Friday, April 2, 2021

Trash of the Count’s Family (#37)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 43 - 45)

Chapter 37: Berdiam Diri (4)

 

Ron menganggukkan kepala mendengar ucapan Cale, dan menambahkan satu hal lagi sebelum pergi.

“Saya mengerti. Ngomong-ngomong, tuan muda, Anda tentu ingat Anda harus mengunjungi istana lusa, iya kan?”

Sebelum raja mengumumkan dimulainya festival di alun-alun kota, para bangsawan dijadwalkan bertemu dengan putra mahkota. Itu bukan pertemuan yang serius maupun jamuan makan, tapi sesuatu di antara keduanya. Pertemuan itu akan berlangsung di sayap istana tempat di mana pertemuan penting biasanya dilaksanakan.

Cale teringat pada putra mahkota dan istana sebelum pikirannya melayang ke tempat lain.

‘Kira-kira Taylor dan Cage baik-baik saja tidak ya.’

Putra tertua yang terbuang dan pendeta gila. Cale berpikir mereka berdua mungkin sangat baik-baik saja.

“Mm.”

Tapi tiba-tiba, bulu kuduknya berdiri, dia lantas mengusap kepala belakangnya. Rasa ngeri itu membuat Cale membulatkan pikirannya.

‘Lebih baik jangan memikirkan mereka.’

Cale akan sangat berdiam diri di istana. Bahkan jika seseorang mengumpatnya, dia hanya akan duduk diam lantas kembali pulang. Cale melirik meja di depan mereka. Sebuah surat dari Eric ada di atasnya.

[Cale. Kau tidak perlu melakukan apa pun, sama sekali. Hyung-nim ini akan mengurus semuanya untukmu. Mengerti?...]

Eric Wheelsman, salah satu bangsawan di Wilayah Timur Laut, mengiriminya surat setiap hari. Sudah sangat jelas Eric mengkhawatirkan apa yang mungkin terjadi. Cale meraih surat di atas meja itu dan membuangnya ke pojokan.

“Kalau begitu saya akan pastikan mereka membungkus botol alkohol terbaik kita.”

“Bagus.”

Cale sedang memandangi Ron beranjak pergi, ketika dia melihat wajah-wajah yang tidak dia lihat beberapa lama masuk melalui pintu yang terbuka. Ron melirik mereka berdua lantas menutup pintu. Keduanya yang baru saja masuk menghampiri Cale dan berbicara.

“Kurasa aku bisa membunuh mereka jika mereka lengah.”

“Aku tahu cara kita bisa membunuh mereka.”

Mereka adalah On dan Hong. Kedua anak kucing ini, yang Cale tidak pernah lihat selama beberapa lama, tampak bersemangat, karena kelihatannya mereka sudah menemukan cara untuk membunuh Manusia Siluman sekuat Suku Serigala.

“Kerja bagus.”

Kedua anak kucing datang dan menggosok-gosokkan wajah mereka di kaki Cale setelah mendengar pujiannya terhadap mereka. Cale mendorong mereka berdua karena merasa sikap mereka mengesalkan. Tak lama Ron kembali memasuki kamar.

“Tuan muda.”

“Apa?”

Ron menatap Cale, yang menjawab seolah tidak peduli, lantas bertanya.

“Bolehkah saya pergi sebagai pelayan pribadi Anda ke istana?”

“Kenapa kamu menanyakan pertanyaan yang sudah jelas? Siapa lagi yang akan pergi jika bukan kamu?”

Jawaban itu membuat Ron membulatkan pikirannya untuk pergi.

Orang-orang yang menyebut diri mereka ‘Arm’, dan menguasai dunia hitam di Kontinen Timur telah mulai memperluas jangkauan mereka ke Kontinen Barat. ‘Arm’ hanyalah satu cabang dari organisasi itu, dan tidak seorang pun tahu identitas asli mereka.

Keluarga Molan adalah keluarga pembunuh bayaran generasi kelima yang berusaha menguasai dunia hitam di Kontinen Timur, dan Ron Molan, penerus keluarga Molan, membenci dan merasa takut pada ‘Arm’ ini.

“Tuan muda.”

“Apa?”

“Anda akan jadi sangat keren di istana.”

“Ron.”

Cale menatap Ron, yang, setelah kembali dari masa cutinya, menyanjungnya tidak seperti dirinya yang biasa, dan bertanya dengan santai.

“Aku memang punya wajah dan rupa yang tampan, kan?”

Meeeeeong.

Kedua anak kucing itu mendengus pada Cale, tapi mereka mau tidak mau setuju dengannya. Cale adalah pria yang tampan dengan sosok yang apik.

Hal yang paling disukai Kim Rok Soo dari Cale adalah uangnya, tapi itu pun setelah tubuh dan wajah Cale. Bibir Cale terlihat seperti ingin tersenyum.

“Tentu saja. Tuan muda kita adalah paket lengkap.”

Tapi senyum itu segera lenyap.

‘Apa yang barusan kudengar?’

Nada suaranya sangat lembut, hangat dan perhatian. Bahkan kedengaranya seperti Ron sedang turut bercanda bersamanya.  Cale merinding di sekujur tubuhnya, lantas memalingkan kepala dan melihat Ron berdiri dengan senyum puas di wajahnya. Itu tampak berbeda dari saat Ron berpura-pura puas.

Cale sekarang benar-benar merasa merinding di sekujur tubuhnya. Tapi Ron tidak peduli dan terus melanjutkan tugasnya.

“Kalau begitu saya akan keluar sekarang. Saya harus pergi melapor ke wakil kepala pelayan Hans.”

“Oh? Oh. Silakan, pergilah segera.”

Ron segera pergi, dan Cale mulai bertanya-tanya sembari menatap pintu yang tertutup.

‘Kenapa dia bersikap begini?’

Tapi Cale tidak ingin mencari tahu alasannya. Apa bagusnya merasa tertarik dengan kehidupan Ron? Cale menatap lama pintu yang tertutup itu, lalu wajahnya dipenuhi ekspresi kebingungan.

Tok tok tok.

Seseorang mengetuk pintu. Kucing merah Hong berujar.

“Baunya seperti seekor serigala.”

Cale menatap pintu dan berkata.

“Masuklah.”

Terdengar suara klik dan pintu itu perlahan terbuka. Cale dapat melihat si serigala remaja, Lock, berdiri dengan canggung di pintu. Lock ragu-ragu sejenak, lantas berkata.

“Halo, saya, saya datang untuk berterima kasih. Saya tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mampir, jadi, jika tidak keberatan, bolehkah saya masuk sebentar?”

“Masuklah.”

Cale tidak mau mendengar suara canggung ini lebih lama lagi, jadi dia melambaikan tangan mengisyaratkan Lock masuk ke dalam. Lock menutup pintu dengan hati-hati dengan ekspresi gugup, dan menghampiri Cale. Cale menunjuk sofa di seberangnya.

“Duduklah.”

“Terima kasih.”

Lock duduk di sofa dan melirik Cale. Tidak seperti ucapan Cale sebelumnya yang mengingatkan Lock pada pamannya, orang ini, bernama Cale Henituse, memiliki aura yang membuatnya sulit didekati.

Daripada sulit karena dia kuat seperti pamannya, rasanya seakan sulit berbicara kepada Cale.

“Katakan apa yang ada di benakmu.”

“Jadi begini.”

Lock tampak sedang memikirkan apa yang hendak dia katakan, lantas terlonjak dari tempat duduknya dan membungkuk ke arah Cale.

“Terima kasih banyak!”

Lock terlihat sangat naif, penakut, dan, dalam beberapa aspek, bodoh. Dia benar-benar sesuai dengan profil yang digambarkan di novel.

‘Kepribadiannya berubah di novel setelah mengamuk pertama kali, tapi kelihatannya saat ini masih sama saja.’

Cale merespons ucapan terima kasih Lock.

“Tentu. Kamu memang perlu berterima kasih.”

“Maaf? Ah, ya.”

Raut wajah Lock terlihat ganjil saat dia duduk kembali. Cale mengamati Lock duduk dan berbicara.

“Tidak perlu berterima kasih padaku lagi, kamu bisa pergi.”

“Ah, yah, sebenarnya.”

Lock tidak dapat berdiri lagi, dan hanya mengerakkan bibirnya tanpa mengatakan apa pun. Dia telah mendengar cerita dari Rosalyn, kedua anak Suku Kucing, Choi Han, dan bahkan Hans, yang membuatnya berpikir masak-masak, lagi dan lagi. Tapi dia masih belum mencapai keputusan.

Cale hanya mengamati Lock tanpa bersuara. Itu karena dia tahu bagaimana Lock akan bersikap sehingga dia sedang mencoba mengusir Lock keluar dari sini.

“Jadi, tuan muda, begini.”

Lock tidak tahu bagaimana sebaiknya memulai. Dia terus-menerus melirik Cale sesekali sambil menatap kakinya. Lock menggigit pelan bibirnya beberapa kali. Dia tidak begitu menyukai kepribadiannya ini. Pada saat itu, Lock mendengar sebuah suara yang dingin.

“Utarakan saja.”

“Maaf?”

Lock mengangkat kepalanya untuk melihat Cale. Ini pertama kalinya Lock membuat kontak mata dengan Cale sejak masuk ke kamar ini. Cale mempertahankan kontak mata dengan Lock, lantas terus berbicara.

“Bagus. ketika kamu berbicara kepada seseorang, kamu harus membuat kontak mata seperti ini.”

Dia melanjutkan.

“Utarakan semua yang ingin kamu katakan.”

Cale menengok jam lantas kembali menatap Lock, yang sedang memandangi Cale dengan ekspresi kosong di wajahnya.

“Setidaknya aku akan mendengar apa yang hendak kamu katakan.”

 “Ah.”

Lock berseru pelan. Dia mengepalkan tangannya yang gemetar dan akhirnya berbicara.

“Saya, saya seorang kakak.”

Suaranya terdengar lemah. Badannya besar, tapi dia masih seorang remaja.

“Saya harus menjaga adik-adik saya.”

Lock tahu dia masih banyak kekurangan untuk dipanggil anggota Suku Serigala. Akan tetapi, dia memiliki 10 adik yang perlu dia lindungi dan rawat saat ini.

Lagi pula.

“Saya juga seorang keponakan dan adik laki-laki.”

Suku Serigala Biru mencintai dan menyayangi Lock yang penakut dan bodoh. Dia tidak dapat melupakan tentang keluarganya, teman-temannya, dan tetangga-tetangganya yang sangat peduli padanya.

“Itulah mengapa saya harus membalas dendam.”

Itu sebabnya dia harus membalas mereka untuk semua hal yang mereka rampas darinya.

Lock meremas tangannya yang gemetar dan mengatakan apa pun yang terlintas di pikirannya. Setelah dia melakukannya, dia merasa kepalanya menjadi sedikit jernih. Dia lalu menundukkan kepalanya dan dapat melihat kaki dan karpet. Kemudian dia mendengar sebuah suara.

“Nak.”

Lock mengangkat kepala. Cale Henituse. Pemilik kediaman besar yang bahkan Lock tidak dapat bayangkan ketika dia masih tinggal di desanya, adalah seseorang yang Choi Han hyung anggap pantas mempertaruhkan setidaknya 2/3 nyawanya untuknya. Pria itu berbicara blak-blakan kepadanya.

“Kamu adalah seekor serigala.”

Lock mulai mengingat kenangan masa lalunya. Dia dapat melihat dirinya di Suku Serigala Biru.

“Serigala melindungi dan memprioritaskan keluarga mereka, bahkan dibanding dirinya sendiri. Aku menganggap mereka suku yang membanggakan.”

Lock dapat melihat wajah yang tersenyum di depannya.

“Aku telah mendengar apa yang ingin kamu katakan.”

Pada saat itu, Lock dapat melihat pria ini dan segala sesuatu di ruangan ini dengan jelas. Di setiap sisi Cale tampak dua anak Suku Kucing yang menggemaskan, dan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan membuat suasananya terasa sangat damai.

 Lock akhirnya teringat kata-kata yang perlu dia sampaikan, dan hendak katakan.

“Terima kasih banyak atas bantuan Anda. Dan… tolong bantu saya.”

Pemilik suasana damai ini berbicara.

“Berterima kasih sekali saja sudah cukup.”

Alasan Cale sangat kepikiran tentang bagaimana bersikap layaknya pembuat onar belakangan ini adalah karena Choi Han dan Naga Hitam. Naga Hitam itu sendiri merupakan sebuah masalah, sedangkan Choi Han menjadi masalah karena hal-hal yang dia bawa bersamanya.

“Aku tidak ingin membantumu.”

Cale tidak ingin menolong Lock. Akan tetapi, dia tahu betul rasa sakit yang kesepuluh anak-anak serigala rasakan setelah kehilangan orang tua serta sokongan dari orang tua mereka. Dia telah mengalaminya sendiri. Lagi pula, dia terlanjur punya andil dalam situasi ini. Dia tidak ingin bertanggung jawab untuk semua hal.

Dia berencana untuk melakukan hal seminimal mungkin, sehingga dia impas.

Cale terus berbicara kepada Lock, yang menundukkan kepalanya setelah mendengar Cale berkata dia tidak ingin membantu mereka.

“Akan tetapi, aku memang punya rencana untuk membuat kesepakatan denganmu.”

“…Kesepakatan?”

“Ya.”

Cale terus berbicara.

“Kamu ingin dibantu apa? Dan apa yang kamu bisa lakukan untukku sebagai balasan?”

Cale tidak punya keinginan untuk mengajari serigala remaja ini, yang belum memiliki pengalaman apa pun. Itu urusan Choi Han dan Rosalyn. Cale berdiri, karena dia masih punya beberapa hal untuk diurus sebelum pergi ke istana, lantas berkata sekali lagi kepada serigala remaja itu.

“Kembalilah ketika kamu sudah punya jawabannya.”

Lock berpikir sejenak, lantas bangkit dari tempat duduknya dan menundukkan kepalanya.

“Saya mengerti. Saya akan kembali untuk menemui Anda ketika saya sudah menemukan jawabannya.”

“Tentu.”

Cale menepuk pelan kepala Lock sekali. Sorot mata Lock saat mendongak cukup memuaskan.

***

Cale meraih undangan putra mahkota dan turun dari kereta kuda. Pertemuan itu dimulai pukul 5 sore. Cale memandangi istana itu, yang tidak bisa dibandingkan dengan gabungan kediaman Henituse dan kediaman mereka di ibu kota.

Istana Kegembiraan. Nama lokasi pertemuan itu disebut dengan Istana Kegembiraan, yang dibangun oleh raja untuk membagikan kegembiraannya atas kelahiran putra mahkota. Namun, saat ini raja lebih menyukai pangeran ketiga.

Cale berencana bertemu Eric, Gilbert, dan Amiru di luar istana dan masuk bersama-sama. Dia melihat ke arah istana itu lantas berpikir.

‘Apakah ini juga klise?’

Kebetulan sekali seseorang tiba di istana tepat ketika Cale sampai.

“Wow, siapa ini? Bukankah ini tuan muda Cale kita yang terkenal?”

‘Haahhh.’

Cale menahan diri untuk tidak mendesah. Dia dapat merasakan rasa tidak suka dari orang yang berdiri di hadapannya hanya dari nada suara mereka. Orang yang mendekatinya itu Neo, penerus Viscount Tolz.

‘Kenapa aku harus bertemu salah satu antek-antek Venion saat ini?’

Neo Tolz adalah salah satu penjahat stereotipikal. Dia pergi ke sana kemari melakukan perintah Venion.

Desa tempat Naga Hitam disiksa milik Viscount Tolz.

Dan orang-orang Viscount Tolz tidak pernah menyukai keluarga Henituse. Itu karena, meskipun mereka hanya dipisahkan oleh sebuah gunung, kemakmuran wilayah mereka berbeda drastis. Akan tetapi, di masa lalu, mereka pernah akrab dengan keluarga Henituse.

Semuanya berubah begitu mereka berada di bawah faksi Marquis Stan lima tahun yang lalu. Tentu saja, mereka tidak akan mengatakannnya terang-terangan, tapi mereka diam-diam mencoba mengambil kendali pertemuan bangsawan-bangsawan di Wilayah Timur Laut.

Neo Tolz tersenyum cerah saat berdiri di depan Cale.

“Kau sendirian?”

Mereka tidak terlalu jauh dari pintu masuk istana, dan Wakil Kapten dan Ron sedang berbicara dengan penjaga untuk mendapat izin masuk. Cale, yang hanya membawa sedikit orang bersamanya, memandang rendah Neo.

Neo melihat Cale sendirian, dan menyuruh bawahannya pergi.

“Aku akan berbincang-bincang dengan tuan muda Cale sebentar. Pergi mintakan izin agar kita bisa masuk.”

Neo mengirim bawahannya ke penjaga istana, dan mendekat satu langkah ke arah Cale. Begitu mereka berdua berdiri berdekatan, Neo berbicara.

“Tuan muda Cale.”

Neo memasang senyum hangat dan ramah di wajahnya, lantas berbicara dengan suara pelan yang hanya bisa didengar Cale.

“Kenapa pembuat onar bermasalah sepertimu datang ke istana?”

‘Haahhh, kekanak-kanakan sekali. Apakah karena ini dunia di dalam buku? Atau karena ini dunia fantasi? Apakah mungkin berandal seperti ini ada di dunia nyata juga? Mereka pasti ada karena dia memprovokasiku seperti ini.’

Putra seorang Viscount berani berbicara begini kepada putra seorang Count? Cale berpikir itu hanya terjadi karena ini adalah novel, tapi menghadapi ini secara langsung membuat Cale sangat frustasi.

‘Aku bahkan bukan tokoh utamanya. Bisakah aku tidak berurusan dengan hal klise seperti ini?’

Cale ingin menyuruh Ron untuk membunuh penjahat-penjahat bodoh ini yang tidak berperilaku sesuai posisi mereka.

Cale terus memandang rendah Neo. Ekspresi Neo menjadi semakin cerah. Bagi Neo, Cale adalah pembuat onar yang tampak bagus di luar. Bagi seseorang seperti Neo, yang harus menjilat Venion selama dia berada di ibu kota, Cale adalah mangsa empuk untuk diganggu.

“Apa? Apa kau ingin melempariku dengan botol? Atau kau ingin memukulku? Coba saja.”

‘Dia hanya sedang memprovokasiku. Dia melakukannya dengan sengaja. Dia tidak bisa membawa masuk benda sihir ke dalam istana, jadi dia tidak akan bisa membawa alat perekam sihir ke dalam. Itu sebabnya dia berusaha memanas-manasiku di sini.’

Jika Cale membuat keributan di sini, orang-orang akan melihatnya sebagai perkelahian antara seorang pembuat onar dengan seorang bangsawan terhormat. Itu hanya akan menguntungkan Neo, itulah mengapa dia berusaha memprovokasi Cale untuk menjatuhkan nama keluarga Henituse.

Cale hanya berdiri diam. Dia lalu mendengar sebuah suara di dalam kepalanya.

Si naga sedang berbicara kepadanya melalui sihir.

-Sungguh berengsek. Dia mengingatkanku pada si keparat Venion.

‘Dia memang antek-antek Venion.’

Walaupun cale tidak dapat mengatakan itu keras-keras, naga itu terus berbicara dalam benak Cale.

-Haruskah aku membunuhnya?

‘Aku rasa kau tidak perlu melakukannya.’

Cale menggelengkan kepala kepada naga yang mengikutinya sambil tetap tak terlihat.

Melihat Cale menggelengkan kepalanya membuat Neo memprovokasi Cale sekali lagi, karena kelihatannya Cale tidak akan melawan.

Pada saat itu, tatapan Cale berpaling ke sebuah kereta yang baru saja tiba.

Bang! Pintu kereta terbuka begitu kereta itu berhenti, dan Eric Wheelsman keluar dari dalam kereta. Gilbert dan Amiru juga berada di dalam kereta itu.

Cale memberi isyarat kepada Eric, yang bergegas datang dengan mata membelakak, dengan matanya seraya menunjuk Neo dengan jari telunjuknya.

“Hyung-nim.”

Suara tulus Cale yang memanggil dirinya, serta tatapan dingin di mata Cale, memberitahu Eric semua yang perlu dia tahu.

‘Buat dia enyah.’

Sorot mata Cale yang berdiri dengan tenang mengirimkan pesan itu kepada Eric.

 

***

Proofreader: Harlianti


 <<<

Chapter 36                   

>>>             

Chapter 38 

===

Daftar Isi 


 

Thursday, April 1, 2021

Remarried Empress (#177) / The Second Marriage (Ep. 87 part 2)



Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 

Chapter 177


Kalau buket bunga aku tahu, tapi buket permata…

"Apa maksudnya ini?"

Ketika aku bertanya kepadanya, dengan bingung, dia mengulangi penjelasannya   yang dulu.

“Kerajaan Barat adalah ibu kota permata; yang tambangnya dimiliki oleh keluarga kerajaan. Kami memiliki banyak permata.”

“…”

“Apa Anda tidak suka permata?”

“Tidak, bukan itu…”

Rasanya seperti perhiasan yang dia taruh di kue terakhir kali.

Apakah kebiasaan Heinley menyebarkan perhiasan ke mana-mana?

Bagaimanapun juga, sangat memalukan menerima hal seperti itu secara tiba-tiba.

Jika itu buket bunga, aku akan menerimanya dengan hati ringan.

Saat aku tampak ragu-ragu, dia bertanya dengan cemas.

“Apakah Anda masih resah?”

"Saya berharap itu adalah buket bunga."

Saat aku tersenyum canggung, Heinley bersikeras, menunjuk dengan salah satu jarinya ke bunga merah kecil di antara tumpukan perhiasan.

“Ini ada beberapa bunga, jadi ini juga buket bunga.”

Ketika aku menertawakan komentarnya, Heinley menggaruk pipinya, merasa malu.

“Kita sekarang adalah suami dan istri, Ratu. Tolong terimalah."

Wajahnya langsung bersinar ketika aku menerima buket permata itu.

Aku tidak percaya dia begitu bahagia hanya karena aku menerima hadiahnya…

Dia terlihat menggemaskan. Jadi, aku berbalik, menyuruhnya masuk.

Aku beranjak untuk membuka pintu.

Namun, tanpa diduga, Heinley masuk melalui jendela begitu aku mundur selangkah.

“Heinley?”

Aku berhenti berjalan ke pintu dan mengangkat alis, bertanya dalam hati mengapa dia masuk melalui jendela. Dia kemudian bergumam dengan canggung.

"Kebiasaan…"

“Apakah Anda biasanya melakukan itu?”

Mata Heinley bergerak maju mundur karena dia tidak tahu harus berkata apa. Ini bukanlah perilaku seorang raja. Lagi pula, jika aku terus bertanya padanya, itu hanya akan membuatnya malu, jadi aku berbalik dan dengan sengaja mengganti topik pembicaraan.

“Saya dengar Anda sedang rapat?”

Heinley segera mengikuti topik yang kubicarakan.

“Tidak ada yang dibahas pada rapat itu, jadi itu berakhir dengan cepat.”

“Anda perginya lama. Apakah sesuatu yang buruk terjadi?”

“Hal terburuk adalah aku menghilang.”

Heinley menanggapi dengan bercanda, tetapi segera ekspresinya menjadi serius dan lanjut berkata.

“Anda memintaku untuk tidak ikut campur, jadi aku tutup mulut, tapi… Ratu. Aku ingin menjelaskan kepada semua orang bahwa Anda adalah istriku dan ratu tempat ini."

Dia sepertinya berbicara tentang saat aku menghentikannya ketika Yunim tidak menghormatiku.

Aku menggelengkan kepala.

“Semua orang tahu itu sekarang.”

“Kalau begitu, mereka harus bersikap baik. Jika tidak, aku akan memberi tahu mereka dengan lebih tegas."

"Heinley, ada hal-hal yang bisa kamu bantu, tapi ada hal lain yang harus aku lakukan untuk diriku sendiri."

Aku meletakkan buket permata di atas meja dan memegang tangannya.

“Terima kasih, tetapi bahkan kaisar, Sovieshu, tidak dapat mengontrol reputasi Rashta. Aku harus melakukan ini sendiri. "

“…”

Bibir Heinley bergerak, tetapi akhirnya dia menerimanya dengan suara lemah.

“Tidak apa-apa, tapi jika ada yang bisa aku bantu, jangan ragu, sedetik pun, untuk memberi tahuku.”

"Terima kasih. Aku memang butuh sesuatu. "

"Katakan padaku."

Mendengar kata-kataku, kulit Heinley bersinar dan dia menatapku penuh kasih sayang, seolah mencoba meyakinkanku untuk memberitahunya.

 

* * *

 

"Apakah Anda memintaku untuk mengirim saudara perempuan Sir Yunim sebagai dayang?"

McKenna membelalakkan matanya lebar-lebar mendengar permintaan Heinley, yang telah pergi ke istana ratu yang terpisah begitu selesai rapat.

Beberapa jam yang lalu, dia menyaksikan dengan jelas bagaimana kapten penjaga memperlakukan Navier. Namun, Heinley memintanya untuk mengirim saudara perempuannya ke posisi terhormat sebagai ‘dayang ratu'.

“Ini hanya sementara. Dua dayang dari Kekaisaran Timur memutuskan untuk menjadi dayang di sini juga, tapi mereka belum tiba.”

“Tapi meski begitu…”

Marah, McKenna mengerutkan kening.

Setelah memainkan peran sebagai pembawa pesan cinta, dan bahkan terkena panah, McKenna mau tidak mau berpihak pada Navier.

“Selain itu, Sir Yunim terlalu kasar. Yang Mulia ditangkap di Kekaisaran Timur karena ratu? Apakah ratu, yang berada di Kekaisaran Timur, yang menyeretmu pergi? Bukankah Yang Mulia terbang ke sana dengan sayap Anda sendiri?!”

Heinley, yang mengangguk setuju, bertanya dengan heran.

“Kalau dipikir-pikir, aku belum melihat Kakak Koshar?”

Koshar, yang menghabiskan beberapa hari bersama Heinley, adalah seorang kakak laki-laki yang sangat mencintai saudara perempuannya, bersedia melakukan apa saja untuknya.

Dilihat dari kepribadiannya, dia seharusnya menjadi orang pertama yang muncul begitu adiknya tiba.

Aneh karena dia masih belum terlihat.

Dia juga tidak terlihat pergi ke istana yang terpisah.

"Ah. Tentunya dia akan menghindarinya sebisa mungkin saat ini. Yah, dia mungkin ada di dekat sini.”

"Menghindari? Mengapa?"

"Dia khawatir jika muncul sekarang dan menjadi halangan bagi Ratu ..."

Heinley mengangkat alis, dan mendecakkan lidahnya dengan rasa kasihan.

McKenna mengangkat bahu.

“Faktanya, Tuan Koshar memiliki reputasi yang agak… buruk.”

"... Aku harus melakukan sesuatu untuk mengubah reputasinya."

“Saya pikir lebih baik memikirkan itu ke depannya.”

Heinley mengangguk dan berjalan ke meja, setumpuk kertas telah menumpuk di mejanya sementara dia pergi.

Heinley duduk, menyingsingkan lengan bajunya.

“Ah, persiapan pernikahan harus dilakukan dengan cepat.”

Dia membuka tutup wadah tinta, mengeluarkan pena bulu dan mencelupkan ujungnya ke tinta hitam. Saat itu, dia bertanya, "Hmm?" sambil melihat McKenna.

“Persiapan pernikahan, bukan kamu yang akan melakukannya, kan?”

McKenna juga menatapnya.

"Itu benar. Biasanya… ratu yang melakukannya. ”

Biasanya, ratu adalah orang yang mengurus persiapan pernikahan putri mahkota, tetapi kasus saat ini sangat berbeda dari 'biasanya'. Ekspresi Heinley dan McKenna juga menjadi muram.

Christa bukan lagi ratu, dan Navier adalah ratu saat ini.

Tentu saja, bahkan jika dia tidak lagi memiliki status apa pun, akan terlihat lebih baik jika mantan ratu, Christa, yang merancang persiapan pernikahan.

Tapi ini tidak akan bagus untuk Navier.

Untuk mempersiapkan pernikahan nasional, para abdi istana perlu diarahkan dan diawasi selama beberapa minggu. Dan dalam prosesnya, posisi Christa justru akan menguat. Namun, meminta Navier untuk mempersiapkan pernikahannya sendiri sama saja dengan meminta masyarakat kelas atas untuk melahapnya.

Jika dia mempersiapkannya dengan megah, mereka akan melahapnya karena terlalu boros. Jika dia mempersiapkannya dengan sederhana, mereka akan melahapnya karena meremehkan Kerajaan Barat.

McKenna bertanya dengan cemas.

"Apa yang harus kita lakukan?"



*** 


<<<

Chapter 176                   

>>>             

Chapter 178

===

Daftar Chapters


Remarried Empress (#176) / The Second Marriage (Ep. 86 part 3 - 87)

 


Chapter 176

 

Mendengar perkataan yang berani itu, Christa menatapku, bingung.

Jika Christa mengoreksi ucapan abdi istana itu lagi, Christa akan tampak sedang memarahinya, jadi dia berusaha membuatnya menyadari siapa aku ... Sayangnya, abdi istana itu tidak menyadarinya.

Tidak mengerti apa-apa, abdi istana itu terus 'memuji ratu yang sebenarnya.' kali ini Christa menatapku dengan putus asa.

Dia sepertinya ingin aku turun tangan dan mengatakan yang sebenarnya.

Aku merasa kasihan pada Christa… tapi aku diam saja.

Sebaliknya, aku menatap abdi istana itu tanpa suara. Inilah yang aku khawatirkan sebelumnya. Dua ratu yang usianya tidak terlalu jauh berbeda.

Istana kerajaan, di mana transisi kekuasaan yang alami tidak terjadi dan oleh karena itu secara teknis ada dua ratu.

Aku ingin melihat sikap jujur ​​abdi istana itu tentang hal ini.

Salah satunya bukan lagi ratu resmi, seperti setahun yang lalu, tetapi terus memainkan peran sebagai ratu. Teman, keluarga, dan pendukungnya semuanya ada di sini. Sebagian besar pejabat istana pasti juga dipekerjakan olehnya.

Sebaliknya, yang satunya menjadi ratu, tetapi dia adalah orang asing, dan keluarga, teman, dan pendukungnya semuanya berada di negara lain. Dia tidak memiliki hubungan dengan para abdi istana Kerajaan Barat.

Sudah jelas kepada ratu mana para abdi istana itu akan menaruh simpati, tetapi aku ingin memastikan ini dengan mata kepalaku sendiri.

Setelah itu, kami bertemu lebih banyak abdi istana dan situasi serupa terus terjadi, tetapi aku berdiri diam sampai akhir.

“Um… Kuharap itu tidak terlalu memengaruhimu.”

Ketika kami mencapai istana yang terpisah, Christa berbicara kepadaku dengan hati-hati, seolah-olah dia khawatir.

Dia memasang senyum sedih di mulut pucatnya.

"Mereka sudah terbiasa dengan saya, mereka orang baik. Mereka merasa kasihan dengan situasi saya saat ini, tetapi saya yakin mereka akan segera mengikuti Anda.”

"Saya mengerti…"

Aku menjawab sedikit pelan, agar tidak terkesan terlalu datar.

Namun, aku sama sekali tidak setuju dengannya. Sebagian besar abdi istana yang kami temui dalam perjalanan sejauh ini memuji Christa, memanggilnya 'Ratu'.

Sementara itu, mereka mengatakan bahwa aku orang asing, wanita licik yang menikah lagi segera setelah dia menceraikan suaminya, dan sombong karena aku datang dari Kekaisaran Timur.

Apa lagi yang mereka pikirkan tentangku?

Beberapa abdi istana yang telah melihatku turun dari kereta mendekati Christa dengan tersenyum, dan ketika mereka melihatku berdiri di sampingnya, mereka menutup mulut mereka dengan ngeri ...

'Jika aku tidak ada, mereka akan mengatakan hal yang sama seperti orang lainnya.'

Mereka jelas bersikap baik demi Christa.

Mereka adalah orang-orang baik yang selalu ada untuknya meskipun dia bukan lagi ratu.

Tapi apakah mereka juga orang baik untukku?

“…”

“Lady Navier?”

Tetapi sejujurnya, aku tidak menyebutkannya karena itu terlalu mengingatkanku ketika Rashta datang ke kehidupan kami…

Tentu saja, situasi antara Christa dan aku berbeda. Dia adalah saudara ipar Heinley, bukan istrinya.

Namun, itu tampak serupa dalam arti bahwa dia sedang digoyahkan dari posisinya oleh seorang pendatang baru.

Christa lega saat aku menatap matanya dan tersenyum padanya. Ketika kami tiba di istana yang terpisah, dia melangkah maju sedikit dan membuka pintu.

"Kita sudah sampai."

Aku berusaha keras untuk menyembunyikan pikiranku yang risau dan mengikutinya ke dalam.

Christa berbicara dengan suara bangga.

“Ini indah, bukan?”

"…Iya."

Istana yang terpisah itu memang indah.

Cahaya matahari redup menerangi serambi. Bahkan furnitur, yang tampaknya ditata dengan cara yang tidak teratur, memiliki nuansa vintage.

Meskipun, aku agak bingung, karena ini sangat mirip dengan Rumah Kristal Kekaisaran Timur.

‘Aku mendengar dari mantan permaisuri bahwa banyak bangunan di luar negeri yang meniru model Rumah Kristal. Mungkin ini salah satunya ... ‘

Tetapi jika aku mengatakannya, aku bisa dilihat sebagai seseorang yang sombong dari Kekaisaran Timur.

Jadi aku tidak membicarakannya, aku hanya mengulangi bahwa tempat itu indah.

Namun, bahkan setelah menunjukkan seluruh interiornya, Christa masih ragu untuk pergi. Tak lama setelah aku bertanya-tanya mengapa, dia dengan hati-hati membuka mulutnya dengan tangan terjalin.

“Anda mungkin tidak ingin membicarakan hal ini, tapi… saya merasa harus melakukannya. Um ... Lady Navier. Saya ingin meminta bantuanmu."

“Bantuan apa?”

"Orang-orang yang bekerja di sini, para abdi istana, jauh dari usia pensiun."

"?"

“Mereka adalah orang-orang yang saya pekerjakan.”

Menghela napas, Christa menatapku dengan mata rusanya dan melanjutkan,

“Seperti yang saya katakan sebelumnya, mereka adalah orang baik. Lady Navier, mereka bisa sangat membantu Anda, mereka adalah pekerja yang rajin dan jujur."

“…”

"Jika Anda tidak keberatan, saya ingin Anda tidak mengganti satu pun abdi istana."

Aku mencoba untuk menjaga ekspresiku senetral mungkin, tetapi itu sulit.

Aku bisa mengerti bagaimana perasaannya meminta bantuan ini. Ketika otoritas kerajaan diganti, terjadi pergantian personel secara massal. Dia akan merasa bersalah jika mereka dipecat karena dia.

Namun, itu bukanlah permintaan yang mudah untuk diterima. Abdi istana adalah orang-orang yang tinggal bersebelahan satu sama lain di dalam istana kerajaan, tetapi bukankah mereka semua adalah pendukung Christa sekarang?

Bahkan ketika aku memiliki orang-orangku sendiri di istana kekaisaran, Rashta selalu tahu tentang apa yang kulakukan.

Tapi tinggal di istana yang penuh dengan orang-orang yang tidak berada di pihakku?

Alih-alih menegaskan posisiku sebagai ratu, jelas bahwa setiap gerakanku akan menimbulkan gosip, seperti yang terjadi dalam perjalananku ke sini.

Tetapi bukannya aku tidak memahami kekhawatirannya, jadi aku berpikir sejenak dan kemudian terpikir keputusan yang tepat.

"Saya akan membiarkan mereka bekerja di tempat yang tidak ada kontak dengan saya."

“Di tempat yang tidak ada kontak…?”

“Sulit untuk membiarkan mereka  bekerja di tempat di mana mereka mungkin bertemu dengan saya. Bahkan jika saya tidak memecat mereka, saya harus mengubah tempat kerja mereka. "

Ekspresi Christa menjadi muram.

Orang-orang yang bekerja di tempat-tempat yang sering dikunjungi ratu pastilah orang-orang yang paling dekat dengannya.

Dia sepertinya merasa tidak enak tentang itu.

Namun, alih-alih bertanya lagi, Christa mengangguk sambil tersenyum, "Begitu."

“Sepertinya saya meminta terlalu banyak. Saya minta maaf."

 

* * *

 

“Yang Mulia Ratu! Bagaimana hasilnya dengan Permaisuri Kekaisaran Timur?"

Ketika Christa kembali ke kamarnya, dayang-dayang mendekatinya dan bertanya tentang Ratu Navier.

Mereka adalah dayang-dayang yang telah bersama Christa sejak dia menjadi ratu, mereka adalah teman dan saudara perempuannya.

Christa menggelengkan kepalanya dengan senyum pahit.

“Dia sudah mulai mengawasiku.”

"Oh tidak, apa yang terjadi?"

“Itu tidak bisa dihindari. Dia mendengar para abdi istana memanggilku Ratu saat dia berada di sebelahku."

"Di sebelah Anda? Mengapa para abdi istana melakukan itu ketika dia ada di sana?"

"Dia tidak memperkenalkan dirinya, dia hanya menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun ..."

Mendengar kata-kata Christa, dayang-dayang mendecakkan lidah mereka.

“Saya pernah mendengar bahwa dia sangat pintar. Saya pikir dia sudah memilih siapa yang akan dia usir."

Christa menghela napas dan duduk di kursinya.

"Ratu, jangan biarkan dirimu tertekan sekarang."

“Anda harus menjadi yang pertama bertindak!”

Para dayang, yang telah berada di sisinya sejak dia mencapai posisi tertinggi, menggerutu dengan marah, tetapi Christa menggelengkan kepalanya dan bergumam,

“Aku bukan ratu lagi, bagaimana aku bisa bersaing untuk mendapatkan kekuasaan?”

Christa tersenyum sedih.

Dia akan merasa sedikit lebih baik jika seorang wanita muda dari keluarga bangsawan di Kerajaan Baratlah yang menjadi ratu.

Dia sekarang adalah seseorang yang berada dalam posisi yang tidak berbeda dengan Navier beberapa hari yang lalu. Ketika dia mendengar desas-desus ini, dia bersimpati dengan Navier.

‘Ini adalah perasaan yang aneh dan tidak menyenangkan bahwa dia harus menggantikanku untuk keluar dari situasinya yang menyedihkan. Selain itu, sebagai seseorang yang menikah lagi ... ‘

Dia mengambil posisi ratu segera setelah dia diusir dari posisi permaisuri.

“Tidak ada alasan mengapa Anda tidak bisa menjadi ratu!”

“Tidak bisakah Anda menikah lagi dengan raja lain, Lady Christa?”

Para dayang menawarkan kata-kata penghiburan, tetapi ini tidak banyak berpengaruh.

 

* * *

 

Meskipun Navier dan Christa memahami situasi satu sama lain, keduanya berada dalam posisi yang canggung di mana mereka tidak bisa mundur.

Setelah mengumpulkan pejabat dan abdi istana, Heinley mengakui bahwa dia kurang berhati-hati dengan pergi ke Kekaisaran Timur sendirian.

Namun, dia menekankan bahwa dia melakukannya karena pilihannya sendiri, bukan karena Navier memanggilnya.

“Dia adalah wanita yang selalu saya sayangi dan kagumi. Saya menghormati kemampuannya yang luar biasa sebagai seorang permaisuri, dan saya membawanya ke sini dengan pemikiran itu. Tapi begitu dia tiba, kalian menganggapnya seperti sejenis unicorn?” {maksudnya mereka memperlakukan Navier seperti orang aneh}

Para pejabat dan abdi istana yang keluar untuk melihat permaisuri yang menikah lagi tiba terbatuk-batuk dan menundukkan kepala.

Mengejutkan bahwa permaisuri, yang hanya mereka dengar rumornya, menikah lagi dengan raja playboy mereka, jadi mereka agak penasaran.

Tidak ada yang menyangkal hal ini.

“Permaisuri Kerajaan Timur tiba-tiba muncul sebagai ratu, tidak ada yang pernah menyebutkan tentang itu sebelumnya. Orang-orang masih menganggap Christa sebagai ratu, dan tentu saja tidak mudah untuk langsung memperlakukan permaisuri negara lain sebagai ratu.”

Hanya Marquis Ketron, sepupu mantan Ratu Christa, yang membantah, tetapi dia terpaksa tutup mulut ketika Heinley berbicara sambil mengarahkan jari ke dadanya.

"Kalau begitu, aku akan mengurus mereka yang tidak bisa memperlakukannya sebagai ratu, baik itu kau atau siapa pun yang berpikiran sama."

 

***

 

Setelah Christa pergi, aku duduk sendirian di meja, berpikir.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di jendela.

Ketika aku mendekati jendela dan membukanya, Heinley berdiri di sana dengan buket permata.


*** 


<<<

Chapter 175                   

>>>             

Chapter 177

===

Daftar Chapters