Thursday, May 13, 2021

Remarried Empress (#195) / The Second Marriage (Ep. 99 part 3 - Ep 100 part 1)

 


Chapter 195: Kecemasan Rashta (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


'Ketika aku memberi tahu Rashta tentang perceraian itu, aku jelas-jelas mengatakan tentang periode satu tahun. Tapi aku tidak mengatakan siapa permaisurinya setelah setahun berakhir. Mungkin itu sebabnya Navier salah paham. Apakah dia pikir aku akan membawa permaisuri lain setelah Rashta? Tidak, dia mungkin bahkan tidak mendengar bagian itu. Iya. Pasti itu. Aku harus memberitahunya yang sebenarnya.'

Navier, yang sudah menikah lagi, mungkin tidak akan segera kembali, tetapi Sovieshu merasa setidaknya dia harus menjernihkan kesalahpahaman di antara mereka.

Menurut rumor yang beredar, Heinley adalah seorang playboy ternama. Pria seperti itu akan menyakiti Navier. Navier menikahinya karena terkejut, tetapi pada akhirnya dia pasti akan menyakitinya.

Sovieshu ingin memberi tahu Navier bahwa dia tidak berniat meninggalkannya ... Dengan begini, dia akan kembali ke sini setelah dia marah.

Sovieshu bangun dari tempat tidur dan berjalan ke meja. Dia mengeluarkan selembar kertas dan dengan cepat mulai menulis surat.

Meskipun dia tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membereskan kesalahpahaman di antara mereka, baginya, ini harus didahulukan. Dia merasa satu-satunya yang berdiri antara dia dan Navier adalah kesalahpahaman ini. Dia yakin segala sesuatunya akan berhasil setelah masalah ini terselesaikan.

Setelah menulis surat itu dan menyegelnya dengan lilin, Marquis Karl tiba, "Yang Mulia, Anda memanggil saya?"

Sovieshu menyerahkan surat tersegel itu kepada Marquis Karl. Tidak ada nama pengirim atau penerima di surat itu.

Marquis Karl menerimanya dengan bingung, "Ini adalah ..."

"Ini untuk Navier."

"Maksud Anda sang ratu?"

Sudut mata Sovieshu naik mendengar kata ratu, dan Marquis Karl segera bungkam.

Sovieshu melanjutkan, "Raja Heinley mungkin mencegahnya menerimanya, jadi itu harus dikirim diam-diam ke Navier secara langsung."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Ada orang lain yang sama gelisahnya dengan Sovieshu.

'Rashta akan menikah ...'

Dia adalah Viscount Roteschu.

Roteschu mengerutkan kening dan menatap majalah gosip. Dia kesal karena isi berita yang muncul di majalah hari ini.

Berita bahwa Rashta akan menikahi Kaisar Sovieshu.

Menurut majalah gosip, banyak pedagang datang dan pergi dari istana kekaisaran untuk mempersiapkan pernikahannya. Perhiasan mahal, karpet, sutra, dan barang langka dari Rwibt memasuki istana kekaisaran dengan kereta satu demi satu, dan toko bunga terkenal tiba-tiba menjadi sangat sibuk.

Walaupun majalah gosip itu mengatakan berita itu belum secara resmi diakui oleh keluarga kekaisaran, majalah itu bersikeras bahwa akan ada pernikahan, dengan alasan bahwa tidak ada alasan lain di balik keluar masuknya para pedagang ini ke istana.

Para 'pakar' di majalah itu juga memperkirakan kemungkinan besar pernikahan akan segera diadakan.

Beberapa orang mengklaim pernikahan itu bukan dengan Rashta tetapi dengan seorang wanita muda dari keluarga bangsawan besar lainnya. Namun, tidak ada wanita muda yang belum menikah dengan usia yang sama dengan Sovieshu di keluarga bangsawan mana pun yang sebanding dengan Keluarga Trobi, keluarga Ratu Navier.

Ada banyak wanita muda di keluarga berpangkat lebih rendah, tetapi jika ini adalah pernikahan politik, maka tidak masuk akal jika dia menceraikan Navier untuk membawa seorang wanita muda dari keluarga yang lebih rendah.

Oleh karena itu, mayoritas pendapat adalah bahwa itu bukan pernikahan politik, tetapi pernikahan karena cinta, dan pengantin wanitanya adalah Rashta.

'Astaga. Dia benar-benar akan menjadi permaisuri.'

Tahu bahwa Rashta adalah seorang budak, Viscount Roteschu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia terkejut, tapi juga merasa sangat aneh.

'Betapa menggelikannya dunia ini. Kalau ternyata budak yang dulu aku miliki akan menjadi permaisuri.'

Di sisi lain, Alan, putra Roteschu, benar-benar putus asa dengan berita pernikahan Rashta dan mengunci diri di kamarnya.

Putrinya, Rivetti, marah dan ketakutan, "Begitu dia menjadi permaisuri, dia akan membalas dendam pada kita, ayah!"

“Tidak, kenapa kamu mengatakan itu?”

"Karena kita tahu rahasianya."

“Huh, semakin banyak alasan baginya untuk berhati-hati.”

"Bagaimana jika dia menyewa seorang pembunuh untuk membunuh kita?"

Viscount Roteschu mendengus, tetapi dia tidak bisa menahan perasaan cemasnya.

Meskipun dia diam-diam membesarkan bayi Rashta untuk berjaga-jaga, kecemasannya tidak hilang.

Bagaimana jika Rashta memutuskan untuk membunuh anaknya sendiri?

Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu.

Tamu itu adalah pegawai istana kekaisaran yang telah disuap Viscount Roteschu.

Sejak dia mulai memeras Rashta, Viscount Roteschu secara teratur menyuap staf istana kekaisaran.

Para kesatria dan bangsawan akan tutup mulut karena mereka memiliki rasa kesetiaan yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang hanya bekerja di istana kekaisaran untuk mendapatkan upah.

Tentu saja, dia berbohong kepada mereka dengan mengklaim dia mengumpulkan informasi untuk Rashta, dan karena popularitas Rashta di kalangan rakyat jelata, alasan ini diterima dengan baik.

Karyawan yang mengunjungi Viscount Roteschu adalah salah satunya.

"Ada apa, apakah ada hal penting yang ingin kamu katakan?" Roteschu bertanya sambil buru-buru membiarkan karyawan itu masuk.

Melihat keadaan saat ini, bahkan informasi kecil akan menjadi penting.

Namun, informasi yang diberikan oleh karyawan itu lebih berharga dari yang dia harapkan, "Yang Mulia diam-diam mengirim surat ke Kerajaan Barat."

"Ke Kerajaan Barat?", tanyanya.

"Iya. Diam-diam, tanpa catatan resmi.”

Setelah itu, karyawan tersebut pergi dengan upah ekstra.

Viscount Roteschu tertawa liar. Sebuah ide bagus terlintas di benaknya begitu dia mendengar kata-kata karyawan itu.

Dia segera bersiap dan pergi mengunjungi Rashta.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Saat memasuki kamarnya, Rashta menyapanya dengan acuh tak acuh, "Apa yang kamu inginkan?"

Ini adalah pertama kalinya keduanya bertemu satu sama lain sejak Viscount Roteschu melihat Rashta dengan orang tua palsunya.

Roteschu tersenyum saat dia duduk di sofa di seberang Rashta, menahan amarahnya, "Apakah kamu tahu berita apa yang aku punya untukmu?"

"Kamu mencoba memerasku lagi," Rashta berbicara dengan dingin dan duduk di seberangnya.

Kemudian, Viscount Roteschu berkata sambil tersenyum, "Aku mendengar Kaisar telah mengirim surat kepada Permaisuri Navier."

"Permaisuri? Maksudmu mantan permaisuri."

"Yah, untuk mantan permaisuri."

“…”

Rashta mengangkat alisnya.

Setelah dipikir-pikir, Rashta menyadari bahwa intinya bukanlah memanggilnya permaisuri atau mantan permaisuri.

Sebuah surat?

"Apa isi apa surat itu?", tanyanya.

"Itu yang aku tidak tahu."

"Bukankah kamu mencuri surat itu?"

“Sebagai utusan Yang Mulia, utusan itu pasti bukan orang biasa. Bagaimana aku bisa punya uang untuk menyewa tentara bayaran yang mampu merebut surat darinya?”

'Tapi aku telah memberinya banyak uang.'

Rashta menelan kata-kata yang hendak keluar dari mulutnya, dia tahu apa yang coba dikatakan Roteschu. Dia datang bukan hanya untuk menyampaikan informasi ini.

Dia sekarang—

“Apakah menurutmu kamu seorang informan yang baik? Rashta juga bisa menemukan hal seperti itu."

“Tapi kau tidak tahu itu,” Viscount Roteschu tersenyum dengan mata menyipit dan mencondongkan tubuh ke depan dan meletakkan tangan di atas lututnya, “Sudah kubilang. Sudah kubilang, kamu membutuhkanku."

"!"

“Kita berdua sangat mengenal satu sama lain. Tapi bagaimana dengan orang tua palsumu? Mereka hanya mengetahui sisi baikmu dan bukankah kamu ingin mereka hanya melihat sisi baikmu?"

Rashta tidak bisa menjawab. Marsha dan Gillimt adalah orang baik, tetapi hubungannya dengan mereka bagaikan istana pasir.

Tidak peduli seberapa baik mereka memperlakukannya, Rashta bukanlah putri kandung mereka. Mereka bahkan belum tahu bahwa putri palsu mereka sebenarnya adalah seorang budak.

“Rashta, Rashta. Orang-orang seperti kita harus bergandengan tangan untuk berdiri, ”Viscount Roteschu berbisik.

Rashta bersandar di sofa dan menggerakkan bibirnya dengan gugup.

Tadi malam, Sovieshu telah menyanyikan lagu pengantar tidur manis ke perutnya, namun hari ini dia diam-diam mengirim surat kepada Navier.

Jika itu tentang sesuatu yang buruk, dia akan mengirimkannya secara resmi. Namun, karena dia mengirim surat itu secara diam-diam, dia yakin itu adalah surat permintaan maaf.

Pagi ini, Rashta menerima surat kabar dari Kerajaan Barat, yang menerbitkan wawancara dengan Navier.

Mungkin Sovieshu meminta maaf karena hal itu.

Rashta berkata sambil dengan gugup menggoyangkan jarinya, "Bukankah kita pernah berpegangan tangan sebelumnya?"

"Tentu saja ... itu benar," Sudut mata Viscount Roteschu melengkung puas.

"Ngomong-ngomong, jika ini karena mantan permaisuri, kamu bisa tenang, Rashta. Akankah ratu, yang menikah lagi, benar-benar kembali?”

"Rashta tidak khawatir tentang mantan permaisuri."

"Baiklah, baiklah."

"Sungguh."

“Yah, kamu juga tidak perlu khawatir tentang Yang Mulia melirik wanita lain. Aku akan urus itu."

Mendengar kata-kata Viscount Roteschu, Rashta mengerucutkan bibirnya dan mengangguk, "Baiklah."

“Ah, aku membaca majalah gosip, kabarnya kamu akan menikah?”

"Jaga mulutmu."

"Tentu saja aku akan berhati-hati, Permaisuri."

Roteschu, yang tertawa kecil, mengulurkan tangannya yang kosong.

Dia meminta uang lagi.

Rashta marah, tetapi dia menekan amarahnya dan memberikan beberapa permata kepada Roteschu. Viscount Roteschu tersenyum, mengantongi permata lalu bangkit.

"Sampai nanti."

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, dia menuju pintu untuk pergi.

"Tunggu," panggil Rashta.

Ketika dia berhenti, Rashta mendekati Roteschu dan meminta bantuannya, "Ada seseorang yang perlu aku temukan."

"Seseorang? Siapa?"

“Seorang gadis yang sedikit lebih muda dariku.”

“Apakah dia seumuran dengan Rivetti?”

“Aku tidak tahu. Aku membutuhkanmu untuk membantuku menemukannya. Dia putri kedua orang tuaku."

Viscount Roteschu memandang Rashta, bertanya-tanya apakah dia bersungguh-sungguh.

Rashta menjadi semakin muak dengan raut wajah Roteschu. Dia sudah sangat marah dengan gagasan menemukan saudara perempuan palsunya.

"Pertama temukan dia."

Ketika Rashta mengulangi permintaan itu, Viscount Roteschu bergumam, "Baiklah ..." dan mengangkat bahu, "Aku akan menemukannya dulu. Siapa tepatnya nama orang tua palsumu?"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 194                   

>>>             

Chapter 196

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#194) / The Second Marriage (Ep. 99 part 2)

 


Chapter 194: Kecemasan Rashta (1)


Heinley tercengang menatapku. Dia sepertinya tidak memahami apa yang baru saja aku katakan.

Aku mengambil napas agar bisa tampil setenang mungkin. Sulit bagiku untuk mengatakannya dua kali.

“Aku… aku mengerti,” dia akhirnya bergumam, setengah menutupi wajahnya dengan tangannya, “Kamu melihatku… ah, itulah mengapa kamu menghindari menatap mataku…”

"Apakah kamu terkejut?"

"Sejujurnya ... Sebentar," dia berhenti untuk berbalik dan langsung mengipasi dirinya sendiri dengan tangannya.

Itu jelas tidak disengaja. Tidak hanya lehernya yang memerah, tapi juga telinganya.

Heinley berbalik lagi setelah beberapa saat, tetapi kelihatannya, mengipasi dirinya sendiri sepertinya tidak berpengaruh apa-apa.

Heinley bertanya sambil memegang lehernya, "Ngomong-ngomong, di mana kamu melihatku seperti itu?"

"Aku melihatmu di air mancur di istana yang ditinggalkan."

“Oh. Di air mancur. Lalu aku… ”

"Kamu basah kuyup oleh air."

Heinley kembali menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Di sisi lain, dengan mengatakan yang sebenarnya, rasa maluku di awal berkurang.

Kekuatan kebenaran memang tak terkira.

Aku masih malu, tapi setidaknya sekarang aku bisa berbicara dengannya secara langsung. Tapi justru sekarang Heinley yang tidak bisa melihat wajahku.

Kantor itu lengang sesaat. Aku bukannya merasa tidak nyaman, tetapi karena suatu alasan, aku tidak dapat membuka mulutku.

Aku ingin berbicara dengannya, tetapi pada saat yang sama, aku tidak ingin mengatakan apa-apa.

Suasananya sangat aneh.

Bukankah lebih baik… berpegangan tangan dalam diam di saat seperti ini?

Begitu aku memikirkannya, Heinley mengulurkan tangannya dan menyentuh ujung jariku, seolah dia ragu-ragu untuk melakukannya.

Aku mengalihkan pandangan dan meraih ujung jarinya. Seketika, tubuhnya sedikit gemetar.

Ketika aku menatapnya, aku melihat Heinley tersenyum saat dia balik menatapku. Saat mata kami bertemu, dia menggenggam tanganku dengan erat dan bertanya dengan senyum yang lebih lebar, "Apakah kamu sudah makan?"

"Belum…"

“Apakah kamu ingin makan bersama?”

Saat aku mengangguk, dia menjalin jemarinya dengan jemariku dan berjalan ke meja, menekan bel kecil di sampingnya.

Sesaat kemudian, seorang petugas masuk. Petugas itu tersentak ketika pandangannya beralih ke tangan kami yang terjalin.

Merasa lebih malu, aku menoleh ke arah jendela.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Kami sedang makan.

Awalnya canggung, tetapi saat kami berbicara, perasaan itu berangsur-angsur menghilang. Pada satu titik, kami bahkan mulai berbicara dengan lebih nyaman, tetapi kemudian Heinley bertanya dengan hati-hati, "Ngomong-ngomong, Ratu, apakah bayangan diriku benar-benar terus bermunculan di benakmu?"

Begitu aku mendengarnya, ujung salad kubis tersangkut di tenggorokanku. Dia segera menawariku segelas air ketika aku mulai terbatuk-batuk.

“Itu pasti benar jika kamu sangat terkejut tentang itu.”

Setelah minum air, aku menjawab dengan tegas, "Tidak lagi."

Tentu saja, itu bohong, tapi dia tidak mungkin mengetahuinya.

Sayangnya, Heinley sangat jeli.

"Tidak. Bukan itu yang kamu katakan beberapa saat yang lalu."

"Kamu salah paham," aku berbohong sekali lagi.

Tapi dia gigih dan bertanya lagi, mengabaikan kata-kataku, “Ratu. Apakah bayangan diriku terus bermunculan di benakmu?”

"Aku bilang tidak."

"Ratu."

"?"

“Setelah pernikahan kita, aku akan dapat menunjukkan tubuhku kepadamu setiap hari.”

Meskipun aku minum lebih banyak air agar tidak tersedak, mau tidak mau aku tersedak ketika mendengar kata-katanya. Air mata menggenang di mataku saat aku terbatuk-batuk.

Aku memelototinya dengan tajam. Heinley menurunkan pandangannya dengan malu-malu sebagai tanggapan dan mengulurkan saputangan kepadaku.

Tapi dia segera menyesalinya dan menyimpannya kembali.

Namun, aku sudah terlanjur mengenali saputangan itu.

Itu adalah saputangan yang aku ikatkan ke leher Queen.

Aku menanyainya, "Bukankah itu milikku?"

Mendengar nada bicaraku yang yakin, Heinley dengan enggan menyerahkan saputangan itu dan membela diri, "Kamu tidak memintaku untuk mengembalikannya ..."

"Karena aku memberikannya pada burung itu."

“Burung itu adalah aku. Jadi Ratu memberikannya padaku."

Aku hendak membantah, tetapi tiba-tiba pikiran tentang leher Heinley mengganggu pikiranku.

Heinley telanjang saat dia menjadi Ratu. Apakah itu berarti, pada saat itu, dia telanjang dengan sapu tangan yang diikatkan di lehernya?

… Jangan pikirkan tentang itu.

Itu adalah bayangan yang sangat memalukan, jadi aku mengembalikan saputangan itu kepadanya alih-alih berdebat.

"Ratu?"

"Aku tidak memikirkan apa pun."

Heinley, yang sedang melipat saputangan, menggigit bibirnya dengan kuat.

Karena pikiranku, aku akhirnya mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kuucapkan. Jadi aku sengaja memasang ekspresi dingin.

Tapi bukannya berhenti di situ, Heinley berbisik sambil menyeringai, "Ratu. Jika ada yang ingin kamu lihat, kamu bisa memberitahuku."

"!"

"Aku bisa mewujudkan imajinasi Ratu."

"!"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sovieshu berulang kali melipat dan membuka koran itu sepanjang malam.

Dia membaca wawancara Navier dari depan ke belakang, berulang kali. Dia tidak tahu sudah berapa kali dia melakukannya.

Bahkan setelah menghafal isi wawancara itu kata demi kata, Sovieshu tidak bisa mengalihkan pandangan dari koran itu.

Dia merasa jantungnya terpilin, rasa sakitnya begitu kuat hingga dia tidak bisa tidur.

'Apakah dia mendengar ketika aku berjanji pada Rashta bahwa aku akan menceraikannya? Apakah Navier mendengarnya dengan telinganya sendiri?"

Sulit untuk menebak seberapa besar itu memengaruhi Navier karena harga dirinya yang tinggi.

Dia merasa sulit untuk bernapas, seolah dia tercekik. Dia merasa kepalanya akan meledak saat jantungnya berpilin dan berputar.

Sovieshu memukuli jantungnya dengan tinjunya beberapa kali. Anehnya, hanya memikirkannya saja sudah menyakitkan.

Dia terus mengulangi tindakan ini sepanjang malam. Pada saat matahari terbit, menyentuh area itu saja sudah membuatnya kesakitan.

Para pelayannya memperhatikan memar-memar di tubuhnya saat mereka membantunya mengganti pakaian. Setelah menginstruksikan para pelayan yang khawatir untuk tidak membuat keributan, Sovieshu memerintahkan untuk memanggil Marquis Karl. Dia duduk di tempat tidur dan menutup matanya.

Seiring berjalannya waktu, dia mulai berpikir bahwa ini pasti semacam kesalahpahaman.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 193                  

>>>             

Chapter 195

===

Daftar Chapters 


Wednesday, May 12, 2021

[Spoiler] Trash of the Count's Family (#690)

 


Chapter 690: Menara Batu Yang Hancur (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya


Ketiga bocah dan Hilsman palsu terkejut ketika mereka mendengar berita dari ayah dan anak Molan. Karena lokasi Deruth ditemukan lebih cepat dari yang diharapkan. Beacrox mengatakan bahwa itu hanya tebakan dan bukan lokasi yang pasti. Saat mereka mencari di seluruh kota, Ron tiba-tiba merasakan angin 'buatan' bertiup, jadi dia bergerak ke arah itu. 

