Sunday, December 5, 2021

Remarried Empress (#275) / The Second Marriage




Chapter 275: Huru-Hara Hantu (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Setelah menugaskan si pembunuh untuk menjadikan Rivetti sebagai budak, Rashta segera kembali ke vila Moire.

Beberapa hari pertama terasa menyakitkan karena bayangan kepala pria yang mati itu terus-menerus muncul di benaknya, tetapi seiring berjalannya waktu, keterkejutannya memudar, dan bayangan Rivetti menjadi budak membuatnya merasa sangat bahagia.

Berkat ini, dia dapat menghabiskan sisa waktu dengan bahagia menikmati pedesaan, dan hanya ketika semuanya menjadi membosankan dia kembali ke istana kekaisaran.

Viscount Roteschu mengunjunginya sehari setelah kedatangannya.

'Ah, benar. Aku juga meminta Viscount Roteschu untuk menemukan tentara bayaran.'

Rashta teringat fakta ini yang telah dia lupakan.

Saat Viscount Roteschu menunggu di ruang tamu, Rashta merenung sejenak.

Dia telah menemukan seorang pembunuh untuk menculik Rivetti. Apakah aku benar-benar membutuhkan tentara bayaran dari Viscount?

Dia pikir itu akan membuang-buang uang.

Namun, dia dengan cepat berubah pikiran, 'Aku membutuhkannya'.

Dia membutuhkan banyak orang untuk digunakan sebagai lengan dan kakinya.

Selama aku membuat permintaan yang tidak akan jadi masalah meski Viscount Roteschu menjadi kaki tanganku, tidak apa-apa menggunakan tentara bayaran ini.

Dia membulatkan keputusannya, Rashta akhirnya meninggalkan kamar tidur.

Saat dia memasuki ruang tamu, Viscount Roteschu duduk di tempat yang biasanya dia duduki, dan di sampingnya ada seorang pria dengan jubah berkerudung yang menutupi wajahnya.

"Apa yang membuatmu begitu lama untuk keluar?"

Viscount Roteschu kesal dan menunjuk pria di sebelahnya,

“Ini adalah tentara bayaran yang aku temukan. Dia sangat terampil. Dia dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan, selama dia menerima jumlah uang yang sesuai.”

Rashta bertanya, menatapnya dari atas ke bawah,

"Tidak bisakah kamu melepas tudungmu?"

Hal yang sama terjadi dengan si pembunuh. Mengapa mereka menutupi wajah mereka?

Namun, tentara bayaran itu menolak.

Karena pekerjaan yang mereka lakukan, mereka tidak pernah mengungkapkan wajah mereka di depan umum. Banyak orang menaruh dendam terhadap mereka.

“Lalu bagaimana aku bisa mengenalimu?”

Rashta bertanya dengan cemberut.

Adapun pembunuh yang dia sewa secara pribadi, dia tahu nama panggilannya dan lokasi serikat pembunuh, jadi tidak apa-apa. Selain itu, dia cukup ramping dan tinggi, sosok yang bisa dikenali secara sekilas, bahkan dari kejauhan.

Namun, orang di depannya tidak memiliki sosok yang tidak biasa, jadi tidak mungkin untuk mengenalinya dengan jubah.

Tentara bayaran itu menunjukkan jari telunjuk, tengah, dan manisnya di mana dia memakai cincin yang sama. Dia sepertinya ingin Rashta mengenalinya melalui cincin-cincin itu.

“Baiklah, tapi aku tidak bisa langsung mempekerjakanmu. Aku ingin melihat seberapa terampil dirimu terlebih dahulu.”

Tentara bayaran itu mengangguk seolah bertanya apa yang harus dia lakukan.

Rashta menahan keinginan untuk berteriak, 'Bunuh orang di sebelahmu!'

Sebaliknya, dia memikirkannya dan berkata,

“Pergi malam ini ke Duke Elgy dan bawakan aku gelang yang dia pakai di pergelangan tangannya. Namun, kamu tidak boleh, untuk alasan apa pun, menyakitinya.”

Setelah Viscount Roteschu pergi dengan si tentara bayaran. Rashta bergegas mengunjungi Duke Elgy.

Dia ingin memberitahunya terlebih dahulu dan memintanya untuk memahaminya.

Rashta percaya bahwa Duke Elgy akan memberitahunya, sambil tersenyum, agar tidak khawatir karena itu tidak terlalu berbahaya.

Tetapi ketika Duke Elgy mendengarnya, dia merespons dengan dingin.

"Rashta, kamu benar-benar memanfaatkanku."

Suaranya penuh dengan ketidaksenangan.

"Duke Elgy?"

Rashta memanggilnya, bingung.

“Tidak pernah, sama sekali tidak pernah. Kamu adalah orang yang paling dipercaya Rashta, itu sebabnya Rashta menyerahkan hal ini kepadamu. Sungguh."

"Kamu menyerahkan sesuatu kepada orang yang paling kamu percayai yang membahayakan nyawanya?"

Namun, Duke Elgy masih terlihat dingin. Dengan senyum pahit yang khas, dia melipat tangannya dan melihat ke dinding.

Rashta sedih karena Duke Elgy bahkan tidak ingin menatap matanya.

Tes tentara bayaran akan dilakukan malam ini. Tidak ada banyak waktu tersisa, tapi sepertinya dia tidak bisa membatalkannya sekarang.

Pada akhirnya, dia mundur selangkah dan dengan sedih kembali ke Istana Barat. Dia berpikir untuk berbicara dengan Duke Elgy lagi setelah amarahnya menghilang.

Duke Elgy berdiri di dekat jendela dan menatap punggung Rashta.

Tak lama, tidak ada jejak kemarahan di ekspresinya, tapi sebuah senyum lebar.

Ketika Duke Elgy benar-benar tidak bisa melihat Rashta lagi, dia memanggil pengawalnya dan memerintahkannya,

"Urus persiapannya."

***

Cemas, Rashta tidak bisa tidur sepanjang malam. Dia tidak bisa berhenti memikirkan apakah tentara bayaran itu akan membawa gelang itu dengan benar dan apakah Duke Elgy masih akan marah.

'Tidak apa-apa. Setelah aku besok pergi untuk meminta maaf, kemarahannya akan hilang sepenuhnya.’

Rashta tahu yang terbaik adalah menunggu Duke Elgy menjadi sedikit tenang, jadi dia memaksakan dirinya untuk bersantai.

Tetapi pada pukul 4:00 pagi, ketika tentara bayaran muncul dengan gelang Duke Elgy, Rashta sangat marah.

Ada darah di gelang itu.

Saat dia mengulurkan gelang, tiga cincin di jarinya bersinar merah di bawah cahaya lilin.

"Apa artinya ini?!"

Ketika Rashta berteriak dengan marah, tentara bayaran itu dengan santai membuat alasan,

"Duke Elgy terlalu kuat dan memiliki penjaga, jadi aku tidak punya kesempatan untuk mengambil gelang itu tanpa pertumpahan darah."

Meskipun Rashta mendidih karena marah, dia setidaknya mengakui keahliannya. Duke Elgy tampak kuat bahkan jika dilihat sekilas. Mampu mengalahkan tidak hanya Duke Elgy, tetapi juga mengatasi para penjaga, tentu saja tentara bayaran itu pastilah sangat kuat.

Setelah sarapan, Rashta segera pergi ke Istana Selatan.

Seperti yang diduga, Duke Elgy lebih marah daripada kemarin.

Dia memasang ekspresi dingin dan bahkan tidak tersenyum ketika melihat Rashta.

Yang lebih serius adalah dia mengatakan akan meninggalkan Kekaisaran Timur.

"Apa maksudmu kamu akan pergi?"

"Seperti yang aku katakan. Aku tidak punya alasan lagi untuk tinggal, jadi aku akan pergi.”

"Kemana kamu akan pergi?"

"Pulang."

“Jangan pergi!”

Rashta buru-buru menempel pada Duke Elgy.

“Jika Duke pergi, Rashta akan ditinggalkan sendirian di tempat yang kejam dan tanpa ampun ini. Yang Mulia tidak lagi memperlakukan Rashta seperti dulu, dan yang lain hanya memperhatikan mahkota Rashta. Hanya Duke yang memperlakukan Rashta seperti Rashta, jika kamu pergi…”

"Maaf, tapi aku benar-benar kecewa tentang kemarin. Rashta, aku merasa kamu memanfaatkan persahabatanku.”

Ketika Duke Elgy mulai mengemasi barang bawaannya, Rashta menyadari kalau area di mana dia biasa memakai gelangnya dibalut.

"Tolong tinggalkan aku sendiri."

Rashta terpaksa kembali ke Istana Barat. Tapi yang bisa dia pikirkan hanyalah Duke Elgy akan pergi.

Rashta menangis ketika dia melihat gelang berdarah yang diambil tentara bayaran dari Duke Elgy.

Setiap kali para bangsawan di sini memunggunginya, Duke Elgy adalah satu-satunya yang berpihak padanya.

Bahkan setelah dia menjadi selir, bahkan setelah dia menjadi permaisuri.

Dia adalah satu-satunya teman yang tidak berprasangka buruk meskipun tahu dia tidak berasal dari bangsawan.

Orang itu menjadi marah dan hendak pergi. Fakta ini menakutkan dan sulit untuk diterima.

Apakah aku dapat bertahan tanpa Duke Elgy?

Rashta menekan dadanya, dia harus mengakuinya.

‘Kurasa aku suka Duke Elgy.’

Sovieshu adalah pangeran yang menyelamatkannya ketika dia berada di masa yang paling sulit, tetapi dia sangat plin-plan sehingga dia dengan mudah meninggalkan siapa pun.

Namun, Duke Elgy selalu berada di sisinya.

Meskipun dia masih mencintai Sovieshu, dia yakin bahwa cinta ini secara bertahap akan hilang karena sikapnya.

Sebaliknya, perasaannya terhadap Duke Elgy justru semakin tumbuh.

Rashta berbalik dan berlari kembali ke Duke Elgy.

Duke Elgy berada di luar membawa barang bawaannya di dalam kereta.

"Aku harus memberitahumu, aku harus memberitahumu sesuatu!"

“Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan.”

“Kau harus mendengarkanku! Ini adalah perintah!"

Seru Rashta dengan tegas dan membawa Duke Elgy ke kamar. Tapi Duke Elgy berbalik pergi begitu dia masuk.

Rashta berdiri di belakangnya dan berteriak putus asa dengan air mata bergelinang ...

"Aku suka kamu. Aku mencintaimu. Tolong jangan pergi.”

Rashta, yang berdiri di belakang Duke Elgy, tidak bisa melihat kalau dia tersenyum.

* * *

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 274              

>>>             

Chapter 276

===

Daftar Chapters 


2 comments: