Wednesday, September 1, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#732)




Chapter 732: Bukankah Ini Keterlaluan? (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Alberu menatap Cale dengan tatapan yang seolah mengatakan 'Ada apa dengan orang ini?' Tapi Cale hanya mengamati Alberu dan berpikir bahwa dia berbeda dari Alberu yang dia kenal. Alberu yang dia kenal selalu mengenakan pakaian mewah yang terbuat dari kain halus. Tapi pakaian yang dikenakan Alberu sekarang terlihat usang dan bahkan tidak disetrika dengan benar.

Cale berpikir itu tidak bisa dihindari karena ada sedikit pembantu dan pelayan di istana Alberu. Dia menoleh ke nampan di tangannya dan teringat bahwa dapur di tempat ini tidak berfungsi lagi beberapa minggu yang lalu. Sebelum memasuki ruangan yang digunakan sebagai ruang belajar ini, Cale mendengar dari seorang pembantu di istana ini kalau Alberu mengusir sebagian besar pembantunya, termasuk koki karena insiden keracunan.

Alberu remaja memiliki tatapan sengit tidak seperti dirinya yang dewasa dengan senyum cerah. Dia juga pendek dan agak kurus. Dia tidak begitu kurus tetapi jelas tidak cukup untuk disebut fisik normal. Alberu bertanya dengan tajam apa yang Cale lihat, dan Cale menjawab dia datang ke sini untuk mengantarkan nampan ini seraya meletakkannya di meja Alberu.

Dia memperhatikan bahwa semua barang di meja berasal dari kualitas terbaik, tetapi semuanya sudah usang. Cale melirik wadah tinta sebelum melangkah mundur dan membungkuk pada Alberu yang menatapnya. Dia mengatakan bahwa mulai sekarang, dia akan bekerja untuk pangeran pertama dan dia akan melakukan yang terbaik untuk melayani pangeran. Alberu tertawa terbahak-bahak seolah tidak memercayainya sama sekali.

Cale mencoba memperkenalkan dirinya, tetapi Alberu mengatakan bahwa dia tidak ingin mengetahuinya. Alberu bertanya-tanya dengan suara keras kapan Cale akan pergi, dan Cale menjawab bahwa dia akan pergi segera setelah Alberu tersenyum. Alberu mengerutkan kening ketika dia menyadari bahwa pelayan ini adalah seorang pemula dan tidak tahu apa-apa tentang istana. Alberu mengubah ekspresinya dan memalingkan muka, mengatakan bahwa Cale harus pergi secepatnya. Cale membungkuk dan berkata bahwa dia akan pergi ke bendahara sebentar dan kembali lagi setelahnya.

Alberu tersenyum seolah dia mengetahuinya, dan menyuruh Cale untuk melakukannya sendiri dan jangan bertanya padanya. Cale pamit undur diri dan meninggalkan ruang belajar. Dia berjalan keluar dari istana dan mengatakan bahwa tempat ini tidak terawat. Tamannya tidak sebagus taman di istana lainnya, meskipun itu masih jauh lebih bagus daripada taman milik keluarga bangsawan. Cale bertemu dengan pembantu yang memberitahukannya tentang pembantu yang diusir sebelumnya.

Pembantu itu bertanya diam-diam kepada Cale apakah sang pangeran agak sensitif. Cale menjawab dengan senyum canggung bahwa karena pengiriman makanannya terlambat, sang pangeran agak sensitif. Pembantu itu memuji Cale lantas melihat sekeliling dan berbisik kepada Cale agar berhati-hati. Dia menyuruh Cale pergi ke tempat lain karena istana pangeran pertama berbahaya, dan Cale harus mendengarkan nasihatnya.

Cale tersenyum pada pelayan itu lantas berjalan pergi. Begitu dia berada di luar istana, dia memikirkan kembali apa yang dia lihat tentang kondisi Alberu. Dia berkata, "Ini tidak main-main, hyung-nim-ku." Cale ingat kalau pelayan yang dia ajak bicara sebelumnya adalah wajah yang familier. Dia adalah dark elf yang selalu berada di samping Alberu dan Tasha. Dark elf itu telah mengubah warna kulit dan rambutnya sebagai penyamaran. Adapun wadah tinta yang dilihat Cale, dia tahu yang ada di dalamnya bukanlah tinta kosong, tapi sebenarnya mana mati.

Dia berpikir kalau Alberu sengaja menendang keluar orang-orang dari istananya, dan para pembantu yang tersisa adalah dark elf yang menyamar. Alasannya melakukan itu sudah jelas. Karena Alberu ingin berkembang. Berdasarkan perilaku para pembantu istana, persepsi mereka tentang Alberu cukup buruk. Pangeran-pangeran lain juga berusaha untuk mengendalikannya dan mencegah perkembangannya.

Cale tidak tahu kapan raja mulai menyukai pangeran ketiga, tetapi dia tahu bahwa Alberu saat ini tidak disukai oleh raja. Tapi Alberu sekarang sedang mengasah pisaunya, bersiap untuk melakukan serangan balik. Saat ini dia mungkin dipermalukan, tetapi dia sedang bersiap untuk kemunculan kembalinya. Cale bertanya-tanya apakah ini kasus yang biasanya disebut sebagai 'karakter utama menyembunyikan kekuatannya.'

Cale memikirkan apa yang telah dilakukan Alberu. Dapur kosong dan kekurangan makanan bukanlah apa-apa bagi Alberu karena para dark elf membawakannya makanan berkualitas tinggi. Tapi dia harus terlihat kurus di mata orang-orang. Dia mempertahankan ukuran tubuh minimum untuk berlatih ilmu pedang. Barang-barang usang itu sengaja diletakkan di sana karena para dark elf yang membangun kota bawah tanah yang besar tidak akan kekurangan sumber daya.

Istana yang tampak sederhana bukanlah masalah karena Alberu tumbuh dengan belajar sihir dan seni tombak di aula pelatihan bawah tanah, jadi dia tidak terlalu peduli dengan dekorasi istana. Cale berpikir bahwa Alberu pintar. Alberu bekerja keras untuk mengatasi penghinaannya saat ini, dan usahanya tidak sia-sia. Namun, dia kesepian dan menderita karena dia punya sedikit orang dan semua orang adalah musuhnya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Cale menuju ke kantor bendahara dan melaporkan tentang kurangnya pembantu. Bendahara itu merasa kesal padanya dan bahkan memukul meja. Cale berpura-pura agak ketakutan, dan bendahara itu melonggarkan ekspresinya. Dia menyuruh Cale pergi karena dia sibuk dan harus pergi ke istana pangeran ketiga. Cale berpura-pura agak ragu-ragu dan kebingungan, lantas bertanya karena dia adalah satu-satunya pelayan, apakah itu berarti dia yang 'bertanggung jawab'?

Saat Cale mengatakan itu, dia berpura-pura terlihat agak serakah, dan bendahara itu mencemoohnya. Dia berpikir bahwa Cale serakah akan jabatan meskipun masih pemula. Bendahara itu berpikir bahwa dia bisa menggunakan orang bodoh ini dengan baik untuk mencegah perkembangan pangeran pertama. Jadi dia berkata benar Cale-lah yang bertanggung jawab. Cale berpura-pura terkejut dan senang. Tetapi karena Cale tidak berpengalaman, dia memberi tahu Cale untuk bertanya padanya jika ada masalah khusus.

Cale dengan antusias menjawab ya, dan bendahara itu tersenyum ketika dia berpikir bahwa pemula yang tidak tahu banyak tentang istana ini pasti akan membuat kekacauan. Dia menekankan kepada Cale agar melakukan 'tugas dasar' dan Cale berterima kasih padanya. Tugas dasar yang dia maksud adalah hal-hal yang dilakukan pelayan, seperti menyajikan makanan, mengatur pakaian, dll.

Cale meninggalkan ruangan dan memulai tipuan, maksudku, rencananya. Pertama-tama dia menuju dapur kerajaan tempat makanan raja disiapkan. Koki itu mengerutkan kening ketika Cale meminta makan siang untuk sang pangeran, dan Cale pura-pura bingung seolah dia tidak tahu apa-apa. Cale berkata untuk menyiapkan makan siang karena bendahara menunjuknya sebagai penanggung jawab. Tapi Cale tidak mengatakan itu untuk 'pangeran pertama.' Dia hanya mengatakan itu untuk 'pangeran.'

Koki menyuruhnya untuk mengambil makan siang nanti, dan Cale pergi lantas menuju tempat lain. Itu adalah divisi persediaan istana. Dia menyerahkan orang di sana daftar barang-barang yang dia butuhkan besok pagi. Orang itu terkejut karena barang-barang yang ditulis adalah barang-barang mahal dan berkualitas tinggi. Cale mengatakan bahwa 'pangeran' memutuskan bahwa barang-barang itu diperlukan dan bendahara memercayakannya untuk mendapatkannya.

Bendahara telah menyuruhnya untuk melakukan 'tugas dasar', dan itu termasuk mengurus makanan, pakaian, dan tempat tinggal orang yang dia layani. Orang yang diajak bicara Cale mengira itu untuk pangeran kedua atau ketiga. Dia berpikir bahwa Cale tampak bodoh dan tidak akan tahu banyak tentang barang-barang mahal. Dia jelas salah karena Cale sangat kaya dan tahu betul tentang barang-barang mahal.

Orang itu bertanya ke istana mana barang-barang itu akan dikirim, tetapi Cale mengatakan bahwa dia akan datang lebih pagi besok untuk memandu mereka. Cale juga meminta setidaknya satu orang harus membantu membawa barang-barang itu. Dia pergi setelahnya dan menuju ke orang yang bertanggung jawab atas pakaian keluarga kerajaan. Cale meminta beberapa pakaian bergaya yang terbuat dari kain berkualitas tinggi. Tentu saja, dia tidak mengatakan untuk pangeran mana itu.

Cale memperhatikan bahwa ada pakaian untuk pangeran kedua di sana, dan ketika dia pergi, dia bertanya-tanya apakah bendahara itu juga mendukung pangeran kedua. Setelah itu Cale menuju ke perpustakaan dan meminta beberapa buku untuk sang pangeran. Pustakawan mengira itu untuk pangeran ketiga karena pangeran pertama tidak pernah meminjam buku sejak dia berusia 10 tahun.

Cale pergi ke beberapa tempat lain dan mengulangi penipuannya. Dia tahu bahwa ini adalah ilusi, tetapi dia tetap bekerja keras karena dia tidak ingin hanya menyaksikan penghinaan terhadap orang-orangnya. Dan dia ingin menjungkirbalikkannya secara besar-besaran. Cale akan beralasan bahwa dia sekadar bekerja keras untuk memenuhi tanggung jawab 'dasarnya', meskipun apa yang termasuk tanggung jawab dasar baginya berbeda dari apa dimaksudkan si bendahara.

Dia juga berpikir untuk melakukan satu hal lagi dan menuju ke tempat yang sering dikunjungi para pembantu dan pelayan. Dia memutuskan untuk menyebarkan desas-desus bahwa bendahara mendukung pangeran pertama. Itu adalah rumor yang saat ini sulit dipercaya, tetapi mungkin akan segera berubah mulai besok. Cale tidak menyukai bendahara yang tidak berpihak pada pangeran mana pun.

Cale juga bertanya berkeliling tentang insiden keracunan dan mengetahui bahwa itu benar. Tapi kasusnya sudah ditutup. Dia bertanya-tanya apakah raja mengetahuinya, atau apakah berita itu tidak pernah sampai kepada raja. Bagaimanapun, Cale memutuskan bahwa seorang anak tidak seharusnya memakan racun ketika sudut bibirnya naik

***

"Ini ... Apa ini?"

Alberu Crossman melihat makanan yang memenuhi meja tua dan tidak terpakai.

"Saya menyiapkan makan siang yang sederhana."

Cale tersenyum lebar. Dan para pembantu dan pelayan dapur istana kerajaan yang berdiri di belakangnya dengan nampan di tangan mereka tampak seperti tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Mata mereka bergetar, dan mereka tampaknya memiliki pemikiran yang cukup rumit.

Begitu juga dengan Alberu Crossman.

"Silakan makan sebelum dingin, Yang Mulia."

Cale tersenyum cerah di tengah wajah-wajah kebingungan.

Siapa pun dapat memahami bahwa ini adalah situasi yang dilakukan oleh seorang pemula yang tidak tahu apa-apa tentang dinamika politik di istana.

Istana itu sunyi, tetapi banyak hal yang terjadi di balik dindingnya.

Seorang pembantu di sini mulai mengintip dari balik dinding itu.

Dia tersenyum cerah seolah dia tidak tahu apa-apa.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 731           

>>>            

Chapter 733

===

Daftar Spoiler 



Sunday, August 29, 2021

Remarried Empress (#243) / The Second Marriage




Chapter 243: Perlihatkan Wajahnya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pesta teh kecil dan jamuan makan diadakan untuk para tamu kehormatan yang masih tinggal di istana kekaisaran.

Namun, perayaan pernikahan yang resmi sudah berakhir, jadi aku meluangkan waktu untuk membuat daftar tugas.

……

1. Periksa Anggaran Istana Kekaisaran. Lihatlah buku besar akun. ☆☆

2. Periksa jumlah karyawan, posisi, gaji dan tugas mereka.

3. Periksa kebijakan kesejahteraan sosial di Kekaisaran Barat.

4. Buat persiapan untuk berdagang dengan Rwibt — Di mana aku harus memulai? Bagaimana cara menghubungi Grand Duke Kapmen? Surat? Mengirim seseorang? Aku tidak tahu.

5. Selidiki situasi keluarga Nona Mullaney.

6. Kirim hadiah ulang tahun untuk Putri Soju.

7. Kirim hadiah terima kasih kepada Imam Besar. Bisakah berupa sumbangan?

8. Pelajari lebih lanjut tentang sejarah Kekaisaran Barat. Ada hal-hal yang aku masih tidak mengerti.

9. Aku butuh asisten.

10. Aku butuh kantor!

……

 

Namun, ketika aku menulis apa yang terlintas dalam pikiran, aku merasakan tatapan seseorang.

Itu adalah Mastas. Dia sedang menatap buku catatan dengan mulut setengah terbuka.

"Ada apa?"

Ketika aku bertanya, Mastas tersenyum canggung dan berkata,

"Karena ada begitu banyak tanda tanya."

“Ah, ini bukan dokumen resmi. Aku hanya menulis apa pun yang muncul di pikiranku.”

"Oh, begitu."

Mastas menatap daftarku dengan takjub, dan begitu aku menepuk lengannya agar berhenti melakukannya, dia berkata dengan malu-malu, “Ahh. Ini tidak sopan,” dan segera beranjak ke tempat lain.

Tak lama, dia kembali dengan keranjang putih.

Keranjang itu dipenuhi dengan segala macam amplop.

"Apa ini?"

Tanyaku sambil meletakkan pena, Mastas menjelaskan sambil tersenyum.

"Ini adalah surat untuk Yang Mulia Permaisuri."

“Surat?”

Aku tahu apa artinya itu.

Ini dikirim oleh nona bangsawan yang naksir kakakku, kan?”

Aku seketika tersenyum.

Aku teringat kakakku, yang merasa tidak nyaman di antara para wanita muda yang berpakaian indah.

Tetapi Mastas segera menjawab, “Saya rasa bukan.”

"Bukan?"

“Tanda tangan pengirimnya berasal dari wanita bangsawan seperti ini.”

Mastas segera mengulurkan surat dari keranjang kepadaku untuk dikonfirmasi.

"Wanita bangsawan?"

Apakah para nona bangsawan meyakinkan ibu mereka untuk mengirimiku surat?

Apakah mereka ingin aku mendekati keluarga mereka untuk melakukan pernikahan?

Pertama-tama, aku membuka amplop emas dan mengeluarkan suratnya.

Ketika aku membuka surat yang dilipat menjadi tiga bagian, tulisan tangan yang jelas dan tanpa cela terungkap.

“…”

"Apa isinya?"

Aku berujar ke Mastas, “Sebentar,” lalu aku mengeluarkan surat lain dan membacanya.

“…”

Setelah melakukannya beberapa kali lagi, Rose menjulurkan kepalanya karena penasaran.

Rose, yang membawa keranjang lain, bersikap sama seperti Mastas.

Mereka tidak tahu apa-apa.

Setelah membaca hampir dua puluh surat, aku berkata dengan percaya diri.

“Masta kamu benar. Surat-surat ini dikirim oleh para wanita bangsawan.”

Surat-suratnya ramah dan bersahabat, penuh ucapan selamat atas pernikahan dan kesediaan untuk menjalin kedekatan.

Segera setelah pengumuman kekaisaran, keluarga-keluarga yang dekat dengan Heinley sangat baik kepadaku, jadi aku berharap para wanita bangsawan dari keluarga-keluarga itu mengirimiku surat semacam ini.

Tapi bukankah ini terlalu banyak?!

Aku juga merasa aneh karena wanita kelas atas lainnya melihatku pada hari terakhir resepsi dan memutuskan 'untuk tidak langsung menolakku'.

Yang aku pahami setengah dari masyarakat kelas atas ada di pihak Christa. Tidak peduli seberapa hati-hati aku bertindak, mereka akan berprasangka terhadapku...

Ini aneh.

Meski begitu, untuk saat ini aku harus memberi balasan.

"Nona Laura, kupikir aku perlu lebih banyak alat tulis."

"Baik, Yang Mulia."

"Nona Rose, bisakah kau menyelidiki masalah ini?"

"Baik. Jangan khawatir."

Apa pun tujuannya, jika mereka benar-benar bermaksud baik, aku akan berterima kasih.

Namun, jika yang mereka kejar adalah mendekatiku untuk kemudian mencoba menusukku dari belakang, aku harus berhati-hati.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sesampainya di Istana Kekaisaran Timur, Rashta memerintahkan Viscount Roteschu untuk datang ke istana besok pukul 10 pagi melalui seorang pembawa pesan.

“Sebuah perintah?”

Viscount Roteschu merasa kesal dengan pesan Rashta, tetapi mengunjunginya pada jam sepuluh keesokan paginya seperti yang diperintahkan.

Rashta bertanya padanya dengan dingin ketika dia tiba.

“Sertifikat perdagangan budak. Di mana itu sekarang?"

Sertifikat itu awalnya ditinggalkan di perusahaan dagang. Namun, Koshar pergi untuk mengambilnya setelah memotong telinga Roteschu.

Viscount Roteschu terang-terangan berpura-pura tidak menyadari fakta ini.

"Tentu saja itu ada di tanganku."

"Benarkah?"

Rashta menyipitkan matanya, menggigit kukunya. Sementara Roteschu terus berpura-pura memilikinya.

"Tentu saja. Siapa lagi yang bisa memilikinya?

"Itu tidak hilang?"

"Tidak."

"Benarkah?"

"Ya!"

"Bohong!"

Ketika Rashta berteriak dan melemparkan cangkir ke dinding, Viscount Roteschu tersentak dan mengangkat bahu seperti seekor kura-kura.

Cangkir yang terlempar menabrak dinding dan hancur berkeping-keping. Pecahan-pecahannya berhamburan di lantai.

"A-Apa kamu gila?"

Keheranannya sedemikian rupa sehingga Viscount Roteschu mendecakkan lidahnya, tetapi segera menutup mulutnya setelah melihat wajah Rashta.

"Apa kamu yakin?"

Rashta memiringkan kepalanya dan bertanya dengan suara yang dalam, dia bersiap untuk melempar yang cangkir lainnya ke wajahnya alih-alih ke dinding jika dia mengatakan hal yang salah.

Viscount Roteschu bungkam.

Dia percaya bahwa Rashta akan sedikit berubah setelah memiliki kekuasaan. Itu terjadi secara alami pada semua orang.

Tapi dia tidak menduga Rashta berubah begitu banyak atau begitu cepat ...

Viscount Roteschu mendecakkan lidahnya tanpa berpikir untuk mencoba menempatkan Rashta di tempatnya, seperti di masa lalu, dengan mengatakan, 'Kamu bahkan tidak dalam jangkauan putraku'.

"Bagaimana Yang Mulia tahu tentang sertifikat itu?"

Viscount Roteschu tidak bisa menunjukkan kemarahannya, jadi dia tersenyum paksa.

“Itu semua karena Koshar itu. Dialah yang mencuri sertifikat itu.”

Rashta menatap Viscount Roteschu dengan dingin dan memerintahkannya,

“Aku tidak ingin melihatmu. Keluar!"

“…”

"Aku bilang keluar!"

Viscount Roteschu bangkit dengan enggan.

Rashta memelototinya, menarik cincin dari jarinya dan melemparkannya ke kakinya.

"Ambil itu."

Cincin permata itu berkilau indah saat berguling di atas karpet.

Viscount Roteschu membungkuk, mengambil cincin itu dan meninggalkan ruangan sambil tersenyum.

Tapi begitu dia melangkah keluar ke koridor, ekspresinya berubah sangat dingin.

'Beraninya dia begitu sombong?'

Meskipun orang lain menganggapnya sebagai 'harapan rakyat jelata' atau 'dongeng nyata', bagi Viscount Roteschu, Rashta tidak lebih dari seorang budak yang bisa dia manfaatkan.

Tidak peduli seberapa tinggi posisinya, Viscount Roteschu tidak bisa menganggapnya sebagai bangsawan.

Pikiran sempit itu memicu kemarahan Viscount Roteschu.

‘Aku harus memberinya pelajaran.’

Dia tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki perilaku Rashta akhir-akhir ini, tetapi Viscount Roteschu bertekad untuk menekan semangat Rashta sekarang.

Begitu dia tiba di kediamannya, dia memberi instruksi pada Alan.

“Alan. Minta audiensi.”

Alan bertanya dengan bingung, "Audiensi?"

Baik orang biasa atau bangsawan, jika seseorang meminta audiensi, seseorang dapat berbicara dengan kaisar.

Akibatnya, ada begitu banyak orang yang melamar audiensi sehingga antriannya sangat panjang.

Mereka yang melamar audiensi harus bersabar dengan antrean panjang itu sebelum mereka diterima.

Mengapa sekarang aku harus melamar untuk audiensi?

“Kenapa minta audiensi?”

"Bukankah Rashta berpartisipasi dalam audiensi?"

Mendengar nama Rashta, Alan menegang. Roteschu tersenyum dan berkata,

“Aku yakin dia akan ingin melihat putranya. Bawa Ahn dan perlihatkan wajah mungilnya ke Rashta.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 242                

>>>             

Chapter 244

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#242) / The Second Marriage



Chapter 242: Perlihatkan Wajahnya (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Dalam perjalanan pulang, keheningan memenuhi kereta.

Rashta tidak berbicara dengan bersemangat seperti sebelumnya, dan Sovieshu tidak mengatakan apa-apa saat dia menatap ke luar jendela.

Rashta meletakkan tangannya di perutnya yang membuncit dan menatap Sovieshu beberapa kali.

Melihat Sovieshu tidak mengatakan apa-apa seolah-olah jiwanya telah terkuras, dia tidak bisa menahan diri untuk berbicara terlebih dahulu,

“Yang Mulia. Apakah ada yang ingin kau katakan kepada Rashta? ”

Akhirnya ketika Sovieshu memandangnya, Rashta mengangkat tangannya dari perutnya.

Setelah keheningan tiga detik yang aneh, Sovieshu tersenyum hangat dan menurunkan lengannya yang disandarkan ke jendela.

"Ada apa? Apa kamu bosan?"

"Tentang sertifikat itu ... Kau tidak mengatakan apa-apa kepada Rashta."

“?”

"Kau tidak menyesal karena tidak memberi tahu Rashta ..."

Saat kamu agak stres , bukankah kamu menangis karena perutmu sakit? Jika aku memberitahumu, kamu mungkin bisa pingsan karena syok.”

Begitu Rashta mengerutkan bibirnya, Sovieshu menghela napas, tersenyum dan berbicara dengan nada lembut.

“Ayolah, jangan marah. Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan?”

“Apakah menurutmu suasana hati Rashta akan membaik dengan hadiah? Apakah kau pikir Rashta adalah anak anjing yang menjadi tenang hanya dengan sepotong daging?

"Kamu lebih manis daripada anak anjing."

"Itu ... itu benar."

“Bagaimanapun  juga, apakah kamu mencoba mengatakan bahwa kamu tidak membutuhkan apa pun sekarang? Sungguh bijaksana. Aku mengerti kata-katamu.”

Ketika Sovieshu memalingkan muka lagi, meletakkan dagunya di ambang jendela, mata Rashta melebar.

'Beneran? Dia benar-benar tidak akan memberikanku apa-apa hanya karena aku tidak membutuhkannya?’

Memang benar! Ketika Sovieshu tampak tenggelam dalam pikirannya lagi, Rashta akhirnya menangis terisak.

“Rashta? Kenapa kamu menangis lagi?”

“Aku membencimu, Yang Mulia. Jangan mengolok-olok Rashta. ”

"Kapan aku mengolok-olokmu?"

"Baru saja. Kau bilang kamu tidak akan memberi Rashta apa pun. ”

"Aku pikir aku mengerti kalau kamu tidak membutuhkannya?"

Maksudku bukan begitu!”

Saat Rashta berbicara dengan tegas, Sovieshu memasang ekspresi setengah tersenyum, setengah mengernyit.

Ketika Rashta menatapnya dan bertanya, "Ada apa?" Sovieshu menggelengkan kepalanya dengan sedikit tersenyum.

“Tidak ada, tidak ada. Hadiah apa yang kamu inginkan?”

"Yang Mulia harus melakukan sesuatu untukku."

“Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki suasana hatimu?”

“…”

"Jangan khawatir. Katakan padaku."

"Permaisuri Navier."

"Kenapa kamu menyebut Navier?"

"Jangan bandingkan Rashta dengan Permaisuri Navier."

"Kapan aku membandingkanmu dengannya?"

"Kau mengatakan dengan kasar bahwa kau tidak mengharapkan Rashta untuk menyamai Permaisuri Navier."

"Jadi begitu. Aku tidak akan melakukannya lagi. Jadi apa itu cukup? ”

Rashta mengangguk mendengar janji baru Sovieshu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sementara Sovieshu dan Rashta kembali ke Kekaisaran Timur.

Heinley memanggil beberapa ajudan dekatnya, termasuk McKenna, ke kantornya untuk membahas apa yang terjadi setelah dia mengumumkan dirinya sebagai Kaisar.

Bahkan sebelum dia mengumumkan dirinya sebagai Kaisar, Kerajaan Barat sudah menunjukkan status dari sebuah kekaisaran, tetapi karena secara resmi berubah dari kerajaan menjadi kekaisaran, semua dokumen resmi perlu diganti…

Hal yang sama berlaku untuk proses diplomatik.

Heinley membalik-balik dokumen dengan cepat, dan memeriksa detail pertemuan dengan delegasi diplomatik selama perayaan pernikahan.

Sebagian besar negara menghormati Kekaisaran Barat dan Kaisarnya, tetapi beberapa tidak puas.

Memisahkan negara-negara itu menjadi dua kelompok, Heinley memerintahkan McKenna.

“Suruh delegasi mengunjungi kelompok negara ini dan kelompok lainnya ini secara bergantian.”

“Bukankah lebih baik memperlakukan kedua kelompok negara secara berbeda? Mereka yang menghormati kita dan mereka yang tidak.”

"Aku mengerti."

"Dan kita juga harus mencari tahu apakah mereka yang menghormati kita sebagai sebuah kekaisaran, bukan hanya karena momennya."

"Baik, Yang Mulia."

"Buat laporan terkait hal ini."

McKenna sibuk menggerakkan tangannya, menandai dokumen rahasia Heinley dengan warna berbeda dan memasukkannya ke dalam amplop terpisah.

Saat dia melakukan ini, dia tiba-tiba tertawa.

Bulan ini akan terasa bagai neraka bagi Kementerian Luar Negeri dengan semua pekerjaan yang harus dilakukan.”

“Hanya Kementerian Luar Negeri saja?”

"Bukankah Marquis Ketron alasan Anda bisa menyelesaikan semuanya sekaligus?"

Heinley terkekeh, setuju dengan McKenna.

Begitu dia naik takhta, Heinley segera mengganti orang-orang yang dia anggap tidak perlu, dan membiarkan mereka yang dia yakini penting di posisinya semula, salah satunya adalah Marquis Ketron.

Marquis Ketron menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak raja terdahulu, Wharton III. Dia juga salah satu pembantu terdekat Christa.

Meskipun dia adalah duri di pihak Heinley, sejauh ini tidak ada orang yang cocok untuk menggantikannya.

Jadi Heinley tidak punya pilihan selain mempercayakan posisi ini kepadanya.

"Dia orang yang teliti setidaknya dalam pekerjaannya sendiri."

Ketika dia memikirkan Marquis Ketron, dia otomatis juga memikirkan masalah Christa.

Heinley menghela napas.

“Aku juga harus mengurus masalah kakak iparku…”

"Yang Mulia Wharton III, meminta Anda untuk menjaga kaka ipar Anda sebagai wasiat terakhirnya."

“…”

McKenna berujar dengan cemas.

“Jika Christa pergi ke Kediaman Compshire atas kemauannya sendiri, saya rasa tidak akan terjadi apa-apa. Tapi jika Anda memaksanya, orang-orang akan membicarakannya.”

Meskipun dia tidak terpilih naik takhta melalui perselisihan politik antara saudara, posisi dari kakak laki-laki yang lebih lemah, dan adik laki-laki yang lebih sehat dan lebih cerdas, telah menjadi bahan perbincangan.

Ketidaksuburannya, beberapa kali upaya pembunuhan, masalah dengan para bangsawan ... Orang-orang menerima begitu saja bahwa Heinley berada di balik semua itu.

Meski sebisa mungkin Heinley menjauh dari panggung politik, tatapan-tatapan curiga meresap ke dalam dirinya bagaikan darah.

Akankah Heinley mengirim Christa ke Compshire terlepas dari keinginan terakhir kakak laki-lakinya, pendahulunya? Juga bertentangan dengan keinginan Christa?

Mereka yang suka membuat skandal juga pasti akan mencari-cari kesalahan dari hal ini.

"Aku tahu tapi…"

Heinley mengerutkan kening ketika dia teringat Christa menghampirinya dengan saputangan setelah tubuhnya menjadi kaku karena ramuan itu.

Christa tahu dia dalam kondisi yang aneh, tetapi Christa menyeka keringatnya tanpa memanggil siapa pun. Dan wajahnya yang memerah bersama dengan tatapan gemetarnya

Heinley menghela napas dalam-dalam, memejamkan matanya.

Ketika dia menghadiri pesta di berbagai negara dengan Duke Elgy, tidak sedikit wanita muda menatapnya seperti itu.

Heinley tahu betul apa arti ekspresi itu, dan tatapan itu.

Dia tidak bisa membiarkan kakak iparnya tinggal di sini setelah kejadian itu.

Namun, wasiat terakhir saudaranya bukan satu-satunya masalah.

Navier.

Navier sudah memberi tahu Heinley agar tidak ikut campur.

"Jadi, apa yang akan Navier pikirkan jika aku mengusir Christa?"

"Aku harus membicarakan masalah ini dengan istriku dulu."

McKenna menggerutu, mengerutkan kening mendengar suara berat Heinley.

Kediaman Compshire adalah rumah besar yang luar biasa, bahkan seperti istana. Tidak, itu benar-benar istana, kecuali tidak ada fasilitas untuk menampung pasukan.”

"Itu berada di Kota Seni."

"Ya, saya tahu. Itu adalah tempat dengan suasana meriah sepanjang tahun. Saya tidak tahu mengapa dia tidak ingin pergi ke sana. Di kediaman itu suaranya akan didengar sebagai pemilik tempat itu, jelas-jelas itu lebih baik daripada dibatasi di sini.”

McKenna, yang tidak tahu bahwa Christa menyukai Heinley, tampaknya benar-benar tidak dapat mengerti.

Heinley terkekeh, tetapi merasakan beban berat di hatinya.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 241                

>>>             

Chapter 243

===

Daftar Chapters