Saturday, October 9, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#750)

 




Chapter 750: Kami Telah Berkumpul (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat itu pagi hari, dan anak-anak membangunkan Cale. Hari festival akhirnya tiba. Cale menghela napas dengan susah payah dan menyuruh anak-anak turun dari perutnya. Ketiga anak itu sekarang lebih gemuk, jadi mereka yang berbaring tengkurap membuatnya sulit bernapas. Dia merasa seperti akan mati, tetapi anak-anak mengatakan kepadanya bahwa dia lemah. Cale memandang On dengan perasaan terkhianati.

On mengatakan bahwa sekarang waktunya pergi ke kuil. Festival akan dimulai pada siang hari, tetapi persiapan telah mulai dilakukan sejak pagi. Ron memasuki ruangan dan melihat rambut Cale yang berantakan. Dia menawarkan limun ke Cale dan Cale menggerutu ketika dia meminumnya dan bangkit dari tempat tidur. Cale saat ini tinggal di sebuah gedung tempat perwakilan dari seluruh benua tinggal.

Orang-orang ini bertugas mengirimkan persembahan atau menerima ancaman yang disamarkan sebagai undangan ke kuil pusat. Singkatnya, semua orang dipaksa untuk menghadiri festival. Setiap orang punya sesuatu untuk dilakukan di pagi hari. Ron menggambarkannya sebagai kuil pusat dan WS sedang 'menjinakkan' mereka, dan Cale mengerutkan kening sebelum dia mendecakkan lidahnya dan mengatakan bahwa itu menjengkelkan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Cale akhirnya datang ke kuil pusat sendirian. Ron dan Raon tidak bersamanya. Dia menuju ke lantai 3 kuil di mana mereka bisa melihat bagian luar karena tinggi tembok batu jauh lebih rendah. Seluruh kota Puzzle bisa dilihat dalam sekali pandang. Di luar tembok batu yang mengelilingi kuil pusat terdapat bekas alun-alun kota di mana sebuah altar besar sekarang dibangun. Ini adalah tempat di mana persembahan akan mati. Sebanyak 2.000 orang akan mati di tempat itu hari ini.

Seorang pendeta sedang mengabsen dan memanggil Cale. Dia tersenyum hangat dan memanggil orang di belakang Cale, Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Orang-orang di lantai ini berjumlah ratusan. Mereka yang bertemu mata dengan Cale dengan cepat menghindari tatapannya. Beberapa terkejut, dan yang lain menunjukkan emosi seperti rasa ingin tahu, jijik, kecewa, dan ratapan.

Pendeta berkata kepada Sayeru bahwa dia telah selesai mengabsen. Sayeru mengumumkan bahwa festival akan dimulai pada siang hari, jadi mereka harus menunggu di sini dan pergi ke dekat altar pada saat itu. Artinya, para pendeta ingin para perwakilan menyaksikan keseluruhan proses persiapan altar. Sayeru menambahkan bahwa ada pendeta di sana-sini untuk membantu mereka jika ada masalah. Tapi itu adalah peringatan halus agar tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna karena mereka sedang diawasi.

Sayeru mengatakan bahwa dia akan menyiapkan kursi dan minuman. Dia kemudian bertepuk tangan dan mengatakan bahwa WS ingin bertemu dengan beberapa orang di sini sebelum festival dimulai. WS ingin minum teh bersama mereka, dan Sayeru mengatakan bahwa itu adalah suatu kehormatan besar. WS berada di lantai 5 kuil, tetapi akan tampil di depan altar pada siang hari.

Cale tampak dingin tetapi di dalam hati, dia ingin mereka mati kedinginan karena menyebut itu sebagai kehormatan besar. Sayeru tersenyum riang dan memanggil Alberu. Dia bertanya kepada Alberu apakah dia bisa sarapan dengan WS, dan Alberu setuju untuk melakukannya. Alberu mengikuti Sayeru sementara Cale akhirnya melihat Alberu secara langsung di sini. Cale memperhatikan kalau Alberu telah kehilangan sedikit berat badan dan kurus. Sayeru menatap sedih ke arah Alberu dan berkata bahwa ruang berdoa pasti sulit baginya.

Alberu semakin kurus setiap hari, dan Sayeru menyarankan Alberu untuk meminta WS agar dia berhenti berdoa dan meminta orang lain untuk melakukannya. Tetapi Alberu mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan akan terus berdoa. Sayeru tersenyum dan menyukai jawaban Alberu. Ekspresi Alberu tidak berubah, tetapi amarah Cale meningkat ketika dia mengutuk Sayeru di dalam hati.

Sayeru kemudian memanggil Pangeran Valentino dari Kerajaan Caro dan Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Dia menyuruh mereka agar tersenyum dan tertawa karena kesempatan untuk berbicara dekat dengan WS sangat jarang. Terakhir, dia memanggil Cale Henituse. Beberapa orang melirik Cale, mengetahui bahwa Cale menjadi titik pusat bagi mereka yang langsung bertarung melawan WS. Bahkan jika mereka dikalahkan, masa lalu tidak akan hilang.

Tapi Cale mengabaikannya, jadi Sayeru berjalan dan berhenti di depan Cale. Senyum Sayeru menghilang dan berubah menjadi ekspresi dingin. Situasinya tegang, dan suara tenang Cale kemudian terdengar. Cale mengatakan bahwa dia telah melakukan cukup banyak, jadi apa lagi yang mereka inginkan darinya. Dia melangkah ke arah Sayeru dan menatapnya berhadapan.

Cale mengatakan bahwa akan lebih baik jika dia segan, tetapi matanya penuh dengan emosi negatif yang bahkan bisa dibaca Sayeru. Cale mengerutkan kening dan perlahan menghembuskan napas, berkata kepada Sayeru agar tidak berharap terlalu banyak darinya karena ini adalah batasnya. Cale kemudian melangkah mundur dan mengabaikan Sayeru lagi. Sayeru tertawa sementara orang lain menganggukkan kepala saat mereka mengerti apa yang dimaksud Cale.

Cale datang ke sini untuk membawa persembahan, dan dia tidak keberatan, jadi orang mengira dia sudah gila. Tetapi mereka menyadari bahwa dia hanya berpura-pura tenang di luar. Dia hanya menahannya dan sekarang mencapai batasnya. Sayeru tertawa terbahak-bahak dan mengerti Cale. Dia merasa aneh karena Cale patuh mengirimkan persembahan, tetapi melihat Cale berani tidak mematuhi WS membuat Sayeru senang.

Sayeru mengatakan bahwa dia mengerti jika ini adalah batas Cale. Dia akan membicarakannya dengan WS. Sayeru menepuk bahu Cale dan mengatakan kepadanya bahwa tidak ada lain kali. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi persembahan berikutnya. Sayeru berbalik dan meninggalkan tempat itu bersama orang-orang yang tadi dipanggilnya. Cale menghela napas lega setelah Sayeru pergi.

Dia berpikir WS mungkin akan tahu kalau sekarang dia memiliki kekuatan kuno perisai jika dia mendekati WS. Jadi dia ingin menjauh dari WS untuk saat ini. Dia akan berada dalam masalah jika dia tertangkap sebelum dia menungkirbalikkan segalanya. Cale duduk dan mendengar obrolan di sekitarnya. Beberapa mengatakan kalau Cale dalam masalah, kalau dia harus menyerah sepenuhnya jika dia ingin bertahan hidup, dan seterusnya. Tapi Cale hanya menutup matanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Waktu cepat berlalu dan sekarang sudah siang. Para perwakilan sekarang berada di alun-alun. Cale menatap orang yang duduk di kursi marmer putih di atas altar. Itu adalah WS yang mengenakan topeng setengah putih yang menutupi hidungnya. Sorak-sorai dari kota bisa terdengar di mana-mana. Dan mereka yang dipaksa untuk hadir berada di tengah sorak-sorai penonton.

Penataan ini memang disengaja karena ada garis yang memisahkan penonton yang bersorak dari penonton yang dipaksa hadir. Penonton yang dipaksa hadir diberi kursi untuk duduk. Cale bisa melihat persembahan di atas altar. Dia melihat sekeliling dan melihat banyak pengikut WS dan SG. Cale mendongak dan bertemu mata dengan WS. Dia mengerutkan kening dan menghindari tatapan WS. WS tersenyum dan menoleh, mengabaikan Cale.

Cale berpikir itu cukup menakutkan ketika dia berpikir bahwa kekuatan kuno perisainya mungkin bisa ketahuan. Untungnya, WS berada jauh darinya, jadi WS tidak memperhatikan kondisi Cale. Tapi tatapan WS ketika dia melihat Cale seolah melihat Cale seperti serangga yang mengganggu. Seseorang mengumumkan dimulainya upacara, dan Cale bersandar di kursinya dan menundukkan kepalanya.

Pen yang duduk di sebelah Cale memanggilnya karena khawatir. Tapi Cale semakin menundukkan kepalanya, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. WS memandang Cale lagi dan tersenyum sebelum membuang muka. Acara dimulai saat drum mulai berbunyi. Orang-orang yang mengenakan seragam perang berbaris dari segala arah saat mereka dipimpin oleh orang-orang yang membawa bendera. Ini seperti unjuk kekuatan bagi WS.

Cale tidak mengangkat kepalanya, dan Sayeru berteriak bahwa Alberu akan memberikan pidato ucapan selamat. Sorak-sorai dan suara drum terdengar, karena sekarang tengah hari ketika matahari terbit paling tinggi. Alberu naik ke podium dan menyadari bahwa dia sekarang berada lebih tinggi dari semua orang. Tapi WS berada di tempat yang lebih tinggi dari Alberu. Alberu melihat Cale menundukkan kepalanya, dan matanya berbinar. Dia membuka kertas di mana pidato yang disiapkan oleh kuil dan bukan dia tertulis.

Dia membuka mulutnya.

"Aku bisa berbagi tempat ini dengan kalian hari ini-"

Alberu kemudian melihat.

Cale menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya.

Wajah yang terungkap di bawah tangannya tersenyum.

'Akhirnya.'

Pikir Alberu.

‘Akhirnya, kamu menampakkan dirimu.’

Pangeran tanpa sadar tersenyum.

Pada saat itu, Cale mengangkat tangannya.

Kugugugugugu-

Suara gemuruh yang hebat terdengar, dan tanah bergetar dalam sekejap.

Alberu berpaling.

Ke tempat di mana getaran berasal.

Itu adalah tembok batu yang melindungi kuil pusat.

Tembok batu bergetar.

-Cale, bisakah aku merobohkannya?

Super Rock bertanya dan Cale mengangguk.

"Ya."

-Bagus. Ini adalah tes terakhir, jadi mari kita lakukan dengan benar.

Suara drum berhenti.

Sorak-sorai berhenti.

Sebaliknya, raungan mengguncang kota.

Ddddddrrrrrrrrrrrrrrr-!

Tembok batu mulai runtuh.

Tidak, tembok itu mulai terbelah.

"Hei, apa yang terjadi tiba-tiba -!"

Raja Beruang Sayeru dikejutkan oleh pemandangan itu tetapi segera berbalik.

Kaw. Kaw. Kaw.

Pekikan gagak semakin mendekat dan mendekat dari kejauhan.

Beruang itu mengenal orang yang menyebabkan pekikan itu.

“…Gashan!”

Dukun harimau Gashan.

Dia tahu bagaimana menangani gagak.

Dia berasal dari ras yang telah kehilangan rumahnya di benua timur dan tidak bisa menang sehingga mereka hanya bisa melarikan diri dan bersembunyi.

Suku harimau.

Mereka telah menunggu di Hutan Kegelapan, menahan napas.

Dan ada seseorang yang memimpin para harimau dan melintasi tembok Puzzle City.

Choi Han. Dia memanjat tembok dengan aura hitam mengelilinginya.

"Cale-nim."

Choi Han mendongak ke langit.

Tembok batu yang dibuat dengan menghancurkan menara batu yang dibangun dari keinginan orang-orang.

Tembok batu yang memisahkan kuil pusat dari luar dan berfungsi sebagai penghalang untuk melindunginya.

Tembok itu sekarang telah lenyap.

Sebaliknya, ribuan, malahan mungkin puluhan ribu batu, menjulang ke langit.

Seolah berusaha menghalangi cahaya matahari.

Seolah mencoba menutupi langit.

Batu-batu menutupi langit di Puzzle City.

