Wednesday, December 8, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#764)

 



Chapter 764: Karma (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Eruhaben menarik napas dalam-dalam saat butiran keringat terbentuk di dahinya. Saat buku yang terbungkus kegelapan menutupi wajah patung itu, dia merasakan kekuatan yang menakutkan dan aneh. Perasaan tidak berdaya, seolah terseret ke dalam rawa tanpa dasar, dan perasaan aneh yang membuat jantungnya berdebar kencang. Naga-naga lain juga memandang Cale karena kekuatan yang mereka rasakan begitu kuat sehingga mereka tidak bisa tidak melihat meskipun dalam situasi yang mendesak. Dodori bahkan harus menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam berulang kali karena kekuatan yang luar biasa itu.

Mary pingsan dan CH menopangnya. Raon mencoba pergi ke Cale, tetapi mana merah melesat di depannya. Eruhaben sadar ketika dia melihat mana merah itu. Itu berasal dari Rosalyn yang mengirim mana merahnya untuk membuat perisai lain untuk mengisolasi sinar merah yang lengket. Eruhaben bergumam kalau dia adalah gadis yang cerdas. Rosalyn berkeringat deras saat mengeluarkan sihirnya.

Dia sangat terpengaruh oleh kekuatan itu seperti halnya Mary dan CH. Di antara orang-orang di sini, Rosalyn, yang merupakan yang terlemah kedua setelah Clopeh, sangat terpengaruh oleh kekuatan itu. Tetapi karena dia mampu melihat situasi saat ini secara rasional, dia tidak terlalu terpengaruh oleh perasaan yang ditimbulkan oleh kekuatan itu. Eruhaben menyuruh Raon agar tidak mengganggu Cale dan hanya menonton. Raon mengangguk dan memperhatikan Cale. Naga melihat perisai Rosalyn dan Rasheel berkata kalau dia tidak akan kalah.

Para naga memperkuat perisai mana mereka untuk menekan sinar merah itu, meskipun itu sulit. Bola di atas kuil hancur sepenuhnya, dan Mila berkata kalau dia tidak bisa menggunakan atributnya untuk menghubungkan pecahan-pecahan itu. Sinar merah mencoba melahap mana dari para naga sementara naga-naga itu mencoba menekannya. Karena keanehan dan kengerian yang mereka rasakan dalam warna merah itu mengingatkan mereka pada kematian.

Mereka harus bertahan sampai Cale menyelesaikan tugasnya. Alberu kemudian merasakan kekuatan lain di belakangnya, di tempat Cale berada. Itu bukan lagi perasaan tidak berdaya, tetapi sesuatu yang langsung dia identifikasi – kematian. Eruhaben berkonsentrasi untuk menghentikan sinar merah itu, tapi punggungnya terasa merinding. Dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Cale dan kekuatan apa yang digunakan Cale sekarang. Dia merasa terkejut dan khawatir pada Cale.

Mila mengerang dan memperkuat kekuatannya. Rasheel berseru kalau itu sekarang dalam keadaan melarikan diri. Sinar merah mulai bergetar hebat seolah-olah itu adalah upaya terakhirnya untuk melawan. Eruhaben terbang lebih dekat ke bola dan merentangkan kedua tangannya, menyebarkan debu emasnya. Dia bergumam kepada Cale agar bergegas, ketika mana menutupi sinar merah dan perisai mana dari para naga.

Ini adalah garis pertahanan terakhir melawan sinar merah itu. Perisai yang dibuat oleh manusia di atas langit kota adalah garis pertahanan terakhir. Suara menyeramkan kemudian terdengar dari kuil. Cale tanpa sadar bergumam bahwa para dewa sedang bertarung. SG menolak untuk 'dipeluk.' SG berusaha mendorong Cale menjauh dengan kekuatan yang tidak diketahui seolah-olah itu hal terakhir yang bisa dia lakukan.

Tetapi Cale mengoreksinya, berpikir kalau SG berusaha menangkap dan menelannya (Cale). Cale menyadari jika membiarkan dirinya terpengaruh oleh perasaan yang dipancarkan oleh kekuatan itu, dia pada akhirnya akan terombang-ambing oleh SG bahkan jika dia berhasil 'memeluk' SG. Sementara itu, kegelapan dari Dewa Kematian dan kekuatan patung itu bertabrakan. Kegelapan yang mengelilingi benda suci itu melindungi Cale dan melahap kekuatan SG.

Tangan Cale gemetar saat dia menggigit bibirnya dan mengutuk, berpikir 'Sialan! Cepatlah!’ Dia tidak pernah merasa seperti ini ketika dia menggunakan Embrace pada WS atau WT palsu. Itu terlalu berlebihan baginya. Perlahan-lahan dia merasa sulit bernapas. Dia berkeringat deras, dan gemetar di tangannya semakin parah. Tabrakan kekuatan kedua dewa menyebabkan ledakan keras, dan Cale menjadi tuli dan sakit kepala karenanya.

Raon memanggil manusianya, dan Cale menanyakan situasinya. On melaporkan bahwa bola tersebut telah hancur dan kehilangan bentuknya. Dan sinar merah seperti cairan itu bahkan membuat para naga kesulitan dan melahap mana. Cale memejamkan mata dan bertanya-tanya apakah sinar merah itu akan menghilang jika dia berhasil menggunakan Embrace pada SG. Dia tahu kalau mereka tidak punya cara untuk menahan sinar merah itu dengan baik.

Jadi Cale bersiap untuk kemungkinan itu. Saat dia mencoba menenangkan suaranya yang gemetar, dia menyuruh Raon pergi dan membawa sesuatu dari Hutan Kegelapan. Tapi kemudian, sesuatu bergema keras di benaknya. Cale merasa ingin muntah, tetapi dia mendengar suara yang familier di kepalanya. Dewa Kematian sedang berbicara dengannya. Dewa Kematian mengatakan bahwa resistensi SG lebih kuat dari yang dia kira, jadi dia (Dewa Kematian) akan menggunakan kekuatannya sedikit lebih banyak. Dewa Kematian bertanya apakah Cale akan baik-baik saja dengan itu.

Cale setuju dan cukup yakin dia bisa bertahan. Dewa Kematian tidak lagi menjawab, dan Cale merasakan kegelapan di sekitarnya semakin pekat. Tangannya semakin gemetar saat dia dengan jelas merasakan 'kematian'. Dia menyadari bahwa dia harus membuat anak-anak dan orang lain menjauh darinya. Jadi dia mencoba membuka mulutnya untuk menyuruh mereka pergi. Tetapi dia harus memperkuat cengkeramannya pada buku itu karena rasanya dia akan melepaskannya jika tidak melakukannya.

Cale merasa bahwa para dewa adalah makhluk absolut yang tidak pernah bisa dia lawan dan menang darinya. Kemudian dia mendengar On menyuruh Raon dan Hong pergi ke Hutan Kegelapan. Cale tersenyum ketika dia menyadari bahwa On mengerti apa yang dia katakan. Apa yang Cale pikirkan adalah mereka harus membawa kastil hitam di hutan. Karena makhluk yang ada di sana, Sheritt, yang memiliki atribut perlindungan. Dia berpikir kalau atributnya akan lebih kuat dalam melindungi kota dari sinar merah itu.

Yang tersisa sekarang untuk Cale adalah berhasil menaklukkan SG. Dia menarik napas dalam-dalam, membuka matanya, dan melihat sekeliling. Bentrokan kekuatan semakin meningkat, dan Cale mendengar suara samar memanggilnya. Itu adalah Super Rock, mengatakan bahwa kuil marmer itu terbuat dari batu. Jika kuil itu adalah domain SG, SG memiliki keuntungan di sini, jadi Dewa Kematian tidak bisa menggunakan kekuatannya secara bebas di dalam sini.

Tapi kuil marmer itu juga berada di dalam domain 'batu'. Kuil itu tidak boleh hancur karena berisi fragmen SG. Jadi rencana Super Rock adalah menempatkan kuil di bawah domain Super Rock. Namun, Cale bertanya-tanya apakah kekuatan kunonya dapat mengalahkan kuil tempat kekuatan suci berada. Tetapi Super Rock mengatakan bahwa SG sangat kuat di masa lalu, jadi tidak ada gunanya menggunakan kekuatan kuno Cale.

Namun, sebagian besar kekuatan SG sekarang digunakan untuk melawan kekuatan Dewa Kematian. Jadi rencana Super Rock adalah membidik celah itu. Cale tidak pernah menggunakan kekuatan kuno saat menggunakan Embrace. Ini akan menjadi pertama kalinya dia melakukannya. Dia bertanya dengan suara gemetar apakah dia akan baik-baik saja, tetapi tersenyum mendengar jawaban Super Rock yang mengatakan bahwa Cale harus menggunakannya bersama dengan Aura Dominasi.

Pada saat itu, Cale menggunakan kekuatan kunonya. Clopeh, yang berlutut di sudut kuil, gemetar dan memanggil nama Cale karena dia merasakan kekuatan kuno Cale. Itu adalah Aura Dominasi yang tidak menyerah di depan Ketakutan Naga atau kekuatan suci. Kekuatan Super Rock juga mulai menyebar di bawah kaki Cale. Kuil bergetar, dan CH dan Mary menyadari kalau Cale sedang melakukan sesuatu.

Mereka melihat anak-anak berteleportasi, dan CH yang paling dekat dengan Cale menyadari perubahan di tubuhnya. Ada kekuatan dahsyat para dewa, dan kekuatan familier yang samar yang mulai menyebar ke seluruh kuil. Itu mengingatkan CH pada punggung seseorang yang hendak jatuh tetapi tidak roboh sampai akhir. Orang yang acuh tak acuh tapi hangat yang meyakinkannya kalau dia bisa menanggungnya.

CH menggumamkan nama Cale saat kekuatan kuno Cale perlahan menyebar di dalam kuil. Tetapi CH mengerutkan kening ketika dia menyadari bahwa Cale sedang berjuang. Dia tidak bisa melihat Cale yang dikelilingi oleh kegelapan. CH mencengkeram pedangnya begitu kuat sehingga darah menetes ke kukunya yang telah melukai telapak tangannya. Cucuran darah mengalir di bibir Cale yang tersenyum.

Cale berpikir kalau itu tidak apa-apa saat kedua kekuatan kunonya mengambil alih kuil. Awalnya lambat, tetapi lambat laun tumbuh cepat seperti bendungan yang jebol. Kuil bergetar seolah-olah SG terguncang. Cale tersenyum dan yakin dia bisa berbuat lebih banyak. Super Rock kemudian panik dan berteriak, jadi Cale bertanya-tanya ada apa. Super Rock tergagap dan bertanya apa yang diberikan Pohon Dunia kepada Cale sehingga Cale sekarang dapat 'mengambil alih' kuil secepat ini.

Super Rock mengatakan kalau kekuatan Cale bahkan melebihi para naga. Cale terkejut dan merasa merinding saat itu. Kuil itu bergetar kuat, dan Cale berjongkok. Cale mendengar Dewa Kematian berkata ‘kerja bagus’ karena mereka sekarang berada di bagian terakhir. Dia mendengar teriakan putus asa dari patung itu. Semua orang menutup telinga mereka mendengar teriakan yang memekakkan telinga. Dinding berisi patung itu mulai retak. Pada saat yang sama, mereka yang berada di kuil jatuh tersungkur ke lantai.

Kekuatan kematian memenuhi ruangan. Itu adalah kekuatan yang sangat kuat sehingga akan membuatmu pingsan atau mati lemas. Saat teriakan mengerikan itu berakhir dengan kekuatan yang mencekik, Cale menggelengkan kepalanya dan terhuyung-huyung. Dia nyaris tidak mampu berdiri dan menghela napas. Dia merasa SG sedang 'dipeluk' ke dalam buku. Wajah patung yang baik hati dan elok itu tiba-tiba berubah menjadi sosok yang berteriak seperti iblis.

Cale tersenyum mendengarnya dan mengabaikan darah di bibirnya. Patung di dinding itu lenyap. Sebaliknya, sebuah sosok tampak terukir di buku terbuka yang dimilikinya. Cale menggerakkan tangannya dan menutup buku itu. Dia bisa dengan jelas merasakan kalau SG telah terkurung dalam domain Dewa Kematian. Cale terhuyung, dan CH buru-buru menopangnya. Tapi Cale mengutuk ketika dia melihat sinar merah itu masih ada. Sinar merah yang seolah jatuh ke tanah itu kini seperti bom waktu yang akan meledak. Cale harus menghentikan itu juga.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 763      

>>>            

Chapter 765

===

Daftar Spoiler 


[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#763)




Chapter 763: Karma (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat Cale hendak membaca buku itu, dia mendengar suara anak-anak. Eruhaben mengerutkan kening ketika dia melihat bola di atas kuil bertingkah aneh. Cale menyadari semua naga yang ada di sekitar kuil berada dalam wujud manusia mereka. Bola itu mengeluarkan suara aneh, dan pecahannya menghilang dan menjadi satu. Sesuatu seperti cairan merah berlumpur membesar di dalam bola.

Cairan itu mendidih seperti lava dan terus-menerus mengeluarkan suara aneh. Saat cairan merah itu melipatgandakan diri, ia mulai menyerang dinding bola seolah-olah mencoba memecahkan bola dan melarikan diri. Cale melihat ke bawah kuil dan melihat Puzzle City. Cale menyadari tatapan tajam Raon dan merasa canggung ketika melihat anak-anak menatapnya, jadi dia menghindari tatapan mereka.

Raon menyuruhnya untuk menyingkirkan tangannya dan Cale kebingungan. Raon memindahkan lengan Cale dan membuka kancing kemejanya. Anak-anak hanya melihat lukanya yang sudah sembuh. Eruhaben berpikir beruntung anak-anak tidak melihat Cale menusuk jantungnya. Dia mendecakkan lidahnya dan berpikir kalau Cale adalah b*jingan bodoh, bukannya b*jingan yang malang. Dia perlahan melangkah mundur tetapi berhenti ketika dia mendengar suara Cale.

Cale berkata itu akan meledak, dan naga yang kebingungan menoleh ke Cale yang mengerutkan kening melihat buku Dewa Kematian. Alberu bertanya dengan tenang apa maksud Cale. CH yang mendekat tersentak dan berhenti saat melihat ekspresi Alberu. Alberu masih tidak kehilangan akal sehatnya, tetapi api di matanya membuatnya terlihat garang. Cale menyuruh mereka menunggu saat dia membaca buku Dewa Kematian yang menyampaikan kata-kata Dewa Kematian melalui benda suci.

Sementara itu, Mary, Rosalyn, dan CH terus menghancurkan tangan-tangan yang mencoba menuju ke Cale. Cale membaca kata-kata Dewa Kematian. Dewa Kematian berkata kalau bola itu adalah mata SG, dan bola itu akan segera meledak. Tujuannya adalah para makhluk hidup di kota. Salah satu dari sekian banyak momen yang dialami seseorang dalam keputusasaan adalah saat mendekati kematian. Jadi memakan keputusasaan dari orang yang tidak bersalah adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh dewa yang telah dipermalukan oleh para pemburu dan menggunakan semua kekuatan yang dihematnya untuk memecahkan segel.

Daya ledakan bola itu tidak diketahui, tapi itu akan cukup untuk menghancurkan Puzzle City. Dewa Kematian berhenti memberikan penjelasan rinci karena situasinya mendesak. Bola itu akan meledak dalam lima menit, jadi Cale berteriak kepada Eruhaben kalau kota akan ada dalam bahaya jika bola itu meledak. Alberu menutup mulutnya dan menatap cairan merah lengket yang memenuhi bola itu. Itu terlihat sangat mengerikan bagi semua orang.

Alberu mengeluarkan perangkat komunikasi videonya dan menyuruh semua mage di kota untuk mengaktifkan lingkaran sihir perisai besar. Cale bertanya apakah itu 'mengaktifkan' bukannya 'membuat.' Alberu menjawab waktu telah berlalu sekian lama. Rosalyn menghela napas ketika dia menyadari bahwa sekarang sudah sepenuhnya masuk musim dingin dan bukan lagi awal musim dingin. Alberu berkata dia telah mempersiapkan semua skenario 'bagaimana kalau terjadi sesuatu'.

Alberu memberi tahu Cale kalau Deruth telah mendengar tentang Cale yang dipenjara di kuil di mana kelangsungan hidupnya tidak diketahui. Dan kemudian melihat adegan Caleb menusuk jantungnya. Deruth pingsan saat melihat itu. Untungnya, Violan berada di ruang bawah tanah balai kota, memimpin para mage di wilayah Henituse, jadi dia tidak melihat Cale menusuk jantungnya. Deruth akhirnya sadar dan melihat putranya dalam kondisi baik. Jika ada orang yang mengagumi Cale karena bertahan dan berada dalam kondisi yang baik, ada orang lain yang tidak menyukainya.

Alberu memandang Cale lagi dan mendecakkan lidahnya. Dia menyebut Cale b*jingan gila karena melakukan hal yang begitu sembrono. Tapi itu satu-satunya cara, sehingga Alberu merasa tidak kompeten dan tidak berdaya karena dia tidak ingin mengalami kehilangan seseorang lagi. Alberu menghela napas dan berkata kalau mereka akan menangani bola itu dan Cale tidak boleh melakukan segalanya.

Menghadapi mata gemetar Cale, Alberu memasang ekspresi lelah sebelum dia berkata, "Kamu telah bekerja keras." Tapi ekspresinya berubah kembali menjadi acuh tak acuh dan dingin saat dia berkata, “Jangan pernah lakukan itu lagi. Komandan. Itu perintah.” Alberu menuju kuil dan Cale melihat Eruhaben yang tersenyum menepuk bahunya.

Duchess Violan memimpin para mage di kota. Hilsman (yang asli) dan para kesatria membawa karung berisi batu sihir bermutu tinggi. Para kesatria mengeluarkan semua batu sihir, dan para mage menggunakannya untuk mengaktifkan lingkaran sihir. Itu dibuat dengan bantuan naga untuk situasi darurat. Salah satunya untuk melindungi kota, dan yang lainnya bertindak sebagai penghalang untuk menjaga agar situasi buruk tidak memengaruhi kota.

Eruhaben tersenyum melihat mana skala besar yang digunakan di seluruh kota. Naga lainnya juga membuat perisai di sekitar bola. Eruhaben kemudian memandang Cale dan berkata bahwa ini sudah cukup. Cale setuju, tetapi di dalam hati berpikir itu mungkin tidak cukup. Dia merasa bahwa kekuatan dalam bola itu sekarang cukup kuat daripada serangan yang dilakukan SG di dalam kuil.

Dewa Kematian berkata ini akan menjadi langkah terakhir SG. Dia menambahkan hanya tersisa dua menit. Dewa Kematian terus berbicara dan berkata kalau dewa tidak bisa mati. Cale tahu itu jadi dia mengkhawatirkan bagaimana menghadapi SG. Tapi Dewa Kematian menyuruh Cale untuk menggunakan kemampuan Embrace-nya, menyebabkan Cale mengerutkan kening karena SG juga mengatakan itu. Dewa Kematian melanjutkan kalau Cale harus menggunakan buku itu sebagai media untuk kemampuannya.

Jika kuil adalah domain SG, maka buku itu adalah domain Dewa Kematian. Cale sudah berlari dengan buku terbuka. Dewa Kematian berkata kalau dia ingin menempatkan dewa keputusasaan di bawah kakinya. Jadi kecuali SG dilepaskan, SG selamanya tidak akan bisa melakukan apa pun di domain Dewa Kematian. Hanya satu menit tersisa. Bola itu retak dan cairan merah mengalir keluar.

Orang-orang dievakuasi dan lingkaran sihir perisai diaktifkan sepenuhnya. Litana memanggil Toonka yang mengayunkan tongkatnya dan menghancurkan tangga yang menghubungkan kuil dan tanah. Setelah itu, keduanya naik ke kuil. Cairan merah dengan cepat menghancurkan perisai mana yang berwarna krem, dan Mila membeku. Rosalyn terbang di udara dan mengatakan kalau itu tetaplah kekuatan dewa meskipun telah disegel.

Eruhaben menggunakan debu emasnya untuk mendukung Mila. Sinar merah itu terasa mengerikan dan aneh, dan bukan dari dunia ini. Jadi Eruhaben terbang ke udara juga untuk menghentikannya. Sinar merah itu bersinar lebih terang, dan bola itu retak dan hancur seolah-olah matahari telah meledak. Mila mengerutkan kening dan Eruhaben membantunya. Raon berteriak kepada manusianya yang berlari ke arah tangan-tangan itu.

Dewa Kematian berkata kalau hanya tersisa 30 detik, jadi Cale berteriak kepada Mary untuk melepaskan tangan-tangan itu. Tangan-tangan itu kemudian menangkap Cale dan dia merasakan kesakitan. Tetapi Cale berbisik kepada patung di dinding kalau dia akan melakukan apa yang diinginkannya. Tangan-tangan itu melepaskan Cale dalam sekejap, tetapi Cale meraih satu tangan ketika halaman-halaman buku Dewa Kematian berputar.

Buku hitam itu memancarkan warna-warna aneh. Itu adalah warna kegelapan. Cale bergumam kalau menggunakan kemampuan Embrace-nya pada dewa berbeda sementara kegelapan mengelilinginya. Cale menggunakan kekuatan kuno angin dan menendang lantai. Dia menginjak altar dan terbang, melakukan kontak mata dengan patung itu. Dia berkata, "Ayo kita selesaikan ini." Saat buku hitam yang terbungkus kegelapan menutupi wajah patung itu, bola di atas kuil hancur total dan sinar merah bersinar seperti iblis yang kelaparan. Cairan merah lengket mulai memakan mana para naga.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 762        

>>>            

Chapter 764

===

Daftar Spoiler 


Sunday, December 5, 2021

Remarried Empress (#275) / The Second Marriage




Chapter 275: Huru-Hara Hantu (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Setelah menugaskan si pembunuh untuk menjadikan Rivetti sebagai budak, Rashta segera kembali ke vila Moire.

Beberapa hari pertama terasa menyakitkan karena bayangan kepala pria yang mati itu terus-menerus muncul di benaknya, tetapi seiring berjalannya waktu, keterkejutannya memudar, dan bayangan Rivetti menjadi budak membuatnya merasa sangat bahagia.

Berkat ini, dia dapat menghabiskan sisa waktu dengan bahagia menikmati pedesaan, dan hanya ketika semuanya menjadi membosankan dia kembali ke istana kekaisaran.

Viscount Roteschu mengunjunginya sehari setelah kedatangannya.

'Ah, benar. Aku juga meminta Viscount Roteschu untuk menemukan tentara bayaran.'

Rashta teringat fakta ini yang telah dia lupakan.

Saat Viscount Roteschu menunggu di ruang tamu, Rashta merenung sejenak.

Dia telah menemukan seorang pembunuh untuk menculik Rivetti. Apakah aku benar-benar membutuhkan tentara bayaran dari Viscount?

Dia pikir itu akan membuang-buang uang.

Namun, dia dengan cepat berubah pikiran, 'Aku membutuhkannya'.

Dia membutuhkan banyak orang untuk digunakan sebagai lengan dan kakinya.

Selama aku membuat permintaan yang tidak akan jadi masalah meski Viscount Roteschu menjadi kaki tanganku, tidak apa-apa menggunakan tentara bayaran ini.

Dia membulatkan keputusannya, Rashta akhirnya meninggalkan kamar tidur.

Saat dia memasuki ruang tamu, Viscount Roteschu duduk di tempat yang biasanya dia duduki, dan di sampingnya ada seorang pria dengan jubah berkerudung yang menutupi wajahnya.

"Apa yang membuatmu begitu lama untuk keluar?"

Viscount Roteschu kesal dan menunjuk pria di sebelahnya,

“Ini adalah tentara bayaran yang aku temukan. Dia sangat terampil. Dia dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan, selama dia menerima jumlah uang yang sesuai.”

Rashta bertanya, menatapnya dari atas ke bawah,

"Tidak bisakah kamu melepas tudungmu?"

Hal yang sama terjadi dengan si pembunuh. Mengapa mereka menutupi wajah mereka?

Namun, tentara bayaran itu menolak.

Karena pekerjaan yang mereka lakukan, mereka tidak pernah mengungkapkan wajah mereka di depan umum. Banyak orang menaruh dendam terhadap mereka.

“Lalu bagaimana aku bisa mengenalimu?”

Rashta bertanya dengan cemberut.

Adapun pembunuh yang dia sewa secara pribadi, dia tahu nama panggilannya dan lokasi serikat pembunuh, jadi tidak apa-apa. Selain itu, dia cukup ramping dan tinggi, sosok yang bisa dikenali secara sekilas, bahkan dari kejauhan.

Namun, orang di depannya tidak memiliki sosok yang tidak biasa, jadi tidak mungkin untuk mengenalinya dengan jubah.

Tentara bayaran itu menunjukkan jari telunjuk, tengah, dan manisnya di mana dia memakai cincin yang sama. Dia sepertinya ingin Rashta mengenalinya melalui cincin-cincin itu.

“Baiklah, tapi aku tidak bisa langsung mempekerjakanmu. Aku ingin melihat seberapa terampil dirimu terlebih dahulu.”

Tentara bayaran itu mengangguk seolah bertanya apa yang harus dia lakukan.

Rashta menahan keinginan untuk berteriak, 'Bunuh orang di sebelahmu!'

Sebaliknya, dia memikirkannya dan berkata,

“Pergi malam ini ke Duke Elgy dan bawakan aku gelang yang dia pakai di pergelangan tangannya. Namun, kamu tidak boleh, untuk alasan apa pun, menyakitinya.”

Setelah Viscount Roteschu pergi dengan si tentara bayaran. Rashta bergegas mengunjungi Duke Elgy.

Dia ingin memberitahunya terlebih dahulu dan memintanya untuk memahaminya.

Rashta percaya bahwa Duke Elgy akan memberitahunya, sambil tersenyum, agar tidak khawatir karena itu tidak terlalu berbahaya.

Tetapi ketika Duke Elgy mendengarnya, dia merespons dengan dingin.

"Rashta, kamu benar-benar memanfaatkanku."

Suaranya penuh dengan ketidaksenangan.

"Duke Elgy?"

Rashta memanggilnya, bingung.

“Tidak pernah, sama sekali tidak pernah. Kamu adalah orang yang paling dipercaya Rashta, itu sebabnya Rashta menyerahkan hal ini kepadamu. Sungguh."

"Kamu menyerahkan sesuatu kepada orang yang paling kamu percayai yang membahayakan nyawanya?"

Namun, Duke Elgy masih terlihat dingin. Dengan senyum pahit yang khas, dia melipat tangannya dan melihat ke dinding.

Rashta sedih karena Duke Elgy bahkan tidak ingin menatap matanya.

Tes tentara bayaran akan dilakukan malam ini. Tidak ada banyak waktu tersisa, tapi sepertinya dia tidak bisa membatalkannya sekarang.

Pada akhirnya, dia mundur selangkah dan dengan sedih kembali ke Istana Barat. Dia berpikir untuk berbicara dengan Duke Elgy lagi setelah amarahnya menghilang.

Duke Elgy berdiri di dekat jendela dan menatap punggung Rashta.

Tak lama, tidak ada jejak kemarahan di ekspresinya, tapi sebuah senyum lebar.

Ketika Duke Elgy benar-benar tidak bisa melihat Rashta lagi, dia memanggil pengawalnya dan memerintahkannya,

"Urus persiapannya."

***

Cemas, Rashta tidak bisa tidur sepanjang malam. Dia tidak bisa berhenti memikirkan apakah tentara bayaran itu akan membawa gelang itu dengan benar dan apakah Duke Elgy masih akan marah.

'Tidak apa-apa. Setelah aku besok pergi untuk meminta maaf, kemarahannya akan hilang sepenuhnya.’

Rashta tahu yang terbaik adalah menunggu Duke Elgy menjadi sedikit tenang, jadi dia memaksakan dirinya untuk bersantai.

Tetapi pada pukul 4:00 pagi, ketika tentara bayaran muncul dengan gelang Duke Elgy, Rashta sangat marah.

Ada darah di gelang itu.

Saat dia mengulurkan gelang, tiga cincin di jarinya bersinar merah di bawah cahaya lilin.

"Apa artinya ini?!"

Ketika Rashta berteriak dengan marah, tentara bayaran itu dengan santai membuat alasan,

"Duke Elgy terlalu kuat dan memiliki penjaga, jadi aku tidak punya kesempatan untuk mengambil gelang itu tanpa pertumpahan darah."

Meskipun Rashta mendidih karena marah, dia setidaknya mengakui keahliannya. Duke Elgy tampak kuat bahkan jika dilihat sekilas. Mampu mengalahkan tidak hanya Duke Elgy, tetapi juga mengatasi para penjaga, tentu saja tentara bayaran itu pastilah sangat kuat.

Setelah sarapan, Rashta segera pergi ke Istana Selatan.

Seperti yang diduga, Duke Elgy lebih marah daripada kemarin.

Dia memasang ekspresi dingin dan bahkan tidak tersenyum ketika melihat Rashta.

Yang lebih serius adalah dia mengatakan akan meninggalkan Kekaisaran Timur.

"Apa maksudmu kamu akan pergi?"

"Seperti yang aku katakan. Aku tidak punya alasan lagi untuk tinggal, jadi aku akan pergi.”

"Kemana kamu akan pergi?"

"Pulang."

“Jangan pergi!”

Rashta buru-buru menempel pada Duke Elgy.

“Jika Duke pergi, Rashta akan ditinggalkan sendirian di tempat yang kejam dan tanpa ampun ini. Yang Mulia tidak lagi memperlakukan Rashta seperti dulu, dan yang lain hanya memperhatikan mahkota Rashta. Hanya Duke yang memperlakukan Rashta seperti Rashta, jika kamu pergi…”

"Maaf, tapi aku benar-benar kecewa tentang kemarin. Rashta, aku merasa kamu memanfaatkan persahabatanku.”

Ketika Duke Elgy mulai mengemasi barang bawaannya, Rashta menyadari kalau area di mana dia biasa memakai gelangnya dibalut.

"Tolong tinggalkan aku sendiri."

Rashta terpaksa kembali ke Istana Barat. Tapi yang bisa dia pikirkan hanyalah Duke Elgy akan pergi.

Rashta menangis ketika dia melihat gelang berdarah yang diambil tentara bayaran dari Duke Elgy.

Setiap kali para bangsawan di sini memunggunginya, Duke Elgy adalah satu-satunya yang berpihak padanya.

Bahkan setelah dia menjadi selir, bahkan setelah dia menjadi permaisuri.

Dia adalah satu-satunya teman yang tidak berprasangka buruk meskipun tahu dia tidak berasal dari bangsawan.

Orang itu menjadi marah dan hendak pergi. Fakta ini menakutkan dan sulit untuk diterima.

Apakah aku dapat bertahan tanpa Duke Elgy?

Rashta menekan dadanya, dia harus mengakuinya.

‘Kurasa aku suka Duke Elgy.’

Sovieshu adalah pangeran yang menyelamatkannya ketika dia berada di masa yang paling sulit, tetapi dia sangat plin-plan sehingga dia dengan mudah meninggalkan siapa pun.

Namun, Duke Elgy selalu berada di sisinya.

Meskipun dia masih mencintai Sovieshu, dia yakin bahwa cinta ini secara bertahap akan hilang karena sikapnya.

Sebaliknya, perasaannya terhadap Duke Elgy justru semakin tumbuh.

Rashta berbalik dan berlari kembali ke Duke Elgy.

Duke Elgy berada di luar membawa barang bawaannya di dalam kereta.

"Aku harus memberitahumu, aku harus memberitahumu sesuatu!"

“Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan.”

“Kau harus mendengarkanku! Ini adalah perintah!"

Seru Rashta dengan tegas dan membawa Duke Elgy ke kamar. Tapi Duke Elgy berbalik pergi begitu dia masuk.

Rashta berdiri di belakangnya dan berteriak putus asa dengan air mata bergelinang ...

"Aku suka kamu. Aku mencintaimu. Tolong jangan pergi.”

Rashta, yang berdiri di belakang Duke Elgy, tidak bisa melihat kalau dia tersenyum.

* * *

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 274              

>>>             

Chapter 276

===

Daftar Chapters