Saturday, December 11, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#766)




Chapter 766: Karma (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sebuah ledakan keras terdengar. Mila, yang perisainya berada di lapisan pertama, gemetar saat perisainya hancur. Tubuhnya merasakan dampak perisainya yang hancur, tapi dia masih bertahan. Kekuatan yang bisa membebani seekor naga membuatnya memikirkan satu kata – keputusasaan, atau kekuatan untuk merasakan keputusasaan. Jadi dia tanpa sadar melirik Dodori yang juga sedang mengeluarkan perisai mana.

Darah menetes dari mulutnya, dan dia berujar dalam hati 'astaga' karena dia tahu kalau Dodori adalah naga yang lebih muda dan akan menerima guncangan yang lebih besar. Tapi dia tidak bisa berbicara karena guncangan yang mengguncang tubuhnya. Saat itu, Rasheel berteriak kepada Dodori agar berhenti dan menolong ibunya. Dodori ragu-ragu, tetapi ketika dia mendengar ibunya memanggil, dia menarik mananya dan bergegas ke arahnya. Perisai Mila sepenuhnya rusak pada saat itu.

Rasheel mengutuk dan berpikir 'Sialan. Aku seharusnya terus tidur saja! Kenapa aku ada di sini!’ Dia merasa kesal sementara darah keluar dari mulutnya, tetapi dia mengabaikan darah itu dan berkonsentrasi. Dia tidak bisa menahannya. Tidak peduli seberapa egoisnya dia, dia melihat bagaimana para manusia bertarung. Jadi dia tidak bisa membiarkan sekelompok naga perkasa terlihat lemah di depan makhluk yang lebih lemah dari mereka (naga). Harga dirinya sebagai naga tidak akan pernah bisa mentolerirnya.

Tapi perisainya juga rusak. Dia bertahan sedikit lebih lama dari Mila karena dia memiliki sedikit lebih banyak kekuatan yang tersisa daripada Mila yang berada di garis depan. Tangannya gemetar, tetapi dia tertawa ketika dia menyadari bahwa ledakannya telah berkurang. Eruhaben memberi tahu Mila dan Rasheel bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Satu-satunya perisai mana yang tersisa yang dibuat oleh naga adalah milik Eruhaben karena Dodori dan Raon telah mundur lebih dulu.

Eruhaben mengatakan bahwa mereka adalah satu-satunya yang tersisa seraya melihat Lord Sheritt yang memasang senyum di wajahnya yang berbintik-bintik. Eruhaben tersenyum dan berkata bahwa terkadang, pertahanan terbaik adalah menyerang. Sheritt mengangguk dan berkata bahwa dia harus melakukannya dan dia akan menghentikan (dampaknya) sebisa mungkin. Eruhaben melepaskan perisai mananya dan mengubah mananya menjadi debu emas. Dia menoleh untuk melihat Alberu, Mary, dan Cale untuk terakhir kalinya.

Eruhaben menggerakkan tangannya saat dia mengangguk, melakukan apa pun yang ingin dia lakukan. Dia membuat debu emasnya meledak pada ledakan merah itu. Sebuah rantai ledakan bergema dan berbenturan dengan ledakan merah. Ledakan emas tampak lemah sementara ledakan merah menelannya, tapi Eruhaben bertahan. Kekuatan ledakan merah membuatnya merasa putus asa, tetapi dia tahu bahwa 'keputusasaan' dan 'merasa putus asa' adalah hal yang berbeda.

CH menolong Mary yang terhuyung-huyung. Dia bertanya apa yang terjadi, tetapi tidak ada yang menjawabnya. Alberu dan Mary sama-sama berkeringat deras saat mereka menggunakan mana mati mereka. Alberu menggigit bibirnya sambil terus menuangkan mana mati ke garis hitam Mary. Dia tahu bahwa kekuatan ledakan merah telah berkurang. Dan tahu bahwa mereka tidak akan bertahan lama.

Tapi dia bertahan. Mungkin karena keputusasaan biasanya dikaitkan dengan kematian, mana matinya mampu menahan ledakan sampai batas tertentu. Perisai mana naga rusak seketika, tetapi penghalang mana mati mereka bertahan lebih baik dari yang diharapkan. Atau bisa juga karena Eruhaben menyerang lebih dulu. Alberu berpikir 'Seperti ini. Dia menghadapi kesulitan seperti ini. ' Sekutu Cale menyadari besarnya kekuatan yang biasanya dihadapi Cale.

Alberu bertahan karena sebelumnya dia mengatakan bahwa itu pantas untuk dicoba. Dan bahwa dia ingin membuatnya lebih mudah bagi orang lain. CH membantu Mary duduk, dan ketika dia mendengar Alberu mengerang, dia bergegas menuju ke pangeran dan menopangnya. Darah mulai mengalir dari bibir Alberu dan Mary yang masih menggunakan mana mati mereka. CH melihat para  naga berdarah, dan berpikir bahwa jika itu adalah kekuatan yang bisa melukai naga, efeknya pada Alberu dan Mary pasti akan lebih besar.

Raon terbang ke arah mereka bersama Rosalyn dan mengatakan bahwa itu sudah cukup, dan mereka harus berhenti karena ibunya akan mengambil alih. Rosalyn mengangguk tetapi Alberu pura-pura tidak mendengarnya. Jadi Mary menyuruh Alberu agar tidak melakukannya secara berlebihan dan terluka. Dia menunjuk ke Cale, dan Alberu akhirnya mengangguk. Keduanya berhenti menggunakan mana mati mereka.

Eruhaben melanjutkan ledakannya yang bertubi-tubi. Cale yang berwajah pucat menghela napas ketika dia melihat kekuatan Eruhaben. Dia menyadari bahwa kekuatan ledakan merah itu perlahan-lahan berkurang. Semua dampak ledakan Eruhaben diblokir oleh perisai putih Sheritt. Dengan demikian, perisai Cale bahkan tidak merasakan dampak apa pun dari ledakan itu.

Sementara ledakan-ledakan itu terus berlanjut, seseorang di tempat penampungan membuka jendela. Mereka melihat perisai perak dengan sayap masih di luar. Seorang kesatria berkomentar bahwa suara ledakan telah berkurang, dan seorang mage di sebelahnya mengatakan bahwa perisai itu tampaknya bertahan dengan baik (Mereka salah paham lagi… Cale yang malang). Mereka kemudian melihat Eruhaben dan Sheritt melakukan tugas mereka. Seorang kesatria menghela napas dan mencoba menutup jendela, tetapi sebuah ledakan besar mengejutkannya.

Sheritt mengatakan bahwa kekuatan dewa memang berbeda. Dia menambahkan bahwa kekuatan itu tampaknya telah menyerah untuk menargetkan kota. Saat ledakan merah besar meletus, ia menelan segala sesuatu di sekitarnya. Perisai Sheritt pecah dan menghilang. Menyaksikan semua itu, Cale menghitung bahwa hanya sepertiga dari kekuatan merah yang tersisa.

Cale berpikir kalai ini sekarang adalah gilirannya ketika dia menarik napas dalam-dalam. Dia menggunakan kekuatan kuno WS untuk memperkuat perisainya dan membuatnya lebih bersinar. Tapi Cale berhenti ketika dia mendengar para naga berbicara. Rasheel mengatakan bahwa dia masih bisa melakukannya sambil mengeluarkan perisainya lagi. Dodori juga melebarkan perisainya. Cale bertanya-tanya, 'Apakah naga-naga ini tidak lelah?' Rasheel bahkan memiliki sesuatu seperti botol kecil di mulutnya. Ketika Cale memandang mereka dengan bingung dan khawatir, ledakan keras lainnya terdengar.

Cale berteriak pada kedua naga itu.

"Berhenti-!"

Tapi mereka tidak mendengarkan.

Rasheel dan Dodori memblokirnya lagi untuk mengurangi daya ledakannya. Mereka lantas batuk darah.

“Ugh.”

“Ugh. I-Ibu.”

“Do-Dodori!”

Deg.

Cale merasa jantungnya mencelos sejenak.

Dia bahkan tidak melihat kedua naga itu tersenyum bahagia.

"Aku akan melakukannya juga!"

Raon kemudian datang ke sebelah Cale dan membantu.

“Aku juga akan melakukannya.”

Rosalyn, yang datang dari kastil hitam dengan seikat batu mana bermutu tinggi, mengikutinya.

Alberu, yang sedang meminum cairan mana mati, juga turut serta. Terdapat darah di bibir keduanya.

'Hei, mengapa orang-orang ini-!'

Ketika wajah Cale tampak lebih getir dari sebelumnya, Raon berbicara dengan ceria tetapi berani.

“Manusia, jangan khawatir! Kamu dapat beristirahat sekarang! Tidak perlu terburu-buru! Aku bisa melakukannya Aku sedikit lelah, tapi aku tidak akan pingsan! Semua orang berpikiran sama!”

Ah.

Sebuah desahan keluar dari mulut Cale.

Super Rock juga menghela napas.

-Hei.

Dan bergumam.

-Ini karma. karma.

Cale melihat semua yang ada di hadapannya.

Eruhaben dan Sheritt juga mengatur ulang dan menuangkan sisa kekuatan mereka ke dalamnya. Keduanya berada di depan Cale dan bahkan lebih cepat. Tidak mudah bagi Cale, yang telah menyebarkan perisai besar dan menggunakan kekuatan kunonya, untuk memindahkan atau melepaskan perisainya, jadi dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikan semua orang.

"Ha."

Sambil menghela napas, Cale mengulurkan tangannya dan meraih Raon saat dia berdiri.

“Kenapa, manusia?”

"Berhentilah."

Tapi Raon berbalik.

BUUUUUUUUUUM-! BUUUUUUM-! BUUUUUM-!

Dan akhirnya, setelah beberapa ledakan keras lagi.

Bum-

Hanya ledakan yang sangat kecil yang tersisa, mengenai perisai Cale.

Sekutunya berdarah atau jatuh berlutut.

Deg. Deg. Deg.

Cale merasakan jantungnya berdebar kencang.

Hal-hal yang telah dia lakukan di masa lalu terlintas di benaknya.

"TIDAK!"

Raon melebarkan matanya karena terkejut.

Eruhaben, Rosalyn, Mila, Rasheel, dan Dodori. Mereka yang melayang di udara dengan sihir terbang sekarang mulai berjatuhan.

Mereka bahkan tidak memiliki cukup mana yang tersisa untuk digunakan. Naga-naga agung dan mage itu bersertu saat master menara berikutnya jatuh.

Khususnya, Eruhaben jatuh paling cepat.

“Raon! Sihir terbang!”

Pada saat Raon mendengar teriakan Cale dan secara refleks melemparkan sihir terbang ke arah mereka untuk mencegah mereka jatuh.

"Ibu!"

“…Aku harus beristirahat.”

Sosok Lord Sheritt bergetar dan memudar saat dia menuju ke kastil hitam.

"Tidak apa-apa, kamu bisa beristirahat."

Ketika Sheritt tersenyum lembut pada Raon dan menghilang, Raon meraih ujung pakaian Cale. Kaki depannya gemetar.

On dan Hong melihat ke luar kastil hitam, tidak dapat menyembunyikan kekhawatiran mereka. Semua anak memandangi Cale.

Cale, yang hanya pingsan atau roboh setelah mengeluarkan kekuatannya secara berlebihan, menyeka wajahnya dengan kedua tangan dan menoleh.

Alberu dan Mary sudah pingsan dan mata mereka terpejam. Dia tidak tahu apakah mereka pingsan atau tertidur. Tapi itu bukan bahan tertawaan.

Seolah-olah Cale sedang melihat dirinya sendiri.

“…Kenapa melakukannya sejauh ini…”

-Jangan mengatakannya seolah-olah kamu tidak tahu.

Cale tidak bisa berkata apa-apa kepada kata-kata Super Rock.

Dia menundukkan kepalanya.

Perisai yang menutupi Puzzle City. Di bawahnya, orang-orang menjulurkan kepala mereka satu per satu.

Sinat merah yang mengerikan menghilang dari mata mereka, dan hanya perisai perak cemerlang dengan dua sayap yang tersisa.

Dan mereka bisa melihat Cale berdiri sendirian.

Cale melihat sekeliling.

Saat ini, satu-satunya orang yang sadar dan dapat mengatur situasi adalah dirinya sendiri, Choi Han, dan Clopeh Sekka.

-Ah, ngomong-ngomong, Cale.

Super Rock berbicara.

-Apa yang akan kamu lakukan dengan kuil itu?

Eh?

-Itu milik kita sekarang, tidak, lebih tepatnya, itu milikmu sekarang. Haruskah kita menurunkannya?

Cale melihat perisainya sendiri, yang terlihat utuh dan cukup suci, dan ke kuil yang tampak kuno dan misterius meskipun rusak. Selain itu, ada kastil hitam yang misterius dan megah. Akhirnya, dia menatap Choi Han dan Clopeh yang menatapnya seolah bertanya apa yang harus mereka lakukan, dan menutup matanya setelah melihat anak-anak berusia rata-rata sembilan tahun.

Tapi keputusannya diambil dengan cepat.

Dia memberitahukan hal yang harus mereka lakukan terlebih dahulu.

Dia memberikan instruksi dengan wajah tenang kepada mereka yang memandangnya dengan tenang.

"Pertama-tama. Mari kita mengobati mereka terlebih dahulu.”

Kenapa dia menutup matanya rapat-rapat?

Karena dia khawatir dengan keadaan rekan-rekannya.

Padahal semuanya sudah berakhir.

Cale sendiri tidak jatuh.

Dia tidak merasa lega sekalipun.

Pemilik Suara Angin yang tadinya diam, tertawa dan berkata dengan suara serak.

-Semua orang belajar dari apa yang mereka lihat kamu lakukan, Nak.

Cale tidak bisa mengatakan apa pun.

Dan kemudian, perisai yang menutupi kota Puzzle menghilang, dan sorak-sorai orang-orang terdengar.

YEAAAAH-

KITA SELAMAT-!

WAAAAAAA-!

Sorak-sorai bercampur dengan tangisan, kegembiraan, dan kelegaan, dan banyak emosi lainnya dipenuhi oleh gairah semangat.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 765     

>>>            

Chapter 767

===

Daftar Spoiler 


[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#765)




Chapter 765: Karma (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale berdiri setelah CH menopangnya. Dia berkata kalau sinar merah itu adalah satu-satunya masalah yang tersisa. Mary mengepalkan tinjunya saat dia merasa kalau akhir dari pertempuran panjang itu sudah dekat. Sebuah ledakan bergema, dan mereka menoleh ke arah suara itu. Cale berlari ke arahnya, dan melihat sinar merah yang sekarang lebih mirip seperti cairan bergetar hebat.

Rosalyn dan para naga kesulitan menghentikannya. Cairan merah telah memecahkan perisai mereka, dan sejumlah kecil cairan menetes melalui celah-celah. Isi setiap tetesnya sangatlah sedikit, hanya cukup untuk mengisi kedua tangan manusia. Eruhaben mencoba membuat perisai untuk memblokir cairan yang menetes itu, tetapi Rosalyn dengan tenang menyuruhnya berhenti.

Dia ingin melihat daya hancur cairan itu sehingga mereka tahu bagaimana mencegahnya. Sebagian besar orang sudah dievakuasi, dan Alberu berlari menuju tempat di mana cairan itu akan mendarat di tanah. Dia bertanya-tanya berapa besar daya rusak yang masih dimiliki SG. Tetesan itu mengenai perisai yang dibuat oleh para mage. Perisai yang Alberu dan Eruhaben tidak yakini akan hancur dengan mudah.

Tapi tetesan itu melelehkan perisai saat menyentuhnya. Sehingga sebuah lubang terbentuk di perisai, dan satu tetesan jatuh ke tanah. Alberu menyuruh semua orang untuk mundur, dan tetesan itu menyentuh tanah. Hanya dengan satu tetesan, seluruh tanah tempat Alberu dan bawahannya berdiri seketika berubah menjadi hitam, bahkan membunuh semua rerumputan.

Alberu merasa bahwa mana mati tidak sebanding dengan kekuatan ini. Bawahannya gemetar dan Alberu bertanya kepada Duchess Violan melalui komunikasi video apakah dia melihatnya. Violan mengatakan dia memahami dampaknya dan berbicara dengan mage di sebelahnya. Mereka tahu bahwa jika itu meledak, daya hancurnya akan lebih besar. Jadi Violan mengatakan bahwa mereka akan terus memasok mana ke perisai untuk mempertahankannya, dan segera memperbaiki lubang apa pun di perisai.

Sekitar seratus mage sedang membuat lingkaran sihir perisai. Selain itu, para dark elf bersiaga untuk keadaan darurat. Cairan merah itu terus merusakkan dan melelehkan perisai mana dari para naga, tapi para naga segera memperbaikinya. Bawahan Alberu berkata kalau itu akan segera meledak, jadi Alberu harus mengungsi.

Tapi Alberu menggelengkan kepalanya, mengatakan bahwa bahkan raja saja tidak mengungsi, jadi mengapa dia harus mengungsi. Dia melirik tempat di mana tangga menuju kuil awalnya berada. Di sana, Raja Zed Crossman berdiri diam dengan dua bawahannya. Zed menatap kuil di atas. Alberu tidak bisa mengerti sama sekali apa yang raja pikirkan. Dia juga melihat ke arah tatapan Zed.

Ia melihat seorang laki-laki sedang melihat ke luar lubang yang tercipta dari dinding kuil yang hancur. Pria itu adalah Cale dengan darah kering di bibirnya dan rambut merah acak-acakan. Bawahan Alberu mengatakan bahwa jika Cale turun tangan, mungkin mereka bisa menghentikannya. Alberu menegang mendengar itu dan berpikir apakah bawahannya tidak bisa melihat penampilan Cale yang berantakan. Tetapi bawahannya tampak setengah mengkhawatirkan Cale dan setengah mengharapkan Cale untuk menyelesaikannya.

Alberu berpikir itu tidak baik, dan dia harus memaksa Cale untuk memulihkan diri setelah semuanya selesai. Bagaimanapun, Cale adalah manusia. Meskipun Duke Henituse mungkin juga akan menyuruh Cale diam di wilayah mereka selama beberapa waktu. Tapi Alberu bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Cale. Sementara itu, CH bertanya pada Cale apakah dia baik-baik saja. Cale menginjak buku hitam Dewa Kematian.

Cale dengan blak-blakan menjawab bahwa dia baik-baik saja lantas mengambil buku yang dia injak. Dia mengerutkan kening sementara di dalam hati mengutuk buku itu. Dia berpikir bahwa kekesalannya akan sedikit mereda jika dia menginjak buku itu. Tapi dia tidak mengeluh tentang Dewa Kematian. Buku hitam di tangannya terus bergetar. Sudah seperti itu sejak dia menutup buku itu.

Dia berpikir kalau itu adalah masalah yang terkait dengan SG yang 'dipeluk' dalam buku Dewa Kematian. Tetapi Cale berpikir bahwa Dewa Kematian juga tidak banyak membantu. Dia tidak mengharapkan Dewa Kematian untuk membantu menangani cairan merah, tetapi dia merasa kesal ketika dia melihat para naga mengalami kesulitan. CH mengepalkan tinjunya saat dia melihat Cale. CH berpikir tidak banyak yang bisa dia lakukan selain bertarung dengan pedang. Dia menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk membantu dalam bertahan atau memblokir. Jadi dia mengerutkan kening.

Alberu terbang ke atas kuil dengan sihir. Dia juga menggunakan sihir cahaya untuk menutupi kekuatan mana mati yang berkedip di sepanjang ujung jubahnya. Cale berkomentar kalau itu berkedip (jubah Alberu), tetapi Alberu bertanya tentang benda suci. Alberu kemudian bertanya kepada Cale apakah dia akan merobek atau membakar buku itu. Cale memandang Alberu dengan kagum. Putra mahkota ini berbicara seperti ini tentang benda suci. Cale berpikir bahwa seperti yang diharapkan, Alberu dapat diandalkan.

Alberu tidak menyukai tatapan kagum yang diberikan Cale padanya, jadi dia mengubah topik pembicaraan ke cairan merah. Cale mengatakan bahwa mereka harus menghentikannya. Keduanya dengan tenang berbicara, tidak seperti orang-orang di tempat penampungan yang sekarang gugup. Bawahan Zed mengatakan bahwa mereka harus pergi, tetapi Zed hanya diam menatap Alberu dan Cale. Alberu memberi tahu Cale agar tidak berlebihan, dan Cale menjawab kalau dia sehat-sehat saja.

Mendengar kata-kata yang tidak dapat dipercaya dari Cale, Alberu tiba-tiba menjadi marah. Tapi dia menahan diri ketika dia melihat CH menggelengkan kepalanya. Mereka tahu kalau mereka tidak boleh marah kepada pasien. Dan kekuatan Cale masih dibutuhkan karena mereka tidak bisa begitu saja membiarkan kota runtuh. Situasinya gawat, jadi Alberu tidak lagi berpikir untuk menghalangi Cale atau menjadi marah.

Pada saat itu, Alberu merinding. Eruhaben berteriak kalau itu akan segera meledak. Alberu melihat Cale menggunakan kekuatan kuno angin untuk terbang keluar dari kuil. Dia bertanya kepada yang lain di kuil apakah mereka semua bisa membantu. Mary menggunakan mana mati dan menembakkan garis hitam dari tangannya, membentuk jaring. Alberu menambahkan mana matinya ke jaring Mary karena satu-satunya orang yang melihatnya melakukan itu adalah sekutunya, yah, kecuali Clopeh.

Alberu menyadari kalau kekuatan cairan merah itu sangat luar biasa ketika dia membantu memblokirnya. Dia menjadi khawatir dan tegang. Namun, dia pikir itu patut dicoba. Dalam sejarah, tidak pernah ada catatan di mana para naga, dark elf, dan manusia saling bahu-membahu melindungi sesuatu. Jadi Alberu melihat ke orang yang membuat semua ini menjadi mungkin – Cale.

Suara sesuatu yang hancur terdengar. Itu adalah cairan merah. Alberu menjadi tegang tetapi berpikir bahwa mereka bisa melakukannya. Tapi dia tersentak ketika dia melihat sesuatu di langit. Jauh di atas cairan merah, sebuah portal terbuka, dan Raon memanggil manusianya. Cale tersenyum dan Raon menciptakan panggung besar yang terbuat dari mana. Panggung itu seperti fondasi untuk sebuah bangunan.

Rosalyn menarik mananya dari perisai, dan membantu Raon. Sebuah kastil hitam muncul di langit, dan Raon berkata bahwa dia datang ke sini bersama ibunya. Mila berteriak kalau itu akan meledak. Tetapi pada saat yang sama, seorang wanita berambut putih berkata kalau dia sedikit terlambat. Perisai yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekelilingnya dan bergerak menuju cairan merah itu. Itu adalah Raja Naga Sheritt.

Cairan merah itu meledak seolah-olah sebuah bagian dari pegunungan besar runtuh. Semua orang di tempat itu melihat cairan merah darah menyembur keluar dan menutupi langit. Tetapi mereka juga melihat perisai perak dengan dua sayap muncul di tengah-tengah. Super Rock berkata kepada Cale kalau dia melakukannya secara berlebihan. Di tangan Cale ada topeng WS.

Saat ini, Cale menggunakan kekuatan kuno perisainya, serta kekuatan kuno air dan dinding angin milik WS yang telah dia 'rangkul.' Cale mengatakan bahwa dia harus melakukan yang terbaik. Super Rock mengatakan apa gunanya energi Cale dipulihkan oleh WT kalau dia melakukannya secara berlebihan lagi. Cale yang berwajah pucat hanya tersenyum mendengar kata-kata sedih Super Rock. Dia memperkuat kekuatan kuno perisainya.

Kekuatan kuno perisai dan vitalitas jantung saling berbagi kekuatan. Begitu Cale menikam hatinya dengan akar yang berisi fondasi WT yang abadi, tubuh dan jiwa Cale dipenuhi dengan vitalitas. Jadi kekuatan kuno perisai juga terkena efeknya dan menjadi lebih kuat. Jadi Cale percaya pada perisai itu dan menggunakan seluruh kekuatannya kepada sinar merah yang meledak itu.

Perisai menutupi kota, dan kedua sayapnya memeluk sinar merah. Seolah Cale akan menghadapi semuanya sendirian. Tapi Cale tidak sendirian kali ini. Kekuatan sekutunya kali ini ada bersamanya. Cale mengatakan bahwa itu patut dicoba. Bahkan jika dia atau orang lain pingsan, akan ada orang lain yang bisa bertahan sampai orang itu berdiri lagi. Jadi Cale tanpa rasa takut dapat mengatakan bahwa itu patut dicoba.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 764      

>>>            

Chapter 766

===

Daftar Spoiler 


Thursday, December 9, 2021

Remarried Empress (#277) / The Second Marriage




Chapter 277: Berpikir Selangkah di Depan (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pada saat itu, Mastas baru saja tiba di tempat Koshar berada.

Pertama-tama dia pergi ke Compshire untuk melaksanakan perintah Heinley, dan setelah pekerjaannya selesai dia mampir untuk menepati janjinya kepada Navier.

Tidak sulit menemukan pasukan yang dikirim dari istana kekaisaran.

"Apakah kamu melihat bukit kecil di sana?"

"Ya. Bukit dengan tiga pohon besar yang berdampingan, kan?”

“Itu benar, kamu akan melihat dataran luas di balik bukit itu. Di situlah pasukan harusnya ditempatkan.”

"Terima kasih."

Mastas meminta orang-orang untuk menemukan tempat Koshar berada. Memang, setelah mencapai puncak bukit yang ditunjukkan lelaki tua itu, serangkaian tenda besar dapat terlihat, bersama dengan kandang sementara dan beberapa api unggun.

Mastas dengan cepat turun menuju tempat itu.

"Aku mencari Sir Koshar."

Namun, Koshar tidak ada di sana. Sebaliknya, seorang kesatria memberitahunya bahwa dia ada di desa.

"Tuan Koshar pergi ke desa untuk membeli beberapa barang?"

'Aku baru saja datang ke sini dari desa!'

Mastas berpikir untuk menunggu demi bertemu dengannya, tetapi pada akhirnya berubah pikiran dan kembali ke desa pinggir jalan.

Jadi, dia memutuskan untuk bertanya kepada setiap orang, “Apakah kamu pernah melihat pria yang sangat tampan?”, langsung mencari Koshar.

'Sudah berapa lama aku seperti ini? Kesatria itu memberitahuku bahwa dia ada di sekitar sini…’

Saat dia berjalan, dia mendengar suara senjata bertabrakan satu sama lain.

‘Apa ada perkelahian?’

Suara bentrokan senjata terdengar secara berurutan. Kemudian umpatan keras terdengar, diikuti oleh isak tangis.

Mastas berlari menuju sumber isak tangis itu.

Jika para bandit menindas orang, dia akan memberi mereka pelajaran!

Namun, pemandangan yang dia lihat setelah dia sampai benar-benar tidak terduga.

Ada orang yang dirundung. Masalahnya adalah tampaknya hanya ada satu perundung dan sekitar empat belas korban.

Sebagian besar orang yang dirundung adalah pria kekar dengan penampilan kasar dan berbahaya. Masing-masing saling menempelkan punggungnya dengan yang lain dan dengan tangan terikat bersama, sehingga mereka hanya bisa bergerak ke samping.

Perundung itu adalah pria tampan dengan rambut pirang yang mengesankan, yang menembakkan panah ke arah mereka seolah-olah dia sedang bersenang-senang.

Tembakan itu tidak banyak menimbulkan kerusakan karena panah-panah itu tidak memiliki ujung, tetapi semua orang yang kena terisak-isak, seolah kesakitan.

Mulut Mastas terganga kebingungan.

Ada empat belas senjata berbeda yang berderet di tanah.

Pada sekilas pandang, tampaknya pria berambut pirang ini telah merampas senjata keempat belas orang ini sebelum mempermalukan mereka seperti ini….

'Hah? Orang itu?'

Mastas terlambat menyadari bahwa pria itu adalah Koshar, yang biasanya tersenyum lebar di samping Permaisuri Navier.

Mastas tanpa sadar mengarahkan jari ke arahnya dan berseru, "Ah!"

Mendengar suara itu, Koshar berhenti bermain-main dan menoleh ke arahnya.

Saat mata mereka bertemu, Koshar tidak mengatakan apa-apa, tetapi Mastas yakin bahwa dia pasti mengutuk di dalam hati.

Faktanya, Koshar mengira dirinya dalam masalah.

Dia datang untuk membeli hadiah untuk Navier, tetapi para perampok tiba-tiba muncul dan dia harus bertarung.

Ketika dia mengalahkan dua orang, lima orang datang; ketika dia mengalahkan lima orang, sembilan orang datang; ketika dia mengalahkan Sembilan orang, kerumunan orang datang.

Dia tidak tahan dengan kenyataan bahwa para perampok bermaksud mencuri perhiasan dan gaun yang ingin dia berikan sebagai hadiah kepada Navier. Pada akhirnya, dia sekadar melampiaskan amarahnya.

Itulah pemandangan yang sekarang dilihat oleh dayang Navier.

Dia memasang ekspresi terkejut ... dia yakin dia akan memberi tahu Navier tentang ini.

Navier akan sontak menggelengkan kepalanya karena kecewa.

Lebih mudah bagi Koshar untuk menangani seorang bandit daripada seorang dayang.

Koshar merasa dia dalam masalah karena dia tidak tahu bagaimana menangani dayang saudara perempuannya.

Pertama dia berpikir untuk menghentikannya. Koshar, yang terlambat menjernihkan pikirannya, menurunkan busurnya dan tersenyum untuk memulai percakapan.

"Hai? Apa yang kamu lakukan di tempat seperti ini.”

Tapi begitu dia menyapanya, Mastas tersentak kaget dan tiba-tiba berteriak, “Bagus sekali!”

Kemudian dia mengulurkan tangan di belakang punggungnya dan mengeluarkan tombak besar.

Sambil memegang tombak dengan kuat, Mastas berteriak sambil berlari.

“Aku ingin kita berduel, Sir Koshar!”

Koshar mengerutkan kening. Sebuah duel begitu tiba-tiba?

Meskipun itu bisa saja adalah lelucon, Mastas bertindak seolah-olah dia serius.

Koshar menatapnya bingung dan menolak.

"Maaf, tapi aku tidak bisa melawan dayang adikku."

"Tidak ada masalah, tidak apa-apa!"

"Tidak, itu tidak baik-baik saja."

Melihat binar di matanya, dia juga tampak tergila-gila pada seni bela diri, jadi Koshar dengan cepat berubah pikiran.

'Jika aku menanganinya dengan benar, aku bisa membuatnya tutup mulut, kan?'

"Yah, aku menerimanya, tapi bisakah kamu berjanji padaku satu hal?"

"Apa?"

"Kamu tidak akan memberi tahu Navier tentang apa pun yang baru saja kamu lihat."

"Sepakat!"

Ketika Mastas berteriak dengan penuh semangat, Koshar tersenyum dan menghunus pedangnya.

Untungnya, dia adalah seorang dayang yang berbicara bahasanya. Tentu saja, dia tidak berniat bertarung dengan sungguh-sungguh.

Jika dia membuat kesalahan dan melukai dayang itu bahkan sedikit saja, Navier akan marah.

“Ayo kita mulai!”

Tapi setelah bertukar beberapa serangan, Koshar menyesali keputusannya.

Dia menyadari bahwa lawannya bukanlah orang yang bisa dia tangani dengan santai menggunakan pedangnya.

Dia harus serius. Tetapi jika dia bertarung dengan serius, dia benar-benar bisa menyakitinya.

Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membuatnya tidak sadarkan diri? Atau mencoba membuatnya melepas senjatanya pada saat yang tepat?

Saat dia ragu-ragu untuk melakukan ini atau itu, sesuatu mengenai kepalanya.

Koshar berkedip linglung. Di depan matanya, wajah dayang yang tercengang itu kabur.

Tiga detik kemudian, dia langsung pingsan.

"Oh tidak, Sir Koshar!"

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 276              

>>>             

Chapter 278

===

Daftar Chapters