Chapter 766: Karma (5)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Sebuah
ledakan keras terdengar. Mila, yang perisainya berada di lapisan pertama, gemetar
saat perisainya hancur. Tubuhnya merasakan dampak perisainya yang hancur, tapi
dia masih bertahan. Kekuatan yang bisa membebani seekor naga membuatnya
memikirkan satu kata – keputusasaan, atau kekuatan untuk merasakan
keputusasaan. Jadi dia tanpa sadar melirik Dodori yang juga sedang mengeluarkan
perisai mana.
Darah
menetes dari mulutnya, dan dia berujar dalam hati 'astaga' karena dia tahu kalau
Dodori adalah naga yang lebih muda dan akan menerima guncangan yang lebih
besar. Tapi dia tidak bisa berbicara karena guncangan yang mengguncang
tubuhnya. Saat itu, Rasheel berteriak kepada Dodori agar berhenti dan menolong ibunya.
Dodori ragu-ragu, tetapi ketika dia mendengar ibunya memanggil, dia menarik
mananya dan bergegas ke arahnya. Perisai Mila sepenuhnya rusak pada saat itu.
Rasheel
mengutuk dan berpikir 'Sialan. Aku seharusnya terus tidur saja! Kenapa aku ada
di sini!’ Dia merasa kesal sementara darah keluar dari mulutnya, tetapi dia
mengabaikan darah itu dan berkonsentrasi. Dia tidak bisa menahannya. Tidak
peduli seberapa egoisnya dia, dia melihat bagaimana para manusia bertarung.
Jadi dia tidak bisa membiarkan sekelompok naga perkasa terlihat lemah di depan
makhluk yang lebih lemah dari mereka (naga). Harga dirinya sebagai naga tidak akan
pernah bisa mentolerirnya.
Tapi
perisainya juga rusak. Dia bertahan sedikit lebih lama dari Mila karena dia
memiliki sedikit lebih banyak kekuatan yang tersisa daripada Mila yang berada
di garis depan. Tangannya gemetar, tetapi dia tertawa ketika dia menyadari
bahwa ledakannya telah berkurang. Eruhaben memberi tahu Mila dan Rasheel bahwa
mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Satu-satunya perisai mana yang tersisa
yang dibuat oleh naga adalah milik Eruhaben karena Dodori dan Raon telah mundur
lebih dulu.
Eruhaben
mengatakan bahwa mereka adalah satu-satunya yang tersisa seraya melihat Lord
Sheritt yang memasang senyum di wajahnya yang berbintik-bintik. Eruhaben
tersenyum dan berkata bahwa terkadang, pertahanan terbaik adalah menyerang.
Sheritt mengangguk dan berkata bahwa dia harus melakukannya dan dia akan menghentikan
(dampaknya) sebisa mungkin. Eruhaben melepaskan perisai mananya dan mengubah
mananya menjadi debu emas. Dia menoleh untuk melihat Alberu, Mary, dan Cale
untuk terakhir kalinya.
Eruhaben
menggerakkan tangannya saat dia mengangguk, melakukan apa pun yang ingin dia
lakukan. Dia membuat debu emasnya meledak pada ledakan merah itu. Sebuah rantai
ledakan bergema dan berbenturan dengan ledakan merah. Ledakan emas tampak lemah
sementara ledakan merah menelannya, tapi Eruhaben bertahan. Kekuatan ledakan
merah membuatnya merasa putus asa, tetapi dia tahu bahwa 'keputusasaan' dan
'merasa putus asa' adalah hal yang berbeda.
CH menolong
Mary yang terhuyung-huyung. Dia bertanya apa yang terjadi, tetapi tidak ada
yang menjawabnya. Alberu dan Mary sama-sama berkeringat deras saat mereka
menggunakan mana mati mereka. Alberu menggigit bibirnya sambil terus menuangkan
mana mati ke garis hitam Mary. Dia tahu bahwa kekuatan ledakan merah telah berkurang.
Dan tahu bahwa mereka tidak akan bertahan lama.
Tapi dia
bertahan. Mungkin karena keputusasaan biasanya dikaitkan dengan kematian, mana matinya
mampu menahan ledakan sampai batas tertentu. Perisai mana naga rusak seketika,
tetapi penghalang mana mati mereka bertahan lebih baik dari yang diharapkan.
Atau bisa juga karena Eruhaben menyerang lebih dulu. Alberu berpikir 'Seperti
ini. Dia menghadapi kesulitan seperti ini. ' Sekutu Cale menyadari besarnya
kekuatan yang biasanya dihadapi Cale.
Alberu bertahan
karena sebelumnya dia mengatakan bahwa itu pantas untuk dicoba. Dan bahwa dia
ingin membuatnya lebih mudah bagi orang lain. CH membantu Mary duduk, dan
ketika dia mendengar Alberu mengerang, dia bergegas menuju ke pangeran dan menopangnya.
Darah mulai mengalir dari bibir Alberu dan Mary yang masih menggunakan mana
mati mereka. CH melihat para naga
berdarah, dan berpikir bahwa jika itu adalah kekuatan yang bisa melukai naga,
efeknya pada Alberu dan Mary pasti akan lebih besar.
Raon
terbang ke arah mereka bersama Rosalyn dan mengatakan bahwa itu sudah cukup,
dan mereka harus berhenti karena ibunya akan mengambil alih. Rosalyn mengangguk
tetapi Alberu pura-pura tidak mendengarnya. Jadi Mary menyuruh Alberu agar
tidak melakukannya secara berlebihan dan terluka. Dia menunjuk ke Cale, dan
Alberu akhirnya mengangguk. Keduanya berhenti menggunakan mana mati mereka.
Eruhaben
melanjutkan ledakannya yang bertubi-tubi. Cale yang berwajah pucat menghela napas
ketika dia melihat kekuatan Eruhaben. Dia menyadari bahwa kekuatan ledakan
merah itu perlahan-lahan berkurang. Semua dampak ledakan Eruhaben diblokir oleh
perisai putih Sheritt. Dengan demikian, perisai Cale bahkan tidak merasakan dampak
apa pun dari ledakan itu.
Sementara
ledakan-ledakan itu terus berlanjut, seseorang di tempat penampungan membuka
jendela. Mereka melihat perisai perak dengan sayap masih di luar. Seorang kesatria
berkomentar bahwa suara ledakan telah berkurang, dan seorang mage di sebelahnya
mengatakan bahwa perisai itu tampaknya bertahan dengan baik (Mereka salah paham
lagi… Cale yang malang). Mereka kemudian melihat Eruhaben dan Sheritt melakukan
tugas mereka. Seorang kesatria menghela napas dan mencoba menutup jendela,
tetapi sebuah ledakan besar mengejutkannya.
Sheritt
mengatakan bahwa kekuatan dewa memang berbeda. Dia menambahkan bahwa kekuatan itu
tampaknya telah menyerah untuk menargetkan kota. Saat ledakan merah besar
meletus, ia menelan segala sesuatu di sekitarnya. Perisai Sheritt pecah dan
menghilang. Menyaksikan semua itu, Cale menghitung bahwa hanya sepertiga dari
kekuatan merah yang tersisa.
Cale
berpikir kalai ini sekarang adalah gilirannya ketika dia menarik napas
dalam-dalam. Dia menggunakan kekuatan kuno WS untuk memperkuat perisainya dan
membuatnya lebih bersinar. Tapi Cale berhenti ketika dia mendengar para naga
berbicara. Rasheel mengatakan bahwa dia masih bisa melakukannya sambil mengeluarkan
perisainya lagi. Dodori juga melebarkan perisainya. Cale bertanya-tanya,
'Apakah naga-naga ini tidak lelah?' Rasheel bahkan memiliki sesuatu seperti
botol kecil di mulutnya. Ketika Cale memandang mereka dengan bingung dan
khawatir, ledakan keras lainnya terdengar.
Cale
berteriak pada kedua naga itu.
"Berhenti-!"
Tapi mereka
tidak mendengarkan.
Rasheel dan
Dodori memblokirnya lagi untuk mengurangi daya ledakannya. Mereka lantas batuk
darah.
“Ugh.”
“Ugh. I-Ibu.”
“Do-Dodori!”
Deg.
Cale merasa
jantungnya mencelos sejenak.
Dia bahkan
tidak melihat kedua naga itu tersenyum bahagia.
"Aku
akan melakukannya juga!"
Raon
kemudian datang ke sebelah Cale dan membantu.
“Aku juga
akan melakukannya.”
Rosalyn,
yang datang dari kastil hitam dengan seikat batu mana bermutu tinggi,
mengikutinya.
Alberu,
yang sedang meminum cairan mana mati, juga turut serta. Terdapat darah di bibir
keduanya.
'Hei,
mengapa orang-orang ini-!'
Ketika
wajah Cale tampak lebih getir dari sebelumnya, Raon berbicara dengan ceria
tetapi berani.
“Manusia,
jangan khawatir! Kamu dapat beristirahat sekarang! Tidak perlu terburu-buru!
Aku bisa melakukannya Aku sedikit lelah, tapi aku tidak akan pingsan! Semua
orang berpikiran sama!”
Ah.
Sebuah desahan
keluar dari mulut Cale.
Super Rock
juga menghela napas.
-Hei.
Dan
bergumam.
-Ini karma.
karma.
Cale melihat
semua yang ada di hadapannya.
Eruhaben
dan Sheritt juga mengatur ulang dan menuangkan sisa kekuatan mereka ke
dalamnya. Keduanya berada di depan Cale dan bahkan lebih cepat. Tidak mudah
bagi Cale, yang telah menyebarkan perisai besar dan menggunakan kekuatan
kunonya, untuk memindahkan atau melepaskan perisainya, jadi dia tidak bisa
melakukan apa pun untuk menghentikan semua orang.
"Ha."
Sambil
menghela napas, Cale mengulurkan tangannya dan meraih Raon saat dia berdiri.
“Kenapa,
manusia?”
"Berhentilah."
Tapi Raon
berbalik.
BUUUUUUUUUUM-!
BUUUUUUM-! BUUUUUM-!
Dan
akhirnya, setelah beberapa ledakan keras lagi.
Bum-
Hanya
ledakan yang sangat kecil yang tersisa, mengenai perisai Cale.
Sekutunya
berdarah atau jatuh berlutut.
Deg. Deg.
Deg.
Cale
merasakan jantungnya berdebar kencang.
Hal-hal
yang telah dia lakukan di masa lalu terlintas di benaknya.
"TIDAK!"
Raon
melebarkan matanya karena terkejut.
Eruhaben,
Rosalyn, Mila, Rasheel, dan Dodori. Mereka yang melayang di udara dengan sihir
terbang sekarang mulai berjatuhan.
Mereka
bahkan tidak memiliki cukup mana yang tersisa untuk digunakan. Naga-naga agung
dan mage itu bersertu saat master menara berikutnya jatuh.
Khususnya, Eruhaben
jatuh paling cepat.
“Raon!
Sihir terbang!”
Pada saat
Raon mendengar teriakan Cale dan secara refleks melemparkan sihir terbang ke
arah mereka untuk mencegah mereka jatuh.
"Ibu!"
“…Aku harus
beristirahat.”
Sosok Lord
Sheritt bergetar dan memudar saat dia menuju ke kastil hitam.
"Tidak
apa-apa, kamu bisa beristirahat."
Ketika
Sheritt tersenyum lembut pada Raon dan menghilang, Raon meraih ujung pakaian
Cale. Kaki depannya gemetar.
On dan Hong
melihat ke luar kastil hitam, tidak dapat menyembunyikan kekhawatiran mereka.
Semua anak memandangi Cale.
Cale, yang
hanya pingsan atau roboh setelah mengeluarkan kekuatannya secara berlebihan,
menyeka wajahnya dengan kedua tangan dan menoleh.
Alberu dan
Mary sudah pingsan dan mata mereka terpejam. Dia tidak tahu apakah mereka
pingsan atau tertidur. Tapi itu bukan bahan tertawaan.
Seolah-olah
Cale sedang melihat dirinya sendiri.
“…Kenapa melakukannya
sejauh ini…”
-Jangan
mengatakannya seolah-olah kamu tidak tahu.
Cale tidak bisa
berkata apa-apa kepada kata-kata Super Rock.
Dia
menundukkan kepalanya.
Perisai
yang menutupi Puzzle City. Di bawahnya, orang-orang menjulurkan kepala mereka satu
per satu.
Sinat merah
yang mengerikan menghilang dari mata mereka, dan hanya perisai perak cemerlang
dengan dua sayap yang tersisa.
Dan mereka
bisa melihat Cale berdiri sendirian.
Cale
melihat sekeliling.
Saat ini,
satu-satunya orang yang sadar dan dapat mengatur situasi adalah dirinya
sendiri, Choi Han, dan Clopeh Sekka.
-Ah, ngomong-ngomong,
Cale.
Super Rock
berbicara.
-Apa yang
akan kamu lakukan dengan kuil itu?
Eh?
-Itu milik
kita sekarang, tidak, lebih tepatnya, itu milikmu sekarang. Haruskah kita
menurunkannya?
Cale
melihat perisainya sendiri, yang terlihat utuh dan cukup suci, dan ke kuil yang
tampak kuno dan misterius meskipun rusak. Selain itu, ada kastil hitam yang
misterius dan megah. Akhirnya, dia menatap Choi Han dan Clopeh yang menatapnya
seolah bertanya apa yang harus mereka lakukan, dan menutup matanya setelah
melihat anak-anak berusia rata-rata sembilan tahun.
Tapi
keputusannya diambil dengan cepat.
Dia memberitahukan
hal yang harus mereka lakukan terlebih dahulu.
Dia
memberikan instruksi dengan wajah tenang kepada mereka yang memandangnya dengan
tenang.
"Pertama-tama.
Mari kita mengobati mereka terlebih dahulu.”
Kenapa dia
menutup matanya rapat-rapat?
Karena dia
khawatir dengan keadaan rekan-rekannya.
Padahal
semuanya sudah berakhir.
Cale
sendiri tidak jatuh.
Dia tidak
merasa lega sekalipun.
Pemilik Suara
Angin yang tadinya diam, tertawa dan berkata dengan suara serak.
-Semua
orang belajar dari apa yang mereka lihat kamu lakukan, Nak.
Cale tidak bisa
mengatakan apa pun.
Dan
kemudian, perisai yang menutupi kota Puzzle menghilang, dan sorak-sorai
orang-orang terdengar.
YEAAAAH-
KITA SELAMAT-!
WAAAAAAA-!
Sorak-sorai
bercampur dengan tangisan, kegembiraan, dan kelegaan, dan banyak emosi lainnya
dipenuhi oleh gairah semangat.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
// -Semua orang belajar dari apa yang mereka lihat kamu lakukan, Nak. //
ReplyDeleteKaulah yg telah menginspirasi mereka Cale~ Ahahahahahah!!
Huuaaaa terharu akuuuu, enaknya punya teman yang ada di saat duka maupun suka😭
ReplyDelete