Chapter 750: Kami Telah Berkumpul (3)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Saat itu
pagi hari, dan anak-anak membangunkan Cale. Hari festival akhirnya tiba. Cale menghela
napas dengan susah payah dan menyuruh anak-anak turun dari perutnya. Ketiga
anak itu sekarang lebih gemuk, jadi mereka yang berbaring tengkurap membuatnya
sulit bernapas. Dia merasa seperti akan mati, tetapi anak-anak mengatakan
kepadanya bahwa dia lemah. Cale memandang On dengan perasaan terkhianati.
On
mengatakan bahwa sekarang waktunya pergi ke kuil. Festival akan dimulai pada
siang hari, tetapi persiapan telah mulai dilakukan sejak pagi. Ron memasuki
ruangan dan melihat rambut Cale yang berantakan. Dia menawarkan limun ke Cale
dan Cale menggerutu ketika dia meminumnya dan bangkit dari tempat tidur. Cale
saat ini tinggal di sebuah gedung tempat perwakilan dari seluruh benua tinggal.
Orang-orang
ini bertugas mengirimkan persembahan atau menerima ancaman yang disamarkan
sebagai undangan ke kuil pusat. Singkatnya, semua orang dipaksa untuk
menghadiri festival. Setiap orang punya sesuatu untuk dilakukan di pagi hari.
Ron menggambarkannya sebagai kuil pusat dan WS sedang 'menjinakkan' mereka, dan
Cale mengerutkan kening sebelum dia mendecakkan lidahnya dan mengatakan bahwa
itu menjengkelkan.
[Baca
Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Cale
akhirnya datang ke kuil pusat sendirian. Ron dan Raon tidak bersamanya. Dia
menuju ke lantai 3 kuil di mana mereka bisa melihat bagian luar karena tinggi tembok
batu jauh lebih rendah. Seluruh kota Puzzle bisa dilihat dalam sekali pandang.
Di luar tembok batu yang mengelilingi kuil pusat terdapat bekas alun-alun kota di
mana sebuah altar besar sekarang dibangun. Ini adalah tempat di mana
persembahan akan mati. Sebanyak 2.000 orang akan mati di tempat itu hari ini.
Seorang pendeta
sedang mengabsen dan memanggil Cale. Dia tersenyum hangat dan memanggil orang
di belakang Cale, Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Orang-orang di lantai ini
berjumlah ratusan. Mereka yang bertemu mata dengan Cale dengan cepat
menghindari tatapannya. Beberapa terkejut, dan yang lain menunjukkan emosi
seperti rasa ingin tahu, jijik, kecewa, dan ratapan.
Pendeta
berkata kepada Sayeru bahwa dia telah selesai mengabsen. Sayeru mengumumkan
bahwa festival akan dimulai pada siang hari, jadi mereka harus menunggu di sini
dan pergi ke dekat altar pada saat itu. Artinya, para pendeta ingin para perwakilan
menyaksikan keseluruhan proses persiapan altar. Sayeru menambahkan bahwa ada
pendeta di sana-sini untuk membantu mereka jika ada masalah. Tapi itu adalah
peringatan halus agar tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna karena mereka
sedang diawasi.
Sayeru
mengatakan bahwa dia akan menyiapkan kursi dan minuman. Dia kemudian bertepuk
tangan dan mengatakan bahwa WS ingin bertemu dengan beberapa orang di sini
sebelum festival dimulai. WS ingin minum teh bersama mereka, dan Sayeru
mengatakan bahwa itu adalah suatu kehormatan besar. WS berada di lantai 5 kuil,
tetapi akan tampil di depan altar pada siang hari.
Cale tampak
dingin tetapi di dalam hati, dia ingin mereka mati kedinginan karena menyebut
itu sebagai kehormatan besar. Sayeru tersenyum riang dan memanggil Alberu. Dia
bertanya kepada Alberu apakah dia bisa sarapan dengan WS, dan Alberu setuju
untuk melakukannya. Alberu mengikuti Sayeru sementara Cale akhirnya melihat
Alberu secara langsung di sini. Cale memperhatikan kalau Alberu telah
kehilangan sedikit berat badan dan kurus. Sayeru menatap sedih ke arah Alberu
dan berkata bahwa ruang berdoa pasti sulit baginya.
Alberu
semakin kurus setiap hari, dan Sayeru menyarankan Alberu untuk meminta WS agar
dia berhenti berdoa dan meminta orang lain untuk melakukannya. Tetapi Alberu
mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan akan terus berdoa. Sayeru tersenyum dan
menyukai jawaban Alberu. Ekspresi Alberu tidak berubah, tetapi amarah Cale
meningkat ketika dia mengutuk Sayeru di dalam hati.
Sayeru
kemudian memanggil Pangeran Valentino dari Kerajaan Caro dan Pangeran Pen dari
Kerajaan Breck. Dia menyuruh mereka agar tersenyum dan tertawa karena
kesempatan untuk berbicara dekat dengan WS sangat jarang. Terakhir, dia memanggil
Cale Henituse. Beberapa orang melirik Cale, mengetahui bahwa Cale menjadi titik
pusat bagi mereka yang langsung bertarung melawan WS. Bahkan jika mereka
dikalahkan, masa lalu tidak akan hilang.
Tapi Cale
mengabaikannya, jadi Sayeru berjalan dan berhenti di depan Cale. Senyum Sayeru
menghilang dan berubah menjadi ekspresi dingin. Situasinya tegang, dan suara
tenang Cale kemudian terdengar. Cale mengatakan bahwa dia telah melakukan cukup
banyak, jadi apa lagi yang mereka inginkan darinya. Dia melangkah ke arah
Sayeru dan menatapnya berhadapan.
Cale
mengatakan bahwa akan lebih baik jika dia segan, tetapi matanya penuh dengan
emosi negatif yang bahkan bisa dibaca Sayeru. Cale mengerutkan kening dan
perlahan menghembuskan napas, berkata kepada Sayeru agar tidak berharap terlalu
banyak darinya karena ini adalah batasnya. Cale kemudian melangkah mundur dan
mengabaikan Sayeru lagi. Sayeru tertawa sementara orang lain menganggukkan
kepala saat mereka mengerti apa yang dimaksud Cale.
Cale datang
ke sini untuk membawa persembahan, dan dia tidak keberatan, jadi orang mengira
dia sudah gila. Tetapi mereka menyadari bahwa dia hanya berpura-pura tenang di
luar. Dia hanya menahannya dan sekarang mencapai batasnya. Sayeru tertawa
terbahak-bahak dan mengerti Cale. Dia merasa aneh karena Cale patuh mengirimkan
persembahan, tetapi melihat Cale berani tidak mematuhi WS membuat Sayeru
senang.
Sayeru
mengatakan bahwa dia mengerti jika ini adalah batas Cale. Dia akan
membicarakannya dengan WS. Sayeru menepuk bahu Cale dan mengatakan kepadanya
bahwa tidak ada lain kali. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang tahu siapa yang
akan menjadi persembahan berikutnya. Sayeru berbalik dan meninggalkan tempat
itu bersama orang-orang yang tadi dipanggilnya. Cale menghela napas lega
setelah Sayeru pergi.
Dia
berpikir WS mungkin akan tahu kalau sekarang dia memiliki kekuatan kuno perisai
jika dia mendekati WS. Jadi dia ingin menjauh dari WS untuk saat ini. Dia akan
berada dalam masalah jika dia tertangkap sebelum dia menungkirbalikkan
segalanya. Cale duduk dan mendengar obrolan di sekitarnya. Beberapa mengatakan kalau
Cale dalam masalah, kalau dia harus menyerah sepenuhnya jika dia ingin bertahan
hidup, dan seterusnya. Tapi Cale hanya menutup matanya tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Waktu cepat
berlalu dan sekarang sudah siang. Para perwakilan sekarang berada di alun-alun.
Cale menatap orang yang duduk di kursi marmer putih di atas altar. Itu adalah
WS yang mengenakan topeng setengah putih yang menutupi hidungnya. Sorak-sorai
dari kota bisa terdengar di mana-mana. Dan mereka yang dipaksa untuk hadir
berada di tengah sorak-sorai penonton.
Penataan
ini memang disengaja karena ada garis yang memisahkan penonton yang bersorak
dari penonton yang dipaksa hadir. Penonton yang dipaksa hadir diberi kursi
untuk duduk. Cale bisa melihat persembahan di atas altar. Dia melihat
sekeliling dan melihat banyak pengikut WS dan SG. Cale mendongak dan bertemu
mata dengan WS. Dia mengerutkan kening dan menghindari tatapan WS. WS tersenyum
dan menoleh, mengabaikan Cale.
Cale
berpikir itu cukup menakutkan ketika dia berpikir bahwa kekuatan kuno
perisainya mungkin bisa ketahuan. Untungnya, WS berada jauh darinya, jadi WS
tidak memperhatikan kondisi Cale. Tapi tatapan WS ketika dia melihat Cale seolah
melihat Cale seperti serangga yang mengganggu. Seseorang mengumumkan dimulainya
upacara, dan Cale bersandar di kursinya dan menundukkan kepalanya.
Pen yang duduk
di sebelah Cale memanggilnya karena khawatir. Tapi Cale semakin menundukkan
kepalanya, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. WS memandang Cale lagi dan
tersenyum sebelum membuang muka. Acara dimulai saat drum mulai berbunyi.
Orang-orang yang mengenakan seragam perang berbaris dari segala arah saat
mereka dipimpin oleh orang-orang yang membawa bendera. Ini seperti unjuk
kekuatan bagi WS.
Cale tidak
mengangkat kepalanya, dan Sayeru berteriak bahwa Alberu akan memberikan pidato
ucapan selamat. Sorak-sorai dan suara drum terdengar, karena sekarang tengah
hari ketika matahari terbit paling tinggi. Alberu naik ke podium dan menyadari
bahwa dia sekarang berada lebih tinggi dari semua orang. Tapi WS berada di
tempat yang lebih tinggi dari Alberu. Alberu melihat Cale menundukkan
kepalanya, dan matanya berbinar. Dia membuka kertas di mana pidato yang
disiapkan oleh kuil dan bukan dia tertulis.
Dia membuka
mulutnya.
"Aku
bisa berbagi tempat ini dengan kalian hari ini-"
Alberu
kemudian melihat.
Cale
menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya.
Wajah yang
terungkap di bawah tangannya tersenyum.
'Akhirnya.'
Pikir
Alberu.
‘Akhirnya,
kamu menampakkan dirimu.’
Pangeran
tanpa sadar tersenyum.
Pada saat
itu, Cale mengangkat tangannya.
Kugugugugugu-
Suara
gemuruh yang hebat terdengar, dan tanah bergetar dalam sekejap.
Alberu berpaling.
Ke tempat
di mana getaran berasal.
Itu adalah tembok
batu yang melindungi kuil pusat.
Tembok batu
bergetar.
-Cale,
bisakah aku merobohkannya?
Super Rock
bertanya dan Cale mengangguk.
"Ya."
-Bagus. Ini
adalah tes terakhir, jadi mari kita lakukan dengan benar.
Suara drum
berhenti.
Sorak-sorai
berhenti.
Sebaliknya,
raungan mengguncang kota.
Ddddddrrrrrrrrrrrrrrr-!
Tembok batu
mulai runtuh.
Tidak, tembok
itu mulai terbelah.
"Hei,
apa yang terjadi tiba-tiba -!"
Raja
Beruang Sayeru dikejutkan oleh pemandangan itu tetapi segera berbalik.
Kaw. Kaw.
Kaw.
Pekikan
gagak semakin mendekat dan mendekat dari kejauhan.
Beruang itu
mengenal orang yang menyebabkan pekikan itu.
“…Gashan!”
Dukun
harimau Gashan.
Dia tahu
bagaimana menangani gagak.
Dia berasal
dari ras yang telah kehilangan rumahnya di benua timur dan tidak bisa menang sehingga
mereka hanya bisa melarikan diri dan bersembunyi.
Suku harimau.
Mereka
telah menunggu di Hutan Kegelapan, menahan napas.
Dan ada
seseorang yang memimpin para harimau dan melintasi tembok Puzzle City.
Choi Han.
Dia memanjat tembok dengan aura hitam mengelilinginya.
"Cale-nim."
Choi Han mendongak
ke langit.
Tembok batu
yang dibuat dengan menghancurkan menara batu yang dibangun dari keinginan orang-orang.
Tembok batu yang memisahkan kuil pusat dari luar dan berfungsi sebagai penghalang untuk melindunginya.
Tembok itu
sekarang telah lenyap.
Sebaliknya,
ribuan, malahan mungkin puluhan ribu batu, menjulang ke langit.
Seolah
berusaha menghalangi cahaya matahari.
Seolah
mencoba menutupi langit.
Batu-batu
menutupi langit di Puzzle City.
Cale duduk
kembali dengan nyaman di kursinya dan tersenyum.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment