Sunday, May 16, 2021

Remarried Empress (#197) / The Second Marriage (Ep. 100 part 2 - Ep. 101 part 1)

 


Chapter 197: Terus Manjakan Aku (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Ini terjadi beberapa hari setelah kakakku pergi untuk ekspedisi para kesatria.

"Bukankah Lord Koshar dan Yang Mulia Ratu kembar?" Mastas, yang dengan telaten memoles tombak di pangkuannya, tanpa disangka-sangka bertanya.

Dia menatapku ketika aku merenungkan pertanyaannya, "Kami bukan saudara kembar."

Saat aku menjawab dengan senyuman, dia berkata, "Oh…" dan mengangguk.

Melihat ini, Rose menyeringai jahat dan dengan lembut menyenggol tulang rusuk Mastas.

"Kau tertarik padanya?"

Mastas mengangguk dengan santai, "Ya."

Ketika Rose menatapnya dengan heran atas jawaban tegasnya, Mastas terus berbicara dengan santai, "Kakakku bilang dia sangat kuat. Aku ingin mengujinya."

“Menguji, maksudmu bertarung, kan?”

Begitu Rose bertanya curiga, Mastas mengangguk, "Ya," jawabnya sambil menatap Rose seolah-olah dia orang mesum.

"Ratu! Bukankah menurut Anda pikiran Nona Rose sangat kotor?"

Setelah bersama selama beberapa hari, keduanya tampak jauh lebih akrab. Ketika Laura dan Countess Jubel tiba, tempat ini akan menjadi lebih hidup. Aku merindukan Countess Eliza dan dayang-dayang lain, tapi untungnya, aku juga senang dengan dayang-dayang baru yang kutemui di sini.

'Ah!'

Benar juga. Saat aku tersenyum pada mereka berdua, sebuah ide bagus tiba-tiba muncul di benakku.

“Nona Rose.”

"Ya, Yang Mulia."

“Siapa orang paling populer di masyarakat kelas atas Kerajaan Barat?”

Rose mengangguk dan menyebut dua individu, "Duke Liberty dan Nona Mullaney."

"Dua orang?"

“Awalnya yang paling populer adalah Heinley. Kemudian diikuti oleh Duke Liberty dan Nona Mullaney, tetapi sekarang banyak hal telah berubah. Sekarang tidak ada yang bisa memperlakukan Yang Mulia sebagai sosialita populer setelah beliau naik takhta."

Rose menambahkan setelah merenung sejenak, "Ah, Duke Liberty dan Nona Mullaney adalah kerabat dekat. Duke Liberty adalah saudara laki-laki dari ibu Nona Mullaney."

“Apa aku bisa bertemu mereka berdua?” Begitu aku bertanya, Rose tersenyum seolah-olah telah menyadari niatku.

“Anda ingin membujuk mereka berdua, bukan?” Namun yang dikatakannya selanjutnya tidak positif, "Itu ide yang bagus, tapi itu tidak akan mudah."

"Apakah mereka bawahan Christa?"

"Duke Liberty."

“Bagaimana dengan Nona Mullaney…?”

"Dia dan Christa tidak rukun, mereka bahkan pernah bertengkar."

Kalau begitu, aku rasa tidak apa-apa, bukan? Saat aku mengangkat alis, Rose menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Nona Mullaney pada awalnya adalah salah satu calon Ratu."

"Itu tidak masalah."

"Tidak hanya itu. Dia juga wanita muda yang sangat ambisius dengan kepribadian yang mendominasi. Saya rasa dia tidak suka melayani orang lain ..."

“Itu juga bukan masalah. Dia tidak harus menjadi bawahanku."

Duchess Tuania juga bukan bawahanku. Dia hanya temanku.

Rose tampak risau mendengar ucapanku tetapi menjawab, "Saya akan mengatur janji temu dengannya."

Aku mengangguk dan bangkit dari kursiku. Saat memikirkan Duchess Tuania, aku mendapatkan ide yang lebih baik.

'Mengapa aku tidak memikirkannya lebih awal?'

"Yang Mulia?" Rose bertanya.

“Aku perlu bertemu Sir McKenna.”

"Bukan Raja Heinley?"

Bersama Rose dan Mastas, yang terkejut, aku pergi menemui McKenna.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

McKenna tampak bingung melihatku tetapi menyambutku dengan senyum lembut. Setelah semua orang meninggalkan kantor agar aku dapat berbicara dengannya secara pribadi, aku dengan hati-hati bertanya, "Aku tahu kau dapat mengubah dirimu menjadi seekor burung ... bolehkah aku mengajukan pertanyaan tentang itu?"

McKenna tampak lebih bingung ketika aku membahas ini, tetapi hanya menjawab, "Ya."

Aku menyadari bahwa McKenna khawatir aku akan marah padanya karena telah menipuku. Tetapi aku tidak datang kemari karena alasan itu.

“Dalam wujud burung, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menemukan seseorang?”

Ketika McKenna mendengar pertanyaanku , dia menjawab dengan sedikit lega, “Adakah seseorang yang ingin Anda temukan?”

"Iya. Apakah itu mungkin?"

“Apakah Anda tahu lokasinya?”

"Tidak. Aku yakin dia tidak berada di Kekaisaran Timur, tapi aku tidak tahu informasi yang lain."

“Kalau begitu, akan sedikit sulit.”

Namun, bertentangan dengan ekspektasiku, McKenna mengatakan agak sulit menemukan orang seperti itu. Bahkan jika dia mencari dalam wujud burung, dia harus memeriksa wajah orang satu per satu. Itu akan mungkin jika dia tahu perkiraan lokasinya, tetapi sulit untuk menemukan seseorang hanya berdasarkan informasi 'dia tidak berada di Kekaisaran Timur'.

“Mungkin akan berhasil jika memasang poster buronan,” kata McKenna sambil tersenyum. Sarannya mengejutkanku.

Aku kembali ke istana terpisah. Orang yang aku cari adalah Duchess Tuania. Aku lebih suka tidak menemukannya, daripada mencarinya dengan poster buronan.

Aku memikirkannya sejenak dan kali ini aku bertanya kepada Rose, "Apakah kamu ingat jurnalis yang mewawancaraiku sebelumnya?"

"Iya. Wawancara jurnalis dengan Ratu muncul di koran dan menjadi topik pembicaraan."

“Apakah jurnalis itu masih di istana kerajaan?”

"Mungkin."

“Bisakah kamu memanggil jurnalis itu? Rambut biru tua ... "

"Iya."

Sekitar dua jam setelah meminta Rose memanggil jurnalis tersebut, aku bisa bertemu dengan jurnalis yang pernah aku lihat sebelumnya.

"Nama saya Janan, Yang Mulia."

Wartawan itu tampak gugup karena dia tidak tahu mengapa aku memanggilnya. Namun, saat dia menatapku ada kilatan kecerdasan di matanya.

"Aku memanggilmu karena aku ingin kamu menulis artikel di surat kabar seolah-olah itu adalah wawancara yang lain."

“Artikel tentang apa yang Anda inginkan…”

"Tentang seberapa baik aku menyesuaikan diri di Kerajaan Barat."

"Iya?"

Janan sepertinya tidak mengerti mengapa aku ingin dia menulis sesuatu seperti itu. Namun, dia mengangguk lebih tenang dan menjawab dengan percaya diri, "Itu tidak sulit."

“Aku ingin kau menulis bahwa aku menyesuaikan diri dengan baik di Kerajaan Barat, ada banyak orang baik di sini, tetapi terkadang aku merindukan teman-teman lamaku… sesuatu seperti itu.”

“Apakah hanya itu yang Yang Mulia butuhkan…?”

“Aku juga ingin nama temanku muncul di artikel.”

Janan bingung, tapi mengangguk dan mengeluarkan buku catatannya. Aku menyebutkan nama Duchess Tuania di antara nama-nama dayangku.

Setelah Janan pergi. Aku berdiri di dekat jendela sambil merasa puas, sementara Rose dan Mastas pergi untuk membawakanku makan malam.

Aku memanggil jurnalis itu untuk mencari Duchess Tuania, jadi aku sengaja mencantumkan namanya di antara para dayangku.

Duchess Tuania cerdas dan berwawasan luas, jadi setelah membaca artikel wawancara itu dia akan langsung menyadari bahwa aku sedang mencarinya.

Dia berjanji untuk membantuku suatu hari nanti. Jika itu benar, Duchess Tuania akan datang menemuiku ...

'Jika Duchess Tuania datang ke sini, dia juga cepat atau lambat akan mendominasi masyarakat kelas atas di Kerajaan Barat.'

Satu-satunya cara untuk dicintai oleh orang-orang adalah dengan menunjukkannya melalui tindakan. Pada akhirnya, orang-orang menyukai ratu karena apa yang dia tawarkan bukan karena pidatonya.

Tapi kalangan masyarakat kelas atas itu berbeda. Mereka adalah orang-orang dengan kekayaan dan reputasi luar biasa. Sulit untuk mendekati mereka hanya dengan memainkan peran sebagai ratu dengan baik. Aku harus mendekati mereka secara pribadi, dan untuk itu, aku membutuhkan seorang sosialita. Seorang sosialita yang ada di pihakku.

'Duchess Tuania bisa memainkan peran itu dengan cukup baik.'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat itu, ada ketukan di pintu, jadi aku mengesampingkan pikiranku dan segera membukanya. Orang yang berdiri di pintu adalah Heinley, bukan kedua dayangku.

"Heinley?"

Wajah Heinley tampak agak sedih, jadi aku bertanya dengan bingung, "Ada apa?"

Dia menatapku dengan ekspresi berat, lalu meraih tanganku dengan lembut, mencium punggung tanganku, dan menanggapi pertanyaanku dengan pertanyaan lain, "Ratu, apa kau kesepian?" 

Apa yang dia bicarakan? Kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu? Aneh.

"Tidak?"

Aku pasti akan merindukan orang tuaku di masa mendatang. Tapi belum cukup lama untuk menangis karena kesepian.

Heinley menatapku dengan mata basah. Meskipun aku tidak kesepian, dia tampaknya tidak memercayai apa yang aku katakan.

"Heinley?"

'Apakah dia mendengar sesuatu dari seseorang?'

Merasa khawatir, dia berbisik, "Aku mendengar ... tentang artikel yang mengatakan Ratu sangat kesepian ..."

“Apakah wartawan itu memberitahumu? Secepat itu?"

“Dalam perjalanan ke sini, aku bertemu dengan jurnalis itu. Ketika aku bertanya kepadanya apa yang telah terjadi, dia memberitahuku bahwa Ratu memintanya untuk menerbitkan artikel di koran tentang dirimu yang merasa kesepian ... "

Aku tidak tahu apakah wartawan itu sengaja mengarang atau salah memahamiku.

Situasinya canggung tetapi juga cukup lucu, jadi aku menggelengkan kepala dan menjawab, "Bukan begitu, Heinley."

"Aku tidak ingin kamu kesepian, Ratu."

"Aku benar-benar baik-baik saja."

“Jika kamu mau… aku bisa bermalam di sisimu sebagai 'Queen'.”

"!"

“Apa pun yang kau lakukan, aku akan diam. Tolong, manjakan aku sebanyak yang kamu mau. Seperti sebelumnya. Apakah itu akan membuatmu merasa lebih baik?”

“…”

Aku tidak tahu ekspresi apa yang aku tunjukkan, tetapi Heinley dengan cepat mengubah kata-katanya untuk menyiratkan bahwa itu adalah lelucon.

Itu adalah pilihan yang tepat.

Aku dengan tenang memperingatkannya, "Lain kali kamu datang sebagai 'Queen', aku akan memakaikanmu pakaian."

Aku berpura-pura perhatian, tetapi aku hanya menggoda Heinley dengan apa yang baru saja dia katakan.

Dia tersenyum dan bertanya apakah tidak apa-apa bagiku untuk mendandaninya dalam wujud burung, “Maukah kamu mendandaniku sendiri? Haruskah kita mengenakan pakaian yang sama sebagai pasangan?”

Tapi saat aku hendak menjawab, aku melihat kedua dayangku melewati bahu Heinley. Mereka sepertinya telah membawakan makan malam. Alih-alih menanggapi Heinley, aku pikir aku akan memanggil mereka terlebih dulu.

Kedua dayang itu tampak ternganga.

Tapi... kenapa?

Mata mereka melebar, tertegun tak bisa berkata-kata.

Ketika aku memikirkan mengapa mereka memasang ekspresi itu, aku menyadari kata-kata Heinley sangat aneh.

Terutama bagian tentang "menghabiskan malam di sisiku sebagai 'Queen (Ratu)'."

Mereka tidak tahu Heinley adalah 'Queen', jadi mereka mungkin mengira dia akan memakai gaunku…

Oh tidak!

Aku menggelengkan kepalaku dengan panik pada mereka dan dengan cepat menyeret Heinley ke kamarku.

"Ikut denganku."

Dia adalah suamiku sekarang. Aku tidak bisa membiarkan rumor lain seperti tentang dia yang menjadi playboy dan raja yang telanjang muncul.

Bergegas masuk, aku membanting pintu lebih keras dari yang kuharapkan.

Mendengar pintu dibanting di depanku, tentu saja, wajahku berkerut.

Aku bertanya-tanya apakah Heinley baik-baik saja. Aku menoleh padanya dan matanya terbuka lebar, tubuhnya terjebak di antara lenganku dan pintu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 196                  

>>>             

Chapter 198

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment