Chapter 762: Karma (1)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Getaran
yang mengguncang kuil tiba-tiba berhenti.
Cahaya
merah tidak lagi ditembakkan dari patung dinding.
Choi Han
mengendurkan cengkeraman pedangnya. Pedangnya mengarah ke lantai.
Tuk. Tuk.
Cale
mengambil buku harian merah itu.
Untuk
sesaat, keheningan menyelimuti.
Saat itu,
Choi Han segera memeriksa kondisi Cale.
'... Dia
terluka.'
Dia jelas-jelas
melihat belati itu menusuk dalam ke dada Cale.
Ada lubang
besar di sisi kiri bajunya, dan tubuhnya berlumuran darah, tapi dia baik-baik
saja.
'... Tato
itu.'
Ketika Cale
mendapatkan kekuatan kuno itu, tato itu terukir di tubuhnya. Ada sebuah pola di
atas dada tempat jantungnya berada, tapi sekarang, bekas luka jelek bercampur
dengan tato itu, menciptakan tampilan yang mengerikan.
Tapi Cale sekarang
tersenyum.
Dia sedang
melihat patung dewa keputusasaan yang seharusnya tersegel.
Menggelinding.
Sesuatu
yang bulat bergulir dan menabrak kaki Choi Han. Ketika dia menundukkan
kepalanya, dia melihat sebuah bola.
'...Perangkat
penyimpanan video otomatis?'
Sebelumnya ada
perangkat penyimpanan video yang rusak, tetapi mengapa perangkat ini ada di
sini?
Choi Han
mempertanyakannya, dan kemudian teringat seseorang dan menoleh.
Cale dan
dewa tersegel. Dan White Star yang telah mati dan menghilang.
Clopeh
Sekka diam-diam bergerak diam-diam pada saat kedua hal di atas terjadi.
Kuil itu
bergetar hebat dan pertempuran menghancurkan tempat itu.
Clopeh
sedang sibuk melakukan sesuatu saat itu.
Choi Han
menyipitkan alisnya ketika dia menyadari apa yang dilakukannya.
'...Apakah
dia memasang perangkat penyimpanan video otomatis?'
B*jingan
gila itu.
Choi Han merasa
marah untuk sesaat. Karena mata hijau Clopeh berkilau seperti embun pagi di
dedaunan hijau yang basah oleh sinar matahari.
Dia
berpikir pada saat yang sama.
'A-anak-anak
seharusnya tidak melihatnya.'
Jika Raon,
On, dan Hong melihat itu, anak-anak akan sangat menderita terlepas dari masalah
serius yang akan ditimbulkannya.
Dia juga
punya pemikiran lain.
‘Aku harus
menunjukkannya pada Eruhaben-nim dan putra mahkota.’
Choi Han
tidak dapat berpikir ketika dia melihat pemandangan yang mengejutkan itu,
tetapi ketika dia menyadari kalau belatilah yang menusuk jantung Cale, dia
menyadari kalau Cale belum memberi tahu mereka segalanya.
Cale pernah
menyebutkan alat untuk membunuh White Star adalah belati dari Pohon Dunia itu,
tetapi Choi Han tidak pernah membayangkannya akan menjadi seperti itu.
Tentu saja,
berkat metode itu, mereka dapat menghapus White Star dari dunia lebih mudah
daripada yang mereka kira.
'...Tapi
ini dan itu berbeda.'
Choi Han
bersumpah untuk tidak percaya pada apa yang akan dikatakan Cale. Khususnya, dia
ingin dengan jelas mengetahui jika Cale ingin menyembunyikan sesuatu yang tidak
nyaman diberitahukannya. Dia harus menemukannya tanpa sepengetahuan Cale.
Pada saat
itu matanya bertatapan dengan Mary.
Dia tidak
tahu apa yang dipikirkan Mary, tetapi tatapannya tidak bisa dianggap enteng.
Itu berarti
bahwa anak yang lembut itu telah menerima kejutan besar sehingga dia memiliki
tatapan seperti itu di matanya.
Keduanya
saling memandang dan mengangguk sebelum menoleh.
Tak.
Suara
langkah kaki Cale bergema di seluruh kuil, memecah kesunyian.
Dia
kemudian menuju patung berukir di dinding sambil memegang topeng setengah putih
dan buku harian.
Tepatnya,
dia berjalan ke altar yang dibangun di depan dinding.
"Ini
adalah?"
Cale
berhenti berjalan dan melihat ke bawah pada kunci yang diletakkan di altar.
Itu adalah
cara sebenarnya untuk keluar dari kuil ini, dan cara untuk menghilangkan kuil
pada saat yang sama.
Informasi ini
diperolehnya dari seseorang dari dunia lain. Orang yang telah menyelesaikan tes
ilusi akan pergi ke ujung kuil, mengambil kunci putih, kembali, membuka pintu
kuil, dan keluar dari pintu masuk dan keluar dari kuil.
‘Aku tidak
akan melakukannya.’
Cale tidak
berniat menggunakan metode itu.
Dia tidak
ragu mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.
"Bagaimana?"
Dia
bertanya, menatap mata seseorang yang elok yang terukir di dinding.
"Bagaimana
aku bisa membunuhmu?"
Meneringai.
Saat ketika
sudut bibir Cale naik.
“Cale-nim!”
Choi Han
buru-buru memanggilnya, dan Rosalyn berteriak sambil memegang lengan Mary.
"Merunduk!"
Ruuuuum-
Raungan
bergema di kuil, dan seluruh kuil mulai bergetar lagi.
Namun
intensitasnya berbeda dari sebelumnya.
Lantai
marmer kuil bergoyang seperti ombak.
Seolah-olah
dengan jelas mengekspresikan perasaan marah dari dewa itu.
“Ugh!”
Tubuh Cale
miring.
'Bagaimana aku
bisa menjaga keseimbanganku kalau lantainya bergetar seperti ini!'
Cale terhuyung-huyung
akibat intensitas getaran sebelumnya.
'Apakah
dewa ini tidak dapat melakukan hal lain selain membuat kuil bergetar!'
Mungkin
dewa itu tidak bisa berbuat apa-apa selain itu.
'Dewa itu
disegel dan kali ini dia telah menggunakan banyak kekuatan dari keputusasaan
yang dia kumpulkan dari dunia.'
Dewa itu
pasti telah berusaha mati-matian ketika dia mencoba melakukan sesuatu dengan
White Star dan Cale. (Saat SG memakai topeng putih dan berpura-pura menjadi
Cale dalam ujian merah)
'Aku mengerti
jika dia marah karena ternyata itu sia-sia.'
Tangan Cale
meraba-raba di udara.
'B*rengsek!'
Tubuh Cale
yang tidak seimbang terdorong ke belakang.
Choi Han
terkejut dan berlari ke arahnya. Tapi Choi Han berhenti berjalan.
“Uh.”
"Apakah
Anda baik-baik saja?"
Cale bisa
melihat Clopeh Sekka menopangnya dengan senyum cerah. Clopeh menopang punggung Cale
dengan bahunya.
Cale hampir
mendorong Clopeh menjauh karena senyumnya yang sangat cerah. Dan karena dia
melihat perangkat penyimpanan video otomatis yang rusak.
‘Tapi itu
rusak- Hah?’
Mata Cale
melihat dua perangkat penyimpanan video otomatis di pelukan Clopeh.
'... B*jingan
ini?'
Ketika mata
Cale menyala, Clopeh mengangguk dengan senyum serius.
"Saya
merekam semuanya."
Cale ingin
menampar mulut itu.
Tapi dia
tidak punya waktu untuk itu.
“Ugh!”
Lantai kuil
bergoyang lebih kuat, dan sekarang melonjak tidak teratur.
Tak!
Dengan
suara langkah kaki yang ringan, Choi Han menendang lantai dan melompat ke arah
dinding kuil.
'Itu.'
Pada saat
itu, pemandangan yang aneh tertangkap mata Cale.
'…Tangan-'
Patung yang
diduga sebagai dewa tersegel yang diukir di dinding.
Di bawah
patung itu, tangan yang tak terhitung jumlahnya yang terukir seolah-olah
menopang patung itu sekarang menggeliat.
Menggeliat,
menggeliat-
Kemudian,
tangan-tangan itu tiba-tiba keluar dari dinding dan menuju ke Cale dan
teman-temannya.
Pergelangan-pergelangan
tangan menonjol keluar dari dinding, dan memanjang.
‘Ah, itu agak
menyeramkan.’
Pemandangan
di mana begitu banyak tangan terulur itu agak menakutkan. Tapi Cale tersentak
tanpa sadar.
"Ah.
Ini pasti adegan lain dari sang legenda.”
Cale
mendengar suara Clopeh, dan mendorongnya menjauh lantas berdiri tegak dan
berteriak.
“Choi Han!”
Baaang-!
Pada saat
yang sama, aura hitam melayang turun ke tangan-tangan itu.
Beberapa
tangan patah, tetapi tangan-tangan yang tersisa menyerang mereka.
Menuju
Cale.
Semua orang
menyadari bahwa target tangan-tangan itu adalah Cale.
“Hadang
itu.”
Dengan
suara seperti GPS, Cale bisa melihat sebuah jubah hitam menghalangi jalannya.
Garis-garis
hitam keluar dari tangan Mart dan mulai mengikat tangan-tangan itu. Dan rambut
merah Rosalyn berkibar saat dia mengangkat tangannya yang dipenuhi dengan mana
merah.
“Choi Han,
Nona Rosalyn!”
Cale
kemudian berseru.
"Kiri!"
Mary
menoleh untuk melihat Cale. Wajah Cale lebih santai dari yang dia kira. Suara
Cale terdengar oleh Mary yang tidak lagi tegang.
Suaranya
jelas.
"Buat
lubang di sebelah kiri!"
Cale
awalnya bermaksud menggunakan Embrace pada dewa tersegel itu untuk
menyegelnya kembali sehingga dia tidak dapat mengganggunya.
Namun
pemikiran itu akhirnya berubah.
Karena dewa
tersegel ingin Cale menggunakan kemampuan Embrace pada dirinya.
Dewa tersegel
ingin Cale menggunakan kemampuannya untuk melarikan diri dari kuil dan
menawarinya informasi sebagai syarat kesepakatan. Mengingat itu, Cale menyadari
bahwa menggunakan Embrace bukanlah jawaban yang benar.
Jadi apa
yang harus dia lakukan?
‘Jika aku
tidak bisa melakukannya sendiri.’
Jika dia
tidak tahu jawabannya.
'Mari kita pikirkan
sama-sama.'
Cale cukup
akomodatif.
Terlebih
lagi, tak banyak yang bisa dilakukan dewa tersegel itu sekarang.
Mengapa?
‘Karena dia
bahkan tidak bisa melarikan diri.’
Agar kuil
ini menghilang, seseorang harus membuka pintu masuk dengan kunci putih.
Dan begitu
juga sebaliknya.
'Kecuali kamu
membuka pintu masuk dengan kunci ini, kuil ini akan tetap di sini.'
Apa
artinya.
'Begitu
kita melarikan diri, kita akan menemukan cara untuk berurusan dengan dewa
tersegel.'
Tentu saja,
ada juga pilihan untuk berteriak 'Aku menyerah.' Kemudian mereka harus
mengikuti tes lagi.
Tapi bukan
itu.
'Jika aku
bertanya kepada Eruhaben-nim atau Dewa Kematian melalui Nona Cage, aku pasti akan
mendapatkan jawabannya.'
Khususnya,
jika dia mengancam Dewa Kematian atau memintanya agar memberitahunya, dia akan
mencoba menceritakan semuanya karena dia adalah dewa yang yang membenci dewa
tersegel.
Dan bahkan
jika itu tidak terjadi.
‘Aku sudah
selesai berurusan dengan White Star.’
Tidak perlu
baginya untuk menderita sendirian setelah dia membuat keputusan untuk tidak
membiarkan orang lain melihat pemandangan itu.
Mereka bisa
menyelesaikannya bersama sekarang.
Karena dia
memiliki banyak sekutu yang kuat di luar.
Pada saat
itu, Rosalyn berseru.
"Tuan
Muda! Bukankah kamu mengatakan bahwa kuil itu tidak bisa diserang atau bahkan tergores?”
Ketika
mereka pertama kali mendengar tentang kuil ini dari Ahn Roh Man, dia mengatakan
kepada mereka bahwa tidak ada kekuatan lain yang dapat menggores kuil ini.
Yang
berarti serangan itu tidak mempan pada kuil itu sendiri.
"Tidak,
Rosalyn!"
Tatapan
Rosalyn menuju ke Choi Han.
"Kuil
ini mulai hancur!"
"Ah."
Rosalyn menyadari
kalau mereka mengamuk tanpa sadar.
Ketika cahaya
merah mulai menyerang, Choi Han, Rosalyn, dan Mary menyerang dinding kuil dan
bagian interiornya.
Serangan
mereka pasti tak lebih dari goresan yang sangat kecil, tapi bagaimanapun,
kuilnya mulai hancur.
Suara
tenang Cale terdengar di telinga Rosalyn ketika dia menyadari hal itu.
"Dewa
tersegel telah kehilangan banyak kekuatan."
Dia telah
menggunakan terlalu banyak kekuatan yang dia kumpulkan dalam keadaan tersegel karena
Cale.
Kuil adalah
penjara di mana dewa tersegel dikurung, tetapi pada saat yang sama itu adalah wilayah
mereka.
"Jadi
kuil ini juga melemah."
"Itu
bagus."
Dengan
kata-kata itu, mana merah Rosalyn bergerak ke satu tempat.
“Choi Han!”
Choi Han
yang tengah menyerbu mendegar seruan Rosalyn lalu meningkatkan aura hitamnya
sepenuhnya.
Woo, Woo-
Dengan
suara getaran yang kecil, yong hitam muncul dari aura hitam yang bersinar dan
membuka mulutnya.
Mana merah bagaikan
api. Seekor naga hitam mengejarnya dengan mulut terbuka lebar.
“Mary.
Tahan tangan-tangan itu.”
"Aku
mengerti."
Garis-garis
hitam yang tak terhitung jumlahnya terbentang dari tangan Mary dan saling jalin-menjalin
dengan tangan-tangan yang menyerbu.
Saat Mary
mengepalkan tinjunya, garis-garis itu mengencang, menghalangi jalan tangan-tangan
itu. Bahu Mary sedikit bergetar.
"…Ah."
Seru
Clopeh.
Mary
merasakan kekuatan api di belakangnya. Tidak, dia merasakan kekuatan api bersama
kilat.
Zzzzzttttt.
Zzzztttt.
Cale
menggunakan kekuatan kunonya lagi.
Ketika Mary
menyadari itu dan menutup matanya dengan erat, Cale menatap kilat yang muncul
di tangannya.
'Tidak.
Tubuhnya dalam kondisi baik.’
Kapan itu
terjadi?
Saat dia
berpikir keras, Cale mengangkat tangannya yang memegang petir.
Choi Han
dan Rosalyn. Yong hitam dan mana merah bertabrakan dengan dinding di sebelah
kiri.
Baaaaaaang!
Cale
mengerutkan kening mendengar dentuman keras itu.
Namun dia
tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Rosalyn dan
Choi Han sudah bersiap untuk serangan berikutnya.
‘Ini tidak
cukup untuk membuat lubang di dinding.’
Jadi Cale
akan menambahkan kekuatannya sendiri juga.
Setelah api,
dia akan menggunakan kekuatan kuno Super Rock dan air.
Krek.
Ada retakan
kecil di dinding.
Seperti
yang dia duga, sekali tidaklah cukup.
"Teruskan!"
Saat
Rosalyn berteriak, Choi Han mengeluarkan auranya. Cale juga mencoba menambahkan
kekuatannya.
Pada saat
itulah.
Kraaak.
"Hah?"
Rosalyn tertegun.
Kraaaaaak.
Retakan
terus muncul di dinding.
Mereka
bahkan tidak melakukan serangan apa pun. Dindingnya semakin retak.
Melihat pemandangan
ini, Cale tanpa sadar bergumam.
‘...Apa ini
caranya melarikan diri sehingga kuil itu hancur sendiri?’
Dewa
tersegel itu telah menggunakan terlalu banyak kekuatan pada targetnya, jadi dia
tidak dapat menahan dampak dari benturan kekuatan serangan mereka dan kuil itu sekarang
sedang hancur.
Saat Cale
memikirkan itu.
Bang! Bang!
Bang!
Suara-suara
terdengar.
Raut wajah
Cale mendadak berubah. Choi Han berteriak.
"Cale-nim,
itu dari luar!"
"…Ya."
Kraaaak.
Dinding
yang retak dengan cepat, retakannya semakin melebar dalam sekejap.
Boom!
Akibatnya, dinding
itu runtuh.
Cale tanpa
sadar membuka mulutnya ketika dia menyadari apa yang menjebol dinding yang
runtuh itu.
“Ah, halo-”
Orang yang
menerobos dinding.
“Ah, lama
tak jumpa. Eruhaben-nim?”
Itu adalah
kepala seekor naga.
Itu adalah
kepala naga yang sebenarnya yang telah mencabut sihir polimorfnya.
Naga emas itu
mengalihkan pandangannya dan menatap Cale.
Dan
tertawa.
"Bukan
apa-apa. Aku hanya memukulnya dengan kepalaku beberapa kali dan dinding itu hancur.”
Aku tidak
berpikir kalau itu bukan apa-apa.
Cale nyaris
tidak dapat menelan kata-kata yang hampir keluar dari mulutnya.
Kepala
Eruhaben bukan sekadar kepala seekor naga.
Kepalanya
ditutupi dengan lapisan mana seperti helm.
Raon,
Eruhaben, Mila, Rasheel, dan Dodori. Itu adalah helm mana yang benar-benar tak
terkalahkan dengan warna mana naga yang berbeda-beda.
'...Itu cukup...
Itu bahkan mungkin bisa menghancurkan apa pun selain kuil, kan?'
Pada saat
itu Cale memikirkannya.
Gedebuk!
Eruhaben
melangkah mundur.
Oleh karena
itu, sebuah lubang besar yang cukup bagus sebagai jalan keluar kemudian muncul.
"Manusia!"
Cale
mendengar suara Raon dari kejauhan.
Tapi
matanya mengarah ke tempat lain.
“I-itu-”
Suara Cale
bergetar, begitu juga tangannya.
Eruhaben
berbalik dan melihat Raon, On, dan Hong yang mendekat sebelum berbicara dengan
tenang kepada Cale di kuil.
"…Kamu."
Cale bengong
menatap dirinya dan teman-temannya di bola besar yang melayang lebih tinggi
dari kuil, dan pemandangan di dalam kuil diproyeksikan darinya.
Eruhaben
yang menatapnya dengan sedih terus berbicara dengan suara gemetar.
"Cale,
kamu baik-baik saja?"
"Ya?"
"Anak-anak
tidak melihatnya."
“Lalu…
siapa saja yang melihatnya?”
Karena naga
tua itu telah ber-polimorf, dia merespon dengan tenang tapi sedih dalam
wujud manusianya.
"Aku
melihatnya. Begitu juga semua orang.”
Cale
merasakan kesadarannya meredup.
“Cale-nim!”
Choi Han segera
mendekati dan menopang Cale. Kemudian dia berteriak kaget.
“Cale-nim! P-pakaianmu
sekarang-”
Cale
mengulurkan tangan dan meraba-raba kemejanya. Pakaiannya panas.
Dia
memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya.
Sebuah buku
dipegang di tangannya.
“Cara Mati
dengan Damai.”
Buku Dewa Kematian
mengeluarkan panas dan bergetar ringan.
Sama
seperti ketika Dewa Kematian memberi tahu Cale bahwa Choi Han sedang melihat
ingatan Choi Jung Soo.
Buku itu, sebuah
benda suci, mencoba memberi tahu Cale agar segera membukanya.
Dewa
Kematian ingin mengajari Cale cara menyingkirkan dewa tersegel itu.
Jadi mereka
harus memanfaatkan kesempatan itu.
Saat ketika
Cale terhubung ke luar kuil.
Dan
sekarang, dia terhubung ke luar karena tandukan kepala naga.
"B*rengsek…"
Cale tanpa
sadar bergumam.
"Dasar
dewa k*parat. Aku pasti, pasti akan membalasmu.”
Mendengar
suaranya yang serak, Mary dan semua orang yang menghalangi dan menghancurkan tangan-tangan
itu tertegun dan menatap Cale.
Setelah
itu, Cale menutup dan membuka matanya ketika dia melihat wajah rata-rata anak
berusia 9 tahun dan sekutunya yang lain mendekat.
Dan dia
membuka buku itu.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
Chapter 759
===
No comments:
Post a Comment