Thursday, October 7, 2021

Remarried Empress (#261) / The Second Marriage

 



Chapter 261: Bisakah Kau Menanganinya? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Naik kuda itu menyenangkan. Sinar matahari menembus dedaunan dari pohon-pohon tinggi, dan terpantul lembut di rambut Heinley. Setiap kali Heinley tersenyum, dia mengeluarkan aroma seperti alam.

Aku menyukai rambutnya yang berkibar tertiup angin. Setiap kali tatapan kami bertemu, dia akan tersenyum sampai matanya melengkung. Pada saat-saat itu, aku merasakan hatiku tergelitik seolah-olah aku sedang dibelai dengan bulu.

Setelah beberapa saat, Heinley tiba-tiba bergerak maju dengan cepat dan berkata,

"Hah? Ada sesuatu di sana, Ratuku.”

Aku mengikutinya meskipun bingung, tetapi Heinley menghentikan kudanya dan tersenyum canggung.

"Ratuku, aku bisa pergi sendiri."

"Bukankah kamu mengatakan ada sesuatu?"

Aku bertanya sambil mengeluarkan busur yang ada di punggungku yang belum bisa aku gunakan sampai sekarang. Mata Heinley melebar dan dia melambaikan tangannya.

"Bukan itu."

“?”

“Hanya saja… aku ingin pergi sendiri sekarang. Itu adalah hadiah yang ingin aku berikan kepada Ratuku.”

Setelah dia selesai berbicara, Heinley berkuda dengan cepat lagi, dan memintaku untuk mengikutinya dari kejauhan.

Apa yang dia lihat?

Meskipun tampak aneh bagiku, aku melakukan persis seperti yang dia minta. Untuk berjaga-jaga, aku memegang busur di tanganku dengan longgar.

Ketika aku melihat sekeliling namun tidak dapat menemukan Heinley, tiba-tiba aku mendengar teriakan tidak jauh dari sana. Teriakan itu tidak keras, tapi itu jelas suara Heinley.

Aku memutar kudaku dan menuju ke arah itu dengan tergesa-gesa. Tanpa diduga, Heinley sedang berduel dengan rubah kecil yang berbulu halus.

Duel? Haruskah itu disebut duel?

Kudanya tidak terlihat di mana pun, dan Heinley memamerkan giginya ke arah rubah. Sebaliknya, rubah mengibaskan ekornya ke depan dan ke belakang seolah-olah sedang bermain.

Ketika aku turun dari kuda, rubah itu datang berlari ke arahku bagaikan seekor rusa, dan bertingkah lucu lagi. Dia adalah rubah yang sangat penyayang. Ketika aku menggaruk dagunya, dia mengeluarkan suara aneh dan mengibaskan ekornya sambil tersenyum seperti Heinley.

Itu lucu ... Heinley tidak suka rubah? Mengapa dia bertingkah seperti itu dengan hewan kecil yang jinak?

Ketika aku menatapnya dengan kebingungan, Heinley buru-buru berteriak.

"Ratuku, rubah itu berpura-pura jinak sekarang!"

“…”

“Aku serius, di luar dia tampak lucu, tetapi kenyataannya dia itu jahat dan kejam! Itu berbahaya!"

Saat aku membelai kepala si rubah, suara Heinley berangsur-angsur memudar. Ketika rubah itu mendekati Heinley dengan patuh, dia berpura-pura menderita dan berkata,

“Ratuku, kamu menyelamatkanku. Kamu adalah penyelamatku.”

"Aku tidak melakukan apapun."

“Kehadiranmu sangat membantuku.”

Itu mencurigakan. Ketika aku agak menyipitkan mata, Heinley tiba-tiba meraih kakinya dan berkata dengan berpura-pura kesakitan,

"Ow ow! Sepertinya kakiku patah saat jatuh dari kuda, Ratuku.”

Kakinya patah karena jatuh dari kuda? Tapi dia tidak punya luka goresan di tubuhnya? Itu bahkan lebih mencurigakan.

Namun, karena Heinley meletakkan tangannya di dahinya dan bergumam lemah, “Aku demam,” pertama-tama aku memegangnya dan membantunya menaiki kudaku.

“Ini mengingatkan aku pada masa lalu. Meskipun itu bukan memori yang sudah cukup lama untuk menyebutnya begitu.”

Heinley berbisik sambil memelukku erat dari belakang. Suaranya enak didengar, tapi aku mengerutkan kening karena suhu tubuh yang kurasakan saat tubuh kami bersentuhan terus menggangguku.

Dia juga tidak terlihat demam.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Tapi kenapa Anda melawan rubah itu?"

McKenna mendecakkan lidahnya pada Heinley, berbaring di tempat tidur dengan perban palsu dan handuk basah yang tidak perlu di dahinya.

Bahkan di mata dokter istana, Heinley tidak terluka, meskipun perbannya dipasang dengan baik.

Heinley menjawab dengan kesal.

“Selama-lamanya aku menunggu, satu-satunya hewan yang muncul adalah rubah dan tupai. Tidak ada gunanya melawan tupai, kan?”

“Ugh. Tetap saja, bagaimana Anda bisa melawan rubah itu?”

"Kenapa memangnya dengan rubah?"

“Itu semua tergantung pada jenis rubahnya. Kita berbicara tentang rubah kecil yang ceria itu, bukan? Rubah yang sangat imut sehingga tidak ada yang akan melepaskannya? Rubah yang memiliki pikiran sebesar Yang Mulia?”

Heinley menutup mulutnya dengan marah. Dia kesal karena adegan dramatis yang dia buat tidak berhasil sama sekali. Selain itu, McKenna berbicara dengan sangat tidak pengertian sehingga dia ingin meremas kedua bibirnya dan menggoyangkannya dengan keras.

Melihat ekspresinya, McKenna mendecakkan lidahnya dan dengan enggan menyemangatinya.

“Tetap saja, Yang Mulia merawat Anda, kan? Dia bahkan memuji akting imut Anda.”

“Jangan bahas itu. Itu masalahnya, pujiannya!”

Dia berpura-pura kesusahan, tetapi segera ditahu oleh orang yang ingin dia mencintainya. Mau tidak mau dia merasa malu.

Tidak dapat menahan rasa malu, Heinley merangkak ke bawah selimut. Dia tampak seperti kura-kura dengan kepala tersembunyi, jadi McKenna menggelengkan kepalanya.

Saat itu, pintu terbuka pelan dan McKenna menoleh. Orang yang membuka pintu dan sedikit menjulurkan kepalanya adalah Navier.

Navier mengangkat alis ke arah selimut yang menggembung dan berkata pelan, "Heinley?"

Ketika McKenna tersenyum canggung dan mengangguk, Navier memasuki ruangan dengan hati-hati. Kemudian dia melihat dengan dingin ke arah Heinley, yang berada di bawah selimut.

Ekspresi Navier begitu menakutkan sehingga McKenna diam-diam menarik diri. Dia tidak ingin terhanyut oleh badai.

***

Mengapa dia begitu malu setelah melakukan sesuatu yang begitu lucu?

Aku melihat ke arah Heinley, yang juga terlihat imut terbungkus selimut, dan McKenna dengan bijaksana bergegas keluar.

Mendengar suara pintu tertutup, aku duduk di tempat tidur dan bersandar di atas selimut yang menggembung.

"Berhentilah menggangguku, McKenna."

Pada saat itu, aku mendengar gumaman samar di bawah selimut. Sambil menahan tawa, aku mencondongkan tubuh lebih dekat, tubuh di bawah selimut terpelintir dan aku mendengar suara cemberut lagi.

“Betapa beraninya kamu, McKenna. Cepat hentikan.”

Saat itu aku hendak mengatakan, 'ini aku' melihat betapa imutnya dia.

"Kamu berat, jadi turun dariku."

"!"

Heinley 'mengulangi' kata-kata itu. Meskipun aku melepaskannya, Heinley tetap tidak mau keluar dari balik selimut, seolah-olah dia benar-benar mengira McKenna yang mendorongnya.

Elang kurang ajar, dia dua kali bilang padaku kalau aku berat, apakah dia benar-benar berpikir aku berat?

Aku pernah bertanya kepada Heinley dengan cemas apakah aku berat ketika aku berada di atas tubuhnya di malam hari. Awalnya, dia menjawab, 'Kamu seringan bulu.'

Tetapi setelah berulang kali memintanya untuk jujur ​​karena dia terbukti berbohong, Heinley menjawab, 'Ini hanya perasaan kehadiran yang menyenangkan,' menarik tubuhku ke tubuhnya dan memelukku.

Lalu aku berbaring di atasnya, dan dia tak henti-hentinya bergumam kalau dia baik-baik saja.

Aku pikir itu benar. Tapi apa? Kamu berat, jadi lepaskan aku?!!

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 260                

>>>             

Chapter 262

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#260) / The Second Marriage

 



Chapter 260: Bisakah Kau Menanganinya? (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Heinley bermaksud untuk menjawab, 'kamu bahkan belum pernah punya hubungan romantis,' tidak peduli apa pun yang dia sarankan. Tapi setelah mendengar kata-kata McKenna, sepertinya itu cukup masuk akal.

Itu benar. Baik Heinley dan Navier terlalu sibuk. Navier sangat bersemangat dengan pekerjaannya sehingga dia tampak kecanduan. Bahkan beberapa hari yang lalu, dia melakukan perbuatan kejam dengan membawa pekerjaan ke kamar tidur pengantin.

Heinley menganggap kamar tidur pengantin tempat hanya bagi mereka, jadi itu benar-benar tidak dapat diterima. Dia merasa seolah-olah negara berdiri di antara Navier dan dirinya sendiri.

Tapi masalahnya adalah Heinley juga sibuk. Dia mengadakan pertemuan beberapa kali sehari, dan dia memiliki ratusan laporan yang datang dari berbagai negara. Dia memiliki lusinan dokumen resmi yang perlu segera ditandatangani, dan juga hal-hal yang harus dipersiapkan secara rahasia.

Kalau tidak, Navier akan bisa punya waktu bersamanya tidak peduli seberapa sibuknya dia. Bahkan, ada beberapa kesempatan ketika Navier berkunjung saat istirahat, tetapi lantas pergi ketika diberi tahu bahwa Heinley sedang sibuk. Tentu saja, dia tidak tahu.

Begitu Heinley bergumam, "Kamu benar," McKenna buru-buru berkata,

“Saya pikir bermain peran itu perlu.”

"Oh. Itu ide yang bagus, tapi kurasa Ratuku belum mau melakukannya…”

"Apa yang Anda bicarakan?"

"Bukankah ini tentang 'itu'?"

“Anda memiliki pikiran yang sangat cabul, Yang Mulia. Maksud saya menciptakan situasi berbahaya untuk menyelamatkannya. Pria dan wanita biasanya menjadi lebih dekat seperti itu.”

Mendengar kata-kata McKenna, Heinley menyadari bahwa permainan peran yang dia pikirkan berbeda dari yang dibicarakan McKenna.

Heinley akhirnya mengerti apa yang dimaksud McKenna. Ini juga tampak cukup masuk akal. Tetapi mengingat sekretarisnya tidak pernah menjalin hubungan romantis …

“Tetap saja, aku tidak bisa dengan sengaja menempatkan Ratuku dalam situasi berbahaya.”

Heinley berkata dengan tegas. Menjadi dekat memang bagus, tetapi menempatkan orang yang kau cintai melalui situasi yang berbahaya itu mengerikan. Namun, dia segera membuat rencana yang bagus.

“Oh… aku bisa menjadi orang yang berada dalam situasi berbahaya.”

"Hah?"

"Menemukanku gemetar dalam keadaan menyedihkan, istriku akan datang berlari untuk menyelamatkanku."

"Hah?"

“Dia akan melihatku seolah-olah aku adalah anak anjing yang tidak berdaya. Dia akan sangat tersentuh sehingga dia akan mencintaiku.”

"Hah?"

“Hah, Hah, Hah… Hentikan, McKenna. Atur persiapan untuk berburu. Hanya untuk pergi berburu dengan istriku dan orang-orang dekat lainnya.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

* * *

Suatu malam setelah hari sibuk yang biasa.

"Pergi berburu?"

Heinley bertanya padaku saat aku berbaring di dadanya pada saat yang sama dia memelukku dan menarikku ke sisinya.

"Ya. Ini bukan kompetisi besar. Sedikit bersenang-senang untuk menghilangkan stres”

Aku menatap Heinley saat aku bermain dengan jari-jarinya. Kulit Heinley masih lembut dan halus. Kalau dipikir-pikir, dia berada pada usia yang penuh semangat.

Baik kakakku dan Sovieshu menyukai kegiatan di luar ruangan pada usia ini, seperti berburu, menunggang kuda, dan sebagainya. Sebaliknya, Heinley terkurung di Istana Kekaisaran bekerja sepanjang waktu. Dia sepertinya berolahraga setiap hari, tetapi itu tidak cukup….

"Baiklah."

Aku mengiyakan sambil tersenyum. Aku tidak suka berburu, tetapi aku suka menunggang kuda. Pasti menyenangkan bisa naik kuda lagi.

"Persiapan untuk berburu-"

“McKenna yang akan melakukannya. Jangan khawatir, Ratuku.”

Tiba-tiba, seolah-olah teriakan McKenna bergema di telingaku. Setiap kali aku melihatnya, dia mengeluh tentang betapa sibuknya dia. Apakah dia akan baik-baik saja membuat persiapan untuk berburu...?

Aku sedikit khawatir, tetapi aku juga terlalu sibuk untuk membantu. Jadi aku tetap diam.

Beberapa hari kemudian, Heinley dan aku pergi bersama ke tempat berburu di dekat Istana Kekaisaran.

Jumlah orang yang menemani kami berburu sedikit. McKenna, Mastas, Countess Jubel, beberapa bangsawan, pengawal Heinley, Kesatria Transnasional, dan beberapa orang lainnya.

Meskipun tampaknya cukup banyak pelayan yang dibawa demi kenyamanan, mereka masih terhitung sedikit.

Setelah tiba di tempat berburu, para pelayan mulai mendirikan tenda dan membuat persiapan untuk makan di luar dengan sangat cepat. Mereka juga mulai membangun gudang sementara untuk menyimpan hewan buruan yang dibawa seseorang.

Bahkan sebelum tenda selesai dibangun, kami semua yang akan berburu sudah menaiki kuda. Aku menaiki kuda putih dan membelai kepalanya dengan pelan.

Awalnya kami semua berkendara bersama. Daripada berburu, itu lebih seperti kami mengobrol di atas kuda.

Saat mangsa muncul seiring waktu, suasana berubah menjadi perburuan. Mastas sangat bersemangat, dan bersumpah untuk menangkap beruang sembari memegang tombaknya.

"Saya pernah mendengar bahwa beruang tidak tinggal di sini, Nona Mastas."

"Countess Jubel, beruang tinggal di mana-mana."

"Hmm, itu baru pertama kali aku dengar."

Para bangsawan lain dengan senang hati mengatakan bahwa mereka akan berburu sesuatu, dan para kesatria juga tampak bersemangat.

Di tengah-tengah ini, Heinley tiba-tiba melihat ke arah Kapten Pengawal Yunim dan berkata,

“Aku ingin pergi sendirian dengan istriku, jadi ikuti aku dari jauh.”

"Itu berbahaya, Yang Mulia."

Yunim dengan terkejut menolak. Tapi karena Heinley sepertinya tidak menyerah, Yunim melirikku untuk menghentikannya.

Akhir-akhir ini, sikap permusuhan Yunim terhadap diriku telah sangat berkurang. Dia sedikit lebih sopan daripada saat pertama kali aku bertemu dengannya.

Tetapi sebelum aku bisa mengatakan apa-apa, Heinley berkata dengan tegas, "Itu tidak berbahaya," lalu menatapku dan bertanya.

"Apakah kamu setuju, Ratuku?"

Aku mengangguk setuju. Tempat berburunya tidak luas, dan para pengawal akan tetap mengikuti kami dari kejauhan.

Selain itu, aku mendengar bahwa karena itu adalah tempat berburu yang dekat dengan istana kekaisaran, tidak ada hewan yang berbahaya. Jika hewan berbahaya keluar ke rumah pribadi, itu akan menyebabkan keributan besar, jadi semuanya benar-benar terkendali.

Reaksi Countess Jubel yang mendecakkan lidahnya ketika Mastas mengatakan sebelumnya bahwa dia akan berburu beruang tidaklah berlebihan.

Pada akhirnya, Yunim mundur dengan tidakpuas dan Heinley memintaku untuk menghampirinya.

"Oke."

Aku mengiyakan dengan senyuman dan berkuda bersama Heinley.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 259               

>>>             

Chapter 261

===

Daftar Chapters 


Wednesday, October 6, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#749)

 



Chapter 749: Kami Telah Berkumpul (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale mengagumi kuil itu begitu dia turun dari kereta. Sayeru mengerutkan kening dan berkata bahwa sekarang bukan waktunya untuk terkagum-kagum. Dia tampak kesal tetapi tidak marah pada Cale. Mereka agak terlambat dari jadwal mereka tetapi tidak bisa terburu-buru karena keluarga Henituse. Cale mengangkat bahu dan berkata bahwa mau bagaimana lagi karena persembahan untuk WS harus dalam kondisi terbaik.

Sayeru mengejek dan Cale bergumam bahwa Sayeru sangat cerewet. Sayeru menoleh ke Cale, menanyakan apa yang baru saja dia katakan. Cale bertanya apakah Sayeru ingin dia menyumbang. Sayeru tertawa dengan wajah lelah sebelum berjalan menjauh dari Cale dan menuju ke Hilsman. Dia memerintahkan Hilsman untuk memindahkan persembahan ke 'Langit Putih' sekarang. Hilsman hanya menatapnya alih-alih menjawab. Sayeru mengerutkan kening dan bertanya apakah dia tidak akan menjawab.

Hilsman meminta maaf, mengatakan bahwa atasannya adalah Cale yang bertanggung jawab atas transportasi persembahan. Sayeru ingin marah dan membunuh Hilsman karena ketidakpatuhannya, tetapi tidak bisa melakukannya karena Cale ada di sini. Cale memerintahkan Hilsman untuk memindahkan persembahan. Dia juga mengatakan bahwa mereka harus dipindahkan dengan aman tanpa satu luka pun karena mereka adalah tumbal yang berharga.

Cale bekerja sangat keras, dan ketika persembahan diturunkan dari gerbong, dia mendekati Sayeru dan mengatakan bahwa orang lain hanya menyuruh bawahan mereka untuk bergerak tetapi bahkan tidak memeriksa keadaan para persembahan. Dia mengerang dan berkata bahwa mereka tidak memiliki ketulusan (Cale jelas mengkritik Sayeru, hahaha). Sayeru muak dengan kata 'ketulusan', tetapi menyadari bahwa ini adalah cara Cale 'memberontak'. Karena Cale tidak bisa menyerang WS, dia hanya bisa menyerang yang berperingkat lebih rendah seperti Sayeru.

Tetapi pada akhirnya, Cale memang mengirimkan persembahan ke WS dan juga menyerah pada WS. Jadi Sayeru tersenyum dan berpikir bahwa WS akan senang mendengar berita ini. Tetapi dia tidak memperhatikan bahwa Cale sedang 'merekam' tempat di mana persembahan dijaga. Hilsman memindahkan persembahan ke Langit Putih, yang merupakan bangunan tempat para korban keputusasaan akan membuang keputusasaan mereka dan tinggal di bumi untuk terakhir kalinya sebelum pergi ke surga.

Langit Putih memiliki tiga lantai basement dan satu lantai dasar. Berdiri tepat di sebelah kuil. Para persembahan akan tinggal di ruang bawah tanah dan dikurung di sana tanpa satu lampu pun sampai upacara dimulai. Cale tiba di lantai dasar gedung dan melihat seorang pendeta memeriksa daftar Hilsman. Beberapa persembahan berjalan melalui koridor panjang dan gelap menuju satu-satunya pintu masuk ruang bawah tanah.

Dorph menyapa Cale di pintu masuk. Dia sepertinya dipenuhi dengan elemen kegelapan. Dorph menepuk pundak Cale, mengatakan bahwa Cale bekerja keras dalam membawa persembahan. Cale tersenyum dan berkata bahwa dia memang mengalami kesulitan. Dorph tertawa dan berkata bahwa dia senang melihat Cale seperti ini. Dia berbisik kepada Cale dan bertanya apakah dia membawa Raon bersamanya.

Dorph mengatakan bahwa jika Raon ada di sini tak kasatmata, dia akan meragukan Cale dan kemudian memasukkan Raon sebagai salah satu persembahan. Cale tertawa dan berkata bahwa Raon ada di kereta. Itu yang sebenarnya, dan Sayeru menepuk Cale, mengatakan bahwa dia melakukannya dengan baik karena Cale akan menderita banyak kerugian jika dia melakukan hal konyol seperti itu. Cale setuju dengan Sayeru dan mengatakan bahwa dia memang akan menderita banyak kerugian. Tapi di dalam hati, Cale mengutuk Sayeru karena ingin mengorbankan Raon.

Dorph bertanya pada Cale di mana CH berada, dan Cale menjawab bahwa CH tidak ikut dengannya. Dorph terkejut dan Cale mengangkat bahu, mengatakan bahwa CH belum siap untuk melayani WS, jadi dia sedang berdoa sekarang. Tentu saja, CH yang berdoa itu bohong karena dia pergi untuk menyelesaikan persiapan mereka demi rencana tersebut. Dorph tertawa terbahak-bahak dan berkata bahwa dia tidak berharap Cale mengatakan hal seperti itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia kemudian berbicara kepada orang lain yang menyerahkan persembahan wilayahnya kepada pendeta. Itu adalah Marquis Taylor, dan Dorph mengatakan bahwa Taylor harus memperhatikan dan belajar dari Cale. Taylor baru saja diberi pena untuk menandatangani dokumen, dan pendeta itu tersenyum padanya dan berkata bahwa dia bisa segera beristirahat begitu dia menandatanganinya. Tapi tangan Taylor gemetar. Dia tahu bahwa persembahan wilayah Stan akan sepenuhnya menjadi milik kuil pusat begitu dia menandatanganinya.

Pendeta itu sedikit kesal dan menyuruh Taylor untuk berhenti menunda-nunda setiap kali dia diminta untuk tandatangan. Para pendeta di kuil bisa bersikap kasar kepada seorang marquis karena mereka berada langsung di bawah WS. Hilsman melaporkan kepada Cale bahwa serah terima telah selesai. Seorang pendenta menyodorkan Cale dokumen dan pena. Dorph menahan tawanya ketika dia melihat Cale dan Taylor.

Tetapi yang mengejutkan pendeta, Cale dengan cepat selesai menandatangani dokumen tanpa ragu-ragu. Semua orang di tempat itu menoleh ke Cale. Lantai itu penuh dengan orang-orang yang bertugas mengangkut persembahan dari seluruh benua. Mereka semua memandang Cale dengan emosi yang berbeda - terkejut, mencemooh, niat baik, simpati, menghina, atau merasa dikhianati.

Taylor memandang Cale sebelum menandatangani dokumen. Dia kemudian berbalik dan berhenti di depan Cale. Dia dengan tajam menatap Cale sementara Dorph terkekeh, mengatakan bahwa Marquis Taylor juga seperti Cale. Taylor mulai berjalan lagi. Dia dengan dingin berkata dengan wajah tanpa ekspresi bahwa itu bagus untuk disaksikan lantas melewati Cale.

Dorph tertawa terbahak-bahak, setuju bahwa memang baik baginya untuk menyaksikan Cale. Dia kemudian memanggil Amiru sebagai orang berikutnya yang akan menandatangani. Dia menyuruhnya untuk menandatanganinya seperti Cale yang dia hormati. Amiru mengalihkan pandangannya dari Cale dan mulai menandatangani. Dorph senang melihat ini dan kemudian mendengar Cale bertanya apakah dia bisa beristirahat sekarang. Pendeta itu mengangguk dan tertawa. Ada campuran ejekan dan sedikit niat baik dalam tawa itu. Dia sedang mengejek orang terakhir yang menolak WS dan juga menyetujui Cale karena berada di pihak mereka sekarang.

Pendeta itu berkata bahwa mereka telah menetapkan tempat yang bagus untuknya, sehingga dia bisa beristirahat dan menonton festival. Festival adalah nama upacara di mana persembahan dikorbankan untuk WS. Cale bertanya apakah sekarang sudah festival ke-50, dan pendeta itu menjawab ya, jadi itu lebih megah dari yang sebelumnya. Sudah setahun sejak kuil pusat dibangun, dan 49 festival telah terjadi. Banyak orang telah meninggal sebagai persembahan saat itu.

Cale keluar dari gedung. Dia bertemu mata dengan Amiru yang dengan ringan menganggukkan kepalanya. Ada banyak perwakilan dari wilayah lain di sini yang berkumpul di kuil pusat. Cale kembali ke kereta, dan berpikir bahwa WS banyak menggunakan otaknya. WS meminta perwakilan menghadiri festival sampai akhir untuk menanamkan rasa takut pada mereka dan pada saat yang sama memamerkan kekuatannya. Selain itu, untuk memeriksa apakah ada seseorang yang memberontak, jadi dia telah mengundang banyak orang berpengaruh.

Tetapi Cale berpikir bahwa itu membuat segalanya lebih mudah baginya. Dia meletakkan tangannya di sakunya dan mengeluarkan catatan rahasia yang ditempatkan Taylor ketika dia melewati Cale. Di catatan itu tertulis kata-kata “Aku akan menyaksikan. Dengan para kesatria.” Cale telah meminta Raon untuk menghubungi sekutu mereka agar datang dan 'menyaksikan' festival. Jadi sekutunya yang memberi balasan pada Cale berkumpul satu per satu.

Kereta Cale tiba di sebuah bangunan yang indah dan megah sedikit lebih jauh dari kuil pusat dan gedung Langit Putih. Itu adalah tempat menginap bagi orang-orang berpengaruh yang lebih seperti sandera di sini. Cale memanggil Raon dan bertanya tentang tembok batu. Kuil berlantai lima itu memiliki dinding di sekelilingnya seperti tembok benteng.

Cale bertanya apakah batu yang digunakan untuk tembok itu berasal dari menara batu Puzzle City. Raon mengatakan ya dan itu dibuat oleh warga untuk WS. WS telah memerintahkan warga untuk menghancurkan menara batu mereka dan membangun tembok di sekitar kuil. Temboknya dibuat dengan tangan sehingga lebih padat dari tembok kebanyakan. Tingginya hanya satu lantai dan tidak cukup untuk benar-benar melindungi kuil, tetapi makna simbolis dari penciptaannya cukup signifikan. Itu adalah simbol kepatuhan atau penghormatan warga terhadap WS.

Raon bertanya pada Cale mengapa dia menanyakan itu karena dia sudah tahu tentang itu. Cale bergumam bahwa itu layak digunakan ketika dia menatap batu yang tak terhitung jumlahnya yang sekarang telah menjadi tembok. Super Rock setuju dengan Cale. Ketika Cale tiba di kamarnya, dia bertanya kepada Ron apakah festival itu akan berlangsung dua hari dari sekarang. Ron menjawab ya, dan melaporkan bahwa Alberu juga akan datang untuk memberikan pidato ucapan selamat. Cale bertanya kepada Super Rock apakah mereka harus menghancurkannya, dan Super Rock setuju dan menambahkan bahwa mereka akan menghancurkan festival.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 748         

>>>            

Chapter 750

===

Daftar Spoiler