Setelah mengikuti arah angin, mereka menemukan sebuah rumah. Ron mungkin tidak bisa berbicara dengan para elemental angin, tapi mereka bisa membimbingnya melalui angin. Beacrox melanjutkan bahwa mereka menemukan rumah itu tetapi tidak mendekatinya karena berhati-hati. Sementara itu, Cale terus menggunakan kekuatan kuno batunya sambil mendengarkan mereka. 

Beacrox memperhatikan Cale berkeringat. Cale berkata bahwa dia akan selesai dalam waktu 15 menit atau lebih. Tapi Beacrox mengerutkan kening saat melihat saputangan yang digunakan sebagai perban di telapak tangan Cale. Saputangan itu memiliki noda darah merah tua yang mengering, dan sepertinya lukanya sudah sembuh, tapi Beacrox tetap merasa tidak senang. 

Menurutnya Cale itu gila. Orang-orang di sekitar Cale telah menyuruhnya untuk berhenti melukai dirinya dan menjaga tubuhnya, tetapi Cale tidak mendengarkan. Beacrox berpikir bahwa sifat keras kepala Cale mirip dengan saat dia masih kecil. 

Raon berkata bahwa mereka akan segera menghentikan alat pengacau mana untuk menyerang monster itu dengan sihir. Namun Cale mengatakan akan sangat sulit jika orang yang menculik ayahnya berpindah pada saat itu. On kemudian mengatakan bahwa Cale sudah terlalu banyak bekerja. Beacrox memberinya cambuk emas, mengatakan bahwa karena Cale bisa mendengar para elemental angin, dia harus mendengarkan mereka untuk lebih jelasnya. 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Para elemental angin kemudian melapor ke Cale. Mereka menemukan beberapa rumah di mana udara mengalir ke bawah tanah / ke ruang bawah tanah. Si elemental chuuni melaporkan bahwa dari banyak rumah, yang Ron temukan memiliki lingkaran sihir teleportasi di dalamnya. Tidak ada yang merasa aneh melihat Cale berbicara sendiri, tetapi Hilsman palsu menganggap itu menarik. 

Elemental angin tidak bisa menyelinap ke dalam rumah karena bisa terdeteksi. Ketika Cale bertanya mengapa, mereka mengatakan bahwa ada sandera di dekat ruang bawah tanah di setiap rumah. Cale menjadi agak marah, dan elemental angin melanjutkan bahwa ada beberapa dark elf yang disandera, dan beberapa dark elf yang menjaga pintu masuk ke ruang bawah tanah. Mereka juga melihat suku beruang di sana. 

Cale menduga Sayeru dan para beruang sedang bersekongkol dengan beberapa dark elf (atau melindungi mereka karena mereka akan menjadi tumbal di masa mendatang). Jika mereka menggerebek tempat itu, para dark elf yang menjaga pintu masuk akan menjadi yang pertama mati, sedangkan suku beruang akan mundur. Para elemental angin dengan marah mengatakan bahwa para dark elf tampak dalam masalah, dan itulah mengapa mereka merasa marah. 

Cale terus menggunakan kekuatan kuno batunya dan memblokir serangan napas lainnya. Dia mengerutkan kening ketika lebih banyak batu pecah dari yang dia harapkan. Raon menyampaikan kata-kata Alberu bahwa naga singa akan segera menggunakan kemampuan khusus lainnya. Salah satu kemampuan khususnya adalah napas naga, dan yang lainnya berasal dari matanya. Alberu menembak mata hitam naga singa itu, tetapi monster itu menghindarinya dengan menggerakkan kepalanya dengan cepat. 

Cale melihat CH menatapnya dan sepertinya mengatakan bahwa naga singa itu lebih agresif daripada apa yang diberitahukan An Roman kepada mereka. Cale berbalik dan menyuruh Beacrox kembali dan memeriksa rumah lainnya. Sedangkan Lock, dia harus mengajak beberapa suku serigala yang tidak menjaga pintu masuk dan membawa mereka ke para harimau. Bersama Gashan, mereka akan menggerebek tempat tinggal suku beruang. 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Adapun Gashan, segera setelah mereka siap, mereka akan menyerang kamp suku beruang, bahkan jika suku serigala belum datang. Gashan juga disuruh mengirim suku paus untuk membantu Ron. Sementara On dan Hong akan pergi bersama Cale. Sedangkan Raon, dia tahu apa yang harus dia lakukan, dan itu adalah alat pengacau mana. 

Setelah itu, Cale memberi tahu mereka bahwa para elemental angin akan mengikuti mereka. Dan ketika semuanya sudah siap, para elemental angin akan memberi isyarat kepada mereka untuk memulai. Suku harimau akan memulai penyerangan, diikuti oleh suku serigala. Pada saat yang sama, alat pengacau mana akan dinonaktifkan sementara selama satu menit. 

Dan dalam satu menit itu, Raon akan menembakkan sesuatu yang dahsyat yang bisa melukai naga singa itu. Cale kemudian berkata sampai jumpa sebelum melompat keluar jendela. On dan Hong segera mengikutinya. Cale bertanya kepada anak-anak kucing itu apakah mereka tahu apa yang akan dia minta untuk mereka lakukan. On tahu apa yang akan mereka lakukan. Dia berkata bahwa sihir tidak dapat digunakan sekarang, naga singa menyerang tanpa pandang bulu, dan serangannya terlalu cepat. 

Hanya serangan Alberu yang berhasil. Jadi, jika mereka menghentikan atau memperlambat naga singa, Alberu akan lebih mudah menyerang naga singa itu. Jadi, kedua anak kucing itu tahu apa pekerjaan mereka. Cale tersenyum dan bertanya pada mereka saat mereka berlari. Saat Cale menggunakan kekuatan kuno angin, pemilik kekuatan kuno angin memperingatkannya bahwa tubuhnya akan mulai merasakan tekanan jika dia lebih banyak menggunakan angin. Cale masih menggunakan kekuatan kuno batu untuk memblokir serangan naga singa. 

Cale kemudian memandang anak-anak kucing yang keduanya mengatakan bahwa peran mereka adalah menahan naga singa bahkan untuk waktu yang sangat singkat. Dan racun adalah yang terbaik untuk itu. On bertanya-tanya apakah racun bekerja pada monster itu, tetapi Cale mengatakan monster itu bergerak seperti mesin, tetapi masih berdarah. Mata anak kucing itu berbinar ketika mendengar monster itu berdarah. Mereka tidak tahu apakah racun akan bekerja atau tidak, tetapi itu patut dicoba. 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale membuka satu kancing kemejanya lagi. Keringat mengalir di seluruh tubuhnya meskipun itu bukan karena menggunakan kekuatan kuno. Cale menggenggam sejumlah batu yang mengambang di langit dan menatap naga singa. Sebuah pusaran aneh muncul di mata hitam monster itu. Cale berpikir itu cepat. An Roman mengatakan bahwa saat pusaran air / pusaran muncul di mata hitam naga singa itu, ia akan menggunakan kemampuan khususnya selama satu menit. 

10 menit tersisa sebelum akhir fase 3. Tapi itu akan menjadi gawat jika naga singa meluncurkan kemampuan khususnya dalam rentang waktu itu. Sihir tidak dapat digunakan, dan Cale berpikir bahwa pada saat itu dia akan kehabisan batu. Dia kemudian membuat perisai batu kecil di sekitar anak-anak kucing untuk melindungi mereka. Cale dan kedua anak kucing melangkah melewati penghalang yang melindungi orang-orang. 

Orang-orang bersorak ketika mereka melihat Cale. Tiba-tiba, sesuatu berguncang. Itu seperti suara ombak yang datang dari laut. Mereka mendongak dan melihat kabut merah menutupi penghalang. Kabut merah perlahan naik seperti tsunami. Di saat yang sama, bebatuan yang melayang di udara semuanya menyerang naga singa. 

***

Klarifikasi: Batas waktu kemampuan embrace Cale hanya bekerja pada serangan yang bersifat eksplosif. Syarat ketiga untuk kemampuan embrace pada manusia adalah ketika objek tempat manusia disegel rusak atau dihancurkan, manusia yang berada di dalamnya akan lepas. Jadi TIDAK ada batasan waktu bagi manusia. Itu saja. Saya minta maaf atas kebingungan yang saya timbulkan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 689                  

>>>            

Chapter 691

===

Daftar Spoiler