Sunday, May 16, 2021

Remarried Empress (#197) / The Second Marriage (Ep. 100 part 2 - Ep. 101 part 1)

 


Chapter 197: Terus Manjakan Aku (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Ini terjadi beberapa hari setelah kakakku pergi untuk ekspedisi para kesatria.

"Bukankah Lord Koshar dan Yang Mulia Ratu kembar?" Mastas, yang dengan telaten memoles tombak di pangkuannya, tanpa disangka-sangka bertanya.

Dia menatapku ketika aku merenungkan pertanyaannya, "Kami bukan saudara kembar."

Saat aku menjawab dengan senyuman, dia berkata, "Oh…" dan mengangguk.

Melihat ini, Rose menyeringai jahat dan dengan lembut menyenggol tulang rusuk Mastas.

"Kau tertarik padanya?"

Mastas mengangguk dengan santai, "Ya."

Ketika Rose menatapnya dengan heran atas jawaban tegasnya, Mastas terus berbicara dengan santai, "Kakakku bilang dia sangat kuat. Aku ingin mengujinya."

“Menguji, maksudmu bertarung, kan?”

Begitu Rose bertanya curiga, Mastas mengangguk, "Ya," jawabnya sambil menatap Rose seolah-olah dia orang mesum.

"Ratu! Bukankah menurut Anda pikiran Nona Rose sangat kotor?"

Setelah bersama selama beberapa hari, keduanya tampak jauh lebih akrab. Ketika Laura dan Countess Jubel tiba, tempat ini akan menjadi lebih hidup. Aku merindukan Countess Eliza dan dayang-dayang lain, tapi untungnya, aku juga senang dengan dayang-dayang baru yang kutemui di sini.

'Ah!'

Benar juga. Saat aku tersenyum pada mereka berdua, sebuah ide bagus tiba-tiba muncul di benakku.

“Nona Rose.”

"Ya, Yang Mulia."

“Siapa orang paling populer di masyarakat kelas atas Kerajaan Barat?”

Rose mengangguk dan menyebut dua individu, "Duke Liberty dan Nona Mullaney."

"Dua orang?"

“Awalnya yang paling populer adalah Heinley. Kemudian diikuti oleh Duke Liberty dan Nona Mullaney, tetapi sekarang banyak hal telah berubah. Sekarang tidak ada yang bisa memperlakukan Yang Mulia sebagai sosialita populer setelah beliau naik takhta."

Rose menambahkan setelah merenung sejenak, "Ah, Duke Liberty dan Nona Mullaney adalah kerabat dekat. Duke Liberty adalah saudara laki-laki dari ibu Nona Mullaney."

“Apa aku bisa bertemu mereka berdua?” Begitu aku bertanya, Rose tersenyum seolah-olah telah menyadari niatku.

“Anda ingin membujuk mereka berdua, bukan?” Namun yang dikatakannya selanjutnya tidak positif, "Itu ide yang bagus, tapi itu tidak akan mudah."

"Apakah mereka bawahan Christa?"

"Duke Liberty."

“Bagaimana dengan Nona Mullaney…?”

"Dia dan Christa tidak rukun, mereka bahkan pernah bertengkar."

Kalau begitu, aku rasa tidak apa-apa, bukan? Saat aku mengangkat alis, Rose menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Nona Mullaney pada awalnya adalah salah satu calon Ratu."

"Itu tidak masalah."

"Tidak hanya itu. Dia juga wanita muda yang sangat ambisius dengan kepribadian yang mendominasi. Saya rasa dia tidak suka melayani orang lain ..."

“Itu juga bukan masalah. Dia tidak harus menjadi bawahanku."

Duchess Tuania juga bukan bawahanku. Dia hanya temanku.

Rose tampak risau mendengar ucapanku tetapi menjawab, "Saya akan mengatur janji temu dengannya."

Aku mengangguk dan bangkit dari kursiku. Saat memikirkan Duchess Tuania, aku mendapatkan ide yang lebih baik.

'Mengapa aku tidak memikirkannya lebih awal?'

"Yang Mulia?" Rose bertanya.

“Aku perlu bertemu Sir McKenna.”

"Bukan Raja Heinley?"

Bersama Rose dan Mastas, yang terkejut, aku pergi menemui McKenna.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

McKenna tampak bingung melihatku tetapi menyambutku dengan senyum lembut. Setelah semua orang meninggalkan kantor agar aku dapat berbicara dengannya secara pribadi, aku dengan hati-hati bertanya, "Aku tahu kau dapat mengubah dirimu menjadi seekor burung ... bolehkah aku mengajukan pertanyaan tentang itu?"

McKenna tampak lebih bingung ketika aku membahas ini, tetapi hanya menjawab, "Ya."

Aku menyadari bahwa McKenna khawatir aku akan marah padanya karena telah menipuku. Tetapi aku tidak datang kemari karena alasan itu.

“Dalam wujud burung, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menemukan seseorang?”

Ketika McKenna mendengar pertanyaanku , dia menjawab dengan sedikit lega, “Adakah seseorang yang ingin Anda temukan?”

"Iya. Apakah itu mungkin?"

“Apakah Anda tahu lokasinya?”

"Tidak. Aku yakin dia tidak berada di Kekaisaran Timur, tapi aku tidak tahu informasi yang lain."

“Kalau begitu, akan sedikit sulit.”

Namun, bertentangan dengan ekspektasiku, McKenna mengatakan agak sulit menemukan orang seperti itu. Bahkan jika dia mencari dalam wujud burung, dia harus memeriksa wajah orang satu per satu. Itu akan mungkin jika dia tahu perkiraan lokasinya, tetapi sulit untuk menemukan seseorang hanya berdasarkan informasi 'dia tidak berada di Kekaisaran Timur'.

“Mungkin akan berhasil jika memasang poster buronan,” kata McKenna sambil tersenyum. Sarannya mengejutkanku.

Aku kembali ke istana terpisah. Orang yang aku cari adalah Duchess Tuania. Aku lebih suka tidak menemukannya, daripada mencarinya dengan poster buronan.

Aku memikirkannya sejenak dan kali ini aku bertanya kepada Rose, "Apakah kamu ingat jurnalis yang mewawancaraiku sebelumnya?"

"Iya. Wawancara jurnalis dengan Ratu muncul di koran dan menjadi topik pembicaraan."

“Apakah jurnalis itu masih di istana kerajaan?”

"Mungkin."

“Bisakah kamu memanggil jurnalis itu? Rambut biru tua ... "

"Iya."

Sekitar dua jam setelah meminta Rose memanggil jurnalis tersebut, aku bisa bertemu dengan jurnalis yang pernah aku lihat sebelumnya.

"Nama saya Janan, Yang Mulia."

Wartawan itu tampak gugup karena dia tidak tahu mengapa aku memanggilnya. Namun, saat dia menatapku ada kilatan kecerdasan di matanya.

"Aku memanggilmu karena aku ingin kamu menulis artikel di surat kabar seolah-olah itu adalah wawancara yang lain."

“Artikel tentang apa yang Anda inginkan…”

"Tentang seberapa baik aku menyesuaikan diri di Kerajaan Barat."

"Iya?"

Janan sepertinya tidak mengerti mengapa aku ingin dia menulis sesuatu seperti itu. Namun, dia mengangguk lebih tenang dan menjawab dengan percaya diri, "Itu tidak sulit."

“Aku ingin kau menulis bahwa aku menyesuaikan diri dengan baik di Kerajaan Barat, ada banyak orang baik di sini, tetapi terkadang aku merindukan teman-teman lamaku… sesuatu seperti itu.”

“Apakah hanya itu yang Yang Mulia butuhkan…?”

“Aku juga ingin nama temanku muncul di artikel.”

Janan bingung, tapi mengangguk dan mengeluarkan buku catatannya. Aku menyebutkan nama Duchess Tuania di antara nama-nama dayangku.

Setelah Janan pergi. Aku berdiri di dekat jendela sambil merasa puas, sementara Rose dan Mastas pergi untuk membawakanku makan malam.

Aku memanggil jurnalis itu untuk mencari Duchess Tuania, jadi aku sengaja mencantumkan namanya di antara para dayangku.

Duchess Tuania cerdas dan berwawasan luas, jadi setelah membaca artikel wawancara itu dia akan langsung menyadari bahwa aku sedang mencarinya.

Dia berjanji untuk membantuku suatu hari nanti. Jika itu benar, Duchess Tuania akan datang menemuiku ...

'Jika Duchess Tuania datang ke sini, dia juga cepat atau lambat akan mendominasi masyarakat kelas atas di Kerajaan Barat.'

Satu-satunya cara untuk dicintai oleh orang-orang adalah dengan menunjukkannya melalui tindakan. Pada akhirnya, orang-orang menyukai ratu karena apa yang dia tawarkan bukan karena pidatonya.

Tapi kalangan masyarakat kelas atas itu berbeda. Mereka adalah orang-orang dengan kekayaan dan reputasi luar biasa. Sulit untuk mendekati mereka hanya dengan memainkan peran sebagai ratu dengan baik. Aku harus mendekati mereka secara pribadi, dan untuk itu, aku membutuhkan seorang sosialita. Seorang sosialita yang ada di pihakku.

'Duchess Tuania bisa memainkan peran itu dengan cukup baik.'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat itu, ada ketukan di pintu, jadi aku mengesampingkan pikiranku dan segera membukanya. Orang yang berdiri di pintu adalah Heinley, bukan kedua dayangku.

"Heinley?"

Wajah Heinley tampak agak sedih, jadi aku bertanya dengan bingung, "Ada apa?"

Dia menatapku dengan ekspresi berat, lalu meraih tanganku dengan lembut, mencium punggung tanganku, dan menanggapi pertanyaanku dengan pertanyaan lain, "Ratu, apa kau kesepian?" 

Apa yang dia bicarakan? Kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu? Aneh.

"Tidak?"

Aku pasti akan merindukan orang tuaku di masa mendatang. Tapi belum cukup lama untuk menangis karena kesepian.

Heinley menatapku dengan mata basah. Meskipun aku tidak kesepian, dia tampaknya tidak memercayai apa yang aku katakan.

"Heinley?"

'Apakah dia mendengar sesuatu dari seseorang?'

Merasa khawatir, dia berbisik, "Aku mendengar ... tentang artikel yang mengatakan Ratu sangat kesepian ..."

“Apakah wartawan itu memberitahumu? Secepat itu?"

“Dalam perjalanan ke sini, aku bertemu dengan jurnalis itu. Ketika aku bertanya kepadanya apa yang telah terjadi, dia memberitahuku bahwa Ratu memintanya untuk menerbitkan artikel di koran tentang dirimu yang merasa kesepian ... "

Aku tidak tahu apakah wartawan itu sengaja mengarang atau salah memahamiku.

Situasinya canggung tetapi juga cukup lucu, jadi aku menggelengkan kepala dan menjawab, "Bukan begitu, Heinley."

"Aku tidak ingin kamu kesepian, Ratu."

"Aku benar-benar baik-baik saja."

“Jika kamu mau… aku bisa bermalam di sisimu sebagai 'Queen'.”

"!"

“Apa pun yang kau lakukan, aku akan diam. Tolong, manjakan aku sebanyak yang kamu mau. Seperti sebelumnya. Apakah itu akan membuatmu merasa lebih baik?”

“…”

Aku tidak tahu ekspresi apa yang aku tunjukkan, tetapi Heinley dengan cepat mengubah kata-katanya untuk menyiratkan bahwa itu adalah lelucon.

Itu adalah pilihan yang tepat.

Aku dengan tenang memperingatkannya, "Lain kali kamu datang sebagai 'Queen', aku akan memakaikanmu pakaian."

Aku berpura-pura perhatian, tetapi aku hanya menggoda Heinley dengan apa yang baru saja dia katakan.

Dia tersenyum dan bertanya apakah tidak apa-apa bagiku untuk mendandaninya dalam wujud burung, “Maukah kamu mendandaniku sendiri? Haruskah kita mengenakan pakaian yang sama sebagai pasangan?”

Tapi saat aku hendak menjawab, aku melihat kedua dayangku melewati bahu Heinley. Mereka sepertinya telah membawakan makan malam. Alih-alih menanggapi Heinley, aku pikir aku akan memanggil mereka terlebih dulu.

Kedua dayang itu tampak ternganga.

Tapi... kenapa?

Mata mereka melebar, tertegun tak bisa berkata-kata.

Ketika aku memikirkan mengapa mereka memasang ekspresi itu, aku menyadari kata-kata Heinley sangat aneh.

Terutama bagian tentang "menghabiskan malam di sisiku sebagai 'Queen (Ratu)'."

Mereka tidak tahu Heinley adalah 'Queen', jadi mereka mungkin mengira dia akan memakai gaunku…

Oh tidak!

Aku menggelengkan kepalaku dengan panik pada mereka dan dengan cepat menyeret Heinley ke kamarku.

"Ikut denganku."

Dia adalah suamiku sekarang. Aku tidak bisa membiarkan rumor lain seperti tentang dia yang menjadi playboy dan raja yang telanjang muncul.

Bergegas masuk, aku membanting pintu lebih keras dari yang kuharapkan.

Mendengar pintu dibanting di depanku, tentu saja, wajahku berkerut.

Aku bertanya-tanya apakah Heinley baik-baik saja. Aku menoleh padanya dan matanya terbuka lebar, tubuhnya terjebak di antara lenganku dan pintu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 196                  

>>>             

Chapter 198

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#196) / The Second Marriage (Ep. 101 part 2)

 


Chapter 196: Terus Manjakan Aku (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Bahkan setelah Viscount Roteschu pergi, pikirannya yang runyam tidak mudah tenang. Rashta mondar-mandir di sekitar kamarnya lantas melihat jam. Sovieshu tidak akan kembali sampai nanti. Rashta dengan gugup melangkah keluar ke koridor, melihat sekeliling, dan menuju Istana Barat. Setelah permaisuri pergi, Istana Barat menjadi tenang dan sunyi.

Semua dayang yang dulunya ramai di Istana Barat kembali ke rumah mereka sementara jumlah pelayan dan pegawai sangat berkurang. Mereka hanya datang sekali sehari untuk membersihkan koridor, tetapi Rashta tahu bahwa ini belum waktunya bagi para pelayan untuk datang dan bersih-bersih. Dia dengan cepat memasuki Istana Barat.

Ini adalah hobi barunya. Dia akan memasuki kamar Permaisuri untuk memperbaiki suasana hatinya.

Ketika dia meminta kuncinya dari Sovieshu, Sovieshu merasa itu tidak masuk akal tetapi memberikannya tanpa banyak komentar. Itu adalah kamar kosong, jadi dia tidak peduli pada apa yang Rashta lakukan.

Bagian dalam ruangan bahkan belum dibersihkan karena permaisuri baru belum terpilih, jadi Rashta masuk dan keluar ruangan itu menghindari tatapan orang-orang.

Hari ini juga sama. Rashta dengan cepat menutup pintu saat dia memasuki ruangan. Dia merasa lebih baik setelah menutup pintu di belakangnya. Rashta bersandar di pintu dan menatap kamar kosong yang mewah itu. Furniturnya masih ada, tapi tidak digunakan oleh siapa pun. Anehnya, tempat ini terasa sangat suram.

'Akan lebih baik jika aku menggunakannya,' pikir Rashta dalam hati saat dia berjalan di sekitar ruangan. Walaupun dia sekadar berkeluyuran, Rashta mulai merasa lebih baik.

Rashta, yang merasa seperti permaisuri, tersenyum ketika dia meniru gerakan tubuh yang dia lihat dilakukan Navier sebelumnya. Dia tidak pandai belajar. Tidak peduli seberapa banyak dia belajar, dia tidak mendapatkan hasil yang baik. Tapi cara bicara dan perilakunya sudah cukup menyerupai bangsawan.

Salah satu guru etiket, yang pernah mengajar Navier, sangat terkejut sehingga dia bertanya, "Bagaimana Anda bisa terlihat sangat mirip dengan Navier?"

‘Bagian terpenting adalah etiket, cara berbicara, dan perilaku.'

Dia yakin semua orang yang membandingkannya dengan mantan permaisuri akan terkejut pada hari pernikahan nanti. Ini membuat suasana hati Rashta menjadi jauh lebih baik. Benar-benar jauh lebih baik. Sejak dia masuk ruangan itu, Rashta mulai memeriksa semua furnitur di kamar satu per satu. Lalu tiba-tiba, dia menemukan sesuatu yang aneh.

'Apa ini?'

Bagian atas kursi, yang pada pandangan pertama tidak terlihat aneh, sedikit menonjol.

Ketika dia mengambil bantalan dari kursi itu, dia tiba-tiba menemukan sebuah kotak kayu. Sesuatu yang dia anggap sampai sekarang hanyalah sebuah kursi, sebenarnya menyembunyikan sebuah kotak kayu. Tapi itu bukanlah hal yang paling mengejutkannya sejauh ini. Ada setumpuk dokumen di dalam kotak kayu itu.

'Apakah ini dokumen milik mantan permaisuri?'

Rashta mengeluarkan dokumen itu karena penasaran.

'Permohonan untuk pendanaan negara?'

Beberapa dokumen terkait dengan topik itu. Lainnya terkait dengan panti asuhan.

Setelah melihat jam dan memastikan bahwa dia masih punya waktu, Rashta duduk dan memeriksa dokumen itu dengan hati-hati. Dokumen-dokumen itu ditulis dengan kata-kata yang mudah dimengerti, jadi dia bisa tahu tentang apa itu jika dia membacanya dengan cermat. Dokumen-dokumen itu membahas panti asuhan, panti jompo, fasilitas pendukung untuk orang tua tunggal, rumah sakit gratis, layanan makan, dan lain-lain.

Semua ini adalah institusi yang disponsori secara pribadi oleh Permaisuri Navier atas nama Keluarga Kekaisaran.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Selain itu, ada surat di akhir dokumen. Rashta memegang dokumen itu dengan satu tangan dan surat itu dengan tangan lainnya.

'Untuk Nona Rashta ...'

Surat itu ditulis dalam gaya yang tenang, di mana dia menyatakan bahwa dia tidak dapat lagi memberikan dukungan untuk tempat-tempat ini setelah perceraian karena dia mensponsori mereka atas nama Keluarga Kekaisaran. Disebutkan pula bahwa pengajuan dana negara tidak mungkin dilakukan sekarang, karena pendanaan negara diperbarui setiap tahun.

Dia telah menyiapkan permohonan untuk pendanaan negara terlebih dahulu untuk digunakan ketika Rashta menjadi permaisuri, jadi ketika saatnya tiba, dia harus mengajukan permohonan untuk pendanaan negara atas namanya.

Namun, kini banyak organisasi yang menerima dana negara, sehingga bisa ditolak karena masalah anggaran. Jika itu terjadi, Navier menyatakan bahwa Rashta harus melanjutkan itu dengan uangnya sendiri atas nama keluarga kekaisaran, seperti yang dia lakukan sebelumnya.

Selain itu, dia tidak membicarakan hal lain.

Itu adalah surat yang monoton, seolah-olah sesuatu yang akan diberikan kepada penerus mereka.

Kalaupun ada satu waktu di mana dia mengungkapkan perasaannya, adalah ketika dia mengatakan bahwa Rashta tidak boleh mensponsori mereka atas namanya sendiri karena semuanya bisa kacau. Setelah membaca surat itu, Rashta merasa sangat aneh. Seolah-olah untuk memperburuk perasaannya, ada sesuatu yang terjatuh.

Itu adalah dua surat perjanjian pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

Seandainya isi surat itu benar, itulah jumlah uang yang dibutuhkan untuk bisa mensponsori lembaga-lembaga ini selama dua tahun.

'Wawancara itu benar. Dia benar-benar tahu tentang perceraian itu.'

Rashta mengerutkan kening. Dia merasa lebih tidak senang karena merasa bersalah pada Permaisuri jauh di dalam hatinya, tapi dia tidak bisa mengakui bahwa Navier adalah Permaisuri yang hebat.

Mengakui hal ini akan membuatnya merasa tidak enak karena menyingkirkan Permaisuri yang baik.

Tetapi Rashta tidak bisa menganggap dirinya sebagai orang jahat.

Permaisuri cukup beruntung dilahirkan seperti itu, tetapi Rashta mengalami kesulitan untuk sampai ke sini. Bahkan setelah dia sampai di sini, dia masih harus berjuang untuk bertahan hidup.

Meskipun Rashta tidak menyakiti Permaisuri, Permaisuri Navier mencoba mendepaknya. Bukankah Permaisuri Navier mencoba menyingkirkan Rashta, tetapi dia akhirnya diusir karena tindakannya sendiri?

'Betul sekali. Bukankah akan berbeda jika dia tidak menggunakan pil aborsi atau meminta saudara laki-lakinya untuk menyerangku sejak awal?'

Maka dia akan hidup tanpa digulingkan dari posisi permaisuri. Mantan permaisuri sendiri yang menyebabkan ini terjadi pada dirinya. Rashta tidak percaya bahwa dia telah menulis surat yang bisa membuat siapa pun tertawa. Itu munafik.

'Dia membenci Rashta, kan?'

Sangat yakin, Rashta dengan marah mengambil surat perjanjian pendanaan, surat, dan dokumen itu.

'Bukankah seharusnya mereka disponsori atas nama Rashta?'

Rashta mendengus jijik.

'Keadaan bisa menjadi kacau? Dia hanya mengatakan itu karena dia tidak ingin reputasi Rashta naik.'

Mensponsori organisasi ini akan memungkinkan siapa pun untuk mendapatkan kepercayaan orang-orang.

"Aku akan melakukan semuanya atas nama Rashta. Bukankah Rashta yang akan melakukannya? Mengapa aku harus menulisnya atas nama Keluarga Kekaisaran?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 195                   

>>>             

Chapter 197

===

Daftar Chapters 



Saturday, May 15, 2021

[Spoiler] Trash of the Count's Family (#691)

 


Chapter 691: Menara Batu Yang Hancur (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Sebuah dinding lain dibangun di atas penghalang. Itu adalah dinding kabut merah yang tembus pandang. Litana melihat On dan Hong dan menelan ludah. Macan kumbang hitamnya, Ten, memekik, dan Litana menyadari bahwa ketika Ten memekik seperti itu, itu berarti ada sesuatu yang berbahaya. Dia menoleh ke naga singa dan melihat sesuatu seperti pusaran air di mata monster itu. 

Litana menatap Cale yang mengarahkan tangannya ke bawah. Mereka kemudian mendengar Rasheel berteriak kepada semua orang agar merunduk / tiarap ke tanah. Monster itu menembakkan sesuatu dari matanya. Cahaya hitam melesat ke depan dalam lintasan lurus, tetapi perisai batu memblokir lintasan hitam itu (mulai sekarang saya akan menyebutnya laser mata <eye beam>). Tapi Litana menyadari bahwa serangan laser mata itu berbeda dari serangan napas naga. 

Valentino bertanya dengan lantang serangan apa itu, dan dia tidak bisa menyembunyikan tangannya yang gemetar. Serangan laser mata itu tidak seperti serangan napas naga yang hanya ditembakkan sekali. Serangan laser mata itu adalah sesuatu yang terus-menerus ditembakkan. Dia kemudian mendengar seseorang mengatakan bahwa itu seperti mana mati. Valentino menoleh ke orang itu, dan menyadari bahwa orang itu adalah Clopeh Sekka. 

Clopeh mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa, dan jangan takut. Dia berdiri tegak saat dia merekam seluruh kejadian. Dia kemudian berkata dengan suara takzim, "Saya percaya". (Ya, Clopeh menggunakan kata-kata yang sama dengan Joo Ho Shik.) Saat Clopeh terlihat seperti kesatria pelindung yang suci dan mulia, dia melanjutkan, "Pada pahlawanku, legenda masa depan." Clopeh tertawa dengan suara lirih, tetapi tawanya tidak terdengar oleh orang lain karena kebisingan di sekitarnya. 

Semua bebatuan menyerang naga singa, dan monster itu dengan cepat berbalik dan memblokir bebatuan dengan perisai putihnya. Cale tersenyum dan berkata kepada anak-anak kucing, yang sedang menunggu momen itu, agar mulai menyerang. Anak-anak kucing itu menggerakkan dinding kabut merah mereka. Karena monster itu berbalik untuk memblokir bebatuan, punggungnya menghadap ke kedua anak kucing. 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Anak-anak kucing itu mengingat apa yang dikatakan Ron kepada mereka. Bahwa jika mereka menemukan celah, mereka tidak boleh melewatkannya. Itulah salah satu dasar dalam mencari informasi penting. Sementara itu, Eruhaben, Rasheel, dan Mila tahu apa yang coba dilakukan anak-anak kucing itu, jadi mereka mencoba menarik perhatian naga singa itu dengan menyerangnya dan mencegahnya berbalik. 

Perisai batu Cale terus memblokir laser mata, jadi pada saat itu para naga mampu menyerang si monster. Laser mata yang tidak terblokir oleh perisai batu memusnahkan bangunan yang dikenainya. Tidak ada suara ledakan. Bangunan-bangunan itu berubah menjadi hitam dan menghilang ke udara. 

Seseorang berteriak bahwa tersisa 10 menit sebelum fase 3 berakhir. Mereka kemudian mendengar suara kucing mengeong. Di saat yang sama, kabut merah menyentuh punggung monster itu. Mulai dari sayapnya, kabut merah menyelubungi punggung dan seluruh tubuh monster itu. Monster itu tidak peduli dengan kabut itu. Ia terus menembaki perisai batu dan memblokir serangan 3 naga. 

Tapi kabut merah perlahan menelan monster itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Itu adalah kabut yang sangat halus dan tipis yang menempel di tubuh naga singa, sehingga kabut racun itu tidak akan membahayakan sekutu mereka. On dan Hong mulai berkeringat seperti Cale, tetapi Cale mengatakan kepada mereka untuk tidak melakukannya secara berlebihan sampai kelelahan. Mereka tidak menoleh ke Cale karena mereka terus fokus untuk mengendalikan kabut merah itu, tetapi mereka tahu bahwa orang yang menyuruh mereka untuk tidak melakukannya secara berlebihan adalah orang yang selalu melakukannya secara berlebihan hingga kelelahan.

Detik-detik berlalu, On dan Hong tersenyum. Senyuman mereka mirip dengan senyum Cale, tapi anehnya bercampur dengan senyuman Ron ketika dia berpura-pura bersikap baik. Jika Cale melihat senyuman itu, dia akan teringat Ron. Tetapi dia tidak melihatnya karena dia sibuk memblokir serangan naga singa dengan kekuatan kuno batunya. Kedua anak kucing itu bergumam bahwa mereka bisa melakukannya, dan Cale tersenyum. 

Para nagalah yang pertama menyadari perubahan pada naga singa itu. Rasheel bertanya pada Eruhaben apakah monster itu melambat, tetapi Eruhaben mengabaikan kata-katanya. Eruhaben teringat saat dia mengajar Raon dan kedua anak kucing pada saat itu. Racun paralisis dan racun tidur adalah racun yang sangat umum, dan dapat digunakan tanpa batas waktu karena sifatnya yang lemah. Kabut bisa digunakan tanpa batas waktu, tetapi sulit dikendalikan. Jadi, mengendalikannya dengan baik adalah tantangannya. 

Eruhaben tertawa saat mengingat itu. Dia bertanya-tanya dengan lantang makhluk hebat mana yang mengajari anak-anak itu saat dia tersenyum. Semua orang kemudian memperhatikan perubahan pada naga singa. Racun bekerja pada monster itu karena gerakannya mulai melambat. Racun paralisis secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh monster dari luka di punggungnya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale memberi tahu anak-anak kucing itu, "Kerja bagus," dan anak-anak kucing itu tersenyum. Tapi On berkata bahwa akan sulit untuk menghentikan monster itu sepenuhnya. Mereka tidak akan bisa bertahan selama beberapa menit. 4 menit tersisa sebelum fase 3 berakhir. Tetapi anak-anak kucing itu tidak akan mampu mempertahankan kabut merah selama waktu yang tersisa. Namun, Cale mengatakan bahwa itu tidak menjadi masalah. Dia memberi tahu mereka bahwa mereka hanya harus meneruskan apa yang mereka lakukan, dan itu sudah cukup. 

Mata anak kucing berbinar mendengar kata-katanya, dan mereka melihat Cale mengangkat cambuk gasingnya. Para elemental angin melaporkan ke Cale bahwa Gashan dan para harimau sedang menuju ke suku beruang. Paus-paus itu juga mulai bergerak. Elemental chuuni melaporkan bahwa Beacrox telah melaporkan situasi tersebut ke Violan. Lock dan suku serigala juga mulai bergerak. 

Cale menunggu berita terakhir dari Ron dan para Molan yang mencari rumah dengan lorong menuju ruang bawah tanah. Akhirnya, elemental angin melaporkan bahwa Ron menemukan total 7 lokasi, dan mereka siap untuk memulai penyerangan. Cale tersenyum dan menyuruh anak-anak kucing untuk menarik kabut mereka. 

Hanya tersisa 3 menit sebelum fase 3 berakhir. Cale mengangkat tangannya ke langit dan menembakkan tombak air ke langit. Pada saat itu, mereka yang mengetahui operasi penyelamatan mengatakan bahwa itu adalah sinyal untuk menyerang kamp suku beruang. Violan mengangkat tangannya dan memberi tahu para penyihir untuk menghentikan sementara alat pengganggu mana selama satu menit. Dia juga teringat Rosalyn yang mampir ke ruangan itu sebelum keluar lagi. 

Rosalyn menuju ke tempat dimana mana bisa digunakan, yaitu ruangan tempat Raon berada. Anak-anak kucing memperhatikan mana yang telah stabil dan mengatakan bahwa sekarang giliran adik laki-laki mereka. Orang lain juga menyadari bahwa mana telah stabil. Rasheel juga menyadarinya, tetapi merinding ketika dia merasakan mana yang terkonsentrasi di satu tempat. 

Eruhaben juga menatap tempat Raon dan Rosalyn berada. Mana berkecamuk di tempat itu, dan Eruhaben dengan bangga mengatakan bahwa mereka adalah murid-muridnya. Mana hitam dan merah bercampur dan bertambah besar. Sementara itu, Mary mendekati Cale dan kedua anak kucing. Dia menggunakan benang hitamnya untuk mengikat anggota tubuh naga singa yang telah diperlambat oleh kabut.

Batu-batu di langit kurang dari seribu, dan Cale sekali lagi meluncurkan panah air ke udara. Dia menyuruh semua orang untuk merobohkan monster itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 690              

>>>            

Chapter 692

===

Daftar Spoiler