Chapter 275: Huru-Hara Hantu (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Setelah
menugaskan si pembunuh untuk menjadikan Rivetti sebagai budak, Rashta segera
kembali ke vila Moire.
Beberapa
hari pertama terasa menyakitkan karena bayangan kepala pria yang mati itu terus-menerus
muncul di benaknya, tetapi seiring berjalannya waktu, keterkejutannya memudar,
dan bayangan Rivetti menjadi budak membuatnya merasa sangat bahagia.
Berkat ini,
dia dapat menghabiskan sisa waktu dengan bahagia menikmati pedesaan, dan hanya
ketika semuanya menjadi membosankan dia kembali ke istana kekaisaran.
Viscount
Roteschu mengunjunginya sehari setelah kedatangannya.
'Ah,
benar. Aku juga meminta Viscount Roteschu untuk menemukan tentara bayaran.'
Rashta teringat
fakta ini yang telah dia lupakan.
Saat
Viscount Roteschu menunggu di ruang tamu, Rashta merenung sejenak.
Dia telah
menemukan seorang pembunuh untuk menculik Rivetti. Apakah aku benar-benar
membutuhkan tentara bayaran dari Viscount?
Dia pikir
itu akan membuang-buang uang.
Namun, dia
dengan cepat berubah pikiran, 'Aku membutuhkannya'.
Dia
membutuhkan banyak orang untuk digunakan sebagai lengan dan kakinya.
Selama aku
membuat permintaan yang tidak akan jadi masalah meski Viscount Roteschu menjadi
kaki tanganku, tidak apa-apa menggunakan tentara bayaran ini.
Dia
membulatkan keputusannya, Rashta akhirnya meninggalkan kamar tidur.
Saat dia
memasuki ruang tamu, Viscount Roteschu duduk di tempat yang biasanya dia
duduki, dan di sampingnya ada seorang pria dengan jubah berkerudung yang
menutupi wajahnya.
"Apa
yang membuatmu begitu lama untuk keluar?"
Viscount
Roteschu kesal dan menunjuk pria di sebelahnya,
“Ini adalah
tentara bayaran yang aku temukan. Dia sangat terampil. Dia dapat melakukan apa
pun yang kamu inginkan, selama dia menerima jumlah uang yang sesuai.”
Rashta
bertanya, menatapnya dari atas ke bawah,
"Tidak
bisakah kamu melepas tudungmu?"
Hal yang
sama terjadi dengan si pembunuh. Mengapa mereka menutupi wajah mereka?
Namun, tentara bayaran itu menolak.
Karena
pekerjaan yang mereka lakukan, mereka tidak pernah mengungkapkan wajah mereka
di depan umum. Banyak orang menaruh dendam terhadap mereka.
“Lalu
bagaimana aku bisa mengenalimu?”
Rashta
bertanya dengan cemberut.
Adapun pembunuh
yang dia sewa secara pribadi, dia tahu nama panggilannya dan lokasi serikat
pembunuh, jadi tidak apa-apa. Selain itu, dia cukup ramping dan tinggi, sosok
yang bisa dikenali secara sekilas, bahkan dari kejauhan.
Namun,
orang di depannya tidak memiliki sosok yang tidak biasa, jadi tidak mungkin
untuk mengenalinya dengan jubah.
Tentara
bayaran itu menunjukkan jari telunjuk, tengah, dan manisnya di mana dia memakai
cincin yang sama. Dia sepertinya ingin Rashta mengenalinya melalui cincin-cincin
itu.
“Baiklah, tapi
aku tidak bisa langsung mempekerjakanmu. Aku ingin melihat seberapa terampil dirimu
terlebih dahulu.”
Tentara
bayaran itu mengangguk seolah bertanya apa yang harus dia lakukan.
Rashta
menahan keinginan untuk berteriak, 'Bunuh orang di sebelahmu!'
Sebaliknya,
dia memikirkannya dan berkata,
“Pergi
malam ini ke Duke Elgy dan bawakan aku gelang yang dia pakai di pergelangan
tangannya. Namun, kamu tidak boleh, untuk alasan apa pun, menyakitinya.”
Setelah
Viscount Roteschu pergi dengan si tentara bayaran. Rashta bergegas mengunjungi
Duke Elgy.
Dia ingin
memberitahunya terlebih dahulu dan memintanya untuk memahaminya.
Rashta
percaya bahwa Duke Elgy akan memberitahunya, sambil tersenyum, agar tidak
khawatir karena itu tidak terlalu berbahaya.
Tetapi
ketika Duke Elgy mendengarnya, dia merespons dengan dingin.
"Rashta,
kamu benar-benar memanfaatkanku."
Suaranya
penuh dengan ketidaksenangan.
"Duke
Elgy?"
Rashta
memanggilnya, bingung.
“Tidak
pernah, sama sekali tidak pernah. Kamu adalah orang yang paling dipercaya Rashta,
itu sebabnya Rashta menyerahkan hal ini kepadamu. Sungguh."
"Kamu
menyerahkan sesuatu kepada orang yang paling kamu percayai yang membahayakan
nyawanya?"
Namun, Duke
Elgy masih terlihat dingin. Dengan senyum pahit yang khas, dia melipat tangannya
dan melihat ke dinding.
Rashta
sedih karena Duke Elgy bahkan tidak ingin menatap matanya.
Tes tentara
bayaran akan dilakukan malam ini. Tidak ada banyak waktu tersisa, tapi
sepertinya dia tidak bisa membatalkannya sekarang.
Pada
akhirnya, dia mundur selangkah dan dengan sedih kembali ke Istana Barat. Dia
berpikir untuk berbicara dengan Duke Elgy lagi setelah amarahnya menghilang.
Duke Elgy
berdiri di dekat jendela dan menatap punggung Rashta.
Tak lama,
tidak ada jejak kemarahan di ekspresinya, tapi sebuah senyum lebar.
Ketika Duke
Elgy benar-benar tidak bisa melihat Rashta lagi, dia memanggil pengawalnya dan
memerintahkannya,
"Urus
persiapannya."
***
Cemas,
Rashta tidak bisa tidur sepanjang malam. Dia tidak bisa berhenti memikirkan
apakah tentara bayaran itu akan membawa gelang itu dengan benar dan apakah Duke
Elgy masih akan marah.
'Tidak
apa-apa. Setelah aku besok pergi untuk meminta maaf, kemarahannya akan hilang
sepenuhnya.’
Rashta tahu
yang terbaik adalah menunggu Duke Elgy menjadi sedikit tenang, jadi dia memaksakan
dirinya untuk bersantai.
Tetapi pada
pukul 4:00 pagi, ketika tentara bayaran muncul dengan gelang Duke Elgy, Rashta
sangat marah.
Ada darah
di gelang itu.
Saat dia
mengulurkan gelang, tiga cincin di jarinya bersinar merah di bawah cahaya
lilin.
"Apa
artinya ini?!"
Ketika
Rashta berteriak dengan marah, tentara bayaran itu dengan santai membuat alasan,
"Duke
Elgy terlalu kuat dan memiliki penjaga, jadi aku tidak punya kesempatan untuk
mengambil gelang itu tanpa pertumpahan darah."
Meskipun
Rashta mendidih karena marah, dia setidaknya mengakui keahliannya. Duke Elgy
tampak kuat bahkan jika dilihat sekilas. Mampu mengalahkan tidak hanya Duke
Elgy, tetapi juga mengatasi para penjaga, tentu saja tentara bayaran itu pastilah
sangat kuat.
Setelah
sarapan, Rashta segera pergi ke Istana Selatan.
Seperti
yang diduga, Duke Elgy lebih marah daripada kemarin.
Dia memasang
ekspresi dingin dan bahkan tidak tersenyum ketika melihat Rashta.
Yang lebih
serius adalah dia mengatakan akan meninggalkan Kekaisaran Timur.
"Apa
maksudmu kamu akan pergi?"
"Seperti
yang aku katakan. Aku tidak punya alasan lagi untuk tinggal, jadi aku akan
pergi.”
"Kemana
kamu akan pergi?"
"Pulang."
“Jangan
pergi!”
Rashta
buru-buru menempel pada Duke Elgy.
“Jika Duke
pergi, Rashta akan ditinggalkan sendirian di tempat yang kejam dan tanpa ampun
ini. Yang Mulia tidak lagi memperlakukan Rashta seperti dulu, dan yang lain
hanya memperhatikan mahkota Rashta. Hanya Duke yang memperlakukan Rashta
seperti Rashta, jika kamu pergi…”
"Maaf,
tapi aku benar-benar kecewa tentang kemarin. Rashta, aku merasa kamu
memanfaatkan persahabatanku.”
Ketika Duke
Elgy mulai mengemasi barang bawaannya, Rashta menyadari kalau area di mana dia
biasa memakai gelangnya dibalut.
"Tolong
tinggalkan aku sendiri."
Rashta
terpaksa kembali ke Istana Barat. Tapi yang bisa dia pikirkan hanyalah Duke
Elgy akan pergi.
Rashta
menangis ketika dia melihat gelang berdarah yang diambil tentara bayaran dari
Duke Elgy.
Setiap kali
para bangsawan di sini memunggunginya, Duke Elgy adalah satu-satunya yang
berpihak padanya.
Bahkan
setelah dia menjadi selir, bahkan setelah dia menjadi permaisuri.
Dia adalah
satu-satunya teman yang tidak berprasangka buruk meskipun tahu dia tidak
berasal dari bangsawan.
Orang itu
menjadi marah dan hendak pergi. Fakta ini menakutkan dan sulit untuk diterima.
Apakah aku
dapat bertahan tanpa Duke Elgy?
Rashta
menekan dadanya, dia harus mengakuinya.
‘Kurasa aku
suka Duke Elgy.’
Sovieshu
adalah pangeran yang menyelamatkannya ketika dia berada di masa yang paling
sulit, tetapi dia sangat plin-plan sehingga dia dengan mudah meninggalkan siapa
pun.
Namun, Duke
Elgy selalu berada di sisinya.
Meskipun
dia masih mencintai Sovieshu, dia yakin bahwa cinta ini secara bertahap akan
hilang karena sikapnya.
Sebaliknya,
perasaannya terhadap Duke Elgy justru semakin tumbuh.
Rashta
berbalik dan berlari kembali ke Duke Elgy.
Duke Elgy
berada di luar membawa barang bawaannya di dalam kereta.
"Aku
harus memberitahumu, aku harus memberitahumu sesuatu!"
“Tidak ada
lagi yang perlu dibicarakan.”
“Kau harus
mendengarkanku! Ini adalah perintah!"
Seru Rashta
dengan tegas dan membawa Duke Elgy ke kamar. Tapi Duke Elgy berbalik pergi
begitu dia masuk.
Rashta
berdiri di belakangnya dan berteriak putus asa dengan air mata bergelinang ...
"Aku
suka kamu. Aku mencintaimu. Tolong jangan pergi.”
Rashta,
yang berdiri di belakang Duke Elgy, tidak bisa melihat kalau dia tersenyum.
* * *
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
Chapter 276
===
Semangat uploadnya 😁
ReplyDeleteThanks😃
Delete