Cale duduk kembali dengan nyaman di kursinya dan tersenyum.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 749          

>>>            

Chapter 751

===

Daftar Spoiler 



Thursday, October 7, 2021

Remarried Empress (#261) / The Second Marriage

 



Chapter 261: Bisakah Kau Menanganinya? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Naik kuda itu menyenangkan. Sinar matahari menembus dedaunan dari pohon-pohon tinggi, dan terpantul lembut di rambut Heinley. Setiap kali Heinley tersenyum, dia mengeluarkan aroma seperti alam.

Aku menyukai rambutnya yang berkibar tertiup angin. Setiap kali tatapan kami bertemu, dia akan tersenyum sampai matanya melengkung. Pada saat-saat itu, aku merasakan hatiku tergelitik seolah-olah aku sedang dibelai dengan bulu.

Setelah beberapa saat, Heinley tiba-tiba bergerak maju dengan cepat dan berkata,

"Hah? Ada sesuatu di sana, Ratuku.”

Aku mengikutinya meskipun bingung, tetapi Heinley menghentikan kudanya dan tersenyum canggung.

"Ratuku, aku bisa pergi sendiri."

"Bukankah kamu mengatakan ada sesuatu?"

Aku bertanya sambil mengeluarkan busur yang ada di punggungku yang belum bisa aku gunakan sampai sekarang. Mata Heinley melebar dan dia melambaikan tangannya.

"Bukan itu."

“?”

“Hanya saja… aku ingin pergi sendiri sekarang. Itu adalah hadiah yang ingin aku berikan kepada Ratuku.”

Setelah dia selesai berbicara, Heinley berkuda dengan cepat lagi, dan memintaku untuk mengikutinya dari kejauhan.

Apa yang dia lihat?

Meskipun tampak aneh bagiku, aku melakukan persis seperti yang dia minta. Untuk berjaga-jaga, aku memegang busur di tanganku dengan longgar.

Ketika aku melihat sekeliling namun tidak dapat menemukan Heinley, tiba-tiba aku mendengar teriakan tidak jauh dari sana. Teriakan itu tidak keras, tapi itu jelas suara Heinley.

Aku memutar kudaku dan menuju ke arah itu dengan tergesa-gesa. Tanpa diduga, Heinley sedang berduel dengan rubah kecil yang berbulu halus.

Duel? Haruskah itu disebut duel?

Kudanya tidak terlihat di mana pun, dan Heinley memamerkan giginya ke arah rubah. Sebaliknya, rubah mengibaskan ekornya ke depan dan ke belakang seolah-olah sedang bermain.

Ketika aku turun dari kuda, rubah itu datang berlari ke arahku bagaikan seekor rusa, dan bertingkah lucu lagi. Dia adalah rubah yang sangat penyayang. Ketika aku menggaruk dagunya, dia mengeluarkan suara aneh dan mengibaskan ekornya sambil tersenyum seperti Heinley.

Itu lucu ... Heinley tidak suka rubah? Mengapa dia bertingkah seperti itu dengan hewan kecil yang jinak?

Ketika aku menatapnya dengan kebingungan, Heinley buru-buru berteriak.

"Ratuku, rubah itu berpura-pura jinak sekarang!"

“…”

“Aku serius, di luar dia tampak lucu, tetapi kenyataannya dia itu jahat dan kejam! Itu berbahaya!"

Saat aku membelai kepala si rubah, suara Heinley berangsur-angsur memudar. Ketika rubah itu mendekati Heinley dengan patuh, dia berpura-pura menderita dan berkata,

“Ratuku, kamu menyelamatkanku. Kamu adalah penyelamatku.”

"Aku tidak melakukan apapun."

“Kehadiranmu sangat membantuku.”

Itu mencurigakan. Ketika aku agak menyipitkan mata, Heinley tiba-tiba meraih kakinya dan berkata dengan berpura-pura kesakitan,

"Ow ow! Sepertinya kakiku patah saat jatuh dari kuda, Ratuku.”

Kakinya patah karena jatuh dari kuda? Tapi dia tidak punya luka goresan di tubuhnya? Itu bahkan lebih mencurigakan.

Namun, karena Heinley meletakkan tangannya di dahinya dan bergumam lemah, “Aku demam,” pertama-tama aku memegangnya dan membantunya menaiki kudaku.

“Ini mengingatkan aku pada masa lalu. Meskipun itu bukan memori yang sudah cukup lama untuk menyebutnya begitu.”

Heinley berbisik sambil memelukku erat dari belakang. Suaranya enak didengar, tapi aku mengerutkan kening karena suhu tubuh yang kurasakan saat tubuh kami bersentuhan terus menggangguku.

Dia juga tidak terlihat demam.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Tapi kenapa Anda melawan rubah itu?"

McKenna mendecakkan lidahnya pada Heinley, berbaring di tempat tidur dengan perban palsu dan handuk basah yang tidak perlu di dahinya.

Bahkan di mata dokter istana, Heinley tidak terluka, meskipun perbannya dipasang dengan baik.

Heinley menjawab dengan kesal.

“Selama-lamanya aku menunggu, satu-satunya hewan yang muncul adalah rubah dan tupai. Tidak ada gunanya melawan tupai, kan?”

“Ugh. Tetap saja, bagaimana Anda bisa melawan rubah itu?”

"Kenapa memangnya dengan rubah?"

“Itu semua tergantung pada jenis rubahnya. Kita berbicara tentang rubah kecil yang ceria itu, bukan? Rubah yang sangat imut sehingga tidak ada yang akan melepaskannya? Rubah yang memiliki pikiran sebesar Yang Mulia?”

Heinley menutup mulutnya dengan marah. Dia kesal karena adegan dramatis yang dia buat tidak berhasil sama sekali. Selain itu, McKenna berbicara dengan sangat tidak pengertian sehingga dia ingin meremas kedua bibirnya dan menggoyangkannya dengan keras.

Melihat ekspresinya, McKenna mendecakkan lidahnya dan dengan enggan menyemangatinya.

“Tetap saja, Yang Mulia merawat Anda, kan? Dia bahkan memuji akting imut Anda.”

“Jangan bahas itu. Itu masalahnya, pujiannya!”

Dia berpura-pura kesusahan, tetapi segera ditahu oleh orang yang ingin dia mencintainya. Mau tidak mau dia merasa malu.

Tidak dapat menahan rasa malu, Heinley merangkak ke bawah selimut. Dia tampak seperti kura-kura dengan kepala tersembunyi, jadi McKenna menggelengkan kepalanya.

Saat itu, pintu terbuka pelan dan McKenna menoleh. Orang yang membuka pintu dan sedikit menjulurkan kepalanya adalah Navier.

Navier mengangkat alis ke arah selimut yang menggembung dan berkata pelan, "Heinley?"

Ketika McKenna tersenyum canggung dan mengangguk, Navier memasuki ruangan dengan hati-hati. Kemudian dia melihat dengan dingin ke arah Heinley, yang berada di bawah selimut.

Ekspresi Navier begitu menakutkan sehingga McKenna diam-diam menarik diri. Dia tidak ingin terhanyut oleh badai.

***

Mengapa dia begitu malu setelah melakukan sesuatu yang begitu lucu?

Aku melihat ke arah Heinley, yang juga terlihat imut terbungkus selimut, dan McKenna dengan bijaksana bergegas keluar.

Mendengar suara pintu tertutup, aku duduk di tempat tidur dan bersandar di atas selimut yang menggembung.

"Berhentilah menggangguku, McKenna."

Pada saat itu, aku mendengar gumaman samar di bawah selimut. Sambil menahan tawa, aku mencondongkan tubuh lebih dekat, tubuh di bawah selimut terpelintir dan aku mendengar suara cemberut lagi.

“Betapa beraninya kamu, McKenna. Cepat hentikan.”

Saat itu aku hendak mengatakan, 'ini aku' melihat betapa imutnya dia.

"Kamu berat, jadi turun dariku."

"!"

Heinley 'mengulangi' kata-kata itu. Meskipun aku melepaskannya, Heinley tetap tidak mau keluar dari balik selimut, seolah-olah dia benar-benar mengira McKenna yang mendorongnya.

Elang kurang ajar, dia dua kali bilang padaku kalau aku berat, apakah dia benar-benar berpikir aku berat?

Aku pernah bertanya kepada Heinley dengan cemas apakah aku berat ketika aku berada di atas tubuhnya di malam hari. Awalnya, dia menjawab, 'Kamu seringan bulu.'

Tetapi setelah berulang kali memintanya untuk jujur ​​karena dia terbukti berbohong, Heinley menjawab, 'Ini hanya perasaan kehadiran yang menyenangkan,' menarik tubuhku ke tubuhnya dan memelukku.

Lalu aku berbaring di atasnya, dan dia tak henti-hentinya bergumam kalau dia baik-baik saja.

Aku pikir itu benar. Tapi apa? Kamu berat, jadi lepaskan aku?!!

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 260                

>>>             

Chapter 262

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#260) / The Second Marriage

 



Chapter 260: Bisakah Kau Menanganinya? (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Heinley bermaksud untuk menjawab, 'kamu bahkan belum pernah punya hubungan romantis,' tidak peduli apa pun yang dia sarankan. Tapi setelah mendengar kata-kata McKenna, sepertinya itu cukup masuk akal.

Itu benar. Baik Heinley dan Navier terlalu sibuk. Navier sangat bersemangat dengan pekerjaannya sehingga dia tampak kecanduan. Bahkan beberapa hari yang lalu, dia melakukan perbuatan kejam dengan membawa pekerjaan ke kamar tidur pengantin.

Heinley menganggap kamar tidur pengantin tempat hanya bagi mereka, jadi itu benar-benar tidak dapat diterima. Dia merasa seolah-olah negara berdiri di antara Navier dan dirinya sendiri.

Tapi masalahnya adalah Heinley juga sibuk. Dia mengadakan pertemuan beberapa kali sehari, dan dia memiliki ratusan laporan yang datang dari berbagai negara. Dia memiliki lusinan dokumen resmi yang perlu segera ditandatangani, dan juga hal-hal yang harus dipersiapkan secara rahasia.

Kalau tidak, Navier akan bisa punya waktu bersamanya tidak peduli seberapa sibuknya dia. Bahkan, ada beberapa kesempatan ketika Navier berkunjung saat istirahat, tetapi lantas pergi ketika diberi tahu bahwa Heinley sedang sibuk. Tentu saja, dia tidak tahu.

Begitu Heinley bergumam, "Kamu benar," McKenna buru-buru berkata,

“Saya pikir bermain peran itu perlu.”

"Oh. Itu ide yang bagus, tapi kurasa Ratuku belum mau melakukannya…”

"Apa yang Anda bicarakan?"

"Bukankah ini tentang 'itu'?"

“Anda memiliki pikiran yang sangat cabul, Yang Mulia. Maksud saya menciptakan situasi berbahaya untuk menyelamatkannya. Pria dan wanita biasanya menjadi lebih dekat seperti itu.”

Mendengar kata-kata McKenna, Heinley menyadari bahwa permainan peran yang dia pikirkan berbeda dari yang dibicarakan McKenna.

Heinley akhirnya mengerti apa yang dimaksud McKenna. Ini juga tampak cukup masuk akal. Tetapi mengingat sekretarisnya tidak pernah menjalin hubungan romantis …

“Tetap saja, aku tidak bisa dengan sengaja menempatkan Ratuku dalam situasi berbahaya.”

Heinley berkata dengan tegas. Menjadi dekat memang bagus, tetapi menempatkan orang yang kau cintai melalui situasi yang berbahaya itu mengerikan. Namun, dia segera membuat rencana yang bagus.

“Oh… aku bisa menjadi orang yang berada dalam situasi berbahaya.”

"Hah?"

"Menemukanku gemetar dalam keadaan menyedihkan, istriku akan datang berlari untuk menyelamatkanku."

"Hah?"

“Dia akan melihatku seolah-olah aku adalah anak anjing yang tidak berdaya. Dia akan sangat tersentuh sehingga dia akan mencintaiku.”

"Hah?"

“Hah, Hah, Hah… Hentikan, McKenna. Atur persiapan untuk berburu. Hanya untuk pergi berburu dengan istriku dan orang-orang dekat lainnya.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

* * *

Suatu malam setelah hari sibuk yang biasa.

"Pergi berburu?"

Heinley bertanya padaku saat aku berbaring di dadanya pada saat yang sama dia memelukku dan menarikku ke sisinya.

"Ya. Ini bukan kompetisi besar. Sedikit bersenang-senang untuk menghilangkan stres”

Aku menatap Heinley saat aku bermain dengan jari-jarinya. Kulit Heinley masih lembut dan halus. Kalau dipikir-pikir, dia berada pada usia yang penuh semangat.

Baik kakakku dan Sovieshu menyukai kegiatan di luar ruangan pada usia ini, seperti berburu, menunggang kuda, dan sebagainya. Sebaliknya, Heinley terkurung di Istana Kekaisaran bekerja sepanjang waktu. Dia sepertinya berolahraga setiap hari, tetapi itu tidak cukup….

"Baiklah."

Aku mengiyakan sambil tersenyum. Aku tidak suka berburu, tetapi aku suka menunggang kuda. Pasti menyenangkan bisa naik kuda lagi.

"Persiapan untuk berburu-"

“McKenna yang akan melakukannya. Jangan khawatir, Ratuku.”

Tiba-tiba, seolah-olah teriakan McKenna bergema di telingaku. Setiap kali aku melihatnya, dia mengeluh tentang betapa sibuknya dia. Apakah dia akan baik-baik saja membuat persiapan untuk berburu...?

Aku sedikit khawatir, tetapi aku juga terlalu sibuk untuk membantu. Jadi aku tetap diam.

Beberapa hari kemudian, Heinley dan aku pergi bersama ke tempat berburu di dekat Istana Kekaisaran.

Jumlah orang yang menemani kami berburu sedikit. McKenna, Mastas, Countess Jubel, beberapa bangsawan, pengawal Heinley, Kesatria Transnasional, dan beberapa orang lainnya.

Meskipun tampaknya cukup banyak pelayan yang dibawa demi kenyamanan, mereka masih terhitung sedikit.

Setelah tiba di tempat berburu, para pelayan mulai mendirikan tenda dan membuat persiapan untuk makan di luar dengan sangat cepat. Mereka juga mulai membangun gudang sementara untuk menyimpan hewan buruan yang dibawa seseorang.

Bahkan sebelum tenda selesai dibangun, kami semua yang akan berburu sudah menaiki kuda. Aku menaiki kuda putih dan membelai kepalanya dengan pelan.

Awalnya kami semua berkendara bersama. Daripada berburu, itu lebih seperti kami mengobrol di atas kuda.

Saat mangsa muncul seiring waktu, suasana berubah menjadi perburuan. Mastas sangat bersemangat, dan bersumpah untuk menangkap beruang sembari memegang tombaknya.

"Saya pernah mendengar bahwa beruang tidak tinggal di sini, Nona Mastas."

"Countess Jubel, beruang tinggal di mana-mana."

"Hmm, itu baru pertama kali aku dengar."

Para bangsawan lain dengan senang hati mengatakan bahwa mereka akan berburu sesuatu, dan para kesatria juga tampak bersemangat.

Di tengah-tengah ini, Heinley tiba-tiba melihat ke arah Kapten Pengawal Yunim dan berkata,

“Aku ingin pergi sendirian dengan istriku, jadi ikuti aku dari jauh.”

"Itu berbahaya, Yang Mulia."

Yunim dengan terkejut menolak. Tapi karena Heinley sepertinya tidak menyerah, Yunim melirikku untuk menghentikannya.

Akhir-akhir ini, sikap permusuhan Yunim terhadap diriku telah sangat berkurang. Dia sedikit lebih sopan daripada saat pertama kali aku bertemu dengannya.

Tetapi sebelum aku bisa mengatakan apa-apa, Heinley berkata dengan tegas, "Itu tidak berbahaya," lalu menatapku dan bertanya.

"Apakah kamu setuju, Ratuku?"

Aku mengangguk setuju. Tempat berburunya tidak luas, dan para pengawal akan tetap mengikuti kami dari kejauhan.

Selain itu, aku mendengar bahwa karena itu adalah tempat berburu yang dekat dengan istana kekaisaran, tidak ada hewan yang berbahaya. Jika hewan berbahaya keluar ke rumah pribadi, itu akan menyebabkan keributan besar, jadi semuanya benar-benar terkendali.

Reaksi Countess Jubel yang mendecakkan lidahnya ketika Mastas mengatakan sebelumnya bahwa dia akan berburu beruang tidaklah berlebihan.

Pada akhirnya, Yunim mundur dengan tidakpuas dan Heinley memintaku untuk menghampirinya.

"Oke."

Aku mengiyakan dengan senyuman dan berkuda bersama Heinley.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 259               

>>>             

Chapter 261

===

Daftar Chapters