Thursday, September 30, 2021

Remarried Empress (#259) / The Second Marriage

 



Chapter 259: Ratu Cuma Menyukai Tubuhnya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Arian, pelayan yang berpengalaman, tidak menghibur Rashta karena dia tidak peduli, dan para pendatang baru yang baru saja menjadi pelayan tidak berani berbicara dengan permaisuri, jadi mereka juga tutup mulut.

Rashta menghabiskan sepanjang malam dalam kesedihan tanpa dihibur siapa pun, dan akhirnya pergi ke Istana Selatan untuk menemui Evely segera setelah fajar menyingsing. Dia pergi ke sana karena dia bermaksud mengunjungi Duke Elgy.

"Kamu siapa?"

Namun, begitu Evely melihat Rashta, dia sangat kasar padanya. Sikapnya sama sekali tidak sopan, dan matanya penuh dengan penghinaan.

“Siapa aku?”

Rashta terkejut. Beberapa bangsawan tidak mengenalinya sebagai Permaisuri dan membuat komentar sinis, tapi setidaknya mereka menjaga etika saat menyapanya.

Rashta marah melihat gadis yang muncul entah dari mana berperilaku seperti ini.

Sebenarnya, Evely lebih tidak terbiasa dengan etiket kekaisaran daripada Rashta, tetapi mengetahui bahwa Evely adalah seorang penyihir, Rashta bahkan tidak mempertimbangkan itu.

“Kamu tidak sopan.”

Rashta mengerutkan kening saat dia menirukan Navier, berbicara dengan dingin dan bermartabat.

Namun, suaranya yang seperti Navier membuat ekspresi Evely menjadi gelap.

“Kau bertemu denganku tempo hari. Kamu sudah mendengar dari Baron Lant bahwa aku adalah Permaisuri. Beraninya kau begitu kasar? Apakah kamu ingin dipenjara?"

"Jika kau memenjarakanku, Yang Mulia tidak akan tinggal diam."

Evely menggunakan Sovieshu, yang belum pernah dilihatnya sejak hari kedatangannya, sebagai tameng.

Sovieshu adalah perisai paling efektif melawan Rashta. Dia bergidik saat kemarahannya meningkat.

'Beraninya gadis kasar ini, yang bahkan tidak menjaga etika di hadapanku, begitu sombong menggunakan suamiku sebagai tameng?'

Rashta sangat marah.

"Menurutmu, siapa yang akan dibela Yang Mulia, aku yang seorang Permaisuri atau kamu yang rakyat jelata?"

Rashta bergumam, menatap Evely saat dia berpura-pura tenang, dan hendak memberitahu Viscountess Verdi untuk segera menangkap gadis itu karena tidak menghormati Permaisuri.

Tapi pertama-tama, Evely berbicara dengan senyum dingin,

“Sebentar lagi kau akan menjadi saudariku. Jangan terlalu keras padaku, saudari.”

Karena dia tinggal di Istana Selatan, Evely bertemu banyak tamu terhormat yang mengunjungi Kekaisaran Timur.

Mereka tertarik padanya karena dia adalah seorang penyihir dan menceritakan banyak hal menarik padanya. Di antara 'hal-hal menarik itu' adalah panggilan Permaisuri saat ini kepada mantan Permaisuri selama dirinya menjadi selir.

Evely sudah mengetahui bahwa Rashta memanggil Navier 'saudari' di depan umum.

Tidak menyadari fakta ini, Rashta berteriak ngeri begitu Evely memanggilnya 'saudari'.

"Bagaimana bisa aku menjadi saudarimu?!"

Sekujur tubuhnya bergidik. Gadis arogan yang menetap di rumah orang lain ini, seperti ular melingkar, hendak mengambil suaminya darinya kapan saja, sambil tampil ramah di depan orang lain. Ini membuatnya merinding.

Evely mengangkat alisnya dan menjelaskan sambil tersenyum,

“Kudengar memiliki suami yang sama membuat kita bersaudara, kan?”

Rashta, yang menyadari bahwa Evely sedang menyindirnya, segera tertawa dingin,

“Astaga. Aku bertanya-tanya dari mana batu itu berasal, ternyata itu batu yang dilemparkan oleh mantan Permaisuri.”

"Mantan Permaisuri?"

“Aku tidak tahu apa yang kamu dengar, tetapi situasinya berbeda sekarang. Mantan Permaisuri hanya menikah dengan Yang Mulia demi politik, dia tidak pernah menginginkannya. Jika itu adalah hubungan semacam itu, kamu bisa menjadi saudariku. Tapi pernikahanku dengan Yang Mulia adalah karena cinta, jadi tentu saja kau tidak bisa menjadi saudariku.

"Bagaimana kamu tahu Navier tidak pernah merasakan apa-apa kepadanya?"

Aku tentu tahu lebih baik darimu. Aku bersamanya lebih lama.”

"!"

“Jadi jangan pernah panggil aku saudari lagi. Aku tidak ingin mendengar itu darimu.”

"Saudari, saudari, saudari, saudari, saudari, saudari, saudari."

Saat Evely mengatakan 'saudari' secara bertubi-tubi dengan nada mengejek, pembuluh darah di pelipis Rashta menegang. Kesal, Rashta kembali mencoba memerintahkan Viscountess Verdi untuk membawa Evely pergi. Tapi sekali lagi, sesuatu terjadi lebih dulu.

"Perilaku tidak sopan apa ini!"

Kali ini, orang tua palsu Rashta muncul. Mereka juga tinggal di Istana Selatan, dan mendekat setelah mendengar keributan.

Ketika Viscount Isqua melihat gadis yang paling banyak dibicarakan akhir-akhir ini, memperlakukan putrinya dengan tidak hormat di Istana Selatan, dia menerkam dengan marah dan menampar pipi Evely.

"Kurang ajar. Bagaimana orang biasa bisa memperlakukan Permaisuri seperti itu!”

Mendengar teguran keras itu, mata Evely melebar karena terkejut.

Viscountess Isqua juga menghina Evely dengan dingin.

"Kamu adalah selir yang tidak tahu malu dan jahat, jangan bertingkah seolah kamu ingin mendekati putriku dengan mulut kotor seperti itu!"

Mata Evely, yang melebar karena terkejut, menyipit dengan dingin.

Bukannya merasa depresi, Evely memasang ekspresi garang di wajahnya. Viscount Isqua mendecakkan lidahnya dalam kebingungan dan keterkejutan,

“Siapa orang tua dari gadis kasar ini? Nah, jika mereka membesarkanmu dengan benar, kamu tidak akan menjual tubuhmu untuk menjadi selir kaisar di usiamu.”

Evely marah, tetapi Rashta tersenyum bahagia. Kecuali mereka menemukan putri mereka yang sebenarnya, Viscount dan Viscountess Isqua adalah orang tuanya, apa pun yang terjadi.

“Cukup, ayah. Sudah cukup, ibu. Tidak perlu Lelah-lelah berbicara dengan orang seperti dia.”

Rashta dengan cepat menenangkan orang tua palsunya dengan suara penuh kasih sayang, mendorong mereka berdua dari belakang untuk pergi bersamanya ke tempat lain.

Melihat punggung mereka, Evely tidak bisa menahan air mata yang ditahannya. Bagi Evely, yang tumbuh di panti asuhan, hinaan dari Viscount dan Viscountess Isqua sangat menyakitkan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Navier mengirim hadiah kepada Imam Besar, Putri Soju dan lainnya, secara implisit mengungkapkan koneksi pribadinya.

Dia juga bertukar surat dengan negara lain, termasuk negara-negara di mana Kekaisaran Barat tidak memiliki hubungan yang baik.

Para asisten Navier yang dia pilih sendiri mulai bekerja di kantornya, setelah itu dia melanjutkan pekerjaannya sebagai Permaisuri dengan sangat cepat.

Ketika asisten Navier menyelesaikan pekerjaan di hari pertama mereka, rekan-rekan mereka mendekati mereka pada saat yang sama untuk bertanya, “Bagaimana cara kerja Permaisuri Navier yang terkenal itu?”

Para asisten menjawab serempak.

"Dia seperti mesin."

"Aku sangat ingin tahu sehingga aku menatap wajahnya selama 15 menit, dan dia berpindah dari satu dokumen ke dokumen lain tanpa ada perubahan dalam ekspresinya."

Navier sudah diakui karena berhasil menekan Marquis Ketron selama rapat Dewan Negara. Orang-orang terpesona dengan Permaisuri baja yang hanya mereka dengar desas-desusnya.

Tidak ada orang yang membenci Permaisuri karena dia bekerja dengan baik. Kecuali jika itu adalah musuh.

Yang paling senang dengan kecepatan dan kemampuan Navier untuk mengurus pekerjaannya adalah McKenna.

“Apakah Anda melihat ini, Yang Mulia? Dokumen yang dibawa oleh salah satu asisten Permaisuri? Ini adalah dokumen untuk reorganisasi kelembagaan Kekaisaran. Anda hanya perlu menyetujuinya untuk implementasi lebih lanjut!”

McKenna melompat kegirangan, praktis menari. Menjadi sebuah kekaisaran adalah suatu kehormatan, tetapi itu juga berarti lebih banyak pekerjaan.

Tapi ekspresi Heinley muram, bahkan melihat kegembiraan McKenna.

McKenna terus menunjukkan kegembiraannya sambil berpura-pura tidak memperhatikan ekspresinya, tetapi akhirnya bertanya dengan cemas.

“Kenapa ekspresi Anda seperti itu? Apakah Anda tidak menyukainya? Tidakkah Anda ingin saya menjadi sedikit lebih nyaman?"

Heinley menjawab dengan enggan karena dia tahu McKenna tidak akan berhenti bersikeras,

"Sedikit. Tapi itu bukan karena kamu, jadi jangan khawatir.”

"Tentu? Apa terjadi sesuatu?"

“…”

“Jadi jika sesuatu terjadi… Ada apa? Jika itu terkait pekerjaan, Anda akan langsung memberi tahu saya ... itu masalah pribadi, kan?”

Heinley mendecakkan lidahnya mendengar ucapan McKenna yang berwawasan luas, tetapi pada akhirnya diam-diam mengakui kekhawatirannya.

"Aku punya sedikit masalah. Tidak, mungkin bukan masalah kecil.”

"Apa itu?"

“Ratuku…”

"Permaisuri?"

"Aku pikir dia hanya mencintai tubuhku."

"Bukankah melegakan bahwa beliau setidaknya mencintai tubuh Anda?"

Mata Heinley menyipit mendengar kata-kata dingin McKenna.

"Aku ingin tahu apakah kamu akan mengatakan hal yang sama ketika kamu menikah."

“Jalan saya menuju pernikahan telah dihalangi oleh Yang Mulia. Bagaimana saya bisa menikah ketika saya bahkan tidak punya waktu untuk pulang?”

"Kenapa? Setelah saudaraku Koshar, kamu adalah menantu sempurna yang paling populer akhir-akhir ini.”

"Saya bahkan tidak punya waktu untuk pernikahan."

McKenna berbicara dengan jelas saat dia mendengus. Akhirnya, dia memberi Heinley beberapa nasihat tulus tanpa sarkasme lebih lanjut.

“Agar cinta sejati muncul, Anda perlu berbagi momen bersama. Yang Mulia dan Permaisuri selalu sibuk bekerja di siang hari, mungkin Anda tidak punya banyak waktu untuk dekat satu sama lain?”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 258                

>>>             

Chapter 260

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment