Sunday, June 27, 2021

Remarried Empress (#211) / The Second Marriage

 


Chapter 211: Keterkejutan Sovieshu (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Alih-alih mundur, Heinley dengan tegas menolak.

"Maafkan saya. Anda tampak sedikit marah ... Saya tidak bisa meninggalkan istri saya di sebelah pria lain yang marah bahkan jika Yang Mulia yang memintanya.

Wajah Sovieshu menjadi lebih kaku.

Pria lain?”

Setelah menatap Sovieshu dengan tenang sejenak, Heinley berkata sambil tersenyum, "Navier adalah istriku."

[Permaisuri adalah istriku, bukan pemandu wisata pangeran.]

Kata-kata Heinley tumpang tindih dengan kata-kata Sovieshu dari beberapa bulan yang lalu.

Wajah Sovieshu berubah seolah dia memiliki pemikiran yang sama. Tetapi terlepas dari niatnya, Heinley benar.

Saat itu, Sovieshu telah menarik garis yang sangat jelas antara Heinley dan aku, karena kami adalah orang asing. Kali ini, Sovieshu dan aku adalah orang asing.

Sovieshu berbicara kepadaku bahkan tanpa memandang Heinley, "Navier, saya punya sesuatu untuk diberitahukan kepada Anda."

"Silakan, Yang Mulia."

"Hanya kita berdua."

Meskipun kami orang asing, aku penasaran apa yang ingin dia katakan kepadaku, jadi aku ingin mendengarnya. Selain itu, Sovieshu bukan hanya mantan suamiku tetapi juga kaisar dari negara yang kuat.

Hubungan antara kami dan Sovieshu sudah terlanjur buruk. Tidak perlu menolaknya secara langsung.

Ketika aku menoleh untuk mengisyaratkan hal ini kepada Heinley, dia menatapku dengan ekspresi yang sama seperti saat itu. Ekspresi ... seekor anjing golden retriever yang sedih.

Dia tampak seperti akan menggoyangkan ekornya dan mulai merengek jika aku pergi. Melihat ekspresi itu, aku tidak tega meninggalkan Heinley sendirian untuk pergi bersama Sovieshu.

Pada akhirnya, aku berubah pikiran.

“Maafkan saya, Yang Mulia. Jika itu bukan masalah yang mendesak, tugas saya sekarang adalah berada di sisi suami saya.”

Aku hendak memberitahunya bahwa jika ada sesuatu yang perlu dibicarakan denganku, bisa lain kali, tetapi Sovieshu kemudian berteriak dengan ekspresi aneh, "Navier!"

Reaksinya lebih aneh lagi seolah-olah dia terluka karena aku yang selingkuh.

Sovieshu menatapku dengan wajah tercengang, lalu menatap tajam ke arah Heinley, berbalik, dan pergi.

Aku menghela napas dan menatap Heinley, yang memegang erat tanganku dengan kedua tangannya, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Ketika aku bertanya dengan cemas, Heinley mengangguk dengan wajah memerah. Kemudian dia menekuk lututnya dan menyandarkan kepalanya di bahuku.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Saat hari pernikahan tiba, suasana hiruk pikuk sudah terasa sejak pagi hari.

Meskipun aku berada di Istana Selatan, suasananya sama ramainya.

Pada siang hari akan ada acara pernikahan dan prosesi. Malam harinya akan ada resepsi pernikahan.

Karena jadwal yang sibuk dan masuknya tamu-tamu terhormat dari seluruh dunia, semua orang di Istana Kekaisaran tampak sibuk bersiap-siap.

Aku juga mulai bersiap-siap dari pagi, Rose dan Mastas bahkan lebih sibuk bersiap-siap sambil membantuku juga.

Khususnya, Rose, yang mendesak Mastas untuk berperilaku 'seperti seorang wanita.'

“Tolong tinggalkan tombak itu di sini!”

"Tombak adalah pegangannya wanita!"

"Tidak! Ini bukan pegangan wanita atau kesatria! Bahkan seorang kesatria tidak menghadiri pesta dengan membawa tombak!”

Pada saat itu, seseorang yang dikirim oleh Countess Eliza datang.

"Ratu Navier, Countess Eliza memintaku untuk memberitahu Anda bahwa gaun pengantin Rashta sangat glamor."

Mendengar ini, aku melihat gaun yang telah aku putuskan untuk aku kenakan.

Itu cukup glamor.

Aku memilih gaun ini karena aku berpikir jika aku hadir dengan pakaian yang sederhana setelah menikah lagi dengan raja negara lain, orang-orang akan berpikir aku sadar diri. Tetapi begitu aku mendengar kata-kata utusan Countess Eliza, aku berubah pikiran.

"Tolong sampaikan terima kasihku kepada Countess Eliza."

Aku memberi utusan itu koin emas dan berterima kasih kepada Countess Eliza atas perhatiannya.

Gaun pengantin memang biasanya glamor.

Namun, Countess Eliza bahkan mengirim seseorang untuk memberitahuku tentang gaun itu, yang berarti Rashta akan mengenakan gaun yang sangat glamor.

Dalam skenario ini, jika kami berdua mengenakan gaun glamor, kami akan terlihat seperti dua burung merak.

"Lebih baik aku memakai gaun ini."

Aku memilih gaun polos yang aku bawa untuk berjaga-jaga.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah selesai bersiap-siap, aku bertemu dengan Heinley untuk pergi ke aula pernikahan.

Aula pernikahan didekorasi dengan megah, upaya Sovieshu terlihat di mana-mana.

Memang tidak semua bertatahkan permata seperti di Kerajaan Barat, tetapi pengerjaannya tetaplah sempurna.

Terutama pilar dengan sihir terukir di atasnya yang bersinar secara alami benar-benar menakjubkan.

Sovieshu….. membuat persiapan seperti itu untuk Rashta, hanya untuk menjadikannya Permaisuri selama satu tahun?

Sungguh kebohongan yang tidak masuk akal.

Ketika aku memikirkan Sovieshu, yang sangat mencintai Rashta, menekan bawahannya demi persiapan pernikahan, satu sudut mulutku secara alami melengkung ke atas.

Aku senang aku tidak membalas suratnya.

Bagaimanapun, karena masalah yang Sovieshu alami, mata mereka yang hadir tidak begitu terfokus padaku.

Aku bisa mendengar orang-orang bergumam, tapi tidak ada yang mendekatiku.

Aku duduk di sebelah Heinley di kursi yang disediakan untuk tamu-tamu terhormat, berharap pernikahannya akan berlangsung cepat.

Setelah setengah jam, lonceng perak besar yang tergantung di depan aula pengantin berbunyi.

Kemudian, Imam Besar keluar melalui pintu kecil di samping panggung.

Dia tampak lebih lelah daripada saat hari perceraian seolah-olah muak dengan kunjungan berulang ke Kekaisaran Timur.

Ekspresinya menjadi lebih aneh ketika dia melihatku.

Aku menyapanya, sedikit membungkuk sambil tersenyum, tapi Imam Besar menggelengkan kepalanya, tersenyum paksa.

Aula menjadi sunyi senyap setelah kedatangan Imam Besar.

Dia membuka gulungan yang dia pegang dan melafalkan, "Persilakan pengantin wanita dan pria masuk."

Kemudian, lonceng kecil di sebelah lonceng perak berbunyi, diikuti dengan 'Pintu Pengantin Wanita' dan 'Pintu Pengantin Pria' dibuka secara bersamaan.

Kedua pintu itu berlawanan arah, pengantin wanita dan pria akan masuk di jalur terpisah, yang akan bertemu di tengah untuk membentuk satu jalur.

Ini adalah formalitas yang melambangkan bahwa pengantin wanita dan pria, yang telah melalui jalan yang berbeda, sekarang akan menempuh jalan yang sama melalui pernikahan.

Sovieshu, yang keluar dari pintu pengantin pria, terlihat segagah biasanya. Seorang pria tampan, mengesankan, dan bermartabat.

Bahkan dalam situasi tidak masuk akal ini, dia terlihat sangat gagah. Dia menatap Rashta, tidak menoleh untuk melihatku sedetik pun.

Mereka pasti sangat bahagia.

Rashta juga terlihat cantik dan elegan.

Penampilannya, yang memang sudah menakjubkan ketika kami pertama kali bertemu, sekarang tampak seperti bulan yang putih sempurna, mungkin karena cinta Sovieshu atau karena makanan lezat di Istana Kekaisaran.

Namun, saat Rashta melintasi jalurnya, dan berdiri di sebelah Sovieshu. Gaunnya, yang sebelumnya tertutupi oleh kursi-kursi dan tamu-tamu, terungkap sepenuhnya, dan aku sangat terkejut hingga mataku berkedut.

Apa yang ia kenakan?

Gaun Rashta tidak hanya glamor.

Tidak, bahkan jika aku mengabaikan gaun itu, aksesori apa yang ada di lengan dan rambutnya? Dengan semua aksesori itu, dia lebih terlihat seperti pohon Natal.

Melihat ke Sovieshu lagi, ekspresinya berbeda dari beberapa saat yang lalu.

Ekspresinya tampak tidak senang saat dia melihat pengantin wanita. Ekspresinya tampak sedikit marah dengan rahangnya yang tegang.

Sovieshu tidak memandang Rashta dengan gembira tetapi sebaliknya, kebingungan. Jika sang desainer ada di depannya sekarang, dia mungkin akan mengeluh padanya karena mendandani Rashta seperti ini.

Tawa samar bisa terdengar di sekitar. Para bangsawan yang arogan tampaknya mengejek gaun Rashta.

Rose juga bergumam pelan.

“Aku tidak percaya dia mengenakan sesuatu yang sangat lucu dengan wajah itu. Apakah dia aslinya memiliki selera seperti itu, Yang Mulia?”

Ini membuatku memikirkan pakaian yang dikenakan Rashta saat aku masih menjadi Permaisuri. Dia mengenakan sebagian besar pakaian putih, menghindari desain glamor.

Karena itu, Rashta tampak seperti bunga liar yang indah, di antara semua bunga yang mewah.

Penampilannya menyegarkan bagi kaum bangsawan, dan juga menjadi daya tarik kuat bagi Rashta untuk membangun dirinya di masyarakat kelas atas.

Tetapi pada hari terpentingnya, dia muncul entah dari mana dengan gaun yang begitu konyol ... bagaimanapun, wajah Rashta sendiri tampak puas.

Saat dia melewatiku, dia melontarkan senyum percaya diri yang seolah-olah berkata dia telah menang.

Di tengah situasi yang tidak masuk akal ini, Rashta dan Sovieshu berjalan bersama dan berhenti di depan Imam Besar.

Pada saat itu, Imam Besar bertanya sambil membuka kitab suci.

“Apakah Sovieshu Vict, Kaisar Kekaisaran Timur, menerima untuk menikahi Rashta Isqua?”

"Saya terima."

“Apakah Rashta Isqua menerima untuk menikah dengan Kaisar Kekaisaran Timur, Sovieshu Vict?”

"Saya terima."

“Tanda tangan di sini.”

Setelah Rashta dan Sovieshu menandatangani akta nikah, Imam Besar menyimpan kertas itu di dalam kitab suci, menyatakan kelahiran pasangan kaisar baru di Kekaisaran Timur.

Mereka yang hadir bertepuk tangan, dan Sovieshu berbalik, menunjukkan senyum lembut. Meskipun gaunnya konyol, senyum Rashta lebih cerah dari sebelumnya.

Mereka berdua terlihat sangat bahagia. Pemandangan itu tampak seperti adegan dalam dongeng.

Melihat pasangan elok ini, aku berpikir, ‘Aku harap mereka tidak bahagia'.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 210                  

>>>             

Chapter 212

===

Daftar Chapters 








Remarried Empress (#210) / The Second Marriage

 


Chapter 210: Keterkejutan Sovieshu (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Aku tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari aku akan tinggal di Istana Selatan yang disediakan untuk tamu-tamu kehormatan!

Melihat sekeliling ruangan yang disiapkan untuk Ratu Kerajaan Barat, aku tidak bisa menahan tawa.

Seseorang tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Hal ini tidak terbayangkan setahun yang lalu, atau bahkan beberapa bulan yang lalu.

Mengesampingkan kegelisahanku, pertama-tama aku melepas sarung tangan dan juga pakaian luarku yang menyesakkan.

Kemudian aku membongkar koperku untuk berganti ke sesuatu yang lebih nyaman dan bergaya. Akhirnya, aku memanggil seorang pelayan untuk mengatur sisa barang bawaanku.

Ketika aku sedang duduk di tempat tidur, Rose dan Mastas tiba setelah mereka selesai mengatur barang-barang mereka sendiri.

Laura dan Countess Jubel tidak hadir, karena aku memerintahkan mereka untuk beristirahat di rumah masing-masing selama kami berada di ibu kota.

“Rasanya aneh kita berempat tidak bersama,” gerutu Mastas begitu dia tiba seolah dia merindukan Laura, seseorang yang akrab dengannya.

Rose tersenyum muram, dia juga sepertinya menjadi sangat dekat dengan Countess Jubel, "Itu benar."

Menghabiskan setiap hari bersama, tidak dapat dihindari mereka akan menjadi dekat.

Mungkin itu sebabnya dayang-dayang Christa terus berada di dekat Christa.

Namun, waktu yang kami habiskan sendirian sangat singkat. Karena semua bangsawan Kekaisaran Timur yang dulunya berada di sisiku sebagai dayang datang berkunjung tak berapa lama kemudian.

"Countess Eliza!"

Di antara mereka adalah Countess Eliza, yang dulunya menjadi kepala dayangku.

"Yang Mulia Permaisuri!" Countess Eliza, yang memanggilku seperti biasanya, berkedip karena malu begitu dia berbicara. Kemudian para dayang lainnya tertawa terbahak-bahak dan dia tersenyum canggung.

Setelah beberapa saat.

Kami membawa dua meja ke ruang tamu, tempat kami berkumpul untuk menikmati makanan ringan dan kopi.

Sudah lama kami tidak bertemu, jadi kami punya banyak hal untuk dibicarakan.

Aku beradaptasi dengan baik. Nona Rose dan Nona Mastas di sini telah memberikan dukungan yang besar kepadaku, selain itu aku bertemu saudaraku lagi di sana.”

“Bagaimana dengan Yang Mulia Heinley? Bagaimana hubungan kalian?"

“…”

Ketika aku tersenyum canggung alih-alih menjawab, wajah para dayang dari Kekaisaran Timur berubah galak.

Aku melambaikan tanganku dengan cepat, dan Rose menjawab sebelum aku melakukannya.

“Meskipun saya tidak tahu seberapa baik hubungan mereka, ketika mereka bersama mereka tampak… sangat bahagia.”

Dia tersipu saat berbicara.

Dia mungkin sedang memikirkan tentang insiden kereta.

Para dayang tersenyum dan mencoba mengorek lebih jauh.

"Kenapa? Apa yang kamu lihat?”

"Apakah Yang Mulia Heinley memperlakukan Navier kita dengan sangat baik?"

Rose tersenyum tidak nyaman seolah-olah sulit baginya untuk terus berbicara tentang masalah itu.

Tetapi dia tidak perlu menjawab karena Heinley sendiri yang datang ke kamarku.

"Salam untuk Yang Mulia Raja Kerajaan Barat."

Para dayang menyambutnya dengan terkejut, Heinley memberikan senyum khasnya dan melambaikan tangannya. Kemudian dia mendekatiku dan bertanya, “Apakah kamu tidak terlalu mengabaikan suamimu? Aku mampir karena aku cemburu, Ratu.”

Mantan dayang-dayangku terkejut.

Ketika aku mengirim tatapan tajam ke arah Heinley untuk berhenti berbicara omong kosong, dia menatapku dengan sedih, mengulurkan tangannya, dan meraih tanganku.

"Aku merindukanmu."

Dia berbicara seperti anak anjing besar yang haus akan cinta, dan pada saat yang sama aku mendengar para dayang terkesiap.

Namun, aku mengerutkan kening.

Terlepas dari bagaimana dia berperilaku ketika hanya kami berdua, dia tetaplah raja sebuah negara. Bukankah seharusnya dia berperilaku lebih bermartabat di depan orang lain?

Membahasnya di sini akan merusak citranya, jadi pada akhirnya, aku hanya tersenyum dengan ekspresi yang dipaksakan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Aku menghabiskan sisa hari itu dengan tenang berbagi cerita dengan dayang-dayangku, begitu juga hari berikutnya.

Ketika aku menjadi Permaisuri, aku jarang menghabiskan sepanjang hari untuk bersantai karena aku selalu memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Sekarang aku bukan lagi Permaisuri, aku bisa beristirahat seperti ini di Istana Kekaisaran Timur.

Sungguh ironis, tetapi aku mencoba untuk tidak menunjukkannya dan hanya tersenyum.

Akhirnya, sehari sebelum pernikahan tiba.

Hingga kemarin, aku menikmati waktu dengan mantan dayang-dayangku. Tapi hari ini, lidahku tiba-tiba menjadi kaku dan kegelisahanku meningkat.

Aku mondar-mandir di kamarku, lalu pergi berjalan-jalan.

Tanpa diduga, Heinley ada di dekat sana, jadi kami memutuskan untuk berjalan-jalan bersama.

Saat kami berjalan dalam keheningan, kami melewati tempat di mana aku pernah berjalan-jalan dengan Heinley ketika aku masih menjadi Permaisuri.

"Apakah kamu ingat?" Heinley bertanya sambil tersenyum, memikirkan hal yang sama, "Kita berjalan di sini berbicara tentang ulang tahun Ratu."

"Aku ingat."

"Ratu mencoba memberiku makan serangga."

"!"

Oh, itu benar.

Saat itu aku tidak tahu Heinley adalah Queen. Aku tertawa memikirkannya.

"Apakah kamu benar-benar terkejut?"

“Bahkan sekarang melihat serangga membuatku takut.”

“Pada saat itu, kamu mengatakan burung-burung Barat makan makanan yang dimasak, kan?”

“…”

"Kau tampak sangat ketakutan."

Heinley tersenyum malu. Aku geli bahwa Heinley, yang selalu begitu percaya diri, malah menunjukkan tanda-tanda kelemahan, jadi aku menggodanya.

Ratu tidak takut serangga?”

"Tidak juga."

Mendengar bualanku, Heinley bertepuk tangan dan berseru kagum.

"Itu keren!"

"Tentu saja."

"Jadi, jika kita berkencan di malam hari dan seekor serangga muncul, Ratu bisa mengatasinya."

“?!”

"Kecuali serangga, aku akan menangani semuanya."

"Itu…"

Ketika aku memandangnya, merasa sedikit khawatir dengan pemikiran itu, Heinley tersenyum aneh.

Jelas sekali dia tahu aku berbohong. Malu, aku tersenyum sambil menggigit bibirku.

Setelah kami berbicara sebentar, aku merasakan tatapan berat ke arahku. Saat aku hendak bertanya pada Heinley apa yang dia makan ketika dia menjadi burung, aku menoleh ke arah dari mana tatapan itu berasal.

Itu adalah Sovieshu.

Melihatnya membuatku teringat masa lalu sekali lagi.

Saat itu, aku sedang berjalan di sebelah Heinley saat kami berbicara tentang Queen, dan Sovieshu muncul seperti yang dia lakukan sekarang.

Apakah bagian ini akan sama seperti sebelumnya juga?

Agak konyol untuk memikirkan itu, jadi aku hanya menyapa Sovieshu dengan senyum tipis saat dia mendekat.

"Senang melihat Yang Mulia Kaisar Kekaisaran Timur."

Sovieshu tetap bergeming dengan bibir tertutup rapat tanpa menanggapi sapaanku, melihat antara Heinley dan aku dengan ekspresi marah.

Dia kemudian bertanya kepada Heinley, "Raja Heinley, bisakah Anda mengizinkan saya untuk berbicara berdua dengan Navier?"

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 209                  

>>>             

Chapter 211

===

Daftar Chapters 






Wednesday, June 23, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#702)



Chapter 702: Tidak Sesuai Rencana (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Rosalynlah yang pertama berlari. Dia memanggil Mary dengan terkejut dan gembira. Saat Mary menatap kosong ke arah Rosalyn, sebuah panah melesat ke arahnya dari belakang. CH buru-buru menghunus pedangnya, tapi api merah besar menelan seluruh panah. Para kesatria yang menjaga pintu masuk terkejut melihat para penyusup dan menyerang mereka, tapi Rosalyn tidak hanya menghancurkan panah yang ditujukan ke Mary tapi dia juga mengirimkan api sampai ke pintu masuk gua.

CH menyapa Mary dengan senyum lembut sebelum menghadapi para kesatria. Mary mengendalikan kerangka tulang untuk membantu juga. Para kesatria menyebut Mary necromancer terkutuk dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka harus memanggil kuil. Rosalyn tidak bisa menyembunyikan ketidaksenangannya saat dia entah bagaimana sedikit memahami kesedihan dan keputusasaan Mary di masa lalu.

Rosalyn bertanya kepada Mary apakah dia datang untuk menyelamatkan Raon, dan dia berkata ya, mereka harus menyelamatkannya. Fakta bahwa Mary adalah orang pertama yang datang untuk menyelamatkan Raon membuat emosi Rosalyn meluap-luap. Suara-suara orang yang menyebut Mary monster atau makhluk mengerikan menusuk punggung Rosalyn dengan menyakitkan. Tetapi Mary terus menyerang tanpa goyah, dan berkata semua orang berada dalam ilusi yang sama.

Mary bertanya apakah Cale mengirim mereka, tetapi Rosalyn menjawab bahwa Cale tidak ada di sini. Mary tertegun dan mengangkat kepalanya. Rosalyn kemudian melihat mata ungu Mary bergetar ketika dia melanjutkan bahwa Cale Henituse tidak ada di dunia ini. Mary kemudian mengatakan bahwa ini memang ujian lantas menundukkan kepalanya dan berkata mereka harus menyelamatkan Raon terlebih dahulu. Rosalyn setuju dengannya.

Ketika kesatria terakhir tumbang oleh pedang CH, ketiganya memasuki gua. Monster kerangka berkumpul di pintu masuk gua untuk mencegah siapa pun masuk. Sedangkan Clopeh, dia tersenyum aneh ketika menyadari bahwa dia tidak bisa masuk karena pintu masuknya diblokir. Clopeh bertanya-tanya apakah mereka bertiga melupakannya, tetapi mengangkat bahu lantas berpaling ke seseorang yang sedang melarikan diri.

Orang yang berlari itu mengatakan bahwa dia harus memberi tahu kuil atau Marquis tentang para penyusup. Tapi Clopeh menikamnya dari belakang. Clopeh tersenyum cerah dan berkata bahwa dia perlu melakukan beberapa paska-pemrosesan (atau membersihkan kekacauan). Clopeh menuju ke vila Viscount Tolz yang sebenarnya digunakan sebagai vila rahasia Venion Stan.

Ketiganya dengan cepat mencapai ujung gua dan bertemu dengan penyiksa yang gemetar saat melihat mereka. Emosi Rosalyn meluap-luap ketika dia melihat Raon di dalam kandang. Mana merahnya membubung, seolah dia akan membunuh pria di depannya seketika itu juga. Namun CH mengatakan sebuah bom di dalam tubuh penyiksa itu akan meledak jika dia terbunuh.

CH membuat pria itu pingsan, dan Rosalyn menutup matanya dengan erat. Di sisi lain, Mary bergeming menatap penjara. Dia teringat kata-kata Raon tentang saat dia pertama kali melihat langit malam. Aura pedang CH memotong rantai. Dia berkata 'Hai?' kepada naga hitam dan berjongkok di depannya. Naga hitam menatapnya dengan ketidakpercayaan dan kebencian, karena kalung pembatas mana masih mengikatnya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

CH tidak tersenyum saat dia menggendong si naga hitam di pelukannya. Naga itu tersentak, tetapi CH melanjutkan, "Aku akan memberimu kebebasan." CH berpikir, 'Sama seperti yang dilakukan seseorang kepadamu.' CH teringat saat mereka menyelamatkan Raon. Dia tidak bisa mengingat dengan tepat kata-kata Cale, tetapi jika itu Cale, dia tidak akan mengatakan sesuatu yang dramatis.

CH mendekati bagian tertentu dari dinding dan memukulnya dengan pelan. Sebuah jalan keluar muncul setelahnya. CH dan Cale dengan cepat melarikan diri dari sini di masa lalu, tetapi CH justru terlihat santai. Sebagai gantinya, dia sesekali mengelus punggung naga hitam yang masih dia gendong. Naga hitam hanya menatap mereka, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia tampaknya menilai kekuatan mereka, seolah-olah dia tidak peduli saat diberi tahu bahwa dia akan dibebaskan.

Tapi kemarahan dan kebencian di matanya tidak bisa disembunyikan. CH dengan lembut berbisik, "Bisakah kamu mencium udara luar?" kepada naga hitam. Sekarang bulan Maret dan siang hari, jadi jika mereka keluar dari gua sekarang, siang hari dan bukan malam hari yang akan menyapa Raon kali ini. CH berkata kepada naga itu bahwa dia mungkin akan sedikit disilaukan oleh cahaya.

Hidung naga itu berkedut saat dia mencium bau di sekitarnya. Rosalyn mengeluarkan jubah yang dibawanya dan dengan pelan menyelimuti naga hitam itu. Kelompok itu akhirnya keluar dari jalan rahasia. CH perlahan-lahan menyelubungi Raon dengan jubah dan meletakkannya di atas rumput. Naga itu menggerak-gerakkan tubuhnya lantas mengangkat kepalanya ke atas.

Dia perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan kecerahan yang mendadak, tetapi mampu beradaptasi dengan cepat karena dia adalah naga. Naga hitam melihat pemandangan luar tanpa bersuara, lalu langit, dan akhirnya, ketiga orang itu. Mary berjongkok dan bertatap mata dengan Raon. Dia memberi tahu naga itu bahwa dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan sekarang. Rosalyn tertegun mendengar kata-katanya karena dia berencana membawa Raon bersama mereka.

Tetapi CH menggumamkan bahwa jika itu Cale, dia akan mengatakan itu. Jadi Rosalyn berpikir bahwa jika itu Cale, dia tidak akan mengambil Raon juga. Karena 3 hari kemudian, mereka harus melawan WS dan anak buahnya. Ini mungkin pertempuran yang intens, dan dia tidak tahu berapa banyak lagi pertempuran yang harus mereka hadapi untuk menyelesaikan tes itu. Dia berpikir bahwa dia juga harus memikirkan hal itu ketika mereka menyelamatkan anak-anak kucing.

Dia setuju bahwa mereka tidak dapat membawa anak-anak ke dalam pertempuran mereka yang akan datang. Mary dengan lembut berbicara kepada naga itu, berkata, "Tetapi jika kamu tidak yakin apa yang harus dilakukan, kamu selalu bisa bertanya, mengamati, atau mengikuti kami." Raonlah yang memberi tahu Mary tentang dunia luar, dan menceritakan semua yang dia lihat di luar. Dan Raon juga mengatakan bahwa dia bisa mendatanginya kapan saja.

Jadi Maria sekadar melakukan apa yang telah diajarkan kepadanya. Naga itu meraih ujung jubah dengan cakar depannya. Tapi Rosalyn berkata tunggu dan memegang kaki depan naga itu. Naga itu langsung tersentak dan ketakutan. Namun, mana merah hangat melilit tubuh sang naga. Mana itu sehangat sinar matahari, dan naga itu menatap Rosalyn tanpa suara.

Segala sesuatu yang menahan si naga dihancurkan oleh mana merah itu. Rosalyn kemudian berkata bahwa dia harus makan jika dia lapar, lantas meletakkan sekeranjang pai apel di depannya. Ada juga beberapa ramuan dan hal-hal lain di dalam keranjang. CH mengatakan bahwa mereka harus pergi dan berbalik untuk pergi. Mary dan Rosalyn mengikutinya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Naga hitam melihat punggung mereka dan meraih keranjang dan jubah dengan cakar depannya. Ketika mereka tidak bisa lagi melihat naga itu, Rosalyn berbisik dengan suara rendah yang hanya bisa didengar oleh CH dan Mary, bahwa naga itu mengikuti mereka. Meskipun tidak terlihat, dia masih bisa merasakan energi mana yang kikuk mengikuti mereka. CH menertawakannya, berpikir bahwa bahkan jika Cale tidak ada di sini, hal yang sama akan terjadi dalam ilusi.

Rosalyn tiba-tiba berhenti berjalan dan meneriakkan nama Clopeh. Sepertinya dia akhirnya ingat bahwa dia bersama mereka sebelumnya, tetapi CH mengatakan bahwa Clopeh akan datang dengan sendirinya. Rosalyn setuju, mengatakan bahwa jika itu Clopeh yang sekarang, dia akan melakukannya dengan baik di mana pun dia diturunkan. Dia kemudian bertanya kepada Mary tentang situasinya.

Mary menghadap keduanya dan bertanya apakah mereka bertanya-tanya bagaimana dia bisa sampai ke sini. Keduanya mengangguk, ketika mereka ingat bahwa situasi Mary berbeda dari Clopeh. Karena dia tinggal di kota bawah tanah, akan sangat sulit baginya untuk datang ke sini ke Kerajaan Roan. Ada juga persepsi negatif yang kuat tentang necromancer dan dark elf.

Tetapi Mary menjawab bahwa dia datang ke kerajaan seminggu yang lalu. Keduanya terkejut mendengar jawabannya. Rosalyn mengatakan bahwa dia datang tadi malam, sementara CH mengatakan bahwa dia datang ke sini beberapa jam yang lalu. Rosalyn memandang CH dengan heran, dan Mary berkata bahwa itu aneh. Dia berkata bahwa dia belum melihat Toonka, tetapi jika semua orang ada di dunia ini, Cale juga harus berada di suatu tempat di dunia ini.

Kemungkinan besar semua orang mengikuti tes yang sama, tetapi jika dia tidak ada, mungkin dia mengikuti tes lain sendirian. Mary juga menambahkan bahwa banyak hal yang berbeda dari yang diharapkan. Ada banyak hal keliru yang terjadi.

***

Cale memasuki gua tempat rumah Super Rock berada. Dia mengatakan situasinya aneh. Dia berhenti berjalan dan mengeluarkan lencana-lencana yang dia miliki. Cale bisa merasakan kekuatan yang bersemayam di benda-benda itu. Kekuatan kuno batu berlumur darah, patung monster, dan WT palsu. Dia juga bisa merasakan WS yang terkurung di dalam plakat emas.

Dia jelas tidak tahu keadaan lawannya yang terpenjara, tetapi dia yakin bahwa kemampuan 'Embrace'-nya berfungsi dengan baik. Cale mulai menyuarakan pikirannya. Dia adalah makhluk tak terlihat di dunia ini, tapi dia masih tetap ada. WS yang disegel masih bersamanya. Dia bertanya-tanya apakah manusia yang disegel tidak dianggap sebagai bagian dari peserta tes dalam tes dewa tersegel.

Dan Cale semakin bingung. Dia bertanya-tanya apakah WS di dunia ini adalah WS dua tahun lalu. Tapi dia tahu jika WS 2 tahun lalu ada di sini, CH bisa menghadapinya. Tapi Cale masih punya firasat buruk. Dia berhenti berjalan dan melihat keluar gua.

Cale mengatakan bahwa tes itu pastinya tidak akan mudah. Dia akhirnya mengerti mengapa dia merasa seperti tercekik. Karena dewa tersegel bukanlah makhluk yang akan menyerah sampai seseorang mengalami momen keputusasaan. Itulah mengapa monster yang dihadapi Cale dalam tes sebelumnya lebih kuat dari ingatan masa lalunya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale bertanya-tanya kapan tes ini akan berakhir. Tes sebelumnya berakhir ketika dia mengatasi keputusasaan dengan mengalahkan monster belut. Ada kriteria di sana. Tapi bagaimana dengan sekarang? Apakah menjadi seorang pengamat adalah keputusasaan dan kesedihannya? Dan sampai kapan dia harus seperti itu? Apa kriteria di sini? Tes yang diberikan oleh dewa pasti memiliki kriteria, tapi apa itu? Bagaimana dia mengatasi tes ini?

Tapi Cale menemukan jawabannya. Dia menyimpulkan sendiri kriteria yang dia bisa mengerti. Dia tidak sedih atau putus asa karena rekan-rekannya tidak bisa melihatnya. Dia hanya membenci situasi ini karena dia tidak bisa melakukan apa pun untuk melindungi rekan-rekannya, atau membantu mereka melewati kesulitan yang telah mereka lalui di masa lalu. Bahkan jika ini hanyalah ilusi.

Cale tahu bahwa dia tidak dapat mengatasi ujian ini dengan memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia adalah hantu atau semacamnya di sini. Itu tidak akan mematahkan ilusi ini. Jadi dia harus menyingkirkan situasi itu sendiri. Untuk melakukan itu, dia harus menargetkan orang yang membuat ilusi ini – dewa  tersegel. Kecuali dia menangani dewa tersegel, masalahnya tidak akan terselesaikan.

Tapi lawannya adalah dewa. Cale bergumam pelan pasti ada cara untuk menyelesaikan tes ini, bahkan jika targetnya adalah dewa. Cale tersenyum dan menatap ke udara seolah mencari seseorang. Tapi saat itulah. Terdengar suara bip. Cale buru-buru mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Itu adalah cintamani. Saat dia meraih cintamani, seseorang muncul di dalamnya.

LSH-lah yang tersenyum dan bertanya kepada KRS apakah dia bisa bicara sekarang (LSH memanggil Cale sebagai Rok Soo meskipun wajahnya adalah Cale sekarang). Cale lalu berkata, “Wow, sial! Ini dia!” LSH bingung, tetapi Cale buru-buru berlari keluar gua sambil memegangi cintamani. Dia pergi ke sungai terdekat dan memegang cintamani di atas sungai.

Cale dengan bersemangat berseru, "Aku bisa melihatnya!" Tubuhnya tidak terpantul dalam air. Tapi cintamani itu terlihat mengambang di udara. Cale kemudian tertawa terbahak-bahak, sementara Park Jin Tae mengatakan bahwa dia sudah gila. LSH menyuruh PJT tutup mulut. Cale terus tertawa, mengatakan bahwa Dewa Kematian telah mengatur ini dan tertawa lagi. Mengingat situasinya, dia berpikir keyakinannya tidak salah bahwa Dewa Kematian mempersiapkan cintamani itu untuk situasinya saat ini.

Dia mengingat kata-kata Dewa Kematian setelah dia lulus ujian dewa tersegel saat itu. Dewa Kematian berkata kepadanya, “Manusia. Jangan berpikir bahwa ini adalah akhirnya. Kamu tidak pernah tahu kapan kamu akan terhubung kembali dengan orang-orang yang kamu kenal. Takdir adalah sesuatu yang bahkan hukum dunia ini tidak dapat mengerti.” Pada saat itu, Cale bingung dengan kata-kata Dewa Kematian, tetapi setelah dia ada di sini dalam situasi ini, dia memahaminya.

Di antara barang-barang yang dimiliki Cale sekarang, cintamani adalah satu-satunya benda yang bisa dilihat oleh siapa pun. Karena kekuatan dewa kematian yang tidak disegel lebih kuat daripada dewa tersegel. Cale dengan bersemangat berseru bahwa dia bisa menghancurkan segalanya dengan bantuan cintamani ini. Di sisi lain, PJT mengatakan bahwa Cale menakutkan, dan bertanya apakah dia benar-benar gila. LSH menyuruh PJT untuk berhenti mengatakan hal-hal buruk seperti itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 701           

>>>            

Chapter 703

===

Daftar Spoiler