Chapter 763: Karma (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Saat Cale
hendak membaca buku itu, dia mendengar suara anak-anak. Eruhaben mengerutkan
kening ketika dia melihat bola di atas kuil bertingkah aneh. Cale menyadari
semua naga yang ada di sekitar kuil berada dalam wujud manusia mereka. Bola itu
mengeluarkan suara aneh, dan pecahannya menghilang dan menjadi satu. Sesuatu
seperti cairan merah berlumpur membesar di dalam bola.
Cairan itu
mendidih seperti lava dan terus-menerus mengeluarkan suara aneh. Saat cairan
merah itu melipatgandakan diri, ia mulai menyerang dinding bola seolah-olah
mencoba memecahkan bola dan melarikan diri. Cale melihat ke bawah kuil dan
melihat Puzzle City. Cale menyadari tatapan tajam Raon dan merasa canggung
ketika melihat anak-anak menatapnya, jadi dia menghindari tatapan mereka.
Raon
menyuruhnya untuk menyingkirkan tangannya dan Cale kebingungan. Raon memindahkan
lengan Cale dan membuka kancing kemejanya. Anak-anak hanya melihat lukanya yang
sudah sembuh. Eruhaben berpikir beruntung anak-anak tidak melihat Cale menusuk
jantungnya. Dia mendecakkan lidahnya dan berpikir kalau Cale adalah b*jingan
bodoh, bukannya b*jingan yang malang. Dia perlahan melangkah mundur tetapi
berhenti ketika dia mendengar suara Cale.
Cale berkata
itu akan meledak, dan naga yang kebingungan menoleh ke Cale yang mengerutkan
kening melihat buku Dewa Kematian. Alberu bertanya dengan tenang apa maksud
Cale. CH yang mendekat tersentak dan berhenti saat melihat ekspresi Alberu.
Alberu masih tidak kehilangan akal sehatnya, tetapi api di matanya membuatnya
terlihat garang. Cale menyuruh mereka menunggu saat dia membaca buku Dewa
Kematian yang menyampaikan kata-kata Dewa Kematian melalui benda suci.
Sementara
itu, Mary, Rosalyn, dan CH terus menghancurkan tangan-tangan yang mencoba
menuju ke Cale. Cale membaca kata-kata Dewa Kematian. Dewa Kematian berkata
kalau bola itu adalah mata SG, dan bola itu akan segera meledak. Tujuannya
adalah para makhluk hidup di kota. Salah satu dari sekian banyak momen yang
dialami seseorang dalam keputusasaan adalah saat mendekati kematian. Jadi
memakan keputusasaan dari orang yang tidak bersalah adalah satu-satunya hal
yang bisa dilakukan oleh dewa yang telah dipermalukan oleh para pemburu dan
menggunakan semua kekuatan yang dihematnya untuk memecahkan segel.
Daya
ledakan bola itu tidak diketahui, tapi itu akan cukup untuk menghancurkan
Puzzle City. Dewa Kematian berhenti memberikan penjelasan rinci karena
situasinya mendesak. Bola itu akan meledak dalam lima menit, jadi Cale
berteriak kepada Eruhaben kalau kota akan ada dalam bahaya jika bola itu
meledak. Alberu menutup mulutnya dan menatap cairan merah lengket yang memenuhi
bola itu. Itu terlihat sangat mengerikan bagi semua orang.
Alberu
mengeluarkan perangkat komunikasi videonya dan menyuruh semua mage di kota
untuk mengaktifkan lingkaran sihir perisai besar. Cale bertanya apakah itu
'mengaktifkan' bukannya 'membuat.' Alberu menjawab waktu telah berlalu sekian
lama. Rosalyn menghela napas ketika dia menyadari bahwa sekarang sudah sepenuhnya
masuk musim dingin dan bukan lagi awal musim dingin. Alberu berkata dia telah
mempersiapkan semua skenario 'bagaimana kalau terjadi sesuatu'.
Alberu
memberi tahu Cale kalau Deruth telah mendengar tentang Cale yang dipenjara di
kuil di mana kelangsungan hidupnya tidak diketahui. Dan kemudian melihat adegan
Caleb menusuk jantungnya. Deruth pingsan saat melihat itu. Untungnya, Violan
berada di ruang bawah tanah balai kota, memimpin para mage di wilayah Henituse,
jadi dia tidak melihat Cale menusuk jantungnya. Deruth akhirnya sadar dan
melihat putranya dalam kondisi baik. Jika ada orang yang mengagumi Cale karena
bertahan dan berada dalam kondisi yang baik, ada orang lain yang tidak
menyukainya.
Alberu
memandang Cale lagi dan mendecakkan lidahnya. Dia menyebut Cale b*jingan gila
karena melakukan hal yang begitu sembrono. Tapi itu satu-satunya cara, sehingga
Alberu merasa tidak kompeten dan tidak berdaya karena dia tidak ingin mengalami
kehilangan seseorang lagi. Alberu menghela napas dan berkata kalau mereka akan menangani
bola itu dan Cale tidak boleh melakukan segalanya.
Menghadapi
mata gemetar Cale, Alberu memasang ekspresi lelah sebelum dia berkata,
"Kamu telah bekerja keras." Tapi ekspresinya berubah kembali menjadi
acuh tak acuh dan dingin saat dia berkata, “Jangan pernah lakukan itu lagi.
Komandan. Itu perintah.” Alberu menuju kuil dan Cale melihat Eruhaben yang
tersenyum menepuk bahunya.
Duchess
Violan memimpin para mage di kota. Hilsman (yang asli) dan para kesatria
membawa karung berisi batu sihir bermutu tinggi. Para kesatria mengeluarkan
semua batu sihir, dan para mage menggunakannya untuk mengaktifkan lingkaran
sihir. Itu dibuat dengan bantuan naga untuk situasi darurat. Salah satunya
untuk melindungi kota, dan yang lainnya bertindak sebagai penghalang untuk
menjaga agar situasi buruk tidak memengaruhi kota.
Eruhaben
tersenyum melihat mana skala besar yang digunakan di seluruh kota. Naga lainnya
juga membuat perisai di sekitar bola. Eruhaben kemudian memandang Cale dan
berkata bahwa ini sudah cukup. Cale setuju, tetapi di dalam hati berpikir itu
mungkin tidak cukup. Dia merasa bahwa kekuatan dalam bola itu sekarang cukup
kuat daripada serangan yang dilakukan SG di dalam kuil.
Dewa
Kematian berkata ini akan menjadi langkah terakhir SG. Dia menambahkan hanya
tersisa dua menit. Dewa Kematian terus berbicara dan berkata kalau dewa tidak
bisa mati. Cale tahu itu jadi dia mengkhawatirkan bagaimana menghadapi SG. Tapi
Dewa Kematian menyuruh Cale untuk menggunakan kemampuan Embrace-nya,
menyebabkan Cale mengerutkan kening karena SG juga mengatakan itu. Dewa Kematian
melanjutkan kalau Cale harus menggunakan buku itu sebagai media untuk
kemampuannya.
Jika kuil
adalah domain SG, maka buku itu adalah domain Dewa Kematian. Cale sudah berlari
dengan buku terbuka. Dewa Kematian berkata kalau dia ingin menempatkan dewa
keputusasaan di bawah kakinya. Jadi kecuali SG dilepaskan, SG selamanya tidak
akan bisa melakukan apa pun di domain Dewa Kematian. Hanya satu menit tersisa.
Bola itu retak dan cairan merah mengalir keluar.
Orang-orang
dievakuasi dan lingkaran sihir perisai diaktifkan sepenuhnya. Litana memanggil
Toonka yang mengayunkan tongkatnya dan menghancurkan tangga yang menghubungkan
kuil dan tanah. Setelah itu, keduanya naik ke kuil. Cairan merah dengan cepat
menghancurkan perisai mana yang berwarna krem, dan Mila membeku. Rosalyn
terbang di udara dan mengatakan kalau itu tetaplah kekuatan dewa meskipun telah
disegel.
Eruhaben
menggunakan debu emasnya untuk mendukung Mila. Sinar merah itu terasa mengerikan
dan aneh, dan bukan dari dunia ini. Jadi Eruhaben terbang ke udara juga untuk
menghentikannya. Sinar merah itu bersinar lebih terang, dan bola itu retak dan
hancur seolah-olah matahari telah meledak. Mila mengerutkan kening dan Eruhaben
membantunya. Raon berteriak kepada manusianya yang berlari ke arah tangan-tangan
itu.
Dewa
Kematian berkata kalau hanya tersisa 30 detik, jadi Cale berteriak kepada Mary
untuk melepaskan tangan-tangan itu. Tangan-tangan itu kemudian menangkap Cale
dan dia merasakan kesakitan. Tetapi Cale berbisik kepada patung di dinding kalau
dia akan melakukan apa yang diinginkannya. Tangan-tangan itu melepaskan Cale
dalam sekejap, tetapi Cale meraih satu tangan ketika halaman-halaman buku Dewa
Kematian berputar.
Buku hitam
itu memancarkan warna-warna aneh. Itu adalah warna kegelapan. Cale bergumam kalau
menggunakan kemampuan Embrace-nya pada dewa berbeda sementara kegelapan
mengelilinginya. Cale menggunakan kekuatan kuno angin dan menendang lantai. Dia
menginjak altar dan terbang, melakukan kontak mata dengan patung itu. Dia
berkata, "Ayo kita selesaikan ini." Saat buku hitam yang terbungkus
kegelapan menutupi wajah patung itu, bola di atas kuil hancur total dan sinar
merah bersinar seperti iblis yang kelaparan. Cairan merah lengket mulai memakan
mana para naga.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment