
Juga,
Marquis Farang. Bagaimana dengannya?
Dia mewarisi
posisi marquis sejak masih muda, memiliki kepribadian pemberontak dan menyimpan
dendam mendalam terhadap Rashta atas pengusiran temannya Koshar.
Pria ini
juga tidak akan mendukung anaknya.
‘Aku harus
mengurus ini.’
Begitu dia
kembali ke kamarnya setelah pesta teh, Rashta tahu apa yang harus dia lakukan.
Dia sudah
melakukan beberapa hal buruk untuk bertahan hidup di istana kekaisaran. Dia
tidak punya masalah menambahkan beberapa hal lagi ke daftar.
‘Aku akan
melindungi bayiku.’
Dia akan
melenyapkan siapa saja yang mungkin menghalangi jalan anaknya. Begitu Rashta mengambil
keputusan, dia memanggil tentara bayaran Viscount Roteschu.
Tentara
bayaran itu muncul kurang dari tiga jam kemudian. Rashta melemparkan kalung
permata besar ke tentara bayaran itu dan memerintahkannya,
"Kamu
bilang kamu juga membunuh demi uang, kan?"
"…
Iya."
"Kamu
bisa membunuh bangsawan?"
Tentara
bayaran itu tertawa seolah-olah dia telah mendengar sebuah lelucon.
"Tidak
ada perbedaan antara membunuh bangsawan atau rakyat jelata."
Rashta
senang mendengar kata-kata itu.
"Kalau
begitu bunuh Duke dan Duchess Troby."
"!"
“Mereka
pergi ke Kekaisaran Barat untuk sementara waktu, tetapi mereka akan segera
kembali. Kamu tidak perlu terburu-buru membunuh mereka. Lakukan saja sebelum
bayi Rashta lahir. Jadi bunuh mereka sesukamu saat kamu siap.”
Tentara
bayaran itu menjawab setelah berpikir sejenak.
“Jika Anda
ingin saya membunuh Duke dan Duchess Troby, Anda harus membayar lebih. Ini
lebih sulit dan berbahaya.”
“Jangan pedulikan
uangnya.”
"Bayarannya
sepuluh ribu krang."
"Sepuluh
ribu krang?"
Rashta
terkejut. Jumlahnya lebih tinggi dari yang dia harapkan.
"Apakah
kamu mengatakan kalau untuk membunuh satu orang kamu membutuhkan sepuluh ribu
krang?"
“Itu bukan
satu orang, itu dua orang. Selain itu, ini tidak seperti membunuh dua orang
yang sedang lewat. Pasti ada banyak penjaga di sekitar mereka, dan untuk
membunuh mereka aku harus melewati mereka semua.”
'Tetap
saja, bukankah sepuluh ribu krang terlalu banyak?'
Rashta
menggigit bibir bawahnya.
Dia adalah
tentara bayaran yang dibawa Viscount Roteschu, dan sayangnya dia sama
serakahnya dengan si Viscount,
“Setelah aku
membunuh mereka, aku juga harus melarikan diri, dan Keluarga Troby akan
mengirim orang untuk membunuhku. Putri mereka, yang berada di Kekaisaran Barat,
mungkin mencoba membunuhku juga. Jika Anda harus mempertaruhkan hidup Anda dan
bahkan memikirkan keselamatan Anda setelah itu, sepuluh ribu krang benar-benar
tidak seberapa, bukan?”
Dia tidak bisa
menyangkalnya.
Rashta
akhirnya mengirim tentara bayaran itu pergi dengan mengatakan kalau dia setujua.
'Sepuluh
ribu krang ...'
Tapi
sepuluh ribu krang masih jumlah yang terlalu banyak.
Ketika dia
meminta uang kepada Baron Lant, dia akan segera memberikannya, tetapi jika dia
mengatakan kepadanya kalau dia membutuhkan sepuluh ribu krang, dia akan
menanyakan alasannya. Dia adalah pria yang menyebalkan.
'Apa yang
harus aku lakukan?'
Pada
akhirnya, Rashta memutuskan untuk meminta bantuan Duke Elgy lagi. Tidak ada
orang lain yang bisa memberinya uang sebanyak itu.
Untungnya,
kali ini Duke Elgy meraih tangan Rashta sambil tersenyum,
"Tentu
saja aku akan memberikannya padamu."
“Aku selalu
menyesal…”
“Tidak
apa-apa. Kamu akan membayarku kembali untuk semuanya, kan?”
"Tentu
saja. Jangan khawatir."
Setiap kali
Duke Elgy meminjamkan uangnya, dia memastikan untuk menuliskannya di sebuah
dokumen.
Rashta
menulis namanya di dokumen dan menatap Duke.
Ketika
tatapan mereka bertemu, Duke Elgy bertanya sambil tersenyum, "Ada
apa?"
Rashta
menggelengkan kepalanya.
"Aku
hanya berpikir kalau Duke benar-benar tampan."
"Kamu
juga cantik."
“Tidak,
sebenarnya… jika iblis itu ada, aku pikir dia akan terlihat sepertimu.”
"Iblis?"
Sudut mulut
Duke Elgy terangkat seolah-olah dia menganggapnya lucu.
"Tanpa
bermaksud menyinggung. Hanya saja aku teringat apa yang aku dengar di suatu
tempat. Iblis itu rupawan agar dia bisa memikat orang-orang…”
***
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment