Chapter 764: Karma (3)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Eruhaben
menarik napas dalam-dalam saat butiran keringat terbentuk di dahinya. Saat buku
yang terbungkus kegelapan menutupi wajah patung itu, dia merasakan kekuatan
yang menakutkan dan aneh. Perasaan tidak berdaya, seolah terseret ke dalam rawa
tanpa dasar, dan perasaan aneh yang membuat jantungnya berdebar kencang.
Naga-naga lain juga memandang Cale karena kekuatan yang mereka rasakan begitu
kuat sehingga mereka tidak bisa tidak melihat meskipun dalam situasi yang
mendesak. Dodori bahkan harus menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam
berulang kali karena kekuatan yang luar biasa itu.
Mary
pingsan dan CH menopangnya. Raon mencoba pergi ke Cale, tetapi mana merah melesat
di depannya. Eruhaben sadar ketika dia melihat mana merah itu. Itu berasal dari
Rosalyn yang mengirim mana merahnya untuk membuat perisai lain untuk
mengisolasi sinar merah yang lengket. Eruhaben bergumam kalau dia adalah gadis
yang cerdas. Rosalyn berkeringat deras saat mengeluarkan sihirnya.
Dia sangat
terpengaruh oleh kekuatan itu seperti halnya Mary dan CH. Di antara orang-orang
di sini, Rosalyn, yang merupakan yang terlemah kedua setelah Clopeh, sangat
terpengaruh oleh kekuatan itu. Tetapi karena dia mampu melihat situasi saat ini
secara rasional, dia tidak terlalu terpengaruh oleh perasaan yang ditimbulkan
oleh kekuatan itu. Eruhaben menyuruh Raon agar tidak mengganggu Cale dan hanya
menonton. Raon mengangguk dan memperhatikan Cale. Naga melihat perisai Rosalyn
dan Rasheel berkata kalau dia tidak akan kalah.
Para naga memperkuat
perisai mana mereka untuk menekan sinar merah itu, meskipun itu sulit. Bola di
atas kuil hancur sepenuhnya, dan Mila berkata kalau dia tidak bisa menggunakan
atributnya untuk menghubungkan pecahan-pecahan itu. Sinar merah mencoba melahap
mana dari para naga sementara naga-naga itu mencoba menekannya. Karena keanehan
dan kengerian yang mereka rasakan dalam warna merah itu mengingatkan mereka
pada kematian.
Mereka
harus bertahan sampai Cale menyelesaikan tugasnya. Alberu kemudian merasakan
kekuatan lain di belakangnya, di tempat Cale berada. Itu bukan lagi perasaan
tidak berdaya, tetapi sesuatu yang langsung dia identifikasi – kematian.
Eruhaben berkonsentrasi untuk menghentikan sinar merah itu, tapi punggungnya terasa
merinding. Dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Cale dan kekuatan apa
yang digunakan Cale sekarang. Dia merasa terkejut dan khawatir pada Cale.
Mila
mengerang dan memperkuat kekuatannya. Rasheel berseru kalau itu sekarang dalam
keadaan melarikan diri. Sinar merah mulai bergetar hebat seolah-olah itu adalah
upaya terakhirnya untuk melawan. Eruhaben terbang lebih dekat ke bola dan
merentangkan kedua tangannya, menyebarkan debu emasnya. Dia bergumam kepada
Cale agar bergegas, ketika mana menutupi sinar merah dan perisai mana dari para
naga.
Ini adalah
garis pertahanan terakhir melawan sinar merah itu. Perisai yang dibuat oleh
manusia di atas langit kota adalah garis pertahanan terakhir. Suara menyeramkan
kemudian terdengar dari kuil. Cale tanpa sadar bergumam bahwa para dewa sedang
bertarung. SG menolak untuk 'dipeluk.' SG berusaha mendorong Cale menjauh
dengan kekuatan yang tidak diketahui seolah-olah itu hal terakhir yang bisa dia
lakukan.
Tetapi Cale
mengoreksinya, berpikir kalau SG berusaha menangkap dan menelannya (Cale). Cale
menyadari jika membiarkan dirinya terpengaruh oleh perasaan yang dipancarkan
oleh kekuatan itu, dia pada akhirnya akan terombang-ambing oleh SG bahkan jika
dia berhasil 'memeluk' SG. Sementara itu, kegelapan dari Dewa Kematian dan
kekuatan patung itu bertabrakan. Kegelapan yang mengelilingi benda suci itu
melindungi Cale dan melahap kekuatan SG.
Tangan Cale
gemetar saat dia menggigit bibirnya dan mengutuk, berpikir 'Sialan! Cepatlah!’
Dia tidak pernah merasa seperti ini ketika dia menggunakan Embrace pada
WS atau WT palsu. Itu terlalu berlebihan baginya. Perlahan-lahan dia merasa
sulit bernapas. Dia berkeringat deras, dan gemetar di tangannya semakin parah.
Tabrakan kekuatan kedua dewa menyebabkan ledakan keras, dan Cale menjadi tuli
dan sakit kepala karenanya.
Raon
memanggil manusianya, dan Cale menanyakan situasinya. On melaporkan bahwa bola
tersebut telah hancur dan kehilangan bentuknya. Dan sinar merah seperti cairan
itu bahkan membuat para naga kesulitan dan melahap mana. Cale memejamkan mata
dan bertanya-tanya apakah sinar merah itu akan menghilang jika dia berhasil
menggunakan Embrace pada SG. Dia tahu kalau mereka tidak punya cara
untuk menahan sinar merah itu dengan baik.
Jadi Cale
bersiap untuk kemungkinan itu. Saat dia mencoba menenangkan suaranya yang
gemetar, dia menyuruh Raon pergi dan membawa sesuatu dari Hutan Kegelapan. Tapi
kemudian, sesuatu bergema keras di benaknya. Cale merasa ingin muntah, tetapi
dia mendengar suara yang familier di kepalanya. Dewa Kematian sedang berbicara
dengannya. Dewa Kematian mengatakan bahwa resistensi SG lebih kuat dari yang dia
kira, jadi dia (Dewa Kematian) akan menggunakan kekuatannya sedikit lebih
banyak. Dewa Kematian bertanya apakah Cale akan baik-baik saja dengan itu.
Cale setuju
dan cukup yakin dia bisa bertahan. Dewa Kematian tidak lagi menjawab, dan Cale
merasakan kegelapan di sekitarnya semakin pekat. Tangannya semakin gemetar saat
dia dengan jelas merasakan 'kematian'. Dia menyadari bahwa dia harus membuat
anak-anak dan orang lain menjauh darinya. Jadi dia mencoba membuka mulutnya
untuk menyuruh mereka pergi. Tetapi dia harus memperkuat cengkeramannya pada
buku itu karena rasanya dia akan melepaskannya jika tidak melakukannya.
Cale merasa
bahwa para dewa adalah makhluk absolut yang tidak pernah bisa dia lawan dan menang
darinya. Kemudian dia mendengar On menyuruh Raon dan Hong pergi ke Hutan
Kegelapan. Cale tersenyum ketika dia menyadari bahwa On mengerti apa yang dia
katakan. Apa yang Cale pikirkan adalah mereka harus membawa kastil hitam di
hutan. Karena makhluk yang ada di sana, Sheritt, yang memiliki atribut
perlindungan. Dia berpikir kalau atributnya akan lebih kuat dalam melindungi
kota dari sinar merah itu.
Yang
tersisa sekarang untuk Cale adalah berhasil menaklukkan SG. Dia menarik napas
dalam-dalam, membuka matanya, dan melihat sekeliling. Bentrokan kekuatan
semakin meningkat, dan Cale mendengar suara samar memanggilnya. Itu adalah Super
Rock, mengatakan bahwa kuil marmer itu terbuat dari batu. Jika kuil itu adalah domain
SG, SG memiliki keuntungan di sini, jadi Dewa Kematian tidak bisa menggunakan
kekuatannya secara bebas di dalam sini.
Tapi kuil
marmer itu juga berada di dalam domain 'batu'. Kuil itu tidak boleh hancur
karena berisi fragmen SG. Jadi rencana Super Rock adalah menempatkan kuil di
bawah domain Super Rock. Namun, Cale bertanya-tanya apakah kekuatan kunonya
dapat mengalahkan kuil tempat kekuatan suci berada. Tetapi Super Rock
mengatakan bahwa SG sangat kuat di masa lalu, jadi tidak ada gunanya
menggunakan kekuatan kuno Cale.
Namun,
sebagian besar kekuatan SG sekarang digunakan untuk melawan kekuatan Dewa Kematian.
Jadi rencana Super Rock adalah membidik celah itu. Cale tidak pernah
menggunakan kekuatan kuno saat menggunakan Embrace. Ini akan menjadi
pertama kalinya dia melakukannya. Dia bertanya dengan suara gemetar apakah dia
akan baik-baik saja, tetapi tersenyum mendengar jawaban Super Rock yang
mengatakan bahwa Cale harus menggunakannya bersama dengan Aura Dominasi.
Pada saat
itu, Cale menggunakan kekuatan kunonya. Clopeh, yang berlutut di sudut kuil,
gemetar dan memanggil nama Cale karena dia merasakan kekuatan kuno Cale. Itu
adalah Aura Dominasi yang tidak menyerah di depan Ketakutan Naga atau kekuatan
suci. Kekuatan Super Rock juga mulai menyebar di bawah kaki Cale. Kuil
bergetar, dan CH dan Mary menyadari kalau Cale sedang melakukan sesuatu.
Mereka
melihat anak-anak berteleportasi, dan CH yang paling dekat dengan Cale
menyadari perubahan di tubuhnya. Ada kekuatan dahsyat para dewa, dan kekuatan
familier yang samar yang mulai menyebar ke seluruh kuil. Itu mengingatkan CH
pada punggung seseorang yang hendak jatuh tetapi tidak roboh sampai akhir.
Orang yang acuh tak acuh tapi hangat yang meyakinkannya kalau dia bisa
menanggungnya.
CH
menggumamkan nama Cale saat kekuatan kuno Cale perlahan menyebar di dalam kuil.
Tetapi CH mengerutkan kening ketika dia menyadari bahwa Cale sedang berjuang.
Dia tidak bisa melihat Cale yang dikelilingi oleh kegelapan. CH mencengkeram
pedangnya begitu kuat sehingga darah menetes ke kukunya yang telah melukai
telapak tangannya. Cucuran darah mengalir di bibir Cale yang tersenyum.
Cale
berpikir kalau itu tidak apa-apa saat kedua kekuatan kunonya mengambil alih
kuil. Awalnya lambat, tetapi lambat laun tumbuh cepat seperti bendungan yang
jebol. Kuil bergetar seolah-olah SG terguncang. Cale tersenyum dan yakin dia
bisa berbuat lebih banyak. Super Rock kemudian panik dan berteriak, jadi Cale
bertanya-tanya ada apa. Super Rock tergagap dan bertanya apa yang diberikan
Pohon Dunia kepada Cale sehingga Cale sekarang dapat 'mengambil alih' kuil
secepat ini.
Super Rock
mengatakan kalau kekuatan Cale bahkan melebihi para naga. Cale terkejut dan
merasa merinding saat itu. Kuil itu bergetar kuat, dan Cale berjongkok. Cale
mendengar Dewa Kematian berkata ‘kerja bagus’ karena mereka sekarang berada di bagian
terakhir. Dia mendengar teriakan putus asa dari patung itu. Semua orang menutup
telinga mereka mendengar teriakan yang memekakkan telinga. Dinding berisi
patung itu mulai retak. Pada saat yang sama, mereka yang berada di kuil jatuh
tersungkur ke lantai.
Kekuatan
kematian memenuhi ruangan. Itu adalah kekuatan yang sangat kuat sehingga akan
membuatmu pingsan atau mati lemas. Saat teriakan mengerikan itu berakhir dengan
kekuatan yang mencekik, Cale menggelengkan kepalanya dan terhuyung-huyung. Dia
nyaris tidak mampu berdiri dan menghela napas. Dia merasa SG sedang 'dipeluk'
ke dalam buku. Wajah patung yang baik hati dan elok itu tiba-tiba berubah
menjadi sosok yang berteriak seperti iblis.
Cale
tersenyum mendengarnya dan mengabaikan darah di bibirnya. Patung di dinding itu
lenyap. Sebaliknya, sebuah sosok tampak terukir di buku terbuka yang
dimilikinya. Cale menggerakkan tangannya dan menutup buku itu. Dia bisa dengan
jelas merasakan kalau SG telah terkurung dalam domain Dewa Kematian. Cale
terhuyung, dan CH buru-buru menopangnya. Tapi Cale mengutuk ketika dia melihat sinar
merah itu masih ada. Sinar merah yang seolah jatuh ke tanah itu kini seperti
bom waktu yang akan meledak. Cale harus menghentikan itu juga.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment