Thursday, October 7, 2021

Remarried Empress (#261) / The Second Marriage

 



Chapter 261: Bisakah Kau Menanganinya? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Naik kuda itu menyenangkan. Sinar matahari menembus dedaunan dari pohon-pohon tinggi, dan terpantul lembut di rambut Heinley. Setiap kali Heinley tersenyum, dia mengeluarkan aroma seperti alam.

Aku menyukai rambutnya yang berkibar tertiup angin. Setiap kali tatapan kami bertemu, dia akan tersenyum sampai matanya melengkung. Pada saat-saat itu, aku merasakan hatiku tergelitik seolah-olah aku sedang dibelai dengan bulu.

Setelah beberapa saat, Heinley tiba-tiba bergerak maju dengan cepat dan berkata,

"Hah? Ada sesuatu di sana, Ratuku.”

Aku mengikutinya meskipun bingung, tetapi Heinley menghentikan kudanya dan tersenyum canggung.

"Ratuku, aku bisa pergi sendiri."

"Bukankah kamu mengatakan ada sesuatu?"

Aku bertanya sambil mengeluarkan busur yang ada di punggungku yang belum bisa aku gunakan sampai sekarang. Mata Heinley melebar dan dia melambaikan tangannya.

"Bukan itu."

“?”

“Hanya saja… aku ingin pergi sendiri sekarang. Itu adalah hadiah yang ingin aku berikan kepada Ratuku.”

Setelah dia selesai berbicara, Heinley berkuda dengan cepat lagi, dan memintaku untuk mengikutinya dari kejauhan.

Apa yang dia lihat?

Meskipun tampak aneh bagiku, aku melakukan persis seperti yang dia minta. Untuk berjaga-jaga, aku memegang busur di tanganku dengan longgar.

Ketika aku melihat sekeliling namun tidak dapat menemukan Heinley, tiba-tiba aku mendengar teriakan tidak jauh dari sana. Teriakan itu tidak keras, tapi itu jelas suara Heinley.

Aku memutar kudaku dan menuju ke arah itu dengan tergesa-gesa. Tanpa diduga, Heinley sedang berduel dengan rubah kecil yang berbulu halus.

Duel? Haruskah itu disebut duel?

Kudanya tidak terlihat di mana pun, dan Heinley memamerkan giginya ke arah rubah. Sebaliknya, rubah mengibaskan ekornya ke depan dan ke belakang seolah-olah sedang bermain.

Ketika aku turun dari kuda, rubah itu datang berlari ke arahku bagaikan seekor rusa, dan bertingkah lucu lagi. Dia adalah rubah yang sangat penyayang. Ketika aku menggaruk dagunya, dia mengeluarkan suara aneh dan mengibaskan ekornya sambil tersenyum seperti Heinley.

Itu lucu ... Heinley tidak suka rubah? Mengapa dia bertingkah seperti itu dengan hewan kecil yang jinak?

Ketika aku menatapnya dengan kebingungan, Heinley buru-buru berteriak.

"Ratuku, rubah itu berpura-pura jinak sekarang!"

“…”

“Aku serius, di luar dia tampak lucu, tetapi kenyataannya dia itu jahat dan kejam! Itu berbahaya!"

Saat aku membelai kepala si rubah, suara Heinley berangsur-angsur memudar. Ketika rubah itu mendekati Heinley dengan patuh, dia berpura-pura menderita dan berkata,

“Ratuku, kamu menyelamatkanku. Kamu adalah penyelamatku.”

"Aku tidak melakukan apapun."

“Kehadiranmu sangat membantuku.”

Itu mencurigakan. Ketika aku agak menyipitkan mata, Heinley tiba-tiba meraih kakinya dan berkata dengan berpura-pura kesakitan,

"Ow ow! Sepertinya kakiku patah saat jatuh dari kuda, Ratuku.”

Kakinya patah karena jatuh dari kuda? Tapi dia tidak punya luka goresan di tubuhnya? Itu bahkan lebih mencurigakan.

Namun, karena Heinley meletakkan tangannya di dahinya dan bergumam lemah, “Aku demam,” pertama-tama aku memegangnya dan membantunya menaiki kudaku.

“Ini mengingatkan aku pada masa lalu. Meskipun itu bukan memori yang sudah cukup lama untuk menyebutnya begitu.”

Heinley berbisik sambil memelukku erat dari belakang. Suaranya enak didengar, tapi aku mengerutkan kening karena suhu tubuh yang kurasakan saat tubuh kami bersentuhan terus menggangguku.

Dia juga tidak terlihat demam.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Tapi kenapa Anda melawan rubah itu?"

McKenna mendecakkan lidahnya pada Heinley, berbaring di tempat tidur dengan perban palsu dan handuk basah yang tidak perlu di dahinya.

Bahkan di mata dokter istana, Heinley tidak terluka, meskipun perbannya dipasang dengan baik.

Heinley menjawab dengan kesal.

“Selama-lamanya aku menunggu, satu-satunya hewan yang muncul adalah rubah dan tupai. Tidak ada gunanya melawan tupai, kan?”

“Ugh. Tetap saja, bagaimana Anda bisa melawan rubah itu?”

"Kenapa memangnya dengan rubah?"

“Itu semua tergantung pada jenis rubahnya. Kita berbicara tentang rubah kecil yang ceria itu, bukan? Rubah yang sangat imut sehingga tidak ada yang akan melepaskannya? Rubah yang memiliki pikiran sebesar Yang Mulia?”

Heinley menutup mulutnya dengan marah. Dia kesal karena adegan dramatis yang dia buat tidak berhasil sama sekali. Selain itu, McKenna berbicara dengan sangat tidak pengertian sehingga dia ingin meremas kedua bibirnya dan menggoyangkannya dengan keras.

Melihat ekspresinya, McKenna mendecakkan lidahnya dan dengan enggan menyemangatinya.

“Tetap saja, Yang Mulia merawat Anda, kan? Dia bahkan memuji akting imut Anda.”

“Jangan bahas itu. Itu masalahnya, pujiannya!”

Dia berpura-pura kesusahan, tetapi segera ditahu oleh orang yang ingin dia mencintainya. Mau tidak mau dia merasa malu.

Tidak dapat menahan rasa malu, Heinley merangkak ke bawah selimut. Dia tampak seperti kura-kura dengan kepala tersembunyi, jadi McKenna menggelengkan kepalanya.

Saat itu, pintu terbuka pelan dan McKenna menoleh. Orang yang membuka pintu dan sedikit menjulurkan kepalanya adalah Navier.

Navier mengangkat alis ke arah selimut yang menggembung dan berkata pelan, "Heinley?"

Ketika McKenna tersenyum canggung dan mengangguk, Navier memasuki ruangan dengan hati-hati. Kemudian dia melihat dengan dingin ke arah Heinley, yang berada di bawah selimut.

Ekspresi Navier begitu menakutkan sehingga McKenna diam-diam menarik diri. Dia tidak ingin terhanyut oleh badai.

***

Mengapa dia begitu malu setelah melakukan sesuatu yang begitu lucu?

Aku melihat ke arah Heinley, yang juga terlihat imut terbungkus selimut, dan McKenna dengan bijaksana bergegas keluar.

Mendengar suara pintu tertutup, aku duduk di tempat tidur dan bersandar di atas selimut yang menggembung.

"Berhentilah menggangguku, McKenna."

Pada saat itu, aku mendengar gumaman samar di bawah selimut. Sambil menahan tawa, aku mencondongkan tubuh lebih dekat, tubuh di bawah selimut terpelintir dan aku mendengar suara cemberut lagi.

“Betapa beraninya kamu, McKenna. Cepat hentikan.”

Saat itu aku hendak mengatakan, 'ini aku' melihat betapa imutnya dia.

"Kamu berat, jadi turun dariku."

"!"

Heinley 'mengulangi' kata-kata itu. Meskipun aku melepaskannya, Heinley tetap tidak mau keluar dari balik selimut, seolah-olah dia benar-benar mengira McKenna yang mendorongnya.

Elang kurang ajar, dia dua kali bilang padaku kalau aku berat, apakah dia benar-benar berpikir aku berat?

Aku pernah bertanya kepada Heinley dengan cemas apakah aku berat ketika aku berada di atas tubuhnya di malam hari. Awalnya, dia menjawab, 'Kamu seringan bulu.'

Tetapi setelah berulang kali memintanya untuk jujur ​​karena dia terbukti berbohong, Heinley menjawab, 'Ini hanya perasaan kehadiran yang menyenangkan,' menarik tubuhku ke tubuhnya dan memelukku.

Lalu aku berbaring di atasnya, dan dia tak henti-hentinya bergumam kalau dia baik-baik saja.

Aku pikir itu benar. Tapi apa? Kamu berat, jadi lepaskan aku?!!

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 260                

>>>             

Chapter 262

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment