Wednesday, December 8, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#763)




Chapter 763: Karma (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat Cale hendak membaca buku itu, dia mendengar suara anak-anak. Eruhaben mengerutkan kening ketika dia melihat bola di atas kuil bertingkah aneh. Cale menyadari semua naga yang ada di sekitar kuil berada dalam wujud manusia mereka. Bola itu mengeluarkan suara aneh, dan pecahannya menghilang dan menjadi satu. Sesuatu seperti cairan merah berlumpur membesar di dalam bola.

Cairan itu mendidih seperti lava dan terus-menerus mengeluarkan suara aneh. Saat cairan merah itu melipatgandakan diri, ia mulai menyerang dinding bola seolah-olah mencoba memecahkan bola dan melarikan diri. Cale melihat ke bawah kuil dan melihat Puzzle City. Cale menyadari tatapan tajam Raon dan merasa canggung ketika melihat anak-anak menatapnya, jadi dia menghindari tatapan mereka.

Raon menyuruhnya untuk menyingkirkan tangannya dan Cale kebingungan. Raon memindahkan lengan Cale dan membuka kancing kemejanya. Anak-anak hanya melihat lukanya yang sudah sembuh. Eruhaben berpikir beruntung anak-anak tidak melihat Cale menusuk jantungnya. Dia mendecakkan lidahnya dan berpikir kalau Cale adalah b*jingan bodoh, bukannya b*jingan yang malang. Dia perlahan melangkah mundur tetapi berhenti ketika dia mendengar suara Cale.

Cale berkata itu akan meledak, dan naga yang kebingungan menoleh ke Cale yang mengerutkan kening melihat buku Dewa Kematian. Alberu bertanya dengan tenang apa maksud Cale. CH yang mendekat tersentak dan berhenti saat melihat ekspresi Alberu. Alberu masih tidak kehilangan akal sehatnya, tetapi api di matanya membuatnya terlihat garang. Cale menyuruh mereka menunggu saat dia membaca buku Dewa Kematian yang menyampaikan kata-kata Dewa Kematian melalui benda suci.

Sementara itu, Mary, Rosalyn, dan CH terus menghancurkan tangan-tangan yang mencoba menuju ke Cale. Cale membaca kata-kata Dewa Kematian. Dewa Kematian berkata kalau bola itu adalah mata SG, dan bola itu akan segera meledak. Tujuannya adalah para makhluk hidup di kota. Salah satu dari sekian banyak momen yang dialami seseorang dalam keputusasaan adalah saat mendekati kematian. Jadi memakan keputusasaan dari orang yang tidak bersalah adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh dewa yang telah dipermalukan oleh para pemburu dan menggunakan semua kekuatan yang dihematnya untuk memecahkan segel.

Daya ledakan bola itu tidak diketahui, tapi itu akan cukup untuk menghancurkan Puzzle City. Dewa Kematian berhenti memberikan penjelasan rinci karena situasinya mendesak. Bola itu akan meledak dalam lima menit, jadi Cale berteriak kepada Eruhaben kalau kota akan ada dalam bahaya jika bola itu meledak. Alberu menutup mulutnya dan menatap cairan merah lengket yang memenuhi bola itu. Itu terlihat sangat mengerikan bagi semua orang.

Alberu mengeluarkan perangkat komunikasi videonya dan menyuruh semua mage di kota untuk mengaktifkan lingkaran sihir perisai besar. Cale bertanya apakah itu 'mengaktifkan' bukannya 'membuat.' Alberu menjawab waktu telah berlalu sekian lama. Rosalyn menghela napas ketika dia menyadari bahwa sekarang sudah sepenuhnya masuk musim dingin dan bukan lagi awal musim dingin. Alberu berkata dia telah mempersiapkan semua skenario 'bagaimana kalau terjadi sesuatu'.

Alberu memberi tahu Cale kalau Deruth telah mendengar tentang Cale yang dipenjara di kuil di mana kelangsungan hidupnya tidak diketahui. Dan kemudian melihat adegan Caleb menusuk jantungnya. Deruth pingsan saat melihat itu. Untungnya, Violan berada di ruang bawah tanah balai kota, memimpin para mage di wilayah Henituse, jadi dia tidak melihat Cale menusuk jantungnya. Deruth akhirnya sadar dan melihat putranya dalam kondisi baik. Jika ada orang yang mengagumi Cale karena bertahan dan berada dalam kondisi yang baik, ada orang lain yang tidak menyukainya.

Alberu memandang Cale lagi dan mendecakkan lidahnya. Dia menyebut Cale b*jingan gila karena melakukan hal yang begitu sembrono. Tapi itu satu-satunya cara, sehingga Alberu merasa tidak kompeten dan tidak berdaya karena dia tidak ingin mengalami kehilangan seseorang lagi. Alberu menghela napas dan berkata kalau mereka akan menangani bola itu dan Cale tidak boleh melakukan segalanya.

Menghadapi mata gemetar Cale, Alberu memasang ekspresi lelah sebelum dia berkata, "Kamu telah bekerja keras." Tapi ekspresinya berubah kembali menjadi acuh tak acuh dan dingin saat dia berkata, “Jangan pernah lakukan itu lagi. Komandan. Itu perintah.” Alberu menuju kuil dan Cale melihat Eruhaben yang tersenyum menepuk bahunya.

Duchess Violan memimpin para mage di kota. Hilsman (yang asli) dan para kesatria membawa karung berisi batu sihir bermutu tinggi. Para kesatria mengeluarkan semua batu sihir, dan para mage menggunakannya untuk mengaktifkan lingkaran sihir. Itu dibuat dengan bantuan naga untuk situasi darurat. Salah satunya untuk melindungi kota, dan yang lainnya bertindak sebagai penghalang untuk menjaga agar situasi buruk tidak memengaruhi kota.

Eruhaben tersenyum melihat mana skala besar yang digunakan di seluruh kota. Naga lainnya juga membuat perisai di sekitar bola. Eruhaben kemudian memandang Cale dan berkata bahwa ini sudah cukup. Cale setuju, tetapi di dalam hati berpikir itu mungkin tidak cukup. Dia merasa bahwa kekuatan dalam bola itu sekarang cukup kuat daripada serangan yang dilakukan SG di dalam kuil.

Dewa Kematian berkata ini akan menjadi langkah terakhir SG. Dia menambahkan hanya tersisa dua menit. Dewa Kematian terus berbicara dan berkata kalau dewa tidak bisa mati. Cale tahu itu jadi dia mengkhawatirkan bagaimana menghadapi SG. Tapi Dewa Kematian menyuruh Cale untuk menggunakan kemampuan Embrace-nya, menyebabkan Cale mengerutkan kening karena SG juga mengatakan itu. Dewa Kematian melanjutkan kalau Cale harus menggunakan buku itu sebagai media untuk kemampuannya.

Jika kuil adalah domain SG, maka buku itu adalah domain Dewa Kematian. Cale sudah berlari dengan buku terbuka. Dewa Kematian berkata kalau dia ingin menempatkan dewa keputusasaan di bawah kakinya. Jadi kecuali SG dilepaskan, SG selamanya tidak akan bisa melakukan apa pun di domain Dewa Kematian. Hanya satu menit tersisa. Bola itu retak dan cairan merah mengalir keluar.

Orang-orang dievakuasi dan lingkaran sihir perisai diaktifkan sepenuhnya. Litana memanggil Toonka yang mengayunkan tongkatnya dan menghancurkan tangga yang menghubungkan kuil dan tanah. Setelah itu, keduanya naik ke kuil. Cairan merah dengan cepat menghancurkan perisai mana yang berwarna krem, dan Mila membeku. Rosalyn terbang di udara dan mengatakan kalau itu tetaplah kekuatan dewa meskipun telah disegel.

Eruhaben menggunakan debu emasnya untuk mendukung Mila. Sinar merah itu terasa mengerikan dan aneh, dan bukan dari dunia ini. Jadi Eruhaben terbang ke udara juga untuk menghentikannya. Sinar merah itu bersinar lebih terang, dan bola itu retak dan hancur seolah-olah matahari telah meledak. Mila mengerutkan kening dan Eruhaben membantunya. Raon berteriak kepada manusianya yang berlari ke arah tangan-tangan itu.

Dewa Kematian berkata kalau hanya tersisa 30 detik, jadi Cale berteriak kepada Mary untuk melepaskan tangan-tangan itu. Tangan-tangan itu kemudian menangkap Cale dan dia merasakan kesakitan. Tetapi Cale berbisik kepada patung di dinding kalau dia akan melakukan apa yang diinginkannya. Tangan-tangan itu melepaskan Cale dalam sekejap, tetapi Cale meraih satu tangan ketika halaman-halaman buku Dewa Kematian berputar.

Buku hitam itu memancarkan warna-warna aneh. Itu adalah warna kegelapan. Cale bergumam kalau menggunakan kemampuan Embrace-nya pada dewa berbeda sementara kegelapan mengelilinginya. Cale menggunakan kekuatan kuno angin dan menendang lantai. Dia menginjak altar dan terbang, melakukan kontak mata dengan patung itu. Dia berkata, "Ayo kita selesaikan ini." Saat buku hitam yang terbungkus kegelapan menutupi wajah patung itu, bola di atas kuil hancur total dan sinar merah bersinar seperti iblis yang kelaparan. Cairan merah lengket mulai memakan mana para naga.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 762        

>>>            

Chapter 764

===

Daftar Spoiler 


No comments:

Post a Comment